Anda di halaman 1dari 3

Nama : 1.

Afrianti Kurnia Nurcahyani (21201244011)


2. Alya Chandra Dewi (21205244007)
3. Fandi Ahmad Endrasyoga (21601241155)
Matkul : Tekstologi B
Kelompo : 3
k

Studi Tekstologi pada Naskah Tertulis dan Naskah Lisan Cerita Roro Jonggrang

Naskah lama merupakan warisan nenek moyang yang sangat berharga dan bernilai guna
sangat tinggi. Dari naskah lama tersebut dapat dibuktikan kepiawaian masyarakat ketika naskah
itu ditulis. Naskah lama dapat menjadi saksi dari budaya dan tradisi peradaban pada masa lalu.
Dalam naskah lama terekam kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Naskah lama dapat
mengungkapkan berbagai ragam lukisan kehidupan, buah pikiran, ajaran budi pekerti, nasihat,
hiburan, dan pantangan.
Naskah lama dapat diselamatkan dari kepunahan, masyarakat luas juga bisa mengetahui
keagungan dan kearifan lokal yang pernah tumbuh di tengah masyarakat pada zaman dulu kala.
Pemahaman dan kemampuan dalam menganalisis naskah lama diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dalam mengambil kebijakan terkait pemberdayaan masyarakat adat. Sebelum
naskah-naskah itu benar-benar hilang dan tidak bisa diakses lagi, diperlukan sebuah upaya
penyelamatan melalui pengkajian dan penelitian. Pengkajian dan penelitian dilakukan pada
naskah yang masih bisa ditemukan.
Tulisan ini akan membahas studi bandingan terhadap naskah Roro Jonggrang yang
diambil dari sumber tertulis dan sumber lisan dari sisi persaman dan perbedaan yang terdapat
dalam kedua naskah tersebut. Sumber tertulis berasal dari sebuah ebook dengan judul Roro
Jonggrang dan Candi Prambanan yang ditulis oleh Tina, Latifah, Abrar, Nasywa, sedangkan
sumber lisan mengambil dari channel youtube @RiriCeritaAnakInteraktif. Dengan sumber yang
terpercaya, penulis tertarik untuk melakukan mini riset dengan sumber tersebut untuk
mengetahui sejauh mana persamaan dan perbedaannya.
Adapun persamaan yang ditemukan pada cerita Roro Jonggrang sumber tertulis dan
sumber lisan adalah 1) naskah ini bercerita tentang cinta seorang pangeran kepada seorang putri
yang berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukannya, 2) bersifat
sangat umum, seperti: untuk waktu yang lama, beberapa tahun, dan semacamnya, 3) penceritaan
narasi dimulai waktu yang sama, dan 4) pesan moral kedua teks sama.
Kedua naskah ini bercerita tentang cinta seorang pangeran kepada seorang putri yang
berakhir dengan dikutuknya sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukannya.
Kedua cerita ini bersifat sangat umum karena tidak menceritakan berapa tahun, bulan,
minggu, dan hari cerita ini berlangsung. Hanya disebutkan seperti: pada suatu hari, pada suatu
ketika, setelah esok harinya. Keterangan waktu seperti ini tidak dapat memberikan informasi
pasti/yang khusus berapa lama cerita ini berlangsung. Semua keterangan waktunya sangat
umum, tidak spesifik sehingga tidak dapat ditentukan keterangan waktu yang pasti berapa lama
cerita ini terjadi.
Penceritaan narasi dimulai titik waktu tertentu dari awal sampai akhir dari narasi itu
sendiri. Pada kedua teks tersebut memiliki waktu, latar, dan alur yang hampir mirip. Cerita yang
disajikan juga mengalir begitu saja.
Pesan moral yang dimiliki kedua naskah tersebut adalah jangan suka berbuat curang dan
licik, jika sudah berjanji harus ditepati, dan janganlah menjadi anak yang ingkar janji.
Selain terdapat persamaan, juga ditemukan perbedaan pada naskah cerita Roro Jonggrang
sumber tertulis dan sumber lisan. Adapun perbedaan kedua naskah tersebut adalah 1) sumber 1
(tertulis) adalah cerita yang bisa dinikmati oleh segala usia, sedangkan sumber 2 (lisan)
sasarannya adalah anak-anak, 2) sumber 1 adalah kisah yang ditulis dengan penuh deskripsi,
sedangkan sumber 2 lebih sederhana, dan 3) terdapat beberapa perbedaan isi antara sumber 1 dan
sumber dua, seperti:
a. Sumber 1 menceritakan asal-usul nama Bandung Bondowoso, sedangkan sumber 2 tidak
diceritakan asal-usulnya.
b. Sumber 1 menyebutkan kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka adalah Kerajaan
Prambanan, sedangkan sumber 2 menyebutkan kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka
adalah Kerajaan Baka.
c. Sumber 1 menyebutkan bahwa Kerajaan Pengging adalah kerajaan yang tidak kalah besar
dengan Kerajaan Baka, sedangkan sumber 2 menyebutkan bahwa Kerajaan Pengging
adalah kerajaan yang sedang dilanda kekeringan.
d. Sumber 1 menyebutkan bahwa Roro Jonggrang memerintahkan Bandung Bondowoso
membuat seribu candi dan dua buah sumur sekaligus, sedangkan sumber 2 menyebutkan
bahwa Roro Jonggrang memerintahkan Bandung Bondowoso membuat sumur dan seribu
candi di malam yang berbeda.
e. Sumber 1 menyebutkan bahwa Roro Jonggrang juga menaburkan bunga berbau semerbak
untuk membuat suasana pagi, sedangkan sumber 2 tidak dituliskan.
Perbedaan-perbedaan yang terjadi bisa terjadi karena beberapa faktor antara lain 1) sudut
pandang dan pengalaman yang berbeda sehingga mereka mungkin menekankan peristiwa secara
berbeda, pada kedua sumber ditemukan beberapa perbedaan dari urutan peristiwa. Hal ini bisa
terjadi karena subjektivitas sumber dan fokus yang diceritakan berbeda-beda, 2) informasi yang
disampaikan dari sumber satu ke sumber lainnya terdapat kesalahan, dan 3) beberapa sumber
mungkin menambahkan atau menghilangkan detail tertentu untuk memperkuat pesan yang ingin
disampaikan dan siapa yang menjadi sasaran cerita.
Dari kesimpulan di atas, dijelaskan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan antara
kedua naskah tersebut. Perbedaan cerita antara dua sumber yang berbeda adalah hal yang wajar
dan dapat memberikan sudut pandang beragam terhadap perstiwa tertentu. Cerita tersebut dapat
menjadi inspirasi pembaca sekarang untuk ditulis menjadi buku cerita masa kini yang lebih
kreatif dan inovatif. Cerita tersebut sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat. Norma-
norma yang terkandung dalam naskah lama menghadirkan nuansa baru yang diharapkan mampu
mengangkat kejujuran dan apresiasi masyarakat luas terhadap naskah lama.

DAFTAR PUSTAKA

Riri Cerita Anak Interaktif. 2019. “Roro Jonggrang, Dongeng Anak Bahasa Indonesia, Cerita
Rakyat Dongeng Nusantara”. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?
v=N5VQYcmEBwk , pada tanggal 25 Maret 2024.
Tina, dkk. 2022. Roro Jonggrang dan Candi Prambanan. Aceh: Penerbit Unsyiah Press.

Anda mungkin juga menyukai