Singgih Dwi Kurniawan
Singgih Dwi Kurniawan
Oleh :
SINGGIH DWI KURNIAWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2018
ANALIS
SIS EFISIENSI BIAYA
A PRODUKSI DENGGAN METO
ODE TARGGET
NG PADA PRODUK KERIPIK SINGKON
COSTIN NG BERBAASIS ONLIINE
DI UD. NEW
N SEHA
ATI, KABU
UPATEN MOJOKER
M RTO
Oleh
h
SINGG
GIH DWI KURNIAWA
K AN
14504050101111092
PROGRA
AM STUDI AGRIBIS
SNIS
SKRIP
PSI
Diajukansebagaisala
ahsatusyaratuntukm
memperole
ehGelar
S
SarjanaPe
ertanian Strata
S Satu
u (S-1)
UNIVE
ERSITAS BRAWIJAY
B YA
FAKU
ULTAS PE
ERTANIAN
N
JUR
RUSAN SO
OSIAL EKO
ONOMI PE
ERTANIAN
N
MALAN
NG
2018
8
2
PERNYATAAN
Sayamenyatkanbahwasegalapernyataandalamskripsiinimerupakanhasilpenelitia
nsayasendiri, denganbimbingankomisipembimbing.
Skripsiinitidakpernahdiajukanuntukmemperolehgelar di
perguruantinggimanapundansepanjangpengetahuansayajugatidakterdapatkaryaata
upendapat yang pernahditulisatauditerbitkanoleh orang lain, kecuali yang
denganjelasditunjukkanrujukannyadalamnaskahinidandisebutkandalamdaftarpusta
ka.
Malang,Juli 2018
3
RINGKASAN
Pelaku bisnis dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam upaya tetap
bertahan dalam persaingan bisnis.Salah satu cara yaitu dengan menggunaan
teknologi pemasaran secara online dapat membatu perusahaan dalam
meningkatkan volume penjualan untuk pencapaian target profit perusahaan.Selain
teknologi pemasaran cara lain yang dapat digunakan oleh perusahaan agar dapat
bersaing yaitu dengan mengendalikan biaya produksi. Tujuan dilakukannya
penelitian ini antara lain: (1) Menganalisis perbandingan pemasaran secara
onlinedan pemasaran offline yang dilakukan oleh perusahaan, (2) menganalisis
perbandingan biaya produksi dan laba dengan menggunakan metode standard
costing dan target costing di perusahaan.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan secara
kuantitatif. Pemilihan lokasi di UD. New Sehati ini dikarenakan perusahaan
tersebut merupakan salah satu industri olahan makanan di Kabupaten Mojokerto
yang memiliki lokasi yang strategis yaitu dekat dengan tempat pariwisata dan
pemasaran produk hingga luar negeri seperti singapura, korea, china dan
hongkong.Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling dengan judgment sampling. Teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini,
antara lain adalah wawancara, observasi, dokumentasi.
Ada tiga teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini. Teknik
analisis data yang digunakan antara lain meliputi:
1. Analisis Metode Standard Costing
Analisis penentuan standard costing pada penelitian ini digunakan untuk
menganalisis biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi kripik
singkong dan laba yang diperoleh perusahaan dari penjualan. Perhitungan pada
metode standard costing menggunakan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan
biaya overhead pabrik dan non produksi.
2. Analisis Metode Target Costing
Penggunaan metode Target Costing untuk dapat menjawab tujuan dari
penelitian yang mengenai pengendalian biaya produksi dan pencapaian target laba
bagi perusahaan. Data yang digunakan dalam metode ini adalah produksi keripik
singkong pada tahun 2017.Tahapan dalam melakukan metode Target Costing
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan harga jual keripik singkong dengan harga yang kompetitif.
b. Menentukan target laba yang diinginkan oleh perusahaan.
c. Menghitung target biaya yang efisien untuk digunakan, berdasarkan pada harga
jual kompetitif produk dan laba yang diinginkan.
i
3. Deskriptif
Deskriptif menjelaskan mengenai cara yang dilakukan untuk penurunan biaya
produksi serta membandingkan nilai biaya produksi yang dikeluarkan dan laba
yang dicapai dengan menggunakan metode standard costing dan metode target
costing.
UD. New Sehati merupakan salah satu usaha kecil menegah (UKM) yang
terletak di Jalan Sekarsari No 24 RT 04 RW 02 Dusun Sukorejo Desa Kemiri
Kecamatan Pacet, Mojokerto – Jawa Timur. UD. New Sehati bergerak dalam
bidang industri olahan makanan aneka keripik. Total biaya produksi yang
digunakan perusahaan untuk memproduksi keripik singkong menggunakan
metode standard costing yaitu sebesar Rp. 460.364.233 atau Rp. 4.568 per
kemasan dengan laba bersih yang didapatkan sebesar 17.238.767 atau sebesar
3,8%. Total biaya produksi yang digunakan perusahaan untuk memproduksi
keripik singkong menggunakan metode target costing yaitu sebesar Rp.
434.253.754 atau Rp. 4.309 per kemasan dengan laba bersih yang didapatkan
sebesar 43.349.246 atau sebesar 9,3%. Selisih biaya biaya yang dapat ditekan
menggunakan metode target costing yaitu sebesar Rp. 26.110.479. Pemasaran
online yang dilakukan oleh perusahaan terbukti dapat meningkatkan penjualan.
Hal ini dibuktikan pemasaran online lebih besar yaitu sebesar 76% di bandingkan
pemasaran offline yaitu sebesar 24%.
Penerapan metode standard costing belum mampudijadikan acuan dalam
penentuan biaya karena belum tercapainya target laba perusahaan. Penerapan
metode target costing dalam penentuan biaya produksi dapat dijadikan sebagai
acuan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sehingga biaya produksi lebih
efisien dan target laba yang diinginkan tercapai. Penerapan teknologi pemasaran
memiliki dampak yang positif terhadap volume penjualan produk pada
perusahaan, hal ini dibuktikan pemasaran online memiliki jumlah lebih banyak
dibandingkan pemasaran offline.
ii
SUMMARY
iii
3. Descriptive
Descriptive explanation about the way that done to decrease production cost
and compare value of production cost incurred and profit achieved by using
method of costing costing and target costing method.
UD. New Sehati is one small medium enterprises (SMEs) located at Jalan
Sekarsari No 24 RT 04 RW 02 Sukorejo Hamlet Village Kemiri District Pacet,
Mojokerto - East Java. UD. New Sehati is engaged in the processed food industry
of various chips. Total cost of production used by company to produce cassava
chips using standard costing method that is equal to Rp. 460.364.233 or Rp. 4,568
per pack with a net profit of 17,238,767 or 3.8%. Total cost of production used by
company to produce cassava chips using target costing method that is equal to Rp.
434.253.754 or Rp. 4,309 per pack with a net profit of 43,349,246 or 9.3%. The
difference in cost costs that can be reduced using the target costing method of Rp.
26.110.479. Online marketing conducted by the company is proven to increase
sales. This is evidenced greater online marketing that is equal to 76% in
comparison offline marketing that is equal to 24%.
Implementation of standard costing method has not been able to be used as a
reference in the determination of costs because the company has not achieved the
target profit. The implementation of target costing method in determining the cost
of production can be used as a reference cost that must be issued by the company
so that the production cost is more efficient and the desired profit target is
achieved. Application of marketing technology has a positive impact on the
volume of product sales in the company, it is proven online marketing has more
number than offline marketing.
iv
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan banyak
kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik.
Penelitian dilaksanakan di UD. New Sehati. UD. New Sehati berlokasi di Jl.
Sekarsari No. 24 RT 04 RW 02 Dusun Sukorejo Desa Kemiri Kecamatan Pacet,
Mojokerto. Penelitian dilakukan selama satu bulan dimulai pada tanggal 1 Januari
2018 sampai 30Mei 2018. Kegiatan penelitian yang dilakukan berupa analisis
efisiensi biaya produksi dengan metode target costing.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis biaya produksi dengan menggunakan
metode standart costing kemudian melakukan analisis biaya produksi dengan
menggunakan metode target costing serta melakukan analisis perbandingan biaya
produksi dan laba dengan metodestandard costing dan metode target costing.
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk
menganalisis biaya produksi dan laba. Penelitian dilakukan dengan cara
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Pada penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Heru Santoso Hadi Subagyoselaku dosen pembimbing utama
penelitian, Andrean Eka Hardana selaku dosen pembimbing pendamping, pihak
perusahaan yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, orang tua yang
telah memberikan kasih sayang, motivasi dan doa agar senantiasa diberikan
kelancaran beserta teman-teman seperjuangan agribisnis angkatan 2014 yang telah
memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tentunya terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Malang,Juli 2018
Penulis
v
RIWAYAT HIDUP
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .................................................................................................. i
SUMMARY ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3. Batasan Masalah ................................................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
1.5. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 6
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................. 6
2.2. Teori dan Konsep ................................................................................. 8
2.2.1.Biaya Produksi dan Biaya Non Produksi .................................... 8
2.2.1.1.Biaya Produksi ................................................................ 8
2.2.1.2.Biaya Non Produksi ........................................................ 10
2.2.2. Tinjauan Standard Costing......................................................... 10
2.2.3. Tinjauan Target Costing............................................................. 13
2.2.3.1. Pengertian Metode Target Costing ................................ 13
2.2.3.2. Karakteristik Target Costing ......................................... 14
2.2.3.3. Prinsip-Prinsip Target Costing ...................................... 15
2.2.3.4.Langkah Implementasi Target Costing........................... 16
2.2.4. Perbedaan Standart Costing dan Target Costing ..................... 18
III. KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................... 20
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 20
vii
3.2. Hipotesis ............................................................................................... 23
3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................... 23
IV. METODE PENELITIAN........................................................................... 27
4.1. Pendekatan Penelitian........................................................................... 27
4.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 27
4.3. Teknik Penentuan Responden .............................................................. 28
4.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 28
4.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 29
4.5.1 Analisis Metode Standart Costing .............................................. 29
4.5.2 Analisis Metode Target Costing.................................................. 30
4.5.3 Deskriptif ..................................................................................... 31
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 32
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 32
5.1.1 Sejarah Perusahaan ...................................................................... 32
5.1.2 Profil Perusahaan......................................................................... 33
5.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ............................................................ 33
5.1.4 Struktur Organisasi ...................................................................... 34
5.1.5 Perkembangan Jumlah Penjualan Produk Keripik Singkong ...... 35
5.1.6 Proses Produksi Keripik Singkong .............................................. 36
5.2 Analisis Penentuan Biaya Metode Standard Costing............................ 37
5.2.1 Total Produksi dan Total Penjualan Keripik Singkong ............... 38
5.2.2 Biaya Bahan Baku Langsung ...................................................... 40
5.2.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung .................................................... 40
5.2.4 Biaya Overhead Pabrik ............................................................... 40
5.2.5 Biaya Non Produksi .................................................................... 43
5.2.6 Perhitungan Keseluruhan Biaya Per Kemasan ............................ 44
5.2.7 Perhitungan Laba Rugi ................................................................ 44
5.3 Analisis Penerapan Target Costing ....................................................... 46
5.4 Perbandingan Hasil Analisis ................................................................. 48
5.5 Rekayasa Nilai....................................................................................... 50
5.5.1 Biaya Sebelum Rekayasa Nilai ................................................... 53
5.5.2 Komponen Biaya yang Dilakukan Rekayasa Nilai ..................... 54
viii
5.5.3 Biaya Per Kemasan Keripik Singkong Setelah Rekayasa Nilai .. 60
5.5.4 Perbandingan Biaya Setelah Rekayasa Nilai .............................. 62
5.6 Pemasaran Produk ................................................................................. 64
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 67
6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 67
6.2 Saran ...................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 69
LAMPIRAN ..................................................................................................... 71
ix
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
Gambar 1. Prinsip-prinsip Target Costing .................................................. 15
Gambar 2. Presentase Pemasaran Keripik Singkong
Secara Online dan Offline ........................................................................... 65
Gambar 3. Presentase Pemasaran Keripik Singkong Secara Online di UD. New
Sehati .......................................................................................... 65
xi
DAFTAR SKEMA
Nomor Halaman
Teks
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
xiii
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Sungguh, atas kehendak Allah semua ini terwujud tiada kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah” (QS. Al-Kahf: 39)
1.1.Latar Belakang
Persaingan industri olahan makanan dalam bidang pertanian kini semakin
ketat. Perusahaan perlu menjaga harga yang kompetitif agar dapat tetap bersaing
dengan perusahaan lain. Pertumbuhan industri olahan makanan di Jawa Timur
lima tahun berjalan diatas rata-rata pertumbuhan nasional. Menurut Kementrian
Perindustrian dan Perdagangan (2016) pertumbuhan industri olahan makanan di
Jawa Timur tercatat 5,6 persen dibanding pertumbuhan nasional yang sebesar 4,22
persen. Menurut Badan Pusat Statistik Jawa Timur (2017), menyatakan bahwa
pada tahun 2013 sampai 2016 jumlah unit usaha semakin meningkat pada tahun
2013 Jawa Timur memiliki unit usaha sebanyak 803.453 unit dan pada tahun 2016
terdapat 813.140unit, terjadi peningkatan 2013 sampai 2016 sebesar 9.687 unit.
Metode target costing dapat digunakan untuk menentukan biaya yang
diinginkan perusahaan. Metode target costing diperlukan untuk dapat mencapai
tujuan perusahaan dalam rangka pengurangan biaya tanpa mengorbankan kualitas
yang pada akhirnya akan menghasilkan harga produk yang kompetitif. Menurut
Witjaksono (2013) Target costing merupakan suatu metode perhitungan biaya
produk yang cara perhitungannya secara mundur yang dimulai dari menentukan
harga jual yang digunakan untuk menentukan biaya produksi. Menurut Supriyadi
(2013) konsep target costing sesuai dengan keadaan pada saat ini yaitu semakin
banyaknya pesaing yang menyebabkan tingkat penawaran tinggi dibandingkan
tingkat permintaan, sehingga tingkat harga memberikan pengaruh yang besar
terhadap permintaan konsumen.
Perusahaan perlu metode yang tepat dalam menentukan harga agar perusahaan
dapat bertahan dalam usahanya. Metode standard costingdalam menentukan
harga dihitung dari biaya produksi suatu produk ditambah dengan keuntungan
yang diinginkan. Metode standard costing belum mampu menjadi acuan oleh
perusahaan agar biaya yang dikeluarkan menjadi efisien.Menurut Riwayadi
(2014) apabila perusahaan tidak mampu mengendalikan biaya produksi, maka
biaya yang ditimbulkan akan tinggi dan menyebabkan harga produk meningkat
yang berakibat pada beralihnya pelanggan pada produk dengan harga yang lebih
murah namun memiliki kualitas yang sama.
Menurut Supriyono (2011) penentuan harga yang digunakan harus tetap
menghasilkan margin keuntungan yang diharapkan perusahaan tanpa harus
mengurangi kualitas dan nilai yang akan diterima oleh pelanggan. Menurut Gobel
(2013) efisiensi merupakan pengukuran keberhasilan yang dinilai dari besarnya
sumber daya yang dikorbankan guna mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Perusahaan juga dapat menerapkan perhitungan biaya dengan cara telah
mengetahui berapa harga jual untuk produknya sehingga perusahaan sudah
mengetahui harga pasti produk dan bagaimana cara membuat produk agar tetap
memiliki keuntungan dengan harga jual yang pasti. Oleh karena itu lebih baik
menggunakan metode target costing karena dapat meminimalkan biaya dengan
cara rekayasa nilai serta mempertimbangkan berbagai sudut pasar yang terdiri atas
konsumen dan pesaing guna mengendalikan biaya dan memenuhi laba yang
diharapkan oleh perusahaan.
Penelitian terkait perhitungan biaya dengan metode standar costing dan target
costing telah banyak dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Clara, (2016);
Rachmawati, (2016); Adriyani, (2017)dan Nurjannah, (2016);melakukan
penelitian diberbagai lokasi penelitian yang berbeda dengan topik pembahasan
yang sama yakni penerapan metode standar costing dan target costing pada suatu
perusahaan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan
metode standard costing yang selama ini diterapkan oleh perusahaan masih belum
efisien dikarenakan laba yang ditargetkan perusahaan masih belum tercapai.
Melalui penerapan metode target costing diperoleh hasil bahwa biaya produksi
yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi lebih rendah sehingga laba yang
diperoleh mengalami peningkatan dan sesuai dengan yang telah ditargetkan
sebelumnya oleh perusahaan melalui rekayasa nilai di masing-masing perusahaan.
Perkembangan dan kemajuan tekhnologi saat ini semakin meningkat. Hal ini
dapat memicu perusahaan untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan cara
berbisnis secara online. Saat ini pemasaran telah berkembang seiring dengan
perkembangan tekhnologi. Aktivitas pemasaran menjadi lebih luas dengan
melakukan pemasaran secara online. Proses bisnis secara online dapat
meningkatkan efisiensi biaya dalam pemasaran sehingga perusahaan dapat
memperoleh profit yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian terkait penerapan target
costingpada suatu unit usaha atau perusahaan penting untuk dilakukan.Penerapan
metode target costing yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan dapat
digunakan perusahaan sebagai gambaran untuk menganalisis biaya efisien yang
dikeluarkan untuk memproduksi keripik singkong sehingga perusahaan
memperoleh laba yang diinginkan dengan biaya yang lebih rendah. Selain itu
perusahaan pemasaran secara online yang telah dilakukan di perusahaan dapat
meningkatkan volume penjualan. Namun, hal tersebut belum mampu mencapai
target profit yang diinginkan oleh perusahaan. Penelitian tentang efisiensi biaya
produksi dan pemasaran secara online pada produk keripik singkong dengan
menggunakan metode target costing diharapkan dapat meningkatkan profit dan
dapat membuat perusahaan terus berkembang.
1.2.Rumusan Masalah
Perkembangan industri olahan makanan yang semakin meningkat dengan
produk yang serupa mengakibatkan tingkat penawaran produk dipasar menjadi
lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat permintaan dari konsumen. Produk yang
dihasilkan memiliki karakteristik dan kualitas yang relatif sama, sehingga setiap
perusahaan harus mampu menghasilkan produk dengan harga yang kompetitifdan
berkualitas untuk dapat menarik perhatian konsumen.Berkembangnya industri
olahan makanan menyebabkan persaingan yang berdampak pada permintaan yang
berfluktuatif. Menurut Mulyadi (2009) Perusahaan harus memperhitungkan
tindakan yang dilakukan pesaing, karena produk substitusi dari pesaing dapat
mempengaruhi tingkat permintaan.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dapat digunakan oleh perusahaan
untuk meningkatkan volume penjualan melalui internet dengan memperkenalkan
produk ke masyarakat luas. Promosi yang dilakukan harus melalui analisa biaya
terlebih dahulu. Penggunaan internet apabila tidak diperhitungkan maka akan
menjadi beban biaya non produksi yang berdampak meningkatnya biaya yang
dikeluarkan untuk suatu produk dan menyebabkan biaya tidak efisien. Kasus
seperti ini mendorong perusahaan untuk melakukan analisis biaya. Analisis biaya
dilakukan untuk dapat menekan biaya produksi agar mendapatkan hasil laba
optimal yang diinginkan perusahaan dan memperoleh biaya produksi lebih rendah
dari sebelumnya.Pemasaran yang dilakukan perusahaan yaitu secara online dan
offline. Perbandingan pemasaran yang dilakukan pada perusahaan lebih banyak
secara online daripada offline yaitu masing-masing sebesar 76% : 24%. Adanya
pemasaran secara online menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
lebih sedikit, karena biaya pengiriman telah ditanggung oleh konsumen.
Pemasaran online yang telah dilakukan di UD. New Sehati dapat meminimalisir
biaya yang dikeluarkan perusahaan. Namun, target laba yang diinginkan masih
belum tercapai.
Perhitungan metode standard costingmemiliki perbedaan dengan metode
target costing. Metode standard costing dalam menentukan harga hanya
berdasarkan pada biaya produksi tanpa mempertimbangkan berbagai sudut pasar
yang terdiri atas konsumen dan pesaing sehingga sulit untuk mengendalikan biaya
dan laba yang diharapkan. Target costing mempertimbangkan berbagai sudut
pasar baik dari konsumen dan pesaing yang dapat digunakan untuk
mengendalikan biaya berdasarkan biaya yang telah ditentukan dan memenuhi
target laba yang diharapkan.
Penerapan metode dengan menggunakan target costing merupakan salah satu
cara yang tepat untuk dapat menyelesaikan dan memberikan solusi bagi
perusahaan agar dapat mengoptimalisasikan laba.Melalui penerapan metode
target costingperusahaan dapat melakukan suatu sistem perbaikan analisis biaya
dari yang sebelumnya telah dilakukan. Berdasarkan pada uraian tersebut, maka
dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perhitungan biaya produksi dan laba dengan menggunakan metode
standard costing dan metode target costing di perusahaan?
2. Bagaimana perbandingan perhitungan biaya produksi dan laba dengan metode
standard costing dan metode target costing di perusahaan?
3. Bagaimana pemasaran secara online yang telah dilakukan oleh perusahaan?
1.3.Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu produk keripik singkong di lokasi
penelitian.Pemilihan produk keripik singkong dikarenakan memiliki jumlah
volume penjualan yang lebih tinggi dibandingkan produk lain seperti keripik
pisang, keripik ubi jalar, keripik bayam. Data yang digunakan pada penelitian ini
dalam selama kurun waktu satu tahun terakhir yaitu bulan Januari sampai bulan
Desember 2017. Penentuan data tersebut adalah data terbaru dan dapat menjadi
acuan dalam melakukan penelitian.
1.4.Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis perbandingan pemasaran online dan pemasaran offline di
perusahaan.
2. Menganalisis perbandingan biaya produksi dan laba dengan menggunakan
metode standard costing dan metode target costing di perusahaan.
Key Principles
of Target Value‐chain
Life‐cycle costs
Costing orientation
Identifikasi Masalah :
1. Pesaing yang kompetitif
2. Harga ditentukan oleh pasar
Rekayasa Nilai
AcuanNilaiBiayaProduksidan
Non Produksi yang Efisien
26
1
memberikan izin kepada peneliti untuk menyalin data tersebut. Data yang
dibutuhkan berupa data biaya produksi maupun data biaya non produksi.
Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat maupun sebagai bukti dalam
pelaksanaan penelitian.
4.5.3 Deskriptif
Metode deskriptif menjelaskan mengenai cara yang dilakukan untuk penurunan
biaya produksi serta membandingkan nilai biaya produksi yang dikeluarkan dan
laba yang dicapai dengan menggunakan metode standard costing dan metode
target costing. Metode ini dilakukan untuk mengetahui dari kedua metode
tersebut manakah yang memberikan nilai biaya produksi yang lebih rendah namun
laba yang diperoleh lebih tinggi. Metode ini juga menjelaskan biaya apa saja yang
dapat diturunkan pada tahapan rekayasa nilai sehingga biaya produksi lebih
efisien dan target laba yang diharapkan dapat tercapai.
1
6. Pengeringan
Tahap pengeringan bertujuan untuk mengeringkan keripik singkong agar
terpisah dari minyak yang menempel pada keripik singkong. Proses pengeringan
keripik singkong menggunakan alat spinner.
7. Pemberian Bumbu
Pada saat keripik singkong telah kering dengan sempurna dilakukan proses
pemberian bumbu. Bumbu yang digunakan merupakan gula putih halus yang
dicampurkan dengan bawang putih.
8. Pengemasan
Pada proses pengemasan keripik singkong ditimbang terlebih dahulu agar berat
setiap kemasan sama.
Total produksi keripik singkong yang dihasilkan oleh UD. New Sehati memiliki
jumlah yang berbeda dengan total penjualannya. Hal ini disebabkan karena
produk keripik singkong yang memiliki kondisi tidak baik atau dalam kondisi
rusak sehingga produk tersebut tidak dapat dijual ataupun dapat disebabkan
permintaan pasar yang menurun. Data mengenai total penjualan keripik singkong
dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Total Penjualan Keripik Singkong Tahun 2017
No Bulan Jumlah (Kemasan)
1 Januari 8.240
2 Februari 8.320
3 Maret 8.350
4 April 8.290
5 Mei 8.430
6 Juni 8.780
7 Juli 8.330
8 Agustus 8.395
9 September 8.339
10 Oktober 8.295
11 November 8.344
12 Desember 8.435
Total 100.548
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa total penjualan keripik
singkongUD. New Sehati pada tahun 2017 berjumlah 100.548 kemasan dengan
rata-rata per bulan berjumlah 8.379 kemasan yang laku terjual. Total penjualan
terbanyak yaitu pada bulan Juni sebesar 8.780 kemasan hal ini disebabkan pada
bulan tersebut merupakan libur panjang hari raya sehingga permintaan konsumen
lebih banyak pada produk keripik singkong. Keripik singkong banyak diminati
oleh konsumen sebagai produk oleh-oleh sehingga penjualan pada bulan tersebut
meningkat dari bulan-bulan biasanya.
UD. New Sehati memberikan harga jual untuk keripik singkong sebesar Rp
4.750. Harga jual tersebut diperoleh perusahaan dengan menjumlahkan total biaya
keseluruhan dibagi dengan total produksi yang dihasilkan lalu menambahkannya
dengan laba yang dikehendaki perusahaan, namun dengan harga jual yang
ditawarkan tersebut perusahaan belum mencapai laba yang diinginkan yaitu
sebesar 5% sehingga perlu melakukan evaluasi perhitungan biaya produksi agar
perusahaan dapat memperoleh laba yang diinginkan dengan harga jual tersebut.
9
overhead pabrik yang dikeluarkan oleh UD. New Sehati untuk memproduksi
keripik singkong dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Biaya Overhead Pabrik Tahun 2017
No Jenis Biaya Jumlah (Rp)/Tahun
1 Biaya Bahan Penolong 23.556.000
2 Biaya Listrik 14.400.000
3 Biaya Air 4.3200.000
4 Biaya Sampah 1.440.000
5 Biaya Kemasan 50.400.000
6 Biaya Penyusutan 2.130.733
Total 135.126.733
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh UD. New Sehati diperoleh
berdasarkan perhitungan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan selama tahun
2017. Berikut ini adalah rincian biaya overhead pabrik yang dikeluarkan
perusahaan:
1. Biaya bahan penolong yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya
bahan pembantu yang mendukung proses produksi keripik singkong. Biaya bahan
penolong yang dikeluarkan meliputi garam, gula, bawang putih, minyak goreng
dan kayu bakar. Total biaya bahan penolong yang dikeluarkan pada tahun 2017
adalah sebesar Rp 23.556.000 per tahun, sedangkan biaya bahan penolong per
kemasan keripik singkong adalah sebesar Rp 234. Hasil tersebut diperoleh dari
total biaya bahan penolong dibagi total produksi keripik singkong yang dihasilkan
pada tahun 2017.
2. Biaya listrik digunakan untuk mesin dan alat-alat yang berkaitan dengan proses
produksi keripik singkong. Selain itu biaya listrik yang dikeluarkan juga
mencakup keseluruhan listrik yang digunakan untuk penerangan pabrik. Total
biaya listrik yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp
14.400.000 per tahun, sedangkan biaya listrik yang dikeluarkan per kemasan
keripik singkong adalah sebesar Rp 142,9 yang didapatkan dari total biaya listrik
dibagi total produksi keripik singkong yang dihasilkan pada tahun 2017.
3. Biaya air yaitu biaya yang digunakan untuk produksi keripik singkong serta
penggunaan air untuk membersikan peralatan produksi keripik singkong. Total
biaya air yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp
4.320.000 per tahun, sedangkan biaya air yang dikeluarkan per kemasan keripik
11
singkong adalah sebesar Rp 42,9 diperoleh dari total biaya air dibagi total
produksi keripik singkong yang dihasilkan pada tahun 2017.
4. Biaya sampah adalah biaya yang digunakan perusahaan untuk menangani
masalah sampah atau limbah yang dihasilkan dari proses produksi keripik
singkong. Total biaya sampah yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2017
adalah sebesar Rp 1.440.000 per tahun. Biaya sampah per kemasan keripik
singkong dapat dihitung dari total biaya sampah dibagi total produksi keripik
singkong, dari hasil perhitungan tersebut didapatkan biaya sampah sebesar Rp
14,3 per kemasan.
5. Biaya kemasan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli kemasan
produk keripik singkong. Kemasan keripik singkong yang digunakan UD. New
Sehati berupa kemasan plastik, namun keripik singkong dimasukkan kedalam
kemasan kardus apabila pembelian sebanyak 10 kemasan. Total biaya kemasan
yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 50.400.000 per
tahun sedangkan biaya kemasan keripik singkong per kemasan adalah sebesar Rp
500. Biaya kemasan keripik singkong tersebut didapatkan dari total biaya
kemasan dibagi total produksi keripik singkongyang dihasilkan pada tahun 2017.
6. Biaya penyusutan adalah yang digunakan untuk penyusutan mesin dan
peralatan yang mendukung kegiatan produksi keripik singkong. Total biaya
penyusutan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 2.130.733 per tahun. Biaya
penyusutan per kemasan keripik singkong dapat diperoleh dari total biaya
penyusutan dibagi total produksi keripik singkong tahun 2017, dari perhitungan
tersebut didapatkan biaya penyusutan keripik singkong adalah sebesar Rp 21,1 per
kemasan.
Berdasarkan uraian diatas total biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh
UD. New Sehati adalah sebesar Rp 135.126.733 per tahun, dari total biaya
tersebut maka dapat diketahui biaya overhead pabrik per kemasan keripik
singkong dengan membagi total biaya overhead pabrik dengan total produksi
keripik singkongpada tahun 2017. Berdasarkan perhitungan tersebut maka
didapatkan biaya overhead pabrik keripik singkong adalah sebesar Rp 1340,5 per
kemasan. Perhitungan hasil tersebut dapat dilihat pada lampiran 6.
12
yang disediakan oleh perusahaan. Laporan laba rugi keripik singkongtahun 2017
berdasarkan analisis biaya menggunakan metode standard costing adalah sebagai
berikut:
Tabel 8. Perhitungan Laba Rugi Keripik Singkong Tahun 2017
Keterangan Jumlah (Rp)/Tahun
Penjualan 477.603.000
Harga Pokok Penjualan 449.046.733
Laba Kotor 28.556.267
Laba Bersih 17.238.767
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan perhitungan pada tabel 8 dapat diketahui bahwa hasil keripik
singkong yang diperoleh UD. New Sehati dengan jumlah produk yang terjual
berjumlah 100.548 kemasan adalah sebesar Rp 477.603.000 per tahun. Harga
pokok produksi keripik singkongtahun 2017 adalah sebesar Rp 449.046.733 per
tahun. Laba kotor diperoleh dari selisih antara penjualan dan harga pokok
produksi. Laba kotor yang diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp 28.556.267
per tahun sedangkan laba bersih diperoleh dari hasil laba kotor dikurangi dengan
biaya non produksi sehingga didapatkan hasil laba bersih yang diterima
perusahaan untuk produk keripik singkong adalah sebesar Rp 17.238.767 per
tahun.
Setelah melakukan perhitungan laba rugi maka dapat diketahui persentase
margin profit yang diperoleh perusahan. Penentuan margin profit dilakukan
dengan dua cara yaitu menghitung keseluruhan hasil penjualan pada tahun 2017
atau dengan menghitung margin profit per kemasan keripik singkong. Berikut ini
merupakan perhitungan margin profit keseluruhan tahun 2017 dan margin profit
per kemasan keripik singkong adalah sebagai berikut:
Margin profit per kemasan = (harga jual – total biaya perkemasan) x 100%
harga jual
Tabel 9. Total Biaya Keseluruhan Keripik Singkong Tahun 2017 dengan Metode
Target Costing
No Uraian Jumlah (Rp)/Tahun
1 Penjualan 477.603.000
2 Laba yang diharapkan (5%) 23.880.150
Total biaya produksi dan non produksi 453.722.850
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh
UD. New Sehati untuk memproduksi keripik singkong pada tahun 2017
menggunakan metode target costing dengan penjualan sebesar Rp 477.603.000
per tahun dan persentase laba yang diharapkan sebesar 5% atau senilai Rp
23.880.150 per tahun, maka biaya total yang efisien dikeluarkan untuk produksi
keripik singkong yaitu Rp 453.722.850 per tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diatas dapat diketahui
bahwa target costingkeripik singkong adalah sebesar Rp 4.512,5 per kemasan,
sedangkan target costing untuk total biaya yang harus dikeluarkan adalah sebesar
Rp 453.722.850 per tahun. Pencapaian biaya yang efisien serta laba yang
diharapkan tersebut akan berhasil dengan melibatkan semua pihak yang
berhubungan dengan proses produksi keripik singkong. Perhitungan target costing
dilakukan pada tahap awal perencanaan produk keripik singkong.
Tabel 10. Perbandingan Biaya Per Kemasan Keripik Singkong dengan Metode
Standard Costing dan Metode Target Costing
18
singkong. Penggunaan metode target costing yang dilakukan pada tahap sebelum
produksi keripik singkong dilakukan memungkinkan perusahaan melakukan
alokasi biaya dengan baik tanpa melebihi biaya efisien sesuai dengan biaya yang
telah ditetapkan.
dilakukan yaitu dengan menggunakan plastik yang lebih murah daripada plastik
yang digunakan perusahaan dikarenakan setelah dikemas plastik produk akan
dikemas kembali dengan kemasan kardus sehingga penggunaan plastik tidak perlu
menggunakan platik kemasan yang cukup mahal. Rekayasa pada listrik, beban
listrik yang di tanggung perusahaan pada tahun 2017 yaitu sebesar 14.400.000,
sehingga perlu alternatif untuk menurunkan biaya tersebut dilakukan dengan cara
menggunakan alat save trick yang berfungsi untuk penghematan penggunaan
listrik perusahaan sebesar 35%. Biaya bahan baku penolong yang cenderung tidak
stabil yang akan sulit dalam melakukan prediksi untuk merekayasa nilai sehingga
tidak dilakukan di biaya bahan baku penolong. Biaya penggunaan air, air
merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan untuk dapat
melakukan kegiatan produksi. Harga air yang cenderung tetap dan perusahaan
tidak bisa menentukan harga tersebut dan volume air yang digunakan perusahaan
harus sesuai dengan volume produksi sehingga pada biaya air sulit untuk
dilakukan rekayasa nilai. Biaya sampah, menurut informasi dari perusahaan biaya
sampah sudah dilakukan kesepakatan dengan petugas sampah sehingga biaya
tersebut akan sulit apabila dilakukan rekayasa nilai. Pada biaya penyusutan sulit
untuk dilakukan rekayasa nilai dikarenakan fasilitas yang digunakan oleh
perusahaan sudah sesuai dengan kebutuhan produksi keripik singkong sehingga
biaya penyusutan tidak dapat dilakukan rekayasa nilai.
Komponen biaya selanjutnya adalan biaya non produksi. Biaya non produksi
terdiri dari biaya administrasi, biaya pemasaran dan pajak penghasilan. Biaya
administrasi pada UD. New Sehati meliputi biaya ATK. Biaya tersebut
merupakan biaya yang sulit ditekan karena biaya administrasi adalah biaya yang
tidak pasti, sedangkan biaya pemasaran pada UD. New Sehati meliputi biaya
promosi, biaya telepon dan wifi serta biaya transportasi. Pada biaya pemasaran
yang sekiranya dapat dilakukan rekayasa nilai diantaranya adalah biaya telepon
dan wifi. Biaya telepon dan wifi dapat ditekan dengan menghemat penggunaan
pulsa telepon dan wifi. Penghematan biaya tersebut dapat dilakukan dengan
memasang alat yang bernama save limit alat tersebut merupakan alat yang dapat
menghemat biaya telepon dan wifi sebesar 30%.
22
Tabel 12. Biaya Keripik Singkong per Kemasan Sebelum Dilakukan Rekayasa
Nilai
23
Rekayasa nilai pada biaya listrik yang dilakukan dengan memasang alat save
trick. Alat tersebut memiliki fungsi untuk menghemat penggunaan listrik. Cara
kerja alat tersebut yaitu dengan memberikan efek soft startpada saat peralatan
elektronik dinyalakan, sehingga listrik yang dibutuhkan pada saat awal untuk
menghidupkan alat elektronik menjadi sedikit dan mengurangi panas yang
berlebihan sehingga penggunaan listrik menjadi efisien. Berdasarkan keterangan
yang terdapat pada produk pemasangan alat save trick pada instalasi listrik
tersebut dapat menghemat listrik hingga 35% setiap bulannya. Pemasangan alat
save trick tersebut akan menambah nilai biaya penyusutan yang akan dikeluarkan
perusahaan dikarenakan adanya pembelian alat save trick. Harga dari alat save
trick tersebut relatif murah yaitu sebesar Rp 120.000 dengan masa pakai hingga 5
tahun sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan pemasangan alat
tersebut juga tidak terlalu besar dan masih dapat dijangkau oleh perusahaan.
Perhitungan biaya telepon dan wifi setelah dilakukan rekayasa nilai adalah sebagi
berikut:
1. Total biaya listrik = Rp 14.400.000/tahun
2. Persentase biaya yang dapat dihemat alat save trick= 35%
3. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan alat save trick
a. Biaya penyusutan pembelian alat save limit
Harga save trick = Rp 120.000
Nilai Sisa = Rp 36.000
Masa Pakai = 5 tahun
Biaya Penyusutan alat save trick = Harga Beli – Nilai Sisa
Umur Ekonomis
= Rp 120.000 – Rp 36.000
5
= Rp 16.800/tahun
b. Biaya penyusutan produksi keripik singkong tahun 2017 sebelum rekayasa nilai
= Rp 2.130.733/tahun
c. Total biaya penyusutan produksi keripik singkong tahun 2017 setelah rekayasa
nilai
= Biaya penyusutan sebelum rekayasa nilai + biaya penyusutan alat save trick
= Rp 2.130.733 + Rp 16.800
= Rp 2.147.533/tahun
26
d. Total biaya penyusutan produksi keripik singkong per kemasan tahun 2017
setelah rekayasa nilai
= Biaya Penyusutan Setelah Rekayasa Nilai
Total Produksi
= Rp 2.147.533
100..800
= Rp 21,3/kemasan
e. Biaya listrik setelah adanya penambahan biaya penyusutan alat save trick
= Biaya listrik + Biaya penyusutan alat save trick
= Rp 14.400.000 + Rp 16.800
= Rp 14.416.800/tahun
f. Persentase biaya penyusutan save trick pada biaya listrik
= Biaya penyusutan alat save trick x 100%
(Biaya listrik + Biaya penyusutan alat save trick)
= Rp 16.800 x 100%
Rp 14.416.800
= 0,11%
g. Persentase biaya yang dapat dihemat setelah adanya pemasangan alat save trick
adalah :
=-Persentase biaya listrik yang dapat dihemat alat save trick – Persentase biaya
penyusutan alat save trick
= 35% - 0.11%
= 34,89%
h. Biaya yang dapat dihemat setelah adanya pemasangan alat save trick
= Rp 14.416.800 x 34,89%
= Rp 5.030.021/tahun
i. Total biaya listrik setelah rekayasa nilai (per tahun)
= Rp 14.416.800 – Rp 5.030.021
= Rp 9.386.779/tahun
j. Total biaya listrik setelah rekayasa nilai (per kemasan)
= Rp 9.386.779
100.800
= Rp 93/kemasan
Berdasarkan perhitungan rekayasa nilai biaya listrik diatas dapat diketahui
bahwa jika melakukan penekanan biaya listrik dengan memasang alat save trick
pada instalasi listrik yang digunakan maka akan menghemat biaya listrik sebesar
27
34,89% dengan nilai Rp 5.030.021 per tahun. Biaya listrik yang diperoleh setelah
dilakukan rekayasa nilai yaitu sebesar Rp 9.386.779 per tahun dan Rp 93 per
kemasan. Sedangkan biaya penyusutan yang harus dikeluarkan perusahaan
dengan adanya pembelian alat save trick yaitu sebesar Rp 2.147.533 per tahun
atau sebesar Rp 21,3 per kemasan.
3. Biaya Telepon dan Wifi
Rekayasa nilai pada biaya telepon dan wifi dapat dilakukan dengan cara
memasang alat save limit. Alat tersebut merupakan alat yang dapat menghemat
biaya telepon dan wifi. Cara kerja alat tersebut yaitu menstabilkan dan memfilter
sinyal telepon yang masuk dan keluar dari pesawat telepon. Sinyal telepon yang
tidak stabil akan menyebabkan pemborosan terhadap pulsa telepon. Frekuensi
standar dari telkom + 16 Khz, tetapi setelah sampai ke rumah customer, frekuensi
naik menjadi + 18 Khz - 20 Khz. Pada saat frekuensi 16 Khz, satu pulsa bisa
digunakan bicara selama + 3 menit, tetapi disaat frekuensi naik, satu pulsa hanya
dapat digunakan bicara 1---2 menit. Salah satu fungsi save limit adalah
menstabilkan frekuensi telepon dengan cara menurunkan frekuensi dari + 18-20
Khz menjadi + 16 Khz. Jadi dengan penggunaan alat ini frekuensi akan relative
stabil sehingga secara otomatis akan membuat komunikasi di telepon dan koneksi
internet menjadi lebih lancar. Berdasarkan keterangan yang terdapat pada produk
pemasangan alat save limit pada telepon tersebut dapat menghemat pulsa hingga
35% setiap bulannya. Pemasangan alat save limit tersebut akan menambah nilai
biaya penyusutan yang akan dikeluarkan perusahaan dikarenakan adanya
pembelian alat save limit. Harga dari alat save limit tersebut relatif murah yaitu
sebesar Rp 150.000 dengan masa pakai hingga 5 tahun sehingga biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dengan pemasangan alat tersebut juga tidak terlalu
besar dan masih dapat dijangkau oleh perusahaan. Perhitungan biaya telepon dan
wifi setelah dilakukan rekayasa nilai adalah sebagi berikut:
a. Total biaya telepon dan wifi = Rp 3.360.000/tahun
b. Persentase biaya yang dapat dihemat alat save limit = 30%
c. Biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan alat save limit
Biaya penyusutan pembelian alat save limit
Harga save limit = Rp 150.000
28
yang diperoleh oleh UD. New Sehati setelah adanya rekayasa nilai pada beberapa
komponen biaya. margin profitdihitung berdasarkan harga jual per kemasan
produk keripik singkong. Harga dari keripik singkong per kemasan adalah Rp
4.750.
Berdasarkan perhitungan margin profit yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa dengan melakukan rekayasa nilai dapat menurunkan biaya produksi
keripik singkong hingga mencapai Rp 4.309. Biaya tersebut dapat menghasilkan
laba keripik singkong sebesar Rp 441. Laba yang dihasilkan memiliki nilai 9,3%.
Nilai tersebut lebih besar dibandingkan laba yang selama ini diterima oleh
perusahaan yaitu sebesar 3,8%. margin profit tersebut juga telah melebihi target
profit yang diinginkan perusahaan yaitu sebesar 5%, sehingga dengan melakukan
rekayasa nilai perusahaan akan mencapai target laba yang diharapkan atau bahkan
melebihi target laba yang diinginkan tersebut. Langkah selanjutnya yaitu
melakukan perbandingan biaya untuk mengetahui dampak biaya secara
keseluruhan setelah dilakukannya rekayasa nilai. Berikut ini perbandingan biaya
keseluruhan produk keripik singkong dengan biaya keseluruhan setelah dilakukan
rekayasa nilai:
Tabel 15. Perbandingan Standard CostingKeseluruhan dengan Biaya Setelah
Dilakukan Rekayasa Nilai Per Kemasan
No Jenis Biaya Standard Biaya Setelah
Costing Rekayasa Nilai
1 Biaya Bahan Baku 231.840.000 231.840.000
2 Biaya Tenaga Kerja 120.960.000 120.960.000
3 Biaya Overhead Pabrik
a Biaya Bahan Penolong 23.556.000 23.556.000
b Biaya Listrik 14.400.000 9.386.779
c Biaya Air 4.320.000 4.320.000
d Biaya Sampah 1.440.000 1.440.000
e Biaya Kemasan 50.400.000 30.240.000
f Biaya Penyusutan 2.130.733 2.167.533
Total 449.046.733 423.910.312
4 Biaya Non Produksi
a Biaya Administrasi
Biaya ATK 472.000 472.000
yaitu dari media sosiaal whatsappp dengan mengirim proomosi produuk melalui status
s
m melalui grub
dan dikirim g sehinggga banyak orang dapaat mengenaal produk keeripik
singkong. Menurut keterangan yang
y di dapaatkan perussahaan masiih fokus pro
omosi
online meelalui whatssapp dikareenakan pesaanan terbannyak melaluui whatsapp
p dan
orang-oranng yang meemesan prodduk lebih terrpercaya identitasnya.
Onlin
ne
Offline
Whatssapp
Facebo
ook
facebook dan whatsapp masih banyak media sosial yang dapat dijadikan peluang
oleh perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Penggunaan internet dapat
meningkatkan penjualan dengan cara promosi baik menggunakan media sosial
maupun website. Pada saat ini perusahaan hanya berfokus pada penggunaan
whatsapp. Perusahaan perlu memanfaatkan media sosial yang saat ini sedang
berkembang semisal instagram, line, twitter, dan path sebagai promosi untuk
menyebarkan informasi terkait produk keripik singkong kepada masyarakat luas.
1
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan perhitungan mengenai analisis
efisiensi biaya produksi dengan metode target costing pada produk keripik
singkong dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.-Pemasaran secara online yang telah dilakukan UD. New Sehati dapat
meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan. Hal ini terbukti pemasaran
online memiliki jumlah penjualan produk lebih banyak dibandingkan
pemasaran offline. Perbandingan volume penjualan menggunakan pemasaran
online dan offline yaitu 76% : 24%. Penjualan produk tidak hanya dilakukan
didalam negeri tapi ke berbagai negara dengan total jumlah penjualan pada
tahun 2017 sebesar 60.000 kemasan berhasil di ekspor ke negara Singapura,
China, Hongkong dan Korea. Total jumlah penjualan didalam negeri sebanyak
40.800 kemasan pada tahun 2017. Penjualan didalam negeri perusahaan hanya
mendistribusikan produk didaerah sekitar perusahaan seperti Mojokerto,
Jombang, dan Mojosari.
2. Metode target costing lebih efisien daripada metode standard costing. Hasil
perhitungan dengan metode standard costing menghasilkan laba sebesar 3,8%
sedangkan dengan penerapan metodetarget costing dengan melakukan
rekayasa nilai pada biaya kemasan, biaya telepon dan wifi dan biaya listrik
sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan sebesar9,3%. Nilai tersebut
lebih besar dibandingkan laba yang selama ini diterima oleh perusahaan dan
telah melebihi target profit yang diinginkan perusahaan yaitu sebesar 5%.
2
6.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran
kepada UD. New Sehati sebagai berikut:
1.-Perusahaan sebaiknya menerapkan metode target costing dalam penentuan
biaya produksi karena dapat dijadikan sebagai acuan biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan sehingga biaya produksi lebih efisien dan target laba
yang diinginkan tercapai. Perusahaan dapat menekan biaya produksi keripik
singkong pada biaya listrik dengan menggunakan alat penghemat listrik berupa
save trick, efisiensi biaya kemasan dengan mengganti kemasan plastik yang
digunakan perusahaan dengan kemasan plastik yang memiliki ketebalan yang
sedikit lebih tipis, dan efisiensi biaya telepon dan wifi dengan memasang alat
berupa save limit untuk menghemat biaya telepon dan wifi.
2.-Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan alat analisis yang berbeda
untuk membandingkan alat analisis mana yang lebih efisien dalam perusahaan,
semisal menggunakan kaizen costing, backflush costing dan alat analisis
lainnya. Sebaiknya rekayasa nilai yang dilakukan fokus pada komponen biaya
yang memiliki nilai tinggi dan sebaiknya setelah dilakukan rekayasa nilai dapat
dilakukan uji kualitas kembali terhadap produk untuk memastikan pengaruh
rekayasa nilai terhadap kualitas produk.
3. Pemasaran online yang dilakukan di UD. New Sehati perlu ditingkatkan dengan
memperbanyak promosi melalui media internet agar produk diketahui oleh
banyak calon konsumen. Memperbanyak promosi akan memperkenalkan
produk ke masyarakat luas sehingga dapat memperluas pangsa pasar penjualan.
1
DAFTAR PUSTAKA
Dunia, et al. (2012). Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta, Indonesia: Salemba Empat.
Harianti, (2013, April 5). Data Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia.
Retrieved from http://harianti.com.