Pada artikel Fisika kelas X kali ini, kamu akan mengetahui cara menjumlahkan
vektor menggunakan tiga metode, yaitu metode grafis, analisis, dan uraian.
Siapa di antara kamu yang suka lari? Eits! Bukan lari dari masalah kehidupan loh, ya
hehe. Tapi, olahraga lari, jogging gitu misalnya. Kamu tahu nggak nih,
kalau jogging itu banyak manfaatnya, lho! Mulai dari meningkatkan kekebalan tubuh,
fisik menjadi lebih fit dan segar, sampai menghilangkan stres. Wah, boleh juga tuh!
Hitung-hitung, menghilangkan penat akibat banyaknya tugas di sekolah atau
menyegarkan pikiran sebelum menghadapi ujian.
Nah, jika kamu ingat, perpindahan itu termasuk besaran vektor, Squad. Perpindahan
ditentukan oleh kedudukan awal dan kedudukan akhir, serta dapat bertanda positif
maupun negatif, bergantung pada arah perpindahannya. Gambar rute jogging Rogu
di atas bisa kita analogikan sebagai vektor nih, dengan memisalkan F1 merupakan
vektor di titik AB, F2 merupakan vektor di titik BC, dan F 3 merupakan vektor di titik
CD.
Kemudian, perpindahan dari titik A ke titik D dapat ditentukan dengan mencari besar
resultan vektornya saja. Apa itu resultan vektor? Resultan vektor adalah hasil dari
penjumlahan dua atau lebih vektor. Terdapat beberapa metode yang bisa kita
gunakan untuk mencari resultan vektor nih, di antaranya metode grafis, metode
analisis vektor, atau metode uraian. So, kalau kamu mau tahu metode apa yang
tepat untuk mencari besar perpindahan Rogu dari titik A ke titik D, yuk simak baik-
baik artikel ini!
1. Metode grafis
Metode yang pertama adalah metode grafis. Metode grafis adalah metode yang
digunakan untuk menentukan besar resultan vektor dengan cara mengukurnya.
Panjang resultan vektor dapat diukur menggunakan mistar (penggaris), sedangkan
besar sudut vektor (arah vektor) diukur menggunakan busur derajat. Perlu kamu
ingat, pengukuran besar resultan vektor menggunakan metode grafis harus
berdasarkan skala dan besar sudut yang tepat, ya.
Nah, jika kamu menyimak cerita Rogu di atas, metode grafis ini merupakan metode
yang tepat untuk mencari besar perpindahan Rogu dari titik A ke titik D. Langkah
pertama yang bisa kamu lakukan adalah menetapkan skala dari masing-masing
besaran vektor. Ingat! skala yang kita tentukan harus tepat dan juga sesuai ya,
Squad.
Berdasarkan cerita Rogu, besar vektor F1= 550 m, besar vektor F2= 650 m, dan
besar vektor F3= 700 m. Misalkan, untuk ketiga vektor, kita menetapkan skala 100 m
= 1 cm. Artinya, setiap panjang 100 m kita gambar dengan 1 cm di kertas. Jadi,
vektor F1 dapat digambar sepanjang 5,5 cm, vektor F2 digambar sepanjang 6,5 cm,
dan vektor F3 digambar sepanjang 7 cm.
Jelas ya? Bagi yang belum paham, tulis saja pertanyaanmu di kolom komentar, oke?
Oh iya, penggunaan metode grafis dalam menghitung jumlah dua atau lebih vektor
ternyata memiliki kelemahan lho, yaitu dapat menimbulkan kesalahan sistematis. Nah,
untuk menghindari kesalahan tersebut, kita dapat menggunakan metode yang akan
kita bahas selanjutnya, yaitu metode analitis.
2. Metode analitis
Metode analitis adalah metode yang digunakan untuk menentukan besar resultan
vektor secara matematis dengan menggunakan rumus. Adapun rumus yang digunakan
merupakan rumus kosinus (cos) untuk menentukan besar resultan vektor dan rumus
sinus (sin) untuk menentukan arah resultan vektor.
Sekarang, supaya kamu lebih mudah untuk memahami cara mencari besar dan arah
resultan vektor menggunakan metode ini, yuk, langsung saja kita simak contoh soal
berikut ini.
Contoh soal
Penyelesaian:
3. Metode uraian
Metode penjumlahan vektor yang terakhir adalah metode uraian. Pada materi
sebelumnya, kamu telah mempelajari cara mencari komponen-komponen dari suatu
vektor kan, Squad. Nah, pada metode uraian ini, sebelum kita mencari besar resultan
vektor, kita uraikan terlebih dahulu vektor-vektor tersebut menjadi komponen vektor
pada sumbu x dan komponen vektor pada sumbu y di koordinat kartesius.
Kamu masih ingat kan cara mencari komponen vektor pada sumbu x dan y? Hayo,
bagi yang sudah lupa, dipahami lagi ya materi sebelumnya.
Bingung? Tenang, nggak usah bingung-bingung, kita langsung coba kerjakan contoh
soal di bawah ini saja, yuk! Let’s go!
Contoh Soal
Pembahasan:
Hal pertama yang bisa kita lakukan untuk mengerjakan soal di atas adalah dengan
menguraikan vektor F1, F2, dan F3 terhadap sumbu x dan sumbu y.
Pada sumbu x:
➔F2x = F2 sin θ → F2x = (10) sin 53°= (10)(0,8) = 8 N (tanda positif menandakan arah
vektor ke kanan).
Pada sumbu y:
➔F1y = 0 N (angka nol (0) menandakan F1 tidak memiliki proyeksi vektor/komponen
vektor pada sumbu y karena F1 tegak lurus terhadap sumbu y).
➔F2y = -F2 cos θ = -(10) cos 53° = -(10)(0,6) = -6 N (tanda negatif menandakan arah
vektor ke bawah).