Anda di halaman 1dari 3

Materi Kesebangunan dan Kekongruenan

A. Kesebangunan

Definisi Kesebangunan: Dua atau lebih bangun dikatakan kesebangunan jika memiliki
bentuk yang sama, tetapi ukurannya bisa berbeda.

Sifat-sifat Kesebangunan:

Sama panjang: Sisi yang sejajar pada bangun kesebangunan memiliki panjang yang
sama.
Sama besar: Sudut yang sesuai pada bangun kesebangunan memiliki ukuran yang
sama.
Sama perbandingan: Panjang semua sisi kesebangunan adalah dalam perbandingan
yang sama.
Perbandingan Panjang Sisi: Dalam bangun kesebangunan, perbandingan panjang sisi-
sisinya sama dengan perbandingan skala.

Perbandingan Luas: Luas bangun kesebangunan adalah kuadrat dari perbandingan


skala.

Perbandingan Volume: Volume bangun kesebangunan adalah pangkat tiga dari


perbandingan skala.

Kesebangunan Segitiga: Dua segitiga dikatakan kesebangunan jika pasangan sudutnya


sama besar dan pasangan sisi-sisinya memiliki perbandingan yang sama.

Himpunan Sebangun: Himpunan segitiga sebangun adalah himpunan segitiga yang


kesebangunan satu sama lain.

Rasio Perimeter dan Luas: Dalam bangun kesebangunan, perbandingan perimeter


(keliling) dan luasnya adalah sama dengan perbandingan skala.

Teorema Pythagoras: Teorema ini berlaku dalam segitiga siku-siku, dimana kuadrat
panjang sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi lainnya.

Teorema Thales: Teorema ini menyatakan bahwa jika dua garis lurus berpotongan
dengan dua garis sejajar, maka segitiga yang dihasilkan adalah sebangun.

Menggunakan Proporsi: Proporsi digunakan untuk menyelesaikan masalah


kesebangunan, terutama dalam menentukan ukuran yang tidak diketahui dari bangun
kesebangunan.
Aplikasi dalam Geometri: Kesebangunan banyak digunakan dalam geometri untuk
memahami hubungan antara bentuk yang serupa, seperti dalam mereduksi gambar,
membuat proyeksi, dan dalam pemodelan geometris.

Memahami konsep-konsep dasar ini akan membantu dalam pemecahan masalah yang
melibatkan bangun kesebangunan dan aplikasinya dalam berbagai konteks matematika
dan ilmu terapan lainnya.

B. Kekongruenan

Definisi Kekongruenan: Dua objek geometris dikatakan kongruen jika mereka memiliki
bentuk dan ukuran yang sama. Dalam konteks ini, kongruen berarti bahwa dua objek
bisa diposisikan secara langsung satu di atas yang lain sehingga mereka tumpang
tindih sempurna.

Kriteria Kekongruenan Segitiga:

SSS (Side-Side-Side): Jika panjang semua sisi segitiga pertama sama dengan panjang
semua sisi segitiga kedua, maka kedua segitiga tersebut kongruen.
SAS (Side-Angle-Side): Jika dua segitiga memiliki panjang dua sisi yang sama dan
besaran sudut di antara sisi-sisinya yang berdekatan sama, maka kedua segitiga
tersebut kongruen.
ASA (Angle-Side-Angle): Jika dua segitiga memiliki dua sudut yang sama besarnya dan
panjang sisi yang berdekatan, maka kedua segitiga tersebut kongruen.
AAS (Angle-Angle-Side): Jika dua segitiga memiliki dua sudut yang sama besarnya dan
satu sisi yang tidak berdekatan, maka kedua segitiga tersebut kongruen.
Kekongruenan Jajaran Genjang: Dua jajaran genjang kongruen jika panjang kedua
pasang sisi sejajar sama dan sudut di antara sisi-sisinya memiliki ukuran yang sama.

Kekongruenan Lingkaran: Dua lingkaran kongruen jika memiliki jari-jari yang sama.

Penerapan Kekongruenan dalam Konstruksi Geometris: Kekongruenan sering


digunakan dalam konstruksi geometris untuk menentukan kesetaraan antara objek
geometris, seperti konstruksi segitiga atau jajaran genjang dengan ukuran yang sama.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari: Konsep kekongruenan dapat diterapkan


dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam konstruksi bangunan, perencanaan jalan,
desain produk, dan lain sebagainya.

Transformasi Geometris: Transformasi seperti translasi, refleksi, dan rotasi dapat


mempertahankan kekongruenan antara objek geometris.
Memahami konsep kekongruenan dan kriteria-kriteria yang diperlukan untuk
mengkonfirmasi kekongruenan antara objek geometris adalah langkah penting dalam
memahami dan menerapkan geometri dalam berbagai konteks.

Anda mungkin juga menyukai