Anda di halaman 1dari 10

Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp.

xx-xx, 20xx

Journal of Systems Engineering and Management e ISSN


2964-0040
journal homepage: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JOSEAM

Analisis Postur Kerja Operator Dengan Metode REBA Di Workshop Karya


Agung Teknik
Arya Rizaldi Wijaya, Lukman Sopari

a
Afiliasi pertama (Styles: affiliation)
b
Afiliasi kedua

INFORMASI ABSTRAK
Informasi artikel:
Disubmit XXX
Direvisi XXX Workshop Karya Agung Teknik merupakan sebuah bengkel yang
Diterima XXX mengkhususkan diri dalam proses bubut, milling, dan las (welding). Berdasarkan
Tersedia Online XXX dari hasil pengamatan awal, terdapat 3 stasiun kerja yang operatornya sering
Kata Kunci:
mengalami cidera, diantaranya yaitu stasiun pemotongan , stasiun proses
Ergonomi Pembubutan, dan stasiun Pengelasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Rapid Entire Body mengetahui tingkat cidera kerja pada operator. Metode yang digunakan adalah
Assessment REBA (Rapid Entire Body Assessment). Dari hasil perhitungan kuesioner NBM (Nordic
Body Map) terdapat empat operator yang mempunyai tingkat resiko yang tinggi
yaitu pada proses pemotongan pola dengan score 80 dan 77, dan proses Pembubutan
dengan score 71 dan 73, serta dua operator mempunyai tingkat resiko sangat tinggi
pada proses Pengelasan dengan score 92 dan 103. Dari skor REBA pada operator
proses pemotongan,Proses Pembubutan dan Proses Pengelasan mendapatkan nilai 3
,5 dan 9 yang berarti beresiko rendah,sedang dan tinggi mengalami
cedera/gangguan otot. Hal ini berarti perlu dilakukan perbaikan pada proses
produksi sehingga dapat mengurangi cidera kerja para operator.

1. PENDAHULUAN tetapi juga menonjol dalam efisiensi produksi. Dengan


Workshop Karya Agung Teknik, sebuah bengkel yang kemampuan untuk memproduksi 3 pesanan per hari,
mengkhususkan diri dalam proses bubut, milling, dan las bengkel ini menjadi pilihan utama bagi mereka yang
(welding), memiliki sejarah yang kaya dan kokoh dalam membutuhkan solusi teknik yang cepat dan handal.
dunia Mechanical Engineering. Pada penelitian pada PT.Karya Agung Teknik
Berdiri pada tahun 1994 oleh pak Gunawan Jayadi, permasalahan dalam melakakukan perkerjaan di stasiun
bengkel ini lahir dari semangat dan dedikasi untuk kerja Satasiun Pemotongan,Stasiun Kerja pembubutan dan
menyediakan solusi teknik terbaik bagi industri. Terletak di Stasiun kerja Pengelasan.Permasalahan Yang ada pada
Jl. Kh. Ishak No.163, Ketileng, Kec. Cilegon, Kota Cilegon, PT.Karya Agung Teknik Sering Terjadinya Cidera Ringan
Banten 42416, Karya Agung Teknik memiliki posisi strategis dan Cidera Berat pada Operator di PT.Karya Agung Teknik.
yang memudahkan akses bagi pelanggan dan mitra bisnis. operator yang sering mengalami cidera yaitu pada proses
Lokasinya yang terpilih mencerminkan komitmen untuk pemotongan
menjadi bagian integral dari industri di sekitarnya. , proses Pembubutan dan proses Pengelasan. Pada observasi
Dengan spesialisasi utama di bidang Mechanical tersebut resiko ergonomi ini disebabkan oleh kurangnya alat
Engineering, bengkel ini telah berhasil membangun reputasi penunjang kerja yang tidak sesuai dengan postur operator
sebagai ahli dalam pembuatan spare part, perbaikan, jasa saat bekerja. Penanganan yang tanggap dan tepat terhadap
teknik, dan perdagangan umum. Pak Gunawan Jayadi, resiko ergonomi yang muncul harus dilakukan untuk
sebagai pemilik, telah memimpin bengkel ini dengan visi menghindari dampak negatif yang dialami pekerja. Untuk
yang jelas dan keahlian teknis yang tinggi. Karya Agung itu harus adanya analisis pada stasiun kerja guna
Teknik tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tinggi, mengetahui resiko cidera pada otot. Penelitian ini akan
menganalisis permasalahan tersebut menggunakan dan
Penulis korepondensi
*

alamat e-mail: penulissatu@email.com REBA (Rapid Entire Body Assessment).


http://dx.doi.org/10.36055/joseam.vxix.xxxxx
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Keluhan pada otot dikelompokkan menjadi dua, yaitu
cidera kerja pada operator pada Work Karya Agung Teknik keluhan sementara dan Keluhan menetap(Setiawan et al.,
dengan menggunakan REBA (Rapid Entire Body Assestment). 2021).

Rapid Entire Body Assessment (REBA)


2. METODOLOGI
Rapid Entire Body Assessment
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (REBA)merupakan metode dalam bidang
kuantitatif, dengan teknik penelitian observasi secara ergonomi yang digunakan untuk menilai posisi
langsung proses produksi di Workshop Karya Agung kerja operator yang terdiri dari postur leher,
Teknik. Pengumpulan data dilakukan dengan cara punggung, lengan, pergelangan tangan dan
merekam aktivitas operator, selanjutnya dilakukan kaki(Valentine & Wisudawati, 2020). Luaran yang
penentuan sudut dari bagian tubuh operator tersebut. diperoleh dari metode Rapid Entire Body
Assessment (REBA) adalah tingkatan keputusan
Metode analisis data yang digunakan dalam
yang dapat menunjukkan urgensi tindakan yang
penelitian ini adalah dengan metode REBA (Rapid Entire
dibutuhkan(Kurnia & Sobirin, 2020).Rapid Entire
Body Assestment). Metode ini dipilih karena dapat menilai
Body Assessment (REBA) melakukan kajian
postur seluruh tubuh seorang karyawan dengan cepat dan
terhadap faktor risiko ergonomi pada seluruh
sistematik baik dalam pekerjaan statis maupun pekerjaan
tubuh yang sedang digunakan, faktor tersebut
yang dinamis untuk mengetahui gambaran postur tubuh
seperti: postur statis, dinamis, kecepatan
para karyawan terhadap proses usaha Perbaikan Sparepart.
perubahan, atau postur yang tidak stabil,
Pada perhitungan nilai Metode REBA (Rapid Entire Body
pengangkatan yang sedang dilakukan, dan
Assestment) dari postur kerja operator yang telah
seberapa sering frekuensinya, modifikasi tempat
diperoleh maka dapat diketahui level resiko dan kebutuhan
kerja, peralatan, pelatihan atau perilaku
akan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan kerja
pekerja(Krisna Dewanti et al., 2020).
di Workshop Karya Agung Teknik .

3. LANDASAN TEORI
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ergonomi
Nordic Body Map
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajar i
Penelitian ini fokus pada stasiun kerja yang paling
interaksi antara manusia dan mesin, dan juga faktor-faktor
sering mengalami cidera yaitu pada pemotongan, proses
yang mempengaruhinya. Ergonomi mampu
pembubutan, dan proses Las. Kuisioner ini hasil wawancara
menyelaraskan suatu stasiun kerja dan jenis pekerjaannya
dengan 6 operator yang terdiri dari 2 operator stasiun
dengan kapabilitas dari seorang operator(Mardi &
pemotongan , 2 operator stasiun Pembubutan, dan 2 operator
Perdana, 2018). Tujuan dari ergonomi yaitu untuk
stasiun Pengelasan.
menjamin kesehatan kerja, agar produktivitas tetap dapat
ditingkatkan. Pada saat melakukan evaluasi kapasitas dan
Penilaian pembobotan Nordic Body Map dapat
isi kerja, yang perlu diperhatian adalah kegiatan fisik, yang
dikategorikan sebagai berikut:
terdiri dari postur kerja operator, intensitas kerja, tempo,
jam kerja, waktu istirahat operator dan pengaruh keadaan a. Bobot untuk skala tidak ada keluhan
lingkungan terhadap operator(Imron, 2019). Manfaat sama sekali dilambangkan dengan angka 1
utama dari ergonomi yaitu menurunnya kecelakaan kerja, b. Bobot untuk skala sedikit ada keluhan nyeri
menurunnya angka penyakit akibat kerja, stress akibat (agak sakit) dilambangkan dengan angka 2
kerja berkurang, biaya pengobatan dan kompensasi c. Bobot untuk skala ada keluhan nyeri
berkurang, produktivitas membaik, alur kerja bertambah (sakit) dilambangkan dengan angka
baik, rasa aman karena bebas dari gangguan cedera, 3
kepuasan kerja meningkat(Krisna Dewanti et al., 2020). d. Bobot untuk skala keluhan sangat nyeri (sangat
sakit) dilambangkan dengan angka 4
Musculoskeletal Disorder (MSDs)
Ber ikut ini merupakan tabel rekapitulasi hasil Nordic
Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah kondisi Body Map pada operator proses pemotongan pola yang dapat
terganggunya fungsi sendi, ligament, otot, saraf, tendon, dilihat pada tabel 1.
dan tulang belakang(Kurnia & Sobirin, 2020). Penyebab
utama dari Musculoskeletal Disorders (MSDs)yaitu Tabel 1. Rekapitulasi nordic body map
perenggangan otot yang berlebihan, aktivitas yang operator proses pemotongan
dilakukan secara berulang, sikap kerja tidak alamiah dan
lain- lain(Valentine & Wisudawati, 2020). Musculoskeletal
Disorders (MSDs)merupakan risiko kerja yang berimbas
kepada gangguan otot, dimana hal tersebut disebabkan
oleh kesalahan postur kerja saat melakukan aktivitas kerja.
OPERATOR 1 OPERATOR 2
Tingkat Tingkat
No Lokasi Kesakitan Score Kesakitan Score
1 2 3 4 1 2 3 4
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx
0 Leher bagian atas √ 3 √ 3
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx
1 Leher bagian bawah √ 3 √ 2
2 Bahu kiri √ 3 √ 3 8 Bokong √ 3 √ 3
3 Bahu kanan √ 4 √ 4 9 Pantat √ 3 √ 3
4 Lengan atas kiri √ 3 √ 3 10 Siku kiri √ 3 √ 4
5 Punggung √ 3 √ 3 11 Siku kanan √ 3 √ 4
6 Lengan atas kanan √ 4 √ 4 12 Lengan bawah kiri √ 3 √ 3
7 Pinggang √ 4 √ 4 13 Lengan bawah kanan √ 3 √ 3
8 Bokong √ 3 √ 3 14 Pergelangan tangan √ 2 √ 2
kiri
9 Pantat √ 3 √ 3
15 Pergelangan tangan √ 2 √ 2
10 Siku kiri √ 3 √ 2 kanan
11 Siku kanan √ 3 √ 2 16 Tangan kiri √ 3 √ 3
12 Lengan bawah kiri √ 2 √ 2 17 Tangan kanan √ 3 √ 3
13 Lengan bawah kanan √ 3 √ 3 18 Paha kiri √ 2 √ 2
14 Pergelangan tangan kiri √ 2 √ 2 19 Paha kanan √ 2 √ 2
15 Pergelangan tangan √ 4 √ 4 20 Lutut kiri √ 2 √ 2
kanan 21 Lutut kanan √ 2 √ 2
16 Tangan kiri √ 2 √ 2 22 Betis kiri √ 2 √ 2
17 Tangan kanan √ 4 √ 4 23 Betis kanan √ 2 √ 2
18 Paha kiri √ 2 √ 2 24 Pergelangan kaki kiri √ 2 √ 2
19 Paha kanan √ 2 √ 2 25 Pergelangan kaki kanan √ 2 √ 2
20 Lutut kiri √ 3 √ 3 26 Kaki kiri √ 2 √ 1
21 Lutut kanan √ 3 √ 3 27 Kaki kanan √ 2 √ 1
22 Betis kiri √ 3 √ 3 Jumlah 71 Jumlah 73
23 Betis kanan √ 3 √ 3
24 Pergelangan kaki kiri √ 2 √ 2 Berdasarkan tabel 2 didapat score operator 1 proses
menjahit sebesar 71 dan operator 2 proses menjahit
25 Pergelangan kaki kanan √ 2 √ 2
sebesar 73. Selanjutnya merupakan tabel rekapitulasi hasil
26 Kaki kiri √ 2 √ 2 Nordic Body Map pada operator proses pengelasan yang
27 Kaki kanan √ 2 √ 2 dapat dilihat pada tabel 3.
Jumlah 80 Jumlah 77 Tabel 3. Rekapitulasi nordic body map
operator proses Pengelasan
OPERATOR 1 OPERATOR 2
Tingkat Tingkat
No Lokasi Kesakitan Score Kesakitan Score
Berdasarkan tabel 2 didapat score operator 1 proses
pemotongan sebesar 80 dan operator 2 proses pemotongan 1 2 3 4 1 2 3 4
sebesar 77. Selanjutnya merupakan tabel rekapitulasi hasil 0 Leher bagian atas √ 4 √ 4
Nordic Body Map pada operator stasiun proses Pembubutan 1 Leher bagian bawah √ 4 √ 4
yang dapat dilihat pada tabel 2. 2 Bahu kiri √ 3 √ 3
Tabel 2. Rekapitulasi nordic body map 3 Bahu kanan √ 3 √ 3
operator proses pembubutan 4 Lengan atas kiri √ 3 √ 3
OPERATOR 1 OPERATOR 2 5 Punggung √ 4 √ 4
Tingkat Tingkat 6 Lengan atas kanan √ 3 √ 3
No Lokasi Kesakitan Score Kesakitan Score 7 Pinggang √ 4 √ 4
1 2 3 4 1 2 3 4 8 Bokong √ 4 √ 4
0 Leher bagian atas √ 3 √ 4 9 Pantat √ 4 √ 4
1 Leher bagian bawah √ 3 √ 4 10 Siku kiri √ 4 √ 4
2 Bahu kiri √ 3 √ 3 11 Siku kanan √ 4 √ 4
3 Bahu kanan √ 3 √ 3 12 Lengan bawah kiri √ 3 √ 3
4 Lengan atas kiri √ 2 √ 2 13 Lengan bawah kanan √ 3 √ 3
5 Punggung √ 4 √ 4 14 Pergelangan tangan kiri √ 3 √ 4
6 Lengan atas kanan √ 2 √ 2 15 Pergelangan tangan √ 3 √ 4
7 Pinggang √ 3 √ 3 kanan
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx

16 Tangan kiri √ 3 √ 4 3 8 - 10 Tinggi Perlu segera


17 Tangan kanan √ 3 √ 4 4 11 - 15 Sangat Perlu saat ini juga
18 Paha kiri √ 3 √ 4 Tinggi
19 Paha kanan √ 3 √ 4
20 Lutut kiri √ 3 √ 4
21 Lutut kanan √ 3 √ 4 Pada gambar 1 dapat dilihat operator sedang
22 Betis kiri √ 3 √ 4 melakukan proses Pemotongan dengan Posisi Kerja
23 Betis kanan √ 3 √ 4 Berdiri dan menggunakan meja, lalu dilakukan
24 Pergelangan kaki kiri √ 3 √ 3 pengukuran sudut, selanjutnya sudut tersebut digunakan
25 Pergelangan kaki kanan √ 3 √ 3 untuk perhitungan score REBA
26 Kaki kiri √ 3 √ 3
27 Kaki kanan √ 3 √ 3
Jumlah 92 Jumlah 102

Berdasarkan tabel 3 didapat scor operator


1 proses Pengelasan sebesar 92 dan operator 2
proses P e n g e l a s a n sebesar 102. Setelah skor
dari masing–masing bagian otot muskoskeletal
didapatkan dan dijumlahkan secara keseluruhan,
kemudian dikategorikan berdasarkan tingkat
resiko. Selanjutnya diperoleh hasil rekapitulasi
bobot tingkat resiko untuk 6 operator, rekapitulasi
total score nordic body map seluruh operator dapat
dilihat pada tabel 4. Gambar 1. Stasiun proses pemotongan
Tabel 4. Rekapitulasi total score nordic body map
seluruh operator Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat postur tubuh
Proses Operator Tingkat operator saat proses pemotongan , dari gambar tersebut
Resiko didapat sudut-sudut yang selanjutnya digunakan
Stasiun Operator 1 80 untuk melakukan perhitungan score REBA seperti
Pemotongan Operator 2 77 pada tabel dibawah ini.
Stasiun Operator 1 71 Tabel 6. Tabel A Proses Pemotongan
Pembubutan Operator 2 73 Punggung
Stasiun Operator 1 92 Tabel A
1 2 3 4 5
Pengelasan Operator 2 102 Kaki
1 1 2 2 3 4
Dari data pada tabel 4 menunjukkan tingkat resiko Leher 2 2 3 4 5 6
atau cidera kerja dari setiap proses kerja. Dari hasil score =1 3 3 4 5 6 7
tersebut, terdapat empat operator yang mempunyai tingkat 4 4 5 6 7 8
resiko yang tinggi dan dua operator mempunyai tingkat Kaki
resiko sangat tinggi. Setelah diketahui tingkat resiko kerja 1 1 3 4 5 6
oleh para operator, maka tahap selanjutnya yaitu Leher 2 2 4 5 6 7
perhitungan score REBA untuk menentukan postur tubuh =2 3 3 5 6 7 8
dari para operator. 4 4 6 7 8 9
Penentuan Score REBA Kaki
1 3 4 5 6 7
Perhitungan score REBA dilakukan pada operator Leher 2 3 5 6 7 8
stasiun proses Pemotongan,Pembubutan dan Pengelasan. =3 3 5 6 7 8 9
Perhitungan tersebut dilakukan berdasarkan gambar
4 6 7 8 9 9
posisi kerja operator ketika melakukan proses
Pemotongan,Pembubutan dan Pengelasan.
Tabel 5 .Tabel Score REBA Tabel 7. Tabel B Proses Pemotongan
Action Skor Level Tindakan
Level REBA Resiko Perbaikan Lengan Atas
Tabel B
0 1 Bisa Tidak perlu 1 2 3 4 5 6
diabaikan Lengan Pergelangan
1 2-3 Rendah Mungkin perlu Bawah 1 1 1 3 4 6 7
=1 2 2 2 4 5 7 8
2 4-7 Sedang Perlu
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx

 3 3 3 5 5 8 8 Menggunakan alat bantu.


Administrative controls : Pergelangan
Lengan
1 1 2 4 5 7 8  Istirahat yang cukup.
Bawah
2 2 3 5 6 8 9
=2
3 3 4 5 7 8 9 Pada gambar 2 dapat dilihat operator sedang
melakukan proses Pembubutan dengan Posisi Kerja
Hasil skor yang diperoleh dari tabel A dan tabel B Berdiri dan menggunakan mesin bubut, lalu dilakukan
digunakan untuk melihat tabel C sehingga didapatkan pengukuran sudut, selanjutnya sudut tersebut
skor dari tabel C. digunakan untuk perhitungan score REBA

Tabel 8. Tabel C Proses Pemotongan


Score A
Tabel
1 1 1
C 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2

1 1 1
1 1 1 2 3 4 6 7 8 9
0 1 2

1 1 1
2 1 2 3 4 4 6 7 8 9
0 1 2

1 1 1
3 1 2 3 4 4 6 7 8 9
0 1 2

1 1 1 1 Gambar 2. Stasiun proses pembubutan


4 2 3 3 4 5 7 8 9
0 1 1 2

1 1 1 1 1 Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat postur tubuh


5 3 4 4 5 6 8 9
0 0 1 2 2 operator saat proses pembubutan , dari gambar
tersebut didapat sudut-sudut yang selanjutnya
1 1 1 1 1 digunakan untuk melakukan perhitungan score REBA
6 3 4 5 6 7 8 9
Sc 0 0 1 2 2 seperti pada tabel dibawah ini.
or
1 1 1 1 1 Tabel 9. Tabel A Proses Pembubutan
eB 7 4 5 6 7 8 9 9
0 1 1 2 2 Punggung
Tabel A
1 2 3 4 5
1 1 1 1 1 1
8 5 6 7 8 8 9 Kaki
0 0 1 2 2 2
1 1 2 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 Leher 2 2 3 4 5 6
9 6 6 7 8 9 =1
0 0 0 1 2 2 2 3 3 4 5 6 7
4 4 5 6 7 8
1 1 1 1 1 1 1 1
7 7 8 9 9 Kaki
0 0 1 1 2 2 2 2
1 1 3 4 5 6
Leher 2 2 4 5 6 7
1 1 1 1 1 1 1 1
7 7 8 9 9 =2
1 0 1 1 2 2 2 2 3 3 5 6 7 8
4 4 6 7 8 9
1 1 1 1 1 1 1 1 Kaki
7 8 8 9 9
2 0 1 1 2 2 2 2 1 3 4 5 6 7
Leher 2 3 5 6 7 8
Pada Operator Proses Pemotongan Untuk Activity =3 3 5 6 7 8 9
Score = +1 satu bagian tubuh, statis, ditahan lebih dari 4 6 7 8 9 9
1 menit, jadi untuk score REBA adalah score tabel C +
Activity Score = 2 + 1= 3. Pekerja Pada Proses
Tabel 10. Tabel B Proses Pembubutan
Pembubutan dengan skor REBA 3 memiliki resiko
yang Rendah terhadap tubuh pekerja tersebut yang
dimana memungkinkan terjadinya CTDs. Maka dari
itu kami peneliti menyarankan agar pekerja
melakukan beberapa pencegahan agar hal seperti itu
tidak terulang kembali. Terdapat 2 metode
pencegahan yang peneliti sarankan, yaitu:
Engineering controls :
Lengan Atas
Tabel B
1 2 3 4 5 6
Pergelangan
Lengan
1 1 1 3 4 6 7
Bawah 2 2 2 4 5 7 8
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx
=1 3 3 3 5 5 8 8
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx

Pergelangan
Administrative controls :
Lengan
 1 1 2 4 5 7 8 Melakukan pemanasan kecil.
Bawah
2 2 3 5 6 8 9  Istirahat yang cukup.
=2 3 3 4 5 7 8 9
Pada gambar 3 dapat dilihat operator sedang
Hasil skor yang diperoleh dari tabel A dan tabel B melakukan proses Pengelasan dengan Posisi Berdiri
digunakan untuk melihat tabel C sehingga didapatkan dan menggunakan alat Las, lalu dilakukan
skor dari tabel C. pengukuran sudut, selanjutnya sudut tersebut
digunakan untuk perhitungan score REBA
Tabel 11. Tabel C Proses Pembubutan

Score A
Tabel
1 1 1
C 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2

1 1 1
1 1 1 2 3 4 6 7 8 9
0 1 2

1 1 1
2 1 2 3 4 4 6 7 8 9
0 1 2

1 1 1
3 1 2 3 4 4 6 7 8 9
0 1 2

1 1 1 1
4 2 3 3 4 5 7 8 9
0 1 1 2

1 1 1 1 1
5 3 4 4 5 6 8 9
0 0 1 2 2

1 1 1 1 1 Gambar 3. Stasiun proses pengelasan


6 3 4 5 6 7 8 9
Sc 0 0 1 2 2
or Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat postur tubuh
1 1 1 1 1
eB 7 4 5 6 7 8 9 9 operator saat proses pengelasan , dari gambar tersebut
0 1 1 2 2
didapat sudut-sudut yang selanjutnya digunakan
1 1 1 1 1 1 untuk melakukan perhitungan score REBA seperti
8 5 6 7 8 8 9
0 0 1 2 2 2 pada tabel 7.
Tabel 12. Tabel A Proses Pengelasan1 1 1 1 1 1 1
9 6 6 7 8 9
0 0 0 1 2 2 2 Punggung
Tabel A
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4 5
7 7 8 9 9 Kaki
0 0 1 1 2 2 2 2
1 1 2 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 Leher 2 2 3 4 5 6
7 7 8 9 9 =1
1 0 1 1 2 2 2 2 3 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 5 6 7 8
7 8 8 9 9 Kaki
2 0 1 1 2 2 2 2
1 1 3 4 5 6
Leher 2 2 4 5 6 7
Pada Operator Proses Pembubutan Untuk Activity =2 3 3 5 6 7 8
Score = +1 satu bagian tubuh, statis, ditahan lebih dari 4 4 6 7 8 9
1 menit, jadi untuk score REBA adalah score tabel C + Kaki
Activity Score = 4 + 1= 5.Pekerja Pada Proses 1 3 4 5 6 7
Pembubutan dengan skor REBA 5 memiliki resiko Leher 2 3 5 6 7 8
yang Sedang terhadap tubuh pekerja tersebut yang =3 3 5 6 7 8 9
dimana memungkinkan terjadinya CTDs. Maka dari 4 6 7 8 9 9
itu kami peneliti menyarankan agar pekerja
melakukan beberapa pencegahan agar hal seperti itu
tidak terulang kembali. Terdapat 2 metode Tabel 13. Tabel B Proses Pengelasan
pencegahan yang peneliti sarankan, yaitu:
Engineering controls :
 Menggunakan alat bantu.
Lengan Atas
Tabel B
1 2 3 4 5 6
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx

Pergelangan beberapa pencegahan agar hal seperti itu tidak


Lengan 1 1 1 3 4 6 7 terulang kembali. Terdapat 2 metode pencegahan yang
Bawah
2 2 2 4 5 7 8 peneliti sarankan, yaitu:
=1 3 3 3 5 5 8 8 Engineering controls :
Pergelangan  Menggunakan alat bantu.
Lengan
1 1 2 4 5 7 8 Administrative controls :
Bawah 2 2 3 5 6 8 9  Melakukan pemanasan kecil.
=2 3 3 4 5 7 8 9  Dibutuhkannya pergantian shift yang baik antar
pekerja.
Hasil skor yang diperoleh dari tabel A dan tabel B  Hindari static posture dengan tekanan yang tinggi.
digunakan untuk melihattabel C sehingga didapatkan  Istirahat yang cukup.
skor dari tabel C.
5. KESIMPULAN
Tabel 14. Tabel C Proses Pengelasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada
Score A proses produksi di PT.Karya Agung Teknik dapat
Tabel disimpulkan bahwa:
1 1 1
C 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 1. Berdasarkan hasil Nordic Body Map terdapat empat
operator yang mempunyai tingkat resiko yang tinggi
1 1 1 pada proses pemotongan dengan score 90 dan 77,
1 1 1 2 3 4 6 7 8 9
0 1 2 proses Pembubutan dengan score 71 dan73. Serta dua
1 1 1 operator mempunyai tingkat resiko sangat tinggi pada
2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 proses Pengelasan dengan score 92 dan 102.
0 1 2
2. Dari skor REBA pada proses pemotongan,Proses
1 1 1 Pembubutan dan proses P e n g e l a s a n diperoleh
3 1 2 3 4 4 6 7 8 9
0 1 2 nilai 3 ,5 dan 9 yang berarti beresiko rendah,sedang
1 1 1 1 dan tinggi mengalami cedera/gangguan otot dan
4 2 3 3 4 5 7 8 9 harus segera diterapkan perubahan untuk perbaikan.
0 1 1 2

1 1 1 1 1 Referensi
5 3 4 4 5 6 8 9
0 0 1 2 2
[1] Imron, M. (2019). Analisis Tingkat Ergonomi
1 1 1 1 1 Postur Kerja Karyawan Di Laboratorium KCP
6 3 4 5 6 7 8 9
Sc 0 0 1 2 2
Posture Analisys (OWAS).JITMI, 2(2),
or
1 1 1 1 1 147–151.
eB 7 4 5 6 7 8 9 9
0 1 1 2 2 [2] Krisna Dewanti, G., Perdana, S., &
Tiara. (2020). Analisis Postur Kerja
1 1 1 1 1 1 Pada Karyawan Bengkel Warlok
8 5 6 7 8 8 9
0 0 1 2 2 2 Barbeku Multi Servis Dengan
1 1 1 1 1 1 1 Menggunakan
9 6 6 7 8 9 REBA. Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI
0 0 0 1 2 2 2
, 4(3), 57–64.
1 1 1 1 1 1 1 1 [3] Kurnia, F., & Sobirin, M. (2020).
7 7 8 9 9
0 0 1 1 2 2 2 2 Analisis Tingkat Kualitas Postur
1 1 1 1 1 1 1 1 Pengemudi Becak Menggunakan
7 7 8 9 9 Metode RULA dan REBA. Jurnal
1 0 1 1 2 2 2 2
Engine: Energi, Manufaktur, Dan
1 1 1 1 1 1 1 1 Material, 4(1), 1–5.
7 8 8 9 9
2 0 1 1 2 2 2 2 [4] Mardi, T., & Perdana, S. (2018).
Analisis Postur Kerja pada
Pada Operator Proses Pembubutan Untuk Activity Pembuatan Rumah Boneka dengan
Score = +1 satu bagian tubuh, statis, ditahan lebih dari Metode Rapid Entire Body
1 menit, jadi untuk score REBA adalah score tabel C + Assessment. STRING (Satuan Tulisan
Activity Score = 8 + 1= 9.Pekerja Pada Proses Riset Dan Inovasi Teknologi), 3(2), 107–
Pengelasan dengan skor REBA 9 memiliki resiko yang 118. https://doi.org/10.30998/string
tinggi terhadap tubuh pekerja tersebut yang dimana .v3i2.2761
memungkinkan terjadinya CTDs. Maka dari itu kami [5] Setiawan, D., Hunusalela, Z. F., &
peneliti menyarankan agar pekerja melakukan Nurhidayati, R. (2021). Usulan
Perbaikan Sistem Kerja Di Area
Gudang Menggunakan Metode
Penulis Pertama et.al. (20xx), Journal of Systems Engineering and Management vol. xx, no. xx, pp. xx-xx, 20xx

RULA dan OWAS Di Proyek


Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu
Phase 2 PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk. Jurnal Ilmiah Teknik Dan
Manajemen Industri, 4(2),
78–90.
https://doi.org/10.30737/jatiun ik.vol
[6] Tiogana, V., & Hartono, N.(2020).
Analisis Postur Kerja dengan
Menggunakan REBA dan RULA di
PT X. Journal of Integrated System, 3(1),
9–25.
[7] Valentine, A., & Wisudawati, N. (2020).
Analisis Postur Kerja pada
Pengangkutan Buah Kelapa Sawit
menggunakan Metode RULA dan
REBA. Integrasi Jurnal Ilmiah Teknik
Industri,

Anda mungkin juga menyukai