Anda di halaman 1dari 2

Brahmantio Farhan Rabbani

21/482806/TK/53375

Kerangka Berpikir Induktif Holistik

Pemikiran ini dimulai dari kuadran ke-3, yaitu “Apa yang nampak dari saya” (kehadirian diri
kita di tingkat objek empiris sangat mutlak). Saya melihat diri sendiri sebagai manusia yang memiliki
keuntungan lebih sebagai mahluk hidup di muka bumi ini. Manusia sendiri, memiliki alat penciuman,
alat gerak, dan otak untuk berpikir. Saya pernah merasa bahwa zaman sekarang adalah versi terbaik
dari manusia yang sangat berkembang tiap zamannya, tetapi saya juga pernah merasa bahwa
manusia bisa lebih baik lagi dari saat ini dalam hal berpikir, menganalisa, ketepatan dalam
melakukan sesuatu, dll. Namun ternyata, bukan manusia itu sendirilah yang berkembang, tetapi
manusia memanfaatkan kecerdasan komputer ataupun robot untuk melakukan hal yang tidak
terpikirkan oleh manusia sebelumnya.

Bergeser ke kuadran ke-4 untuk mendalami dan memahami kenampakan objek – objek
empiris, yaitu “ Apa yang nampak di dunia”. Seiring berjalannya waktu, dari saya kecil hingga saat ini
banyak sekali perubahan yang terjadi. Dulu, masih banyak buruh pabrik yang bekerja untuk
mengemas suatu barang, membentuk barang, memotong bahan, dll. Lalu, terdapat penjaga tol,
penjaga parkir, OB, dll. Akan tetapi, dengan kecerdasan dan pola berpikir yang terus berkembang,
manusia dapat menciptakan suatu inovasi yang bertujuan untuk memudahkan manusia dan
membuat pekerjaan lebih konsisten atau pasti hasilnya, yaitu robot. Robot ini, adalah sebuah kreasi
inovatif dari manusia yang memiliki daya berpikir, bergerak, dan menganalisis yang lebih baik dari
manusia. Kecerdasan ini, dapat kita manfaatkan kedepannya untuk segala aspek dalam kehidupan.

Lalu, lanjut ke kuadran 2, yaitu “ Apa yang dunia pikirkan”. Dengan perkembangan tadi, saat
ini sudah tercipta machine learning (suatu robot yang sudah bisa berpikir sendiri). Hal ini sudah
sangat dikembangkan dan diaplikasi kan ke semua aspek yang biasanya membutuhkan analisis
sebuah data. Contohnya, dalam aplikasi pengurus badan, di sana Anda disuruh untuk mengiputkan
suatu data (mengenai berat badan, umur, body fat, dll) yang nantinya data tersebut akan diolah dan
menghasilkan suatu solusi atau output yang memberikan cara untuk hidup dengan pola makan yang
benar. Contoh lainnya, berada pada mobil tesla yang saat ini bisa mendeteksi mobil disekitarnya
dengan mengimplementasikan ilmu probabilitas didalamnya. Machine learning ini sangat penting
bagi kehidupan kita dan nampaknya peran manusia bisa tergantikan.

Terakhir kuadran 1, yaitu “ Apa yang saya pikirkan”. Sebelumnya saya pernah berpikir bahwa
manusia lah mahluk hidup yang benar – benar memiliki pemikiran yang sangat baik, alat pergerakan
yang sangat baik, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dengan ilmu- ilmu yang saya pelajari saat ini
dalam ranah engineering, terutama machine learning. Saya merubah pola piker diri sendiri karena
ternyata terkadang manusia sering sekali melakukan kesalahan dalam komputasi. Lalu, manusia
tidak bisa konsisten dalam melakukan satu hal berulang kali. Contohnya, jika manusia ingin
menendang bola ke pojok kanan gawang itu tidak akan 1000x manusia dapat melakukannya secara
berkali kali karena faktor angin, ketahanan tubuh, fisik, dan fokus. Akan tetapi, robot dapat
melakukannya 100x lebih baik daripada manusia. Hal ini menunjukkan, jika kita mengembangkan
sebuah robot kedepannya itu akan menimbulkan 2 sisi, yaitu kebaikan dan kejahatan. Semakin
canggih teknologi yang manusia punya, semakin berat pula ancaman yang akan diterima. Saya
berpikir jika semua manusia ingin memiliki kehidupan yang dikelilingi oleh robot yang sangat
membantu kehidupan kita, gunakanlah teknologi sesuai dengan manfaatnya. Namun, jika kita
memiliki teknologi yang sangat canggih, tidak menutup kemungkinan bahwa robot akan menjadi
ancaman bagi kita kedepannya (tingkat kecerdasan yang mereka punya).

Anda mungkin juga menyukai