Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA PADA MASA REPUBLIK


INDONESIA SERIKAT (27 DESEMBER SAMPAI DENGAN 17
AGUSTUS 1950)

GURU PENGAJAR
NURUL YAQIEN, M. P.d

Disusun oleh:
RORI SYAQILA

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH ARJASA


MA AL-HIDAYAH ARJASA
2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dpat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Persatuan dan
Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesian Serikat (27 Desember sampai dengan 17
Agustus 1950)”. Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas presentasi mat pelajaran pkn.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
sejarah bangsa indonesia pada periode tersebut, khususnya dalam konteks persatuan dan
kesatuan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi konstribusi kecil
dalam memperkaya pengetahuan tentang sejarah bangsa kita.
Akhir kata, kami menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di
masa mendatang.

Arjasa, 26 februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. I

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar belakang.................................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2
1.4 manfaat............................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................................3

2.1 Peran pemimpin dan kelompok politik dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan
bangsa selama periodae (RIS) antara 27 Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950.......3
2.2 Dinamika perjuangan dalam mengatasi potensi disintegrasi di antara negara-negara
bagian dalam (RIS).........................................................................................................4
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika persatuan dan kesatuan bangsa pada masa
(RIS)................................................................................................................................5

BAB III : PENUTUPAN...........................................................................................................6

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................6


3.2 Saran................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Republik indonesia serikat (RIS), yang berdiri dari tangggal 27 Desember 1945
hingga 17 Agustus 1950, merupakan periode penting dalam sejarah indonesia yang
menandai upaya awal untuk menyatukan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, budaya,
dan wilayah menjadi satu kesatuan yang kokoh. Periode ini memberikan tantangan yang
kompleks dalam mempertahankan dan memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa
indonesiasetelah kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
Pada masa Republik Indonesia Serikat, berbagai faktor politik, sosial, dan sejarah
berperan dalam pembentukan dan penyatuan kembali Indonesia di bawah satu negara
kesatuan. Mulai dari perundingan dengan Belanda, konflik internal antara berbagai
kelompok politik dan regional, hingga peran pemimipin nasional yang berjuang untuk
mempertahankan kemerdekaan dan integritas Wilayah Indonesia.

Dalam makalah ini, kami akam mengeksplorasi lebih dalam tentang latar belakang
, dinamiika, dan tantangan yang dihadapi dalam upaya membangun persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia pada masa Republik Indonesia Serikat. Kami akan
menganalisisnperan pemimpin nasiaonal, respons masyarakat, dan peristiwa-
peristiwakunci yang membentuk jalan menuju penyatuan kembali Indonesia di bawah
satu negara kesatuan.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang periode ini, diharapkan kita dapat
mengenali pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa sebagai fondasi utama dalam
membangun dan memperkuat Indonesia sebagai sebuah negara yang berdaulat dan
bersatu.

1
1.2 Rumusan Masalah
Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
makalah ini, adapun persmasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana para pemimpin dan kelompok politik dalam mempertahankan
persatuan dan kesatuan bangda selama periode Republik Indonesia Serikat (RIS)
antara 27 Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950?
2. Apa dinamika perjuangan dalam mengatasi potensi disintegrasi diantara negara-
negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat?
3. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi dinamika
persatuan dan kesatuan bangsa pada masa tersebut?
1.3 Tujuan Masalah
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis diatas, hingga
tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis upaya pemimpin dan kelompok politik dalam memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa di Republlik Indonesia Serikat (RIS) untuk memahami
strategi dan kebijakan yang di terapkan.
2. Meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi potensi disintegrasi diantara negara-
negara bagian dalam RIS guna mengidentifikasi titik-titik lemah yang
memerlukan perhatian khusus.
3. Memahami peran dinamika internal dan eksternal dalam membentuk situasi
politik dan sosial yang memengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa pada periode
tersebut untuk menyusun strategi yang tepat dalam memperkuat kesatuan
nasional.
1.4 Manfaat
Adapun terdapat tiga manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari hasil penulisan
karya ilmiah ini antara lain:
1. Memahami lebih baik bagaimana pemimpin dan kelompok politik berperan dalam
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa di Republik Indonesia Serikat dapat
memberikan wawasan tentang strategi politik yang efektif untuk
membangunkonsensus nasional di masa depan.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi potensi disintegrasi di antara
negara-negara bagian dalam RIS dan membantu dalam mengidentifikasi potensi
konflik dan menciptakan langkah-langkah pencegahan untuk menjaga stabilitas
negara.
3. Memahami peran dinamika internal dan eksternal dalam membentuk situasi
politik dan sosial yang mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa pada
periode tersebut dapat memberikan wawasan tentang pentingnya diplomasi dalam
memperkuat hubungan antar negara dan menjaga stabilitas regional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran pemimpin dan kelompok politik dalam mempertahankan persatuan dan
kesatuan bangsa selama periode (RIS) antara 27 Desember 1949 hingga 17 Agustus
1950.
Selama periode Republik Indonesia Serikat (RIS) antara 27 Desember 1949
hingga 17 Agustus 1950, pemimpin dan kelompok politik memiliki peran yang sangat
penting dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Beberapa peran kunci
termasuk:
1. Pemimpin Nasionalis: Pemimpin nasionalis seperti Soekarno, Mohammad Hatta,
dan para pemimpin nasional lainnya memainkan peran sentral dalam
memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka secara aktif
memobilisasi massa untuk mendukung persatuan Indonesia dan menentang
upaya-upaya yang mengancam kesatuan negara.
2. Negosiasi Politik: Pemimpin dan perwakilan politik dari berbagai negara bagian
dalam RIS terlibat dalam negosiasi politik untuk mencapai kesepakatan yang
mempertahankan persatuan, sambil memperhitungkan aspirasi dan kepentingan
masing-masing negara bagian.
3. Pengawasan Terhadap Sentimen Separatis: Pemimpin dan kelompok politik
secara aktif memantau dan menanggapi sentimen separatisme atau desakan
otonomi yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka
bertindak untuk menyeimbangkan aspirasi regional dengan kebutuhan untuk
mempertahankan integritas nasional.
4. Penggalangan Dukungan Populer: Pemimpin dan kelompok politik melakukan
kampanye dan penggalangan dukungan populer untuk konsep kesatuan bangsa
Indonesia. Mereka menggunakan pidato, tulisan, dan pertemuan massa untuk
memperkuat kesadaran nasional dan rasa persatuan di antara rakyat Indonesia.
5. Pemberian Kompromi: Pemimpin dan kelompok politik secara fleksibel
memberikan kompromi yang diperlukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar kemerdekaan dan integritas
nasional.

Melalui peran-peran ini, pemimpin dan kelompok politik berusaha untuk menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di tengah dinamika politik yang kompleks pada
masa Republik Indonesia Serikat.

3
2.2 Dinamika perjuangan dalam mengatasi potensi disintegrasi di antara negara-
negara bagian dalam RIS.

Dinamika perjuangan dalam mengatasi potensi disintegrasi di antara negara-


negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat (RIS) antara 27 Desember 1949 hingga
17 Agustus 1950 melibatkan beberapa faktor dan peristiwa penting, antara lain:

1. Sentimen Regional: Beberapa negara bagian dalam RIS memiliki sentimen


regional yang kuat dan mendukung otonomi yang lebih besar atau bahkan
kemerdekaan penuh. Sentimen ini dapat menjadi pemicu potensi disintegrasi yang
harus diatasi oleh pemimpin dan kelompok politik.
2. Perebutan Kekuasaan: Perebutan kekuasaan antara negara-negara bagian dan
pusat merupakan faktor penting dalam dinamika disintegrasi. Negara-negara
bagian mungkin merasa bahwa pusat pemerintahan terlalu dominan atau tidak
memperhatikan kepentingan regional, yang dapat menyebabkan ketegangan dan
konflik.
3. Perbedaan Sosial dan Budaya: Perbedaan sosial, budaya, dan agama antara
negara-negara bagian juga dapat menjadi sumber ketegangan dan disintegrasi.
Perbedaan ini mungkin memperkuat identitas regional dan mengurangi solidaritas
nasional.
4. Negosiasi Politik: Negosiasi politik antara pemimpin nasional dan perwakilan
negara-negara bagian merupakan bagian penting dalam mengatasi potensi
disintegrasi. Pembentukan kesepakatan politik yang adil dan memperhitungkan
kepentingan semua pihak dapat mengurangi ketegangan dan memperkuat
persatuan.
5. Krisis Ekonomi dan Sosial: Krisis ekonomi dan sosial dapat memperburuk
ketegangan antara negara-negara bagian dan pusat. Ketidakpuasan atas distribusi
sumber daya dan pembangunan ekonomi yang tidak merata dapat memperkuat
desakan otonomi atau pemisahan dari negara bagian tertentu.
6. Peran Pemimpin Nasional: Peran pemimpin nasional dalam mengatasi potensi
disintegrasi sangat penting. Kemampuan mereka untuk memobilisasi dukungan,
memediasi konflik, dan memberikan kompromi yang diterima oleh semua pihak
dapat membantu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Melalui pengelolaan dinamika ini dengan bijaksana, pemimpin dan kelompok politik
berupaya untuk menjaga stabilitas dan integritas Republik Indonesia Serikat.

4
2.3 Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi dinamika persatuan dan
kesatuan bangsa pada masa Republik Indonesia Serikat.
Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi dinamika persatuan dan
kesatuan bangsa pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS) antara 27 Desember 1949
hingga 17 Agustus 1950 termasuk:
A. Faktor Internal:
1. Sentimen Regional: Perbedaan budaya, bahasa, dan sejarah antara
berbagai wilayah di Indonesia dapat mempengaruhi persatuan nasional.
Sentimen regional yang kuat dapat memicu desakan otonomi atau
kemerdekaan yang dapat mengancam persatuan.
2. Ketidakpuasan Politik: Ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat atau
antara negara-negara bagian dapat mengakibatkan konflik internal yang
merusak kesatuan nasional.
3. Perpecahan Politik: Perpecahan politik di antara partai politik dan
kelompok elit dapat melemahkan stabilitas politik nasional dan
mempengaruhi kesatuan bangsa.
4. Krisis Ekonomi: Krisis ekonomi dapat menciptakan ketegangan sosial
dan politik yang memperkuat perpecahan antarwilayah.

B. Faktor Eksternal:
1. Interferensi Asing: Campur tangan asing dalam urusan dalam negeri
Indonesia dapat memperkuat sentimen separatisme di antara wilayah-
wilayah tertentu.
2. Dukungan Regional: Dukungan eksternal terhadap gerakan separatisme
atau otonomi regional dapat memperkuat upaya-upaya untuk memecah-
belah kesatuan Indonesia.
3. Ketidakstabilan Regional: Ketidakstabilan di kawasan sekitarnya, seperti
konflik di Asia Tenggara atau tekanan dari negara tetangga, dapat
mengganggu kesatuan nasional dengan memperkuat perpecahan internal.
4. Hubungan Diplomatik: Hubungan diplomatik dengan negara-negara lain
dapat mempengaruhi persepsi tentang integritas nasional dan
memengaruhi dinamika politik dalam negeri.

Pemahaman tentang faktor-faktor ini membantu mengidentifikasi tantangan dan potensi


ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia selama periode RIS, serta
merancang strategi yang efektif untuk mengatasinya.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari tinjauan yang telah dipaparkan, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Kesimpulannya, masa Republik Indonesia Serikat (RIS) antara 27 Desember 1949
hingga 17 Agustus 1950 merupakan periode yang kompleks di mana persatuan dan
kesatuan bangsa menjadi fokus utama. Pemimpin dan kelompok politik memainkan peran
penting dalam mempertahankan kesatuan nasional melalui negosiasi politik, pemberian
kompromi, dan penggalangan dukungan populer.

Namun, dinamika perjuangan untuk mengatasi potensi disintegrasi di antara negara-


negara bagian dalam RIS dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
Sentimen regional, ketidakpuasan politik, dan krisis ekonomi menjadi tantangan internal,
sementara campur tangan asing, dukungan regional terhadap gerakan separatisme, dan
ketidakstabilan regional menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi dinamika
persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam menghadapi tantangan ini, pemimpin dan kelompok politik harus memahami
kompleksitas situasi dan merancang strategi yang tepat untuk menjaga stabilitas dan
integritas nasional. Melalui pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor tersebut,
Indonesia dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta menghadapi tantangan
masa depan dengan lebih baik.

3.2 Saran
Untuk menambah kedalaman pemahaman tentang dinamika persatuan dan
kesatuan bangsa pada masa Republik Indonesia Serikat saya sarankan untuk melakukan
saya sarankan untuk melakukan mempertimbangkan lebih lanjut dengan memperhatikan
sumber berikut, buku dan artikel sejarah, membaca buku dan artikel sejarah yang
mengulas tentang periode-periode ris dapat memberikan dapat memberikan wawasan
yang lebih kaya tentang peristiwa-peristiwa kunci, tokoh-tokoh penting, dan dinamika
politik yang terjadi pada masa tersebut.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://sma13smg.sch.id/materi/periodisasi-perkembangan-konstitusi-di-indonesia-
sejarah-dari-1945-hingga-sekarang/

https://kumparan.com/ragam-info/sejarah-demokrasi-indonesia-periode-uud-ris-27-
desember-1949-17-agustus-1950-21dhK3Uo5kq

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5722188/sejarah-terbentuknya-republik-
indonesia-serikat

https://amp.kompas.com/skola/read/2020/07/20/144749169/republik-indonesia-
serikat-1949

https://adjar.grid.id/read/543701894/persatuan-dan-kesatuan-bangsa-pada-masa-
republik-indonesia-serikat

https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776

Anda mungkin juga menyukai