Anda di halaman 1dari 32

TK184305

KIMIA FISIKA
Zat Padat dan Struktur Kristal

Prof. Heru Setyawan


Departemen Teknik Kimia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
https://elkimkor.com
ISU YANG • Ikatan kimia dalam zat
AKAN padat
DIBAHAS
• Energi kohesif padat
• Struktur
kristal dan
hubungannya dengan sifat
makro zat padat
STRUKTUR ZAT PADAT

Kristal (sangat teratur) Amorf, atau non-kristal

• Bahan kristal bisa dalam bentuk kristal tunggal atau agregat dari
banyak kristal è disebut polikristal è dipisahkan oleh batas è batas
grain.
• Bahan polikristal lebih kuat daripada kristal biasa karena kristal
dalam polikristal memiliki orientasi yang berbeda satu sama lain dan
batas grain menghalangi gerak dislokasi è isotropi karena
menunjukkan sifat yang sama dalam setiap bidang dan arah
• Kristal tunggal è anisotropi
ZAT PADAT

Kristal
• memiliki muka yang berkembang dengan baik dan
bentuk yang khas. Difraksi sinar X menunjukkan zat
padat kristalin memiliki struktur teratur dan rapi yang
tersusun atas satuan-satuan yang berulang yang
memiliki orientasi yang sama di seluruh kristal. Satuan
berulang tersebut adalah kelompok dari satu atau lebih
atom, molekul atau ion.

Amorf
• tidak memiliki bentuk kristal yang khas. Jika
dipanaskan, zat padat ini melunak dan melebur pada
rentang suhu tertentu. Difraksi sinar X menunjukkan
struktur yang tidak teratur.
IKATAN KIMIA DALAM ZAT PADAT

Gaya bersih antara dua atom:


FN = FA + FR
Ketika FA dan FR seimbang:
FA + FR = 0
Dalam energi potensial:
r r r
EN = ò FN dr = ò FAdr + ò FR dr = E A + ER
¥ ¥ ¥

𝐴 𝐵
𝐸! = − 𝐸" = −
𝑟 𝑟#
1
𝐴= 𝑧 𝑒 𝑧& 𝑒 𝑛≈8
4𝜋𝜀$ %

• e0 = permitivitas dalam hampa (8,85 ´ 10-12 F/m)


• z1, z2 = valensi ion
• e = muatan listrik elektron (1,602 ´ 10-19 C)
Gaya tarik kuat antara ion
Ion logam positif
positif dan negatif

Awan logam negatif

(a) (b)
Gaya tarik lemah antara
atom-atom terpolarisasi

Ion positif Elektron valensi Pusat antara muatan positif dan negatif
berbagi Yang terpisah dalam setiap atom
(c) (d)

Tipe Dasar Ikatan Kimia: (a) logam, (b)


ion, (c) kovalen, (d) van der Waals
IKATAN KIMIA DALAM ZAT PADAT
Zat padat Tipe ikatan Pembentukan Energi ikatan Contoh tipikal
(eV/atom)
Kovalen Ikatan kovalen, Berbagi elektron antara 2–6 Karbon (intan),
atom atau dua atom Ge, Si, SiC, BN
homopolar
Ion Ikatan ion atau Perpindahan elektron dan 0–2 Alkali halida
elektrostatis interaksi Coulomb antara
kation and anion
Logam Logam Elektron bergerak bebas 1–5 Semua logam
dalam deretan ion positif dan paduan
Molekuler Molekul Gaya tarik lemah karena 0,002–0,1 Gas mulia
(van der interaksi dipole-dipole
Waals) antar pasangan
Ikatan Tarikan atom Ikatan elektrostatis atom 0,5 Es, senyawa
hidrogen hidrogen antar dua H dengan atom organik, bahan
atom yang lain elektronegatif biologi
ZAT PADAT LOGAM

• Ikatan logam ditemukan pada tabel periodik unsur golongan IA dan


IIA, dan pada kenyataannya, untuk semua logam unsur.
• Beberapa perilaku umum berbagai tipe bahan (misal: logam, keramik,
polimer) bisa dijelaskan dengan tipe ikatan ini.
• Contoh: logam adalah konduktor listrik dan panas yang baik, sebagai
akibat elektron bebasnya. Sebaliknya, bahan yang ikatannya ion dan
kovalen umumnya isolator panas dan listrik yang jelek yang
disebabkan tidak adanya elektron bebas dalam jumlah yang banyak.

• Energi ikatan logam M: DH°


untuk M(c) ® M(g).
• Panas sublimasi padatan
menjadi gas monatom pada 1
bar
• Dapat dicari dari tekanan
uap padatan menggunakan
persamaan Clausius-
Clapeyron.
ZAT PADAT KOVALEN
• Molekul unsur non-logam (H2, Cl2, F2, dan lain-
lain), molekul atom tak sejenis, mis.: CH4, H2O,
HNO3 dan HF, padatan unsur, mis: intan (C), Si,
Ge dan padatan lain yang tersusun atas unsur-
unsur yang terletak pada sisi kanan tabel periodik,
mis: GaAs, InSb dan SiC.
• Ikatan kovalen bisa sangat kuat, seperti pada
intan, yang sangat keras dan memiliki suhu lebur
yang sangat tinggi (> 3550 °C), atau bisa sangat
lemah seperti dengan bismuth, yang melebur pada
kira-kira 750 °C.
• Ec untuk zat padat kovalen padat dicari dari nilai
DHf° untuk zat padat dan atom gas.
– Contoh: Ec dari SiC adalah DH° dari SiC(c) ® Si(g) +
C(g)
C (intan) C (grafit) Si SiC SiO2 (kuarsa)
709 711 451 1227 1851
ZAT PADAT ION
• Gaya ikatan tarik adalah Coulomb.
• Untuk dua atom yang terisolasi, energi tarik dan
tolak:
A B
EA = - ER = - n
r r

• Energi ikatan = DH° untuk proses:

NaCl(c ) ¾¾®
(a )
Na (c ) + 12 Cl 2 (g ) ¾¾®
(b )

Na (g ) + Cl(g ) ¾¾®
(c )
Na + (g ) + Cl- (g )

Ec[NaCl(c)] = –DHf°[NaCl(c)] + DHf°[Na(g)] + DHf°[Cl(g)] + NAI(Na) – NAA(Cl)

NaCl NaBr LiF CsCl ZnCl2 MgCl2 MgO CaO


786 751 1041 668 2728 2519 (3800) (3400)
ZAT PADAT MOLEKUL
• Ec untuk zat padat molekuler adalah enthalpy
sublimasi.
• Lemahnya gaya antar molekul dibandingkan
dengan ikatan kimia berarti bahwa Ec untuk
kristal molekuler biasanya nilainya lebih kecil
daripada untuk kristal kovalen, ion atau logam.

Ar Kr CH4 n-C19H40 H2O H2S Cl2 I2


7,5 10,5 9,6 113 51 21 27 61
STRUKTUR KRISTAL
• Susunan atom, molekul atau ion dalam kristal à
basis atau motif struktural.
• Model sederhana struktur kristal:
– Titik mewakili pusat ion, atom atau molekul à disebut
titik lattice (kisi).

• Keseluruhan titik lattice membentuk lattice (kisi)


kristal atau lattice (kisi) ruang à deretan titik
imajiner yang disusun sedemikian rupa dalam
ruang sehingga setiap titik memiliki tetangga yang
identik.

M W

Lattice Basis Struktur


kristal
STRUKTUR KRISTAL: BASIS
• Suatu kristal mengandung satuan struktural, disebut basis
(atau motif struktural), yang berulang dalam tiga dimensi
menghasilkan struktur kristal.
• Sekeliling setiap satuan yang berulang adalah sama
diseluruh kristal (dengan mengabaikan efek permukaan).
• Basis bisa berupa atom atau molekul tunggal, atau bisa
berupa sekelompok kecil atom, molekul atau ion.
• Setiap kelompok basis berulang memiliki struktur yang
sama dan orientasi ruang yang sama seperti kelompok basis
yang lain dalam kristal. Tentu saja, basis harus memiliki
komposisi stoichiometri yang sama seperti kristal.
• Contoh basis:
– NaCl, satu ion Na+ dan satu ion Cl-.
– Cu, atom Cu tunggal.
– Zn, dua atom Zn.
– Intan, dua atom C; dua atom dikelilingi secara tetrahedral oleh
empat karbon tetapi empat ikatan pada satu atom basis berbeda
orientasinya dengan ikatan pada atom yang lain.
– CO2, empat molekul CO2.
– Benzene, empat molekul C6H6.
STRUKTUR KRISTAL: SATUAN SEL
• Ruang kisi kristal dapat dibagi menjadi paralelpipedum
yang identik dengan menggabungkan titik-titik lattice
dengan garis lurus.
• Setiap paralelpidum disebut satuan sel. Cara dimana
kisi dipecah menjadi satuan sel tidak khas.
• Dalam kristalografi, satuan sel dipilih sehingga ia
memiliki simetri paling banyak dan memiliki volume
paling kecil.

Dua cara memecah kisi dua dimensi menjadi


satuan sel
STRUKTUR KRISTAL: SATUAN SEL
• Dalam kerangka ini, sistem koordinat x, y, z ditetapkan
dengan titik pusatnya pada salah satu sudut satuan sel;
setiap sumbu x, y dan z bertepatan dengan salah satu
sisi paralelpidum yang memanjang dari sudut ini.
• Dalam tiga dimensi, satuan sel adalah paralelpidum
dengan panjang sisi a, b, c dan sudut a, b, g, dimana a
adalah sudut antara sisi b dan c, dst. à PARAMETER
KISI

Satuan sel dengan sumbu


koordinat x, y, z,
menunjukkan panjang sisi (a,
b dan c) dan sudut antar sisi
(a, b dan g).
STRUKTUR KRISTAL:
Tabel 1.4 Hubungan parameter lattice
sistem kristal.
SATUAN
dan gambar yang menunjukkan geometri satuan selSEL
untuk tujuh

Sistem kristal Primitif (P) Terpusat-badan (I) Terpusat-muka (F) Terpusat-sisi (C)
Kubus
a=b=c
a = b = g = 90°

Heksagonal
a=b¹c
a = b = 90°, g = 120°

Tetragonal
a=b¹c
a = b = g = 90°
Rhombohedral
(Trigonal)
a=b=c
a = b = g ¹ 90°
Orthorombic
a¹b¹c
a = b = g = 90°

Monoclinic
a¹b¹c
a = g = 90° ¹ b

Triclinic
a¹b¹c
a ¹ b ¹ g ¹ 90°
STRUKTUR KRISTAL: SATUAN SEL

Titik kisi yang ditunjukkan dibagi oleh


empat satuan sel pada ketinggian yang
sama dan empat satuan sel lagi (tidak
ditunjukkan) tepat diatasnya.

(a) Kisi terpusat dua dimensi. (b) Kisi yang sama


dibagi menjadi satuan sel primitif.
STRUKTUR KRISTAL: NOTASI TITIK &
BIDANG
• Posisi sebuah titik dalam sel ditetapkan dengan
memberikan koordinatnya sebagai fraksi panjang
satuan sel a, b dan c.
• Titik pada pusat koordinat adalah 000; titik lattice
bagian dalam pada lattice I adalah pada ½ ½ ½; titik
pada pusat muka yang dibatasi oleh sumbu a dan c
adalah 0 ½ ½.
• Orientasi bidang kristal digambarkan oleh indeks
Miller-nya (hkl), yang diperoleh dengan langkah-
langkah berikut:
1) cari titik potong bidang pada sumbu a, b, c dalam
suku-suku perkalian panjang satuan sel a, b, c;
2) ambil kebalikan angka ini;
3) jika pecahan diperoleh dalam langkah 2, kalikan
ketiga angka tersebut dengan bilangan bulat terkecil
yang akan memberikan seluruh angka. Jika titik
potong bidang adalah negatif, ini ditunjukkan dengan
tanda garis diatas indeks Miller terkait.
STRUKTUR KRISTAL: NOTASI TITIK &
BIDANG
s t u
r

c b
a
(a) Bidang (220). (b) Bidang (110). (c) Bidang (111). Dua satuan sel
ditunjukkan pada (a) dan pada (b); satu ditunjukkan pada (c).

• Bidang yang diarsir yang diberi label r memotong sumbu a pada a/2 dan
sumbu b pada b/2 dan terletak sejajar dengan sumbu c (memotong pada
¥). Langkah 1 memberikan ½, ½, ¥. Langkah 2 memberikan 2, 2, 0. Jadi,
indeks Miller adalah (220).
• Bidang yang diberi label s mempunyai indeks Miller (110).
• Bidang yang diberi label t memiliki titik potong 3/2 a, 3/2 b, ¥; langkah 2
memberikan 2/3, 2/3, 0, dan indeks Miller adalah (220).
• Bidang u mempunyai titik potong 2a, 2b, ¥, sehingga langkah 2
memberikan ½, ½, 0, dan langkah 3 memberikan (110). Juga
ditunjukkan adalah bidang (111) dan bidang (100).
• Semakin tinggi nilai indeks Miller h dari sebuah bidang, semakin dekat
titik potong a dari bidang ke titik pusatnya.
INDEKS MILLER
• Selain memberikan orientasi bidang tunggal, indeks
Miller juga digunakan untuk menunjukkan seluruh
tumpukan bidang sejajar yang berjarak sama.
• Bidang s, u dan bidang yang jumlahnya tak berhingga
yang sejajar dengan bidang tersebut dan dipisahkan oleh
jarak yang sama seperti s dan u membentuk himpunan
bidang (110). Himpunan bidang (220) dipandang
meliputi bidang (110) ditambah bidang ditengah-tengah
antara bidang (110). Bidang r, s, t, . . . membentuk
himpunan (220).
• Dalam menentukan indeks Miller dari sebuah himpunan
bidang sejajar yang berjarak sama, yang dilihat adalah
titik potong bidang terdekat dengan titik pusat
koordinat tetapi yang tidak mengandung titik pusat.

r s t u

c b
a (c)
(a) (b)
Tentukan indeks Miller untuk bidang yang ditunjukkan pada
sketsa (a).

Karena bidang melalui titik pusat O yang dipilih, titik pusat baru
dipilih pada sudut satuan sel yang berbatasan, O’ (sketsa (b)). Bidang
ini sejajar dengan sumbu x, dan titik potong adalah ∞a. Merujuk ke
O’, titik potong sumbu y dan z adalah –b dan c/2. Langkah 2
memberikan ∞, –1, ½. Langkah 3 memberikan 0, –1, 2 dan indeks
Miller adalah 0 1 2 .
KRISTAL LOGAM
• Atom logam berbentuk bola dan struktur unsur
logamnya dapat digambarkan dalam berbagai cara
pengemasan bola.
• Dua karakteristik penting lain struktur kristal
adalah bilangan koordinasi CN dan faktor
pengepakan atom (atomic packing factor,
APF).
• CN: jumlah atom terdekat atau bersentuhan yang
sama dari setiap atom
volume atom dalam sel satuan
APF =
volume sel satuan total

Pembentukan kisi kubus


sederhana dan kisi kubus
terpusat muka
STRUKTUR KUBUS SEDERHANA

• Jarang karena pengemasan yang jelek (hanya Po yang


memiliki struktur ini)
• Arah pengemasan terdekat adalah sisi kubus
• CN = 6
(Jumlah tetangga terdekat
VOLUME SEL FCC
• Panjang diagonal = 4R
• Volume kubus = a3
• Dari segitiga siku-siku pada
sisi/bidang kubus:

𝑎 = 2𝑅 2

• Volume sel satuan FCC:


(
𝑉' = 𝑎( = 2𝑅 2 = 16𝑅 ( 2
APF untuk FCC
volume atom dalam sel satuan 𝑉!
APF = =
volume sel satuan total 𝑉"

• Volume atom (bola) FCC:


4 ( 16 (
𝑉) = 4 𝜋𝑅 = 𝜋𝑅
3 3
• Volume sel satuan total:

𝑉' = 16𝑅 ( 2

• Jadi,

𝑉! 16⁄3 𝜋𝑅#
APF = = = 0,74
𝑉" #
16𝑅 2
PEMBENTUKAN STRUKTUR KRISTAL

Body-centered cubic (BCC) Hexagonal close-pack (HCP)

• CN = 8 • CN = 12
• APF = 0,68 • APF = 0,74
• Contoh: Cr, Mo, W, Ba, Li, • Contoh: Be, Mg, Cd, Co,
Na, K, Rb dan Cs Zn, Ti dan Tl
KRISTAL ION
Per satuan sel (FCC):
• Jumlah ion Cl– = 8/8 + 6/2 = 4
- + - • Jumlah ion Na+ = 12/4 + 1 = 4
+ - + + - +
- • Jumlah satuan rumus per
+ -
+ - + satuan sel, Z = 4
- + - - + - • CN = 6
+ - + • LiH, KF, KH, KCN, LiCl,
- + - NaBr, NaCN, MgO, CaO,
+ - + + - +
- + - MgS, AgBr, MnO, PbS, CeN,
FeO
(a) Sel satuan NaCl; (b) Susunan ion NaCl.

Per satuan sel (kubus


sederhana):
+ + • Z=1
- • CN = 8
+ + • CCl, CsBr, CsI, TlCl, TlBr,
TlI, NH4Cl, CuZn (b-
kuningan), AgZn

(a) Sel satuan CsCl; (b) Susunan ion CsCl.


1
0,1 0,1
2
1 3 1 3
, ,
4 4 4 4
1 1
0,1
2 2
1 3 1 3
, ,
4 4 4 4

1
0,1 0,1
2

Proyeksi satuan sel ke dasar Satuan sel CaF2 (biru F)

STRUKTUR KRISTAL CaF2


(fluorite) à FCC
SATUAN SEL INTAN
• CN = 8
• Z=8

Contoh lain: Si dan Ge

KRISTAL KOVALEN à
umumnya FCC
Struktur Br2(c) dan I2(c) Satuan sel CO2
(Orthorombik)

KRISTAL MOLEKUL
DENSITAS KRISTAL
Z = jumlah satuan rumus per satuan sel
𝑍𝑀 M = berat molekul
𝜌=
𝑉9 𝑁: Vs = volume sel
NA = bilangan Avogadro

Silikon (Si) mengkristal dalam kisi kubus terpusat sisi yang sama
seperti intan. Jadi, untuk Si: a = b = c dan Z = 8. Untuk kristal
tunggal sangat murni Si pada 22,5°C dan 0 atm didapatkan
(Seyfried dkk., Z. Phys. B, 87, 289, 1992)

r = 2,329032 g/cm3, M = 28,08538 g/mol, a = 5,431020 Å

Cari NA.

Penyelesaian:

𝑍𝑀 8 28,08538
𝑁! = = = 6,02214×10&( mol*%
𝜌𝑎( 2,329032 5,431020×10*%$ (
Pekan depan:
Teori kinetika gas

Anda mungkin juga menyukai