xx-xx, 20xx
a
Afiliasi pertama (Styles: affiliation)
b
Afiliasi kedua
INFORMASI ABSTRAK
Informasi artikel:
Disubmit XXX
Direvisi XXX Workshop Karya Agung Teknik merupakan sebuah bengkel yang
Diterima XXX mengkhususkan diri dalam proses bubut, milling, dan las (welding). Berdasarkan
Tersedia Online XXX dari hasil pengamatan awal, terdapat 3 stasiun kerja yang operatornya sering
Kata Kunci:
mengalami cidera, diantaranya yaitu stasiun pemotongan , stasiun proses
Ergonomi Pembubutan, dan stasiun Pengelasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Rapid Entire Body mengetahui tingkat cidera kerja pada operator. Metode yang digunakan adalah
Assessment REBA (Rapid Entire Body Assessment). Dari hasil perhitungan kuesioner NBM (Nordic
Body Map) terdapat empat operator yang mempunyai tingkat resiko yang tinggi
yaitu pada proses pemotongan pola dengan score 80 dan 77, dan proses Pembubutan
dengan score 71 dan 73, serta dua operator mempunyai tingkat resiko sangat tinggi
pada proses Pengelasan dengan score 92 dan 103. Dari skor REBA pada operator
proses pemotongan,Proses Pembubutan dan Proses Pengelasan mendapatkan nilai 3
,5 dan 9 yang berarti beresiko rendah,sedang dan tinggi mengalami
cedera/gangguan otot. Hal ini berarti perlu dilakukan perbaikan pada proses
produksi sehingga dapat mengurangi cidera kerja para operator.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Keluhan pada otot dikelompokkan menjadi dua, yaitu
cidera kerja pada operator pada Work Karya Agung Teknik keluhan sementara dan Keluhan menetap(Setiawan et al.,
dengan menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assestment). 2021).
3. LANDASAN TEORI
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ergonomi
Nordic Body Map
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajar i
Penelitian ini fokus pada stasiun kerja yang paling
interaksi antara manusia dan mesin, dan juga faktor-faktor
sering mengalami cidera yaitu pada pemotongan, proses
yang mempengaruhinya. Ergonomi mampu
pembubutan, dan proses Las. Kuisioner ini hasil wawancara
menyelaraskan suatu stasiun kerja dan jenis pekerjaannya
dengan 6 operator yang terdiri dari 2 operator stasiun
dengan kapabilitas dari seorang operator(Mardi &
pemotongan , 2 operator stasiun Pembubutan, dan 2 operator
Perdana, 2018). Tujuan dari ergonomi yaitu untuk
stasiun Pengelasan.
menjamin kesehatan kerja, agar produktivitas tetap dapat
ditingkatkan. Pada saat melakukan evaluasi kapasitas dan
Penilaian pembobotan Nordic Body Map dapat
isi kerja, yang perlu diperhatian adalah kegiatan fisik, yang
dikategorikan sebagai berikut:
terdiri dari postur kerja operator, intensitas kerja, tempo,
jam kerja, waktu istirahat operator dan pengaruh keadaan a. Bobot untuk skala tidak ada keluhan
lingkungan terhadap operator(Imron, 2019). Manfaat sama sekali dilambangkan dengan angka 1
utama dari ergonomi yaitu menurunnya kecelakaan kerja, b. Bobot untuk skala sedikit ada keluhan nyeri
menurunnya angka penyakit akibat kerja, stress akibat (agak sakit) dilambangkan dengan angka 2
kerja berkurang, biaya pengobatan dan kompensasi c. Bobot untuk skala ada keluhan nyeri
berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah (sakit) dilambangkan dengan angka
baik, rasa aman karena bebas dari gangguan cedera, 3
kepuasan kerja meningkat(Krisna Dewanti et al., 2020). d. Bobot untuk skala keluhan sangat nyeri (sangat
sakit) dilambangkan dengan angka 4
Musculoskeletal Disorder (MSDs)
Ber ikut ini merupakan tabel rekapitulasi hasil Nordic
Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah kondisi Body Map pada operator proses pemotongan pola yang dapat
terganggunya fungsi sendi, ligament, otot, saraf, tendon, dilihat pada tabel 1.
dan tulang belakang(Kurnia & Sobirin, 2020). Penyebab
utama dari Musculoskeletal Disorders (MSDs)yaitu Tabel 1. Rekapitulasi nordic body map
perenggangan otot yang berlebihan, aktivitas yang operator proses pemotongan
dilakukan secara berulang, sikap kerja tidak alamiah dan
lain- lain(Valentine & Wisudawati, 2020). Musculoskeletal
Disorders (MSDs)merupakan risiko kerja yang berimbas
kepada gangguan otot, dimana hal tersebut disebabkan
oleh kesalahan postur kerja saat melakukan aktivitas kerja.
OPERATOR 1 OPERATOR 2
Tingkat Tingkat
No Lokasi Kesakitan Score Kesakitan Score
1 2 3 4 1 2 3 4
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx
0 Leher bagian atas √ 3 √ 3
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx
1 Leher bagian bawah √ 3 √ 2
2 Bahu kiri √ 3 √ 3 8 Bokong √ 3 √ 3
3 Bahu kanan √ 4 √ 4 9 Pantat √ 3 √ 3
4 Lengan atas kiri √ 3 √ 3 10 Siku kiri √ 3 √ 4
5 Punggung √ 3 √ 3 11 Siku kanan √ 3 √ 4
6 Lengan atas kanan √ 4 √ 4 12 Lengan bawah kiri √ 3 √ 3
7 Pinggang √ 4 √ 4 13 Lengan bawah kanan √ 3 √ 3
8 Bokong √ 3 √ 3 14 Pergelangan tangan √ 2 √ 2
kiri
9 Pantat √ 3 √ 3
15 Pergelangan tangan √ 2 √ 2
10 Siku kiri √ 3 √ 2 kanan
11 Siku kanan √ 3 √ 2 16 Tangan kiri √ 3 √ 3
12 Lengan bawah kiri √ 2 √ 2 17 Tangan kanan √ 3 √ 3
13 Lengan bawah kanan √ 3 √ 3 18 Paha kiri √ 2 √ 2
14 Pergelangan tangan kiri √ 2 √ 2 19 Paha kanan √ 2 √ 2
15 Pergelangan tangan √ 4 √ 4 20 Lutut kiri √ 2 √ 2
kanan 21 Lutut kanan √ 2 √ 2
16 Tangan kiri √ 2 √ 2 22 Betis kiri √ 2 √ 2
17 Tangan kanan √ 4 √ 4 23 Betis kanan √ 2 √ 2
18 Paha kiri √ 2 √ 2 24 Pergelangan kaki kiri √ 2 √ 2
19 Paha kanan √ 2 √ 2 25 Pergelangan kaki kanan √ 2 √ 2
20 Lutut kiri √ 3 √ 3 26 Kaki kiri √ 2 √ 1
21 Lutut kanan √ 3 √ 3 27 Kaki kanan √ 2 √ 1
22 Betis kiri √ 3 √ 3 Jumlah 71 Jumlah 73
23 Betis kanan √ 3 √ 3
24 Pergelangan kaki kiri √ 2 √ 2 Berdasarkan tabel 2 didapat score operator 1 proses
menjahit sebesar 71 dan operator 2 proses menjahit
25 Pergelangan kaki kanan √ 2 √ 2
sebesar 73. Selanjutnya merupakan tabel rekapitulasi hasil
26 Kaki kiri √ 2 √ 2 Nordic Body Map pada operator proses pengelasan yang
27 Kaki kanan √ 2 √ 2 dapat dilihat pada tabel 3.
Jumlah 80 Jumlah 77 Tabel 3. Rekapitulasi nordic body map
operator proses Pengelasan
OPERATOR 1 OPERATOR 2
Tingkat Tingkat
No Lokasi Kesakitan Score Kesakitan Score
Berdasarkan tabel 2 didapat score operator 1 proses
pemotongan sebesar 80 dan operator 2 proses pemotongan 1 2 3 4 1 2 3 4
sebesar 77. Selanjutnya merupakan tabel rekapitulasi hasil 0 Leher bagian atas √ 4 √ 4
Nordic Body Map pada operator stasiun proses Pembubutan 1 Leher bagian bawah √ 4 √ 4
yang dapat dilihat pada tabel 2. 2 Bahu kiri √ 3 √ 3
Tabel 2. Rekapitulasi nordic body map 3 Bahu kanan √ 3 √ 3
operator proses pembubutan 4 Lengan atas kiri √ 3 √ 3
OPERATOR 1 OPERATOR 2 5 Punggung √ 4 √ 4
Tingkat Tingkat 6 Lengan atas kanan √ 3 √ 3
No Lokasi Kesakitan Score Kesakitan Score 7 Pinggang √ 4 √ 4
1 2 3 4 1 2 3 4 8 Bokong √ 4 √ 4
0 Leher bagian atas √ 3 √ 4 9 Pantat √ 4 √ 4
1 Leher bagian bawah √ 3 √ 4 10 Siku kiri √ 4 √ 4
2 Bahu kiri √ 3 √ 3 11 Siku kanan √ 4 √ 4
3 Bahu kanan √ 3 √ 3 12 Lengan bawah kiri √ 3 √ 3
4 Lengan atas kiri √ 2 √ 2 13 Lengan bawah kanan √ 3 √ 3
5 Punggung √ 4 √ 4 14 Pergelangan tangan kiri √ 3 √ 4
6 Lengan atas kanan √ 2 √ 2 15 Pergelangan tangan √ 3 √ 4
7 Pinggang √ 3 √ 3 kanan
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx
1 1 1
1 1 1 2 3 4 6 7 8 9
0 1 2
1 1 1
2 1 2 3 4 4 6 7 8 9
0 1 2
1 1 1
3 1 2 3 4 4 6 7 8 9
0 1 2
Pergelangan
Administrative controls :
Lengan
1 1 2 4 5 7 8 Melakukan pemanasan kecil.
Bawah
2 2 3 5 6 8 9 Istirahat yang cukup.
=2 3 3 4 5 7 8 9
Pada gambar 3 dapat dilihat operator sedang
Hasil skor yang diperoleh dari tabel A dan tabel B melakukan proses Pengelasan dengan Posisi Berdiri
digunakan untuk melihat tabel C sehingga didapatkan dan menggunakan alat Las, lalu dilakukan
skor dari tabel C. pengukuran sudut, selanjutnya sudut tersebut
digunakan untuk perhitungan score REBA
Tabel 11. Tabel C Proses Pembubutan
Score A
Tabel
1 1 1
C 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2
1 1 1
1 1 1 2 3 4 6 7 8 9
0 1 2
1 1 1
2 1 2 3 4 4 6 7 8 9
0 1 2
1 1 1
3 1 2 3 4 4 6 7 8 9
0 1 2
1 1 1 1
4 2 3 3 4 5 7 8 9
0 1 1 2
1 1 1 1 1
5 3 4 4 5 6 8 9
0 0 1 2 2
1 1 1 1 1 Referensi
5 3 4 4 5 6 8 9
0 0 1 2 2
[1] Imron, M. (2019). Analisis Tingkat Ergonomi
1 1 1 1 1 Postur Kerja Karyawan Di Laboratorium KCP
6 3 4 5 6 7 8 9
Sc 0 0 1 2 2
Posture Analisys (OWAS).JITMI, 2(2),
or
1 1 1 1 1 147–151.
eB 7 4 5 6 7 8 9 9
0 1 1 2 2 [2] Krisna Dewanti, G., Perdana, S., &
Tiara. (2020). Analisis Postur Kerja
1 1 1 1 1 1 Pada Karyawan Bengkel Warlok
8 5 6 7 8 8 9
0 0 1 2 2 2 Barbeku Multi Servis Dengan
1 1 1 1 1 1 1 Menggunakan
9 6 6 7 8 9 REBA. Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI
0 0 0 1 2 2 2
, 4(3), 57–64.
1 1 1 1 1 1 1 1 [3] Kurnia, F., & Sobirin, M. (2020).
7 7 8 9 9
0 0 1 1 2 2 2 2 Analisis Tingkat Kualitas Postur
1 1 1 1 1 1 1 1 Pengemudi Becak Menggunakan
7 7 8 9 9 Metode RULA dan REBA. Jurnal
1 0 1 1 2 2 2 2
Engine: Energi, Manufaktur, Dan
1 1 1 1 1 1 1 1 Material, 4(1), 1–5.
7 8 8 9 9
2 0 1 1 2 2 2 2 [4] Mardi, T., & Perdana, S. (2018).
Analisis Postur Kerja pada
Pada Operator Proses Pembubutan Untuk Activity Pembuatan Rumah Boneka dengan
Score = +1 satu bagian tubuh, statis, ditahan lebih dari Metode Rapid Entire Body
1 menit, jadi untuk score REBA adalah score tabel C + Assessment. STRING (Satuan Tulisan
Activity Score = 8 + 1= 9.Pekerja Pada Proses Riset Dan Inovasi Teknologi), 3(2), 107–
Pengelasan dengan skor REBA 9 memiliki resiko yang 118. https://doi.org/10.30998/string
tinggi terhadap tubuh pekerja tersebut yang dimana .v3i2.2761
memungkinkan terjadinya CTDs. Maka dari itu kami [5] Setiawan, D., Hunusalela, Z. F., &
peneliti menyarankan agar pekerja melakukan Nurhidayati, R. (2021). Usulan
Perbaikan Sistem Kerja Di Area
Gudang Menggunakan Metode
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx