Anda di halaman 1dari 17

J-HES

Jurnal Hukum Ekonomi Syariah


Volume 04 | Nomor 02 | Desember 2020
p-ISSN: 2549-4872 │ e-ISSN: 2654-4970

Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli


Menggunakan Potongan Harga (Diskon) Dengan Berjangka
Waktu di Pusat Perbelanjaan Ramayana Kota Salatiga
Islamic Law Perspectives Against Buying and Selling Practices Using Time-
Limited Discounts at Ramayana Shopping Center, Salatiga City

Afibatus Afida dan1, M. Taufiq Zamzami2


1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga │afibatusafida27@gmail.com
2
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga │mtzamzam.22@gmail.com
Abstrak
Potongan harga (diskon) merupakan salah satu strategi dalam jual beli yang
diberikan kepada pembeli dengan harga yang sudah ditetapkan. Biasanya
dengan cara memotong sebagian harga dari harga semula, sehingga harga
potongan lebih kecil daripada harga semula, dan biasanya menggunakan
prosentase. Banyak asumsi dari masyarakat bahwa diskon yang diberikan di
Ramayana kota Salatiga dengan berjangka waktu mengambil strategi dengan
cara menaikan harga yang lebih tinggi terlebih dahulu, sehingga apabila
diberikan diskon menjadi terkesan murah, seperti dapat membeli barang dengan
separuh harga. Hal ini tentu menarik dari sudut pandang Islam untuk diketahui
penyebab dalam pemberian diskon di Ramayana kota Salatiga. Tujuan studi
adalah mengetahui perspektif hukum Islam terhadap praktik jual beli
menggunakan diskon dengan berjangka waktu. Hasil pembahasan menghasilkan
perspektif hukum Islam berdasarkan Al-Qur’an, hadis, dan fatwa-fatwa yang
dikeluarkan oleh Majlis Ulama Indonesia membolehkan pemberian diskon akan
tetapi harus terhindar dari riba, penipuan, mahdarat, dan merugikan salah satu
pihak..
Kata Kunci: Praktik Jual Beli, Potongan Harga (diskon), Perspektif Hukum
Islam
J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Abstract
Discount is one of the strategies in buying and selling to given the buyers at
fixed price. Usually the seller cut a portion of the price from the original price,
so the discount is smaller than the original price and use the percentage. Many
assumptions from the public that rise the discount is higher prices, so that if
given a discount it looks cheap like buy things at half price. This is interesting
from an Islamic point of view to find out the cause of the discount in Ramayana
Salatiga. The purpose of the research is knowing the perspective of Islamic law
on the practice of buying and selling use the discount with timed. The results is
based on the Qur’an, Hadis, and issued by the MUI allow the giving of
discount, but must avoid usury, fraud, and harm one of the parties.
Keywords: M Buying and selling practices, Discount, Islamic legal perspective

PENDAHULUAN apa yang didapatkan berdasarkan


kuantitas penjualan barang. Ada
Jual beli beli dalam masyarakat
merupakan kegiatan rutinitas yang banyak cara yang dilakukan sebagai
upaya untuk mempengaruhi pembeli
dilakukan setiap waktu oleh semua
manusia. Setiap manusia yang lahir di agar bisa membeli barang yang
dijualnya. Salah satunya yang biasa
dunia ini pasti saling membutuhkan
satu sama lain dalam menghadapi dilakukan adalah dengan melakukan
penjualan produk yang murah atau
berbagai kebutuhan yang beraneka
ragam. Islam memandang jual beli memasang potongan harga (diskon)
dengan besar-besaran. Diskon adalah
merupakan sarana tolong menolong
antar sesama manusia. Orang yang potongan harga yang diberikan kepada
pembeli dengan harga yang telah
sedang melakukan transaksi jual beli
tidak dilihat sebagai orang yang ditetapkan yang biasanya merupakan
bagian dari strategi promosi. Strategi
mencari keuntungan semata, akan
tetapi juga dipandang sebagai orang ini sering digunakan untuk
meningkatkan penjualannya, karena
yang sedang memenuhi kebutuhan
barang yang dibutuhkan pembeli. dengan adanya diskon atau potongan
harga sangat menarik minat pembeli.
Sedangkan bagi pembeli, ia sedang
memenuhi kebutuhan akan keuntungan Sistem pemberian diskon ini dengan
cara memotong sebagian harga dari
yang sedang dicari oleh penjual. Atas
dasar inilah aktivitas jual beli harga semula, sehingga harga potongan
lebih kecil daripada harga semula, dan
merupakan aktivitas mulia, dan Islam
memperkenankannya. biasanya menggunakan prosentase. Di
dalam Islam, hukum diskon
Konsep jual beli dalam Islam adalah
jual beli yang membawa keuntungan diperbolehkan selama tidak membawa
kepada hal yang diharamkan seperti
dan manfaat pada pelakunya yang
berdasarkan atas ketuhanan, etika, penipuan kepada konsumen,
menimbulkan madharat kepada orang
kemanusiaan dan keseimbangan.
Keuntungan dari pihak penjual adalah lain, dan lain sebagainya.

2 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Asumsi masyarakat tentang diskon diskon dengan batasan waktu di


adalah ketidakjelasan atau mengandung Ramayana kota Salatiga, bagaimana
“Gharar”, karena banyak asumsi dari perspektif hukum Islam terhadap
praktik jual beli menggunakan
masyarakat bahwa diskon mengambil
potongan harga (diskon) dengan
strategi dengan cara menaikkan harga berjangka waktu di Ramayana kota
yang lebih tinggi terlebih dahulu, Salatiga.
sehingga apabila diberikan diskon akan
terkesan murah, seperti dapat membeli HASIL DAN PEMBAHASAN
barang dengan separuh harga. Apalagi
Jual Beli Menurut Hukum Islam
diskon yang dilakukan di Ramayana
Jual beli secara arti kata ‫ ْالبَ ْي ُع‬dalam
saat weekend dengan menggunakan
penggunaan sehari-hari mengandung
strategi diskon berjangka waktu,
arti “Saling Tukar” atau tukar menukar
akumulasi diskon terus berubah dari
(Syarifudin, 2003:192). Jual beli
7% sampai dengan 70% dimulai dari
menurut lughowiyah adalah
pukul 09.00 pagi sampai dengan pukul ْ
ُ‫ة‬KKKKKَ‫ال ُمبَا َدل‬menukar (Sabiq, 1971:45).
14.00, sebagian masyarakat merasa
Sedangkan dalam Kompilasi Hukum
dirugikan dengan adanya strategi
Ekonomi Syariah (KHES) adalah jual
diskon tersebut karena tidak ada
beli antara benda dan benda atau
kesamaan dalam memberikan potongan
pertukaran antara benda dengan uang.
harga (wawancara pada tanggal 09
Dalam buku II pasal 57 KHES pihak-
April 2019). UU No.8 Tahun 1999
pihak yang terkait dalam perjanjian jual
pasal 4 ayat (3) tentang Perlindungan
beli terdiri atas penjual, pembeli, dan
Konsumen menyebutkan, bahwa
pihak lain yang terlibat dalam
konsumen mendapatkan barang sesuai
perjanjian tersebut.
dengan nilai tukar.
Dalam Istilah fiqih disebut dengan
al-Bai’ yang berarti menjual,
METODE PENELITIAN
mengganti, dan menukar sesuatu
Penelitian ini menggunakan metode dengan sesuatu yang lain (Haroen,
kualitatif, bertujuan untuk memahami 2007:114). Menurut Sayyid Sabiq jual
keadaan atau fenomena, dengan cara beli adalah:
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, dengan memanfaatkan
‫ك‬ِ K‫ ِل ِم ْل‬Kِ‫ضى اَوْ نُق‬ ِ ‫ُمبَا َدلَةُ َما ٍل بِ َما ٍل َعلَى َسبِ ْي ِل التَّ َر‬
beberapa metode alamiah. Dalam ‫ض َعلَى ْال َوجْ ِه الما َ ُدوْ نَ فِ ْي ِه‬ ٍ ْ‫بِ َعو‬
metode kualitatif yang biasa digunakan
adalah wawancara, pengamatan, dan “Pertukaran benda dengan benda
pemanfaatan dokumen (Moleong, lain dengan jalan saling meridhai atau
2007:6). memindahkan hak milik disertai
Penelitian ini menggunakan
penggantinya dengan cara yang
pendekatan normatif yaitu dengan
usaha untuk mengetahui atau dibolehkan”.
mendalami bagaimana praktik dalam Pengertian jual beli menurut Imam
menjalankan jual beli menggunakan Nawawi, jual beli adalah tukar

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 3


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

menukar barang atau sejenisnya. Al- Artinya : Orang-orang yang makan


Syarbini dalam kitab Mugni al-Mukhtaj (mengambil) riba tidak dapat berdiri
mendefinisikannya sebagai berikut : melainkan seperti berdirinya orang
ٍ ْ‫ال َعلَى َوجْ ٍه َم ْخصُو‬
‫ص‬ ٍ ‫ال بِ َم‬ٍ ‫ُمقَا بَلَةُ َم‬ yang kemasukan syaitan lantaran
“pertukaran harta dengan harta (tekanan) penyakit gila. Keadaan
dengan cara tertentu”. mereka demikian itu, adalah
Berdasarkan pengertian di atas disebabkan nereka berkata
dapatlah disimpulkan bahwa jual beli (berpendapat), Sesungguhnya jual beli
merupakan suatu perjanjian tukar- itu sama dengan riba, padahal “Allah
menukar barang atau barang dengan telah menghalalkan jual beli dan
uang, dengan jalan melepaskan hak mengharamkan riba”. Orang-orang
milik dari yang satu dengan yang yang telah sampai kepadanya larangan
lainnya, atas dasar saling merelakan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
sesuai dengan ketentuan yang mengambil riba), maka baginya apa
dibenarkan syara’. Objek dari jual beli yang telah diambilnya dahulu (sebelum
berupa barang yang diperjual belikan dating larangan) dan urusannya
dan uang pengganti barang tersebut. (terserah) kepada Allah. Orang yang
Hal ini berbeda dengan sewa menyewa kembali (mengambil riba), maka orang
atau ijarah yang objeknya berupa itu adalah penghuni-penghuni neraka,
manfaat suatu barang atau jasa mereka kekal didalamnya.
(Mustofa, 2016:22). Maksudnya adalah menjelaskan
Dasar Hukum Jual Beli bahwa jual beli telah diperbolehkan
Jual beli sebagai sarana tolong oleh Allah SWT dan hukumnya adalah
menolong antara semua umat manusia, halal, akan tetapi apabila didalamnya
mempunyai landasan atau dasar hukum terdapat unsur yang mengandung riba
yang jelas baik dari al-Qur’an, Al- maka hukumnya menjadi haram dan
Sunnah, dan telah menjadi salah satu dilarang oleh Allah SWT.
ijma’ ulama dan kaum muslimin. Firman Allah dalam Surat Al-
Bahkan jual beli bukan hanya sekedar Baqarah ayat 198
muamalah, akan tetapi salah satu media ‫ِإ َذا‬K َ‫ال ِم ْن َربِّ ُك ْم ف‬K ‫ض‬ْ َ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح َأ ْن تَ ْبتَ ُغوا ف‬
َ ‫لَي‬
untuk melakukan kegiatan saling ‫ َر ِام‬K‫ َع ِر ْال َح‬K‫ َد ْال َم ْش‬K‫ت فَ ْاذ ُكرُوا هَّللا َ ِع ْن‬
ٍ ‫َأفَضْ تُ ْم ِم ْن َع َرفَا‬
tolong menolong sesama manusia. َ‫َو ْاذ ُكرُوهُ َك َما هَدَا ُك ْم َوِإ ْن ُك ْنتُ ْم ِم ْن قَ ْبلِ ِه لَ ِمنَ الضَّالِّين‬
A. Dasar Dalam Al-Qur’an Artinya : tidak ada dosa bagimu
Firman Allah dalam surat Al- untuk mencari karunia (rezki hasil
Baqarah ayat 275: perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
‫ايَقُو ُم الَّ ِذي‬KK‫ونَ ِإاَّل َك َم‬KK‫ااَل يَقُو ُم‬K َ‫ْأ ُكلُونَ الرِّ ب‬K َ‫الَّ ِذينَ ي‬ apabila kamu telah bertolak dari
َ ِ‫يَتَ َخبَّطُهُ ال َّش ْيطَانُ ِمنَ ْال َمسِّ ۚ ٰ َذل‬
‫ك بَِأنَّهُ ْم قَالُوا ِإنَّ َما ْالبَ ْي ُع‬ “Arafat, berzikirlah kepada Allah di
ُ‫ ا َءه‬K‫ا ۚ فَ َم ْن َج‬KKَ‫ َّر َم الرِّ ب‬K‫ َع َو َح‬Kْ‫ َّل هَّللا ُ ْالبَي‬K‫ِم ْث ُل الرِّ بَا ۗ َوَأ َح‬ Masy’aril haram, dan berzikirlah
ۖ ِ ‫ ُرهُ ِإلَى هَّللا‬K‫لَفَ َوَأ ْم‬K ‫اس‬ َ ‫َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ِه فَا ْنتَهَ ٰى فَلَهُ َم‬ kepada Nya sebagaimana dia telah
َ‫ار ۖ هُ ْم فِيهَاخَالِ ُدون‬ ِ َّ‫ك َأصْ َحابُ الن‬ َ ‫َو َم ْن عَا َد فَُأو ٰلَِئ‬ memberi petunjuk kepadamu,

4 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

sekalipun sebelumnya kamu benar- tangannya sendiri dan setiap jual beli
benar termasuk orang yang tidak tahu. yang bersih.” (H.R Al-Baz-zar dan Al-
Yang berari tiada dosa dalam Hakim).
mencari rezeki dari hasil perniagaan Rosulullah SAW bersabda
atau jual beli. Akan tetapi jangan ‫ ُع‬K‫ا ْالبَ ْي‬KK‫ ِإنَّ َم‬: ‫لَّ َم‬K ‫صلَّى هّللا َعلَ ْي ِه َو َس‬
َ ِ ‫قَال َرسُو ُل هّللا‬
melalaikan ibadah pada saat mencari ٍ ‫ع َْن تَ َر‬
‫اض‬
rezeki. “Rasulullah SAW bersabda,
Firman Allah dalam Q.S al-Nisa sesungguhnya jual beli itu harus atas
(4):29 dasar saling merelakan”.
‫اط ِل‬ِ َ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال تَْأ ُكلُوا َأ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
‫وا‬KKKُ‫اض ِم ْن ُك ْم َوال تَ ْقتُل‬ ٍ ‫ َر‬KKKَ‫ ا َرةً ع َْن ت‬KKK‫ونَ تِ َج‬KKK‫ِإال َأ ْن تَ ُك‬ Dalam riwayat Tirmidzi pada kitab
‫َأ ْنفُ َس ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬ sunan tirmidzi dijelaskan bahwa :
Artinya : Hai orang-orang yang ‫ ْفيَانَ ع َْن َأبِي‬KKK‫ةُ ع َْن ُس‬KKK‫يص‬ َ ِ‫ َّدثَنَا قَب‬KKK‫ َّدثَنَا هَنَّا ٌد َح‬KKK‫َح‬
beriman, janganlah kalian saling ُ ‫لَّى هَّللا‬K ‫ص‬ َ ‫ ِعي ٍدع َْن النَّبِ ِّي‬K ‫س ع َْن َأبِي َس‬ َ ‫ َزةَ ع َْن ْال َح‬K‫َح ْم‬
memakan (mengambil) harta َ‫ق اَأْل ِمينُ َم َع النَّبِيِّين‬ ُ ‫صدُو‬ َّ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل التَّا ِج ُر ال‬
sesamamu dengan jalan yang batil, ‫صدِّيقِينَ َوال ُّشهَدَا ِء‬ ِّ ‫َوال‬
kecuali dengan jalan yang berlaku “Telah menceritakan kepada kami
dengan suka rela diantaramu. Hannad telah menceritakan kepada
Dalam Firman Allah dalam QS. Al- kami Qabishah dari Sufyan dari Abu
Maidah (5):1 Hamzah dari Al Hasan dari Abu Sa'id
‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأوْ فُوا بِ ْال ُعقُو ِد‬... dari Nabi SAW beliau
Artinya : “Hai oramg-orang yang bersabda:"Seorang pedagang yang jujur
beriman penuhilah akad-akad itu” dan dipercaya akan bersama dengan
B. Dasar dalam Al-Sunnah para Nabi, shiddiqun dan para
Adapun landasan hukum jual beli syuhada’."
yang berasal dari Al-Sunnah atau hadis Rosulullah SAW bersabda:
antara lain adalah sebagai berikut : ً‫فَ َم ْن يَْأ ُخ ْذ َماالً بِ َحقِّ ِه يُبَا َر ْك لَهُ فِ ْي ِه َو َم ْن يَْأ ُخ ْذ َماال‬
Hadis Rosulullah SAW, yang ‫بِ َغي ٍْر َحقِّ ِه فَ َمثَلُهُ َك َمثَ ِل الَّ ِذي يَْأ ُك ُل َوالَ يَ ْشبَ ُع‬
diriwayatkan oleh Rifa’ah bin Rafi’ al-
Bazar dan Hakim dalam kitab bulughul “Barangsiapa mengambil harta
maram menjelaskan bahwa : benda dengan cara yang benar, maka
‫صلَى‬ َ ‫ى‬ َّ ِ‫ض َى هّللا َأ َّن النَّب‬ ِ ‫ع َْن ِرفَا َع ِة ابْنُ َرافِ ٍع َر‬ Allah SWT akan memberkahinya, dan
‫ض ُل ؟‬ َ ‫طيَبُ َأوْ َأ ْف‬ ْ ‫ب َأ‬ ِ ‫ أ يُّ ْال َك ْس‬: ‫هّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُسِئ َل‬ barangsiapa mengambil harta benda
‫ َع َم ُل الَّرج ُِل بِيَ ِد ِه َو ُكلُّ بَي ٍْع َم ْبرُوْ ٍر (رواه‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬ dengan cara yang tidak benar, maka dia
)‫الب َّزارو صحّحه الحاكم‬ laksana orang yang makan tapi tidak
“Dituturkan dari Rifa’ah ibn Rafi’ pernah merasa kenyang.” (R. Muslim)
r.a. bahwa Nabi SAW, pernah ditanya,
“pekerjaan (profesi) apakah yang Hadis Nabi dari Hakim bin Hizam
paling baik ?” Beliu bersabda dalam kitab Al jami’ Al-Shahih Al-
“Pekerjaan seseorang dengan musnad Al-mukhtasar menjelaskan :

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 5


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

ُ ‫صلَّى هَّللا‬ َ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬: ‫ع َْن َح ِكي ِْم ب ِْن ِحزَ ٍام قَا َل‬ akan diberikan begitu saja, namun
َ Kَ‫ َأوْ ق‬."‫ا‬KKَ‫الَ ْم يَتَفَ َّرق‬KK‫ار َم‬K
:‫ال‬K ِ Kَ‫"البَيِّ َعا ِن بِ ْال ِخي‬:
ْ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ harus ada kompensasi sebagai
‫ك لَهُ َما فِي بَي ِْع ِه َما‬ َ ‫ فَِإ ْن‬,‫" َحتَّى يَتَفَ َّرقَا‬,
َ ‫ص َدقَا َوبَيَّنَا بُوْ ِر‬ amalannya. Sehingga dengan
‫ت بَ َر َكةُ بَ ْي ِع ِه َما‬ ْ َ‫َوِإ ْن َكتَ َما َو َك َذبَا ُم ِحق‬ disyariatkannya jual beli tersebut
merupakan salah satu cara untuk
“Dari Hakim bin Hizam bahwa merealisasikan keinginan dan
Rasulullah SAW bersabda, “Penjual kebutuhan manusia, karena pada
dan pembeli mempunyai hak memilih, dasarnya manusia tidak akan dapat
mengambil atau mengembalikan hidup sendiri tanpa berhubungan dan
barang, selama keduanya belum bantuan orang lain (Huda, 2011:54).
berpisah. Apabila keduanya
mengatakan yang sejujurnya serta D. Kaidah Fiqih
menjelaskan kelebihan dan kekurangan ‫االَصْ ُل فِى الم َعا َملَ ِة اِإْل بَا َحةُ ِإالَّ اَ ْن يَ ُد َّل َدلِ ْي ٌل َعلَى‬
barang tersebut, maka jual beli mereka ‫تَحْ ِر ْي ِمهَا‬
akan diberkahi Allah, tetapi apabila “Pada dasarnya, semua bentuk
mereka berdusta dan menyembunyikan muamalah itu boleh dilakukan kecuali
sesuatu atas barang yang ada dalil yang mengharamkannya”.
diperjualbelikan maka jual beli mereka
tidak akan mendapat keberkahan.” Maksud dari kaidah tersebut adalah
bahwa setiap muamalah dan transaksi,
C. Ijma’ pada dasarnya boleh, kecuali yang
Sementara legitimasi dari ijma’ tegas-tegas diharamkan seperti
adalah ijma’ para ulama dari berbagai mengakibatkan kemudharatan, tipuan,
kalangan mazhab telah sepakat akan judi, dan riba (Djazuli, 2007:130).
disyariatkannya dan dihalalkannya jual َ ‫اَألصْ ُل فِي ال َع ْق ِد ِر‬
‫ا‬KK‫هُ َم‬K ُ‫ َدي ِْن َونَتِ ْي َجت‬K ِ‫ى ال ُمتَ َعاق‬K ‫ض‬
beli. Jual beli sebagai mu’amalah ‫ِإلتَ َز َماهُ بِالتَّ َعاقُ ِد‬
melalui sistem barter telah ada sejak “Hukum asal dalam transaksi adalah
zaman dahulu. Islam datang memberi keridhaan kedua belah pihak yang
legitimasi dan memberi batasan dan berakad, hasilnya adalah berlaku
aturan dalam pelaksanaannya tidak sahnya yang diakadkan.”
terjadi kezaliman atau tindakan yang Rukun dan Syarat Jual Beli
dapat merugikan salah satu pihak Di kalangan fuqaha, terdapat
(Mustofa, 2016:25). Selain itu, didalam perbedaan mengenai rukun jual beli.
konteks Indonesia juga ada legitimasi Menurut fuqaha kalangan Hanafiyah,
dari Kompilasi Hukum Ekonomi rukun jual beli adalah Ijab dan qabul.
Syariah (KHES) pasal 56-115. Ijma’ ini Sedangkan menurut jumhur ulama,
memberikan hikmah bahwa kebutuhan rukun jual terdiri dari akad (ijab dan
manusia berhubungan dengan sesuatu qabul), ‘aqid (penjual dan pembeli),
yang ada didalam kepemilikan orang ma’qud alaih (objek akad). Akad
lain, dan kepemilikan sesuatu itu tidak adalah kesepakatan (ikatan) antara

6 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

pihak pembeli dengan pihak penjual. b. Dengan kehendak sendiri


Akad ini dapat dikatakan sebagai inti (bukan paksaan)
dari proses berlangsungnya jual beli Dalam melakukan transaksi jual
(Huda, 2011:55). Di dalam Kompilasi beli, salah satu pihak juga tidak
Hukum Ekonomi Syariah (KHES) melakukan suatu tekanan atau paksaan
buku II bagian pertama pasal 22 kepada pihak lainnya, sehingga pihak
mengenai rukun dan syarat dalam akad lain tersebut melakukan perbuatan jual
jual beli adalah sebagai berikut: beli bukan lagi dengan kemauannya
a. Pihak-pihak yang berakad, yaitu sendiri tapi karena sebuah paksaan.
orang perseorangan, kelompok orang, Jual beli yang dilakukan atas dasar
persekutuan, atau badan usaha. Orang bukan “Kemauan Sendiri” adalah tidak
yang berakad harus cakap hukum, sah (Hasan, 2003:119).
berakal, dan tamyiz c. Orang yang melakukan akad itu
b. Objek akad, adalah amwal atau adalah orang yang berbeda. Maksudnya
jasa yang dihalalkan yang dibutuhkan seseorang tidak dapat bertindak sebagai
oleh masing-masing pihak. Objek akad pembeli dan penjual dalam waktu
harus suci, bermanfaat, milik sempurna bersamaan (Hasan, 2003:119).
dan dapat diterima serahkan, dan dapat d. Keduanya tidak mubadzir
diketahui kuantitas maupun kualitasnya Maksudnya adalah bahwa para
dengan jelas. pihak yang mengikatkan diri dalam
c. Tujuan pokok akad, yaitu untuk transkasi jual beli bukanlah orang-
memenuhi kebutuhan hidup dan orang yang boros (mubadzir), karena
pengembangan usaha masing-masing orang yang boros menurut hukum
pihak yang mengakadkan akad. Sighat dikatakan sebagai orang yang tidak
akad dapat dilakukan denga jelas, baik cakap dalam bertindak (Hasan,
secara lisan, tulisan, dan/atau 2003:119).
perbuatan. Ulama fiqih sepakat menyatakan
d. Kesepakatan. bahwa urusan utama dalam jual beli
Menurut jumhur ulama, bahwa adalah kerelaan kedua belah pihak.
syarat jual beli sesuai dengan rukun Kerelaan ini dapat terlihat saat akad
jual beli yang disebutkan diatas yaitu berlangsung. Syarat sighat adalah
sebagai berikut : pernyataan ijab qabul untuk mencapai
a. Baligh dan berakal tujuan pokok akad, bisa melalui ucapan
Jual beli yang dilakukan oleh anak atau lafal,tulisan, ikrar, atau perjanjian
kecil yang belum berakal dan belum kontrak dan atau perbuatan. Diantara
baligh tidak sah. Jumhur ulama sepakat syarat sighat sendiri adalah :
mengatakan orang yang melakukan jual a. Bersambung atau ada
beli harus telah akil baligh dan berakal kesesuaian antara ijab dan qabul
(Hasan, 2003:119). b. Tidak dibatasi waktu
c. Satu majlis

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 7


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Kedua belah pihak yang melakukan b. Jual beli yang disebutkan sifat-
jual beli hadir dan membicarakan topik sifatnya dalam perjanjian. Yaitu jual
yang sama. Hanafiyah dan Malikiyah beli Salam (pesanan). Salam adalah
berpendapat bahwa jarak antara ijab jual beli yang tidak tunai (kontan),
qabul boleh saja diantarai oleh waktu, pada awalnya meminjamkan barang
yang diperkirakan bahwa pihak atau sesuatu yang seimbang dengan
pembeli sempat untuk berpikir. Namun harga tertentu, maksudnya adalah
ulama Syafi’iyah dan Hambaliyah perjanjian sesuatu yang penyerahan
berpendapat bahwa jarak antara ijab barang-barangnya ditanguhkan hingga
dan qabul tidak terlalu lama yang masa-masa tertentu, sebagai imbalan
menimbulkan dengan bahwa objek harga yang telah ditetapkan ketika
pembicaraan telah berubah (Haroen, akad.
2007:116). Sehingga dikhawatirkan c. Jual beli benda yang tidak ada
akan terjadi penyalahgunaan obyek serta tidak dapat dilihat, yaitu jual beli
atau akad yang bisa menimbulkan yang dilarang oleh agama Islam, karena
kerugian salah satu pihak. barangnya tidak tentu atau masih gelap,
Syarat barang yang diperjual belikan sehingga dikhawatirkan barang tersebut
yaitu : diperoleh dari curian atau barang tidak
a. Barang itu ada ditempat, atau tentu (gharar) akibatnya dapat
tidak ada ditempat tetapi pihak penjual menimbulkan kerugian dari salah satu
menyatakan kesanggupannya untuk pihak (Suhendi, 2002:75).
mengadakan barang itu. Ditinjau dari segi pelaku akad
b. Dapat dimanfaatkan dan (subjek) jual beli terbagi menjadi 3
bermanfaat bagi manusia. bagian, yaitu :
c. Milik seseorang. a. Akad jual beli yang dilakukan
d. Bisa diserahkan saat akad dengan lisan, bagi orang bisu bisa
berlangsung, atau pada waktu yang diganti dengan isyarat.
telah disepakati bersama ketika akad b. Penyampaian akad jual beli
berlangsung. melalui utusan, perantara, tulisan atau
Macam-macam Jual Beli surat-menyurat, jual beli seperti ini
Jual beli dapat ditinjau dari beberapa sama dengan ijab qabul dengan ucapan,
segi hukum, yaitu dari segi objek jual misalnya via pos dan giro. Jual beli
beli dan dari segi pelaku jual beli. seperti ini diperbolehkan oleh syara’.
Ditinjau dari segi benda yang dijadikan c. Jual beli dengan perbuatan
objek ada 3 macam, yaitu : (saling memberikan) atau dikenal
a. Jual beli yang tidak kelihatan, dengan istilah mu’athah, yaitu
yaitu pada waktu melakukan akad jual mengambil dan memberikan barang
beli benda atau barang yang diperjual tanpa ijab dan qabul, seperti seseorang
belikan ada di depan penjual dan mengambil rokok yang sudah
pembeli. bertuliskan label harganya, dibandrol

8 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

oleh penjual kemudian memberikan sampai ke pasar dan sewaktu mereka


uang pembayarannya kepada penjual. belum mengetahui harga pasar.
Menurut sebagian ulama Syafi’iyah d. Membeli barang untuk ditahan
tentu hal ini dilarang, akan tetapi agar dapat dijual dengan harga yang
menurut sebagian lainnya, seperti lebih mahal, sedangkan masyarakat
Imam Nawawi membolehkan jual beli memerlukan barang itu.
barang kebutuhan sehari-hari dengan e. Menjual suatu barang yang
cara demikian, yaitu tanpa ijab dan berguna, tetapi kemudian dijadikan alat
qabul (Suhendi, 2002:76). maksiat oleh yang membelinya.
Jual Beli Yang Dilarang Dalam f. Jual beli yang disertai dengan
Islam tipuan, baik dari penjual maupun
Islam tidak mengharamkan pembeli pada barang, jenis, ukuran,
perdagangan kecuali perdagangan yang maupun timbangannya.
mengandung unsur kezaliman, g. Jual beli secara najasy
penipuan, eksploitasi, atau (propaganda palsu),
mempromosikan hal-hal yang dilarang. Tinjauan Tentang Potongan Harga
Perdagan khamr, ganja, babi, patung, (Diskon)
dan barang-barang sejenis, yang Diskon adalah pengurangan harga
mengkonsumsi, distribusi, atau daftar yang diberikan oleh penjual
pemanfaatannya diharamkan, kepada pembeli yang juga
perdagangannya juga diharamkan mengorbankan fungsi pemasaran atau
dalam Islam. Setiap penghasilan yang menyediakan fungsi tersebut untuk
didapat melalui praktik itu adalah dirinya sendiri. Potongan harga dapat
haram dan kotor (Masadi, 2002:141). menjadi alat yang bermanfaat dalam
Adapun uraian jual beli yang dilarang perencanaan strategi pemasaran.
dalam Islam diantaranya sebagai Potongan haraga merupakan
berikut : penguranagn terhadap harga yang telah
a. Membeli barang dengan harga ditetapkan, hal tersebut dikarenakan
yang lebih mahal daripada harga pasar, pembeli memenuhi syarat yang telah
sedangkan dia tidak menginginkan ditetapkan (Isnaini, 2005:89). Sistem
barang itu, tapi semata-mata supaya diskon sering digunakan oleh produsen
orang lain tidak dapat membeli barang atau penjual dalam meningkatkan
itu. penjualannya, karena bisa menarik
b. Membeli barang yang sudah minat pembeli untuk mendapatkan
dibeli oleh orang lain yang masih barang yang dibutuhkan. Sistem diskon
dalam masa khiyar. biasanya dilakukan dengan cara
c. Mencegah orang-orang yang memotong beberapa persen dari harga
datang dari desa ke luar kota, lalu asli, dengan menggunakan prosentase,
membeli barangnya sebelum mereka sehingga harga yang ditawarkan akan

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 9


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

berkurang dengan harga asli dari


penawaran produk. b. Diskon Fungsional (Functional
Tujuan Pemberian Diskon Discount)
Tujuan diadakannya potongan harga Diskon fungsional juga sering
atau diskon menurut nitisemito yang disebut diskon perdagangan (Trade
ditulis didalam buku Arif Isnaini Discount), diskon ini biasanya
adalah sebagai berikut : ditawarkan oleh produsen atau penjual
a. Mendorong pembeli untuk pada para anggota saluran perdagangan
membeli dalam jumlah yang besar, jika mereka melakukan fungsi-fungsi
sehingga volume penjualan diharapkan tertentu seperti menjual, menyimpan,
akan bisa naik. dan melakukan pencatatan.
b. Pembelian dapat dipusatkan c. Diskon Musiman (Seasonal
perhatiannya pada penjual tersebut, Discount)
sehingga hal ini dapat menambah atau Yang dimaksud dengan diskon
mempertahankan langganan penjual musiman adalah pengurangan harga
yang bersangkutan. untuk pembeli yang membeli barang
c. Merupakan sales service yang atau jasa diluar musimnya. Penjual
dapat menarik terjadinya transaksi akan menawarkan diskon musiman
pembelian (Isnaini, 2005:90). untuk pengecer pada musim semi dan
Macam-Macam Diskon musim panas untuk mendorong
Ada beberapa macam bentuk dari dilakukannya pemesanan lebih awal.
diskon, diantaranya sebagai berikut : d. Potongan (Allowance)
a. Diskon Tunai Potongan adalah pengurangan dari
Yang dimaksud dengan iskon tunai daftar harga yang semula, misalnya
adalah pengurangan harga untuk potongan tukar tambah (trade-in
pembeli yang segera membayar allowance) dan potongan promosi
tagihannya atau membayar tagihan (propotional allowance), yang
tepat pada waktunya yang biasanya dimaksud dengan potongan tukar
ditetapkan sebagai prosentase harga tambah (trade-in allowance) adalah
yang tidak pelu dibayar. Diskon pengurangan harga yang diberikan
Kuantitas (Quanty Discount) untuk menyerahkan barang lama ketika
Diskon kuantitas atau yang bisa membeli yang baru. Potongan tukar
disebut Quanty Discount adalah tambah paling umum terjadi dalam
pengurangan harga bagi pembeli yang industri mobil dan juga terdapat pada
membeli dalam jumlah yang besar. jenis barang yang tahan lama.
Diskon ini dapat diberikan atas dasar Sedangkan yang dimaksud dari
tidak kumulatif dengan tiap pesanan potongan promosi (propotional
yang dilakukan atau atas dasar allowance) adalah pengurangan
kumulatif dengan jumlah unit yang pembayaran atau harga untuk memberi
dipesan untuk suatu periode diskon. imbalan pada penyalur karena berperan

10 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

serta dalam pengiklanan dan program pada bai al- muwadla’ah sama seperti
pendukung penjualan (Kolter, yang terdapat pada jual beli yang sudah
2005:162). dijelaskan dalam pengertian di atas.
Faktor Terjadinya Diskon Hukum jual beli dengan menggunakan
Ada bebrapa faktor sebuah sistem potongan harga (diskon) itu
perusahaan atau sebuah toko diperbolehkan selama tidak membawa
memberikan potongan harga (diskon) kepada hal yang diharamkan seperti
kepada produk yang dijualnya. halnya penipuan kepada konsumen,
Menurut Bukhari Alma ada beberapa merugikan konsumen, menimbulkan
hal yang mengakibatkan dilakukannya kemadharatan, dan lain sebagainya.
peberian potongan harga kepada Oleh karena itu, sistem diskon harus
konsumen, yaitu : terlepas dari beberapa faktor yang
a. Konsumen bisa membayar lebih diharamkan, diantaranya sebagai
cepat dari waktu yang telah ditentukan. berikut :
b. Pembelian dalam jumlah besar a. Haram dzatnya
(Alma, 2000:132). Transaksi dilarang karena objeknya
Sedangkan menurut Djasmin terlarang, misalnya khamr, bangkai,
Saladinada beberapa alasan yang babi, dan lainnya. Dengan demikian
menyebabkan terjadinya perusahaan jika terjadi transaksi jual beli barang-
melakukan pemotongan harga (diskon) barang tersebut dengan akad
adalah sebagai berikut : Muawadla’ah, secara otomatis
a. Kelebihan kapasitas. transaksi ini menjadi haram.
b. Merosotnya bagian pasar akibat b. Haram selain Dzatnya
makin ketatnya persaingan. Kata “tukar menukar” atau
c. Untuk mengunggulkan pasar “peralihan pemilikan dengan
melalui biaya yang lebih rendah. penggantian” mengandung maksud
Sistem Diskon dalam Islam yang sama bahwa kegiatan
Potongan harga atau diskon menurut mengalihkan hak dan pemilikan itu
Syahbul Bachari dikenal dalam istilah berlangsung secara timbal balik atas
fuqaha’ denagn sebutan al-naqis min dasar kehendak dan keinginan bersama.
al-tsaman (pengurangan harga). Diskon Kata “secara suka sama suka”
juga disebut dengan istilah khasam. mengandung arti bahwa transaksi
Diskon dalam jual beli Islam terdapat timbal balik ini berlaku menurut cara
pada akad muwadla’ah atau Al- yang telah ditentukan, yaitu secara “’an
Wadla’ah. Akad muawdla’ah taradhin minkum” saling rela. Praktik-
merupakan bagian dari prinsip jual beli praktik yang melanggar prinsip tersebut
dimana penjual melakukan penjualan diantaranya yaitu :
dengan harga yang lebih rendah c. Tadlis
daripada harga pasar atau dengan Tadlis adalah transaksi yang
potongan (diskon). Rukun dan syarat mengandung suatu hal yang tidak

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 11


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

diketahui oleh salah satu pihak atau hal yang majhul (tidak diketahui).
menyembunyikan secara utuh kualitas Dalam sistem jual beli, gharar terdapat
maupun kuantitas. Setiap transaksi unsur memakan harta orang lain
dalam Islam harus didasarkan pada dengan cara bathil. Padahal Allah
prinsip kerelaan antara kedua belah melarang memakan harta orang lain
pihak, mereka harus mempunyai dengan cara batil. Seperti dalam firman
informasi yang sama, sehingga tidak Allah Q.S An-Nisa (4):29
ada pihak yang merasa dirugikan. Ada ‫ َولَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم‬KKKK‫أ ُكلُوْ ْا َأ ْم‬KKKKَ‫وْ ا الَ ت‬KKKKُ‫ا الَّ ِذ ْينَ َءا َمن‬KKKKَ‫يَاايُّه‬
3 (tiga) hal transaksi dalam tadlis, yaitu ‫ ِإن َّهَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬,‫ َوالَ تَ ْقتُلُوْ ا َأ ْنفُ َس ُك ْم‬,‫بِالبَا ِط ِل‬
:
1. Kuantitas, mengurangi takaran Artinya : Hai orang-orang yang
2. Kualitas, menyembunyikan beriman, janganlah kalian saling
kecacatan barang memakan (mengambil) harta
3. Harga, memanfaatkan sesamamu dengan jalan yang batil,
ketidaktahuan pembeli akan harga kecuali dengan jalan yang berlaku
pasar dengan suka rela diantaramu.
d. Najasy
Jual beli najasy adalah jual beli yang Contoh bentuk dari transaksi gharar
bersifat pura-pura dimana si pembeli yaitu :
menaikkan harga barang, bukan untuk 1. Dari segi ketidak jelasan objek,
membelinya, tetapi hanya untuk yaitu fisik barang tidak jelas. Misalnya,
menipu pembeli lainnya membeli penjual berkata “Aku menjual
dengan harga tinggi (Syarifudin, kepadamu barang dalam kotak ini
2003:209). dengan harga Rp. 100.000” dan
ِ ْ‫صلّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّم َع ِن النَّج‬
‫ش‬ َ ِ ‫نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬ pembeli tidak mengetahui fisik barang
Rosulullah SAW melarang jual beli yang berada di dalam kotak tersebut.
najasy. 2. Ketidakjelasan harga, yaitu
e. Gharar penjual menentukan harga. Misalnya,
Gharar mencakup dua bentuk. Yaitu penjual berkata “Aku menjual mobil ini
keraguan dan kebimbangan, yakni kepadamu dengan harga sesukamu.”
keragu-raguan dan kebimbangan antara Lalu mereka berpisah dan harga belum
keberadaan dan keberhasilan objek jual ditetapkan oleh kedua belah pihak
beli dengan ketiadaannya. Kedua, (Syarifudin, 2003:201).
ketidaktahuan, yakni sesuatu yang Praktik Jual Beli Menggunakan
tidak diketahu sifat, ukuran, dan lain- Potongan Harga (Diskon) Dengan
lainnya (Syarifudin, 2003:201). Gharar Berjangka Waktu di Pusat Perbelanjaan
dikategorikan dan dibatasi terhadap Ramayana Kota Salatiga
sesuatu yang tidak dapat diketahui Sistem diskon merupakan salah satu
antara tercapai dan tidaknya suatu media promosi yang seringkali
tujuan, dan tidak termasuk didalamnya dilakukan oleh para pedagang di

12 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

berbagai pertokoan, khususnya pada perbelanjaan kota Salatiga menetukan


departement store. Sistem yang sendiri terkait pemberian diskon
dilakukan pada pusat perbelanjaan berjangka waktu dan menyiapkan area
Ramayana kota Salatiga dengan khusus untuk melakukan acara
pengambilan diskon yang berjangka pemberian diskon pada saat weekend
waktu yang jatuh pada tiap hari minggu (wawancara pada tanggal 29 April
ini dilakukan agar barang yang 2019). Dari sekian banyak dalam
diperjual belikan menarik minat pemberian diskon dengan
pembeli dengan cara mengurangi harga menggunakan jangka waktu yang
asli yang pengurangannya ditentukan dilakukan di Ramayana kota Salatiga
oleh prosentase. Menurut Denny Tri masih ada beberapa yang tidak sesuai,
Widodo, pada dasarnya pengambilan pasalnya dari pihak costumer hanya
diskon di pusat perbelanjaan Ramayana menjelaskan barang yang diberikan
kota Salatiga, karena sebuah diskon, brand logo yang diberikan
perusahaan cabang, maka penetuan diskon dan tidak menjelaskan
diskon ditentukan dari pusat Ramayana spesifikasi harga barang yang akan
kota Salatiga yang terletak di Jakarta diberikan diskon dan memberikan
pusat. Dalam pemberian diskon, informasi terhadap spesifikasi barang
produk-produk yang bisa diberikan yang diberikan diskon. Sehingga
diskon hanya produk-produk tertentu, beberapa konsumen hak-haknya tidak
karena Ramayana kota Salatiga terpenuhi yaitu “mendapatkan
termasuk salah satu cabang (generate informasi yang jelas” dan merasa
pusat), maka untuk semua sistem dari dirugikan.
pusat Ramayana yang terletak di Konsep dan Perspektif Hukum
Jakarta pusat yang menentukan dengan Islam Terhadap Praktik Jual Beli
menggunakan sistem SKU (Stock Menggunakan Potongan Harga
Keeping Unit) (wawancara pada (diskon) dengan Berjangka Waktu di
tanggal 29 April2019). Pemberian Pusat Perbelanjaan Ramayana Kota
diskon di pusat perbelanjaan Ramayana Salatiga
kota Salatiga terdiri dari dua praktik Konsep potongan harga atau diskon
yaitu pemberian diskon pada saat dalam pembahasan ini diantaranya
weekdays dan pemberian diskon pada menyangkut bagaimana sistem
saat weekend. Pada pemberian diskon pemberian diskon dengan diberikan
weekend seringkali pihak Ramayana jangka waktu dan besarnya diskon,
melakukan diskon besar-besaran kriteria serta kualitas produk yang
termasuk salah satunya memberikan mendapatkan diskon. Diskon diberikan
diskon dengan berjangka waktu. Untuk kepada pembeli diantaranya dengan
diskon berjangka waktu termasuk sistem pembelian secara eceran. Pada
dalam kategori “Time Service” yaitu Ramayana kota Salatiga, mengenai
pada jam-jam tertentu di pusat produk yang mendapat diskon

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 13


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

berdasarkan keterangan dari beberapa melakukan diskon tersebut. Kemudian


pegawai di Ramayana kota Salatiga dijelaskan lagi bahwa diskon akan
adalah semua produk milik sendiri bertambah ketika semua yang
ataupun dari brand logo lain. Untuk disiapkan termasuk label harga untuk
diskon dengan menggunakan jangka mengganti harga awal sudah siap,
waktu diberikan pada semua produk barulah diskon akan bertambah dengan
atau barang-barang yang dijual dengan setiap menit dan sesuai dengan waktu
sistem cuci gudang, barang-barang yang telah ditentukan.
yang sudah lama dan sudah berganti Jual beli merupakan salah satu
model baik dari produk sendiri maupun perpindahan kepemilikan yang
dari brand logo lain, karena pada toko dihalalkan oleh Al-Qur’an. Islam tidak
Ramayana yang menggunakan mengharamkan seorang untuk jual beli
penyimpanan digudang juga dengan cara apapun kecuali dengan
mempertimbangkan biaya cara yang dilarang oleh Allah, sehingga
penyimpanan ketika barang-barang didalamnya terdapat unsur yang
yang sudah lama atau yang sudah mengandung penipuan kepada
berganti model terus disimpan, maka konsumen, merugikan konsumen,
untuk menghabiskan stock dilakukan menimbulkan kemadharatan. Dalam
cuci gudang atau jual rugi dengan hal ini jual beli diperbolehkan apabila
memberikan banjir diskon dengan di dalamnya tidak mengandung unsur
dibatasi waktu. Mengenai sistem riba, madharat dan penipuan, sehingga
pemberian diskon berjangka waktu dan dapat merugikan salah satu pihak.
besarnya diskon yang di berikan, Konsep ulama’ fiqih terhadap jual beli
Ramayana kota Salatiga memberikan dikemas menjadi akad jual beli dalam
diskon kepada semua produk baik kerangka formalistik hukum. Jual beli
produk sendiri maupun dari brand logo dirumuskan dalam tatanan syarat,
lainnya dengan cara cuci gudang atau rukun, syah, batal, hak dan kewajiban,
jual rugi. Kemudian dijelaskan oleh ada jual beli yang dilarang ada juga
beberapa pegawai toko Ramayana jual beli yang diperkenankan. Konsep
bahwa barang yang didiskon tidak serta jual beli dalam fiqih merujuk kepada
merta harganya dinaikkan, akan tetapi nash (Al-Qur’an dan Hadis) dan
mengikuti perkembangan pasar, menerima adat (dinamika) masyarakat.
sehingga agar menarik minat pembeli, Fatwa dewan syariah nasional No.
Ramayana memberikan diskon untuk 110/DSN-MUI/IX/2017 menjelaskan
pembelian barang tersebut. Sistem bahwa akad di dalam jual beli harus
pemeberian diskon dengan jangka dinyatakan secara tegas dan jelas serta
waktu ini masuk kedalam kategori dipahami dan dimengerti oleh penjual
Time Service yaitu, pada jam-jam dan pembeli. Dalam praktik jual beli
tertentu dengan menentukan sendiri menggunakan diskon dengan berjangka
terkait kesiapan personil untuk waktu yang dilakukan di Ramayana

14 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

kota Salatiga terdapat unsur Tadlis, fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh


yang artinya transaksi yang Majlis Ulama Indonesia No. 110/DSN-
mengandung suatu hal yang tidak MUI/IX/2017 menjelaskan bahwa
diketahui oleh salah satu pihak, pemberian diskon itu diperbolehkan,
sedangkan didalam transaksi Tadlis ada akan tetapi harus terhindar dari riba,
tiga hal yaitu kuantitas, kualitas penipuan, madharat, sehingga tidak
(menyembunyikan keadaan barang), merugikan salah satu pihak. Transaksi
harga (memanfaatkan ketidaktahuan jual beli dalam pemberian diskon juga
pembeli akan harga pasar). Diskon harus didasarkan pada prinsip “’An
yang dilakukan di pusat perbelanjaan Taradhin Minkum” yaitu kerelaan
Ramayana kota Salatiga memang sudah antara kedua belah pihak. Dalam
sesuai prosedur, akan tetapi ada praktik jual beli menggunakan diskon
beberapa produk atau barang yang dengan berjangka waktu di Ramayana
telah diberikan diskon tidak sesuai dari kota Salatiga, masih ada beberapa yang
pandangan Islam, dan itu termasuk mengandung unsur Tadlis dan Gharar
kedalam kategori Tadlis dan yaitu transaksi yang mengandung suatu
Gharar.Dalam menentukan sesuatu hal yang tidak diketahui oleh salah satu
haruslah mempertimbangkan aspek pihak berupa harga (memanfaatkan
maslahah. Maksud dari syariat Islam ketidaktahuan pembeli akan harga
ini tidak lain adalah untuk mewujudkan pasar), serta adanya keragu-raguan dan
kemaslahatan manusia, yaitu menarik kebimbangan dalam keberadaan objek
kemanfaatan dan menolak jual beli, ketidaktahuan sifat, ukuran,
kemudharatan serta menghilangkan jenis, dan lain sebagainya. Sehingga
kesusahan Islam tidak memperbolehkannya,
karena didalamnya mengandung unsur
KESIMPULAN penipuan dan merugikan beberapa
Dalam perspektif hukum Islam yang konsumen sebagai pembeli.
mana didalam Al-qur’an, hadis, dan

DAFTAR PUSTAKA
Abi ‘Isa Muhammad Ibn ‘Isa Ibn Sauroh, Al-Jami’ As-Shohih Sunan Tirmidzi.
Jilid III: 1209. Bairut Libanon: Dar Al-Kutub Al-Amaliyah.
Afandi, M. Yazid. 2009. Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga
Keuangan Syariah. Kotagede: Logung Pustaka.
Alma, Bukhari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani. Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam, cet ke-1.
Hadis No. 661. Bairut: Dar Al-kutub Al Islamiyah, 1449.
Al-Imam Abi Al-Husein Muslim bin Al-Hujjaj bin Muslim Al-Qusyairi, Al-Jami’
As-Shohih Muslim. Jilid V. Bairut Libanon: Dar Al-Fikr.

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 15


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Al Imam Zainuddin Ibn ‘Abdul Latif Az-Zabidi. Al Jami’ Al- Sahih Al-Musnad
Al- Muktashar (Muktashar Sahih Al-Bukhori). Jilid I : 996. Beirut
Libanon: Dar al-Kutub al- Islamiyah, 1994.
Arifin, Zainul. 2006. Dasar-Dasar Manajement Bank Syariah. Jakarta: Pustaka
Alvabet.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineke Cipta.
As-Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, Jilid: XII, Bairut: Dar Al-Bayan Al Kuait,
1971.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2016. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah.
Bandung: CII.
Djazuli, A. 2007. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta: Prenada Media Group.
Fatwa Dewan Syariah Nasional, Nomor 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon
dalam murabahah. (Ditetapkan di Jakarta, 16 September 2000).
Hakim, Irfan Maulana. 2010. Bulughul Maram. Jakarta: Pustaka Amani.
Harun dan Zaenal Muttaqin. 2015. Ringkasan Shahih Bukhari, Bandung: Jabal.
Haroen, Nasrun. 2007. Fiqih Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Hasan, M. Ali. 2003. Berbagai Macam Transkasi Dalam Islam (Fiqih Muamalat).
Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Huda, Qomarul. 2011. Fiqih Mamalah. Yogyakarta: Tera.
Isnaini, Arif. 2005. Model dan Strategi Pemasaran. Makassar: Ntp Pers.
Kolter, Philip. 2005. Manajement Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: PT. Prehalindo.
Lam, Abdullah. 2005. Fiqih Finnsial. Solo: Era Intermedia
Masadi, Ghufron A. 2002. Fiqih Muamalah Konstektual. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mustofa, Imam. 2016. Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Nashiruddin, Al Albani. 2011. Shahih Sunan At- Tirmidzi. Jakarta: Pustaka
Azzam, 2011.
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani (PPHIM). Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah (KHES), (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009).
Rasjid, Sulaiman. 2016. Fiqih Islam (Hukum Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Rifa’I, Muhammad. 1978. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra.
Suhendi, Hendi. 2002. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syaf, Mahyudin. 1987. Fiqih Sunnah. Bandung: Al-Ma’arif.
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqih. Jakarta Timur: Prenada Media
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
Wawancara:

16 │ Perspektif Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli…


J-HES
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
p-ISSN: 2549-4872│e-ISSN: 2654-4970

Wawancara oleh Lilis Supriyani, Supervisor Consignment di Pusat Perbelanjaan


Ramayana kota Salatiga, Salatiga, pada tanggal 17 April 2019.
Wawancara oleh bapak Valentinus, Karyawana di Pusat Perbelanjaan Ramayana
kota Salatiga, Salatiga, pada tanggal 15 April 2019.
Wawancara oleh Denny Tri Widodo, Penanggung Jawab Fashion Ramayana kota
Salatiga, Salatiga, pada tanggal 29 April 2019.
Wawancara dengan Ulfi Nihaya, pelanggan atau konsumen pusat perbelanjaan
Ramayana kota Salatiga, pada tanggal 09 April 2019

Afibatus Afida, M. Taufiq Zamzami│ 17

Anda mungkin juga menyukai