KUMPULAN

STANDAR PROSEDU

HISPATOLOGI

LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

SPO
 PROSEDUR PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
JARINGAN KANKER PAYUDARA
DI LABORATORIUMPATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

192/YANJANG- 01 1/3
ILAB-PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR 5 JANUARI 2019
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Suatu sistem pelaporan hasil pemeriksaan jaringan bahan operasi dengan
deskripsi lengkap secara mikroskopik untuk dapat membantu
menyimpulkan diagnosa suatu penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemeriiksaan
mikroskopik jaringan kanker payudara.
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 07 tahun 2012 tanggal 18 Februari 2012 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Akreditasi pada RSUD
Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan T.A.2012.

A. TATA LAKSANA
PROSEDUR 1. Lakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis Patologi Anatomi.
2. Cocokkan data spesimen dengan laporan pemeriksaan
mikroskopik, permintaan pemeriksaan, bila perlu meminta status
pasien untuk memastikan seluruh data pendukung.
3. Narasi deskripsi mengikuti alur makroskopis, mulai dari kulit dan
atau puting susu, adanya sel tumor.
4. Tentukan typehistopatologi tumor.
Tentukan gradehispatologi menggunakan sistemNottingham
(Elsto-Ellis), meliputi :
 PROSEDUR PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
JARINGAN KANKER PAYUDARA
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

192/YANJANG- 01 2/3
ILAB-PA/RS-HHB

 Formasi tubulus :
PROSEDUR
Point 1 => 75% dari tumor
Point 2 = 10-75% dari tumor
Point 3 =< 10% dari tumor
 Pleomorfik inti :
Point 1 = bentuk dan ukuran inti bervariasi minimal
Point 2 = bentuk dan ukuran inti bervariasi sedang
Point 3 = bentuk dan ukuran inti bervariasi berat
 Mitosis :
Point 1 = 0-11/10 HPF
Point 2 = 12-22/10 HPF
Point 3 => 23/10 HPF
Jumlah Seluruh point :
Grade I = 3-5 point
Grade II = 6-7 point
Grade III = 8-9 point
5. Ada tidaknya komponen In Situ dilaporkan
Disebut Extensive In Situ bila jenis DCIS dan prominen dalam
masa tumor dan berada hingga diluar masa tumor utama (>25%
masa tumor atau pada > 15 duktus).
6. Adanya lesi yang bermakna (Hyperplasiatypik, Paget’sdisease,
dll.
7. Adanya invasi angiolymhpaticperitumoral.
8. Adanya tumor nekrosis.
9. Infiltrasi lymphosit.
10. Tepi operasi
 PROSEDUR PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
JARINGAN KANKER PAYUDARA
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
SUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

192/YANJANG- 01 3/3
ILAB-PA/RS-HHB

Positif : mengandung tumor pada batas marker

PROSEDUR Close margin : 3-5 mm
Bebas : > 5 mm
11. Status kalenjar getah bening
Dinyatakan jumlah KGB yang positif dari jumlah total yang
ditemukan. Dengan atau tanpa menembus kapsul. Adanya invasi
perinodal. Melekat satu sama lain atau dengan struktur lain.

B. ALAT DAN BAHAN

 Mikroskop
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi
 Ball point
C. FAKTOR PENYULIT
 Kasus sulit
 Prosesing jaringan tidak sempurna
 Data pendukung terbatas / tidak ada
D. TENAGA
 Dokter Spesialis Patologi Anatomi
UNIT TERKAIT Rg.OK Central, Rg.Bedah,
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN MASTEKTOMI
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

193/YANJANG- 01 1/4
ILAB-PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 5 JANUARI 2019
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Suatu sistem pelaporan hasil pemeriksaan jaringan bahan operasi dengan
deskripsi lengkap secara makroskopik untuk dapat membantu
menyimpulkan diagnosa penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui teknik
pemotongan sediaan makroskopik jaringan mastektomi.
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 07 tahun 2012 tanggal 18 Februari 2012 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Akreditasi pada RSUD
Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan T.A.2012.

A. TATA LAKSANA PEMERIKSAAN GROSS /

PROSEDUR MAKROSKOPIK
 Lakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis patologi anatomi.
 Cocokkan data spesimen dengan permintaan pemeriksaan, bila
perlu minta status pasien untuk memastikan seluruh data
pendukung.
 Buat foto dokumentasi spesimen utuh.
 Tentukan jenis prosedur operasi jaringan yang di terima.
 Ukur berat jaringan.
 Ukur tiga dimensi besar jaringan, Ukur kulit yang melapisi.
 Lakukan orientasi jaringan.
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN MASTEKTOMI
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

193/YANJANG- 01 2/4
ILAB-PA/RS-HHB

 Lakukan orientasi jaringan.

PROSEDUR
 Evaluasi puting susu (retraksipapilla,ulkus).
 Evaluasi kulit (ulkus, peaude’orange, tampak nodul, cekungan),
ukuran.
 Evaluasi dasar operasi (otot, fasia, lemak).
 Ambil sampel puting dan areola.
 Lakukan pengirisan serial dengan ketebalan 2 cm, teratur dari
satu sisi ke sisi lain. Periksa masing-masing potongan serial, ada
tidaknya nodul. Bila didapatkan nodul, buat irisan serial dengan
ketebalan 0,5 cm.
 Catat ukuran nodul 3 dimensi atau diameter terbesar,
tunggal/multifokal, deskripsi lokasinya.
 Evaluasi warna nodul, konsistensi, batas tepi, chalky streak,
adanya perdarahan dan nekrotik.
 Ambil sampel pada dasar operasi terdekat dengan tumor.
 Berikan marker dengan Indiana ink pada dasar operasi terdekat.
 Ambil sampel antara nodul dengan kulit, bila jarak nodul dengan
kulit kurang dari 1 cm.
 Bila masa tumor tidak ada karena pasca operasi atau biopsi,
deskripsikan kondisi penampang tersebut (adanya rongga, dll).
 Evaluasi adanya lesi lain diluarnodul tersebut.
 Evaluasi KGB axilla, catat jumlah KGB yang ditemukan, ukur
diameter terbesar dan terkecil. Deskripsi penampang, warna dan
konsistensi KGB.
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN MASTEKTOMI
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

193/YANJANG- 01 3/4
ILAB-PA/RS-HHB

 Bila didapatkan tanda level, catat jumlah KGB yang ditemukan

PROSEDUR sesuai level. Bila tidak didapatkan KGB ambil sampel jaringan
lemak sekitar sesuai Level.
 Semua sampel yang diambil tempatkan dalam kaset sediaan yang
sudah diberi nomor PA, rendam dalam formalin 24 jam, catat dan
gambar sesuai lokasi pengambilan.
B. ALAT DAN BAHAN
 Alas potong plastik
 Pisau
 Penggaris stainless Steel
 Pinset
 Handscoen disposible
 Indiana Ink
 Kuas
 Kaset
 Kamera Digital
 Lembar Permintaan Pemeriksaan Patologi
 Status Pasien
 Pensil
 Formalin 10%
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN MASTEKTOMI
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

193/YANJANG- 01 4/4
ILAB-PA/RS-HHB

C. FAKTOR PENYULIT
PROSEDUR  Tidak ada marker batas-batas operasi yang jelas pada spesimen.
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi dan sitologi tidak diisi
dengan lengkap.
 Data pendukung terbatas / tidak ada.
D. TENAGA
 Dokter Spesialis Patologi Anatomi
 Teknisi Patologi Anatomi
UNIT TERKAIT Rg.Bedah, Rg.OK Central
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN TAH-BSO
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

194/YANJANG-ILAB- 01 1/3
PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 5 Januari 2019
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Suatu sistem pelaporan hasil pemeriksaan jaringan bahan operasi dengan
deskripsi lengkap secara mikroskopik untuk dapat membantu
menyimpulkan diagnosa suatu penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui teknik
pemotongan sediaan makroskopik jaringan TAH-BSO.
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 07 tahun 2012 tanggal 18 Februari 2012 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja (Pokja) Akreditasi pada RSUD Brigjend. H. Hasan
Basry Kandangan T.A.2012.

A. TATA LAKSANA
PROSEDUR 1. Lakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis patologi anatomi.
2. Cocokkan data spesimen dengan permintaan pemeriksaan, bila perlu
meminta status pasien untuk memastikan seluruh data pendukung.
3. Buat foto dokumentasi spesimen utuh.
4. Tentukan jenis prosedur operasi jaringan yang diterima.
5. Ukur berat jaringan.
6. Ukur 3 dimensi besar jaringan.
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN TAH-BSO
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

194/YANJANG- 01 2/3
ILAB-PA/RS-HHB

7. Evaluasi cervix. Ukur diameter cervix.

PROSEDUR 8. Bila diagnosa klinis bukan keganasan pada cervix dengan kondisi
cervix licin atau erosi, ambil sampel cervix 2 potongan dengan
menyertakan daerah ektocervix dan endocervix.
9. Bila diagnosa klinis carcinomacervix stadium I, lakukan
pengambilan sampel cervix 12 bagian seperti konisasi.
10. Bila cervix jelas tampak tumor, ukur tumor, konsistensi,
perluasan tumor. Lakukan pengambilan sampel pada cervix.
11. Ukur besar uterus, 3 dimensi.
12. Potong uterus arah sagital, buat pengirisan serial setebal 1 cm.
13. Evaluasi potongan serial uterus.
14. Ukur tebal dinding uterus.
15. Bila tampak tumor, catat ukuran tumor, warna, konsistensi, dan
perluasannya.
16. Ambil sampel endometrium, myometrium dan bila terdapat
tumor,ambil sampel antara tumor dengan tepi serosa
myometrium.
17. Ukur kedua tuba, masing-masing panjang dan diameter.
18. Ambil sampel masing-masing ovarium.
19. Ukur kedua ovarium, 3 dimensi.
20. Catat adanya gambaran patologis.
21. Ambil sampel masing-masing ovarium.
22. Semua sampel yang diambil tempatkan dalam kaset sediaan yang
sudah diberi nomor PA, rendam dalam formalin 24 jam, catat dan
gambar sesuai lokasi pengambilan
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN TAH-BSO
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

194/YANJANG- 01 3/3
ILAB-PA/RS-HHB

B. ALAT DAN BAHAN

PROSEDUR  Alas potong plastik
 Pisau
 Penggaris stainless Steel
 Pinset
 Handscoendisposable
 Kaset
 Kamera digital
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi
 Status pasien
 Pensil
 Formalin 10%
C. FAKTOR PENYULIT
 Tidak ada marker batas – batas operasi yang jelas pada
spesimen.
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi dan sitologi tidak
diisi dengan lengkap.
 Data pendukung terbatas / tidak ada.
D. TENAGA
 Dokter spesialis Patologi Anatomi
 Teknis Patologi Anatomi
UNIT TERKAIT  Rg.Obgyn, Rg.OK Central
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN THYROID
DI LABORATORIUMPATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

195/YANJANG- 01 1/3
ILAB-PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 5 Januari 2019
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Suatu sistem pelaporan hasil pemeriksaan jaringan bahan operasi dengan
deskripsi lengkap secara mikroskopik untuk dapat membantu
menyimpulkan diagnosa satu penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui teknik
pemotongan sediaan mikroskopik jaringan thyroid.
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan
Nomor 07 tahun 2012 tanggal 18 Februari 2012 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja (Pokja) Akreditasi pada RSUD Brigjend. H. Hasan
Basry Kandangan T.A.2012.

A. TATA LAKSANA
PROSEDUR PERSIAPAN :
PROSEDUR : PEMERIKSAAN GROSS/MAKROSKOPIK :
1. Lakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis patologi anatomi.
2. Cocokkan data spesimen dengan permintaan pemeriksaan, bila perlu
meminta status pasien untuk memastikan seluruh data pendukung.
3. Ukur berat dan ukuran 3 dimensi spesimen.
4. Buat foto dokumentasi spesimen utuh.
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN THYROID
DI LABORATORIUMPATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

195/YANJANG- 01 2/3
ILAB-PA/RS-HHB

5. Harus diambil pada daerah yang mencurigakan terdapat invasi

kapsul, minimal 4 sampel untuk nodul diameter 2 cm sampai
diameter 5 cm, seluruh circumferensikapsul harus terambil setiap
tambahan 1 cm diameter dibuat tambahan 1 sampel.
6. Petakan letak lesi terhadap keseluruhan jaringan thyroid, karena
daging ditentukan dari adanya ekstensi ke luar jaringan thyroid,
sedangkan kriteria keganasan Suu neoplasma follicularditentukan
dengan melihat invasi kapsul atau vessel saja. Bila perlu, minta
operator untuk melihat lokasi lesi/nodul terhadap keseluruhan
kelenjar yang mungkin belum diangkat semua (bila hanya dikirim
nodul saja).
7. Untuk nodulmultiple, paling tidak satu sampel dari setiap nodul
harus diambil dari daerah yang paling padat atau paling rapuh untuk
nodul yang besar diambil 2 sampel.
8. Semua sampel yang diambil tempatkan dalam kaset sediaan yang
sudah diberi nomor PA, rendam dalam formalin 24 jam, catat dan
gambar sesuai lokasi pengambilan.

B. ALAT DAN BAHAN

 Alas potong plastik
 Pisau
 Penggaris stainlesssteel
 Pinset
 Handscoendisposible
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN THYROID
DI LABORATORIUMPATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

195/YANJANG- 01 3/3
ILAB-PA/RS-HHB

 Kaset
 Kamera digital
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi
 Status pasien
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN GINJAL
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

196/YANJANG- 01 1/3
ILAB-PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 5 Januari 2019
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Suatu sistem pelaporan hasil pemeriksaan jaringan bahan operasi dengan
deskripsi lengkap secara mikroskopik untuk dapat membantu
menyimpulkan diagnosa satu penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui teknik
pemotongan sediaan mikroskopik jaringan ginjal.
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 07 tahun 2012 tanggal 18 Februari 2012 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Akreditasi pada RSUD
Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan T.A.2012.

A. TATA LAKSANA
PROSEDUR PROSEDUR : PEMERIKSAAN GROSS/MAKROSKOPIK :
1. Lakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis patologi anatomi.
2. Cocokkan data spesimen dengan permintaan pemeriksaan, bila
perlu meminta status pasien untuk memastikan seluruh data
pendukung.
3. Buat foto dokumentasi spesimen utuh.
4. Tentukan jenis prosedur operasi jaringan yang diterima.
5. Timbang berat jaringan. Ukur 3 dimensi besar jaringan dan
 PROSEDUR TEKNIK TEKNIK PEMOTONGAN
SEDIAAN MAKROSKOPIK JARINGAN GINJAL
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

196/YANJANG- 2/3
01
ILAB-PA/RS-HHB

ukur panjang dan diameter ureter.

6. Lakukan orientasi jaringan, kemudian kapsul ginjal dilepas untuk
mencari perluasan tumor kekapsul dan perirenal.
7. Ginjal dipotong secara sagital, deskripsi bentuk dan ukuran
tumor, lokasi, invasi kapsul.Potong sediaan histologi :
- 2 sediaan untuk tumor
- 1 sediaan untuk pelvis dan ureter
- 1 sediaan untuk vena renelis
- 1 sediaan untuk KGB bila ditemukan
8. Semua sampel yang diambil ditempatkan dalam kaset sediaan
yang sudah diberi nomor PA, rendam dalam formalin 24 jam,
catat dan gambar sesuai lokasi pengambilan.
B. ALAT DAN BAHAN
 Alas potong plastik
 Pisau
 Penggaris stainless Steel
 Pinset
 Handscoendisposable
 Kaset
 Kamera digital
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi
 Status pasien
 Pensil
 Formalin 10%
C. FAKTOR PENYULIT
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN GINJAL
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

196/YANJANG- 01 3/3
ILAB-PA/RS-HHB

 Tidak ada markerbatas-batas operasi dan orientasi yang jelas

pada spesimen.
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi tidak diisi dengan
lengkap.
 Data pendukung terbatas/tidak ada.
D. TENAGA
 Dokter spesialis Patologi Anatomi
 Teknis Patologi Anatomi

UNIT TERKAIT 1. Bedah Urologi

 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN LIDAH
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

197/YANJANG- 01 1/3
ILAB-PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 5 Januari 2019
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Suatu sistem pelaporan hasil pemeriksaan jaringan bahan operasi dengan
deskripsi lengkap secara mikroskopik untuk dapat membantu
menyimpulkan diagnosa satu penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui teknik
pemotongan sediaan mikroskopik jaringan lidah.
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 07 tahun 2012 tanggal 18 Februari 2012 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Akreditasi pada RSUD
Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan T.A.2012.

A. TATA LAKSANA
PROSEDUR PROSEDUR : PEMERIKSAAN GROSS/MIKROSKOPIK:
1. Lakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis Patologi Anatomi.
2. Cocokkan data spesimen dengan permintaan pemeriksaan, bila
perlu meminta status pasien untuk memastikan seluruh data
pendukung.
3. Buat foto dokumentasi spesimen utuh.
4. Tentukan jenis prosedur operasi jaringan yang diterima.
5. Timbang berat jaringan.
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN LIDAH
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

197/YANJANG- 01 2/3
ILAB-PA/RS-HHB

Ukur 3 dimensi besar jaringan dan lakukan orientasi jaringan

lidah.
6. Ukur lidah tumor, dan ukur jarak tumor dengan tepi dan dasar
operasi.
7. Buat potongan antara tumor hingga dasar operasi.
9. Ambil sampel pada dasar operasi terdekat dengan tumor.
10. Berikan marker dengan Indiana ini pada dasar operasi terdekat.
11. Evaluasi KGB, catat jumlah KGB yang yang ditemukan, ukur
diameter terbesar dan terkecil, Deskripsi penampang, warna dan
konsistensi KGB.
12. Semua sampel yang diambil tempatkan dalam kaset sediaan yang
sudah diberi nomor PA, rendam dalam formalin 24 jam catat dan
gambar sesuai lokasi pengambilan.
B. ALAT DAN BAHAN
 Alas potong plastik
 Pisau
 Penggaris stainless Steel
 Pinset
 Handscoendisposable
 Kaset
 Kamera digital
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi
 Status pasien
 Pensil
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN LIDAH
LABORATORIUMPATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

197/YANJANG- 01 3/3
ILAB-PA/RS-HHB

 Formalin 10%
C. FAKTOR PRNYULIT
 Tidak adanya markerbatasbatas operasi Yan jelas pada spesimen
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi dan sitologi tidak diisi
dengan lengkap.
 Data pendukung terbatas / tidak ada
D. TENAGA
 Dokter spesialis Patologi anatomi
 Teknisi Patologi anatomi
UNIT TERKAIT
 Bedah Kepala Leher
 THT-KL
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN PENIS
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

198/YANJANG- 01 1/3
ILAB-PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
5 Januari 2019
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Suatu sistem pelaporan hasil pemeriksaan jaringan bahan operasi dengan
deskripsi lengkap secara mikroskopik untuk dapat membantu
menyimpulkan diagnosa satu penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui teknik
pemotongan sediaan mikroskopik jaringan penis.
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 07 tahun 2012 tanggal 18 Februari 2012 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Akreditasi pada RSUD
Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan T.A.2012.

A. TATA LAKSANA
PROSEDUR PROSEDUR : PEMERIKSAAN GROSS/MIKROSKOPIK:
1. Lakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis Patologi Anatomi.
2. Cocokkan data spesimen dengan permintaan pemeriksaan, bila
perlu meminta status pasien untuk memastikan seluruh data
pendukung.
3. Buat foto dokumentasi spesimen utuh.
4. Tentukan jenis prosedur operasi jaringan yang diterima.
5. Timbang berat jaringan.
Ukur 3 dimensi besar jaringan dan lakukan orientasi jaringan
penis.
6. Ukur besar tumor, dan ukur jarak tumor dengan tepi operasi.
7. Buat potongan antara tumor hingga dasar operasi.
8. Penis dipotong secara longitudinal, deskripsi bentuk dan ukuran
tumor dan kedalaman invasi
 PROSEDUR TEKNIK TEKNIK PEMOTONGAN
SEDIAAN MAKROSKOPIK JARINGAN PENIS
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

198/YANJANG- 01 2/3
ILAB-PA/RS-HHB

Ukur 3 dimensi besar jaringan dan lakukan orientasi jaringan

penis.
9. Ukur besar tumor, dan ukur jarak tumor dengan tepi operasi.
10. Buat potongan antara tumor hingga dasar operasi.
Penis dipotong secara longitudinal, deskripsi bentuk dan ukuran
tumor dan kedalaman invasi
11. Potong sediaan histologi :
- 2 sediaan untuk tumor
- 1 sediaan untuk uretra
- 2 sediaan untuk tepi operasi dan berikan marker dengan
Indiana ini.
12. Semua sampel Yan diambil ditempatkan dalam kaset sediaan
yang sudah diberi nomor PA, rendam dalam formalin 24 jam,
catat dan gambar sesuai lokasi pengambilan.
B. ALAT DAN BAHAN
 Alas potong plastik
 Pisau
 Penggaris stainless Steel
 PROSEDUR TEKNIK TEKNIK PEMOTONGAN
SEDIAAN MAKROSKOPIK JARINGAN PENIS
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

198/YANJANG- 01 3/3
ILAB-PA/RS-HHB

 Pinset
 Handscoendisposible
 Kaset
 Kamera digital
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi
 Status pasien
 Pensil
 Formalin 10%
C. FAKTOR PENYULIT
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi tidak diisi dengan
lengkap.
 Data pendukung terbatas / tidak ada
D. TENAGA
 Dokter Spesialis Patologi Anatomi
 Teknis Patologi Anatomi
UNIT TERKAIT
 Bedah Urologi
 PROSEDUR TEKNIK TEKNIK PEMOTONGAN
SEDIAAN MAKROSKOPIK JARINGAN AMPUTASI
TANGAN / KAKI
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

199/YANJANG- 01 1/3
ILAB-PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR 5 Januari 2019
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Suatu sistem pelaporan hasil pemeriksaan jaringan bahan operasi dengan
deskripsi lengkap secara mikroskopik untuk dapat membantu
menyimpulkan diagnosa satu penyakit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui teknik
pemotongan sediaan mikroskopik jaringan amputasi tangan/kaki.
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 07 tahun 2012 tanggal 18 Februari 2012 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Akreditasi pada RSUD
Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan T.A.2012.

A. TATA LAKSANA
PROSEDUR PROSEDUR : PEMERIKSAAN GROSS/MIKROSKOPIK:
1. Lakukan pemeriksaan dokter spesialis patologi anatomi.
2. Cocokkan data spesimen dengan permintaan pemeriksaan bila
perlu meminta status pasien untuk memastikan seluruh data
pendukung.
3. Buat foto dokumentasi spesimen utuh.
4. Tentukan jenis prosedur operasi jaringan yang diterima.
5. Timbang berat jaringan.
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN PENIS
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

199/YANJANG- 01 2/3
ILAB-PA/RS-HHB

6. Ukur 3 dimensi besar jaringan, diameter dan panjang.

7. Ukur besar tumor, dan ukur jarak tumor dengan tepi operasi.
8. Bahan amputasi dipotong secara longitudinal, deskripsi bentuk
dan ukuran tumor dan kedalaman invasi
9. Potong sediaan histologi :
- 2 sediaan untuk radikalitas tulang dan jaringan lunak
proksimal.
- 3 sediaan untuk jaringan tumor.
- 1 sediaan jaringan tumor yang mengandung tulang, pembuluh
darah dan otot.
10. Semua sampel yang diambil ditempatkan dalam kaset sediaan
yang sudah diberi nomor PA, rendam dalam formalin 24 jam,
catat dan gambar sesuai lokasi pengambilan.
E. ALAT DAN BAHAN
 Alas potong plastik
 Pisau
 Penggaris stainless Steel
 Pinset
 Handscoendisposible
 Kaset
 Kamera digital
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi
 Status pasien
 PROSEDUR TEKNIK PEMOTONGAN SEDIAAN
MAKROSKOPIK JARINGAN PENIS
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

199/YANJANG- 01 3/3
ILAB-PA/RS-HHB

 Pensil
 Formalin 10%
F. FAKTOR PENYULIT
 Lembar permintaan pemeriksaan patologi tidak diisi dengan
lengkap.
Data pendukung terbatas / tidak ada
G. TENAGA
 Dokter Spesialis Patologi Anatomi
 Teknis Patologi Anatomi
UNIT TERKAIT
 Bedah Urthopaedi
 PROSEDUR TETAP PENYATAAN JARINGAN
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

200/YANJANG- 01 1/2
ILAB-PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR
PROSEDUR 5 JANUARI 2019
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Suatu proses pemotongan jaringan dalam ukuran mikron dengan
menggunakan alat Rotary microtome.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan penyayatan
jaringan.
KEBIJAKAN 1. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
2. SK Menkes Nomor 436 Tahun 1993 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis;
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan Nomor 07 tahun 2012 tanggal 18 Februari 2012 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Akreditasi pada RSUD
Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan T.A.2012.

A. TATA LAKSANA
PROSEDUR 1. Siapkan Bloks parafin Yan akan dipotong pada Cold plat.
2. Siapkan alat tissuerotation Bath yang berisi air pada suhu 43ºC.
3. Siapkan alat Hot Plate pada suhu 60ºC.
4. Siapkan object Glass sesuai label spesimen yang dipotong.
5. Atur ketebalan sayatan pada Rotary Microtome.
6. Atur sudut pisau pada Rotary Microtome.
7. Pasang pisau disposible pada holderbladeMicrotome.
8. Letakkan Blokspraffin pada alat pemegang boks parafin
microtome.
 PROSEDUR TETAP PENYATAAN JARINGAN
DI LABORATORIUMPATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

200/YANJANG- 01 2/2
ILAB-PA/RS-HHB

9. Lakukan trimming pada bloks parafin yang disayat.

10. Lakukan penyayatan boks parafin beberapa kali.
11. Ambil dengan sayatan yang diperoleh.
12. Letakkan sayatan pada tissueflotationBatch.Ambil 1-2 sayatan
yang sudah mengambang baik dengan objec Glass yang sesuai
labelnya.
13. Letakkan object Glass yang berisi sayatan jaringan pada Hot
Plate selama 15 menit.
14. Preparat Histo PA siap dilakukan pewarnaan.
B. ALAT DAN BAHAN
 Rotary Microtome
 TissueFlotationBatch
 ColdPlate
 Hot Plate
 DisposableBlade
 Kuas paling kecil
 Object Glass
C. FAKTOR PENYULIT
 Processingjelek tidak sempurna
 Pisau tumpul
D. TENAGA
 Teknisi Patologi Anatomi
UNIT TERKAIT
Inst. Farmasi, IPSRS, Bidang Penunjang Medik
 PROSEDUR TETAP PROSESING JARINGAN
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

201/YANJANG-ILAB- 01 1/3
PA/RS-HHB
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
STANDAR 5 JANUARI 2019
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO) Dr. Hj. Rasyidah, M.Kes
Penata Tk I
NIP. 19700130 200012 2 001
PENGERTIAN Memproses jaringan / spesimen dengan metode paraffin melalui tahapan
dehidrasi, clearing, impregnasi dengan menggunakan alat tissue
processor dan embedding.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan prosesing
jaringan.
KEBIJAKAN

A. TATA LAKSANA
PROSEDUR Dehidrasi
Masukkan spesimen dalam :
 Alkohol 70% selama 2 jam
 Alkohol 80% selama 2 jam
 Alkohol 95% selama 2 jam
 Alkohol 96% selama 2 jam
 Alkohol 96% selama 2 jam
 Alkohol 96% selama 2 jam
Clearing
 Xilol selama 1 jam
 Xilol selama 1 jam
 Xilol selama 2 jam
 PROSEDUR TETAP PROSESING JARINGAN
DI LABORATORIUMPATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

201/YANJANG- 01 2/3
ILAB-PA/RS-HHB

Impregnasi
Masukkan spesimen dalam :
 Paraffin solid 60oC selama 2 jam
 Paraffin solid 60oC selama 2 jam
Embedding
 Siapkan base mould pada suhu 60oC
 Siapkan kaset pada suhu 60oC
 Tekan kran paraffin dipenser pada base mould sampai volumenya
cukup.
 Masukkan spesimen kedasar base mould dengan menggunakan
pinset.
 Letakkan kaset diatas base mould yang sudah terisi
jaringan/spesimen.
 Letakkan base mould yang sudah terisi pada Cold Plate.
 Tunggu 2-4 menit dan base mould akan berbunyi thik.
 Lepaskan kaset dengan base mould.
 Blok paraffin siap untuk dipotong/disayat..
B. ALAT DAN BAHAN
 Paraffin dispenser
 Base mould
 Kaset for tissue
 Histoplast
 Alkohol 70-96%
 Xilol teknis
 Tissue frezzing medium
 PROSEDUR TETAP PROSESING JARINGAN
DI LABORATORIUMPATOLOGI ANATOMI
RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

201/YANJANG- 01 3/3
ILAB-PA/RS-HHB

C. FAKTOR PENYULIT
 Listrik mati
 Konsentrasi alkohol tidak sesuai
D. TENAGA
 Teknisi Patologi Anatomi
 Dokter Spesialis Patologi Anatomi

UNIT TERKAIT Inst. Farmasi, IPSRS