Oleh :
ADI SIOMBI (07352211109)
Dosen Pembimbing :
Ibu Alfanugrah A. Hi Usman S.T, M.Kom
UNIVERSITAS KHAIRUN
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
TERNATE
PEMBAHASAN
Pengertian Komunikasi
Dari pendapat tersebut, kita dapat melihat bahwa suatu kegiatan komunikasi
yang dilakukan oleh manusia merupakan proses penyandian berupa lambang-
lambang yang berarti sehingga terjadi suatu kesamaan makna antara komunikator dan
komunikan. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan untuk suatu perubahan
pendapat, sikap, perilaku yang sesuai dengan keinginan komunikator.
Dari komunikasi yang dikemukakan oleh Hovland, dapat dilihat bahwa ilmu
komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat yang
diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain.
Maksud dari definisi itu, jika ingin mempersamakan persepsi atau gagasan dengan
orang lain sudah tentu harus dilaksanakan dengan jalan menyatakan kepada orang
lain, dengan begitu akan terlihat hasil dari komunikasi itu dengan orang lain, apakah
sudah sesuai dengan tujuan atau tidak.
Sedangkan Raymond S. Ross, mendefinisikan komunikasi sebagai ‘Proses
transaksional yang meliputi pemisahan, pemilihan bersama lambang secara kognitif,
begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya
sendiri atau respon yang sama dengan yang dimaksud sumber.’ (Rakhmat, 2000: 3)
Hal ini merupakan suatu proses pengungkapan pikiran menjadi lambang terhadap
perilaku manusia. Bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang
menimbulkan respon pada individu yang lain. Untuk membedakan kegiatan
penyampaian komunikasi yang sedang berlangsung, maka proses komunikasi terbagi
menjadi proses komunikasi primer dan proses komunikasi secara sekunder, yaitu
sebagai berikut:
“Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol)
sebagai media antara lain bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara
langsung mampu ”menterjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada
komunikan”… sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan alat atau sarana sebagai
media, yang digunakan dalam komunikasi massa maupun media non massa”.
(Effendy, 1995: 11-18).
Komunikasi Nonverbal
Pengertian Komunikasi Nonverbal Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh
dalam komunikasi. Kita mempersepsi manusia tidak hanya lewat bahasa verbalnya:
bagaimana bahasanya (halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dan
sebagainya), namun juga melalui perilaku nonverbalnya. Pentingnya pesan nonverbal
ini misalnya dilukiskan dengan frase,”Bukan apa yang ia katakan, melainkan
bagaimana ia mengatakannya”. Lewat perilaku nonverbalnya kita dapat mengetahui
suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung atau sedih. Kesan
awal kita pada seseorang sering didasarkan perilaku nonverbalnya, yang mendorong
kita untuk mengenalnya lebih jauh. (Mulyana, 2000: 308)
Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan katakata.
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan tentang komunikasi
nonverbal sebagai berikut:
Knapp & Hall mencoba menjelaskan mengenai pesan verbal dan noverbal
berdasarkan fungsinya masing-masing. Namun jika dilihat lebih lanjut, fungsi
nonverbal dan verbal saling tumpang tindih. Pernyataan tersebut menggambarkan
betapa pesan verbal tidak pernah terlepas dari pesan nonverbal. Maka setiap orang
yang berkomunikasi secara verbal akan menyampaikan pesan-pesan yang lain dengan
gerakan (gesture), vokalistik, jarak yang diatur dan sebagainya. Ketika seseorang
menyampaikan pendapatnya secara verbal, maka pikiran dan perasaannya akan lebih
cermat tercermin dalam perilaku nonverbalnya. Meskipun ada beberapa isyarat
nonverbal yang dapat kita pelajari untuk membantu orang lain agar dapat mengerti isi
pesan yang kita sampaikan. Misalnya ketika pengajar memberikan pelajaran secara
verbal, maka untuk menarik perhatian anak ia akan 31 menyampaikannya dengan
suara yang keras dan dengan nada yang bervariasi. Hal tersebut merupakan
penggunaan isyarat nonverbal secara sadar, yang didasari atas pengertian pengajar
terhadap kesulitan yang dialami murid-murid dalam berkomunikasi. Seperti yang
telah dikemukakan bahwa anak retardasi mental mengalami kesulitan dalam
menangkap pesan berkenaan dengan kemampuan otak yang dibawah rata-rata dan
kesulitan untuk berkonsentrasi. Pentingnya kesadaran pengajar untuk menyampaikan
materi pelajaran dengan pesan nonverbal untuk membantu anak retardasi mental
dalam proses belajar. Jadi disini, isyarat nonverbal sering digunakan untuk tujuan lain
dibandingkan untuk menunjukkan emosi.
1. Prinsip umum komunikasi antar pribadi adalah manusia tidak dapat menghindari
komunikasi. Sehingga baik seseorang berbicara ataupun tidak, ia sedang melakukan
komunikasi, karena diam pun merupakan komunikasi. Ketika seseorang diam dan
tidak berbicara, maka pikiran dan perasaan orang tersebut dapat tercermin lewat
perilaku nonverbalnya.
3. Informasi tentang isi dan relasi. Dengan fungsinya yang saling tumpang tindih
antara pesan verbal dan nonverbal, maka jelas bahwa komunikasi verbal tidak bisa
berdiri sendiri. Komunikasi nonverbal selalu meliputi informasi tentang isi dari pesan
verbal. Hal tersebut berarti pesan-pesan nonverbal selalu menyertai pesan verbal, dan
jika pesan pesan verbal tidak menunjukkan kekuatan maka pesan-pesan nonverbal
dapat memperkuat isi pesan atau sebagai pendukung pesan verbal.
4. Reliabilitas dari pesan nonverbal. Pesan verbal ternyata dipandang lebih reliable,
daripada pesan nonverbal. Dalam beberapa situasi antar pribadi pesan verbal ternyata
tidak reliable sehingga perlu komunikasi nonverbal.
Tidak ada struktur yang pasti, tetap, dan dapat diramalkan mengenai hubungan
antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Keduanya dapat berlangsung
spontan, serempak dan nonsekuensial. Sementara perilaku verbal adalah saluran-
tunggal, perilaku nonverbal bersifat multisaluran.
Suatu perbedaan lain yang menonjol antara pesan verbal dan nonverbal adalah
bahwa pesan verbal terpisah-pisah sedangkan pesan nonverbal berkesinambungan.
Artinya orang dapat mengawali dan mengakhiri pesan verbal kapan pun ia
menghendakinya, sedangkan pesan nonverbal tetap “mengalir”, sepanjang ada orang
yang hadir di dekatnya.
Tingkah laku lebih berbicara daripada sekedar kata-kata. Kita biasanya lebih
mempercayai pesan nonverbal, yang menunjukkan pesan sebenarnya, karena pesan
nonverbal itu sulit untuk dikendalikan daripada pesan verbal. Kita dapat sedikit
mengendalikan perilaku nonverbal, namun kebanyakan perilaku nonverbal di luar
kesadaran kita. Kita dapat memutuskan dengan siapa dan kapan berbicara serta topik-
topik apa yang akan kita bicarakan, tetapi kita sulit mengendalikan ekspresi wajah
senang, malu, ngambek dan sebagainya
1. Kinesik atau gerak tubuh Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika
(kinesics), suatu istilah yang diciptakan seorang perintis studi bahasa nonverbal, Ray
L. Birdwhistell. Setiap anggota tubuh seperti wajah (termasuk senyuman dan
pandangan mata), tangan, kepala dan kaki dan bahkan tubuh secara keseluruhan dapat
digunakan sebagai isyarat simbolik. Pesan kinesik terdiri dari tiga komponen utama:
pesan fasial, pesan gestural, dan postural.
2. Pesan Paralinguistik Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang
berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama
dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.
Pesan paralinguistik terdiri atas; nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.
• Akrab
• Personal
• Publik
• Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya, hanya
saja motifnya bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta
atau keintiman.
7. Daya tarik penampilan fisik Daya tarik fisik seseorang menyjadi penyebab utama
atraksi personal, kita senang terhadap orang-orang yang cantik dan tampan. Mereka
pada gilirannya sangat mudah mendapatkan simpati dan perhatian dari orang lain.
(Rakhmat, 2000: 292-294)
Pesan gestural digunakan dalam suatu percakapan atau komunikasi secara tidak
langsung dengan menggerakkan salah satu bagian tubuh untuk menegaskan maksud
dan tujuan atau suatu perasaan tertentu, seperti yang dikemukakan oleh Barroso
dalam Nonverbal Communication in Human Interaction, berikut kutipannya:
“What exactly is gesture? Gesture are movements of the body (or some part of it)
used to communicate an idea, intention, or fealling. Many of these actions are made
with the arms/hands, but the face/head are also used in gesture many body-focused
movements reflect or regulate state or arousal”. (Knapp & Hall, 1992: 187)
Seperti yang telah dikemukakan di atas, pesan gesture merupakan gerakan salah
satu tubuh untuk menyatakan ide, maksud atau perasaan. Pesan gestural dapat
dilakukan secara sengaja, maupun tidak sengaja. Pesan gestural yang dilakukan
secara sengaja mempunyai peran yang penting dalam proses pembelajaran. Misalnya
pengajar yang sedang menerangkan bentuk bola lalu menggerak tangannya dan
membentuk lingkaran. Gerakan tangan tersebut berfungsi sebagai alat bantu agar
mempermudah murid untuk memahami apa yang disampaikan pengajar. Contoh lain
adalah ketika pengajar mengangguk- 40 anggukan kepala sebagai tanda “benar”,
ketika muridnya bisa menjawab pertanyaan dengan benar.