Anda di halaman 1dari 2

Feminisme: Masih Relevan atau Tidak?

Feminisme merupakan suatu Gerakan yang membela hak-hak perempuan dan menuntut
kesetaraan gender, Gerakan feminisme masih eksis sampai sekarang dan memiliki penganut yang
menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Pada awalnya Gerakan Feminisme memiliki misi
yang jelas dalam memperjuangkan perempuan, berkat Gerakan ini kaum perempuan di jaman
sekarang dapat merasakan kebebasan yang tidak dirasakan perempuan terdahulu. Namun, saat ini
misi tersebut seakan memudar bahkan melenceng dari tujuan awal Gerakan feminisme diciptakan.
Gerakan feminisme di jaman sekarang bisa dikatakan gagal atau bahkan sudah tidak relevan. Saya
mengatakan Gerakan Feminisme tidak relevan bukan karena saya menentang Gerakan ini. Memang
benar, saya adalah seorang laki-laki yang mungkin tidak berhak untuk mengkritik Feminisme. Justru
jika saya adalah seorang laki-laki yang secara tidak langsung menjadi alasan utama Gerakan
Feminisme muncul harus ikut andil dalam membicarakan Gerakan ini. Pertama kali saat saya mulai
merasakan ada suatu kejanggalan pada Feminisme ini adalah munculnya perempuan-perempuan
Indonesia di media social yang berbicara mengenai hak mereka sebagai perempuan, mereka
mengaku sebagai seorang Feminis dengan argument mereka tidak mau tinggal dirumah. Tidak hanya
itu, mereka menginginkan kesetaraan dengan laki-laki tanpa adanya suatu batasan.

Untuk mempertimbangkan hal tersebut, kita harus menelisik lebih dalam mengenai sejarah
Gerakan Feminisme. Gerakan Feminisme dibagi menjadi tiga gelombang yang terjadi di Amerika ,
glombang pertama terjadi pada tahun 1850-an sampai 1920-an. Landasan terciptanya Gerakan
Feminisme ini di landasi oleh masalah mengenai ketidaksetaraan hukum, hak pilih, dan hak
pendidikan perempuan. Pada gelombang pertama, para perempuan termotivasi oleh buku yang
berjudul The Vindication of the Rights of Women (1792) oleh Marry Wollstonecraft. Pergerakan ini
diakhiri dengan disahkannya Amandemen Kesembilan Belas Konstitusi Amerika Serikat (1919), yang
memberikan perempuan hak untuk memilih di semua negara bagian. Gelombang ke-dua muncul
pada tahun 1960-1990, pada gelombang ini kaum Feminis berfokus terhadap kesetaraan gender,
reproduksi, pengasuhan anak, kekerasan seksual, domestisitas. Gelombang kedua ini bertemakan
Women’s Liberation yang muncul dalam buku The Second Sex karya Simone de Beauvoir. Tokoh lain
pada gelombang ini Betty Friedan yang menulis The Feminine Mystique (1963), pada gelombang ini
terciptanya aliran Feminisme kanan (liberal), aliran kiri (radikal) dan feminisme marxis. Gelombang
ketiga terjadi pada tahun 1990-2008, pada gelombang ini Gerakan Feminisme dikatakan sebagai
Postfeminisme. Postfeminisme adalah sebuah pengakuan atas pencapaian-pencapaian yang telah
diraih oleh gerakan feminisme, yang mencakup tercapainya tujuan-tujuan feminisme untuk
memberikan perempuan akses ke tujuan-tujuan pribadi mereka melalui berbagai pola atau gaya
hidup. Budgeon menyatakan bahwa feminisme gelombang ketiga cenderung memiliki cakupan yang
lebih universal atau global serta bersifat akademis, sementara postfeminisme cenderung lebih
menonjolkan aspek individualistik, konsumtif, dan populer.

Berdasarkan dari sejarah mengenai Gerakan Feminisme di atas, dapat disimpulkan


beberapa poin kalau feminsime sudah tidak relevan bahkan menjadikan kegagalan bagi Gerakan
Feminisme sekarang. Beberapa point tersebut sebagai berikut :

1. Feminisme bermain peran sebagai korban

Memang pada awalnya perempuan berjuang untuk meminta kesetaraan hak, mulai dari
pekerjaan, pendidikan, berpakaian dan lain sebagainya. Namun, saat ini semua itu sudah
terwujud, kaum perempuan sudah mempunyai semua kebebasan yang awalnya mereka
minta, alih-alih mereka menikmati kebebasan tersebut mereka malah merengek untuk
memilih-milih. Para Feminis di jaman sekarang merasa sebagai seorang korban yang
tertindas, padahal mereka tidak melihat kaum perempuan di luar sana yang memang
berjuang untuk dirinya dan keluarga tanpa merengek meminta hak. Lalu, orang yang
mengaku sebagai Feminis apakah sudah melakukan perjuangan?

2. Feminisme mengatakan perempuan adalah makhluk yang lemah

Perempuan memang memiliki beberapa kendala yang tidak dimiliki laki-laki. Namun
feminisme justru menghina perempuan dengan bertindak seolah-olah perempuan tidak
mampu mengatasi hal tersebut. Penyimpangan feminisme di zaman sekarang malah
mengglorifikasi bahwasannya perempuan itu mahluk yang lemah. Kenyataannya banyak
perempuan yang mampu mengatasi masalah seksisme, beberapa perempuan itu menempati
kedudukan yang sama bahkan lebih tinggi dari laki-laki. Namun perempuan itu harus sedikit
bekerja keras untuk melampaui laki-laki. Feminisme tidak mengatakan bahwa perempuan
itu lemah: Feminisme hanya mengatakan bahwa, untuk sukses di bidang apa pun,
perempuan tidak harus lebih kuat dari laki-laki yang bekerja bersama mereka.

3. Feminisme membenci laki-laki

Feminsime sebenarnya bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender, bukan untuk


membenci laki-laki. Namun pada kenyataannya kaum feminis jaman sekarang seakan
membenci laki-laki sebagai sumber permasalahan, mereka menganggap bahwa kaum laki-
laki lah yang menindas mereka tanpa mempertimbangkan apa-apa Meskipun ada individu
dalam gerakan feminism yang mungkin memiliki pandangan yang ekstrem, tapi pandangan
tersebut tidak mewakili seluruh feminisme. Feminisme percaya bahwa untuk mencapai
kesetaraan,penting untuk bekerjasama dengan laki-laki dan wanita mengatasi deskriminasi
gender.

4. Feminisme menolak gender tradisional

Feminisme sangat bertolak belakang dengan budaya yang ada di Indonesia, dimana kita
ketahui bahwa Indonesia memiliki budaya yang komunal dan semua gender memiliki peran
masing-masing dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Feminisme menciptakan
individualism yang berbahaya bagi budaya kita.

Semua argmuen saya mengenai Gerakan Feminisme di atas membuktikan bahwa Gerakan
Feminisme sudah tidak relevan di jaman sekarang. Saya mungkin tidak selalu setuju dengan setiap
pandangan feminis, tetapi saya mengakui nilai dalam kesatuan kaum Feminisme dalam perjuangan
yang sama. Saya menyadari bahwa kaum Feminis bersatu dalam komitmen untuk menciptakan
perubahan positif bagi wanita di masa depan, menjadikan dunia ini lebih baik bagi semua.

Anda mungkin juga menyukai