3544 12909 1 SP
3544 12909 1 SP
Abstract
Discount is one of the strategies in buying and selling to given the buyers at
fixed price. Usually the seller cut a portion of the price from the original price,
so the discount is smaller than the original price and use the percentage. Many
assumptions from the public that rise the discount is higher prices, so that if
given a discount it looks cheap like buy things at half price. This is interesting
from an Islamic point of view to find out the cause of the discount in Ramayana
Salatiga. The purpose of the research is knowing the perspective of Islamic law
on the practice of buying and selling use the discount with timed. The results is
based on the Qur’an, Hadis, and issued by the MUI allow the giving of
discount, but must avoid usury, fraud, and harm one of the parties.
Keywords: M Buying and selling practices, Discount, Islamic legal perspective
sekalipun sebelumnya kamu benar- tangannya sendiri dan setiap jual beli
benar termasuk orang yang tidak tahu. yang bersih.” (H.R Al-Baz-zar dan Al-
Yang berari tiada dosa dalam Hakim).
mencari rezeki dari hasil perniagaan Rosulullah SAW bersabda
atau jual beli. Akan tetapi jangan ُعKا ْالبَ ْيKK ِإنَّ َم: لَّ َمK صلَّى هّللا َعلَ ْي ِه َو َس
َ ِ قَال َرسُو ُل هّللا
melalaikan ibadah pada saat mencari ٍ ع َْن تَ َر
اض
rezeki. “Rasulullah SAW bersabda,
Firman Allah dalam Q.S al-Nisa sesungguhnya jual beli itu harus atas
(4):29 dasar saling merelakan”.
اط ِلِ َيَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال تَْأ ُكلُوا َأ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب
واKKKُاض ِم ْن ُك ْم َوال تَ ْقتُل ٍ َرKKKَ ا َرةً ع َْن تKKKونَ تِ َجKKKِإال َأ ْن تَ ُك Dalam riwayat Tirmidzi pada kitab
َأ ْنفُ َس ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما sunan tirmidzi dijelaskan bahwa :
Artinya : Hai orang-orang yang ْفيَانَ ع َْن َأبِيKKKةُ ع َْن ُسKKKيص َ ِ َّدثَنَا قَبKKK َّدثَنَا هَنَّا ٌد َحKKKَح
beriman, janganlah kalian saling ُ لَّى هَّللاK ص َ ِعي ٍدع َْن النَّبِ ِّيK س ع َْن َأبِي َس َ َزةَ ع َْن ْال َحKَح ْم
memakan (mengambil) harta َق اَأْل ِمينُ َم َع النَّبِيِّين ُ صدُو َّ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل التَّا ِج ُر ال
sesamamu dengan jalan yang batil, صدِّيقِينَ َوال ُّشهَدَا ِء ِّ َوال
kecuali dengan jalan yang berlaku “Telah menceritakan kepada kami
dengan suka rela diantaramu. Hannad telah menceritakan kepada
Dalam Firman Allah dalam QS. Al- kami Qabishah dari Sufyan dari Abu
Maidah (5):1 Hamzah dari Al Hasan dari Abu Sa'id
يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأوْ فُوا بِ ْال ُعقُو ِد... dari Nabi SAW beliau
Artinya : “Hai oramg-orang yang bersabda:"Seorang pedagang yang jujur
beriman penuhilah akad-akad itu” dan dipercaya akan bersama dengan
B. Dasar dalam Al-Sunnah para Nabi, shiddiqun dan para
Adapun landasan hukum jual beli syuhada’."
yang berasal dari Al-Sunnah atau hadis Rosulullah SAW bersabda:
antara lain adalah sebagai berikut : ًفَ َم ْن يَْأ ُخ ْذ َماالً بِ َحقِّ ِه يُبَا َر ْك لَهُ فِ ْي ِه َو َم ْن يَْأ ُخ ْذ َماال
Hadis Rosulullah SAW, yang بِ َغي ٍْر َحقِّ ِه فَ َمثَلُهُ َك َمثَ ِل الَّ ِذي يَْأ ُك ُل َوالَ يَ ْشبَ ُع
diriwayatkan oleh Rifa’ah bin Rafi’ al-
Bazar dan Hakim dalam kitab bulughul “Barangsiapa mengambil harta
maram menjelaskan bahwa : benda dengan cara yang benar, maka
صلَى َ ى َّ ِض َى هّللا َأ َّن النَّب ِ ع َْن ِرفَا َع ِة ابْنُ َرافِ ٍع َر Allah SWT akan memberkahinya, dan
ض ُل ؟ َ طيَبُ َأوْ َأ ْف ْ ب َأ ِ أ يُّ ْال َك ْس: هّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُسِئ َل barangsiapa mengambil harta benda
َع َم ُل الَّرج ُِل بِيَ ِد ِه َو ُكلُّ بَي ٍْع َم ْبرُوْ ٍر (رواه:ال َ َق dengan cara yang tidak benar, maka dia
)الب َّزارو صحّحه الحاكم laksana orang yang makan tapi tidak
“Dituturkan dari Rifa’ah ibn Rafi’ pernah merasa kenyang.” (R. Muslim)
r.a. bahwa Nabi SAW, pernah ditanya,
“pekerjaan (profesi) apakah yang Hadis Nabi dari Hakim bin Hizam
paling baik ?” Beliu bersabda dalam kitab Al jami’ Al-Shahih Al-
“Pekerjaan seseorang dengan musnad Al-mukhtasar menjelaskan :
ُ صلَّى هَّللا َ قَا َل َرسُو ُل هَّللا: ع َْن َح ِكي ِْم ب ِْن ِحزَ ٍام قَا َل akan diberikan begitu saja, namun
َ Kَ َأوْ ق."اKKَالَ ْم يَتَفَ َّرقKKار َمK
:الK ِ Kَ"البَيِّ َعا ِن بِ ْال ِخي:
ْ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم harus ada kompensasi sebagai
ك لَهُ َما فِي بَي ِْع ِه َما َ فَِإ ْن," َحتَّى يَتَفَ َّرقَا,
َ ص َدقَا َوبَيَّنَا بُوْ ِر amalannya. Sehingga dengan
ت بَ َر َكةُ بَ ْي ِع ِه َما ْ ََوِإ ْن َكتَ َما َو َك َذبَا ُم ِحق disyariatkannya jual beli tersebut
merupakan salah satu cara untuk
“Dari Hakim bin Hizam bahwa merealisasikan keinginan dan
Rasulullah SAW bersabda, “Penjual kebutuhan manusia, karena pada
dan pembeli mempunyai hak memilih, dasarnya manusia tidak akan dapat
mengambil atau mengembalikan hidup sendiri tanpa berhubungan dan
barang, selama keduanya belum bantuan orang lain (Huda, 2011:54).
berpisah. Apabila keduanya
mengatakan yang sejujurnya serta D. Kaidah Fiqih
menjelaskan kelebihan dan kekurangan االَصْ ُل فِى الم َعا َملَ ِة اِإْل بَا َحةُ ِإالَّ اَ ْن يَ ُد َّل َدلِ ْي ٌل َعلَى
barang tersebut, maka jual beli mereka تَحْ ِر ْي ِمهَا
akan diberkahi Allah, tetapi apabila “Pada dasarnya, semua bentuk
mereka berdusta dan menyembunyikan muamalah itu boleh dilakukan kecuali
sesuatu atas barang yang ada dalil yang mengharamkannya”.
diperjualbelikan maka jual beli mereka
tidak akan mendapat keberkahan.” Maksud dari kaidah tersebut adalah
bahwa setiap muamalah dan transaksi,
C. Ijma’ pada dasarnya boleh, kecuali yang
Sementara legitimasi dari ijma’ tegas-tegas diharamkan seperti
adalah ijma’ para ulama dari berbagai mengakibatkan kemudharatan, tipuan,
kalangan mazhab telah sepakat akan judi, dan riba (Djazuli, 2007:130).
disyariatkannya dan dihalalkannya jual َ اَألصْ ُل فِي ال َع ْق ِد ِر
اKKهُ َمK ُ َدي ِْن َونَتِ ْي َجتK ِى ال ُمتَ َعاقK ض
beli. Jual beli sebagai mu’amalah ِإلتَ َز َماهُ بِالتَّ َعاقُ ِد
melalui sistem barter telah ada sejak “Hukum asal dalam transaksi adalah
zaman dahulu. Islam datang memberi keridhaan kedua belah pihak yang
legitimasi dan memberi batasan dan berakad, hasilnya adalah berlaku
aturan dalam pelaksanaannya tidak sahnya yang diakadkan.”
terjadi kezaliman atau tindakan yang Rukun dan Syarat Jual Beli
dapat merugikan salah satu pihak Di kalangan fuqaha, terdapat
(Mustofa, 2016:25). Selain itu, didalam perbedaan mengenai rukun jual beli.
konteks Indonesia juga ada legitimasi Menurut fuqaha kalangan Hanafiyah,
dari Kompilasi Hukum Ekonomi rukun jual beli adalah Ijab dan qabul.
Syariah (KHES) pasal 56-115. Ijma’ ini Sedangkan menurut jumhur ulama,
memberikan hikmah bahwa kebutuhan rukun jual terdiri dari akad (ijab dan
manusia berhubungan dengan sesuatu qabul), ‘aqid (penjual dan pembeli),
yang ada didalam kepemilikan orang ma’qud alaih (objek akad). Akad
lain, dan kepemilikan sesuatu itu tidak adalah kesepakatan (ikatan) antara
Kedua belah pihak yang melakukan b. Jual beli yang disebutkan sifat-
jual beli hadir dan membicarakan topik sifatnya dalam perjanjian. Yaitu jual
yang sama. Hanafiyah dan Malikiyah beli Salam (pesanan). Salam adalah
berpendapat bahwa jarak antara ijab jual beli yang tidak tunai (kontan),
qabul boleh saja diantarai oleh waktu, pada awalnya meminjamkan barang
yang diperkirakan bahwa pihak atau sesuatu yang seimbang dengan
pembeli sempat untuk berpikir. Namun harga tertentu, maksudnya adalah
ulama Syafi’iyah dan Hambaliyah perjanjian sesuatu yang penyerahan
berpendapat bahwa jarak antara ijab barang-barangnya ditanguhkan hingga
dan qabul tidak terlalu lama yang masa-masa tertentu, sebagai imbalan
menimbulkan dengan bahwa objek harga yang telah ditetapkan ketika
pembicaraan telah berubah (Haroen, akad.
2007:116). Sehingga dikhawatirkan c. Jual beli benda yang tidak ada
akan terjadi penyalahgunaan obyek serta tidak dapat dilihat, yaitu jual beli
atau akad yang bisa menimbulkan yang dilarang oleh agama Islam, karena
kerugian salah satu pihak. barangnya tidak tentu atau masih gelap,
Syarat barang yang diperjual belikan sehingga dikhawatirkan barang tersebut
yaitu : diperoleh dari curian atau barang tidak
a. Barang itu ada ditempat, atau tentu (gharar) akibatnya dapat
tidak ada ditempat tetapi pihak penjual menimbulkan kerugian dari salah satu
menyatakan kesanggupannya untuk pihak (Suhendi, 2002:75).
mengadakan barang itu. Ditinjau dari segi pelaku akad
b. Dapat dimanfaatkan dan (subjek) jual beli terbagi menjadi 3
bermanfaat bagi manusia. bagian, yaitu :
c. Milik seseorang. a. Akad jual beli yang dilakukan
d. Bisa diserahkan saat akad dengan lisan, bagi orang bisu bisa
berlangsung, atau pada waktu yang diganti dengan isyarat.
telah disepakati bersama ketika akad b. Penyampaian akad jual beli
berlangsung. melalui utusan, perantara, tulisan atau
Macam-macam Jual Beli surat-menyurat, jual beli seperti ini
Jual beli dapat ditinjau dari beberapa sama dengan ijab qabul dengan ucapan,
segi hukum, yaitu dari segi objek jual misalnya via pos dan giro. Jual beli
beli dan dari segi pelaku jual beli. seperti ini diperbolehkan oleh syara’.
Ditinjau dari segi benda yang dijadikan c. Jual beli dengan perbuatan
objek ada 3 macam, yaitu : (saling memberikan) atau dikenal
a. Jual beli yang tidak kelihatan, dengan istilah mu’athah, yaitu
yaitu pada waktu melakukan akad jual mengambil dan memberikan barang
beli benda atau barang yang diperjual tanpa ijab dan qabul, seperti seseorang
belikan ada di depan penjual dan mengambil rokok yang sudah
pembeli. bertuliskan label harganya, dibandrol
serta dalam pengiklanan dan program pada bai al- muwadla’ah sama seperti
pendukung penjualan (Kolter, yang terdapat pada jual beli yang sudah
2005:162). dijelaskan dalam pengertian di atas.
Faktor Terjadinya Diskon Hukum jual beli dengan menggunakan
Ada bebrapa faktor sebuah sistem potongan harga (diskon) itu
perusahaan atau sebuah toko diperbolehkan selama tidak membawa
memberikan potongan harga (diskon) kepada hal yang diharamkan seperti
kepada produk yang dijualnya. halnya penipuan kepada konsumen,
Menurut Bukhari Alma ada beberapa merugikan konsumen, menimbulkan
hal yang mengakibatkan dilakukannya kemadharatan, dan lain sebagainya.
peberian potongan harga kepada Oleh karena itu, sistem diskon harus
konsumen, yaitu : terlepas dari beberapa faktor yang
a. Konsumen bisa membayar lebih diharamkan, diantaranya sebagai
cepat dari waktu yang telah ditentukan. berikut :
b. Pembelian dalam jumlah besar a. Haram dzatnya
(Alma, 2000:132). Transaksi dilarang karena objeknya
Sedangkan menurut Djasmin terlarang, misalnya khamr, bangkai,
Saladinada beberapa alasan yang babi, dan lainnya. Dengan demikian
menyebabkan terjadinya perusahaan jika terjadi transaksi jual beli barang-
melakukan pemotongan harga (diskon) barang tersebut dengan akad
adalah sebagai berikut : Muawadla’ah, secara otomatis
a. Kelebihan kapasitas. transaksi ini menjadi haram.
b. Merosotnya bagian pasar akibat b. Haram selain Dzatnya
makin ketatnya persaingan. Kata “tukar menukar” atau
c. Untuk mengunggulkan pasar “peralihan pemilikan dengan
melalui biaya yang lebih rendah. penggantian” mengandung maksud
Sistem Diskon dalam Islam yang sama bahwa kegiatan
Potongan harga atau diskon menurut mengalihkan hak dan pemilikan itu
Syahbul Bachari dikenal dalam istilah berlangsung secara timbal balik atas
fuqaha’ denagn sebutan al-naqis min dasar kehendak dan keinginan bersama.
al-tsaman (pengurangan harga). Diskon Kata “secara suka sama suka”
juga disebut dengan istilah khasam. mengandung arti bahwa transaksi
Diskon dalam jual beli Islam terdapat timbal balik ini berlaku menurut cara
pada akad muwadla’ah atau Al- yang telah ditentukan, yaitu secara “’an
Wadla’ah. Akad muawdla’ah taradhin minkum” saling rela. Praktik-
merupakan bagian dari prinsip jual beli praktik yang melanggar prinsip tersebut
dimana penjual melakukan penjualan diantaranya yaitu :
dengan harga yang lebih rendah c. Tadlis
daripada harga pasar atau dengan Tadlis adalah transaksi yang
potongan (diskon). Rukun dan syarat mengandung suatu hal yang tidak
diketahui oleh salah satu pihak atau hal yang majhul (tidak diketahui).
menyembunyikan secara utuh kualitas Dalam sistem jual beli, gharar terdapat
maupun kuantitas. Setiap transaksi unsur memakan harta orang lain
dalam Islam harus didasarkan pada dengan cara bathil. Padahal Allah
prinsip kerelaan antara kedua belah melarang memakan harta orang lain
pihak, mereka harus mempunyai dengan cara batil. Seperti dalam firman
informasi yang sama, sehingga tidak Allah Q.S An-Nisa (4):29
ada pihak yang merasa dirugikan. Ada َولَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْمKKKKأ ُكلُوْ ْا َأ ْمKKKKَوْ ا الَ تKKKKُا الَّ ِذ ْينَ َءا َمنKKKKَيَاايُّه
3 (tiga) hal transaksi dalam tadlis, yaitu ِإن َّهَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما, َوالَ تَ ْقتُلُوْ ا َأ ْنفُ َس ُك ْم,بِالبَا ِط ِل
:
1. Kuantitas, mengurangi takaran Artinya : Hai orang-orang yang
2. Kualitas, menyembunyikan beriman, janganlah kalian saling
kecacatan barang memakan (mengambil) harta
3. Harga, memanfaatkan sesamamu dengan jalan yang batil,
ketidaktahuan pembeli akan harga kecuali dengan jalan yang berlaku
pasar dengan suka rela diantaramu.
d. Najasy
Jual beli najasy adalah jual beli yang Contoh bentuk dari transaksi gharar
bersifat pura-pura dimana si pembeli yaitu :
menaikkan harga barang, bukan untuk 1. Dari segi ketidak jelasan objek,
membelinya, tetapi hanya untuk yaitu fisik barang tidak jelas. Misalnya,
menipu pembeli lainnya membeli penjual berkata “Aku menjual
dengan harga tinggi (Syarifudin, kepadamu barang dalam kotak ini
2003:209). dengan harga Rp. 100.000” dan
ِ ْصلّى هَّللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّم َع ِن النَّج
ش َ ِ نَهَى َرسُو ُل هَّللا pembeli tidak mengetahui fisik barang
Rosulullah SAW melarang jual beli yang berada di dalam kotak tersebut.
najasy. 2. Ketidakjelasan harga, yaitu
e. Gharar penjual menentukan harga. Misalnya,
Gharar mencakup dua bentuk. Yaitu penjual berkata “Aku menjual mobil ini
keraguan dan kebimbangan, yakni kepadamu dengan harga sesukamu.”
keragu-raguan dan kebimbangan antara Lalu mereka berpisah dan harga belum
keberadaan dan keberhasilan objek jual ditetapkan oleh kedua belah pihak
beli dengan ketiadaannya. Kedua, (Syarifudin, 2003:201).
ketidaktahuan, yakni sesuatu yang Praktik Jual Beli Menggunakan
tidak diketahu sifat, ukuran, dan lain- Potongan Harga (Diskon) Dengan
lainnya (Syarifudin, 2003:201). Gharar Berjangka Waktu di Pusat Perbelanjaan
dikategorikan dan dibatasi terhadap Ramayana Kota Salatiga
sesuatu yang tidak dapat diketahui Sistem diskon merupakan salah satu
antara tercapai dan tidaknya suatu media promosi yang seringkali
tujuan, dan tidak termasuk didalamnya dilakukan oleh para pedagang di
DAFTAR PUSTAKA
Abi ‘Isa Muhammad Ibn ‘Isa Ibn Sauroh, Al-Jami’ As-Shohih Sunan Tirmidzi.
Jilid III: 1209. Bairut Libanon: Dar Al-Kutub Al-Amaliyah.
Afandi, M. Yazid. 2009. Fiqih Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga
Keuangan Syariah. Kotagede: Logung Pustaka.
Alma, Bukhari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani. Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam, cet ke-1.
Hadis No. 661. Bairut: Dar Al-kutub Al Islamiyah, 1449.
Al-Imam Abi Al-Husein Muslim bin Al-Hujjaj bin Muslim Al-Qusyairi, Al-Jami’
As-Shohih Muslim. Jilid V. Bairut Libanon: Dar Al-Fikr.
Al Imam Zainuddin Ibn ‘Abdul Latif Az-Zabidi. Al Jami’ Al- Sahih Al-Musnad
Al- Muktashar (Muktashar Sahih Al-Bukhori). Jilid I : 996. Beirut
Libanon: Dar al-Kutub al- Islamiyah, 1994.
Arifin, Zainul. 2006. Dasar-Dasar Manajement Bank Syariah. Jakarta: Pustaka
Alvabet.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineke Cipta.
As-Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, Jilid: XII, Bairut: Dar Al-Bayan Al Kuait,
1971.
Departemen Agama Republik Indonesia. 2016. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah.
Bandung: CII.
Djazuli, A. 2007. Kaidah-kaidah Fiqih. Jakarta: Prenada Media Group.
Fatwa Dewan Syariah Nasional, Nomor 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon
dalam murabahah. (Ditetapkan di Jakarta, 16 September 2000).
Hakim, Irfan Maulana. 2010. Bulughul Maram. Jakarta: Pustaka Amani.
Harun dan Zaenal Muttaqin. 2015. Ringkasan Shahih Bukhari, Bandung: Jabal.
Haroen, Nasrun. 2007. Fiqih Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Hasan, M. Ali. 2003. Berbagai Macam Transkasi Dalam Islam (Fiqih Muamalat).
Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Huda, Qomarul. 2011. Fiqih Mamalah. Yogyakarta: Tera.
Isnaini, Arif. 2005. Model dan Strategi Pemasaran. Makassar: Ntp Pers.
Kolter, Philip. 2005. Manajement Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: PT. Prehalindo.
Lam, Abdullah. 2005. Fiqih Finnsial. Solo: Era Intermedia
Masadi, Ghufron A. 2002. Fiqih Muamalah Konstektual. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Mustofa, Imam. 2016. Fiqih Muamalah Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Nashiruddin, Al Albani. 2011. Shahih Sunan At- Tirmidzi. Jakarta: Pustaka
Azzam, 2011.
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani (PPHIM). Kompilasi
Hukum Ekonomi Syariah (KHES), (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009).
Rasjid, Sulaiman. 2016. Fiqih Islam (Hukum Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Rifa’I, Muhammad. 1978. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra.
Suhendi, Hendi. 2002. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syaf, Mahyudin. 1987. Fiqih Sunnah. Bandung: Al-Ma’arif.
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-garis Besar Fiqih. Jakarta Timur: Prenada Media
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
Wawancara: