DI SUSUN OLEH :
2022
I. PENDAHULUAN
Menurut undang undang RI tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) No.20 Tahun
2008 dalam Bab 1 Pasal 1 dijelaskan bahwasanya : Usaha Kecil adalah usaha perorangan atau
badan usaha yang bukan bagian merupakan bagian dari usaha atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha menengah adalah usaha perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan bagian dari usaha kecil atau usaha besar. Sedangkan Usaha Besar
adalah usaha yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau penjualan
tahunan lebih dari usaha menengah.
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan satu-satunya pelaku ekonomi yang
mampu berdiri tegap jika dibandingkan dengan perusahaanperusahaan besar ketika terjadi
krisis moneter pada tahun 1998. Pasca krisis moneter ini UMKM berperan mendorong laju
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga UMKM menjadi salah satu alternatif penyedia
lapangan pekerjaan dengan berbagai inovasi yang dihasilkan serta dapat mengurangi
pengangguran di Indonesia.
UMKM memiliki berbagai permasalahan yang dihadapi. Secara umum permasalahan yang
dihadapi UMKM dapat disederhanakan menjadi dua kelompok, yaitu rendahnya kemampuan
pengelola usaha terutama disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM dan terbatasnya akses
UMKM kepada sumber daya produktif. Keterbatasan yang hampir berlaku umum bagi
UMKM ini terutama menonjol pada aspek kompetensi kewirausahaan, manajemen, teknik
produksi, perencanaan, pengembangan produk, akuntansi, dan tekhnik pemasaran.
Konveksi Tas Loram Kulon merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berada pada
desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Salah satu aspek strategis perusahaan
agar dapat bersaing dalam dunia bisnis adalah perencanaan dan tersedianya produk untuk
memenuhi tuntutan pasar, sehingga kemampuan dalam meramalkan keadaan bisnis dimasa
depan sangat dibutuhkan. Permasalahan yang dihadapi oleh pemilik konveksi adalah
bagaimana membuat beberapa penganggaran berdasarkan data yang telah direkam
sebelumnya. Hal tersebut sangat berpengaruh pada keputusan pemilik untuk menentukan
jumlah produksi tas yang harus disediakan oleh konveksi.
Sumber daya manusia pada saat ini merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap
melakukan usaha. Meskipun zaman sekarang sudah tercipta alat alat yang sangat canggih
dalam hal membantu pekerjaan manusia, namun faktoir sumber daya manusia tetap tidak
mungkin bisa dihilangkan. setiap sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan
merupakan asset bagi perusahaan dan harus di pelihara dengan baik. Perusahaan akan
mempertahankan karyawan yang memiliki kinerja yang baik guna menunjang proses usaha.
Mengatur karyawan sangatlah sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai pikiran,
perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang beraneka ragam yang dibawa ke dalam
usaha. karyawan tidak dapat diatur dan kuasai sepenuhnya, seperti mengatur mesin, modal,
ataupun gudang.
Adapun rumusan masalah dalam observasi ini adalah bagaimana manajemen yang dilakukan
dalam mengembangkan usaha konveksi tas di Loram Kulon, Jati, Kudus.
Adapun tujuan dari observasi adalah kajian keseluruhan proses manajemen dalaam usaha
Konveksi Tas di Loram Kulon, Jati , Kabupaten Kudus serta untuk mengevaluasi dan
memberi masukan usaha demi keberlangsungan usaha agar terus maju dan bertahan lama.
Menerapkan semua rencana bisnis yang telah dibuat sebelumnya menjadi bisnis
nyata, kemudian dilakukan analisis secara mendalam terhadap penerapan strategi
yang telah disusun.
Untuk mengetahui pemahaman pengelola UMKM mengenai konveksi tas
Untuk mengetahui penyajian laporan keuangan, kinerja karyawan, cara pembuatan
konveksi tas.
Penelitian ini dilakukan menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari hasil
pengamatan di lapangan melalui wawancara dan observasi terhadap subjek penelitian ini
adalah :
Data tentang profil umum Desa Loram Kulon sebagai desa yang produktif konveksi
tas
Data mengenai pemahaman, penyajian laporan keuangan, kinerja karyawan UMKM
konveksi tas di desa Loram Kulon.
II. PROFIL UMKM
Dari hasil wawancara dengan pengelola UMKM diketahui bahwa pengelola UMKM belum
mengetahui tentang membuat laporan keuangan. Pengelola konveksi tersebut hanya paham
tentang teorinya saja dan tidak menerapkan dalam pencatatan laporan keuangan. Hal tersebut
dikarenakan persepsi mereka menganggap bahwa hal tersebut tidak perlu dilakukan, dan
mereka juga percaya bahwa dengan pengalaman yang mereka lalui mereka akan sukses tanpa
ada pencatatan keuangan.
Hasil wawancara dengan Bapak Teguh menunjukkan bahwa beliau sudah menekuni bisnis
konveksi selama 16 tahun dan mendirikan usahanya sendiri sejak tahun 2007 yang diberi
nama “Al Azka” dengan pengahisan omset pertahunnya bisa mencapai Rp195.000.000.
Usaha yang mereka jalani tidak selamanya mulus, akan tetapi juga mengalami jatuh bangun.
Namun beliau tidak pernah menyerah, karena beliau yakin bahwa usaha yang besar di mulai
dari usaha yang kecil dan penuh perjuangan. Awal mulanya beliau bekerja di salah satu
konveksi tas milik Bapak Wisnu dan tidak lama beliau memulai usahanya dikarenakan sudah
tidak diberikan pekerjaan menjahit lagi oleh Bapak Wisnu. Awalnya beliau sudah memiliki
keahlian dibidang jahit dan tidak lama kemudian beliau memulai usahanya modal nekat dan
mulai mengsurvei tas apa yang sedang hits atau diminati pada masa itu.
Usaha konveksi beliau diberi nama Al Azka yang memproduksi berbagai macam tas sekolah
untuk semua kalangan, tas fashion, dan model tas tas yang tengah booming sekarang.
Produk UMKM Konveksi Al Azka
Tahun 2022
Tahun 2022
A. Penganggaran Variabel
Anggaran variabel adalah anggaran yang berisi perkiraan terperinci tentang biaya-
biaya yang akan dikeluarkan perusahaan pada berbagai tingkat kegiatan (output).
Jenis Biaya Aset
Jumlah aset usaha 80.000.000
Listrik 1.000.000
Peralatan produksi 30.000.000
Gaji karyawan 1.000.000
Asuransi 2.000.000
Biaya pemasaran tahun 2022 Rp 720.000.000 dengan harga jual
Rp70.000/unit dan tahun 2023 diprediksikan naik 20% nya
Biaya administrasi dan umum pada tahun 2023 diprediksikan sebesar
Rp50.000.000
B. Penganggaran Modal
Penganggaran modal meliputi keseluruhan proses perencanaan pengeluaran uang
untuk investasi jangka panjang (lebih dari 1 tahun) beserta dengan proyeksi arus
kas yang akan diterima di masa yang akan datang.
IO 20 TAHUN KE 2
T 2 BULAN KE 10 9,6
PP 2,800
D 22 HARI KE 18 18
C 12 20 AKAN KEMBALI
IO 20 TAHUN KE 3
T 3 BULAN KE 2 2,4
DPP 3,263
D 26 HARI KE 12 12
C 18 20 AKAN KEMBALI
NPV 62 JUTA
Keterangan
PP dikatakan layak karena<10 tahun
DPP dikatakan layak karena<10 tahun
NPV dikatakan layak karena nilainya positif
III.2 Manajemen Strategi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara manajemen strategi konveksi tas Al Azka
sebagai berikut :
Strategi SDM
Beliau berhasil merintis usahanya sampai saat sekarang dengan memiliki jumlah
karyawan 12 orang dimana beliau merekrut karyawan lebih memilih tetangga sendiri
dikarekan lebih efektif. Untuk karyawan yang sudah memiliki keahlian dalam bidang
menjahit mereka ditaruh pada bagian pekerjaan inti, sedangkan untuk karyawan yang
pemula dan belum mampu untuk menjahit mereka ditempatkan didalam bidang
packing.
Sistem penggajian yang dilakukan oleh Bapak Teguh adalah sistem borongan dan
perjam. Dalam memasarkan hasil dari produksinya, beliau sudah memiliki pelanggan
atau bakul jadi semisal pelanggan atau bakul membutuhkan barangnya bisa langsung
siap kirim atau siap menerima request dari pelanggan model tas yang mereka
inginkan. Untuk karyawan yang memiliki kinerja yang baik Bapak Teguh akan
memberikan uang tambahan sebagai tanda penghargaan dan bertujuan agar karyawan
menjadi semangat dalam bekerja. Beliau sudah membagi tugas kepada masing masing
karyawan sesuai dengan kemampuannya masing masing, termasuk juga Bapak Teguh
merekrut atau mengambil karyawan sesuai dengan kompetensi atau kemampuan SDM
tersebut seperti mereka dapat membuat tas dan karyawan tersebut cepat tangkap
dengan apa yang diajarkan oleh beliau. Beliau juga mencari karyawan yang memiliki
karakter yang cekatan, tidak banyak menuntut, dan menerima gaji yang sudah
ditentukan.
Strategi Keuangan
Dalam kendala keuangan beliau menggunakan pembukuan asset keluar masuk yang
dibuat Bapak Teguh sendiri dan mengontrol semua biaya pengeluaran.
Strategi Pemasaran
Produk yang beliau jual merupakan dalam bentuk barang. Untuk memasarkan barang
produksinya Bapak Teguh menjualnya sendiri dipasar kliwon Kudus, karena beliau
sudah mempunyai pelanggan disana. Segmentasi atau target usaha dari usaha Al Azka
ini meliputi dari semua kalangan, akan tetapi mereka lebih memfokuskan pada
kalangan anak anak sampai remaja.
Strategi Operasional
Beliau sudah membagi tugas kepada masing masing karyawan sesuai dengan
kemampuannya masing masing, termasuk juga Bapak Teguh merekrut atau
mengambil karyawan sesuai dengan kompetensi atau kemampuan SDM tersebut
seperti mereka dapat membuat tas dan karyawan tersebut cepat tangkap dengan apa
yang diajarkan oleh beliau. Beliau juga mencari karyawan yang memiliki karakter
yang cekatan, tidak banyak menuntut, dan menerima gaji yang sudah ditentukan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada awal berdirinya usaha, permodalan
menggunakan modal pribadi dari pemilik sebesar Rp. 20.000.000. Pemilik memilih memakai
modal sendiri dikarenakan mengurangi resiko jika usahanya tidak lancar, Bapak Teguh tidak
rugi 2 kali karena harus memikirkan hutang yang beliau pinjam.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, pemilik mengatakan bahwa
perusahaan memiliki asset tetap yakni motor untuk proses pengiriman dan mesin jahit untuk
proses produksi tas senilai Rp. 80.000.000,- dari laba bersih usaha. Penjualan dilakukan
secara tunai dengan besar penjualan bulanan kurang lebihnya sebesar Rp.65.000.000
/bulannya, dengan total biaya bulanan yang harus dikeluarkan tidak menentu dikarenakan
terganggun pelanggan memesan bahan yang mau diproduksi.
A. Kendala UMKM
Kendala SDM
Kendala yang dihadapi oleh konveksi Al Azka ini berpengaruh pada pengaruh
kedisiplinan SDM yang bekerja disana, Seperti contoh produksi yang tidak sesuai
dengan rencana produksi salah satunya disebabkan karyawan yang sering absen
atau tidak berangkat bekerja.
Kendala Keuangan
Pengrajin tas Konveksi Al Azka milik Bapak Sumar ini belum menerapkan
pencatatan dan kendala dalam penyusunan laporan keuangan. Apabila banyak
pesanan melebihi target missal pelanggan memesan 1.000 pcs dalam waktu
bersamaan maka Bapak Teguh menolak karena kekurangan modal untuk
memproduksinya.
Kendala Pemasaran
Kendala pemasarannya ada kemungkinan tas tidak terjual karena model tas
sudah tidak sesuai dengan trend yang sedang diminati pada saat ini.
Bapak Teguh harus bersaing dengan produk yang lain, dengan reseller
yang menjual produk yang sama.
Membutuhkan pemikiran yang matang dan waktu yang lebih lama untuk
merencanakan produk supaya laku dipasaran
Harus cermat dalam menetapkan harga agar masih terjangkau oleh
konsumen, tetapi kita sebagai pemilik usaha masih memperoleh
keuntungan.
Kendala Operasional
Mesin Jahit Rusak
Mesin jahit bisa dikatakan nyawa yang utama berdirinya sebuah usaha
dalam bidang konveksi. Mesin jahit yang terus menerus dipakai juga
pastinya membutuhkan masa istirahat beberapa saat agar tidak panas. Kita
sebagai pemilik konveksi tas juga harus paham seluk beluk perawatan agar
tidak membengkak biaya perbaikan bensin, jika satu mesin rusak maka
pekerjaan akan molor dalam beberapa waktu, efisiensi tenaga juga
berpengaruh, pemasukan juga akan mengalami penurunan.
B. Potensi UMKM
Potensi Ekonomi
Bisnis partai sangat bergantung dengan kondisi ekonomi yang sedang terjadi. Jika
ekonomi mengalami penurunan, daya beli masyarakat pun akan menurun. Hal ini
dapat menyebabkan permintaan akan pakaian baru juga berkurang. Mereka akan
cenderung membeli pakaian secara online karena lebih murah dengan waktu yang
cepat. Jika hal ini terjadi, bisnis konveksi tas akan kehilangan pesanan dalam
jumlah yang besar. Bisa bisa bisnis ini akan merumahkan Sebagian atau bahkan
semua karyawan.
Potensi Sosial
Dapat menciptakan lapangan pekerjaan
Meningkatkan keterampilan
Menghasilkan produk yang berkualitas
Memberikan kontribusi ekonomi
Berperan dalam kegaiatan sosial
Potensi Budaya
Konveksi tas memiliki potensi budaya yang sangat besar. Setiap daerah memiliki
kekayaan budaya yang berbeda beda, konveksi tas dapat memanfaatkan kekayaan
budaya tersebut untuk menciptakan tas yang memiliki nilai estetika dan budaya
yang tinggi. Selain itu, konveksi tas juga dapat menggabungkan unsur unsur
budaya dari berbagai daerah untuk menciptakan tas yang memiliki nilai budaya
yang lebih kaya. Misalnya, tas yang terinspirasi dari motif batik dari Jawa, namun
dibuat dengan bahan kulit asli dari Sumatra. Dengan memanfaatkan potensi
budaya pada konveksi tas, tidak hanya dapat meningkatkan nilai estetika tas,
tetapi juga dapat membantu melestarikan dan mempromosikan budaya budaya
daerah yang kaya dan beragam di Indonesia.
Potensi Politik
Dalam hal politik, konveksi tas dapat terpengaruh oleh kebijakan dan regulasi
pemerintah terkait dengan perdagangan internasional, pajak, dan ketentuan
lingkungan yang ketat. Selain itu, stabilitas politik juga dapat mempengaruhi
kondisi ekonomi secara keseluruhan, yang dapat berdampak pada permintaan dan
pasar untuk produk konveksi tas.
IV. SOLUSI DAN REKOMENDASI
Memberikan reward kepada para karyawan yang memenuhi target kerja dan
menghasilakn rpduk yang rapi sesuai dengan ketentuan keiteria usaha.
Sehingga mampu meningkatkan loytalitas para karyawan
Mengali informasi mengenai pecatatan keuangan untuk keberlangsungan
usaha, pak Teguh ataupun keluarga harus memiliki pengetahuan mengenai
pecatatan keuangan hal ini berguna agar memantau berapa arus keuangan yang
keluar dan masuk.
Mengikuti perkembangan zaman lalu mengaplikasikan kepada model tas tas
yang akan diproduksi, sehingga tas yang dibuat tidak tertinggal zaman.
Konsisten dalam menetapan harga, memilih harga yang sesuai dengan
keperluan produksi jika sewaktu – waktu harga bahan baku naik tidak perlu
menaikan harga produk karena estimasi harga produk masih tetap untung.
Meningkatkan teknologi pada mesin – mesin produksi demi keperluan
produksi guna mengejar target, melakukan pembenahan berkala serta
memperbanyak mesin produksi.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Konveksi Tas Loram Kulon merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
berada pada desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Konveksi
tersebut dikelola oleh Bapak Teguh yang sudah mendirikan usahanya sendiri sejak
tahun 2007 .Usaha konveksi beliau diberi nama Al Azka memproduksi berbagai
macam tas sekolah untuk semua kalangan, tas fashion, dan model tas tas yang
tengah booming sekarang. Pada tahun 2022 produksi konveksi Al Azka mencapai
11.143 pcs tas dengan angka penjualan pada tahun sebesar Rp780.000.000. Pada
data diperoleh kesimpulan bahwa penjualan per tahunnya mengalami naik turun.
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di konveksi Al Azka
sebanyak 12 orang karyawan sesuai dengan kebutuhan dan keahlian yang telah
ditentukan. Mereka merupakan tetangga sekitar rumah pak Teguh memiliki sifat
disiplin, bertanggung jawab, jujur, cekatan, dan rajin. Konveksi tersebut
manajemen operasionalnya mengelola bahan baku kain lembaran atau 1 roll yang
diperoleh dari supplier langganan Toko Chekly di Kudus jawa tengah. Sedangkan
target pemasaran produknya melalui para penjual grosir tas seperti dipasar kliwon
Kudus. Serta daerah pemasaran mencakup kabupaten Kudus, Pati, dan Demak.
Untuk manajemen keuangan perusahaan pak Teguh membuat laporan
keuangan yang dibukukan menjadi laporan keluar masuk yang di susun sejak
tahun 2015 dan dijadikan evaluasi kinerja perusahaan. Pak Teguh mendirikan
usaha dengan menggunakan modal pribadi sebesar Rp. 20.000.000. Dan tentunya
setiap usaha memiliki potensi dan kendala, begitupun konveksi Al Azka memiliki
potensi dan cara untuk mengatasi kendala tersebut.
B. Saran
Saran kami untuk manajemen pemasaran konveksi Al Azka seiring
berkembangnya teknologi semakin pesat mereka perlu melakukan pemanfaatan
media sosial sebagai platform diital. Media sosial tersebut seperti marketplace
(shopee, lazada, tokopedia, dll), instagram, tiktok, facebook. Sehingga nantinya
memperluas pemasaran dan meningkatkan penjualan.