Secara etimologis, Geologi berasal dari bahasa Yunani γη- atau ge- yang berarti
bumi dan λογος atau logos yang berarti kata atau alasan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia [KBBI], geologi adalah ilmu tentang
komposisi, struktur dan sejarah bumi.
Pengertian ini kemudian dipecah dalam beberapa bidang yang belum bisa disebut
sebagai cabang, diantaranya:
Geologi lingkungan adalah bidang geologi terapan yang fokus pada upaya
pemanfaatan sumber daya yang ada di alam termasuk didalamnya energi
untuk memenuhi segala kebutuhan manusia kini dan nanti
Geologi rekayasa yang adalah ilmu geologi terapan yang dipakai dalam
praktik rekayasa untuk tujuan menjamin agar faktor-faktor geologi yang
mempengaruhi lokasi, desain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan
rekayasa dapat dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Bidang ini
terkadang disebut juga dengan geologi teknik
Istilah geologi sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Jean-André Deluc pada
1778 sebelum akhirnya jadi sistilah standar untuk ilmu bumi yang diperkenalkan
oleh Horace-Benedict De Saussure tahun berikutnya.
Dalam arti luas, Geologi merupakan studi tentang bumi termasuk didalamnya
studi tentang interior atau permukaan luar bumi dan bebatuan atau material lain.
Singkatnya, Geologi adalah suatu ilmu yang membutuhkan penalaran deduktif dan
metode ilmiah untuk memahami masalah-masalah geologis.
Geologi dapat disebut juga sebagai suatu ilmu yang terintegrasi dengan beberapa
induk ilmu pengetahuan lain.
Seperti fisika, kimia, biologi, matematika, astronomi dan lain sebagainya. Namun
tidak seperti ilmu umumnya, Geologi punya pertimbangan berdasarkan dimensi
ekstra yang merupakan perhitungan di masa lampau sejak bumi terbentuk.
Dengan kata lain, para ahli geologi akan mencari dan mempelajari bukti atas
sesuatu termasuk sejarah pembentukannya sebelum akhirnya mengamati proses
selama puluhan, ribuan, jutaan atau bahkan miliaran tahun silam.
Namun karena jumlah waktu yang tersedia sifatnya tak terbatas maka ia bisa
menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat, dipegang dan diamati.
Geologi juga berusaha mempelajari objek dalam skala besar seperti gunung-
gunung, danau, ngarai dan juga udara.
Sebagai contoh, jika yang diamati dan diteliti adalah gunung maka akan dipelajari
proses pembentukkannya.
Misalnya, gunung yang diamati itu adalah gunung Krakatau maka proses penelitian
melibatkan berbagai aspek dan ilmu lain.
Atau mungkin gunung-gunung lain di luar Indonesia seperti Gunung Rocky di
Kanada. Sehingga ahli geolog bisa menyimpulkan mengapa gunung tersebut bisa
berbentuk gunung sampai akhirnya disebut gunung.
Sebagai informasi, batuan yang terdapat dari pengunungan Rocky terbentuk dari
air laut selama lebih dari 500 juta tahun.
Dengan kata lain, Gunung Rocky di Kanada akan terus tumbuh dan bertambah
tinggi seiring waktu berjalan.
Disisi lain, dua juta tahun berikutnya, daerah di sekitar Pegunungan Rocky akan
mengalami degradasi dan erosi akibat gletser yang ada diatasnya.
Semua ini hanyalah contoh bagaimana proses geologi berlangsung. Dari sini dapat
disimpulkan kalau para ahli geologi atau geolog punya tugas untuk mempelajari,
menganalisa lalu mengambil kesimpulan.
Dalam konteks mempelajari, maka ada ruang lingkup pembelajaran Geologi. Ruang
lingkup ini dapat dipahami sebagai objek studi geologi.
Mulai itu bebatuan, air, udara dan lain sebagainya. Alasannya karena semua unsur
itu saling berinteraksi satu dengan yang lain dan saling berpengaruh.
Secara umum, ada empat objek studi atau ruang lingkup geologi, diantaranya:
1. Hidrosfer
Sebagian besar permukaan bumi tertutup dengan air atau sekira 71% dengan
rata-rata kedalaman mencapai 3,8 km.
97% air yang ada di bumi berada di permukaan tanah dan selalu bergerak dinamis
menuju ke kumpulan air yang lebih besar.
Artinya, sebagian besar air yang mengalir atau keluar akan menuju ke batang
sungai sebelum akhirnya mencapai laut.
Dalam KBBI, hidrosfer adalah bagian permukaan bumi yang tertutup air. Konteks
ilmunya mempelajari uap air di atmosfer.
Dalam hal ruang lingkup Geologi maka hidrosfer dapat diartikan sebagai massa
air yang selalu bergerak dinamis guna membentuk siklus.
Siklus hidrosfer via quia.com
Siklus inilah yang disebut dengan hidrologi. Siklus hidrologi ini terdiri dari dua
bagian, seperti:
Evaporasi air yang merupakan proses yang terjadi apabila jumlah molekul
yang keluar dari permukaan lebih besar daripada jumlah yang kembali ke
permukaan atau proses perubahan molekul zat cair menjadi gas atau uap
[penguapan]
Presipitasi air yang merupakan proses pengedapan baik dari dalam larutan
maupun dari udara permukaan bumi atau suatu kandungan kelembapan
udara yang berbentuk cairan atau bahan padat seperti hujan, embun dan
salju
Ruang lingkup ini juga mempelajari hal-hal lain yang berkaitan dengan air entah
itu air tawar yang ada di sungai, danau, gletser atau air yang ada didalam tanah.
2. Atmosfer
Atmosfer adalah Lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300
km dan terdiri dari campuran berbagai gas seperti nitrogen, oksigen, argon dan
gas lain dalam jumlah kecil atau suatu tekanan yang besarnya sama dengan
tekanan udara pada permukaan laut [sekira 1,033 kg setiap cm²].
Ketebalan atmosfer hanya 5,6 km diatas permukaan bumi yang berbeda jauh
dengan tingkat ketebalan kerak bumi yang mencapai 6.400 km.
Meski cukup sederhana, fungsi atmosfer sangat penting bagi bumi, terutama
mahluk hidup yang tinggal didalamnya.
Karena alasan inilah maka Geologi juga berusaha mempelajari atmosfer dan hal-
hal lain yang berkaitan dengannya entah itu cuaca, iklim, oksigen, energi dan lain
sebagainya.
3. Geosfer
Regolit sendiri adalah bahan tanah lepas yang terdapat di atas batuan padat yang
mendasarinya atau yang disebut lapukan batuan.
Secara awam, geosfer dipahami sebagai lapisan kerak bumi dan membentang
sejauh 6.400 km dari permukaan.
Ruang lingkup inilah yang paling banyak dan paling besar dipelajari oleh geolog
dibanding hirosfer atau atmosfer.
Dengan kata lain, ruang lingkup geologi dari sisi geosfer adalah untuk
mempelajari permukaan bumi sekaligus untuk mengetahui proses geologi yang
sedang terjadi.
4. Biosfer
Ruang lingkup geologi yang terakhir adalah biosfer. Berbicara tentang biosfer
sebenarnya berbicara tentang tiga poin yang sudah saya jelaskan diatas.
Biosfer adalah bagian atmosfer yang paling bawah di dekat permukaan bumi dan
menjadi tempat tinggal manusia atau lingkungan yang berupa segala sesuatu yang
hidup entah itu manusia, hewan dan tumbuhan.
Seperti yang disebut dibagian atas, ada banyak sekali varietas geologi. Hal ini
disebabkan karena ada begitu banyak hal yang perlu diketahui oleh manusia
tentang tempat tinggalnya yakni bumi.
Sehingga, kebanyakan ahli geologi harus fokus pada satu bidang saja. Spesialisasi
ini kemudian dikenal sebagai cabang geologi.
Sebagai contoh, seorang ahli mineral akan mempelajari tenang mineral sementara
seismolog akan memonitor gempa bumi untuk memberi tahu kepada orang lain
guna menyelamatkan diri sekaligus melindungi harta bendanya.
Beberapa ahli geologi juga mempelajari bulan. Yang lain berusaha mencari minyak
bumi atau mempelajari tanah dan botani serta umur batuan untuk menentukan
berapa lama batuan tersebut terbentuk.
Ahli geologi juga akan mempelajari sungai dan danau, air bawah tanah yang
ditemukan diantara partikel tanah dan batu atau bahkan air yang membeku di
gletser.
Dan dengan demikian, mereka juga bisa mempelajari lapisan-lapisan batu dibawah
permukaan yang membantu manusia memahami sejarah planet bumi.
Karena semua cabang itu saling terhubung, biasanya ahli atau spesialisasi akan
bekerja sama untuk menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan rumit tersebut.
Lalu apa saja cabang-cabang dalam ilmu geologi? Ada beberapa cabang. Berikut
beberapa diantaranya:
1. Geokimia
Geokimia adalah studi tentang proses kimia yang membentuk bumi. Studi ini juga
mempelajari siklus materi dan energi yang mengangkut komponen kimia bumi dan
interaksi siklus dengan hidrosfer dan atmosfer.
Ilmu ini termasuk dalam subbidang kimia anorganik, yang berkaitan dengan sifat-
sifat semua elemen dalam tabel periodik dan senyawanya.
Kimia anorganik pada dasarnya berusaha menyelidiki karakteristik zat yang tidak
organik seperti benda mati dan mineral yang ditemukan pada kerak bumi.
2. Ilmu Samudera
Ilmu samudera atau yang lazim disebut oseanografi adalah studi tentang
komposisi dan gerakan air serta gaya yang menciptakan gerakan tersebut.
3. Paleontologi
Ahli paleontologi lebih tertarik untuk mempelajari fosil dan bagaimana organisme
purba itu hidup. Paleontologi adalah sebuah studi dalam geologi yang fokus pada
fosil, yang secara tidak langsung berusaha mempelajari sejarah planet bumi.
4. Sedimentologi
Sedimentologi adalah studi tentang butiran sedimen laut dan deposit lainnya
namun fokus pada sifat fisik dan proses yang membentuk deposit.
Tingkat pemilahan
a. Ekologi bentik
Ekologi bentik adalah studi geologi yang fokus mempelajari makhluk hidup di
dasar laut dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
b. Biostratigrafi
Biostratigrafi adalah ilmu yang khusus mempelajari fosil untuk menentukan usia
relatif tempat fosil ditemukan.
Disini ahli stratigrafi akan menghubungkan suksesi batuan sedimen didalam atau
diantara cekungan pengendapan dimana fosil ditemukan.
c. Geokronologi
Geokronologi adalah dispilin ilmu geosains yang berusaha mengukur usia bumi
sekaligus menyiapkan data geosains untuk digunakan dalam penjelasan sejarah
bumi.
d. Geofisika
Ahli geofisika akan menyiapkan informasi yang berkaitan dengan teknik geologi
mulai dari elektromagnetik udara, gravitasi, magnet, magnetotulerik,
radiometrik, sifat batuan dan gelombang seismik.
e. Geokimia laut
Geokimia laut adalah ilmu yang secara khusus mempelajari komposisi air dan
sedimen yang terdapat di pesisir laut.
f. Geofisika kelautan
g. Survey kelautan
Survei kelautan dilakukan diseluruh yuridiksi laut, termasuk di muara pantai dan
teluk, melintasi landas kontinen dan lereng hingga dataran abyssal yang dalam.
h. Geologi Spektral
Geologi spektral adalah bidang geologi yang fokus untuk mengukur atau
menganalisis bagian-bagian dari spektrum elektromagnetik.
Tujuannya untuk mengidentifikasi fitur yang berbeda secara spektral baik dari
segi fisik batuan atau bahan permukaan tanah, mineralogi dan proses
pembentukanny
1. Geodesi : mempelajari pemetaan bumi dan penentuan posisi di bumi.
2. Geologi : mempelajari komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukan bumi.
3. Geografi : mempelajari lokasi serta variasi keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan
bumi.
4. Geofisika : mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika.
5.
GEOLOGI TEKNIK (Geologi rekayasa)
Dalam geologi teknik kita mempelajari sifat batuan dan tanah beserta
kekuatannya, struktur-struktur geologi yang ada pada tanah dan batuan tersebut
serta geomorfologi daerah tersebut, Dari segi kegunaan ilmu geologi teknik
dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya longsor dan dapat
diperhitungkan kapan terjadinya longsor disuatu lereng seperti lereng pada
tambang, pengamanan lereng jalan, jembatan serta bendungan, bisa juga
memperhitungkan tekanan dan tarikan pada saat membangun jalan bawah tanah
atau terowongan bawah tanah untuk pertambangan dan terowongan lainnya
seperti saluran air bawah tanah dan lain sebagainya.
Sejarah dan Perkembangan Geologi Teknik Ilmu geologi modern sudah ada sejak
abad ke-18, namun ilmu dan praktek Geologi Teknik (Engineering Geology) belum
diakui sebagai suatu disiplin ilmu sampai akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20.
Buku pertama berjudul “Engineering Geology” diterbitkan tahun 1880 oleh
William Penning. Pada tahun 1925, Karl Terzaghi, seorang ahli teknik dan geologi
dari Austria, menerbitkan buku pertama tentang mekanika tanah dalam bahasa
Jerman “Erdbaumechanik”. Terzaghi yang dikenal sebagai Bapak Mekanika
Tanah, memiliki minat besar di bidang geologi dan menganggap mekanika tanah
sebagai bagian dari ilmu Geologi Teknik.
Kebutuhan ahli Geologi Teknik mendapat perhatian dunia pada tahun 1928 pada
saat gagalnya Bendungan St. Francis di California yang menyebabkan hilangnya
426 nyawa.
Ruang Lingkup Geologi Teknik, Dalam proyek rekayasa enjiniring, ahli Geologi
Teknik menyelidiki dan memberikan rekomendasi geologi dan geoteknik, analisis,
dan desain yang berhubungan dengan proyek terkait. Studi Geologi Teknik dapat
dilakukan sejak tahap perencanaan, saat enjiniring desain, saat konstruksi dan
pasca konstruksi. Pekerjaan yang dilakukan ahli Geologi Teknik meliputi
penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat material, pergerakan tanah
dan stabilitas lereng, erosi, banjir, pengeringan, investigasi seismik, dan
sebagainya.
Pendahuluan, Hubungan Geologi dan T. Sipil;
Tektonik,
1. Pengertian geologi dan geologi teknik
Klasifikasi Batuan, 2. Susunan bumi
Geologi Struktur, 3. Batuan dan mineral
6. Struktur geologi
Gerakan Tanah,
7. Bentang alam
Air Tanah
8. Erosi dan metode pengukurannya
, Peta Geologi
9. Gerakan tanah/longsor
, Applikasi dlm T. sipil 10. Penanggulangan erosi dan longsor
Kekar
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya
yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara
umum dicirikan oleh: a). Pemotongan bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi
mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi.
1. Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola
saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis
shear joint umumnya bersifat tertutup.
2. Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya
utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
Lipatan (Fold)
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan
sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan.
Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu a). Lipatan
Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan lipatan
antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.
1). Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.
2). Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu
utama.
3). Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus atau
tidaknya sumbu utama.
7). Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar.
Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis lipatan, seperti
Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat
seretan suatu sesar.
Lipatan Ptigmatik
Lipatan Chevron
Lipatan Disharmoni
Lipatan Ptigmatik
Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif
pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka
konsep jurus dan kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan
kemiringan dari suatu bidang sesar dapat diukur dan ditentukan.
1. Dip Slip Faults – adalah patahan yang bidang patahannya menyudut (inclined)
dan pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang patahannya atau offset
terjadi disepanjang arah kemiringannya. Sebagai catatan bahwa ketika kita
melihat pergeseran pada setiap patahan, kita tidak mengetahui sisi yang sebelah
mana yang sebenarnya bergerak atau jika kedua sisinya bergerak, semuanya
dapat kita tentukan melalui pergerakan relatifnya. Untuk setiap bidang patahan
yang yang mempunyai kemiringan, maka dapat kita tentukan bahwa blok yang
berada diatas patahan sebagai “hanging wall block” dan blok yang berada dibawah
patahan dikenal sebagai “footwall block”.
2. Normal Faults – adalah patahan yang terjadi karena gaya tegasan tensional
horisontal pada batuan yang bersifat retas dimana “hangingwall block” telah
mengalami pergeseran relatif ke arah bagian bawah terhadap “footwall block”.
Gambar Sesar Normal yang disebabkan oleh gaya tegasan tensional horisontal, dimana hangingwall
bergerah kebagian bawah dari footwall.
3. Horsts & Gabens – Dalam kaitannya dengan sesar normal yang terjadi sebagai
akibat dari tegasan tensional, seringkali dijumpai sesar-sesar normal yang
berpasang pasangan dengan bidang patahan yang berlawanan. Dalam kasus yang
demikian, maka bagian dari blok-blok yang turun akan membentuk “graben”
sedangkan pasangan dari blok-blok yang terangkat sebagai “horst”. Contoh kasus
dari pengaruh gaya tegasan tensional yang bekerja pada kerak bumi pada saat ini
adalah “East African Rift Valley” suatu wilayah dimana terjadi pemekaran benua
yang menghasilkan suatu “Rift”. Contoh lainnya yang saat ini juga terjadi
pemekaran kerak bumi adalah wilayah di bagian barat Amerika Serikat, yaitu di
Nevada, Utah, dan Idaho.
Gambar Rangkaian patahan normal sebagai hasil dari gaya tegasan tensional horisontal yang membentuk
“Horst” dan “Graben”.
Gambar Patahan normal yang bidang patahannya berbentuk lengkungan dengan besar bidang kemiringannya
semakin mengecil kearah bagian bawah.
Gambar Berbagai jenis patahan normal sebagai hasil dari gaya tegasan tensional horisontal .
Gambar Reverse Fault sebagai hasil dari gaya tegasan kompresional, dimana bagian hangingwall bergerak
relatif kebagian atas dibandingakan footwallnya .
Gambar Thrust Fault adalah suatu patahan “reverse fault” yang bidang patahannya mempunyai kemiringan
kurang dari 15 derajat
Gambar Strike Slip Fault adalah patahan yang pergerakan relatifnya berarah horisontal mengikuti arah
patahan
Gambar Patahan jenis “Transform-Fault” hanya terjadi diantara batas kedua pematang samudra
Sesar Naik (Reverse fault)
Ssesar Naik (Thrust fault)