Anda di halaman 1dari 3

RUANG KOLABORASI

TOPIK 2
Pembelajaran Sosial dan Emosional

Nama
1. Luthfi Hanum Saputri (2398011654
2. Maghfirotus Sholikha (2398011074)
3. Mailly Paiticen (2398011107)

Lembar Kerja 2.5: Catatan

1. Anda dapat mencatat hal penting yang muncul di pikiran Anda pertama kali saat
menonton atau teringat pada film itu.hal yang muncul dalam pikiran saya yaitu
Jawab:
Perjuangan guru yang tetap memberikan pembelajaran yang maksimal meskipun
dengan fasilitas yang jauh dari kata mendukung Kondisi lingkungan sekolah yang
kurang layak namun tidak menghambat proses belajar Rasa empati yang tinggi baik
dari guru maupun peserta didik sehingga membentuk suasana kelas yang nyaman.
2. Bila Anda sudah menonton film tersebut, apa yang bisa Anda pelajari dari film
tersebut berhubungan dengan guru yang menjadi agen perubahan?
Film tersebut mengajarkan Saya bahwa sebagai agen perubahan seorang guru harus
menguasai berbagai kompetensi khususnya kompetensi sosia. Hal ini dikarenakan
kompetensi sosial memberikan peranan penting bagi proses pembelajaran di kelas.
Dengan kompetensi sosial yang baik maka seorang guru juga diharapkan mampu
mengelola kelas yang baik dan mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas,
kreatif, dan kolaboratif.
3. Anda bisa menonton alternatif film lain berhubungan dengan guru sebagai agen
perubahan, seperti:
• Dead Poet Society
Cerita film ini berpusat pada John Keating, seorang guru bahasa Inggris yang
tidak konvensional dan inspiratif. Dia datang ke sekolah itu dengan
pendekatan pengajaran yang unik, memotivasi siswa-siswa untuk berpikir
kritis, mengejar impian mereka, dan memikirkan kehidupan mereka dengan
cara yang lebih mendalam. Tokoh-tokoh utama film ini adalah para siswa di
sekolah tersebut, yang awalnya hidup di bawah tekanan dan harapan dari
orang tua serta sekolah untuk mencapai kesuksesan akademik dan profesional
yang tinggi. Namun, di bawah bimbingan John Keating, mereka mulai
mempertanyakan konvensi yang ada, mengejar minat dan impian mereka
sendiri, dan menemukan kebebasan dalam berpikir dan berekspresi. Inti dari
"Dead Poets Society" adalah tema tentang kebebasan, kreativitas, dan
keberanian untuk berdiri melawan norma sosial yang ada. Film ini juga
mengeksplorasi konflik antara generasi muda dan harapan serta ekspektasi
dari generasi sebelumnya. Secara khusus, John Keating memperkenalkan
kepada para siswanya konsep "Carpe Diem" atau "seize the day" (manfaatkan
hari ini), yang mengilhami mereka untuk hidup dalam momen dan mengejar
impian mereka tanpa terbebani oleh harapan atau norma yang ada. Meskipun
"Dead Poets Society" adalah sebuah karya fiksi, film ini memberikan
penggambaran yang kuat tentang pengaruh seorang guru yang berdedikasi
dan inspiratif dalam mengubah pandangan hidup siswa-siswa yang dia ajar.
• Sokola Rimba
"Sokola Rimba" mengisahkan perjalanan Butet Manurung sendiri, seorang
perempuan Indonesia yang meninggalkan kehidupan di perkotaan untuk
hidup bersama suku Anak Dalam, suku pribumi di pedalaman hutan Sumatra.
Butet ingin mendedikasikan hidupnya untuk membantu anak-anak suku
tersebut agar mendapatkan akses pendidikan yang layak. Film ini
menggambarkan perjuangan Butet dalam menyesuaikan diri dengan
kehidupan di hutan dan mencari cara untuk membangun sekolah di tengah-
tengah suku Anak Dalam. Dia harus mengatasi berbagai rintangan, termasuk
tantangan alam, budaya, dan bahkan keberatan dari anggota suku yang skeptis
terhadap pendidikan formal. Kisah "Sokola Rimba" menyoroti pentingnya
pendidikan dalam mengubah kehidupan dan membuka peluang bagi
komunitas yang terpinggirkan. Butet Manurung menjadi simbol perjuangan
untuk memperjuangkan hak pendidikan bagi semua orang, terutama bagi
mereka yang hidup di daerah terpencil dan sulit dijangkau.

4. Apa yang bisa Anda pelajari dari kejadian/film tersebut dan apa hubungannya
dengan pembelajaran sosial emosional? Dead Poet Society Sokola Rimba
Kedua film, "Sokola Rimba" dan "Dead Poets Society," memiliki hubungan yang kuat
dengan pembelajaran sosial dan emosional (SEL) karena keduanya menggambarkan
perjalanan emosional dan sosial tokoh-tokoh utamanya, serta memberikan pelajaran
tentang nilai-nilai sosial dan emosional yang penting. Berikut beberapa hubungan
yang bisa dijelaskan:

1. KSE-Pengenalan diri
Kedua film menyoroti perjalanan pencarian identitas dan kemandirian. Di
Sokola Rimba, Butet Manurung menemukan identitasnya dan mencari
cara untuk membantu komunitas suku Anak Dalam. Di Dead Poets Society,
siswa-siswa mencari identitas mereka sendiri di luar ekspektasi orang tua
dan masyarakat. Proses ini membutuhkan keberanian untuk mengambil
risiko dan memilih jalan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi.
2. KSE- Kesadaran Sosial
Film Sokola Rimba maupun Dead Poets Society menunjukkan pentingnya
hubungan sosial dalam pembentukan kesejahteraan emosional. Butet
Manurung membangun hubungan yang kuat dengan suku Anak Dalam,
sementara John Keating membentuk hubungan yang erat dengan siswa-
siswanya. Hubungan ini memberikan dukungan emosional dan sosial yang
diperlukan untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan.
3. KSE-Keterampilan berelasi
Kedua film juga mengajarkan pentingnya empati dan keterampilan sosial.
Butet Manurung dan John Keating membantu orang lain untuk memahami
dan merasakan pengalaman mereka, sementara tokoh-tokoh lainnya
dalam film tersebut belajar untuk melihat dunia dari perspektif orang lain
dan belajar berinteraksi dengan baik dengan orang-orang di sekitar
mereka.
4. KSE-Manajemen diri, pengambilan keputusan, dan kesadaran diri
Film Sokola Rimba maupun Dead Poets Society menekankan pentingnya
keterampilan penyelesaian masalah dan kreativitas. Butet Manurung dan
John Keating mendorong orang-orang di sekitar mereka untuk berpikir di
luar kotak, mencari solusi yang inovatif, dan tidak takut untuk
menghadapi tantangan.
Dalam konteks pembelajaran sosial dan emosional, kedua film tersebut
dapat digunakan sebagai alat untuk mendiskusikan dan memahami nilai-
nilai seperti identitas, hubungan sosial, empati, keterampilan sosial,
penyelesaian masalah, dan kreativitas. Mereka juga dapat menginspirasi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial-emosional mereka
sendiri dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.

Anda mungkin juga menyukai