Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pemeliharaan merupakan salah satu fungsi atau kegiatan yang terdapat di


dalam suatu perusahaan baik manufaktur maupun jasa yang memegang peranan
cukup penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Walaupun perannya tidak se-
krusial fungsi-fungsi lainnya seperti fungsi produksi dan pemasaran, tetapi jika
fungsi pemeliharaan ini tidak dijalankan dengan baik akan menimbulkan efek buruk
bagi perusahaan (Surya, 2019).
Pada perawatan pesawat terbang, untuk heavy maintenance yang termasuk
dalam periodic maintenance memiliki beberapa tingkatan seperti A-Check, C-check,
D-Check (Overhaul) dan lain sebagainya. Pada setiap tingkatan maintenance tersebut
memiliki waktu (jadwal), lokasi inspeksi, operasional check, fungsional check dan
penggantian part yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatannya masing-masing.
Salah satu part yang sering diganti saat periodic maintenance C04-check
pesawat AIRBUS A320 yaitu sliding window. Adapun data terbaru jumlah
penggantian sliding window lower rail pada periode bulan Januari hingga Juli tahun
2021 dapat dilihat pada Table 1.1.

1
Tabel 1.1. Data penggantian sliding window
(GMF Aeroasia, 2021)
No. Bulan Registrasi Pesawat Sliding window yang diganti
1. Januari VT-IEC 1
2. Februari EI-GSN 1
3. Maret PK-GQF 1
VT-IDM 1
4. April PK-GQJ 1
5. Mei VT-IGW 2
6. Juni PK-GQA 1
VT-IGT 2
7. Juli VT-IGV 1
VT-IHD 1
VT-IEE 1

VT-IED 1

Jumlah 14

Data dari Tabel 1.1. menunjukan bahwa jumlah penggantian pada periode
bulan Januari hingga Juli tahun 2020 sebanyak 14 sliding window. Tentunya hal
tersebut berdampak pada biaya yang cukup besar bagi Airline (pemilik pesawat)
untuk mengganti sliding window dengan part yang baru. Sehingga melakukan
penelitian dan menentukan metode perbaikan yang tepat pada sliding window yang
akan diganti dapat menjadi solusi atas masalah tersebut, karena pemilik pesawat
dapat menggunakan part yang lama tanpa harus membeli yang baru.
Pada setiap penggantian sliding window dengan part yang baru, perusahaan
perawatan pesawat terbang seperti GMF Aeroasia tidak melakukan analisa kerusakan
yang terjadi pada komponen sliding window yang diganti. Kerusakan komponen
pendukung sliding window dapat menjadi salah satu penyebab terjadi kerusakan
yaitu lower rail. Untuk itu perlunya pengujian dan penelitian lebih lanjut terhadap
lower rail tersebut. Jenis dan besar area yang mengalami kerusakan pada sliding
window lower rail Airbus A320 merupakan 2 hal yang dapat mempengaruhi metode
perbaikan yang akan dilakukan, dengan harapan nantinya sliding window lower rail
tidak harus diganti dan dapat dipergunakan kembali setelah dilakukan proses repair

2
sebagai langkah corrective maintenance. Selain itu, akan dirancang preventive
maintenance untuk mencegah terjadinya kerusakan pada lower rail, dan kerusakan
dapat dideteksi sedini mungkin.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi akan dilakukan Analisis
kerusakan sliding window lower rail menggunakan ultrasonic test, untuk mengetahui
besar pengikisan permukaan yang terjadi. Ultrasonic test merupakan salah satu jenis
uji tak rusak yang memanfaatkan perambatan gelombang dengan frekuensi tinggi
(ultrasonik). Sistem uji ultrasonik terdiri dari tiga bagian utama yaitu gelombang
penerima, transduser, dan display. Prinsip kerjanya ialah gelombang penerima yang
berupa perangkat elektronik menghasilkan tegangan tinggi dan membuat tranduser
menghasilkan frekuensi tinggi dan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik
masuk ke dalam bahan dan dipantulkan kembali menuju transduser sebelum akhirnya
perambatan gelombang ini ditampilkan pada display. ( (Pitaloka, Mulyana, &
Muhammad, 2016)
Dengan metode ini (ultrasonic test) dapat diketahui ketebalan bahan dan
cacat pada bahan (Debora, 2013). Penelitian sebelumnya menggunakan ultrasonic
test, hanya mengukur kedalaman dan cacat material tanpa mengetahui metode
perbaikan yang harus dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Setelah dilakukan analisis ketebalan menggunakan media koplan oli, air, gel,
didapatkan nilai selisih yang paling kecil antara pengukuran jangka sorong dengan
pembacaan pada layar (ultrasonic test) adalah pada media koplan gel (Aziz, 2020).
Adapun penelitian mengenai media rambat (koplan) untuk ultrasonic test dimana
koplan dengan pembacaan paling baik adalah koplan gel. Maka dari itu penulis akan
menggunakan koplan gel sebagai media rambat ultrasonic test dalam penelitian ini.
Dari latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian terhadap
kerusakan pada sliding window lower rail pada pesawat AIRBUS A320 dengan
menggunakan metode Non Destructive Test (NDT) yaitu ultrasonic testing, metode
ini dirasa sangat pas untuk mengukur thickness dan mendeteksi kerusakan pada
permukaan lower rail dikarenakan pengukuran thickness permukaan pada lower rail
hanya dapat dilakukan pada satu sisi. Sehingga nantinya hari hasil ultrasonic test
dapat dijadikan dassar untuk menentukan metode perbaikan yang tepat sesuai dengan
SRM Airbus A320.

3
1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini pokok
permasalahannya adalah sebagai berikut:
1. Seringnya dilakukan pergantian part sliding window lower rail Airbus A320
hanya berdasarkan jadwal maintenance, tanpa mengetahui kerusakan yang
terjadi.
2. Jenis dan besar kerusakan yang terdapat pada sliding window lower rail Airbus
A320 mempengaruhi metode perbaikan yang akan dilakukan, sehingga
seharusnya sliding window lower rail dapat digunakan kembali.
3. Preventive maintenance yang digunakan pada lower rail akan mempengaruhi
besarnya kerusakan yang akan terjadi lower rail.

1.3. TUJUAN

Adapun tujuan dari pada penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi besar dan jenis kerusakan yang terjadi pada sliding window
lower rail menggunakan metode NDT yaitu ultrasonik.
2. Menentukan metode perbaikan yang tepat, sesuai dengan SRM (Structure Repair
Manual) untuk Airbus A320 khususnya pada kerusakan yang terjadi pada sliding
window lower rail.
3. Menentukan preventive maintenance yang tepat untuk perawatan sliding window,
khususnya komponen lower rail. Untuk dapat mendeteksi apabila terjadi
kerusakan sedini mungkin, serta mencegah terjadinya kerusakan.

1.4. RUANG LINGKUP DAN BATASAN MASALAH

Adapun Ruang lingkup pada penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian akan menggunakan metode NDT yaitu ultrasonic test dalam
mendeteksi kerusakan pada sliding window lower rail pesawat Airbus A320
2. Menentukan metode perbaikan yang tepat dan sesuai dengan SRM (Structure
Repair Manual) Airbus A320

4
Batasan masalah yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini antara lain
sebagai berikut :
1. Penelitian dan analisis tidak termasuk sumber terjadinya kerusakan pada sliding
window lower rail
2. Tidak membahas detail proses perbaikan sliding window lower rail, yaitu rework
depth,repair principle I dan repair principle II
3. Batasan-batasan lain yang relevan dengan masalah diatas yang timbul dalam
pembahasan tugas akhir ini.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang dasar teori atau teori penunjang dari penulisan
tugas akhir ini, yaitu mengenai nilai akurasi pengukuran menggunakan metode
ultrasonic test dan bagian relevan dari tugas akhir.
BAB III : METODOLOGI
Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian atau perencanaan mulai dari
persiapan awal sampai dengan kesimpulan akhir. Bab ini menggambarkan dengan
jelas langkah – langkah penyusunan tugas akhir ini, seperti teknik pengumpulan
data, langkah analisa data, data yang diperoleh dan lain-lain.
BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas mengenai proses dan langkah – langkah pengukuran dan
analisa menggunakan metode NDT yaitu ultrasonic test.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan tentang kesimpulan yang dapat diambil yang merupakan jawaban dari
permasalahan yang diangkat. Dan berisikan saran-saran dari penulis.

Anda mungkin juga menyukai