Anda di halaman 1dari 4

Komunikasi Pastoral

Kelompok 2
Nama anggota kelompok:
1. Atalya Deharda Paraeng
2. Jenifer Makarios Timomor

KONSEPTUALISASI KOMUNIKASI
Sebagaimana dikemukakan John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K.
Sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai
komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi,
dan komunikasi sebagai transaksi.

 Komunikasi sebagai tindakan satu-arah


Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah
komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang)
lainnya,baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media seperti
surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televise. Misalnya,
seseorang itu mempunyai informasi mengenai suatu masalah, lalu ia
menyampaikannya kepada orang lain, orang lain mendengarkan, dan
mungkin berperilaku sebagai hasil mendengarkan pesan tersebut, lalu
komunikasi dianggap telah terjadi. Jadi, komunikasi dianggap suatu proses
linier yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada
penerima, sasaran, atau tujuannya. Pendek kata, konseptualisasi
komunikasi sebagai tindakan satu-arah menyoroti penyampaian pesan
yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi
bersifat instrumental dan persuasif.
Beberapa definisi menurut para ahli yang sesuai dengan konsep ini adalah
sebagai berikut:
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner
“Komunikasi adalah transmisi informasi,gagasan, emosi,keterampilan,
dsb, dengan menggunakan simbol-simbol – kata-kata, gambar, figur,
grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang
biasanya disebut komunikasi.”
Theodore M. Newcomb
“Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informas,
terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.”
Carl I. Howland
“Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambing-lambang verbal) untuk
mengubah perilaku orang lain (komunikate).”
Gerald R. Miller
“Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan
kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku
penerima.”
Everell M. Rogers
“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.”
Raymond S. Ross
“Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan
mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu
pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang
serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.”
Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante
“Komunikasi adalah transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi
khalayak.”
Harold Lasswell
“(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa
Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?”

Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi


yang saling bergantung satu sama lain yaitu: Pertama, sumber (source),
Kedua, pesan, Ketiga, saluran atau media, Keempat, penerima (receiver),
Kelima, efek.

 Komunikasi sebagai interaksi


Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi adalah
interaksi. Dalam arti sempit interaksi berarti saling mempengaruhi
(mutual influence). Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan
komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya
bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal
atau menganggukan kepala, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah
menerima respons atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu
sebaliknya.
Komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikit lebih dinamis daripada
komunikasi sebagai tindakan satu-arah. Namun pandangan kedua ini
masih membedakan para peserta sebagai pengirim dan penerima pesan,
karena itu masih tetap berorientasi sumber, meskipun kedua peran
tersebut dianggap bergantian. Jadi, pada dasarnya proses interaksi yang
berlangsung juga masih bersifat mekanis dan statis. Salah satu unsur yang
dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua ini adalah umpan balik
(feed back), yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber
pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai
efektivitas pesan yang ia sampaikan sebelumnya: apakah dapat
dimengerti, dapat diterima, menghadapi kendala dan sebagainya, sehingga
berdasarkan umpan balik itu, sumber dapat mengubah pesan selanjuntnya
agar sesuai dengan tujuannya.

 Komunikasi sebagai transaksi


Ketika Anda mendengarkan seseorang yang berbicara, sebenarnya pada
saat itu Anda pun bisa mengirimkan pesan secara nonverbal (isyarat
tangan, ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya) kepada pembicara
tadi. Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi
komunikasi yang terjadi. Bila empat orang peserta terlibat dalam
komunikasi, akan terdapat lebih banyak peran, hubungan yang lebih rumit,
dan lebih banyak pesan verbal dan nonverbal. Komunikasi sebagai
transaksi bersifat intersubjektif, yang dalam bahasa Rongseren disebut
komunikasi penuh manusia. Penafsiran Anda atas perilaku verbal dan
nonverbal orang lain yang Anda kemukakan kepadanya juga mengubah
penafsiran orang lain tersebut atas pesan-pesan Anda, dan pada gilirannya,
mengubah penafsiran Anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya.
Menggunakan pandangan ini, tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis.
Pandangan inilah yang disebut komunikasi sebagai transaksi, yang lebih
sesuai untuk komunikasi tatap-muka yang memungkinkan pesan atau
respons verbal dan nonverbal bisa diketahui secara langsung.
Kelebihan konseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa
komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja
atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para
pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan
respons yang tidak dapat diamati.
Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung
bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal
ataupun perilaku nonverbalnya. Istilah transaksi mengisyaratkan bahwa
pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan interdependensi
atau timbal balik; eksistensi satu pihak ditentukan oleh eksistensi pihak
lainnya. Persepsi seorang peserta komunikasi atas orang lain bergantung
pada persepsi orang lain tersebut terhadapnya, dan bahkan bergantung
pula pada persepsinya terhadap lingkungan di sekitarnya.
Beberapa pemahaman tentang komunikasi menurut para Pakar antara lain:
John R. Wenburg dan William W.Wilmot
“Komunikasi adalah usaha untuk memperoleh makna.”
Donald Byker dan Loren J. Anderson
“Komunikasi (manusia) adalah berbagai informasi antara dua orang atau
lebih.”
William I. Gorden
“Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai transaksi dinamis
yang melibatkan gagasan dan perasaan.”

Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson


“Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna.”
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss
“Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau
lebih.”
Diana K. Ivy dan Phil Backlund
“Komunikasi adalah proses yang terus berlangsung dan dinamis menerima
dan mengirim pesan dengan tujuan berbagi makna.”
Karl Erik Rosengren
“Komunikasi adalah interaksi subjektif purposive melalui bahasa manusia
yang berartikulasi ganda berdasarkan symbol-simbol.”

Para pakar mendefinisikan komunikasi sebagai proses karena komunikasi


merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan,
pertukaran, dan perpindahan.
Pemahaman Anda atas dunia dimulai ketika Anda lahir dan terus
berlangsung hingga Anda meninggal dunia. Sepanjang hidup Anda
berkomunikasi dengan orang lain, dan mereka berkomunikasi dengan
Anda. Bahkan ketika Anda mengemukakan gagasan kepada seseorang,
pemahaman timbal-balik atas gagasan tersebut terus berkembang, sebagai
pengaruh dari respons mereka terhadap gagasan tersebut dan sebagai
reaksi Anda terhadap respons mereka. Lebih jauh lagi, komunikasi terus
berlangsung setelah Anda dan mereka berpisah, karena setiap pihak terus
memikirkan dan merespons apa yang dikatakan pihak lain. Komunikasi
tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir. Meskipun kematian
menghentikan peran Anda sebagai penerima, kematian tidak
menghentikan peran Anda sebagai sumber. Pendeknya, kita tidak dapat
menyetop komunikasi,dan kapan komunikasi mulai atau berakhir sulit
dipastikan.

Anda mungkin juga menyukai