3544 14467 1 PB
3544 14467 1 PB
Abstract
Discount is one of the strategies in buying and selling to given the buyers at fixed
price. Usually the seller cut a portion of the price from the original price, so the
discount is smaller than the original price and use the percentage. Many
assumptions from the public that rise the discount is higher prices, so that if given
a discount it looks cheap like buy things at half price. This is interesting from an
Islamic point of view to find out the cause of the discount in Ramayana Salatiga.
The purpose of the research is knowing the perspective of Islamic law on the
practice of buying and selling use the discount with timed. The results is based
on the Qur’an, Hadis, and issued by the MUI allow the giving of discount, but
must avoid usury, fraud, and harm one of the parties.
Keywords: M Buying and selling practices, Discount, Islamic legal perspective
“Gharar”, karena banyak asumsi dari Islam terhadap praktik jual beli
masyarakat bahwa diskon mengambil menggunakan potongan harga (diskon)
strategi dengan cara menaikkan harga dengan berjangka waktu di Ramayana
kota Salatiga.
yang lebih tinggi terlebih dahulu,
sehingga apabila diberikan diskon akan
HASIL DAN PEMBAHASAN
terkesan murah, seperti dapat membeli
barang dengan separuh harga. Apalagi Jual Beli Menurut Hukum Islam
diskon yang dilakukan di Ramayana Jual beli secara arti kata ا ْلبَيْعdalam
saat weekend dengan menggunakan penggunaan sehari-hari mengandung
strategi diskon berjangka waktu, arti “Saling Tukar” atau tukar menukar
akumulasi diskon terus berubah dari 7% (Syarifudin, 2003:192). Jual beli
sampai dengan 70% dimulai dari pukul menurut lughowiyah adalah
09.00 pagi sampai dengan pukul 14.00, َا ْلمبَادَلةmenukar (Sabiq, 1971:45).
sebagian masyarakat merasa dirugikan Sedangkan dalam Kompilasi Hukum
dengan adanya strategi diskon tersebut Ekonomi Syariah (KHES) adalah jual
karena tidak ada kesamaan dalam beli antara benda dan benda atau
memberikan potongan harga pertukaran antara benda dengan uang.
(wawancara pada tanggal 09 April Dalam buku II pasal 57 KHES pihak-
2019). UU No.8 Tahun 1999 pasal 4 pihak yang terkait dalam perjanjian jual
ayat (3) tentang Perlindungan beli terdiri atas penjual, pembeli, dan
Konsumen menyebutkan, bahwa pihak lain yang terlibat dalam perjanjian
konsumen mendapatkan barang sesuai tersebut.
dengan nilai tukar. Dalam Istilah fiqih disebut dengan
al-Bai’ yang berarti menjual, mengganti,
METODE PENELITIAN dan menukar sesuatu dengan sesuatu
yang lain (Haroen, 2007:114). Menurut
Penelitian ini menggunakan metode
Sayyid Sabiq jual beli adalah:
kualitatif, bertujuan untuk memahami
keadaan atau fenomena, dengan cara ِضى ا َ ْون ِق ِل م ِْلك َ علَى
ِ س ِب ْي ِل الت َّ َر َ مبَادَلَة َمال ِب َمال
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan علَى ْال َو ْج ِه الماَد ْونَ فِ ْي ِه َ ِب َع ْوض
bahasa, dengan memanfaatkan beberapa
metode alamiah. Dalam metode “ Pertukaran benda dengan benda
kualitatif yang biasa digunakan adalah
lain dengan jalan saling meridhai atau
wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen (Moleong, memindahkan hak milik disertai
2007:6). penggantinya dengan cara yang
Penelitian ini menggunakan dibolehkan”.
pendekatan normatif yaitu dengan usaha Pengertian jual beli menurut Imam
untuk mengetahui atau mendalami Nawawi, jual beli adalah tukar menukar
bagaimana praktik dalam menjalankan barang atau sejenisnya. Al-Syarbini
jual beli menggunakan diskon dengan
dalam kitab Mugni al-Mukhtaj
batasan waktu di Ramayana kota
Salatiga, bagaimana perspektif hukum mendefinisikannya sebagai berikut :
علَى َوجْه َم ْخص ْوص َ مقَا بَلَة َمال بِ َمال melainkan seperti berdirinya orang yang
“pertukaran harta dengan harta kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
dengan cara tertentu”. penyakit gila. Keadaan mereka
Berdasarkan pengertian di atas demikian itu, adalah disebabkan nereka
dapatlah disimpulkan bahwa jual beli berkata (berpendapat), Sesungguhnya
merupakan suatu perjanjian tukar- jual beli itu sama dengan riba, padahal
menukar barang atau barang dengan “Allah telah menghalalkan jual beli dan
uang, dengan jalan melepaskan hak mengharamkan riba”. Orang-orang
milik dari yang satu dengan yang yang telah sampai kepadanya larangan
lainnya, atas dasar saling merelakan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
sesuai dengan ketentuan yang mengambil riba), maka baginya apa
dibenarkan syara’. Objek dari jual beli yang telah diambilnya dahulu (sebelum
berupa barang yang diperjual belikan dating larangan) dan urusannya
dan uang pengganti barang tersebut. Hal (terserah) kepada Allah. Orang yang
ini berbeda dengan sewa menyewa atau kembali (mengambil riba), maka orang
ijarah yang objeknya berupa manfaat itu adalah penghuni-penghuni neraka,
suatu barang atau jasa (Mustofa, mereka kekal didalamnya.
2016:22). Maksudnya adalah menjelaskan
Dasar Hukum Jual Beli bahwa jual beli telah diperbolehkan oleh
Jual beli sebagai sarana tolong Allah SWT dan hukumnya adalah halal,
menolong antara semua umat manusia, akan tetapi apabila didalamnya terdapat
mempunyai landasan atau dasar hukum unsur yang mengandung riba maka
yang jelas baik dari al-Qur’an, Al- hukumnya menjadi haram dan dilarang
Sunnah, dan telah menjadi salah satu oleh Allah SWT.
ijma’ ulama dan kaum muslimin. Firman Allah dalam Surat Al-
Bahkan jual beli bukan hanya sekedar Baqarah ayat 198
muamalah, akan tetapi salah satu media علَيْك ْم جنَاح أ َ ْن ت َ ْبت َغوا فَضْال مِ ْن َربِك ْم فَإِذَا
َ ْس َ لَي
untuk melakukan kegiatan saling tolong ّللا ِع ْندَ ا ْل َم ْشعَ ِر َ َّ ع َرفَات فَاذْكروا َ أَفَضْت ْم مِ ْن
menolong sesama manusia. َا ْل َح َر ِام َواذْكروه َك َما َهدَاك ْم َوإِ ْن ك ْنت ْم مِ ْن قَ ْب ِل ِه لَ ِمن
A. Dasar Dalam Al-Qur’an َالضَّالِين
Firman Allah dalam surat Al- Artinya : tidak ada dosa bagimu
Baqarah ayat 275: untuk mencari karunia (rezki hasil
الربَ َال يَقومونَ إِ َّل َك َمايَقوم الَّذِي ِ َالَّذِينَ يَأْكلون perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
طان ِمنَ ا ْل َم ِس ۚ َٰذَلِكَ بِأَنَّه ْم قَالوا إِنَّ َما َ ش ْي
َّ يَت َ َخبَّطه ال apabila kamu telah bertolak dari “Arafat,
الربَا ۚ فَ َم ْنِ ّللا ا ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم
َّ الربَا ۗ َوأ َ َح َّل
ِ ا ْلبَيْع ِمثْل berzikirlah kepada Allah di Masy’aril
ف َوأ َ ْمره َ َسل
َ ظة ِم ْن َربِ ِه فَا ْنت َ َه َٰى فَلَه َما َ َجا َءه َم ْو ِع haram, dan berzikirlah kepada Nya
َٰ
ْ َ عادَ فَأولَئِكَ أ ِ َّ ِإلَى
ار ۖ ه ْم ِ َّص َحاب الن َ ّللا ۖ َو َم ْن sebagaimana dia telah memberi
َفِي َهاخَالِدون petunjuk kepadamu, sekalipun
Artinya : Orang-orang yang makan sebelumnya kamu benar-benar
(mengambil) riba tidak dapat berdiri termasuk orang yang tidak tahu.
صدَقَا َوبَيَّنَا ب ْو ِركَ لَه َما فِي َ فَإِ ْن, َحتَّى يَتَف ََّرقَا: "قَا َل
ada kompensasi sebagai amalannya.
بَ ْي ِع ِه َما, Sehingga dengan disyariatkannya jual
ْ ََوإِ ْن َكت َ َما َو َكذَبَا محِ ق
ت بَ َركَة بَ ْي ِع ِه َما beli tersebut merupakan salah satu cara
untuk merealisasikan keinginan dan
“ Dari Hakim bin Hizam bahwa kebutuhan manusia, karena pada
Rasulullah SAW bersabda, “Penjual dan dasarnya manusia tidak akan dapat
pembeli mempunyai hak memilih, hidup sendiri tanpa berhubungan dan
mengambil atau mengembalikan barang, bantuan orang lain (Huda, 2011:54).
selama keduanya belum berpisah.
Apabila keduanya mengatakan yang D. Kaidah Fiqih
sejujurnya serta menjelaskan kelebihan اْل َبا َحة ِإلَّ ا َ ْن َيد َّل دَ ِليْل
ِ ْ صل فِى الم َعا َملَ ِةْ َال
dan kekurangan barang tersebut, maka علَى تَح ِْريْمِ َها َ
jual beli mereka akan diberkahi Allah, “ Pada dasarnya, semua bentuk
tetapi apabila mereka berdusta dan muamalah itu boleh dilakukan kecuali
menyembunyikan sesuatu atas barang ada dalil yang mengharamkannya”.
yang diperjualbelikan maka jual beli
mereka tidak akan mendapat Maksud dari kaidah tersebut adalah
keberkahan.” bahwa setiap muamalah dan transaksi,
pada dasarnya boleh, kecuali yang
C. Ijma’ tegas-tegas diharamkan seperti
Sementara legitimasi dari ijma’ mengakibatkan kemudharatan, tipuan,
adalah ijma’ para ulama dari berbagai judi, dan riba (Djazuli, 2007:130).
kalangan mazhab telah sepakat akan ضى المت َ َعا ِقدَي ِْن َونَ ِت ْي َجته َما َ صل فِي ال َع ْق ِد ِر ْ َ اْل
disyariatkannya dan dihalalkannya jual ِإلت َزَ َماه ِبالت َّ َعاق ِد
beli. Jual beli sebagai mu’amalah “ Hukum asal dalam transaksi
melalui sistem barter telah ada sejak adalah keridhaan kedua belah pihak
zaman dahulu. Islam datang memberi yang berakad, hasilnya adalah berlaku
legitimasi dan memberi batasan dan sahnya yang diakadkan.”
aturan dalam pelaksanaannya tidak Rukun dan Syarat Jual Beli
terjadi kezaliman atau tindakan yang Di kalangan fuqaha, terdapat
dapat merugikan salah satu pihak perbedaan mengenai rukun jual beli.
(Mustofa, 2016:25). Selain itu, didalam Menurut fuqaha kalangan Hanafiyah,
konteks Indonesia juga ada legitimasi rukun jual beli adalah Ijab dan qabul.
dari Kompilasi Hukum Ekonomi Sedangkan menurut jumhur ulama,
Syariah (KHES) pasal 56-115. Ijma’ ini rukun jual terdiri dari akad (ijab dan
memberikan hikmah bahwa kebutuhan qabul), ‘aqid (penjual dan pembeli),
manusia berhubungan dengan sesuatu ma’qud alaih (objek akad). Akad adalah
yang ada didalam kepemilikan orang kesepakatan (ikatan) antara pihak
lain, dan kepemilikan sesuatu itu tidak pembeli dengan pihak penjual. Akad ini
akan diberikan begitu saja, namun harus dapat dikatakan sebagai inti dari proses
yang diperkirakan bahwa pihak pembeli sesuatu yang seimbang dengan harga
sempat untuk berpikir. Namun ulama tertentu, maksudnya adalah perjanjian
Syafi’iyah dan Hambaliyah berpendapat sesuatu yang penyerahan barang-
bahwa jarak antara ijab dan qabul tidak barangnya ditanguhkan hingga masa-
terlalu lama yang menimbulkan dengan masa tertentu, sebagai imbalan harga
bahwa objek pembicaraan telah berubah yang telah ditetapkan ketika akad.
(Haroen, 2007:116). Sehingga c. Jual beli benda yang tidak ada
dikhawatirkan akan terjadi serta tidak dapat dilihat, yaitu jual beli
penyalahgunaan obyek atau akad yang yang dilarang oleh agama Islam, karena
bisa menimbulkan kerugian salah satu barangnya tidak tentu atau masih gelap,
pihak. sehingga dikhawatirkan barang tersebut
Syarat barang yang diperjual belikan diperoleh dari curian atau barang tidak
yaitu : tentu (gharar) akibatnya dapat
a. Barang itu ada ditempat, atau menimbulkan kerugian dari salah satu
tidak ada ditempat tetapi pihak penjual pihak (Suhendi, 2002:75).
menyatakan kesanggupannya untuk Ditinjau dari segi pelaku akad
mengadakan barang itu. (subjek) jual beli terbagi menjadi 3
b. Dapat dimanfaatkan dan bagian, yaitu :
bermanfaat bagi manusia. a. Akad jual beli yang dilakukan
c. Milik seseorang. dengan lisan, bagi orang bisu bisa
d. Bisa diserahkan saat akad diganti dengan isyarat.
berlangsung, atau pada waktu yang b. Penyampaian akad jual beli
telah disepakati bersama ketika akad melalui utusan, perantara, tulisan atau
berlangsung. surat-menyurat, jual beli seperti ini
Macam-macam Jual Beli sama dengan ijab qabul dengan ucapan,
Jual beli dapat ditinjau dari beberapa misalnya via pos dan giro. Jual beli
segi hukum, yaitu dari segi objek jual seperti ini diperbolehkan oleh syara’.
beli dan dari segi pelaku jual beli. c. Jual beli dengan perbuatan
Ditinjau dari segi benda yang dijadikan (saling memberikan) atau dikenal
objek ada 3 macam, yaitu : dengan istilah mu’athah, yaitu
a. Jual beli yang tidak kelihatan, mengambil dan memberikan barang
yaitu pada waktu melakukan akad jual tanpa ijab dan qabul, seperti seseorang
beli benda atau barang yang diperjual mengambil rokok yang sudah
belikan ada di depan penjual dan bertuliskan label harganya, dibandrol
pembeli. oleh penjual kemudian memberikan
b. Jual beli yang disebutkan sifat- uang pembayarannya kepada penjual.
sifatnya dalam perjanjian. Yaitu jual Menurut sebagian ulama Syafi’iyah
beli Salam (pesanan). Salam adalah jual tentu hal ini dilarang, akan tetapi
beli yang tidak tunai (kontan), pada menurut sebagian lainnya, seperti Imam
awalnya meminjamkan barang atau Nawawi membolehkan jual beli barang
ada pihak yang merasa dirugikan. Ada 3 Artinya : Hai orang-orang yang
(tiga) hal transaksi dalam tadlis, yaitu : beriman, janganlah kalian saling
1. Kuantitas, mengurangi takaran memakan (mengambil) harta sesamamu
2. Kualitas, menyembunyikan dengan jalan yang batil, kecuali dengan
kecacatan barang jalan yang berlaku dengan suka rela
3. Harga, memanfaatkan diantaramu.
ketidaktahuan pembeli akan harga pasar
d. Najasy Contoh bentuk dari transaksi gharar
Jual beli najasy adalah jual beli yang yaitu :
bersifat pura-pura dimana si pembeli 1. Dari segi ketidak jelasan objek,
menaikkan harga barang, bukan untuk yaitu fisik barang tidak jelas. Misalnya,
membelinya, tetapi hanya untuk menipu penjual berkata “Aku menjual
pembeli lainnya membeli dengan harga kepadamu barang dalam kotak ini
tinggi (Syarifudin, 2003:209). dengan harga Rp. 100.000” dan pembeli
جْشِ َّع ِن الن َ سلَّم َ علَ ْي ِه َوَ ّللا َّ صلى َ ّللا ِ َّ نَ َهى َرسول tidak mengetahui fisik barang yang
Rosulullah SAW melarang jual beli berada di dalam kotak tersebut.
najasy. 2. Ketidakjelasan harga, yaitu
e. Gharar penjual menentukan harga. Misalnya,
Gharar mencakup dua bentuk. Yaitu penjual berkata “Aku menjual mobil ini
keraguan dan kebimbangan, yakni kepadamu dengan harga sesukamu.”
keragu-raguan dan kebimbangan antara Lalu mereka berpisah dan harga belum
keberadaan dan keberhasilan objek jual ditetapkan oleh kedua belah pihak
beli dengan ketiadaannya. Kedua, (Syarifudin, 2003:201).
ketidaktahuan, yakni sesuatu yang tidak Praktik Jual Beli Menggunakan
diketahu sifat, ukuran, dan lain-lainnya Potongan Harga (Diskon) Dengan
(Syarifudin, 2003:201). Gharar Berjangka Waktu di Pusat Perbelanjaan
dikategorikan dan dibatasi terhadap Ramayana Kota Salatiga
sesuatu yang tidak dapat diketahui Sistem diskon merupakan salah satu
antara tercapai dan tidaknya suatu media promosi yang seringkali
tujuan, dan tidak termasuk didalamnya dilakukan oleh para pedagang di
hal yang majhul (tidak diketahui). berbagai pertokoan, khususnya pada
Dalam sistem jual beli, gharar terdapat departement store. Sistem yang
unsur memakan harta orang lain dengan dilakukan pada pusat perbelanjaan
cara bathil. Padahal Allah melarang Ramayana kota Salatiga dengan
memakan harta orang lain dengan cara pengambilan diskon yang berjangka
batil. Seperti dalam firman Allah Q.S waktu yang jatuh pada tiap hari minggu
An-Nisa (4):29 ini dilakukan agar barang yang diperjual
َياايُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمن ْوا لَ ت َأكل ْواْ أ َ ْم َولَك ْم َب ْينَك ْم ِبال َباطِ ِل, belikan menarik minat pembeli dengan
ّللا َكانَ ِبك ْم َرحِ يْما َ َّ َّ ِإن, سك ْم َ َولَ ت َ ْقتل ْوا أ َ ْنف cara mengurangi harga asli yang
pengurangannya ditentukan oleh
prosentase. Menurut Denny Tri Widodo, pasalnya dari pihak costumer hanya
pada dasarnya pengambilan diskon di menjelaskan barang yang diberikan
pusat perbelanjaan Ramayana kota diskon, brand logo yang diberikan
Salatiga, karena sebuah perusahaan diskon dan tidak menjelaskan
cabang, maka penetuan diskon spesifikasi harga barang yang akan
ditentukan dari pusat Ramayana kota diberikan diskon dan memberikan
Salatiga yang terletak di Jakarta pusat. informasi terhadap spesifikasi barang
Dalam pemberian diskon, produk- yang diberikan diskon. Sehingga
produk yang bisa diberikan diskon beberapa konsumen hak-haknya tidak
hanya produk-produk tertentu, karena terpenuhi yaitu “mendapatkan informasi
Ramayana kota Salatiga termasuk salah yang jelas” dan merasa dirugikan.
satu cabang (generate pusat), maka Konsep dan Perspektif Hukum Islam
untuk semua sistem dari pusat Terhadap Praktik Jual Beli
Ramayana yang terletak di Jakarta pusat Menggunakan Potongan Harga (diskon)
yang menentukan dengan menggunakan dengan Berjangka Waktu di Pusat
sistem SKU (Stock Keeping Unit) Perbelanjaan Ramayana Kota Salatiga
(wawancara pada tanggal 29 April2019). Konsep potongan harga atau diskon
Pemberian diskon di pusat perbelanjaan dalam pembahasan ini diantaranya
Ramayana kota Salatiga terdiri dari dua menyangkut bagaimana sistem
praktik yaitu pemberian diskon pada pemberian diskon dengan diberikan
saat weekdays dan pemberian diskon jangka waktu dan besarnya diskon,
pada saat weekend. Pada pemberian kriteria serta kualitas produk yang
diskon weekend seringkali pihak mendapatkan diskon. Diskon diberikan
Ramayana melakukan diskon besar- kepada pembeli diantaranya dengan
besaran termasuk salah satunya sistem pembelian secara eceran. Pada
memberikan diskon dengan berjangka Ramayana kota Salatiga, mengenai
waktu. Untuk diskon berjangka waktu produk yang mendapat diskon
termasuk dalam kategori “Time Service” berdasarkan keterangan dari beberapa
yaitu pada jam-jam tertentu di pusat pegawai di Ramayana kota Salatiga
perbelanjaan kota Salatiga menetukan adalah semua produk milik sendiri
sendiri terkait pemberian diskon ataupun dari brand logo lain. Untuk
berjangka waktu dan menyiapkan area diskon dengan menggunakan jangka
khusus untuk melakukan acara waktu diberikan pada semua produk
pemberian diskon pada saat weekend atau barang-barang yang dijual dengan
(wawancara pada tanggal 29 April sistem cuci gudang, barang-barang yang
2019). Dari sekian banyak dalam sudah lama dan sudah berganti model
pemberian diskon dengan baik dari produk sendiri maupun dari
menggunakan jangka waktu yang brand logo lain, karena pada toko
dilakukan di Ramayana kota Salatiga Ramayana yang menggunakan
masih ada beberapa yang tidak sesuai, penyimpanan digudang juga
pandangan Islam, dan itu termasuk jual beli dalam pemberian diskon juga
kedalam kategori Tadlis dan harus didasarkan pada prinsip “’An
Gharar.Dalam menentukan sesuatu Taradhin Minkum” yaitu kerelaan
haruslah mempertimbangkan aspek antara kedua belah pihak. Dalam praktik
maslahah. Maksud dari syariat Islam ini jual beli menggunakan diskon dengan
tidak lain adalah untuk mewujudkan berjangka waktu di Ramayana kota
kemaslahatan manusia, yaitu menarik Salatiga, masih ada beberapa yang
kemanfaatan dan menolak mengandung unsur Tadlis dan Gharar
kemudharatan serta menghilangkan yaitu transaksi yang mengandung suatu
kesusahan hal yang tidak diketahui oleh salah satu
pihak berupa harga (memanfaatkan
KESIMPULAN ketidaktahuan pembeli akan harga
Dalam perspektif hukum Islam yang pasar), serta adanya keragu-raguan dan
mana didalam Al-qur’an, hadis, dan kebimbangan dalam keberadaan objek
fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh jual beli, ketidaktahuan sifat, ukuran,
Majlis Ulama Indonesia No. 110/DSN- jenis, dan lain sebagainya. Sehingga
MUI/IX/2017 menjelaskan bahwa Islam tidak memperbolehkannya,
pemberian diskon itu diperbolehkan, karena didalamnya mengandung unsur
akan tetapi harus terhindar dari riba, penipuan dan merugikan beberapa
penipuan, madharat, sehingga tidak konsumen sebagai pembeli.
merugikan salah satu pihak. Transaksi
DAFTAR PUSTAKA
Abi ‘Isa Muhammad Ibn ‘Isa Ibn Sauroh, Al-Jami’ As-Shohih Sunan Tirmidzi. Jilid
III: 1209. Bairut Libanon: Dar Al-Kutub Al-Amaliyah.
Afandi, M. Yazid. 2009. Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga
Keuangan Syariah. Kotagede: Logung Pustaka.
Alma, Bukhari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani. Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam, cet ke-1.
Hadis No. 661. Bairut: Dar Al-kutub Al Islamiyah, 1449.
Al-Imam Abi Al-Husein Muslim bin Al-Hujjaj bin Muslim Al-Qusyairi, Al-Jami’
As-Shohih Muslim. Jilid V. Bairut Libanon: Dar Al-Fikr.
Al Imam Zainuddin Ibn ‘Abdul Latif Az-Zabidi. Al Jami’ Al- Sahih Al-Musnad Al-
Muktashar (Muktashar Sahih Al-Bukhori). Jilid I : 996. Beirut Libanon: Dar
al-Kutub al- Islamiyah, 1994.
Arifin, Zainul. 2006. Dasar-Dasar Manajement Bank Syariah. Jakarta: Pustaka
Alvabet.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineke Cipta.
As-Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, Jilid: XII, Bairut: Dar Al-Bayan Al Kuait, 1971.