Anda di halaman 1dari 4

. ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َخْيِر اَأْلَناِم‬.

‫َاْلَحْم ُد ِهلِل اَّلِذ ْي َأْنَع َم َنا ِبِنْع َم ِة اِاْل ْيَم اِن َو اِاْل ْس اَل ِم‬
‫ َأْش َهُد َاْن اَل ِاٰل َه ِااَّل ُهللا اْلَم ِلُك اْلُقُّد ْو ُس الَّس اَل ُم َو َأْش َهُد َاَّن َس ِّيَدَنا َو َح ِبْيَبَنا‬. ‫َو َع ٰل ى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه اْلِكَر اِم‬
‫ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّم ا َبْعُد‬

‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬. ‫َفَياَأُّيَها اْلَح اِض ُرْو َن‬.
‫ َأُع ْو ُذ ِباِهلل ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم ِبْس ِم ِهللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِم‬. ‫َقاَل ُهللا َتَع اَلى ِفي اْلُقْر ٰا ِن اْلَعِظ ْيِم‬

‫ َو َم ْن ُيِط ِع‬, ‫ َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم‬, ‫ ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم‬,‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬
‫َهَّللا َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini dan juga pada setiap kesempatan dalam kehidupan kita, Marilah
senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan,
termasuk kenikmatan bisa hidup dan menikmati zaman yang penuh dengan kemudahan
dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya, mari kita tingkatkan
rasa cinta dan kasih sayang kita kepada Rasulullah SAW dengan selalu mengucapkan shalawat
kepadanya. Shalawat adalah tanda cinta kita kepada beliau yang telah membawa Islam ke
muka bumi ini dan menjadikan kita semua bisa menikmati kehidupan yang terang benderang
jauh dari kejahiliyahan.

Pada kesempatan ini, khatib juga berwasiat kepada seluruh jamaah, wabil khusus kepada diri
khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dalam wujud
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan menjadi modal yang sangat
penting untuk mengarahkan kehidupan kita yang saat ini berada pada masa modern di mana
kemajuan teknologi dengan segala kemudahannya bisa membawa kita lupa dan terjerumus
sehingga melupakan Allah swt.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Saat ini, dunia telah mengalami perkembangan teknologi yang sangat pesat khususnya di
bidang informasi. Internet dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan kita. Perkembangan teknologi ini dapat menjadi sarana yang bermanfaat jika kita
menggunakannya dengan benar. Sebaliknya, akan membawa bencana dan kehancuran jika kita
tidak bijak dalam memanfaatkannya. Kita perlu sadari bahwa teknologi yang kita gunakan ini
harus digunakan sebagai wasilah atau sarana saja. Bukan ghayyah atau tujuan akhir.

Dengan adanya berbagai macam penemuan teknologi, kita bisa dengan mudah mengakses
berbagai macam informasi. Dengan teknologi, kita juga bisa dengan mudah belajar berbagai
disiplin ilmu termasuk belajar ilmu-ilmu agama. Namun kita harus berhati-hati belajar agama
menggunakan teknologi.

Internet dan media sosial penuh dengan informasi. Namun tidak semua informasi yang ada bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kita harus selalu memeriksa dan memverifikasi sumber
informasi yang didapat, terutama saat belajar agama. Verifikasi ini meliputi, dari mana asalnya,
siapa yang mengatakannya, dan media apa yang menayangkannya.
Ingatlah, bahwa informasi yang kita terima dari internet atau media sosial disajikan oleh
sebuah sistem bukan berdasarkan kebenarannya. Namun sistem algoritma yang digunakan
dalam internet akan menyuguhkan informasi berdasarkan ketenarannya. Sehingga dalam hal
mengakses segala informasi ataupun ilmu agama di internet, kita harus melakukan verifikasi.
Hal ini pun sudah diingatkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 6:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاْن َج ۤا َء ُك ْم َفاِس ٌۢق ِبَنَبٍا َفَتَبَّيُنْٓو ا َاْن ُتِص ْيُبْو ا َقْو ًم ۢا ِبَج َهاَلٍة َفُتْص ِبُحْو ا َع ٰل ى َم ا َفَع ْلُتْم ٰن ِدِم ْيَن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa
berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum
karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dalam sebuah hadits masyhur yang diriwayatkan Ibnu Majah dari sahabat Anas bin Malik
radliyallahu ‘anhu, Rasulullah saw bersabda:

‫َطَلُب اْلِع ْلِم َفِر ْيَض ٌة َع َلى ُك ِّل ُم ْس ِلٍم‬


Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”

Hadits ini mengingatkan kepada kita bahwa setiap Muslim memang memiliki kewajiban
meningkatkan kualitas diri dengan mencari ilmu. Namun dengan fakta saat ini, di mana
berbagai macam disiplin ilmu bisa kita temukan dengan mudah melalui perkembangan
teknologi, perlu bagi kita untuk benar-benar mengedepankan etika mencari ilmu.

Di antara hal yang harus diperhatikan adalah kewajiban kita memiliki guru yang jelas sanad
atau silsilah keilmuannya sekaligus mengikuti petunjuk-petunjuknya. Kemajuan teknologi saat
ini tidak bisa menggantikan posisi guru. Tidak ada teknologi yang dapat menggantikan peran
seorang guru dalam aspek afektif dan keberkahan dalam pembelajaran ilmu, khususnya ilmu
agama. Hubungan antara guru dan murid adalah salah satu yang sangat penting dalam
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang agama.

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 7 disebutkan:

‫َو َم ٓا َاْر َس ْلَنا َقْبَلَك ِااَّل ِر َج ااًل ُّنْو ِح ْٓي ِاَلْيِهْم َفْس َٔـُلْٓو ا َاْهَل الِّذْك ِر ِاْن ُكْنُتْم اَل َتْع َلُم ْو َن‬
Artinya: “Kami tidak mengutus sebelum engkau (Nabi Muhammad) melainkan beberapa orang
laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka, bertanyalah kepada orang yang berilmu
jika kamu tidak mengetahui.”

Ayat ini mengingatkan bahwa jika kita memiliki berbagai permasalahan terkait dengan ilmu
agama khususnya, maka kita tidak boleh serta merta bertanya kepada setiap orang. Kita harus
bertanya kepada seorang yang berilmu dan benar-benar memiliki kemampuan di bidangnya.
Bukan hanya bertanya kepada google ataupun teknologi kecerdasan buatan yang sering
disebut dengan AI (Artificial Intelligence). Sekali lagi, kita harus bertanya kepada guru, agar kita
bisa diberi arahan tentang mana yang benar dan mana yang salah. Jangan sampai kita
men’dewa’kan dan mengikuti jawaban di internet yang membuat kita menyesal nantinya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 36:
‫ٰۤل‬
‫َو اَل َتْقُف َم ا َلْيَس َلَك ِبٖه ِع ْلٌم ۗ ِاَّن الَّس ْمَع َو اْلَبَص َر َو اْلُفَؤ اَد ُك ُّل ُاو ِٕىَك َك اَن َع ْنُه َم ْسُٔـْو اًل‬
Artinya: “Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dari penjelasan ini maka kita bisa pahami bahwa peran guru sangat penting dan menjadi
sentral dalam belajar ilmu agama. Di antara etika dalam belajar ilmu agama adalah memiliki
guru yang jelas yang mampu memberi petunjuk. Ini pula yang disebutkan dalam Dalam kitab
Ta’lîm al-Muta’allim karya Imam al-Zarnûji yang menyebutkan bahwa petunjuk guru menjadi
syarat dalam mencari ilmu. Hal ini terangkum dalam dua bait syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi
Thalib karramallahu wajhah yakni:

‫ َس ُأْنِبْيَك َع ْن َم ْج ُم ْو ِعَها ِبَبَياٍن‬- ‫َاال َال َتنَاُل ْالِع ْلَم ِإَّال ِبِس َّتٍة‬

‫ َو ِإْر َش اِد ُأْسَتاٍذ َو ُطْو ِل َز َم اٍن‬- ‫ُذ كَاٍء َو ِح ْر ٍص َو اْص ِط بَاٍر َو ُبْلَغ ٍة‬
Dalam bait syair ini disebutkan bahwa syarat seseorang mencari ilmu adalah (1) memiliki
kecerdasan, (2) bersungguh-sungguh, (3) bersabar, (4) siap mengeluarkan biaya, (5) mengikuti
petunjuk guru, dan (6) harus menempuh waktu yang lama.
Oleh karenanya, mari kita bijak dalam memanfaatkan teknologi dalam belajar atau menuntut
ilmu khususnya ilmu agama. Jika kita hanya mengandalkan belajar ilmu melalui internet, maka
kita bisa salah guru yang mengakibatkan apa yang kita ketahui tidak bisa
dipertanggungjawabkan. Terlebih belajar kepada orang yang tidak jelas silsilah keilmuannya di
internet atau belajar agama secara otodidak. Sebagian ulama salaf mengatakan:

‫اَل َتْقَر ُؤ ْو ا الُقْر آَن َع َلى اْلُم ْص َح ِفِّيْيَن َو اَل َتْأُخ ُذ ْو ا ْالِع ْلَم ِم َن الُّص ُح ِفِّيْيَن‬
Artinya: “Jangan kalian belajar Al-Qur’an kepada orang-orang yang belajar Al-Qur’an secara
otodidak dan janganlah kalian mengambil ilmu agama dari orang-orang yang tidak memiliki
guru dan hanya belajar secara otodidak.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikian khutbah kali ini, semoga kita bisa mengambil hikmahnya dan kita bisa benar-benar
belajar ilmu agama dengan etika yang sesuai aturan di tengah perkembangan teknologi saat ini.
Semoga kita senantiasa ditunjukkan oleh Allah yang benar itu benar dan diberi kemampuan
untuk dapat mengikutinya serta ditunjukkan yang salah-itu salah dan diberi kemampuan untuk
menghindarinya. Sebuah kalimat bijak mengatakan: Jika dulu orang yang sukses adalah mereka
yang memiliki banyak informasi, namun di era saat ini, orang yang sukses adalah mereka yang
bisa menyaring informasi.

‫َباَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفي ْالُقْر آِن ْالَعِظ ْيِم َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم ْن آَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَحِكْيِم‬
‫َفأْسَتْغ ِفُر َهللا الَعِظ ْيَم ِإَّنُه ُهَو الَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيم‬
‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل اَّلِذ ْي َأْنَع َم َنا ِبِنْع َم ِة اِإْل ْيَم اِن َو اِإْل ْس اَل ِم ‪َ .‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َخْيِر اَأْلَناِم ‪.‬‬
‫َو َع ٰل ى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه َاْج َم ِع ْيَن ‪َ .‬أْش َهُد َأْن اَل ِإٰل َه ِإاَّل ُهللا اْلَم ِلُك اْلُقُّد ْو ُس الَّس اَل ُم َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا َو َح ِبْيَبَنا‬
‫‪ُ.‬مَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه ‪َ .‬أَّم ا َبْعُد‬

‫‪َ.‬فَياَأُّيَها الَّناُس ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِسْي ِبَتْقَو ى ِهللا َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن‬

‫‪َ.‬فَقاَل ُهللا َتَع اَلى ِإَّن َهللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبِّي ٰي َأُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َو َع ٰل ى ٰا ِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد ‪َ ,‬ك َم ا َص َّلْيَت َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع ٰل ى‬

‫ٰا ِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم ‪َ ,‬و َباِر ْك َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َو َع ٰل ى ٰا ِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد ‪َ ,‬ك َم ا َباَر ْك َت َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم‬
‫‪َ.‬و َع ٰل ى ٰا ِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ,‬في اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيٌد َم ِج ْيٌد‬

‫َالَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‪َ ،‬و اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت ْاَألْح َياِء ِم ْنُهْم َو ْاَألْم َو اِت‪ِ ،‬إَّنَك َسِم ْيٌع‬
‫‪َ.‬قِر ْيٌب ُم ِج ْيُب الَّد َع َو اِت‬

‫َالّٰل ُهَّم اْدَفْع َع َّنا اْلَغاَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلِفَتَن ‪َ ،‬م ا اَل َيْدَفُعُه َغْيُرَك َع ْن َبَلِد َنا ٰه َذ ا ِإْنُد ْو ِنْيِس َّيا َخ اَّص ًة‪َ ،‬و َع ْن‬
‫‪َ.‬س اِئِر ِباَل ِد اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَّم ًة‪َ ،‬يا َر َّب اْلَع اَلِم ْيَن‬

‫‪َ.‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َنا َو اإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخ اِس ِر ْيَن‬

‫‪َ.‬ر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفى ْاآلِخَرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ‪ .‬والحمد هلل رب العالمين‬

‫ِعَباَد ِهللا ِاَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر ‪َ .‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذ ُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ .‬و اْشُك ُرْو ُه َع ٰل ى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم ‪َ .‬و َلِذ ْك ُر ِهللا َاْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai