Anda di halaman 1dari 12

Fisika- Cara Menghitung Vektor

Pada artikel Fisika kelas X kali ini, kamu akan mengetahui cara menjumlahkan
vektor menggunakan tiga metode, yaitu metode grafis, analisis, dan uraian.

Siapa di antara kamu yang suka lari? Eits! Bukan lari dari masalah kehidupan loh, ya
hehe. Tapi, olahraga lari, jogging gitu misalnya. Kamu tahu nggak nih,
kalau jogging itu banyak manfaatnya, lho! Mulai dari meningkatkan kekebalan tubuh,
fisik menjadi lebih fit dan segar, sampai menghilangkan stres. Wah, boleh juga tuh!
Hitung-hitung, menghilangkan penat akibat banyaknya tugas di sekolah atau
menyegarkan pikiran sebelum menghadapi ujian.

Ngomong-ngomong masalah jogging, Rogu juga rutin melakukan jogging setiap


Minggu pagi, lho. Biasanya, Rogu jogging di sekitar komplek tempat ia tinggal. Nah,
berikut ini merupakan gambaran rute jogging yang biasa Rogu lewati.
Kira-kira nih, kamu bisa nggak menghitung berapa jarak yang ditempuh Rogu dari
titik A ke titik D? Wah, kalau itu sih caranya mudah sekali, ya. Kita hanya tinggal
menjumlahkan jarak dari titik AB ke titik BC, lalu ke titik CD. Sehingga, AB + BC +
CD = 550 m + 650 m + 700 m = 1.900 m. Simpel banget, kan? Tapi, bagaimana
dengan perpindahan Rogu dari titik A ke titik D?

Nah, jika kamu ingat, perpindahan itu termasuk besaran vektor, Squad. Perpindahan
ditentukan oleh kedudukan awal dan kedudukan akhir, serta dapat bertanda positif
maupun negatif, bergantung pada arah perpindahannya. Gambar rute jogging Rogu
di atas bisa kita analogikan sebagai vektor nih, dengan memisalkan F1 merupakan
vektor di titik AB, F2 merupakan vektor di titik BC, dan F 3 merupakan vektor di titik
CD.
Kemudian, perpindahan dari titik A ke titik D dapat ditentukan dengan mencari besar
resultan vektornya saja. Apa itu resultan vektor? Resultan vektor adalah hasil dari
penjumlahan dua atau lebih vektor. Terdapat beberapa metode yang bisa kita
gunakan untuk mencari resultan vektor nih, di antaranya metode grafis, metode
analisis vektor, atau metode uraian. So, kalau kamu mau tahu metode apa yang
tepat untuk mencari besar perpindahan Rogu dari titik A ke titik D, yuk simak baik-
baik artikel ini!

1. Metode grafis

Metode yang pertama adalah metode grafis. Metode grafis adalah metode yang
digunakan untuk menentukan besar resultan vektor dengan cara mengukurnya.
Panjang resultan vektor dapat diukur menggunakan mistar (penggaris), sedangkan
besar sudut vektor (arah vektor) diukur menggunakan busur derajat. Perlu kamu
ingat, pengukuran besar resultan vektor menggunakan metode grafis harus
berdasarkan skala dan besar sudut yang tepat, ya.
Nah, jika kamu menyimak cerita Rogu di atas, metode grafis ini merupakan metode
yang tepat untuk mencari besar perpindahan Rogu dari titik A ke titik D. Langkah
pertama yang bisa kamu lakukan adalah menetapkan skala dari masing-masing
besaran vektor. Ingat! skala yang kita tentukan harus tepat dan juga sesuai ya,
Squad.

Berdasarkan cerita Rogu, besar vektor F1= 550 m, besar vektor F2= 650 m, dan
besar vektor F3= 700 m. Misalkan, untuk ketiga vektor, kita menetapkan skala 100 m
= 1 cm. Artinya, setiap panjang 100 m kita gambar dengan 1 cm di kertas. Jadi,
vektor F1 dapat digambar sepanjang 5,5 cm, vektor F2 digambar sepanjang 6,5 cm,
dan vektor F3 digambar sepanjang 7 cm.

Paham sampai di sini? Kita lanjut, ya.

Kemudian, langkah kedua adalah menggambar besar dan arah masing-masing


vektor seperti pada gambar di bawah ini. Panjang vektor R = F1+F2+F3 dapat
dihitung menggunakan penggaris. Sementara itu, sudut arah vektor R dihitung
menggunakan busur derajat.
Sebelumnya, kita sudah tahu ya kalau untuk mencari perpindahan dari satu titik ke
titik lain kita hanya tinggal menghitung besar resultan vektornya saja, jadi sudah
dapat kita ketahui nih kalau perpindahan Rogu dari titik A ke titik D adalah sebesar
1.300 m.

Jelas ya? Bagi yang belum paham, tulis saja pertanyaanmu di kolom komentar, oke?

Oh iya, penggunaan metode grafis dalam menghitung jumlah dua atau lebih vektor
ternyata memiliki kelemahan lho, yaitu dapat menimbulkan kesalahan sistematis. Nah,
untuk menghindari kesalahan tersebut, kita dapat menggunakan metode yang akan
kita bahas selanjutnya, yaitu metode analitis.

2. Metode analitis
Metode analitis adalah metode yang digunakan untuk menentukan besar resultan
vektor secara matematis dengan menggunakan rumus. Adapun rumus yang digunakan
merupakan rumus kosinus (cos) untuk menentukan besar resultan vektor dan rumus
sinus (sin) untuk menentukan arah resultan vektor.
Sekarang, supaya kamu lebih mudah untuk memahami cara mencari besar dan arah
resultan vektor menggunakan metode ini, yuk, langsung saja kita simak contoh soal
berikut ini.

Contoh soal

Hitunglah besar dan arah vektor resultannya terhadap sumbu x positif!

Penyelesaian:

a. Besar resultan vektor

b. Arah resultan vektor


Jadi, besar resultan vektornya adalah dan arah resultan vektornya adalah
o
22,3 terhadap sumbu x positif. Gimana, mudah, kan? Oke, selanjutnya, kita masuk
ke metode penjumlahan vektor yang terakhir, nih. Apakah itu? Yap! Metode uraian.

3. Metode uraian

Metode penjumlahan vektor yang terakhir adalah metode uraian. Pada materi
sebelumnya, kamu telah mempelajari cara mencari komponen-komponen dari suatu
vektor kan, Squad. Nah, pada metode uraian ini, sebelum kita mencari besar resultan
vektor, kita uraikan terlebih dahulu vektor-vektor tersebut menjadi komponen vektor
pada sumbu x dan komponen vektor pada sumbu y di koordinat kartesius.

Kamu masih ingat kan cara mencari komponen vektor pada sumbu x dan y? Hayo,
bagi yang sudah lupa, dipahami lagi ya materi sebelumnya.

Setelah kita menguraikan vektor-vektor tersebut menjadi komponen vektor, barulah


kita bisa mencari besar resultan vektornya, yaitu dengan menggunakan

rumus dan arah resultan vektornya dengan rumus


. Nah, ini artinya jumlah komponen-komponen vektor pada sumbu x dan
artinya jumlah komponen-komponen vektor pada sumbu y.
Perlu kamu perhatikan, besar suatu vektor akan selalu bernilai positif. Selain itu,
dalam menentukan arah vektor, kita harus memperhatikan tanda Ax dan Ay yang
nantinya akan menentukan kuadran dari vektor dalam sistem koordinat seperti pada
tabel berikut ini:

Bingung? Tenang, nggak usah bingung-bingung, kita langsung coba kerjakan contoh
soal di bawah ini saja, yuk! Let’s go!

Contoh Soal

Apabila F1 = 2 N, F2 = 10 N, dan F3 = 6 N, maka tentukan resultan dari ketiga vektor


tersebut!

Pembahasan:

Hal pertama yang bisa kita lakukan untuk mengerjakan soal di atas adalah dengan
menguraikan vektor F1, F2, dan F3 terhadap sumbu x dan sumbu y.

Pada sumbu x:

➔F1x → -F1x = -2 N (tanda negatif menandakan arah vektor ke kiri).

➔F2x = F2 sin θ → F2x = (10) sin 53°= (10)(0,8) = 8 N (tanda positif menandakan arah
vektor ke kanan).

➔F3x = 0 N (angka nol (0) menandakan F3 tidak memiliki proyeksi vektor/komponen


vektor pada sumbu x karena F3 tegak lurus terhadap sumbu x).

Jadi, ΣFx = F1x + F2x + F3x = -2 + 8 + 0 = 6 N

Pada sumbu y:
➔F1y = 0 N (angka nol (0) menandakan F1 tidak memiliki proyeksi vektor/komponen
vektor pada sumbu y karena F1 tegak lurus terhadap sumbu y).

➔F2y = -F2 cos θ = -(10) cos 53° = -(10)(0,6) = -6 N (tanda negatif menandakan arah
vektor ke bawah).

➔F3y = 6 N (tanda positif menandakan arah vektor ke atas).

Jadi, ΣFy = F1y + F2y + F3y = 0 + 6 – 6 = 0 N

Selanjutnya, setelah kita mengetahui komponen-komponen dari ketiga vektor di atas


terhadap sumbu x dan y, maka kita dapat mencari resultan dari ketiga vektor
tersebut.

Jadi, resultan dari vektor F1, F2, dan F3 adalah 6 N.

Anda mungkin juga menyukai