Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN DAN PEMANFAATAN A.

I DI KEHIDUPAN SEHARI –
HARI

Naufal Kholif Nashuha, Teknik Mesin, Teknik

Helmi Hidayatullah, Teknik Elektro, Teknik

Muhammad Ezri Saccarhoni Rosa A. G., Arsitektur, Teknik

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan salah satu


bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan
pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Pada awal
diciptakannya, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun
seiiring dengan perkebangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi
kehidupan umat manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat
hitung, lebih dari itu, komputer diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk
mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia. Manusia bisa
menjadi pandai dalam menyelesaikan segala permasalahan didunia ini karena
menusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman pengetahuan diperoleh dari
belajar. Semakin banyak bekal pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu
saja diharapkan akanl lebih mampu dalam menyelesaikan peermasalahan. Namun
bekal pengetahuan saja tidak cukup, manusia juga diberi akal untuk melakukan
penalaran, mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang mereka miliki. Tanpa memiliki kemampuan untuk menalar dengan baik,
manusia dengan segudang pengalaman dan pengetahuan tidak akan dapat
menyelesaikan masalah dengan baik. Demikian pula, dengan kemampuan menalar
yang sangat baik, namun tanpa bekal pengetahuan dan pengalaman yang
memadai, manusia juga tidak akan bisa menyelesaikan masalah dengan baik.

Kata Kunci : Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence), Program, Komputer.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Artificial Intelegence (AI) atau sering disebut kecerdasan buatan


memungkinkan mesin untuk belajar dari pengalaman, menyesuaikan input-input
baru dan melaksanakan tugas seperti manusia. Sebagian besar contoh AI yang kita
dengar dewasa ini yaitu mulai dari komputer yang bermain catur hingga mobil
yang mengendarai sendiri, contoh tersebut sangat mengandalkan pembelajaran
mendalam dan pemrosesan bahasa alamiah. Dengan menggunakan teknologi ini,
komputer dapat dilatih untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan
memproses sejumlah besar data dan mengenali pola dalam data.

Artificial Intelegence digunakan dalam berbagai sektor terutamanya sektor


industri yang memiliki permintaan cukup tinggi akan kemampuan AI, khususnya
sistem penjawab pertanyaan yang dapat digunakan untuk bantuan hukum,
pencarian paten, pemberitahuan risiko, dan penelitian medis.

Kecerdasan buatan akan mengubah setiap industri, tetapi kita harus


memahami batasannya. Keterbatasan prinsip AI adalah bahwa AI belajar dari
data. Tidak ada cara lain untuk memasukkan pengetahuan. Itu berarti
ketidakakuratan dalam data akan tercermin di dalam hasilnya. Dan setiap lapisan
tambahan dari prediksi atau analisis harus ditambahkan secara terpisah. Sistem AI
saat ini dilatih untuk melakukan tugas yang ditentukan dengan jelas. Sistem yang
mendeteksi penipuan tidak dapat mengendarai mobil atau memberi Anda nasihat
hukum. Bahkan, sistem AI yang mendeteksi penipuan layanan kesehatan tidak
dapat secara akurat mendeteksi penipuan pajak atau penipuan klaim garansi.
Dengan kata lain, sistem-sistem ini amat sangat terspesialisasi. Sistem ini
berfokus pada satu tugas dan jauh dari berperilaku seperti manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Manfaat Artificial Intelegence di Kehidupan Manusia.
2. Bagaimana Penerapan Artificial Intelegence di Kehidupan Manusia.

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Manfaat Artificial Intelegence di Kehidupan
Manusia.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Artificial Intelegence di
Kehidupan Manusia.
D. Manfaat
1. Kita dapat mengetahui Manfaat Artificial Intelegence di Kehidupan
Manusia.
2. Kita dapat mengetahui Bagaimana Penerapan Artificial Intelegence di
Kehidupan Manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. AI

Apakah Kecerdasan Buatan Itu? Kecerdasan buatan atauartificial


intelligence (AI) merupakan salah satu bagian ilmu komputeryang membuat agar
mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaanseperti dan sebaik yang dilakukan
oleh manusia menurut para ahli kecerdasan buatan dapat didefinisikan sebagai
berikut:

I. Buchanan dan Shorttliffe (1985) menyatakan bahwa artificial intelligence


merupakan cara memanipulasi symbol dalam memecahkan masalah.
II. Waterman (1986) menyatakan artificial intelligence
merupakan ilmu
pengetahuan dibidang komputer yang dibutuhkan untuk menjadikan
intelegensi software-software dalam komputer lebih maju.
III. Rich (1981) menyatakan artificial intelligence merupakan suatu cara untuk
menjadikan komputer bisa melaksanakan hal dan dapat memberikan output
yang lebih baik.
IV. Staugaard dan Marvin Minsky menyatakan intelegensi buatan ilmu
pengetahuan yang mampu membuat mesin mengerjakan pekerjaan seperti
manusia.
V. Schildt (1987) menyatakan kecerdasan buatan akan menunjukkan perilaku
seperti perilaku manusia apabila dihadapkan dengan masalah yang mirip
dengan manusia.
VI. Charnaik dan McDermott (1985) menyatakan proses pembelajaran akan
intelegensi buatan menggunakan pendekatan komputasi.

Berdasarkan definisi diatas kecerdasan buatan tidak hanya dibatasi


kecerdasan manusia, akan tetapi pada alat atau sistem, dengan demikian
kecerdasan buatan merupakan kemampuan suatu alat atau sistem yang mampu
menyesuaikan untuk mendapatkan sebuah tujuan pada lingkungan yang
mampu mempengaruhi perilaku sistem.

B. Sejarah AI

Sebenarnya, area kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) atau disingkat


dengan AI bermula dari kemunculan komputer sekitar tahun 1940-an. Pada masa
ini, perhatian difokuskan pada kemampuan komputer mengerjakan sesuatu yang
dapat dilakukan oleh manusia. Dalam hal ini, komputer tersebut dapat meniru
kemampuan kecerdasan dan perilaku manusia
McMulloh dan Pitts pada tahun 1943 mengusulkan model matematis
bernama perceptron dari neuron di dalam otak. Mereka juga menunjukkan
bagaimana neuron menjadi aktif seperti saklar on-off dan neuron tersebut mampu
untuk belajar dan memberikan aksi berbeda terhadap waktu dari input yang
diberikan. Sumbangan terbesar di bidang AI diawali pada paper Alan Turing,
pada tahun 1950 yang mencoba menjawab “Dapatkah computer berfikir” dengan
menciptakan mesin Turing.

Paper Alan Turing pada tahun 1950 berjudul “Computing Machineri and
Intelligence” mendiskusikan syarat sebuah mesin dianggap cerdas. Dia
beranggapan bahwa jika mesin dapat dengan sukses berprilaku seperti manusia,
kita dapat menganggapnya cerdas.

Pada akhir 1955, Newell dan Simon mengembangkan The Logic Theorist,
program AI pertama. Program ini merepresentasikan masalah sebagai model
pohon, lalu penyelesaiannya dengan memilih cabang yang akan menghasilkan
kesimpulan terbenar. Program ini berdampak besar dan menjadi batu loncatan
penting dalam mengembangkan bidang AI.

Pada tahun 1956 John McCarthy dari Massacuhetts Institute of


Technology, menyelenggarakan konferensi untuk menarik para ahli komputer
bertemu, dengan nama kegiatan “The Dartmouth summer research project on
artificial intelligence.” McCarty mendefinisikan artificial intelligence dari AI dan
masih tetap terkenal hingga saat ini, yang berbunyi:

The goal of AI is to develop machines that behave as though they were


intelligent. It is the science and engineering of making intelligent machines,
especially intelligent computer programs. It is related to the similar task of
using computers to understand human intelligence, but AI does not have to
confine it self to methods that are biologically observable” (Sehingga John
McCarthy, masih dianggap sebagai Bapak AI dunia hingga saat ini)

Konferensi Dartmouth itu mempertemukan para pendiri dalam AI, dan


bertugas untuk meletakkan dasar bagi masa depan pemgembangan dan penelitian
AI. John McCarthy di saat itu mengusulkan definisi AI adalah “ AI merupakan
cabang dari ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan komputer untuk
dapat memiliki kemampuan dan berprilaku seperti manusia”.
Pada tahun 1960 hingga 1970, muncul berbagai dikusi bagaimana
komputer dapat meniru sedetail mungkin pada kemampuan otak manusia, dimana
saat itu dapat dikategorikan sebagai “classical AI”.

Pada tahun 1980, dimana computer yang semakin mudah diperoleh dengan
harga yang lebih murah menjadikan berbagai riset di bidang kecerdasan buatan
berkembang sangat pesat pada berbagai universitas seperti dirangkum dari
berbagai sumber.

Kembalinya jaringan syaraf tiruan (1986 – sekarang) Meskipun bidang


ilmu komputer menolak jaringan syaraf tiruan setelah diterbitkannya buku
“perceptrons” karangan Minsky dan Papert, tetapi para ilmuan masih mempelajari
bidang ilmu tersebut dari sudut pandang yang lain yaitu fisika. Para ahli seperti
Hopfield (1982) menggunakan teknik-teknik mekanika statistika untuk
menganalisa sifat-sifat penyimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf. Para ahli
psikollogi, David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian mengenai
model syaraf pada memori. Pada tahun 1985-an sedikitnya empat kelompok riset
menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik (Back- Propagation
Learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam bidang ilmu
komputer dan psikologi.

C. Pengembangan pemanfaatan AI

Manusia bisa menjadi pandai dalam menyelesaikan segala permasalahan


didunia ini karena menusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman
pengetahuan diperoleh dari belajar. Semakin banyak bekal pengetahuan yang
dimiliki oleh seseorang tentu saja diharapkan akanl lebih mampu dalam
menyelesaikan peermasalahan. Namun bekal pengetahuan saja tidak cukup,
manusia juga diberi akal untuk melakukan penalaran, mengambil kesimpulan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Tanpa memiliki
kemampuan untuk menalar dengan baik, manusia dengan segudang pengalaman
dan pengetahuan tidak akan dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Demikian
pula, dengan kemampuan menalar yang sangat baik, namun tanpa bekal
pengetahuan dan pengalaman yang memadai, manusia juga tidak akan bisa
menyelesaikan masalah dengan baik. Lebih detilnya, kecerdasan buatan dapat
dipandang dari berbagai sudut pandang, antara lain:

Artificial Intelligence (AI)


1. Sudut pandang kecerdasan
Kecerdasan buatan akan membuat mesin menjadi ‘cerdas’
(mampu berbuat seperti apa yang dilakukan oleh manusia).
2. Sudut pandang penelitian
Kecerdasan buatan adalah suatu studi bagaimana membuat agar
komputer dapat melakukan sesuatu sebaik yang dikerjakan oleh
manusia.
Domain yang sering dibahas oleh para peneliti meliputi:

a. Mundane task
1) Persepsi (vision & speech).
2) Bahasa alami (understanding, generation & translation).
3) Pemikiran yang bersifat commonsense.
4) Robot control.
b. Formal task
1) Permainan / games.
2) Matematika (geometri, logika, kalkulus, integral,
pembuktian)
c. Epert task
1) Analisis finansial.
2) Analisis medikal.
3) Analisis ilmu pengetahuan.
4) Rekayasa (desain, pencarian kegagalan, perencanaan
manufactur)

3. Sudut pandang bisnis


Kecerdasan buatan adalah kumpulan peralatan yang sangat powerful dan
metodologis dalam menyelesaikan masalahmasalah bisnis.

4. Sudut pandang pemrograman


Kecerdasan buatan meliputi studi tentang pemrograman simbolik, penyelesaian
masalah (problem solving) dan pencarian

https://infokomputer.grid.id/read/122717940/sejarah-artificial-intelligence
BAB III

METODE PENULISAN

A. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan sebagai penunjang referensi kepustakaan dan


berbagai pendukung didapatkan dari berbagai sumber pustaka yang terdiri dari
situs website dan literature data. Data yang kami dapatkan berisi informasi
perkembangan A.I di kehidupan sehari-hari.

B. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dalam karya tulis ilmiah ini menggunakan teknik


deskriptif kualitatif Data berbentuk kata yang bersifat mendeskripsikan atau
menggambarkan sesuatu sesuai dengan aspek yang dipilih oleh peneliti Aspek
tersebut ditinjau untuk mendapatkan data kualitatif. Dalam teknik deskriptif
kualitatif metode yang digunakan dengan proses induktif

Anda mungkin juga menyukai