Anda di halaman 1dari 30

2 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

3 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

GAMBARAN UMUM

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GEOGRAFI

IKLIM DAN TOPOGRAFI

DEMOGRAFI
4 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

GEOGRAFI

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dibentuk berdasarkan Undang-undang


Nomor 27 Tahun 2000, terdiri dari 2 (dua) Kabupaten yaitu Bangka, Belitung dan
1 (satu) Kota yaitu Pangkalpinang. Sesuai dengan tuntutan dan perkembangan
pembangunan, berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 2003 telah
dibentuknya 4 (empat) kabupaten baru yaitu Bangka Tengah, Bangka Barat,
Bangka Selatan dan Belitung Timur, sehingga saat ini jumlah kabupaten dan kota
menjadi 6 (enam) Kabupaten dan 1 (satu) Kota.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104º50’
sampai 109º30’ Bujur Timur dan 0º50’ sampai 4º10’ Lintang Selatan, terdiri dari
gugusan dua pulau yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Pulau-pulau kecil yang
mengitari Pulau Bangka antara lain Nangka, Penyu, Burung, Lepar, Pongok, Gelasa,
Panjang, Tujuh, sedangkan Pulau Belitung dikelilingi oleh pulau-pulau kecil antara
lain Pulau Lima, Lengkuas, Selindung, Pelanduk, Seliu, Nadu, Mendanau, Batu
Dinding, Sumedang dan pulau-pulau kecil lainnya.

Secara geografis, letak Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berbatasan dengan:


- Sebelah Barat dengan Selat Bangka
- Sebelah Timur dengan Selat Karimata
- Sebelah Utara dengan Laut Natuna
- Sebelah Selatan dengan Laut Jawa

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah
laut dengan luas wilayah mencapai 81.725,14 km². Luas daratan lebih kurang
16.424,14 km² atau 20,10 persen dari total wilayah dan luas laut lebih kurang
65.301 km² atau 79,90 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
5 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Belitung. Wilayah daratan terbagi dalam 6 (enam) kabupaten dan 1 (satu) kota,
untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

0.72%

12.95% Bangka Selatan


21.96%
Bangka
Bangka Barat
13.97%
Belitung Timur

17.97% Belitung
15.26% Bangka Tengah
Pangkal Pinang
17.17%

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Babel 2018

Gambar 1. Persentase Luas Wilayah Kepulauan Provinsi Bangka Belitung


6 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

IKLIM DAN TOPOGRAFI

Kepulauan Bangka Belitung memiliki iklim tropis yang dipengaruhi angin


musim yang mengalami bulan basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan
bulan kering selama lima bulan terus menerus. Keadaan alam Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sebagian besar merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian
kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50
meter di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk
gunung Maras mencapai 699 meter, Gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang
lebih 500 meter di atas permukaan laut. Sedangkan untuk daerah perbukitan
seperti bukit Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter dan
Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut
(Gambar 2).

100
90
80 89

70
60
50
40
30
20 27
10
1.01 4.5
0
Suhu (0 C) Kelembapan (%) Tekanan Udara Kecepatan Angin
(ribu mb) (knot)

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Babel 2018 (Pengukuran pada kota Pangkal
Pinang)

Gambar 2. Suhu, Kelembapan, Tekanan Udara dan Kecepatan Angin


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
7 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hasil proyeksi


penduduk pada tahun 2017 sebesar 1.430.865 orang, dengan laju pertumbuhan
2015-2017 sebesar 4,23 persen. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2017
sebanyak 743.931 orang dan penduduk perempuan sebanyak 686.934 orang
(Gambar 3). Maka rasio jenis kelamin di Kepulauan Bangka Belitung sebesar
108,30. Adapun tingkat kepadatan penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mencapai 87 orang per km2. Apabila dilihat menurut kabupaten/kota, Kota
Pangkalpinang memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 1.720 orang per
km2 dan Kabupaten Belitung Timur memiliki tingkat kepadatan terendah yaitu 50
orang per km2.

99465
Pangkal Pinang 104927
89700
Bangka Tengah 98903
87895
Belitung 94523
59712
Belitung Timur 64875
97927
Bangka Barat 106851
155314
Bangka 168991
96921
Bangka Selatan 104861

0 50000 100000 150000 200000

Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah Penduduk Laki-Laki

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Babel 2018

Gambar 3. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan


8 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Penduduk usia kerja menurut kegiatannya dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu
Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan Kerja (BAK). Pada Agustus tahun 2018
Profil Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Agustus 2018
penduduk usia kerja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 1.073.861
orang, 66,79 persen diantaranya termasuk dalam angkatan kerja dan 33,21 persen
adalah bukan angkatan kerja (Gambar 4). Angkatan kerja merupakan penduduk
usia kerja yang bekerja atau sementara tidak bekerja dan pengangguran. Dari
66,79 persen angkatan kerja, sebanyak 96,35 persen adalah mereka yang bekerja
sementara sisanya sebanyak 3,65 persen merupakan pengangguran.

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Babel 2018

Gambar 4. Persentase penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja


9 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

POTENSI DAN PELUANG INVESTASI


SEKTOR SUMBERDAYA MINERAL

Timah

Mineral Ikutan Timah

Pasir Kuarsa

Kaolin
10 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

TIMAH

Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah
sekunder yang terdapat di alur alur sungai di darat termasuk pulau pulau timah
dan di lepas pantai Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer
yang mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya
terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan berat jenis dengan bahan
lainnya Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit lapuk dan terangkut oleh
air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.
Sumberdaya mineral timah secara umum yang mencakup tambang darat (on
shore) dan tambang laut (off shore). Provinsi Bangka Belitung memiliki jumlah
sumberdaya tambang darat (on shore) sebesar 502.496 ton dan tambang laut (off
shore) sebesar 396.853 ton.
Wilayah yang berpotensi memiliki sumberdaya timah terbesar yaitu Bangka
dengan jumlah sumberdaya sebesar 1.462.811.191 m3 di darat dan sebesar
834.711.554 m3 di laut . Kadar mineral timah tertinggi di kabupaten Bangka
Selatan 0,22 kg/m3 sebanyak 132.068.772 m3 sedangkan untuk kadar terendah
yaitu 0,04 kg/m3 dengan jumlah sumberdaya sebesar 227.738.905 m3 terdapat di
kabupaten Belitung. Secara berturut-turut daerah dengan sumberdaya timah
tertinggi hingga terendah sebagai berikut Bangka, Belitung Timur, Bangka Barat,
Bangka Selatan, Bangka Tengah dan Belitung . Selain itu, Kota Pangkal Pinang tidak
memiliki potensi mineral timah darat maupun laut.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak pada 104°50’ sampai 109°30’
Bujur Timur dan 0°50’ sampai 4°10’ Lintang Selatan yang sangat potensial dengan
potensi sumberdaya mineral timah yang termasuk kedalam jalur atau sabuk timah
internasional (tin belt). Potensi sumberdaya mineral timah tersebut dapat
11 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

digunakan untuk perhitungan analisis peningkatan nilai tambah di wilayah Bangka


Belitung.

Tabel 1. Sumberdaya Mineral Timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Jumlah Sumberdaya
Darat Laut
Kabupaten/Kota
Volume (m3) Kadar Tonase Volume (m3) Kadar Tonase
(kg/m3) (ton) (kg/m3) (ton)
Bangka 1,462,811,191 0.09 126,213 834,711,554 0.15 126,108
Bangka Barat 767,224,490 0.09 66,508 762,078,672 0.11 85,387
Bangka Selatan 132,068,772 0.22 28,814 311,094,530 0.13 38,855
Bangka Tengah 404,295,773 0.08 34,001 65,424 0.09 5,633
Pangkal Pinang 0 0 0 0 0.00 0
Belitung 227,738,905 0.04 9,109 0 0.00 0
Belitung Timur 643,817,292 0.20 128,721 393,033,074 0.15 59,373
Lintas Kabupaten 1,072,393,570 0.11 109,130 638,393,603 0.13 81,497
Total 4,710,349,992 0.11 502,496 3,004,736,423 0.12 396,853
Sumber : Data Sumberdaya PT Timah Tbk per 31 Desember 2018

Indonesia dan RRT menguasai lebih dari 65% produksi timah dunia tiap
tahunnya. Namun berbeda dengan RRT yang produksi timahnya terserap oleh
industri dalam negerinya, produksi timah Indonesia hampir 94% dialokasikan
untuk keperluan ekspor, hanya sekitar 6% terserap oleh industri dalam negeri. Di
pasar internasional timah diperdagangkan untuk memenuhi kebutuhan industri
glass, brass and bronze, tin plate, tin solder dan tin chemical dengan presentasi
glass 2%, brass and bronze 5%, tin plate 17%, tin solder 52% dan tin chemical
15,9% (Gambar 5).
12 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Gambar 5. Peta Industri Timah

 Investasi dan Peluang Pengembangan

Pengolahan dan pemurnian timah yang dilakukan PT Timah telah


menghasilkan berbagai macam produk yang siap dipakai untuk industri
berikutnya. Potensi Bangka Belitung terutama di bidang perikanan dan pertanian,
adanya kelompok usaha pangan dapat didukung dengan adanya industri
pengalengan terhadap produk yang dihasilkan. Program pemerintah provinsi
Bangka Belitung dengan adanya pembangunan kawasan Industri Sadai,
pembangunan pelabuhan laut internasional, penandatanganan perjanjian Ind ,
serta rencana pembangunan tol yang menghubungkan Palembang-Babel
merupakan faktor pendukung keberhasilan pengembangan industri ini.

Dengan berbagai program yang telah dan akan dilaksanakan tersebut dapat
memperbesar peluang pengembangan dan memaksimalkan tingkat keberhasilan
keberlangsungan proyek mulai dari studi kelayakan, konstruksi, operasi, hingga
pemasaran.
13 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Gambar 6. Peluang Investasi dan Pengembangan Timah


14 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Gambar 7. Perkiraan Keekonomian Pabrik Pengalengan


15 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

MINERAL
IKUTAN TIMAH

Sumberdaya mineral ikutan timah di wilayah Bangka Belitung diperoleh dari


tailing pengolahan bijih timah, tailing dari pengolahan pasir kuarsa, dan slag dari
pemurnian konstantrat timah pada smelter. Sumberdaya timah dalam proses
pengolahannya selain mengandung konsentrat timah sebesar 70% tetapi juga
tailing sebesar 30% yang mengandung pasir kuarsa dan mineral ikutan timah. Di
samping itu, proses mendapatkan mineral ikutan timah diperoleh dari tailing dari
pengolahan pasir kuarsa sebesar 90% dan sisanya mineral ikutan timah sebesar
10% serta slag hasil pemurnian konsentrat timah sebesar 90% dengan mineral
ikutan timah sebesar 10%. Oleh karena itu, untuk mendapatkan mineral ikutan
timah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : (1) tailing dari hulu penambangan timah
dengan kadar yang lebih besar dan biaya lebih murah, (2) tailing dari pengolahan
pasir kuarsa, dan (3) slag dari pengolahan konsentrat timah menggunakan smelter
dengan kadar yang relatif lebih rendah dibandingkan dari hulu penambangan dan
pengolahan akan biaya yang lebih tinggi.

Jenis mineral ikutan timah di wilayah Bangka Belitung sesuai dengan


Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 1 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Mineral Ikutan dan Produk samping Timah terdiri dari :
zirkon, ilmenit, rutil, senotim, monasit, dan mineral lainnya. Oleh karena itu, fokus
pembahasan dalam studi ini adalah zirkon, ilmenit, rutil, senotim, dan monasit
(Tabel 2).
16 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Tabel 2. Sumberdaya mineral ikutan timah di wilayah Bangka Belitung

Sumberdaya Monazite Sumberdaya Sumberdaya Zirkon Sumberdaya Ilmenite


No Kabupaten/Kota (Ton) Xenotime (Ton) (Ton) (Ton)

Darat Laut Darat Laut Darat Laut Darat Laut


1 Bangka 931 353 - - 8,960 6,206 24,251 56,452
2 Bangka Barat 1 751 - - 1,771 10,175 2,704 49,606
3 Bangka Selatan 224 41 - - 1,447 6,360 2,451 18,096
4 Bangka Tengah 934 562 - - 3,776 517 2,943 447
5 Pangkalpinang 0 0 - - 0 0 0 0
6 Belitung 29 0 - - 819 0 2,584 0
7 Belitung Timur 73 1,660 - - 4,295 47,660 11,663 77,393
8 Lintas Kabupaten 13,977 426 - - 41,051 12,801 106,008 12,997

Total 16,169 3,793 5,992 641 62,119 83,719 152,604 214,991

Sumber : Data diolah dari Sumberdaya PT. Timah

Pengelolaan mineral ikutan timah lebih lanjut terkendala pada teknologi yang
belum mencapai skala komersial. Selain itu, sumberdaya mineral ikutan timah
yang berada bersama logam utama hasil penambangan sedangkan sumberdaya
sekunder terbawa sisa proses yang berupa konsentrat timah dan tailing sehingga
lebih sulit diekstraksi. Penelitian tentang mineral ikutan timah di Indonesia belum
optimal dan masih dilakukan secara parsial oleh masing-masing instansi yang
menganggap potensi mineral ikutan timah merupakan barang yang sangat
berharga. Oleh karena itu, pengembangan penelitian terhadap mineral ikutan
timah harus lebih intensif dan bersinergi yang melibatkan stakeholder.

 Monazite dan Xenotime

Kegunaan logam tanah jarang membuat mineral monasit dan senotim sebagai
mineral pembawa logam tanah jarang , disebut sebagai mineral masa depan.
Logam tanah jarang menjadi komoditi yang banyak digunakan pada industri maju.
Sesuai yang telah disebutkan bahwa Logam tanah jarang ringan hanya digunakan
antara lain pada laptop, headphone, TV coloration, dan katalis. Sedangkan
penggunaan logam tanah jarang berat sangat besar yaitu pada mesin hibrida, laser,
layar, paduan permukaan, dan peralatan medis (Tabel 3).
17 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Tabel 3. Kebutuhan logam tanah jarang

No Bentuk Komoditi Jumlah (kg)


1 Logam Pr 62.583
Nd 63.846
La 2.139.790
2 Oksida Ce 1.724.872
La 15.409.900
Nd 494.482
Pr 176.414
Y 1.305.598
Eu 2.216
Dy 14.382

Berdasarkan Tabel 3 logam tanah jarang dalam bentuk oksida lebih banyak
dibutuhkan. Dari tabel tersebut Lanthanum oksida menjadi komoditi terbesar yang
dibutuhkan pasar dunia dengan jumlah 15.409.900 kg. Lanthanum oksida
merupakan komoditi tanah jarang yang banyak keberadaannya dalam mineral
monasit. Logam oksida tanah jarang yang kemudian banyak dibutuhkan
selanjutnya adalah cerium oksida dengan jumlah 1.724.872 kg yang juga
merupakan logam oksida yang banyak berasal dari mineral monasit. Untuk
komoditi yttrium oksida yang merupakan komoditi terbanak ketiga sebesar
1.305.598 kg. yttrium oksida merupakan logam oksida utama yang ada di dalam
mineral senotim.

 Zirkon

Pasir zirkon merupakan komoditi yang banyak digunkan di dunia. Indonesia


menjadi salah satu produsen pasir zirkon dunia. Selain Indonesia, Australia dan
Afrika Selatan menjadi dua negara penghasil pasir zirkon terbesar dunia. Pasir
Zirkon banyak digunakan dalam industri terutama dalam industri keramik.
18 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Gambar 8. Perkembangan kegunaan pasir zirkon dunia (Suseno,2015)

Kebutuhan Pasar Zirkon


Kegunaan zirkon yang banyak membuat kebutuhan dunia akan pasir zirkon
juga besar. Tercatat pada tahun 2013 sebesar 1.519.000 ton kebutuhan dunia akan
pasir zirkon. Negara cina menjadi negara pengguna pasir zirkon terbesar yaitu
sekitar 50,97% dari penggunaan dunia. Kebutuhan pasir zirkon terus meningkat
yang ditunjukkan dalam Gambar berikut.

Gambar 9. Konsumsi Zirkon dunia 2005- 2013 (Suseno, 2015)


19 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

 Ilmenit

Ilmenit Indonesia mengekspor langsung ilmenit tanpa diolah terlebih


tahulu, padahal jika diolah harga jual ilmenit dapat megalami kenaikan yang
signifikan. Ilmenit merupakan sumber bahan baku titanium oksida yang potensial.
Titanium oksida merupakan salah satu komoditi impor di Indonesia dengan harga
yang tinggi, sedangkan jumlah mineral ilmenit terdapat dalam hasil samping
penambangan timah di Pulau Bangka dengan kandungan ilmenit hingga 90%
(Mohar dkk, 2013).
Titanium oksida yang merupakan produk dari pengolahan ilmenit, memiliki
kegunaan dalam berbagai industri. Industri yang bisa dimaksud adalah industri
cat, kertas dan keramik. Dalam industri kemasan, titanium oksida berfungsi
sebagai pencerah dan antibakteria pada kemasan. Di industri kimia, titanium
oksida berfungsi sebagai katalis dan kon kosmetik. Di bidang lingkungan, titanium
oksida berfungsi sebagai degradasi toksik organis. Dalam bidang energi, digunakan
sebagai solar cell energy. Industri otomotif memenfaatkan titanium oksida sebagai
pelapis kaca anti UV. Dalam industri kaca, titanium oksida digunakan sebagai
pelapis kaca anti debu pada bangunan bertingkat. Paduan titanium banyak
digunakan dalam industri penerbangan karena sifatnya yang ringan, kuat, dan
tahan terhadap korosi. Titanium oksida juga dimanfaatkan dalam bidang medis
sebagai bahan pembuatan implant maupun peralatan kedokteran karena memiliki
bikompatibilitas yang tinggi (Ermawati dkk, 2016)
20 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Gambar 10. Kebutuhan Mineral Ikutan Timah


21 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

 Investasi dan Peluang Pengembangan Mineral Ikutan Timah

Investasi pengembangan produk mineral ikutan timah memiliki peluang


yang sangat besar, karena hingga saat ini belum adanya pengolahan dan
pengelolaan lebih lanjut untuk mineral monazite, xenotime dan ilmenite.
Pengolahan mineral ikutan timah yang dilakukan saat ini terbatas pada mineral
zirkon dengan kadar hasil olahan 60% Zr yang menjadi standar kualitas untuk
ekspor.

Pengembangan yang dapat dilakukan adalah dengan adanya investasi untuk


pengolahan monazite menjadi lanthanum oksida dan cerium oksida yang
merupakan produk hasil olahan monazite dengan konsumsi terbesar dunia saat
ini. Peluang investasi pada mineral xenotime adalah dengan melakukan investasi
peralatan untuk dapat mengolah xenotime menjadi yttrium oksida. Yttrium oksida
memiliki harga jual cukup tinggi sebesar $14/kg. Peluang investasi zirkon dapat
berfokus pada pengolahan zirkon menjadi micronized zirkon yang memiliki harga
jual sangat tinggi sebesar $1.100/ton. Pengolahan zirkon saat ini berada di
Provinsi Kalimantan Tengah yang dapat menghasilkan zirkon dengan kadar Zr
60%. Investasi pada mineral ilmenite dapat berfokus pada pengolahan ilmenite
menjadi titanium dioksida anatase dengan kadar 90% dan memiliki harga jual
$5.000/ton.

Gambar 11. Peningkatan Harga Jual Mineral Ikutan Timah


22 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Gambar 12. Analisis Keekonomian Pengolahan Tingkat Lanjut Mineral Ikutan Timah
23 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

PASIR KUARSA

Pasir kuarsa merupakan pelapukan dari batuan beku asam seperti batu
granit, gneiss atau batu beku lainnya yang mengandung mineral utama kuarsa.
Mineral pembentuk pasir kuarsa secara dominan tersusun oleh kristal-kristal
silika (SiO2) yang membentuk pola heksagonal serta beberapa mineral pengotor
yang bersenyawa dengan mineral tersebut.

Tabel 4. Sumberdaya Pasir Kuarsa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


dengan IUP Eksplorasi

Sumber : Data IUP Dinas ESDM Provinsi Bangka Belitung 2018

Jumlah sumberdaya pasir kuarsa dapat mengalami peningkatan seiring


dengan adanya eksplorasi pasir kuarsa yang dilakukan di Kabupaten Bangka
Selatan dengan luas IUP Eksplorasi 1.297 Ha dan Bangka Tengah dengan luas
728,22 Ha. Pengembangan potensi sumberdaya pasir kuarsa di wilayah Bangka
24 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Belitung dapat dilakukan dalam rangka pengembangan industri pengolahan dan


industri hilir.

Pengolahan pasir kuarsa saat ini hanya dilakukan dengan melakukan


pencucian dan penyaringan sehingga dapat menghasilkan pasir kuarsa dengan
kandungan silika sebesar 93-96%. Dengan kandungan silika tersebut harga jual
pasir kuarsa sebesar Rp.50.000- Rp. 95.000/ ton. Akan tetapi pasir kuarsa dengan
kandungan silika 99% ataupun kandungan silika hanya 95% dengan mineral
pengotor lain yang lebih kecil memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi.
Berdasarkan data yang didapatkan dari Kementerian Perindustrian pasir kuarsa
dengan kandungan silika 99 % dan kandungan silika 95% dengan kadar logam
rendah memiliki harga jual Rp. 100.000 – Rp. 150.000/50 kg. Peningkatan
terhadap harga jual yang tinggi merupakan suatu peluang yang harus
dimanfaatkan.

Melalui pengolahan lanjutan, pasir kuarsa merupakan komoditi yang


memiliki potensi sangat besar. Pasir kuarsa dapat digunakan sebagai bahan baku
untuk industri berikut :

1. Industri cetakan pengecoran logam


2. Industri pembuatan bata tahan api
3. Industri keramik
4. Industri kaca dan gelas

Investasi dan Peluang Pengembangan Pasir Kuarsa

Peluang pengembangan komoditi pasir kuarsa secara umum dapat dibagi


menjadi dua bagian (1) Investasi peralatan pengolahan untuk meningkatkan kadar
Si sehingga dapat digunakan pada berbagai industri lain seperti Industri logam,
gelas dan kaca, (2) Investasi pembangunan pabrik keramik dan industri
pembuatan bata tahan api sebagai industri hilir dari kegiatan penambangan pasir
kuarsa.
25 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Peluang dan investasi pengembangan ini didasarkan pada produk kuarsa


yang dihasilkan saat ini memiliki kadar silika 93-96%. Produk dengan kadar ini
pemasaran terbatas untuk bahan baku bangunan serta keramik. Sedangkan
pengembangan industri hilir berupa pabrik pembuatan bata tahan api dan keramik
didasarkan pada ketersediaan bahan baku utama dengan komposisi 80% terdapat
di Pulau Bangka Belitung sehingga kontinuitas bahan baku dapat terjamin.

Gambar 13. Peluang Pemanfaatan Pasir Kuarsa


26 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Gambar 14. Analisis Investasi Pengembangan Pasir Kuarsa


27 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

KAOLIN

Kaolin di wilayah Bangka Belitung merupakan endapan residual dari hasil


alterasi atau pelapukan batuan granit yang mengandung mengandung mineral
kaolinit (kaolinite), kuarsa (quartz), dan illit (illite). Kaolin di wilayah Bangka
Belitung prospeksi kegunaan diarahkan sebagai bahan campsuran untuk bodi
keramik baik porselen maupun stoneware atau bahan tahan api. selain itu,
berdasarkan analisis brightness dapat digunakan untuk industri karet sebagai
pelapis dan pengisi. Sedangkan berdasarkan analisis whiteness dapat digunakan
untuk industri kertas sebagai pelapis.

Tabel 5. Komposisi kaolin di wilayah Bangka Belitung

No. Unsur Komposisi (%)


1 SiO2 79,55
2 TiO2 0,19
3 Al2O3 13,22
4 Fe2O3 0,28
5 CaO 0,01
6 MgO 0,01
7 K2O 0,84
8 NaO2 0,49
9 MnO 0,01
10 P2O5 0,44
11 H2O 4,96
28 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Potensi sumberdaya kaolin di wilayah Bangka Belitung dapat dibagi menjadi


2 (dua), yaitu : 1) kaolin yang terdapat pada endapan primer yang umumnya
terdapat di wilayah Belitung dan Belitung Timur dan 2) kaolin yang terdapat dari
tailing kegiatan penambangan timah seperti di wilayah Bangka Tengah dan Bangka
Barat.

Tabel 6 Potensi Sumberdaya Kaolin di Wilayah Bangka Belitung

Sumber : Diolah dari Data IUP Dinas ESDM Provinsi Bangka Belitung 2018

Investasi dan Peluang Pengembangan Kaolin

Peluang pengembangan kaolin dapat dilakukan dengan adanya penerapan


teknologi pengolahan. Peningkatan yang dilakukan adalah dengan adanya
kerjasama untuk investasi peralatan untuk dapat memproduksi tepung kaolin
dengan berbagai spesifikasi. Mengingat kualitas kaolin yang terdapat di Provinsi
kepulauan Bangka Belitung memiliki kualitas tinggi. Dengan adanya
pengembangan yang dilakukan maka kaolin yang terdapat di Bangka Belitung
dapat digunakan untuk berbagai industri mulai dari keramik, kosmetik, industri
cat, hingga obat-obatan (Tabel 7).
29 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Tabel 7. Investasi dan Pengembangan Kaolin

Investasi/Pengemban Proyeksi Nilai Analisis


Lokasi Keterangan
gan Investasi (Rp) Ekonomi
Investasi peralatan IUP Operasi 16.548.000.000  IRR 43% Produk
pengolahan Produksi  Payback kaolin
Kaolin Period 2 dengan
tahun 8 berbagai
bulan spesifikasi
 PI 1,5 untuk
industri
keramik,
kosmetik,
cat, obat-
obatan dll
30 Profil Investasi Sektor Sumberdaya Mineral

Anda mungkin juga menyukai