Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

KOMUNIKASI KONSEP DAN DASAR


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Komunikasi Dasar
Dosen Pengampu : Moh.Zulkarnain, S.K.M. M.Kes

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Shafitra dwi alfira paris
Angelia Putri Laongan
Ainun Sri Mulyani Karim
Ditya Pebriani Lauhi
Deisy Arisandi Laraswati
Mira Paputungan
Nadiva Detuage
Rifka Safitri Lawaland
Susilawati Tuliabu
Siti Abelia Ahyani
Sri Melinda Zakaria
Virta Handayani
KELAS A
PRODI TERAPIS GIGI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian atau penerimaan
pesan antara dua orang atau lebih. Sedangkan pesan bentuknya berupa
komunikasi lisan, komunukasi tulisan, komunikasi verbal,
komunikasi nonverbal. Komunikasi tulisan adalah proses
penyampaian pesan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk
tulisan yang memilki makna tertentu. Dengan kata lain bahwa
komunikasi tulisan adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan
sarana tulisan yang dapat menggambarkan atau mewakili komunikasi
lisan termasuk kedalamnya adalah menulis dan membaca.
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................
Daftar isi...........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang.................................................................................
Rumus masalah................................................................................
Tujuan penulisan..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian komunikasi.....................................................................
Pengertian komunikasi dasar...........................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................
Saran................................................................................................
Daftar pustaka..................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, komunikasi sangat
memengaruhi segala kegiatan manusia. Tanpa disadari bahwa
komunikasi merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Dengan
komunikasi kita bisa mengetahui apa yang sedang terjadi. Sebenarnya
apakah komunikasi itu? Pada hakikatnya komunikasi itu adalah
proses penyampaian pesan dari komunikator (sumber) kepada
komunikan (penerima) dengan sarana tertentu untuk tujuan tertentu.
Komunikasi di katakan sempurna apabila memiliki dasar-dasar
komunikasi. Tanpa dasar-dasar komunikasi tersebut, komunikasi
tidak dapat berjalan dengan lancar dan hanya akan mendatangkan
kesalah pahaman yang disebabkan oleh miss Communication.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,maka penulis merumuskan
beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan pada makalah ini,
yaitu:
1.Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2.Apa yang dimaksud dengan komunikasi menurut para ahli?
3.Apa yang dimaksud dengan komunikasi dasar?
C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi dasar
berdasarkan pendapat beberapa ahli yang ada.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses ketika seseorang atau beberapa
orang, kelompok,organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang
lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh ke dua belah pihak.
Secara etimologis komunikasi atau communication (dalam bahasa
Inggris) berasal dari perkataan Latin communis yang berarti
“sama”,communico,communicatio,atau communicare yang berarti
“membuat sama”(to make common) (Effendi,1993).
Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pada hakikatnya
komunikasi dalam konteks tulisan ini adalah pernyataan antar
manusia. Adapun yang dinyatakan berupa pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
perantaranya. Pernyataan dinamakan pesan, orang yang
menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator)
sedangkan yang menerima pesan disebut komunikan (communicatee).
Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the
content of the message), kedua lambing (symbol) untuk
mengungkapkan isi pesan yang dimaksud. Pikiran atau perasaan
dikategorikan sebagai isi pesan (content), sedangkan bahasa
dikategorikan sebagai symbol. Komunikasi terjadi apabila terdapat
kesamaan makna terhadap suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator dan diterima oleh komunikan. (Rakhmat,1989)
Komunikasi ini dapat dimaknai sebagai jalannya proses dimana
seseorang maupun sekelompok orang menciptakan serta
menggunakan sejumlah informasi agar saling terhubung dengan
lingkungan sekitar.
Secara umum komunikasi dapat dilakukan secara verbal serta dapat
dipahami oleh kedua belah pihak berkaitan.

Komunikasi menurut para ahli di antaranya seperti yang disebutkan


oleh Anwar Arifin. Menurutnya arti komunikasi adalah jenis proses
sosial yang erat kaitannya dengan aktivitas manusia serta sarat akan
pesan maupun perilaku.

Skinner turut beropini tentang komunikasi sebagai suatu perilaku


lisan maupun simbolik dimana pelaku berusaha memperoleh efek
yang diinginkan.

Forsdale berkomentar bahwa pengertian komunikasi adalah jenis


proses pembentukan, pemeliharaan serta pengubahan sesuatu dengan
tujuan agar sinyal yang telah dikirimkan berkesesuaian dengan aturan.

Pengertian komunikasi terakhir datang dari Gode yang


mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan suatu kegiatan untuk
membuat sesuatu kemudian ditujukkan kepada orang lain.

Komunikasi menurut para ahli didefinisikan sebagai berikut:


a. EverttM. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses
yang didalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari
sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah
perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh The odore
Herbert,yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses
yang didalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan
dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud
mencapai beberapa tujuan khusus.
b. Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil.
Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan
kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan
pesan;pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman
bersama yang memberi arti pada pesan dan symbol yang dikirim
oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.
(Suranto:2005)
c. Bernard Berelson dan GaryA.Steinir: “Komunikasi adalah
transimisi informasi, gagasan,emosi,keterampilan,dan
sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol: kata-kata,
gambar, figur, grafik dan sebagainya.Tindakan atau proses
transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.”
d. CarlI.Hovland: “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan
seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikan).”
e. EverettM.Rogers:“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”
f. HaroldLasswell:“(Cara yang baik untuk menggambarkan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut) Who
Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa
Dengan Pengaruh Bagaimana?”
g. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis
yang melibatkan gagasan dan perasaan.

h. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses


pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.

i. Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah


berbagi informasi antara dua orang atau lebih.

j. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses


memahami danberbagi makna
B.Pengertian komunikasi dasar
Konsep dasar komunikasi, Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Cara seperti ini
disebut dengan komunikasi nonverbal. Komunikasi adalah suatu
proses yang mengacu pada kegiatan pertukaran informasi atau pesan
antara dua orang atau lebih.
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah
dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada
kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’
atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses


penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi
dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16)
mengenai komunikasi manusia yaitu:

Human communication is the process through which individuals –in


relationships, group, organizations and societies—respond to and
create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa
komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu
dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang
merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain.

Agar lebih jelasnya kami akan membahas mengenai apa saja tujuan
dan fungsi komunikasi ;

Tujuan Komunikasi

Setelah mengetahui apa itu pengertian komunikasi, berikutnya Anda


perlu tahu tujuan komunikasi. Secara singkat tujuan komunikasi
adalah untuk menciptakan kesepahaman di antara kedua belah pihak.

Namun, masih ada sejumlah tujuan dari komunikasi yang perlu Anda
ketahui.
1. Agar hal yang disampaikan bisa dimengerti dengan cukup baik.
Dengan adanya definisi komunikasi diatas maka akan
menghindarkan diri dari kesalah pahaman.
2. Agar mampu memahami maksud perkataan orang lain.
3. Agar ide, gagasan maupun pemikiran pribadi dapat diterima
orang lain terutama dalam gelaran rapat tertentu.
4. Penggerak orang lain untuk mengerjakan sesuatu. Misalnya,
kegiatan kerja bakti, sosialisasi dan sebagainya.

Fungsi Komunikasi

Adapun fungsi komunikasi di antaranya ialah seperti berikut.

1. Untuk menyampaikan informasi


2. Sebagai penyampai pendapat agar dapat diterima oleh
masyarakat luas atau yang berkaitan.
3. Sebagai bentuk interaksi dengan orang lain.
4. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan akan sesuatu
hal. Jadi, melalui komunkasi nantinya akan terjadi transfer ilmu
antara pihak satu dengan pihak lainnya.
5. Pengisi waktu luang. Misalnya, dengan berbicara via telepon,
chatting, sosial media, video call dan sebagainya.
6. Sebagai cara untuk membujuk dan mempengaruhi orang lain.
Biasanya komunikasi semacam ini banyak mengandung unsur-
unsur persuasif.
7. Untuk dapat mengenal diri sendiri.
8. Guna mengurangi ketegangan atau mencairkan suasana.
Misalnya, ketika ada pertikaian atau perselisihan pendapat
dalam rapat tertentu.
9. Sebagai hiburan. Misalnya, ketika Anda sedang jenuh kemudian
menghubungi teman jauh untuk sekadar mengobrol santai.
10. Untuk selalu menjalin hubungan yang baik dengan orang
lain.
11. Sebagai benteng diri agar tidak terisolasi dalam
lingkungan masyarakat.
12. Untuk mempelajari situasi yang terjadi.
13. Mengubah sikap maupun perilaku.
14. Mengawasi serta melakukan pengendalian atas suatu
kegiatan.
15. Sebagai motivasi untuk orang lain.
16. Guna mengambil suatu keputusan yang tepat.
17. Untuk melakukan kegiatan tertentu.
18. Sebagai bentuk ekspresi.
19. Menghindari adanya kesalahpahaman.
20. Untuk tetap menjaga jalinan hubungan yang baik.

Manfaat Komunikasi dalam Bisnis

Komunikasi yang baik penting dilakukan dalam lingkup tempat kerja


sampai bisnis.

Contoh mudahnya komunikasi antara atasan dengan bawahan harus


terjalin dengan baik, jika tidak maka pekerjaan akan bermasalah
sehingga bisnis bisa terganggu.

Nah berikut beberapa manfaat komunikasi dalam bisnis diantaranya


sebagai berikut:

 Saling Mengerti Antar Sesama

Hal pertama manfaat dari adanya komunikasi yang baik adalah saling
mengerti antar unsur terkait baik itu pihak internal maupun eksternal
perusahaan.

 Mendukung Tujuan Perusahaan

Dengan adanya komunikasi yang baik bermanfaat mendukung agar


terwujudnya tujuan perusahaan.

Hal ini terjadi karena pihak internal dan eksternal perusahaan bisa
menjalin hubungan yang baik antar sesama.

 Membuat Pekerjaan Menjadi Jelas

Dengan komunikasi, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab setiap


karyawan bisa menjadi lebih jelas.
Jadi pekerjaan yang dihasilkan bisa sesuai dengan target yang sudah
dibuat di awal.

 Mengatasi Permasalahan

Komunikasi yang buruk membuat berbagai permasalahan.

Contoh saja ada dua orang menerima perintah karena kurang jelas
keduanya mengerjakan dengan cara yang berbeda, akibatnya  timbul
permasalahan.

Nah dengan adanya komunikasi yang baik, permasalahan-


permasalahan bisa diatasi dengan baik.

Jenis-jenis Komunikasi

Jenis-jenis komunikasi yang dapat kita ketahui di antaranya seperti


berikut.

1. Komunikasi berdasarkan penyampaian

 Lisan

Komunikasi secara lisan dimaknai sebagai jenis komunikasi yang


terjadi secara langsung tanpa ada batasan jarak. Misalnya, dalam
suatu rapat, wawancara maupun percakapan biasa.

 Tulisan

Komunikasi secara tertulis merupakan jenis media komunikasi yang


penyampaiannya dilakukan dalam bentuk tulisan. Misalnya, naskah,
spanduk, undangan dan sebagainya.

2. Komunikasi berdasarkan tujuan

Jika ditinjau berdasarkan tujuan, komunikasi dapat dikategorikan


menjadi beberapa macam.

Misalnya, pemberian saran, pidato, perintah, ceramah maupun


wawancara. Konsep komunikasi semacam ini menekankan bahwa
komunikator menjadi faktor penting dalam jalinan interaksi tersebut.
3. Komunikasi berdasarkan ruang lingkup

 Internal

Komunikasi internal merupakan jenis komunikasi yang terjadi dalam


ruang lingkup organisasi maupun perusahaan.

Contohnya, interaksi antar individu yang ada dalam ruang lingkup


tersebut. Komunikasi internal bisa berupa komunikasi vertikal,
horizontal maupun diagonal.

 Eksternal

Komunikasi eksternal berarti komunikasi yang terjalin antar


organisasi maupun masyarakat dalam berbagai macam bentuk.

Misalnya, koneferensi pers, pameran, publikasi, siaran televisi


maupun bakti sosial.

4. Komunikasi berdasarkan aliran

 Komunikasi satu arah, yakni komunikasi yang berasal dari


salah satu pihak saja.
 Komunikasi dua arah, yaitu komunikasi yang mempunyai sifat
saling memberikan timbal balik.
 Komunikasi ke bawah, yakni komunikasi dari atasan dengan
bawahan.
 Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yabg berasal dari
seorang bawahan kepada atasan.
 Komunikasi ke samping, yakni komunikasi yang terjalin di
antara beberapa orang pada kedudukan setara.

Dalam berinteraksi dengan orang lain, Anda perlu memahami seperti


apa pengertian komunikasi secara umum .
B.Konsep Dasar Komunikasi

Konsep dasar komunikasi, Komunikasi adalah suatu proses


penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan menggunakan gestur tubuh,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut dengan komunikasi
nonverbal. Komunikasi adalah suatu proses yang mengacu pada
kegiatan pertukaran informasi atau pesan antara dua orang atau lebih.
Agar tujuan komunikasi dapat berjalan dengan baik, maka pihak-
pihak yang berkaitan dalam proses komunikasi ini harus mau untuk
saling bertukar informasi, sehingga semua pihak dapat memahami
satu sama lain. Meskipun pengertian komunikasi di atas terlihat cukup
simpel, namun proses komunikasi yang ada ternyata tidak semudah
yang kita bayangkan loh, rekan-rekan.

Jenis-jenis komunikasi yang dapat Anda ketahui di antaranya ialah


seperti berikut:

1. Komunikasi berdasarkan penyampaian

a. Lisan
Komunikasi secara lisan dimaknai sebagai jenis komunikasi yang
terjadi secara langsung tanpa ada batasan jarak. Misalnya, dalam
suatu rapat, wawancara maupun percakapan biasa.
b. Tulisan
Komunikasi secara tertulis merupakan jenis media komunikasi yang
penyampaiannya dilakukan dalam bentuk tulisan. Misalnya, naskah,
spanduk, undangan dan sebagainya.

2. Komunikasi berdasarkan tujuan

Jika ditinjau berdasarkan tujuan, komunikasi dapat dikategorikan


menjadi beberapa macam. Misalnya, pemberian saran, pidato,
perintah, ceramah maupun wawancara. Konsep komunikasi semacam
ini menekankan bahwa komunikator menjadi faktor penting dalam
jalinan interaksi tersebut.

3. Komunikasi berdasarkan ruang lingkup

a. Internal
Komunikasi internal merupakan jenis komunikasi yang terjadi dalam
ruang lingkup organisasi maupun perusahaan. Contohnya, interaksi
antar individu yang ada dalam ruang lingkup tersebut. Komunikasi
internal bisa berupa komunikasi vertikal, horizontal maupun diagonal.

b. Eksternal
Komunikasi eksternal berarti komunikasi yang terjalin antar
organisasi maupun masyarakat dalam berbagai macam bentuk.
Misalnya, koneferensi pers, pameran, publikasi, siaran televisi
maupun bakti sosial.

4. Komunikasi berdasarkan aliran

a. Komunikasi satu arah, yakni komunikasi yang berasal dari salah


satu pihak saja.
b. Komunikasi dua arah, yaitu komunikasi yang mempunyai sifat
saling memberikan timbal balik.
c. Komunikasi ke bawah, yakni komunikasi dari atasan dengan
bawahan.
d. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yabg berasal dari seorang
bawahan kepada atasan.
e. Komunikasi ke samping, yakni komunikasi yang terjalin di antara
beberapa orang pada kedudukan setara.

C.Prinsip-prinsip komunikasi

1. Komunikasi Adalah Proses Simbolik Lambang atau simbol


adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya
berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-
kata (pesan verbal) perilaku non verbal, dan objek yang maknanya
disepakati bersama. Kemampuan manusia menggunakan lambang
verbal memungkinkan perkembangan bahasa. Kemampuan manusia
menggunakan lambang, baik dalam penyandian ataupun penyandian–
balik, manusia dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Lambang memiliki beberapa sifat sebagai berikut :
a. Lambang bersifat sembarang, manasuka atau sewenang-
wenang. Lambang hadir dimana-mana dan tidak henti-
hentinya menerpa kita. Alam tidak memberikan penjelasan
kepada kita mengapa manusia menggunaan lambang-
lambang tertentu untuk merujuk pada hal-hal tertentu, baik
yang konkrit maupun yang abstrak. Apa saja dapat
dijadikan lambang, bergantung kepada kesepakatan
bersama, kata- kata (lisan atau tulisan) isyarat anggota
tubuh, dandanan dan penapilan bersifat fisik, makanan dan
cara makan, tempat tinggal, jabatan, pekerjaan, olah raga,
hobi,peristiwa, hewan tumbuhan, gedung, artefak (alat),
angka, bunyi, waktu, dan sebagainya.
b. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, kitalah
yang memberi makna pada lambang. Makna sebenarnya
ada dalam kepala kita dalam pikiran kita, bukan terletak
pada lambang itu sendiri. Bila ada orang yang mengatakan
bahwa kata- kata mempunyai makna, maka yang ia
maksudkan sebenarnya adalah bahwa kata – kata itu
mendorong orang untuk memberi makna (yang telah
disetujui bersama) terhadap kata-kata itu. Komunikasi
telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung, terlepas dari
apakah komunikasi itu disengaja atau tidak.
c. . Lambang itu banyak variasinya Lambang itu bervariasi
dari satu budaya ke budaya lain, satu tempat ke tempat
lain, dari satu konteks waktu ke konteks yang lain. Kita
hanya memerlukan kesepakatan mengenai suatu lambang.
Begitu juga makna yang diberikan kepada suat lambang
juga sangat bervariasi meskipun bisa berubah seiring
bergantinya zaman.

2. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi


Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi, namun
komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku
orang lain atau perilakunya sendiri. Setiap perilaku seseorang punya
potensi untuk ditafsirkan. Ketika seseorang tersenyum, cemberut,
berdiam diri, ketika seseorang 10 mengundurkan diri dari komunikasi
kemudian menyendiri sebenarnya seseorang tersebut
mengkomunikasikan banyak pesan. Orang lain akan menafsirkan
tersenyum berarti gembira, cemberut ditafsirkan ngambek, diam
ditafsirkan sebagai malu , segan, atau ragu-ragu atau tidak setuju atau
bahkan ditafsirkan marah.
3. Komunikasi Memiliki Dimensi Isi Dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sedangkan dimensi hubungan
disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi)
komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan
menunjukkan bagaimana cara mengatakan, bagaimana cara
mengatakan ini mengisyaratkan bagaimana hubungan peserta
komunikasi dan menunjukkan bagaimana pesan itu ditafsirkan. Dalam
dimensi isi, komunikasi akan menemukan bentuknya secara lebih baik
apabila menggunakan bahasa sebagai alat penyampai pesan.
Penggunaan bahasa secara efektif, bahasa yang digunakan, siapa yag
menjadi sasaran adalah perwujudan dari komunikasi sebagai proses
budaya. Selanjutnya dalam dimensi isi juga dinyatakan bahwa sistem
pengetahuan berperan sangat penting. Pengetahuan merupakan
substansi yang tidak terlepas dari isi komunikasi
4.Komunikasi Berlangsung Dalam Berbagai Tingkat
Kesengajaan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan dari
komunikasi yang tidak disengaja sama sekali hingga komunikasi yang
benar-benar direncanakan dan disadari. Memang kesengajaan bukan
merupakan syarat komunikasi. Kita sama sekali tidak bermaksud
menyampaikan pesan kepada orang lain namun perilaku kita sangat
potensial ditafsikan oleh orang lain. Kita benar-benar tidak dapat
mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan
perilaku kita. Implikasi dari komunikasi berlangsung dalam berbagai
tingkat kesengajaan adalah bahwa komunikasi dilakukan dalam
berbagai tingkat kesadaran. Berkomunikasi biasanya kesadaran kita
lebih tinggi dalam situasi khusus dibandingkan dengan berkomunikasi
dalam situasi rutin.
5.Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang Dan Waktu
Prinsip ini mengasumsikan bahwa komunikasi terjadi pada ruang dan
waktu tertentu. Makna pesan bergantung pada konteks fisik dan
ruang, waktu, sosial dan psikologis. Ruang mempengaruhi makna
terhadap suatu pesan, suasana psikologis peserta komunikasi
mempengaruhi pesan yang tersampaikan. Waktu juga mempengaruhi
makna dari suatu pesan. Implikasi dari komunikasi terjadi dalam
ruang dan waktu adalah bahwa komunikai sebagai konteks sosial juga
akan dipengaruhi oleh ruang dan waktu, misalnya susana lebaran akan
berbeda dengn hari-hari biasa. Dering telepon pada malam hari pada
saat orang beristirahat juga akan mempengaruhi pesan yang
dikirimkan.
6.Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada
keteraturan pada komunikasi manusia. Dengan kata lain bahwa karena
perilaku manusia memiliki keteraturan maka minimal secara parsial
dapat diramalkan. Ketika orang-orang berkomunikasi mereka
meramalkan efek perilaku komunikasi mereka, ini artinya bahwa efek
yang terjadi dalam komunikasi dipengaruhi oleh aturan atau tatakrama
oleh sebab itu dalam berkomunikasi orang mempersiapkan strategi
tertentu yang baik, berdasarkan begaimana orang yang menerima
pesan akan merespon.
7. Komunikasi Bersifat Sistemik
Setidaknya ada dua sistem dasar yang beroperasi dalam transaksi
komunikasi yaitu sitem internal dan sistem eksternal.
a. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa
individu ketika ia melakukan komunikasi. Nilai-nilai ini
diperoleh selama dia bersosialisasi dalam lingkungan
sosialnya. Istilah lain yang digunakan para pakar tentang
sistem internal ini adalah kerangka rujukan (frame of
reference), bidang pengalaman (field of experience),
struktur kognitif ( cogitive structue), pola pikir (thinking
paterns) keadaan internal (internal state) dan sikap
(attitude). Sistem internal mengandung semua unsur yang
membentuk individu yang unik termasuk ciri-ciri
kepribadiannya, intelegensinya, pendidikannya,
pengetahuannya, agama, bahasa, motif hidup, keinginan,
cita-cita, dan semua pengalaman masa lalunya yang pada
dasarnya tersembunyi.
b. b. Sistem eksternal adalah seluruh unsur-unsur dalam
lingkungan di luar dirinya termasuk kata-kata yang ia pilih
untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi,
kegaduhan disekitarnya, penataan ruang, cahaya dan suhu
ruangan. Kemudian ada lingkungan lain yang lebih besar
skupnya termasuk tempat kerja kita, rumah kita, sekolah
kita, masyarakat kota dimana kita tinggal. Elemen –
elemen ini menjadi stimuli bagi kita dalam berkomunikasi.

8. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin


Efektif
Komunikasi akan menemukan bentuknya secara lebih baik apabila
menggunakan komponen – komponen budaya. Komunikasi yang
efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para
pesertanya (orang-orang yang terlibat komunikasi). Makna suatu
pesan baik verbal maupun non verbal pada dasarnya terikat budaya.
Kesamaan dalam hal-hal tertentu misalnya agama, ras (suku), bahasa,
tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, hobi akan mendorong orang-
orang untuk saling tertarik sehingga pada gilirannya menjadi dekat
dan komunikasi mereka menjadi efektif.
9. Komunikasi Bersifat Non Sekuensial (Tidak Berurutan)
Unsur-unsur proses komunikasi tidak terpola secara kaku. Pada
dasarnya unsur-unsur komunikasi tidak berada dalam suatu tatanan
yang bersifat linear, sirkuler, helikal atau tatanan lainnya. Unsur-
unsur proses komunikasi boleh jadi beroperasi dalam satu tatanan,
tetapi mungkin pula hanya sebagian, sementara yang lainnya dalam
suatu tatanan yang acak. Oleh karena itu sifat nonsekuensial lebih
tepat digunakan untuk menandai proses komunikasinya. Implikasi
dari komunikasi bersifat non sekuensal adalah unsur-unsur proses
komunikasi sebenarnya tdak terpola secara kaku. Pada dasarnya
unsur-unsur tersebut tidak berada dalam tatanan yang bersifat linear.
10. Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis Dan Transaksional
Suatu proses adalah sesuatu yang tidak diketahui awalnya namun
diketaui akhirnya, melainkan proses yang sinambung. Oleh sebab itu
sebagai proses, maka komunikai tidak mempunyai awal dan tidak
mempunyai akhir. Ini artinya dalam komunikasi kita tidak dapat
mengukur terjadinya komunikasi berdasarkan apa yang terjadi
diantara dua waktu awal dan akhir kegiatan. Sebab setelah kegiatan
tatap muka misalnya kegiatan pidato, setelah seseorang
menyelesaikan pidatonya para pendengar terus memberikan makna
terhadap pidatonya berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian.
Komunikasi bersifat dinamis ini artinya dalam proses komunikasi
para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapun kecilnya
pengaruh tersebut. Yang juga penting kita pahami bahwa semua
model komunikasi sebenarnya merupakan “pemotretan” atas
gambaran diam dari proses tersebut. Pernyataan bahwa komunikasi
telah terjadi sebenarnya bersifat artificial (buatan), dalam arti bahwa
kita mencoba menangkap suatu gambaran diam (statis) dari proses
tersebut dengan maksud untuk menganalisis kerumitan peristiwa
tersebut, dengan menonjolkan komponen-komponen atau aspek-
aspeknya yang penting.
Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan
transaksional ini adalah bahwa para peseta komunikasi berubah (dari
sekedar berubah pengetahuannya hingga berubah pandangannya,
keyakinannya dan perilakunya).
11. Komunikasi Bersifat Irreversibel
Suatu perilaku adalah suatu peristiwa, suatu peristiwa adalah sesuatu
yang telah terjadi. Oleh karena merupakan suatu peristiwa, perilaku
hanya berlangsung dalam waktu dan tidak dapat “diambil kembali”.
Perilaku baru tidak akan mengubah perilaku sebelumnya. Sifat
irreversibel ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang
selalu berubah. Prinsip ini seyogyanya menyadarkan kita bahwa kita
harus berhati-hati untuk menyampaika pesan kepada orang lain, sebab
efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali
12. Komunikasi Bukan Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai
Masalah
Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh
masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah obat mujarab
untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena mungkin
sekali bahwa persoalan itu berkaitan masalah struktural atau aturan.
B.Konsep Budaya
Istilah kebudayaan culture (bahasa inggris) berasal dari bahasa
latin colere yang berarti bercocok tanam dimana makna lebih
luasnya adalah pemeliharaan hal hal yang sudah turun temurun
seperti upacara adat5 . Dalam istilah kebudayaan di Indonesia,
terdapat makna sempit dan makna luas untuk pendefinisian kata
kebudayaan. Kebudayaan dalam arti sempit adalah sebuah
pikiran, karya dan hasil karya yang memenuhi hasratnya akan
keindahan. Sedangkan definisi kebudayaan secara luas adalah
total pikiran, karya, hasil karya yang tidak berakal pada
nalurinya, yang itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah
suatu proses belajar6 . Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia arti dari budaya adalah pikiran, akal budi, hasil, adat
istiadat, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar
dirubah.

Untuk memahami definisi kebudayaan lebih dalam maka perlu


diketahui juga wujud kebudayaan. Koentjaraningrat berpendapat
bahwa kebudayaan mempunyai sedikitnya 3 wujud, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide – ide,
gagasan, nilai – nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
Wujud pertama dari kebudayaan ini adalah abstrak, tidak
terlihat, Ketika warga masyarakat ingin menuangkan gagasan
dalam tulisan, barulah lokasi dari kebudayaan itu terlihat dalam
bentuk buku. Ketika masyarakat ingin menuangkan dalam
bentuk lain maka akan ada bentuk lain seperti arsip, microfilm,
disk dst.7
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas
kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kedua
ini biasa disebut sistem sosial, yang terdiri dari aktivitas,
interaksi antar manusia dari waktu ke waktu yang selalu
mengikuti pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan.8
3. Wujud kebudayaan sebagai benda – benda hasil karya
manusia. Wujud ketiga dari kebudayaan adalah berbentuk fisik,
dimana bentuk ini mudah diindra oleh penglihatan, peraba
seperti halnya candi yang indah, perahu tangki minyak
C. Budaya Buwuh
Salah satu proses kebudayaan yang terjadi di masyarakat kita
adalah terbentuknya “budaya buwuh”. Terbangunnya budaya
buwuh ini melibatkan seluruh aspek kebudayaan seperti akal,
logika, nurani dan rasa. Ini menghasilkan suatu budaya
masyarakat yang penuh perasaan, sangat manusiawi,
menghargai hak-hak azazi manusia.
Budaya buwuh di Desa Bulugunung secara global tidak jauh
beda dengan budaya buwuh didaerah lain di Magetan. Ketika
seorang warga memiliki sebuah acara maka warga yang lain
(tetangga sekitar rumah) akan berbondong untuk membantu
dalam acara tersebut. Bantuan mereka dimulai dari pra acara
(terjadi dari h-7 hari), acara dan pasca (h+4) acara seperti
membantu memasak, membantu mengeluarkan air saat acara,
dan menjadi panitia. Hal ini terjadi ketika pihak penyelenggara
memberi tahu kepada tetangga dan diberitahu kapan akan
diselenggarakan. Pada hari acara para tamu memberikan
sumbangan berupa uang ataupun barang tergantung dari
kebutuhan. Perlakuan budaya buwuh oleh beberapa warga
Bulugunung memang unik yaitu memikirkan benar-benar berapa
yang pernah disumbangkan pada acara hajatannya dahulu dan
mengharuskan untuk mengembalikan dengan nilai yang
sama.Hal ini membuat beberapa orang harus berfikir keras
sehingga mencari dana cepat ketika harus mengembalikan
sumbangan yang dulu pernah diterima.
Budaya buwuh masyarakat merupakan pernyataan
keberadaan/eksistensi bagi masyarakatnya. Terdapat banyak
pesan yang dikomunikasikan yang menunjukan bahwa budaya
buwuh adalah pernyataan eksistensi diri.
Dalam budaya buwuh tersebut tidak sekedar budaya sumbang
menyumbang semata, namun dalam budaya buwuh tersebut
terdapat berbagai bentuk budaya yang berakar dari budaya asli
masyarakat Indonesia yaitu kerukunan, kerjasama, etika dan
komunikasi baik dalam bentuk aktivitas nyata maupun dalam
bentuk proses-proses simbolik. Budaya kerukunan nampak jelas
dan menunjukkan kekhasannya, biasanya masyarakat memiliki
motto kerja. Motto kerja tersebut berperan menggugah semangat
kerukunan diantara anggota masyarakat. Budaya kerjasama
nampak pada aktivitas penyelenggaraan kerja bakti, hajatan, dan
lainlain dengan prinsip gotong royong baik pada kegiatan
fisiknya maupun pendanaan. Etika nampak pada falsafah hidup
yang berkembang di masyarakat. Falsafah hidup tersebut
merupakan sebuah keyakinan yang menciptaan ketaatan kepada
aturan, suatu regulasi tidak tertulis agar tidak melanggar norma
–norma masyarakat. Budaya komunikasi berkembang dan
memiliki ciri khas, dimana seluruh fenomena yang terjadi
menggambarkan ciri kehidupan masyarakat yang menginginkan
kedamaian, kesejahteraan, kekeluargaan.
Dalam budaya buwuh umumnya terdapat dimensi ritual di dalamnya.
Kegiatan ritual tersebut memungkinkan para pesertanya berbagi
komitmen emosional dan menjadi perekat bagi keakraban mereka,
serta sebagai bentuk pengabdian kepada kelompok. Ritual
menciptakan perasaan tertib (a sense of order) terutama pada
masyarakat yang kacau balau. Ritual memberikan perasaan nyaman
terhadap amal-amalan yang dilakukannya (a sense of predictability)
bukan substansi kegiatan ritual itu sendiri yang terpenting melainkan
perasan senasib sepenanggungan yang menyertainya. Perasaan bahwa
mereka terikat oleh sesuatu yang lebih besar dari pada diri mereka
sendiri.
Dalam budaya buwuh terdapat budaya kerukunan dan kerja sama.
Faktor yang mempengaruhi terbetuknya budaya kerja sama ini antara
lain faktor ekonomi masyarakat. Ekonomi memang merupakan salah
satu matra penting, bahkan boleh jadi juga terpenting dalam
terbentuknya budaya kerjasama. Ekonomi menjadi matra dalam
manusia sebagai pribadi apalagi dalam bermasyarakat dan berbangsa.
Rasionalitas pasar dan persaingan bebas ini merangsek ke segenap
sektor kehidupan manusia sehingga “berfikir secara ekonomis”
seolah-olah wajar – wajar saja dalam kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat kita memiliki pola mental dan perilaku yang sederhana
namun mendasar. Budaya kerukunan dan kerjasama dapat dimaknai
sebagai pola mental dan perilaku mendarah daging yang menghargai
kebersamaan dan kekeluargaan sebagai nilai-nilai eksistensial yang
sangat penting. Budaya kerukunan dan kerjasama mengakari
pandangan dan perilaku yang sangat peduli pada hak-hak saudara.
Ketika kehidupan di desa diresapi budaya kerja sama, dimata kita
harta manusia menjadi demikian berharga. Budaya kerukunan dan
kerja sama menggiring kita untuk menjalani kehidupan sehari- hari
dengan cermat, sangat peduli dengan keberhasilan panen, dan
mehindari melakukan tindakan tindakan yang menyebabkan
kegagalan panen. Budaya kerukunan dan kerja sama mengakari
pentaatan peraturan, perhatian terhadap standar nilai, dan pentaatan
pada prosedur operasi. Budaya kerja sama menjadikan suasana,
hubungan antar saudara, tetangga, kerabat, menjadi lebih berkualitas.
Budaya buwuh terdapat kehidupan yang berlandaskan etika. Etika
adalah peraturan yang ditetapkan sendiri oleh masyarakat moral
terhadap anggotanya. Etika berbeda dengan hukum formal. Hukum
adalah peraturan yang dibuat oleh negara demi menjaga ketertiban
dan keamanan masyarakat. Biasanya hukum formal lebih berat dari
etika. Keberadaan etika dalam masyarakat memiliki arti :
1. Sebagai pengetahuan tentang moral atau susila. (tentang baik buruk
dalam hubungan interaksi antara manusia) dan sebagai kesepakatan
bersama tentang apa yang dianggap baik dan buruk bagi kelompok
atau masyarakat.
2. Sebagai filsafat hidup yaitu kekuatan moral yang dapat memandu
perilaku seseorang dalam interaksi antara manusia dalam ikatan
bermasyarakat. Dalam interaksi masyarakat etika adalah salah satu
kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara seseorang dengan
orang lain dalam bertransaksi secara wajar, jujur, adil, dan terhormat.
3. Sebagai sistem nilai yang memiliki akar pada nilai moral atau
susila dalam masyarakat, oleh karena itu etika juga mengalami
perkembangan sesuai dengan sistem nilai yang berkembang di
masyarakat. Himpunan amar (halhal yang diwajibkan, disuruh,
dianjurkan, dianggap baik) dan larangan yang berlaku untuk suatu
kelompok atau masyarakat.
. D.Teori Interaksionisme simbolis
Teori ini digagas oleh Herbert Mead dengan tiga konsep utama yaitu
masyarakat, diri dan pikiran. Interaksionisme simbolis mengajarkan
bahwa manusia berinteraksi satu sama lain sepanjang waktu, berbagi
pengertian tertentu dengan cara tertentu.10
Masyarakat (society) atau kehidupan kelompok, terdiri atas perilaku-
perilaku kooperatif anggota-anggotanya. Masyarakat terdiri atas
sebuah jaringan interaksi sosial dimana anggota-anggotanya
menempatkan makna bagi tindakan -tindakan orang lain dengan
menggunakan symbol-simbol. Hal ini jika dihubungkan dengan
penelitian maka masyarakat memberikan makna buwuh sebagai
simbol tertentu. Pemberian makna ini didapat dari interaksi sosial
anggota-anggotanya. Menurut psikologi sosial, kita tidak membangun
perilaku kelompok dilihat dari sudut perilaku masing-masing individu
yang membentuknya, namun kita bertolak dari keseluruhan sosial dari
aktifitas kelompok kompleks tertentu. Sehingga kita lebih berupaya
menerangkan perilaku kelompok sosial dari pada menerangkan
perilaku terorganisasi
kelompok sosial dilihat dari sudut perilaku masing-masing individu
yang membentuknya.
Dalam masyarakat buwuh tersebut tidak sekedar tradisi sumbang
menyumbang semata namun dalam masyarakat, buwuh tersebut
terdapat berbagai bentuk budaya yang berakar dari budaya asli
masyarakat Indonesia yaitu kerukunan, kerjasama, etika dan
komunikasi baik dalam bentuk aktivitas nyata maupun dalam bentuk
proses-proses simbolik. Budaya kerjasama nampak pada aktivitas
penyelenggaraan kerja bakti, hajatan, dan lain-lain dengan prinsip
gotong royong baik pada kegiatan fisiknya maupun
Pendanaan. Etika nampak pada falsafah “ojo ngasorake” (jangan
menyepelekan). Sebuah falsafah hidup yang menciptaan ketaatan
kepada aturan, suatu regulasi tidak tertulis agar tidak melanggar
norma –norma masyarakat. Budaya komunikasi nampak jelas,
memiliki ciri khas, dimana Pendanaan. Etika nampak pada falsafah
“ojo ngasorake” (jangan menyepelekan). Sebuah falsafah hidup yang
menciptaan ketaatan kepada aturan, suatu regulasi tidak tertulis agar
tidak melanggar norma –norma masyarakat. Budaya komunikasi
nampak jelas, memiliki ciri khas, dimana seluruh fenomena yang
terjadi menggambarkan ciri kehidupan masyarakat yang
menginginkan kedamaian, kesejahteraan, kekeluargaan.
Diri, pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri
sendiri sebagai sebuah obyek.11 Diri adalah kemampuan khusus
untuk menjadi subyek maupun obyek . Diri muncul dan berkembang
melalui aktifitas dan antar hubungan social. Menurut Mead adalah
mustahil membayangkan diri yang muncul dalam ketiadaan
pengalaman sosial. Tetapi, segera setelah diri berkembang ada
kemungkinan baginya untuk ada tanpa kontak sosial. Mead
mengatakan diri pada dasarnya adalah proses sosial yang berlangsung
dalam dua fase yang berbeda. Mead mengidentifikasi dua fase diri,
yang ia namakan “I” dan “me”. Mekanisme umum diri adalah
manusia menempatkan diri sendiri dalam kedudukan sebagai orang
lain. Bertindak sebagaimana orang lain bertindak dan melihat diri
sendiri seperti orang lain melihat diri mereka sendiri. Kemampuan
untuk memandang diri sendiri dari sudut pandang komunitas adalah
sangat penting untuk kemunculan diri maupun kemunculan kativitas
kelompok yang terorganisasi. Diri juga terdiri dari dua tahap “I” yakni
aspek kreatif dan tidak dapat diprediksi.
Perlu diingat bahwa “I’ dan “me” adalah proses diri yang terjadi
dalam proses diri yang lebih luas, keduanya bukanlah sesuatu
“things”. “I” adalah tanggapan spontan individu terhadap orang lain.
Ini adalah aspek kreatif yang tidak dapat diperhitungkan dan tidak
teramalkan dari diri. Kita hanya akan tahu “I” setelah tindakan telah
dilaksanakan.
Mead melihat suatu proses evolosioner dalam sejarah dimana
manusia dalam masyarakat primitive lebih didominasi oleh “m “,
sedangkan dalam masyarakat modern komponen “I” nya lebih besar.
“I” bereaksi terhadap “me” yang mengorganisasi sekumpulan sikap
orang lain yang ia ambil menjadi sikap sendiri. Pikiran, muncul dan
berkembang dalam proses sosial dan merupakan bagian integral
(menyeluruh) dari proses sosial. Menurut Mead, pikiran bukanlah
sebuah benda tetapi merupakan sebuah proses. Proses disini yang
dimaksud adalah proses berinteraksi dengan diri Anda sendiri.
Karakteristik istimewa dari pikiran adalah kemampuan individu untuk
“memunculkan” dalam dirinya sendiri tidak hanya satu respon saja
tetapi juga respon komunitas secara keseluruhan.12 Itulah yang
dinamakan pikiran. Melakukan sesuatu berarti melakukan respon
terhadap sesuatu dan bila seseorang memiliki respon itu dalam
dirinya, ia memiliki apa yang kita sebut pikiran. Berpikir melibatkan
keraguan (menunda tindakan yang jelas) ketika Anda menafsirkan
situasi dan merencanakan tindakan selanjutnya.
Perspektif interaksionisme simbolik, diri (self) sang aktor terlihat
(Kontra Parson) sebagai produsen dari pada produk pasif dunia sosial
mereka sendiri. Hal ini mengindikasikan interaksionisme simbolik
merupakan sustu perspektif yang memberikan pendekatan relative
spesifik pada disiplin ilmu kehidupan kelompok dan tingkah laku
manusia.
Perspektif ini melihat setiap individu di dalam dirinya memiliki
esensi kebudayaan, berinteraksi ditengah sosial masyarakatnya, dan
menghasilkan “buah pikiran” yang disepakati secara kolektif.
Realitas sosial yang ada bahwa buah pikiran yang terjadi adalah
bahwa 1. Mendatangi undangan buwuh berarti telah bebas dari
tanggungan atau hutang. 2.
Tidak mendatangi undangan buwuh berarti memiliki konsekuensi
untuk dianggap jelek. Hubungan dengan penelitian ini adalah bahwa
pendatang juga memiliki penafsiran terhadap kegiatan buwuh dan
akan merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan terhadap
buwuh tersebut.
Barbara Ballis Lal meringkas dasar dasar Interaksionisme simbolik
kedalam sebagai berikut :
1. Manusia membuat keputusan dan bertindak sesuai pemahaman
2. Memahami pengalaman melalui simbol – symbol
3. Tindakan didasarkan pada penafsiran mereka dan selalu dalam
situasi yang dipertimbangkan
4. Seseorang dikenalkan melalui interaksi sosial dengan orang lain
5. Kehidupan sosial terus berubah karena terdiri dari proses sosial
6. Sebuah objek selalu memiliki nama dan makna yang ditentukan
secara sosial.
E. Makna
Budaya buwuh masyarakat merupakan interaksionisme simbolik.
Tindakan manusia lebih ditentukan oleh struktur masyarakat yang
berada diluar kediriannya (exterior), interaksionisme simbolik
berpandangan bahwa tindakan manusia ditentukan oleh makna yang
ada pada dirinya. Makna tersebut berasal dari proses interpretasi
seseorang terhadap berbagai obyek diluar dirinya ketika interaksi
berlangsung.
Dengan demikian, masyarakat bukan sesuatu yang statis “diluar
sana” yang terus menerus mempengaruhi dan membentuk diri sang
aktor, namun pada hakekatnya merupakan sebuah proses interaksi
yang bersifat mutual. Individu bukan hanya memiliki pikiran (mind),
namun juga diri (self) yang bukan sebuah entitas psikologis, namun
sebuah aspek dari proses sosial yang muncul dalam proses
pengalaman dan aktivitas sosial. Selain itu keseluruhan proses
interaksi tersebut bersifat simbolik, dimana makna-makna dibentuk
oleh akal budi manusia itu sendiri. Premis pertama, Makna berasal
dari pikiran individu bukan melekat pada objek atau sesuatu yang
inheren (berhubungan erat) dalam objek tetapi diciptakan oleh
individu sendiri.
F. Tindakan
Herbert Mead mengidentifikasi empat basis yang saling berhubungan
untuk terciptanya sebuah tindakan16. Impuls, yaitu dorongan dalam
hati untuk menggerakan fungsi alat indra dan reaksi manusia terhadap
rangsangan. Sebagai contoh adalah ketika lapar maka akan makan.
Dalam berpikir tentang reaksi, manusia tak hanya mempertimbangkan
situasi kini namun juga pengalaman masa lalu dan antisipasi akibat
dari tindakan dimasa depan.
Persepsi, manusia menyelidiki dan berinteraksi terhadap rangsangan
yang berhubungan dengan impuls. Persepsi melibatkan rangsangan
yang baru masuk maupun citra mental yang ditimbulkannya. Manusia
tidak secara spontan menanggapi rangsangan dari luar tetapi
memikirkannya sebentar dan menilainya melalui bayangan mental.
Dari berbagai rangsangan yang masuk, manusia memiliki kapasitas
memilih yang mana perlu diperhatikan dan mana yang perlu
diabaikan. Mereka menolak untuk memisahkan orang dengan objek
yang mereka pahami. Tindakan memahami objek itulah yang
menyebabkan sesuatu itu menjadi objek bagi seseorang.
Manipulasi, segera setelah impuls mendorong dirinya sendiri dan
objek dipahami dalam sebuah persepsi, langkah selanjutnya adalah
mengambil tindakan berkenaan dengan objek itu atau disebut dengan
manipulasi. Manipulasi memberi sela waktu dengan memperlakukan
objek, memungkinkan manusia merenungkan berbagai macam
tangggapan. Konsumasi, pada tahap ini manusia mungkin
memutuskan salah satu tanggapan yang dipilih. Tahap mengambil
tindakan/tahap pelaksanaan (consummation) inilah yang memuaskan
dari dorongan hati yang sebenarnya.
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian atau penerimaan
pesan antara dua orang atau lebih. Sedangkan pesan bentuknya
berupa komunikasi lisan, komunukasi tulisan, komunikasi verbal,
komunikasi nonverbal. Komunikasi tulisan adalah proses
penyampaian pesan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk
tulisan yang memilki makna tertentu.
Dengan kata lain bahwa komunikasi tulisan adalah kegiatan
komunikasi yang menggunakan sarana tulisan yang dapat
menggambarkan atau mewakili komunikasi lisan termasuk
kedalamnya adalah menulis dan membaca.
Pengetahuan dan wawasan dalam konsep berkomunikasi sangatlah
penting dimiliki oleh setiap orang agar makna suatu pesan yang
disampaikan oleh pengirim atau penyampai pesan dapat dipahami
dengan baik oleh penerima (sesuatu yang dimaksud).
B.Saran
Kita sebagai manusia yang berpendidikan dan juga memiliki akal
pikiran janganlah kita mengabaikan hal-hal yang merupakan bagian
dari komunikasi seperti : kesopanan, keramahan, kelembutan dan
lainnya. Hal tersebut sudah seharusnya kita miliki dan gunakan ketika
berkomunikasi dengan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://aqwam.staff.jak-stik.ac.id/files/d.-adaftiv-softskill.doc
http://www.contohskripsitesis.com/backup/Tugas
%20kuliah/komunikasi%20bisnis.doc
Mulyana,Deddyprof.,ilmu komunikasi suatu
pengantar.Bandung:PTRemaja Rosdakarya,2007

Anda mungkin juga menyukai