Anda di halaman 1dari 17

J-HES

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


Volume 04 | Nomor 02 | Desember 2020
p-ISSN: 2549-4872 │ e-ISSN: 2654-4970

Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli


Menggunakan Potongan Harga (Diskon) Dengan Berjangka
Waktu di Pusat Perbelanjaan Ramayana Kota Salatiga
Islamic Law Perspectives Against Buying and Selling Practices Using Time-
Limited Discounts at Ramayana Shopping Center, Salatiga City

Afibatus Afida dan1, M. Taufiq Zamzami2


1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga │afibatusafida27@gmail.com
2
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga │mtzamzam.22@gmail.com
Abstrak
Potongan harga (diskon) merupakan salah satu strategi dalam jual beli yang
diberikan kepada pembeli dengan harga yang sudah ditetapkan. Biasanya dengan
cara memotong sebagian harga dari harga semula, sehingga harga potongan lebih
kecil daripada harga semula, dan biasanya menggunakan prosentase. Banyak
asumsi dari masyarakat bahwa diskon yang diberikan di Ramayana kota Salatiga
dengan berjangka waktu mengambil strategi dengan cara menaikan harga yang
lebih tinggi terlebih dahulu, sehingga apabila diberikan diskon menjadi terkesan
murah, seperti dapat membeli barang dengan separuh harga. Hal ini tentu menarik
dari sudut pandang Islam untuk diketahui penyebab dalam pemberian diskon di
Ramayana kota Salatiga. Tujuan studi adalah mengetahui perspektif hukum Islam
terhadap praktik jual beli menggunakan diskon dengan berjangka waktu. Hasil
pembahasan menghasilkan perspektif hukum Islam berdasarkan Al-Qur’an, hadis,
dan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Majlis Ulama Indonesia membolehkan
pemberian diskon akan tetapi harus terhindar dari riba, penipuan, mahdarat, dan
merugikan salah satu pihak..
Kata Kunci: Praktik Jual Beli, Potongan Harga (diskon), Perspektif Hukum
Islam
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Abstract
Discount is one of the strategies in buying and selling to given the buyers at fixed
price. Usually the seller cut a portion of the price from the original price, so the
discount is smaller than the original price and use the percentage. Many
assumptions from the public that rise the discount is higher prices, so that if given
a discount it looks cheap like buy things at half price. This is interesting from an
Islamic point of view to find out the cause of the discount in Ramayana Salatiga.
The purpose of the research is knowing the perspective of Islamic law on the
practice of buying and selling use the discount with timed. The results is based
on the Qur’an, Hadis, and issued by the MUI allow the giving of discount, but
must avoid usury, fraud, and harm one of the parties.
Keywords: M Buying and selling practices, Discount, Islamic legal perspective

PENDAHULUAN kuantitas penjualan barang. Ada banyak


Jual beli beli dalam masyarakat cara yang dilakukan sebagai upaya
merupakan kegiatan rutinitas yang untuk mempengaruhi pembeli agar bisa
membeli barang yang dijualnya. Salah
dilakukan setiap waktu oleh semua
manusia. Setiap manusia yang lahir di satunya yang biasa dilakukan adalah
dengan melakukan penjualan produk
dunia ini pasti saling membutuhkan satu
yang murah atau memasang potongan
sama lain dalam menghadapi berbagai
kebutuhan yang beraneka ragam. Islam harga (diskon) dengan besar-besaran.
Diskon adalah potongan harga yang
memandang jual beli merupakan sarana
tolong menolong antar sesama manusia. diberikan kepada pembeli dengan harga
yang telah ditetapkan yang biasanya
Orang yang sedang melakukan transaksi
merupakan bagian dari strategi promosi.
jual beli tidak dilihat sebagai orang yang
mencari keuntungan semata, akan tetapi Strategi ini sering digunakan untuk
juga dipandang sebagai orang yang meningkatkan penjualannya, karena
dengan adanya diskon atau potongan
sedang memenuhi kebutuhan barang
yang dibutuhkan pembeli. Sedangkan harga sangat menarik minat pembeli.
Sistem pemberian diskon ini dengan
bagi pembeli, ia sedang memenuhi
cara memotong sebagian harga dari
kebutuhan akan keuntungan yang
sedang dicari oleh penjual. Atas dasar harga semula, sehingga harga potongan
lebih kecil daripada harga semula, dan
inilah aktivitas jual beli merupakan
biasanya menggunakan prosentase. Di
aktivitas mulia, dan Islam
memperkenankannya. dalam Islam, hukum diskon
diperbolehkan selama tidak membawa
Konsep jual beli dalam Islam adalah
kepada hal yang diharamkan seperti
jual beli yang membawa keuntungan
dan manfaat pada pelakunya yang penipuan kepada konsumen,
menimbulkan madharat kepada orang
berdasarkan atas ketuhanan, etika,
lain, dan lain sebagainya.
kemanusiaan dan keseimbangan.
Keuntungan dari pihak penjual adalah Asumsi masyarakat tentang diskon
adalah ketidakjelasan atau mengandung
apa yang didapatkan berdasarkan

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 97


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

“Gharar”, karena banyak asumsi dari Islam terhadap praktik jual beli
masyarakat bahwa diskon mengambil menggunakan potongan harga (diskon)
strategi dengan cara menaikkan harga dengan berjangka waktu di Ramayana
kota Salatiga.
yang lebih tinggi terlebih dahulu,
sehingga apabila diberikan diskon akan
HASIL DAN PEMBAHASAN
terkesan murah, seperti dapat membeli
barang dengan separuh harga. Apalagi Jual Beli Menurut Hukum Islam
diskon yang dilakukan di Ramayana Jual beli secara arti kata ‫ ا ْلبَيْع‬dalam
saat weekend dengan menggunakan penggunaan sehari-hari mengandung
strategi diskon berjangka waktu, arti “Saling Tukar” atau tukar menukar
akumulasi diskon terus berubah dari 7% (Syarifudin, 2003:192). Jual beli
sampai dengan 70% dimulai dari pukul menurut lughowiyah adalah
09.00 pagi sampai dengan pukul 14.00, َ‫ا ْلمبَادَلة‬menukar (Sabiq, 1971:45).
sebagian masyarakat merasa dirugikan Sedangkan dalam Kompilasi Hukum
dengan adanya strategi diskon tersebut Ekonomi Syariah (KHES) adalah jual
karena tidak ada kesamaan dalam beli antara benda dan benda atau
memberikan potongan harga pertukaran antara benda dengan uang.
(wawancara pada tanggal 09 April Dalam buku II pasal 57 KHES pihak-
2019). UU No.8 Tahun 1999 pasal 4 pihak yang terkait dalam perjanjian jual
ayat (3) tentang Perlindungan beli terdiri atas penjual, pembeli, dan
Konsumen menyebutkan, bahwa pihak lain yang terlibat dalam perjanjian
konsumen mendapatkan barang sesuai tersebut.
dengan nilai tukar. Dalam Istilah fiqih disebut dengan
al-Bai’ yang berarti menjual, mengganti,
METODE PENELITIAN dan menukar sesuatu dengan sesuatu
yang lain (Haroen, 2007:114). Menurut
Penelitian ini menggunakan metode
Sayyid Sabiq jual beli adalah:
kualitatif, bertujuan untuk memahami
keadaan atau fenomena, dengan cara ِ‫ضى ا َ ْون ِق ِل م ِْلك‬ َ ‫علَى‬
ِ ‫س ِب ْي ِل الت َّ َر‬ َ ‫مبَادَلَة َمال ِب َمال‬
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan ‫علَى ْال َو ْج ِه الماَد ْونَ فِ ْي ِه‬ َ ‫ِب َع ْوض‬
bahasa, dengan memanfaatkan beberapa
metode alamiah. Dalam metode “ Pertukaran benda dengan benda
kualitatif yang biasa digunakan adalah
lain dengan jalan saling meridhai atau
wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen (Moleong, memindahkan hak milik disertai
2007:6). penggantinya dengan cara yang
Penelitian ini menggunakan dibolehkan”.
pendekatan normatif yaitu dengan usaha Pengertian jual beli menurut Imam
untuk mengetahui atau mendalami Nawawi, jual beli adalah tukar menukar
bagaimana praktik dalam menjalankan barang atau sejenisnya. Al-Syarbini
jual beli menggunakan diskon dengan
dalam kitab Mugni al-Mukhtaj
batasan waktu di Ramayana kota
Salatiga, bagaimana perspektif hukum mendefinisikannya sebagai berikut :

98 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

‫علَى َوجْه َم ْخص ْوص‬ َ ‫مقَا بَلَة َمال بِ َمال‬ melainkan seperti berdirinya orang yang
“pertukaran harta dengan harta kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
dengan cara tertentu”. penyakit gila. Keadaan mereka
Berdasarkan pengertian di atas demikian itu, adalah disebabkan nereka
dapatlah disimpulkan bahwa jual beli berkata (berpendapat), Sesungguhnya
merupakan suatu perjanjian tukar- jual beli itu sama dengan riba, padahal
menukar barang atau barang dengan “Allah telah menghalalkan jual beli dan
uang, dengan jalan melepaskan hak mengharamkan riba”. Orang-orang
milik dari yang satu dengan yang yang telah sampai kepadanya larangan
lainnya, atas dasar saling merelakan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
sesuai dengan ketentuan yang mengambil riba), maka baginya apa
dibenarkan syara’. Objek dari jual beli yang telah diambilnya dahulu (sebelum
berupa barang yang diperjual belikan dating larangan) dan urusannya
dan uang pengganti barang tersebut. Hal (terserah) kepada Allah. Orang yang
ini berbeda dengan sewa menyewa atau kembali (mengambil riba), maka orang
ijarah yang objeknya berupa manfaat itu adalah penghuni-penghuni neraka,
suatu barang atau jasa (Mustofa, mereka kekal didalamnya.
2016:22). Maksudnya adalah menjelaskan
Dasar Hukum Jual Beli bahwa jual beli telah diperbolehkan oleh
Jual beli sebagai sarana tolong Allah SWT dan hukumnya adalah halal,
menolong antara semua umat manusia, akan tetapi apabila didalamnya terdapat
mempunyai landasan atau dasar hukum unsur yang mengandung riba maka
yang jelas baik dari al-Qur’an, Al- hukumnya menjadi haram dan dilarang
Sunnah, dan telah menjadi salah satu oleh Allah SWT.
ijma’ ulama dan kaum muslimin. Firman Allah dalam Surat Al-
Bahkan jual beli bukan hanya sekedar Baqarah ayat 198
muamalah, akan tetapi salah satu media ‫علَيْك ْم جنَاح أ َ ْن ت َ ْبت َغوا فَضْال مِ ْن َربِك ْم فَإِذَا‬
َ ‫ْس‬ َ ‫لَي‬
untuk melakukan kegiatan saling tolong ‫ّللا ِع ْندَ ا ْل َم ْشعَ ِر‬ َ َّ ‫ع َرفَات فَاذْكروا‬ َ ‫أَفَضْت ْم مِ ْن‬
menolong sesama manusia. َ‫ا ْل َح َر ِام َواذْكروه َك َما َهدَاك ْم َوإِ ْن ك ْنت ْم مِ ْن قَ ْب ِل ِه لَ ِمن‬
A. Dasar Dalam Al-Qur’an َ‫الضَّالِين‬
Firman Allah dalam surat Al- Artinya : tidak ada dosa bagimu
Baqarah ayat 275: untuk mencari karunia (rezki hasil
‫الربَ َال يَقومونَ إِ َّل َك َمايَقوم الَّذِي‬ ِ َ‫الَّذِينَ يَأْكلون‬ perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
‫طان ِمنَ ا ْل َم ِس ۚ َٰذَلِكَ بِأَنَّه ْم قَالوا إِنَّ َما‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫يَت َ َخبَّطه ال‬ apabila kamu telah bertolak dari “Arafat,
‫الربَا ۚ فَ َم ْن‬ِ ‫ّللا ا ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم‬
َّ ‫الربَا ۗ َوأ َ َح َّل‬
ِ ‫ا ْلبَيْع ِمثْل‬ berzikirlah kepada Allah di Masy’aril
‫ف َوأ َ ْمره‬ َ َ‫سل‬
َ ‫ظة ِم ْن َربِ ِه فَا ْنت َ َه َٰى فَلَه َما‬ َ ‫َجا َءه َم ْو ِع‬ haram, dan berzikirlah kepada Nya
َٰ
ْ َ ‫عادَ فَأولَئِكَ أ‬ ِ َّ ‫ِإلَى‬
‫ار ۖ ه ْم‬ ِ َّ‫ص َحاب الن‬ َ ‫ّللا ۖ َو َم ْن‬ sebagaimana dia telah memberi
َ‫فِي َهاخَالِدون‬ petunjuk kepadamu, sekalipun
Artinya : Orang-orang yang makan sebelumnya kamu benar-benar
(mengambil) riba tidak dapat berdiri termasuk orang yang tidak tahu.

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 99


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Yang berari tiada dosa dalam Rosulullah SAW bersabda


mencari rezeki dari hasil perniagaan ‫إِنَّ َما ا ْلبَيْع‬: ‫سلَّ َم‬ َ ‫صلَّى ّللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫قَال َرسول ّللا‬
atau jual beli. Akan tetapi jangan ‫ع ْن ت ََراض‬ َ
melalaikan ibadah pada saat mencari “ Rasulullah SAW bersabda,
rezeki. sesungguhnya jual beli itu harus atas
Firman Allah dalam Q.S al-Nisa dasar saling merelakan”.
(4):29
‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنوا ل ت َأْكلوا أ َ ْم َوالَك ْم َب ْينَك ْم‬ Dalam riwayat Tirmidzi pada kitab
‫ع ْن ت ََراض ِم ْنك ْم َول‬ َ ‫ارة‬ َ ‫ِبا ْل َباطِ ِل ِإل أ َ ْن ت َكونَ ِت َج‬ sunan tirmidzi dijelaskan bahwa :
‫ّللا َكانَ ِبك ْم َرحِ يما‬ َ َّ ‫سك ْم ِإ َّن‬ َ ‫ت َ ْقتلوا أ َ ْنف‬ ‫ع ْن أَبِي‬ َ َ‫ع ْن س ْفيَان‬ َ ‫صة‬ َ ‫َحدَّثَنَا َهنَّاد َحدَّثَنَا قَبِي‬
Artinya : Hai orang-orang yang َّ ‫صلى‬
‫ّللا‬ َّ َ ِ ‫ع ْن النَّبِي‬ َ ‫سعِيد‬ َ ‫ع ْن أَبِي‬ َ ‫س‬ َ ‫ع ْن ا ْل َح‬َ َ ‫َح ْمزَ ة‬
beriman, janganlah kalian saling َ ْ
َ‫صدوق اْلمِ ين َم َع النَّبِيِين‬ َّ ‫اجر ال‬ َّ
ِ َّ ‫سل َم قَا َل الت‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ
memakan (mengambil) harta sesamamu ُّ ‫الصدِيقِينَ َوال‬
ِ‫ش َهدَاء‬ ِ ‫َو‬
dengan jalan yang batil, kecuali dengan “Telah menceritakan kepada kami
jalan yang berlaku dengan suka rela Hannad telah menceritakan kepada
diantaramu. kami Qabishah dari Sufyan dari Abu
Dalam Firman Allah dalam QS. Al- Hamzah dari Al Hasan dari Abu Sa'id
Maidah (5):1 dari Nabi SAW beliau
‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنوا أ َ ْوفوا ِبا ْلعقو ِد‬... bersabda:"Seorang pedagang yang jujur
Artinya : “Hai oramg-orang yang dan dipercaya akan bersama dengan
beriman penuhilah akad-akad itu” para Nabi, shiddiqun dan para
B. Dasar dalam Al-Sunnah syuhada’."
Adapun landasan hukum jual beli Rosulullah SAW bersabda:
yang berasal dari Al-Sunnah atau hadis ْ‫ار ْك لَه فِ ْي ِه َو َم ْن يَأْخذ‬
َ َ‫فَ َم ْن يَأْخذْ َمال بِ َح ِق ِه يب‬
antara lain adalah sebagai berikut : ‫َمال بِغَيْر َح ِق ِه فَ َمثَله َك َمث َ ِل الَّذِي يَأْكل َولَ يَ ْشبَع‬
Hadis Rosulullah SAW, yang
diriwayatkan oleh Rifa’ah bin Rafi’ al- “ Barangsiapa mengambil harta
Bazar dan Hakim dalam kitab bulughul
benda dengan cara yang benar, maka
maram menjelaskan bahwa :
Allah SWT akan memberkahinya, dan
‫صلَى‬ َ ‫ى‬ َّ ِ‫ى ّللا أ َ َّن النَّب‬َ ‫ض‬ ِ ‫ع ِة ابْن َرافِع َر‬ َ ‫ع ْن ِرفَا‬ َ barangsiapa mengambil harta benda
‫ضل‬ ْ َ َ
َ ‫ب أطيَب أ ْو أف‬ ْ َ ْ
ِ ‫ي ال َك ْس‬ ُّ ‫أ‬: ‫سل َم سئِ َل‬َّ َ
َ ‫عل ْي ِه َو‬َ ‫ّللا‬ dengan cara yang tidak benar, maka dia
‫ع َمل الرج ِل بِيَ ِد ِه َوك ُّل بَيْع َمبْر ْور (رواه‬ َّ َ : ‫؟ قَا َل‬ laksana orang yang makan tapi tidak
‫البزارو صححه الحاكم‬ َّ )
pernah merasa kenyang.” (R. Muslim)
“Dituturkan dari Rifa’ah ibn Rafi’
r.a. bahwa Nabi SAW, pernah ditanya, Hadis Nabi dari Hakim bin Hizam
“pekerjaan (profesi) apakah yang paling dalam kitab Al jami’ Al-Shahih Al-
baik ?” Beliu bersabda “Pekerjaan musnad Al-mukhtasar menjelaskan :
seseorang dengan tangannya sendiri dan ‫صلَّى‬
َ ‫ّللا‬ َّ ‫قَا َل َرسول‬: ‫ع ْن َح ِكي ِْم ب ِْن حِ زَ ام قَا َل‬ َ
setiap jual beli yang bersih.” (H.R Al- َ‫"أ ْو‬. ‫ار َمالَ ْم يَتَف ََّرقَا‬ ْ ْ َّ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ
ِ َ‫ان بِالخِ ي‬
ِ َ‫البَيِع‬:" ‫سل َم‬ َ ‫ّللا‬
Baz-zar dan Al-Hakim).

100 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

‫صدَقَا َوبَيَّنَا ب ْو ِركَ لَه َما فِي‬ َ ‫فَإِ ْن‬, ‫ َحتَّى يَتَف ََّرقَا‬: "‫قَا َل‬
ada kompensasi sebagai amalannya.
‫بَ ْي ِع ِه َما‬, Sehingga dengan disyariatkannya jual
ْ َ‫َوإِ ْن َكت َ َما َو َكذَبَا محِ ق‬
‫ت بَ َركَة بَ ْي ِع ِه َما‬ beli tersebut merupakan salah satu cara
untuk merealisasikan keinginan dan
“ Dari Hakim bin Hizam bahwa kebutuhan manusia, karena pada
Rasulullah SAW bersabda, “Penjual dan dasarnya manusia tidak akan dapat
pembeli mempunyai hak memilih, hidup sendiri tanpa berhubungan dan
mengambil atau mengembalikan barang, bantuan orang lain (Huda, 2011:54).
selama keduanya belum berpisah.
Apabila keduanya mengatakan yang D. Kaidah Fiqih
sejujurnya serta menjelaskan kelebihan ‫اْل َبا َحة ِإلَّ ا َ ْن َيد َّل دَ ِليْل‬
ِ ْ ‫صل فِى الم َعا َملَ ِة‬ْ َ‫ال‬
dan kekurangan barang tersebut, maka ‫علَى تَح ِْريْمِ َها‬ َ
jual beli mereka akan diberkahi Allah, “ Pada dasarnya, semua bentuk
tetapi apabila mereka berdusta dan muamalah itu boleh dilakukan kecuali
menyembunyikan sesuatu atas barang ada dalil yang mengharamkannya”.
yang diperjualbelikan maka jual beli
mereka tidak akan mendapat Maksud dari kaidah tersebut adalah
keberkahan.” bahwa setiap muamalah dan transaksi,
pada dasarnya boleh, kecuali yang
C. Ijma’ tegas-tegas diharamkan seperti
Sementara legitimasi dari ijma’ mengakibatkan kemudharatan, tipuan,
adalah ijma’ para ulama dari berbagai judi, dan riba (Djazuli, 2007:130).
kalangan mazhab telah sepakat akan ‫ضى المت َ َعا ِقدَي ِْن َونَ ِت ْي َجته َما‬ َ ‫صل فِي ال َع ْق ِد ِر‬ ْ َ ‫اْل‬
disyariatkannya dan dihalalkannya jual ‫ِإلت َزَ َماه ِبالت َّ َعاق ِد‬
beli. Jual beli sebagai mu’amalah “ Hukum asal dalam transaksi
melalui sistem barter telah ada sejak adalah keridhaan kedua belah pihak
zaman dahulu. Islam datang memberi yang berakad, hasilnya adalah berlaku
legitimasi dan memberi batasan dan sahnya yang diakadkan.”
aturan dalam pelaksanaannya tidak Rukun dan Syarat Jual Beli
terjadi kezaliman atau tindakan yang Di kalangan fuqaha, terdapat
dapat merugikan salah satu pihak perbedaan mengenai rukun jual beli.
(Mustofa, 2016:25). Selain itu, didalam Menurut fuqaha kalangan Hanafiyah,
konteks Indonesia juga ada legitimasi rukun jual beli adalah Ijab dan qabul.
dari Kompilasi Hukum Ekonomi Sedangkan menurut jumhur ulama,
Syariah (KHES) pasal 56-115. Ijma’ ini rukun jual terdiri dari akad (ijab dan
memberikan hikmah bahwa kebutuhan qabul), ‘aqid (penjual dan pembeli),
manusia berhubungan dengan sesuatu ma’qud alaih (objek akad). Akad adalah
yang ada didalam kepemilikan orang kesepakatan (ikatan) antara pihak
lain, dan kepemilikan sesuatu itu tidak pembeli dengan pihak penjual. Akad ini
akan diberikan begitu saja, namun harus dapat dikatakan sebagai inti dari proses

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 101


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

berlangsungnya jual beli (Huda, suatu tekanan atau paksaan kepada


2011:55). Di dalam Kompilasi Hukum pihak lainnya, sehingga pihak lain
Ekonomi Syariah (KHES) buku II tersebut melakukan perbuatan jual beli
bagian pertama pasal 22 mengenai bukan lagi dengan kemauannya sendiri
rukun dan syarat dalam akad jual beli tapi karena sebuah paksaan. Jual beli
adalah sebagai berikut: yang dilakukan atas dasar bukan
a. Pihak-pihak yang berakad, yaitu “Kemauan Sendiri” adalah tidak sah
orang perseorangan, kelompok orang, (Hasan, 2003:119).
persekutuan, atau badan usaha. Orang c. Orang yang melakukan akad itu
yang berakad harus cakap hukum, adalah orang yang berbeda. Maksudnya
berakal, dan tamyiz seseorang tidak dapat bertindak sebagai
b. Objek akad, adalah amwal atau pembeli dan penjual dalam waktu
jasa yang dihalalkan yang dibutuhkan bersamaan (Hasan, 2003:119).
oleh masing-masing pihak. Objek akad d. Keduanya tidak mubadzir
harus suci, bermanfaat, milik sempurna Maksudnya adalah bahwa para pihak
dan dapat diterima serahkan, dan dapat yang mengikatkan diri dalam transkasi
diketahui kuantitas maupun kualitasnya jual beli bukanlah orang-orang yang
dengan jelas. boros (mubadzir), karena orang yang
c. Tujuan pokok akad, yaitu untuk boros menurut hukum dikatakan
memenuhi kebutuhan hidup dan sebagai orang yang tidak cakap dalam
pengembangan usaha masing-masing bertindak (Hasan, 2003:119).
pihak yang mengakadkan akad. Sighat Ulama fiqih sepakat menyatakan
akad dapat dilakukan denga jelas, baik bahwa urusan utama dalam jual beli
secara lisan, tulisan, dan/atau perbuatan. adalah kerelaan kedua belah pihak.
d. Kesepakatan. Kerelaan ini dapat terlihat saat akad
Menurut jumhur ulama, bahwa berlangsung. Syarat sighat adalah
syarat jual beli sesuai dengan rukun jual pernyataan ijab qabul untuk mencapai
beli yang disebutkan diatas yaitu tujuan pokok akad, bisa melalui ucapan
sebagai berikut : atau lafal,tulisan, ikrar, atau perjanjian
a. Baligh dan berakal kontrak dan atau perbuatan. Diantara
Jual beli yang dilakukan oleh anak syarat sighat sendiri adalah :
kecil yang belum berakal dan belum a. Bersambung atau ada
baligh tidak sah. Jumhur ulama sepakat kesesuaian antara ijab dan qabul
mengatakan orang yang melakukan jual b. Tidak dibatasi waktu
beli harus telah akil baligh dan berakal c. Satu majlis
(Hasan, 2003:119). Kedua belah pihak yang melakukan
b. Dengan kehendak sendiri jual beli hadir dan membicarakan topik
(bukan paksaan) yang sama. Hanafiyah dan Malikiyah
Dalam melakukan transaksi jual beli, berpendapat bahwa jarak antara ijab
salah satu pihak juga tidak melakukan qabul boleh saja diantarai oleh waktu,

102 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

yang diperkirakan bahwa pihak pembeli sesuatu yang seimbang dengan harga
sempat untuk berpikir. Namun ulama tertentu, maksudnya adalah perjanjian
Syafi’iyah dan Hambaliyah berpendapat sesuatu yang penyerahan barang-
bahwa jarak antara ijab dan qabul tidak barangnya ditanguhkan hingga masa-
terlalu lama yang menimbulkan dengan masa tertentu, sebagai imbalan harga
bahwa objek pembicaraan telah berubah yang telah ditetapkan ketika akad.
(Haroen, 2007:116). Sehingga c. Jual beli benda yang tidak ada
dikhawatirkan akan terjadi serta tidak dapat dilihat, yaitu jual beli
penyalahgunaan obyek atau akad yang yang dilarang oleh agama Islam, karena
bisa menimbulkan kerugian salah satu barangnya tidak tentu atau masih gelap,
pihak. sehingga dikhawatirkan barang tersebut
Syarat barang yang diperjual belikan diperoleh dari curian atau barang tidak
yaitu : tentu (gharar) akibatnya dapat
a. Barang itu ada ditempat, atau menimbulkan kerugian dari salah satu
tidak ada ditempat tetapi pihak penjual pihak (Suhendi, 2002:75).
menyatakan kesanggupannya untuk Ditinjau dari segi pelaku akad
mengadakan barang itu. (subjek) jual beli terbagi menjadi 3
b. Dapat dimanfaatkan dan bagian, yaitu :
bermanfaat bagi manusia. a. Akad jual beli yang dilakukan
c. Milik seseorang. dengan lisan, bagi orang bisu bisa
d. Bisa diserahkan saat akad diganti dengan isyarat.
berlangsung, atau pada waktu yang b. Penyampaian akad jual beli
telah disepakati bersama ketika akad melalui utusan, perantara, tulisan atau
berlangsung. surat-menyurat, jual beli seperti ini
Macam-macam Jual Beli sama dengan ijab qabul dengan ucapan,
Jual beli dapat ditinjau dari beberapa misalnya via pos dan giro. Jual beli
segi hukum, yaitu dari segi objek jual seperti ini diperbolehkan oleh syara’.
beli dan dari segi pelaku jual beli. c. Jual beli dengan perbuatan
Ditinjau dari segi benda yang dijadikan (saling memberikan) atau dikenal
objek ada 3 macam, yaitu : dengan istilah mu’athah, yaitu
a. Jual beli yang tidak kelihatan, mengambil dan memberikan barang
yaitu pada waktu melakukan akad jual tanpa ijab dan qabul, seperti seseorang
beli benda atau barang yang diperjual mengambil rokok yang sudah
belikan ada di depan penjual dan bertuliskan label harganya, dibandrol
pembeli. oleh penjual kemudian memberikan
b. Jual beli yang disebutkan sifat- uang pembayarannya kepada penjual.
sifatnya dalam perjanjian. Yaitu jual Menurut sebagian ulama Syafi’iyah
beli Salam (pesanan). Salam adalah jual tentu hal ini dilarang, akan tetapi
beli yang tidak tunai (kontan), pada menurut sebagian lainnya, seperti Imam
awalnya meminjamkan barang atau Nawawi membolehkan jual beli barang

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 103


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

kebutuhan sehari-hari dengan cara e. Menjual suatu barang yang


demikian, yaitu tanpa ijab dan qabul berguna, tetapi kemudian dijadikan alat
(Suhendi, 2002:76). maksiat oleh yang membelinya.
Jual Beli Yang Dilarang Dalam f. Jual beli yang disertai dengan
Islam tipuan, baik dari penjual maupun
Islam tidak mengharamkan pembeli pada barang, jenis, ukuran,
perdagangan kecuali perdagangan yang maupun timbangannya.
mengandung unsur kezaliman, g. Jual beli secara najasy
penipuan, eksploitasi, atau (propaganda palsu),
mempromosikan hal-hal yang dilarang. Tinjauan Tentang Potongan Harga
Perdagan khamr, ganja, babi, patung, (Diskon)
dan barang-barang sejenis, yang Diskon adalah pengurangan harga
mengkonsumsi, distribusi, atau daftar yang diberikan oleh penjual
pemanfaatannya diharamkan, kepada pembeli yang juga
perdagangannya juga diharamkan mengorbankan fungsi pemasaran atau
dalam Islam. Setiap penghasilan yang menyediakan fungsi tersebut untuk
didapat melalui praktik itu adalah haram dirinya sendiri. Potongan harga dapat
dan kotor (Masadi, 2002:141). Adapun menjadi alat yang bermanfaat dalam
uraian jual beli yang dilarang dalam perencanaan strategi pemasaran.
Islam diantaranya sebagai berikut : Potongan haraga merupakan
a. Membeli barang dengan harga penguranagn terhadap harga yang telah
yang lebih mahal daripada harga pasar, ditetapkan, hal tersebut dikarenakan
sedangkan dia tidak menginginkan pembeli memenuhi syarat yang telah
barang itu, tapi semata-mata supaya ditetapkan (Isnaini, 2005:89). Sistem
orang lain tidak dapat membeli barang diskon sering digunakan oleh produsen
itu. atau penjual dalam meningkatkan
b. Membeli barang yang sudah penjualannya, karena bisa menarik
dibeli oleh orang lain yang masih dalam minat pembeli untuk mendapatkan
masa khiyar. barang yang dibutuhkan. Sistem diskon
c. Mencegah orang-orang yang biasanya dilakukan dengan cara
datang dari desa ke luar kota, lalu memotong beberapa persen dari harga
membeli barangnya sebelum mereka asli, dengan menggunakan prosentase,
sampai ke pasar dan sewaktu mereka sehingga harga yang ditawarkan akan
belum mengetahui harga pasar. berkurang dengan harga asli dari
d. Membeli barang untuk ditahan penawaran produk.
agar dapat dijual dengan harga yang Tujuan Pemberian Diskon
lebih mahal, sedangkan masyarakat Tujuan diadakannya potongan harga
memerlukan barang itu. atau diskon menurut nitisemito yang
ditulis didalam buku Arif Isnaini adalah
sebagai berikut :

104 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

a. Mendorong pembeli untuk pada para anggota saluran perdagangan


membeli dalam jumlah yang besar, jika mereka melakukan fungsi-fungsi
sehingga volume penjualan diharapkan tertentu seperti menjual, menyimpan,
akan bisa naik. dan melakukan pencatatan.
b. Pembelian dapat dipusatkan c. Diskon Musiman (Seasonal
perhatiannya pada penjual tersebut, Discount)
sehingga hal ini dapat menambah atau Yang dimaksud dengan diskon
mempertahankan langganan penjual musiman adalah pengurangan harga
yang bersangkutan. untuk pembeli yang membeli barang
c. Merupakan sales service yang atau jasa diluar musimnya. Penjual akan
dapat menarik terjadinya transaksi menawarkan diskon musiman untuk
pembelian (Isnaini, 2005:90). pengecer pada musim semi dan musim
Macam-Macam Diskon panas untuk mendorong dilakukannya
Ada beberapa macam bentuk dari pemesanan lebih awal.
diskon, diantaranya sebagai berikut : d. Potongan (Allowance)
a. Diskon Tunai Potongan adalah pengurangan dari
Yang dimaksud dengan iskon tunai daftar harga yang semula, misalnya
adalah pengurangan harga untuk potongan tukar tambah (trade-in
pembeli yang segera membayar allowance) dan potongan promosi
tagihannya atau membayar tagihan tepat (propotional allowance), yang
pada waktunya yang biasanya dimaksud dengan potongan tukar
ditetapkan sebagai prosentase harga tambah (trade-in allowance) adalah
yang tidak pelu dibayar. Diskon pengurangan harga yang diberikan
Kuantitas (Quanty Discount) untuk menyerahkan barang lama ketika
Diskon kuantitas atau yang bisa membeli yang baru. Potongan tukar
disebut Quanty Discount adalah tambah paling umum terjadi dalam
pengurangan harga bagi pembeli yang industri mobil dan juga terdapat pada
membeli dalam jumlah yang besar. jenis barang yang tahan lama.
Diskon ini dapat diberikan atas dasar Sedangkan yang dimaksud dari
tidak kumulatif dengan tiap pesanan potongan promosi (propotional
yang dilakukan atau atas dasar allowance) adalah pengurangan
kumulatif dengan jumlah unit yang pembayaran atau harga untuk memberi
dipesan untuk suatu periode diskon. imbalan pada penyalur karena berperan
serta dalam pengiklanan dan program
b. Diskon Fungsional (Functional pendukung penjualan (Kolter,
Discount) 2005:162).
Diskon fungsional juga sering Faktor Terjadinya Diskon
disebut diskon perdagangan (Trade Ada bebrapa faktor sebuah
Discount), diskon ini biasanya perusahaan atau sebuah toko
ditawarkan oleh produsen atau penjual memberikan potongan harga (diskon)

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 105


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

kepada produk yang dijualnya. Menurut halnya penipuan kepada konsumen,


Bukhari Alma ada beberapa hal yang merugikan konsumen, menimbulkan
mengakibatkan dilakukannya peberian kemadharatan, dan lain sebagainya.
potongan harga kepada konsumen, Oleh karena itu, sistem diskon harus
yaitu : terlepas dari beberapa faktor yang
a. Konsumen bisa membayar lebih diharamkan, diantaranya sebagai
cepat dari waktu yang telah ditentukan. berikut :
b. Pembelian dalam jumlah besar a. Haram dzatnya
(Alma, 2000:132). Transaksi dilarang karena objeknya
Sedangkan menurut Djasmin terlarang, misalnya khamr, bangkai,
Saladinada beberapa alasan yang babi, dan lainnya. Dengan demikian jika
menyebabkan terjadinya perusahaan terjadi transaksi jual beli barang-barang
melakukan pemotongan harga (diskon) tersebut dengan akad Muawadla’ah,
adalah sebagai berikut : secara otomatis transaksi ini menjadi
a. Kelebihan kapasitas. haram.
b. Merosotnya bagian pasar akibat b. Haram selain Dzatnya
makin ketatnya persaingan. Kata “tukar menukar” atau
c. Untuk mengunggulkan pasar “peralihan pemilikan dengan
melalui biaya yang lebih rendah. penggantian” mengandung maksud
Sistem Diskon dalam Islam yang sama bahwa kegiatan mengalihkan
Potongan harga atau diskon menurut hak dan pemilikan itu berlangsung
Syahbul Bachari dikenal dalam istilah secara timbal balik atas dasar kehendak
fuqaha’ denagn sebutan al-naqis min al- dan keinginan bersama. Kata “secara
tsaman (pengurangan harga). Diskon suka sama suka” mengandung arti
juga disebut dengan istilah khasam. bahwa transaksi timbal balik ini berlaku
Diskon dalam jual beli Islam terdapat menurut cara yang telah ditentukan,
pada akad muwadla’ah atau Al- yaitu secara “’an taradhin minkum”
Wadla’ah. Akad muawdla’ah saling rela. Praktik-praktik yang
merupakan bagian dari prinsip jual beli melanggar prinsip tersebut diantaranya
dimana penjual melakukan penjualan yaitu :
dengan harga yang lebih rendah c. Tadlis
daripada harga pasar atau dengan Tadlis adalah transaksi yang
potongan (diskon). Rukun dan syarat mengandung suatu hal yang tidak
pada bai al- muwadla’ah sama seperti diketahui oleh salah satu pihak atau
yang terdapat pada jual beli yang sudah menyembunyikan secara utuh kualitas
dijelaskan dalam pengertian di atas. maupun kuantitas. Setiap transaksi
Hukum jual beli dengan menggunakan dalam Islam harus didasarkan pada
sistem potongan harga (diskon) itu prinsip kerelaan antara kedua belah
diperbolehkan selama tidak membawa pihak, mereka harus mempunyai
kepada hal yang diharamkan seperti informasi yang sama, sehingga tidak

106 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

ada pihak yang merasa dirugikan. Ada 3 Artinya : Hai orang-orang yang
(tiga) hal transaksi dalam tadlis, yaitu : beriman, janganlah kalian saling
1. Kuantitas, mengurangi takaran memakan (mengambil) harta sesamamu
2. Kualitas, menyembunyikan dengan jalan yang batil, kecuali dengan
kecacatan barang jalan yang berlaku dengan suka rela
3. Harga, memanfaatkan diantaramu.
ketidaktahuan pembeli akan harga pasar
d. Najasy Contoh bentuk dari transaksi gharar
Jual beli najasy adalah jual beli yang yaitu :
bersifat pura-pura dimana si pembeli 1. Dari segi ketidak jelasan objek,
menaikkan harga barang, bukan untuk yaitu fisik barang tidak jelas. Misalnya,
membelinya, tetapi hanya untuk menipu penjual berkata “Aku menjual
pembeli lainnya membeli dengan harga kepadamu barang dalam kotak ini
tinggi (Syarifudin, 2003:209). dengan harga Rp. 100.000” dan pembeli
‫جْش‬ِ َّ‫ع ِن الن‬ َ ‫سلَّم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ‫ّللا‬ َّ ‫صلى‬ َ ‫ّللا‬ ِ َّ ‫نَ َهى َرسول‬ tidak mengetahui fisik barang yang
Rosulullah SAW melarang jual beli berada di dalam kotak tersebut.
najasy. 2. Ketidakjelasan harga, yaitu
e. Gharar penjual menentukan harga. Misalnya,
Gharar mencakup dua bentuk. Yaitu penjual berkata “Aku menjual mobil ini
keraguan dan kebimbangan, yakni kepadamu dengan harga sesukamu.”
keragu-raguan dan kebimbangan antara Lalu mereka berpisah dan harga belum
keberadaan dan keberhasilan objek jual ditetapkan oleh kedua belah pihak
beli dengan ketiadaannya. Kedua, (Syarifudin, 2003:201).
ketidaktahuan, yakni sesuatu yang tidak Praktik Jual Beli Menggunakan
diketahu sifat, ukuran, dan lain-lainnya Potongan Harga (Diskon) Dengan
(Syarifudin, 2003:201). Gharar Berjangka Waktu di Pusat Perbelanjaan
dikategorikan dan dibatasi terhadap Ramayana Kota Salatiga
sesuatu yang tidak dapat diketahui Sistem diskon merupakan salah satu
antara tercapai dan tidaknya suatu media promosi yang seringkali
tujuan, dan tidak termasuk didalamnya dilakukan oleh para pedagang di
hal yang majhul (tidak diketahui). berbagai pertokoan, khususnya pada
Dalam sistem jual beli, gharar terdapat departement store. Sistem yang
unsur memakan harta orang lain dengan dilakukan pada pusat perbelanjaan
cara bathil. Padahal Allah melarang Ramayana kota Salatiga dengan
memakan harta orang lain dengan cara pengambilan diskon yang berjangka
batil. Seperti dalam firman Allah Q.S waktu yang jatuh pada tiap hari minggu
An-Nisa (4):29 ini dilakukan agar barang yang diperjual
‫ َياايُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمن ْوا لَ ت َأكل ْواْ أ َ ْم َولَك ْم َب ْينَك ْم ِبال َباطِ ِل‬, belikan menarik minat pembeli dengan
‫ّللا َكانَ ِبك ْم َرحِ يْما‬ َ َّ َّ ‫ ِإن‬, ‫سك ْم‬ َ ‫َولَ ت َ ْقتل ْوا أ َ ْنف‬ cara mengurangi harga asli yang
pengurangannya ditentukan oleh

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 107


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

prosentase. Menurut Denny Tri Widodo, pasalnya dari pihak costumer hanya
pada dasarnya pengambilan diskon di menjelaskan barang yang diberikan
pusat perbelanjaan Ramayana kota diskon, brand logo yang diberikan
Salatiga, karena sebuah perusahaan diskon dan tidak menjelaskan
cabang, maka penetuan diskon spesifikasi harga barang yang akan
ditentukan dari pusat Ramayana kota diberikan diskon dan memberikan
Salatiga yang terletak di Jakarta pusat. informasi terhadap spesifikasi barang
Dalam pemberian diskon, produk- yang diberikan diskon. Sehingga
produk yang bisa diberikan diskon beberapa konsumen hak-haknya tidak
hanya produk-produk tertentu, karena terpenuhi yaitu “mendapatkan informasi
Ramayana kota Salatiga termasuk salah yang jelas” dan merasa dirugikan.
satu cabang (generate pusat), maka Konsep dan Perspektif Hukum Islam
untuk semua sistem dari pusat Terhadap Praktik Jual Beli
Ramayana yang terletak di Jakarta pusat Menggunakan Potongan Harga (diskon)
yang menentukan dengan menggunakan dengan Berjangka Waktu di Pusat
sistem SKU (Stock Keeping Unit) Perbelanjaan Ramayana Kota Salatiga
(wawancara pada tanggal 29 April2019). Konsep potongan harga atau diskon
Pemberian diskon di pusat perbelanjaan dalam pembahasan ini diantaranya
Ramayana kota Salatiga terdiri dari dua menyangkut bagaimana sistem
praktik yaitu pemberian diskon pada pemberian diskon dengan diberikan
saat weekdays dan pemberian diskon jangka waktu dan besarnya diskon,
pada saat weekend. Pada pemberian kriteria serta kualitas produk yang
diskon weekend seringkali pihak mendapatkan diskon. Diskon diberikan
Ramayana melakukan diskon besar- kepada pembeli diantaranya dengan
besaran termasuk salah satunya sistem pembelian secara eceran. Pada
memberikan diskon dengan berjangka Ramayana kota Salatiga, mengenai
waktu. Untuk diskon berjangka waktu produk yang mendapat diskon
termasuk dalam kategori “Time Service” berdasarkan keterangan dari beberapa
yaitu pada jam-jam tertentu di pusat pegawai di Ramayana kota Salatiga
perbelanjaan kota Salatiga menetukan adalah semua produk milik sendiri
sendiri terkait pemberian diskon ataupun dari brand logo lain. Untuk
berjangka waktu dan menyiapkan area diskon dengan menggunakan jangka
khusus untuk melakukan acara waktu diberikan pada semua produk
pemberian diskon pada saat weekend atau barang-barang yang dijual dengan
(wawancara pada tanggal 29 April sistem cuci gudang, barang-barang yang
2019). Dari sekian banyak dalam sudah lama dan sudah berganti model
pemberian diskon dengan baik dari produk sendiri maupun dari
menggunakan jangka waktu yang brand logo lain, karena pada toko
dilakukan di Ramayana kota Salatiga Ramayana yang menggunakan
masih ada beberapa yang tidak sesuai, penyimpanan digudang juga

108 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

mempertimbangkan biaya penyimpanan didalamnya terdapat unsur yang


ketika barang-barang yang sudah lama mengandung penipuan kepada
atau yang sudah berganti model terus konsumen, merugikan konsumen,
disimpan, maka untuk menghabiskan menimbulkan kemadharatan. Dalam hal
stock dilakukan cuci gudang atau jual ini jual beli diperbolehkan apabila di
rugi dengan memberikan banjir diskon dalamnya tidak mengandung unsur riba,
dengan dibatasi waktu. Mengenai madharat dan penipuan, sehingga dapat
sistem pemberian diskon berjangka merugikan salah satu pihak. Konsep
waktu dan besarnya diskon yang di ulama’ fiqih terhadap jual beli dikemas
berikan, Ramayana kota Salatiga menjadi akad jual beli dalam kerangka
memberikan diskon kepada semua formalistik hukum. Jual beli
produk baik produk sendiri maupun dari dirumuskan dalam tatanan syarat, rukun,
brand logo lainnya dengan cara cuci syah, batal, hak dan kewajiban, ada jual
gudang atau jual rugi. Kemudian beli yang dilarang ada juga jual beli
dijelaskan oleh beberapa pegawai toko yang diperkenankan. Konsep jual beli
Ramayana bahwa barang yang didiskon dalam fiqih merujuk kepada nash (Al-
tidak serta merta harganya dinaikkan, Qur’an dan Hadis) dan menerima adat
akan tetapi mengikuti perkembangan (dinamika) masyarakat. Fatwa dewan
pasar, sehingga agar menarik minat syariah nasional No. 110/DSN-
pembeli, Ramayana memberikan diskon MUI/IX/2017 menjelaskan bahwa akad
untuk pembelian barang tersebut. di dalam jual beli harus dinyatakan
Sistem pemeberian diskon dengan secara tegas dan jelas serta dipahami
jangka waktu ini masuk kedalam dan dimengerti oleh penjual dan
kategori Time Service yaitu, pada jam- pembeli. Dalam praktik jual beli
jam tertentu dengan menentukan sendiri menggunakan diskon dengan berjangka
terkait kesiapan personil untuk waktu yang dilakukan di Ramayana
melakukan diskon tersebut. Kemudian kota Salatiga terdapat unsur Tadlis,
dijelaskan lagi bahwa diskon akan yang artinya transaksi yang
bertambah ketika semua yang disiapkan mengandung suatu hal yang tidak
termasuk label harga untuk mengganti diketahui oleh salah satu pihak,
harga awal sudah siap, barulah diskon sedangkan didalam transaksi Tadlis ada
akan bertambah dengan setiap menit tiga hal yaitu kuantitas, kualitas
dan sesuai dengan waktu yang telah (menyembunyikan keadaan barang),
ditentukan. harga (memanfaatkan ketidaktahuan
Jual beli merupakan salah satu pembeli akan harga pasar). Diskon yang
perpindahan kepemilikan yang dilakukan di pusat perbelanjaan
dihalalkan oleh Al-Qur’an. Islam tidak Ramayana kota Salatiga memang sudah
mengharamkan seorang untuk jual beli sesuai prosedur, akan tetapi ada
dengan cara apapun kecuali dengan cara beberapa produk atau barang yang telah
yang dilarang oleh Allah, sehingga diberikan diskon tidak sesuai dari

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 109


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

pandangan Islam, dan itu termasuk jual beli dalam pemberian diskon juga
kedalam kategori Tadlis dan harus didasarkan pada prinsip “’An
Gharar.Dalam menentukan sesuatu Taradhin Minkum” yaitu kerelaan
haruslah mempertimbangkan aspek antara kedua belah pihak. Dalam praktik
maslahah. Maksud dari syariat Islam ini jual beli menggunakan diskon dengan
tidak lain adalah untuk mewujudkan berjangka waktu di Ramayana kota
kemaslahatan manusia, yaitu menarik Salatiga, masih ada beberapa yang
kemanfaatan dan menolak mengandung unsur Tadlis dan Gharar
kemudharatan serta menghilangkan yaitu transaksi yang mengandung suatu
kesusahan hal yang tidak diketahui oleh salah satu
pihak berupa harga (memanfaatkan
KESIMPULAN ketidaktahuan pembeli akan harga
Dalam perspektif hukum Islam yang pasar), serta adanya keragu-raguan dan
mana didalam Al-qur’an, hadis, dan kebimbangan dalam keberadaan objek
fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh jual beli, ketidaktahuan sifat, ukuran,
Majlis Ulama Indonesia No. 110/DSN- jenis, dan lain sebagainya. Sehingga
MUI/IX/2017 menjelaskan bahwa Islam tidak memperbolehkannya,
pemberian diskon itu diperbolehkan, karena didalamnya mengandung unsur
akan tetapi harus terhindar dari riba, penipuan dan merugikan beberapa
penipuan, madharat, sehingga tidak konsumen sebagai pembeli.
merugikan salah satu pihak. Transaksi

DAFTAR PUSTAKA
Abi ‘Isa Muhammad Ibn ‘Isa Ibn Sauroh, Al-Jami’ As-Shohih Sunan Tirmidzi. Jilid
III: 1209. Bairut Libanon: Dar Al-Kutub Al-Amaliyah.
Afandi, M. Yazid. 2009. Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga
Keuangan Syariah. Kotagede: Logung Pustaka.
Alma, Bukhari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani. Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam, cet ke-1.
Hadis No. 661. Bairut: Dar Al-kutub Al Islamiyah, 1449.
Al-Imam Abi Al-Husein Muslim bin Al-Hujjaj bin Muslim Al-Qusyairi, Al-Jami’
As-Shohih Muslim. Jilid V. Bairut Libanon: Dar Al-Fikr.
Al Imam Zainuddin Ibn ‘Abdul Latif Az-Zabidi. Al Jami’ Al- Sahih Al-Musnad Al-
Muktashar (Muktashar Sahih Al-Bukhori). Jilid I : 996. Beirut Libanon: Dar
al-Kutub al- Islamiyah, 1994.
Arifin, Zainul. 2006. Dasar-Dasar Manajement Bank Syariah. Jakarta: Pustaka
Alvabet.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineke Cipta.
As-Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, Jilid: XII, Bairut: Dar Al-Bayan Al Kuait, 1971.

110 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Departemen Agama Republik Indonesia. 2016. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah.


Bandung: CII.
Djazuli, A. 2007. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta: Prenada Media Group.
Fatwa Dewan Syariah Nasional, Nomor 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon
dalam murabahah. (Ditetapkan di Jakarta, 16 September 2000).
Hakim, Irfan Maulana. 2010. Bulughul Maram. Jakarta: Pustaka Amani.
Harun dan Zaenal Muttaqin. 2015. Ringkasan Shahih Bukhari, Bandung: Jabal.
Haroen, Nasrun. 2007. Fiqih Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Hasan, M. Ali. 2003. Berbagai Macam Transkasi Dalam Islam (Fiqih Muamalat).
Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Huda, Qomarul. 2011. Fiqih Mamalah. Yogyakarta: Tera.
Isnaini, Arif. 2005. Model dan Strategi Pemasaran. Makassar: Ntp Pers.
Kolter, Philip. 2005. Manajement Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi,
dan Kontrol. Jakarta: PT. Prehalindo.
Lam, Abdullah. 2005. Fiqih Finnsial. Solo: Era Intermedia
Masadi, Ghufron A. 2002. Fiqih Muamalah Konstektual. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mustofa, Imam. 2016. Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Nashiruddin, Al Albani. 2011. Shahih Sunan At- Tirmidzi. Jakarta: Pustaka Azzam,
2011.
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani (PPHIM). Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah (KHES), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009).
Rasjid, Sulaiman. 2016. Fiqih Islam (Hukum Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Rifa’I, Muhammad. 1978. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra.
Suhendi, Hendi. 2002. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syaf, Mahyudin. 1987. Fiqih Sunnah. Bandung: Al-Ma’arif.
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqih. Jakarta Timur: Prenada Media
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
Wawancara:
Wawancara oleh Lilis Supriyani, Supervisor Consignment di Pusat Perbelanjaan
Ramayana kota Salatiga, Salatiga, pada tanggal 17 April 2019.
Wawancara oleh bapak Valentinus, Karyawana di Pusat Perbelanjaan Ramayana
kota Salatiga, Salatiga, pada tanggal 15 April 2019.
Wawancara oleh Denny Tri Widodo, Penanggung Jawab Fashion Ramayana kota
Salatiga, Salatiga, pada tanggal 29 April 2019.
Wawancara dengan Ulfi Nihaya, pelanggan atau konsumen pusat perbelanjaan
Ramayana kota Salatiga, pada tanggal 09 April 2019

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 111

Anda mungkin juga menyukai