HUKUM KELUARGA DALAM PERSPEKTIF CRITICAL LEGAL THEORY
(TEORI HUKUM KRITIS)
A. Critical Legal Thinking
Critical Legal Thinking (CLT) adalah sebuah pendekatan mendalam yang menggali aspek- aspek kritis dalam pemahaman terhadap hukum serta peranannya dalam masyarakat. Dalam kerangka ini, CLT mengeksplorasi struktur hukum untuk mengungkapkan hubungan kekuasaan, dominasi, dan hierarki yang mendasarinya. Analisis struktural ini tidak hanya mencakup struktur hukum itu sendiri, tetapi juga struktur kekuasaan yang membentuknya, termasuk lembaga-lembaga politik, ekonomi, dan sosial yang memengaruhi pembentukan dan pelaksanaan hukum. Selanjutnya, CLT menantang konsep keadilan yang lazim dengan menanyakan siapa yang sebenarnya diuntungkan atau dirugikan oleh hukum. Ini melibatkan kajian mendalam tentang nilai-nilai yang mendasari hukum, seperti kebebasan, keadilan, dan kesetaraan, serta bagaimana nilai-nilai ini tercermin dalam norma dan kebijakan hukum. Pertanyaan-pertanyaan ini membuka ruang untuk refleksi kritis tentang bagaimana hukum dapat menjadi instrumen pembaharuan sosial dan politik, atau sebaliknya, menjaga status quo yang menguntungkan pihak tertentu. Selain itu, CLT mempertanyakan peran institusi hukum dalam masyarakat, termasuk pengadilan, badan legislatif, dan lembaga eksekutif. Ini melibatkan evaluasi terhadap bagaimana institusi-institusi ini menjalankan kekuasaan dan bagaimana mereka memengaruhi proses pembentukan dan penerapan hukum. Lebih dari itu, pendekatan ini mengungkapkan bagaimana kepentingan politik, ekonomi, dan sosial memengaruhi pengambilan keputusan dalam institusi-institusi tersebut. Dalam aspek historis dan sosial, CLT mempertimbangkan bagaimana konteks sejarah dan sosial membentuk dan mempengaruhi hukum. Ini melibatkan analisis terhadap bagaimana hukum berevolusi dari waktu ke waktu sebagai respons terhadap perubahan dalam masyarakat, serta bagaimana hukum dapat memperkuat atau meruntuhkan struktur kekuasaan yang ada. Secara keseluruhan, Critical Legal Thinking merupakan sebuah pendekatan yang komprehensif dan kritis dalam memahami hukum serta implikasinya dalam masyarakat. Dengan mempertanyakan asumsi-asumsi, nilai-nilai, dan kepentingan yang mendasari hukum, CLT berupaya untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana hukum dapat menjadi alat untuk perubahan sosial yang lebih adil dan inklusif. B. Hukum Keluarga Dalam Perspektif Critical Legal Theory Dalam konteks Hukum Keluarga, CLT menyelidiki dan mempertanyakan dinamika kekuasaan dalam relasi keluarga, serta bagaimana hukum mempengaruhi dan dipengaruhi oleh struktur kekuasaan tersebut. CLT menyoroti konsep-konsep yang telah ditanamkan dalam sistem hukum keluarga dan bagaimana konsep-konsep tersebut mencerminkan dan memperkuat ketidaksetaraan dan dominasi dalam hubungan keluarga. Misalnya, konsep otoritas suami dalam rumah tangga telah lama menjadi bagian integral dari hukum keluarga di banyak masyarakat. CLT akan meneliti bagaimana konsep ini memperkuat ketidaksetaraan gender dan mendukung struktur kekuasaan patriarki. Dengan mempertanyakan legitimasi dan akar dari konsep-konsep seperti ini, CLT membuka jalan untuk membahas restrukturisasi hukum keluarga yang lebih adil dan setara bagi semua anggota keluarga. Selanjutnya, CLT menyoroti konflik dan ketegangan yang muncul dalam sistem hukum keluarga, terutama dalam konteks perceraian, hak asuh anak, dan pembagian harta Bersama. CLT juga mengarahkan perhatiannya pada konsep-konsep seperti hak-hak reproduksi dan hubungan antara keluarga dan negara. Dalam hal hak-hak reproduksi, CLT menyoroti bagaimana hukum sering kali digunakan untuk mengontrol dan membatasi akses terhadap layanan reproduksi, terutama bagi perempuan. Hal ini mencerminkan upaya negara dan institusi-institusi berkuasa untuk mempertahankan kontrol atas tubuh perempuan dan mengatur reproduksi mereka sesuai dengan agenda-agenda politik dan ideologis tertentu