Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SEJARAH

1.Identifikasi corak dan letak kerajaan kutai

2.Identifikasi ekonomi sosial,politik,dan budaya kerajaan

1.Letak Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai terletak di Muara Kaman, sebuah tempat di pedalaman Kalimantan dengan jarak sekitar 133 km dari Kota

Samarinda. Hal ini diketahui dari penemuan prasasti-prasasti Yupa di lokasi tersebut. Dari prasasti-prasasti yang ditemukan, tidak

hanya lokasi, tetapi juga diketahui dari corak yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu dan India.

Kebudayaan tersebut turut serta memengaruhi penamaan raja, tulisan, hingga bahasa yang digunakan dalam prasasti yang

ditemukan, yakni bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa.


-Tokoh yang Berpengaruh
Raja pertama di Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Pada awalnya, Kudungga adalah seorang kepala suku. Struktur

pemerintahan lantas berubah menjadi kerajaan setelah ada pengaruh Hindu yang memasuki wilayah tersebut.

Dengan demikian, Kudungga menunjuk dirinya sebagai raja dan sejak saat itu, pergantian raja dilakukan sesuai dengan garis

keturunannya.Kudungga adalah nama asli Indonesia, sementara raja-raja selanjutnya menggunakan nama-nama yang diambil dari

nama India.

Setelah Kudungga wafat, penerus takhta adalah anaknya, Aswawarman. Pada masa pemerintahan Aswawarman, diketahui bahwa

kerajaan ini mengalami perluasan wilayah. Hal ini diketahui dari upacara Asmawedha yang dilakukan pada pemerintahannya,

sebuah upacara yang dilakukan di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta dalam rangka memperluas wilayah juga.

Raja Aswawarman bergelar “Wangsakerta” atau pembentuk keluarga raja.

Aswawarman yang wafat digantikan oleh anaknya, Mulawarman. Nah, pada masa pemerintahan Mulawarman-lah Kerajaan ini

mengalami masa kejayaan yang menjadikan rakyat dapat hidup makmur dan sejahtera. Karena kejayaan ini, banyak pula

dilaksanakan upacara kurban emas pada masa pemerintahannya.

Setelahnya, tidak ada raja yang dapat melebihi kejayaan Mulawarman. Total raja yang pernah memimpin kerajaan ini berjumlah

25 orang, dengan raja terakhir bernama Dharma Setia.


-Seperti Apa Kehidupan Pada Masa Kejayaan Kerajaan Kutai?
Melihat dari Prasasti Yupa, kehidupan ekonomi di masa kejayaan Kerajaan Kutai pada pemerintahan Mulawarman tidak main-

main, lho, Quipperian. Disebutkan bahwa sang raja menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi.

Hal ini menandakan bahwa kerajaan ini memiliki bidang peternakan yang kuat. Letaknya yang berada di tepi sungai juga

menjadikan tanahnya cukup subur untuk memajukan bidang pertanian kerajaan.

Sementara itu, kehidupan sosial Kerajaan Kutai (masyarakat) mendapatkan pengaruh yang kuat dari kebudayaan India. Dikatakan

demikian karena adanya sistem kasta yang terbentuk pada kerajaan. Sebanyak 20.000 ekor sapi yang kita bahas barusan adalah

hadiah dari Raja Mulawarman untuk kaum brahmana dalam tanah suci yang bernama Wapreskeswara.

Masih ingat dengan upacara Asmawedha yang dilakukan pada masa pemerintahan Raja Aswawarman? Tidak hanya itu, ada

banyak upacara lainnya juga, misalnya upacara Vratyastoma yang adalah upacara penyucian diri agar bisa masuk ke kasta ksatria.
-Apa Saja Peninggalan Kerajaan Kutai?
Pada masa pemerintahan Raja Dharma Setia (raja terakhir) , terjadi peperangan melawan Kerajaan Kutai Kertanegara adalah

Kerajaan Kutai Martadipura yang berbeda dengan Kertanegara.

Perbedaan yang mencolok di antara keduanya adalah corak Hindu dan Islam pada masing-masing kerajaan. Kerajaan Kutai

Kertanegara sendiri berdiri lebih baru, yakni pada abad ke-13 Masehi.

Kekalahan pada perang yang menewaskan sang raja menjadikan dua kerajaan melebur jadi satu, yaitu Kerajaan Kutai

Kertanegara Ing Martadipura.

Setelah berganti kepemimpinan, terdapat 7 prasasti Yupa peninggalan Kerajaan Kutai, beberapa senjata seperti Keris Bukit,

serta beberapa perhiasan seperti Kalung Ciwa dan patung kura-kura yang terbuat dari emas.
2. Dari Yupa diketahui pula corak kehidupan politik, ekonomi, sosial dan
budaya Kerajaan Kutai.
A.Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Hal itu terbukti dengan adanya
kesanggupan pihak kerajaan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para brahmana.
Kemampuan ini menunjukkan masyarakat Kutai bermata pencaharian sebagai peternak, terutama sapi.
Mata pencaharian lainnya adalah bertani dan berdagang, mengingat letak Kutai yang berada di tepi
Sungai Mahakam yang subur. Jalur lalu lintas perdagangan lokal saat itu diperkirakan sudah
memanfaatkan jalur Sungai Mahakam. Bahkan, diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang internasional
yang menggunakan jalur lalu lintas dari India, Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Makassar, dan terus ke
Filipina atau ke Cina.Sungai Mahakam yang digunakan sebagai lalu lintas perdagangan kerajaan kutai

B.Sistem Politik

Raja pertama dari Kerajaan Kutai adalah Raja Kundungga. Dari namanya jelas bukan nama Sanskerta, tetapi nama Indonesia
asli. Kundungga diduga seorang kepala suku penduduk asli yang belum banyak terpengaruh budaya India. Namun, raja-raja
yang berikutnya berbudaya India, dan memakai nama Sanskerta, yaitu Aswawarman dan Mulawarman.

Jadi, Raja Aswawarman adalah orang Indonesia asli yang telah menerima pengaruh Hindu, kemudian memeluk agama Hindu
dan mendirikan dinasti/keluarga Kutai. Raja Kundungga tidak dianggap sebagai pendiri dinasti karena pengertian keluarga raja
pada waktu itu terbatas kepada keluarga kerajaan yang telah menyerap kebudayaan India di dalam kehidupan sehari-harinya.

Raja Mulawarman telah dapat menciptakan stabilitas politik karena salah satu prasasti yupa menyebutkan bahwa Raja
Mulawarman adalah raja yang bijaksana, kuat, dan berkuasa. Selain itu, raja dapat menjalin hubungan yang baik dengan kaum
brahmana, terbukti dari sikap Raja Mulawarman yang memberikan sedekah sebanyak 20.000 ekor sapi kepada para brahmana.
C. Sosial Budaya

Berdasarkan prasasti-prasasti yupa di Kutai telah berkembang suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil perpaduan
antara unsur budaya India dan unsur budaya lokal. Hal ini dapat dilihat dari golongan masyarakat yang menguasai bahasa
Sanskerta dan dapat menulis huruf Pallawa, yaitu golongan brahmana.

Golongan lainnya adalah golongan ksatria yang terdiri dari kerabat Raja Mulawarman. Di luar kedua golongan brahmana dan
ksatria, terdapat golongan lain yang pada umumnya adalah rakyat Kutai purba. Golongan itu merupakan penduduk setempat
yang masih memegang teguh agama asli leluhur mereka.

Anda mungkin juga menyukai