Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah aljabar linier dengan judul ”Matriks dan Sistem
Persamaan Linier” ini dengan lancar dan tepat waktu.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai bahan untuk di
presentasikan sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
peranan matriks dan sistem persamaan linier itu sendiri.
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami banyak mendapatkan
bantuan,dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu izinkanlah
kami menghaturkan ucapan terima kasih dengan penuh rasa hormat kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar dan tepat waktu,
2. Bapak Erfan Yudianto, S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen Aljabar Linier kami yang
dengan segala keikhlasannya telah memberikan bimbingan, arahan, serta
nasehat kepada kami hingga terselesaikannya makalah ini,
3. Ibu Ervin Oktavianingtyas, S.Pd, M.Pd.,selaku Dosen pengampuyang
memberikan dorongan,dan masukan kepada penulis,
4. Serta teman-teman yang telah membantu dan memberikan semangat kepada
kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih
belum sempurna dan mungkin terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.
Jember, 28 Februari 2017
Penyusun,

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................... ...............................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan penerapan matriks pada sistem persamaan linear? 2
1.2.2 Apa saja metode matriks yang digunakan dalam penyelesaian sistem
persamaan linear?.......................................................................................................2
1.2.3 Apa hubungan antara jumlah rank matriks dengan banyaknya solusi pada
sistem persamaan linear?............................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.3.1 Untuk mengetahui penerapan matriks pada sistem persamaan linear................2
1.3.2 Untuk mengetahui metode-metode matriks yang digunakan dalam
penyelesaian sistem persamaan linear........................................................................2
1.3.3 Untuk mengetahui hubungan antara jumlah rank matriks dengan banyaknya
solusi pada sistem persamaan linear...........................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Definisi penerapan matriks pada SPL..................................................................3
2.2 Mengubah SPL menjadi bentuk matriks.............................................................3
BAB 3. PENUTUP..........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17

iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem persamaan linear terdiri atas persamaan-persamaan liniear. Sistem
persamaan linear terbagi-bagi atas bebeapa sub materi, seperti: sistem
persamaan linear satu variable, sistem persamaan linear dua variable, sistem
persamaan linear tiga variable, dan sistem persamaan linear lebih dari dua
variable. Semakin banyak variable yang ada akan semakin sulit untuk
menentukan penyelesainnya.
Sistem persamaan linear ini muncul di berbagai masalah mulai dari teori
sampai praktiknya. Penulisan koefisien bilangan pada sistem persamaan linear
yang terdiri dari m persamaan linear dan n bilangan tak diketahui dapat
disingkat dengan hanya menuliskan susun empat persegi panjang dari
bilangan-bilangan itu. Susunan ini disebut dengan matriks.
Sedangkan pengertian matriks adalah kumpulan bilangan berbentuk
persegi panjang yang disusun menurut baris dan kolom. Bilangan-bilangan
yang terdapat di suatu matriks disebut dengan elemen atau anggota matriks.
Dengan representasi matriks, perhitungan dapat dilakukan dengan lebih
terstruktur. Perhitungan terstruktur tersebut yang sering dijumpai yaitu matriks
yang entrinya bilangan-bilangan real atau kompleks.
Penyelesaian sistem persamaan linear dapat dilakukan langsung dengan
cara Operasi Baris Elementer (OBE), eliminasi gauss-jordan, aturan Cramer,
determinan, rank matriks ataupun operasi lainnya.
Dalam pembahasan penyelesaian masalah sistem persamaan linear kali ini
akan digunakan matriks, karena bentuk matriks dapat digunakan untuk
menyelesaikan sistem persamaan linear.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan penerapan matriks pada sistem persamaan
linear?
1.2.2 Apa saja metode matriks yang digunakan dalam penyelesaian sistem
persamaan linear?
1.2.3 Apa hubungan antara jumlah rank matriks dengan banyaknya solusi
pada sistem persamaan linear?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui penerapan matriks pada sistem persamaan linear.
1.3.2 Untuk mengetahui metode-metode matriks yang digunakan dalam
penyelesaian sistem persamaan linear.
1.3.3 Untuk mengetahui hubungan antara jumlah rank matriks dengan
banyaknya solusi pada sistem persamaan linear.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi penerapan matriks pada SPL


Penerapan matriks pada SPL (Sistem Persamaan Linear) merupakan
suatu aplikasi matriks untuk menyelesaikan suatu bentuk Sistem Persamaan
Linear dengan menggunakan konsep invers, determinan, Operasi Baris
Elementer (OBE). Agar bisa menguasai materi ini, kita harus menguasai
materi tentang determinan, invers matriks serta operasi baris elementer
dengan baik serta harus menguasai sifat-sifatnya. Berikut penjelasan lebih
lengkapnya.

Penerapan matriks pada SPL (Sistem Persamaan Linear) sangat cocok


jika kita aplikasikan langsung pada komputer. Hal ini karena penghitungan
menggunakan matriks akan sistematis yaitu metode invers dan metode
determinan (Cramer). Memang untuk sistem persamaan linear yang terdiri
dari dua variabel atau tiga variabel, penyelesaian dengan teknik substitusi-
eliminasi akan mudah, tetapi jika sudah melibatkan empat variabel atau lebih,
maka dengan penerapan matriks pada SPL akan lebih cocok dikombinasikan
dengan komputerisasi.

Penerapan matriks pada sistem persamaan linear (SPL) membutuhkan


ketelitian dalam penghitungan karena akan melibatkan banyak sekali angka-
angka yang akan kita bentuk menjadi suatu bentuk persamaan matriks dari
sistem persamaan linear (SPL) yang ada. Metode matriks pada SPL terkadang
sangat kita butuhkan karena memang ada jenis soal tertentu yang
mengharuskan atau diketahui dalam bentuk matriks sehingga mau tidak mau
harus kita selesaikan dengan metode matriks.

2.2 Mengubah SPL menjadi bentuk matriks

Sistem persamaan linear (SPL) harus diubah dulu dalam bentuk


persamaan matriks, setelah itu baru kita menerapkan konsep matriks, yaitu
invers dan determinan.

3
Sistem persamaan dua variabel x dan y :

a 1 x +b 1 y=c 1
a 2 x+ b2 y=c2

Bentuk matriksnya :
[ a1
a2 ][ ] [ ]
b1 x
b2 y
c
= 1
c2

Keterangan :

[ a1
a2
b1
b2 ] : matriks awal (matriks koefisien).

[ xy ] : matriks variabel yang kita cari nilainya.

[ ] c1
c2
: matriks hasil (matriks konstanta).

Sistem persamaan tiga variabel x,y dan z:

a 1 x +b 1 y +c 1 z=d 1
a 2 x+ b2 y +c 2 z=d 2
a 3 x+ b3 y +c 3 z=d 3

bentuk matriksnya :

[ ][ ] [ ]
a1 b1 c1 x d1
a2 b2 c2 y = d2
a3 b3 c3 z d3

Keterangan :

[ ]
a1 b1 c1
a2 b2 c2
a3 b3 c3
: matriks awal (matriks koefisien).

4
[]
x
y
z : matriks variabel yang kita cari nilainya.

[]
d1
d2
d3
: matriks hasil (matriks konstanta).

1. Penerapan invers pada SPL

Untuk menerapkan invers dalam menyelesaikan SPL, kita


−1
menggunakan sifat invers yaitu: AB=C →B=A C dengan A
sebagai matriks awal, B sebagai matriks variable, C sebagai matriks
hasil dan A-1 menyatakan invers dari matriks A.

Contoh: Tentukan penyelesaian dari SPL berikut dengan konsep


invers matriks!

3 y+2 z=1
x+ y=2
4 x−2 y−1z=3

Penyelesaian: diubah dalam bentuk matriks

[ ][ ] [ ]
0 3 2 x 1
1 1 0 y =2
4 −2 −1 z 3

[ ] [] []
0 3 2 x 1
1 1 0 y 2
Kita misalkan A= 4 −2 −1 , B= z , dan C= 3 .

AB=C →B=A−1 C

5
[ ]
−1 −1 −2
1
−1
A =− 1 −8 2
9
Invers matriks A adalah −6 12 −3

Menentukan matriks B:

B= A−1 C

[ ] [ ][ ]
x −1 −1 −2 1
1
y =− 1 −8 2 2
9
z −6 12 −3 3

[] [ ]
x −9
1
y =− −9
9
z 9

[][ ]
x 1
y = 1
z −1

Jadi, solusi SPLnya adalah x=1, y=1, dan z=−1.

2. Penerapan determinan pada SPL

Penerapan determinan matriks pada penyelesaian SPL sering


dikenal dengan nama cara "Cramer".

Penyelesaian SPL tiga variabel :

[ ][ ] [ ]
a 1 x +b 1 y +c 1 z=d 1 a1 b1 c1 x d1
a 2 x+ b2 y +c 2 z=d 2 a2 b2 c2 y = d2
a 3 x+ b3 y +c 3 z=d 3 a3 b3 c3 z d3

Dx Dy Dz
x= y= z=
Solusinya: D , D , dan D

6
Keterangan:

a1 b1 c 1
|a2 b2 c 2|
D adalah determinan matriks awal yaitu a3 b 3 c3

Dx adalah determinan matriks dengan mengganti kolom x pada


d1 b1 c1
|d 2 b 2 c 2 |
matriks awal dengan matriks hasil yaitu d3 b3 c 3

Dy adalah determinan matriks dengan mengganti kolom y


a1 d 1 c 1
|a2 d 2 c 2 |
pada matriks awal dengan matriks hasil yaitu a3 d 3 c 3

Dz adalah determinan matriks dengan mengganti kolom z pada


a1 b1 d 1
|a2 b2 d 2 |
matriks awal dengan matriks hasil yaitu a3 b 3 d 3

Contoh: Tentukan penyelesaian dari SPL berikut dengan cara cramer!

3 y+2 z=1
x+ y=2
4 x−2 y−1z=3

Penyelesaian: diubah dalam bentuk matriks

[ ][ ] [ ]
0 3 2 x 1
1 1 0 y =2
4 −2 −1 z 3

7
0 3 2 0 3 2 0 3
D=|1 1 0 |= |1 1 0 1 1 |
4 −2 −1 4 −2 −1 4 −2

= 0(1)(−1)+3(0)(4)+2(1)(−2)−3(1)(−1)−0(0)(−2)−2(1)(4)

=−9

1 3 2 1 3 2 1 3
Dx=|2 1 0 |=|2 1 0 2 1 |
3 −2 −1 3 −2 −1 3 −2

= 1(1)(−1)+3 (0)(3 )+2(2)(−2)−3(2)(−1)−1(0)(−2)−2(1)(3)


= −9

0 1 2 0 1 2 0 1
Dy=|1 2 0 |=|1 2 0 1 2 |
4 3 −1 4 3 −1 4 3

0(2)(−1)+1(0)(4)+2(1)(3)−1(1)(−1)−0(0)(3)−2(2)( 4)
=

= −9

0 3 1 0 3 1 0 3
Dz=|1 1 2 | =|1 1 2 1 1 |
4 −2 3 4 −2 3 4 −2

= 0(1)(3)+3(2)(4)+1(1)(−2)−3(1)(3)−0(2)(−2)−1(1)(4)

=9

Solusinya :

8
D x −9 D y −9 D
x= = =1 y= = =1 z= z = 9 =−1
D −9 , D −9 , D −9

Jadi, solusi SPLnya adalah x=1 , y=1 , dan z=−1

Selain itu juga ada cara lain yaitu menggunakan cara Operasi
Baris Elementer (OBE) pada matriks yang lebih dikenal dengan nama
Eliminasi Gauss-Jordan.

3. Penerapan OBE untuk menyelesaikan SPL

Penerapan Operasi Baris Elementer (OBE) dalam menyelesaikan


Sistem Persamaan Linear (SPL) dikenal dengan nama Eliminasi Gauss dan
Eliminasi Gauss-Jordan.

Matrik Eselon Baris (MEB)

Suatu matriks disebut sebagai Matriks Eselon Baris (MEB) jika


memenuhi:

1. Jika memuat baris tak nol maka entri tak nol paling kiri adalah 1,
selanjutnya elemen tersebut (angka 1) disebut sebagai elemen pivot.
2. Untuk sebarang dua baris tak nol yang berurutan, elemen pivot baris
lebih bawah terletak lebih kanan.
3. Jika memuat baris-baris nol maka semuanya terletak dibagian bawah
matriks.

Contoh :

( ) ( )
1 7 3 1 5 9 5

(10 31 )
B= 0 1 5 C= 0 1 −3 3
A=
,
0 0 1 , 0 0 1 8 ,

( )
1 −1 3 6 5

( )
0 0 1 3 1 1 6 8
D=
0 0 0 1 8 E= 0 1 3
0 0 0 0 1 , 0 0 0

Matriks Eselon Baris Tereduksi (MEBT)

9
Suatu matriks disebut sebagai Matriks Eselon Baris Tereduksi
(MEBT) jika matriks tersebut merupakan Matriks Eselon Baris dimana
setiap kolom yang mempunyai elemen pivot mempunyai nol pada entri
yang lain pada kolom pivot tersebut.

Contoh :

( ) ( )
1 0 0 1 0 0 5

( )
B= 0 1 0 C= 0 1 0 3
A= 1 0
0 1 , 0 0 1 , 0 0 1 8 ,

( )
1 −1 0 0 0

( )
0 0 1 0 0 1 0 8
D=
0 0 0 1 0 E= 0 1 3
0 0 0 0 1 , 0 0 0

Matriks lengkap atau matriks augmentasi (augmented matrix form)

Misalkan ada sistem sistem persamaan linear (SPL)

{
a 11 x1 + a12 x 2 + .. .+a1 n x 1=b1
a21 x1 +a22 x2 +.. .+a 2n x 2 =b2
SPL
.. .. . .+ .. .. . .+. . .. ..+. . .. ..=.. . .. .
a m1 x 1 + am 2 x 2 +. ..+ amn x n =bm

Bentuk matriksnya adalah


Amxn X nx1 =B mx 1 , yaitu

( )( ) ( )
a11 a 12 . .. a 1n x1 b1
a 21 a 22 . .. a 2n x2 b2
. .. . .. . .. a 3n . .. . ..
am 1 am 2 . .. amn xn bm
=

( ) () ()
a11 a 12 . .. a 1n x1 b1
a 21 a 22 . .. a 2n x2 b2
. .. . .. . .. a 3n . .. . ..
Amxn = am 1 am 2 . .. amn X x B bm
Dengan , nx1 = n , mx 1 =

10
Matriks Lengkap adalah matriks yang digabung antara matriks
koefisien (matriks A) dengan matriks konstanta (matriks B), sehingga
matriks lengkap berbentuk : [ A|B ] yaitu

( )
a11 a 12 . .. a 1n|b 1
a 21 a 22 . .. a 2n|b 2
. .. . .. . .. a3 n|.. . .
am 1 am 2 . .. a mn|bm

Contoh : Tentukan bentuk matriks lengkap dari kedua bentuk SPL berikut.

a). SPL
{2 x−y=3¿¿¿¿ b). SPL
{ x+y−z=3¿¿¿¿
Penyelesaian : ubah SPL ke dalam bentuk matriks

a). Bentuk matriksnya :


(−32 −15 )( xy )=(39 )
lengkapnya :
(−32 −1 3
5 9 )
Matriks

)( ) ( )
x
1 1 −1
2 −3 5(y =
z
3
6
b). Bentuk matriksnya :

(
1 1 −1 3
Matriks lengkapnya : 2 −3 5 6
)
Operasi Baris Elementer

Operasi Baris Elementer (OBE) adalah salah satu alternatif dalam


menyelesaikan suatu bentuk matriks seperti menentukan invers
matriks dan penerapan matriks pada sistem persamaan linier
menggunakan dua cara yaitu “Eliminasi Gauss” dan “Eliminasi
Gauss-Jordan”. Eliminasi Gauss yaitu mengubah matriks lengkap
yang terbentuk dengan OBE menjadi MEB (Matriks Eselon Baris).
Sedangkan liminasi Gauss-Jordan yaitu mengubah matriks lengkap
yang terbentuk dengan OBE menjadi MEBT (Matriks Eselon Baris
tereduksi).

11
Langkah-langkah penyelesaian SPL;

1. Tentukan bentuk matriksnya.


2. Tentukan matriks lengkapnya.
3. Lakukan OBE sehingga terbentuk MEB (eliminasi gauss) atau MEBT
(eliminsi gauss-jordan)

Contoh : Tentukan penyelesaian dari SPL berikut:

3 y+2 z=1
x+ y=2
4 x−2 y−1z=3
Penyelesaian: diubah dalam bentuk matriks

[ ][ ] [ ]
0 3 2 x 1
1 1 0 y =2
4 −2 −1 z 3

( )
0 3 2 1
1 1 0 2
Matriks lengkap : [ A|B ] =
4 −2 −1 3

Melakukan OBE

Cara 1 : Eliminasi Gauss

( )
0 3 2 1
1 1 0 2
Matriks lengkap : [ A|B ] =
4 −2 −1 3

( ) ( )
0 3 2 1 1 1 0 2
1 1 0 2 0 3 2 1
4 −2 −1 3 B12 → 4 −2 −1 3 B3 −4 B1 →

( ) ( )
1 1 0 2
1 1 0 2 2 1
0 3 2 1 1 0 1
3 3
0 −6 −1 −5 3 B2 → 0 −6 −1 −5 B3 +6 B2 →

12
( ) ( )
1 1 0 2 1 1 0 2
2 1 2 1
0 1 0 1
3 3 1 3 3
B →
0 0 3 −3 3 3 0 0 1 −1

Diperoleh SPL baru yang ekuivalen dengan SPL pada soal yaitu :

x + y=2
2 1
y + z=
3 3
z=−1

Sehingga solusinya :

z=−1
2 1 2 1
y + z= → y+ (−1)= → y=1
3 3 3 3
x + y=2→ x +1=2→ x=1

Jadi solusinya adalah x=1 , y=1 , dan z=−1

Cara II : Eliminasi Gauss-Jordan

Untuk eliminasi Gauss-Jordan, matriks lengkap diubah menjadi


MEBT dengan melanjutkan OBE dari hasil pada eliminasi gauss di
atas.

( )
1 1 0 2
2 1
0 1
3 3
Bentuk akhir : 0 0 1 −1

( )
2 5
1 0 −
3 3 2

( )
1 1 0 2 2 1 B1 + 3 B3 →
0 1
2 1 0 1
3 3 3 3 2
0 0 1 −1 B1 −B 2 → 0 0 1 −1 B 2 − B →
3 3

13
( )
1 0 0 1
0 1 0 1
0 0 1 −1

Diperoleh SPL baru yang ekuivalen dengan SPL pada soal yaitu :

SPL baru
{ x =1 ¿ { y =1 ¿ ¿ . Jadi solusinya adalah x=1 , y=1 , dan z=−1 .

4. Penerapan rank matriks pada SPL

Rank matriks adalah banyak maksimum dari vektor –vektor baris


atau vektor –vektor kolom yang bebas linear. Untuk mencari rank dari
suatu matriks dapat digunakan transformasi elementer dengan mengubah
sebanyak mungkin baris atau kolom yang bebas linier.

Rank matriks memiliki keterkaitan dengan sistem persamaan linier.


Keterkaitan tersebut yaitu dengan mengetahui nilai rank suatu matriks
dapat diketahui berapa solusi yang didapatkan pada suatu matriks
diperbesar.

[ ]
a1 a2 a3 b1
m a4 a5 a6 b2
a7 a8 a9 b2

Matriks A Matriks B

Matriks tersebut merupakan matriks diperbesar dari suatu persamaan


linier. Dari matriks diperbesar tersebut memiliki beberapa kemungkinan,
yaitu:

R( A )<r ( A , B )→
1. SPL tidak memiliki solusi
R( A )=r ( A , B)=m→
2. SPL memiliki solusi tunggal
R( A )=r ( A , B)<m→
3. SPL memiliki banyak solusi

14
[ ]
1 2 −3 4
3 −1 5 2
2
Contoh : diberikan SPL 4 1 a −14 a+2 , tentukan nilai dari a
agar SPL di atas memiliki

a. Tepat satu solusi


b. Banyak solusi
c. Tidak memiliki solusi
Penyelesaian:

1 2 3 4 
3  1 5 2  B2-3 B1

4 1 a 2  14 a  2 B3-4 B1

[ ]
1 2 −3 4
0 −7 14 2 (-1/7)B2
0 −7 a2 −21 a−14

[ ] [ ]
1 2 −3 4 1 2 −3 4
10 10
0 1 −2 0 1 −2
7 7
0 −7 a2 −21 a−14 B3 +7B2 0 0 a2 −16 a−4

a. Tepat satu solusi


R( A )=r ( A , B)=m
a2 −16≠0
(a−4 )(a +4 )≠0
a≠4∨a≠−4

b. Banyak solusi
R( A )=r ( A , B)<m
a2 −16=0 ¿ a−4=0
(a−4 )(a +4 )=0 a=4
a=4∨a=−4 ∴ a=4
c. Tidak memiliki solusi

15
a2 −16=0 ¿ a−4≠0
(a−4 )(a +4 )=0 a≠4
a=4∨a=−4 ∴ a=−4

16
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Penerapan matriks pada SPL (Sistem Persamaan Linear)
merupakan suatu aplikasi matriks untuk menyelesaikan suatu
bentuk Sistem Persamaan Linear dengan menggunakan konsep
invers, determinan, Operasi Baris Elementer (OBE). Agar bisa
menguasai materi ini, kita harus menguasai materi tentang
determinan, invers matriks serta operasi baris elementer dengan
baik serta harus menguasai sifat-sifatnya.
2. Dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dapat dilakukan
langsung dengan cara Operasi Baris Elementer (OBE),
eliminasi gauss-jordan, aturan Cramer, determinan, rank
matriks ataupun operasi lainnya.
3. Rank matriks memiliki keterkaitan dengan sistem persamaan
linier. Keterkaitan tersebut yaitu dengan mengetahui nilai rank
suatu matriks dapat diketahui berapa solusi yang didapatkan
pada suatu matriks diperbesar. Dari matriks diperbesar tersebut
memiliki beberapa kemungkinan, yaitu:
R( A )<r ( A , B )→
SPL tidak memiliki solusi
R( A )=r ( A , B)=m→
SPL memiliki solusi tunggal
R( A )=r ( A , B)<m→
SPL memiliki banyak solusi

3.2 Saran
Sebelum mempelajari matriks lebih dalam ada baiknya pembaca
mengetahui terlebih dahulu dasar - dasar dari matriks itu sendiri.
Transformasi elementer, OBE, rank matriks, determinan matriks, dan
invers matriks merupakan dasar dari matriks. Kami berharap melalui
makalah ini dapat membantu pembaca dalam mengetahui dan
memahami materi hubungan matriks dan sistem persamaan linear.

17
DAFTAR PUSTAKA

As’ari, Abdur Rahman dkk. 2015. Matematika Kurikulum 2013. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Suryadi dan Machmudi, Harini. 1984. Teori dan Soal Pendahuluan Aljabar
Linier. Jakarta: Yudistira.

Sutojo dkk. 2010. Teori dan Aplikasi Aljabar Linier dan Matriks. Yogyakarta:
C.V ANDI OFFSET.

18

Anda mungkin juga menyukai