Anda di halaman 1dari 2

Sarang rayap mempunyai kemampuan yang unik, ia dapat menjaga suhu agar

tetap dingin dan stabil meskipun temperatur di luar meningkat maupun berubah.
Rayap mempunyai sistem pendinginan cerdas. Mereka membangun saluran udara di
sekeliling sarang, udara tersebut masuk melewati salah satu lubang di sisi sarang,
kemudian mengalir melalui saluran. Udara yang berada di sarang tersebut selalu
berganti, sehingga akan menjaga kondisi sarang agar tetap dingin.

Teknik pendinginan ini menjadi inspirasi dan ditiru oleh arsitek Mick Pearce
ketika ia merancang gedung Eastgate Centre di Harare, Zimbabwe yang difungsikan
sebagai pusat perbelanjaan dan kantor. Awalnya, pemilik gedung menginginkan
bangunan yang selalu sejuk dikarenakan suhu di Zimbabwe cukup tinggi. Namun,
sang pemilik gedung tidak ingin menghabiskan banyak uang untuk membeli dan
merawat air-conditioning, sehingga klien pemberi proyek yaitu Old Mutual
Properties memberikan kewenangan kepada Pearch mengenai hal itu. Oleh karena itu,
Pearce mengembangkan desain bangunan dengan meniru cara kerja sarang rayap
yang mampu mengatur kondisi suhu ruangan pada 25 o C di siang hari dan 13o C di
malam hari. Sehingga bangunan ini merupakan bangunan yang di desain dengan
pendekatan biomimikri.

Eastgate Center tidak seperti bangunan lain yang memanfaatkan jendela besar
sebagai sumber pencahayaan, Ia justru dibangun dengan jendela yang berukuran kecil
sehingga dapat meminimalisir penyerapan panas. Pada bagian tengah bangunan juga
terdapat atrium yang cukup besar, mempunyai daerah ruang yang lapang, dan
menjadi penyalur udara ke seluruh lantai.

Di dalam ruangan, ditempatkan kipas-kipas angin berukuran kecil. Kipas ini


bertujuan untuk mengalirkan udara sejuk dari luar lalu, disalurkan ke semua lantai.
Udara ini kemudian masuk ke setiap ruangan melalui celah yang ada di sisi tembok.
Saat temperatur naik, maka udara panas akan dilepaskan melewati saluran yang sama
di atap. Blok-blok beton juga memiliki kemampuan untuk menyerap udara panas.
Dengan menggunakan cara ini, penggunaan energi dapat dikurangi hingga 34 %
dibandingkan bangunan serupa di Zimbabwe.

Anda mungkin juga menyukai