Anda di halaman 1dari 165

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BOLA VOLI UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH DAN ATAS


PESERTA DIDIK SMP KELAS VIII

Oleh:

RICKY BINTANG SAPUTRA

19711251081

Tesis ini ditulis untuk memenuhi Sebagian persyaratan

untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI LMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
ABSTRAK

RICKY BINTANG SAPUTRA: Pengembangan Model Pembelajaran Bola Voli untuk


Meningkatkan keterampilan Passing Bawah dan Atas Peserta Didik SMP Kelas VIII. Tesis.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengembangkan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan
keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII. (2) Mengetahui tingkat kelayakan
model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik
SMP Kelas VIII. (3) Mengetahui tingkat efektivitas model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan
keterampilan passing bawah danatas peserta didik SMP Kelas VIII.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model penelitian
pengembangan ADDIE yang melibatkan tahap-tahap pengembangan model denganlima Langkah/fase
pengembangan meliputi analysis, design, development or production, implementation, dan evaluation.
Validasi dilakukan oleh para pakar di bidangnya. Uji coba terdiri dari uji coba skala kecil, uji coba skala
besar, dan uji efektivitas. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan pengisian kuisioner dan
AAHPER face pass wall-volley test. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon dengan bantuan
software SPSS 25 for Windows.
Hasil Penelitian ini adalah menciptakan model pembelajaran bola voli bagi peserta didik SMP
kelas VIII yang dikembangkan dan dikemas dalam bentuk buku. Model pembelajaran bola voli yang
dikembangkan tergolong “layak” dan “valid” berdasarkan hasil validasi yang dilakukan ahli. Hasil uji
efektifitas produk dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh rerata skor pretest passing bawah
29.77 dan rerata skor posttest passing bawah 35.17,rerata skor pretest passing atas 32.13 dan rerata skor
posttest passing atas 35.89 dengan nilai Asymp.Sig.(2-tailed) 0,000 < 0.005. Hasil ini menunjukkan
terdapat perbedaan antara pretest dan posttest. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan
bahwa keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII meningkat stelah
melakukan pembelajaran bola voli.

Kata kunci: pembelajaran bola voli, keterampilan, passing

i
ABSTRACT

RICKY BINTANG SAPUTRA: Development of a Volleyball Learning Model to Improve the


Forearm and Overhand Passing Skills of Grade VIII Middle School Students. Thesis. Yogyakarta:
Faculty of Sports Science, Yogyakarta State University, 2022.
This study aims to: (1) Develop a volleyball learning model to improve the Forearm and Overhand
passing skills of Class VIII SMP students. (2) Knowing the level of feasibility of the volleyball learning
model to improve the Forearm and Overhand passing skills of ClassVIII SMP students. (3) Knowing
the level of effectiveness of the volleyball learning model toimprove the Forearm and Overhand passing
skills of Class VIII SMP students.
This research is a development research using the ADDIE development research modelwhich
involves the stages of model development with five development steps/phases includinganalysis,
design, development or production, implementation, and evaluation. Validation is carried out by experts
in their fields. The trials consisted of small-scale trials, large-scale trialsand effectiveness tests. Research
data collection techniques using questionnaires and AAHPERface pass wall-volley test. The data
analysis technique used the Wilcoxon test with the help ofSPSS 25 for Windows software.
The result of this research is to create a volleyball learning model for Grade VIII students of
junior high school which is developed and packaged in book form. The volleyball learning model
developed is classified as "proper" and "valid" based on the results of the validation carried out by experts.
The results of the product effectiveness test using the Wilcoxon test obtained an average pretest passing
score of 29.77 and a mean posttest passing score of 35.17, an average passing pretest score of 32.13
and an average passing posttest scoreof 35.89 with an Asymp.Sig.(2-tailed) value of 0.000 <0.005.
These results indicate that thereis a difference between pretest and posttest. Based on the results of this
analysis, it can be concluded that the Forearm and Overhand passing skills of Class VIII SMP students
increasedafter learning volleyball.

Keyword: volleyball learning, skill, passing

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ricky Bintang Saputra

Nomor Mahasiswa : 19711251081

Program Studi : Ilmu Keolahragaan S-2

Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan

untuk memperoleh gelar magister di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam tesis

ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar Pustaka.

Yogyakarta, 6 November 2022


Yang Menyatakan,

Ricky Bintang Saputra


NIM. 19711251081

iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan hidayah

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir tesisyang berjudul

“Pengembangan Model Pembelajaran Bola Voli untuk MeningkatkanKeterampilan Passing Bawah

dan Atas Peserta Didik SMP Kelas VIII”. Penulis menyadari bahwa pembuatan tesis ini tidak akan

terselesaikan dengan baik tanpa dukungan, bantuan, dandoa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan kerendahan hati penulis berterimakasih kepada Bapak Dr. Ahmad Nasrulloh, S.Or, M.Or.dosen

pembimbing tesis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Sumaryanto, M.Kes., A.I.F.O., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang

telah memberikan kesempatan kedapa penulis untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Wawan S. Suherman, M.Ed., Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Sigit Nugroho, S.Or, M.Or., Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Yogyakarta..

4. Bapak Dr. Ahmad Nasrulloh, S.Or., M.Or., Koordinator Program Studi Ilmu Keolahragaan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Bapak Dr. Guntur, M.Pd., Dr. Sujarwo, M.Or., yang sudah bersedia menjadi validator dan

membimbing dalam proses perbaikan produk tesis.

6. Kepala Sekolah, Guru PJOK dan Peserta Didik, SMP Maárif Imogiri, SMP

Muhammadiyah 2 Kalasan yang telah memberikan izin kepada penulis dan telah

berpartisipasi dalam penelitian ini.

7. Kedua orang tua Ayah Sigit Sulistyo Budi dan Ibu Istianah yang tiadahenti-hentinya

memberikan doa dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

vi
8. Nurma Shabrina Larasati yang juga selalu memberikan semangat penulis.

Semoga segala bentuk bantuan kebaikan hingga terselesaiaknnya tesis ini mendapat

pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Penulis berharap tugas akhir ini dapat menjadi

informasi yang bermanfaat bagi berbagai pihak.

Yogyakarta, 6 November 2022


Penulis,

Ricky Bintang Saputra

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................
ABSTRAK.............................................................................................................................................i
ABSTRACT..........................................................................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................................................................8
C. Pembatasan Masalah .......................................................................................................8
D. Rumusan Masalah ............................................................................................................9
E. Tujuan Pengembangan...................................................................................................9
F. Spesifikasi Produk..............................................................................................................9
G. Manfaat Pengembangan ................................................................................................10
H. Asumsi Pengembangan...................................................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................12
A. Kajian Teori..........................................................................................................................12
B. Penelitian yang Relevan...................................................................................................46
C. Kerangka Berfikir..............................................................................................................49
D. Pertanyaan Penelitian.......................................................................................................51
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................................52
A. Model Pengembangan.....................................................................................................52
B. Prosedur Pengembangan ...............................................................................................52

viii
C. Desain Uji Coba Produk .................................................................................................58
D. Teknik Analisis Data.........................................................................................................65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN.........................................68
A. Hasil Pengembangan Produk Awal...........................................................................68
B. Revisi Produk.......................................................................................................................85
C. Kajian Produk Akhir .......................................................................................................87
D. Pembahasan.........................................................................................................................91
E. Keterbatasan Penelitian...................................................................................................96
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................97
A. Simpulan Tentang Produk.............................................................................................97
B. Implikasi.................................................................................................................................97
C. Saran Pemanfaatan Produk..........................................................................................98
D. Diseminasi dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut .....................................99
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................100

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara..................................................................................61


Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli...................................................................................62
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen untuk Guru................................................................................63
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen untuk Peserta Didik................................................................64
Tabel 5. Model Eksperimen One Group Pretest Posttest Design.....................................64
Tabel 6. Tabel Kriteria Kelayakan ..............................................................................................66
Tabel 7. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.................................................................70
Tabel 8. Model Pembelajaran Bola Voli ...................................................................................72
Tabel 9. Data Hasil Penilaian Ahli Materi ................................................................................75
Tabel 10. Data Hasil Peniaian Guru Uji Coba Skala Kecil..............................................78
Tabel 11. Data Hasil Penilaian Peserta Didik Uji Coba Skala Kecil.............................80
Tabel 12. Data Hasil Penilaian Guru Uji Coba Skala Besar.............................................81
Table 13. Data Hasil Penilaian Peserta Didik Uji Coba Skala Besar...........................83
Tabel 14. Saran dan Masukan Ahli ............................................................................................85
Tabel 15. Revisi Model Pembelajaran........................................................................................85
Tabel 16. Uji Normalitas...................................................................................................................88
Tabel 17. Uji Homogenitas...............................................................................................................89
Tabel 18. Uji Wilcoxon Passing Bawah ......................................................................................90
Tabel 19. Tes Statistik Passing Bawah.........................................................................................90
Tabel 20. Uji Wilcoxon Passing Atas............................................................................................90
Tabel 21. Tes Statistik Passing Atas.............................................................................................90

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pendekatan Taktis untuk Mengajar Permainan.........................................28


Gambar 2. Teknik Passing Bawah..............................................................................................36
Gambar 3. Fase Persiapan..............................................................................................................36
Gambar 4. Fase Pelaksanaan........................................................................................................37
Gambar 5. Gerak Lanjutan...........................................................................................................37
Gambar 6. Perkenaan Tangan Pada Passing Atas.............................................................40
Gambar 7. Sikap Perkenaan Bola Passing Atas ..................................................................41
Gambar 8. Rangkaian Gerak Melakukan Passing Atas..................................................41
Gambar 9. Kerangka Berfikir ......................................................................................................51
Gambar 10. Langkah-Langkah Prosedur Penelitian dan Pengembangan .............52
Gambar 11. Cover Produk.............................................................................................................72
Gambar 12. Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi..............................................................76
Gambar 13. Diagram Hasil Penilaian Guru Uji Coba Skala Kecil .............................79
Gambar 14. Diagram Hasil Penilaian Peserta Didik Uji COba Skala Kecil............80
Gambar 15. Diagram Hasil Penilaian Guru Uji Coba Skala Besar...........................82
Gambar 16. Diagram Hasil Penilaian Peserta Didik Uji Coba Skala Besar...........84
Gambar 17. Cover Bagian Depan...............................................................................................135
Gambar18 Cover Bagian Belakang............................................................................................135
Gambar 19. Dokumentasi...............................................................................................................150
Gambar 20. Dokumentasi...............................................................................................................150
Gambar 21. Dokumentasi...............................................................................................................151
Gambar 22. Dokumentasi...............................................................................................................151
Gambar 23. Dokumentasi...............................................................................................................152
Gambar 24. Dokumentasi...............................................................................................................152

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ................................................................................................105
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ...............................................................................106
Lampiran 3. Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen....................................................108
Lampiran 4. Surat Permohonan Validasi Ahli......................................................................109
Lampiran 5. Surat Keterangan Validasi Ahli.........................................................................111
Lampiran 6. Lembar Validasi Ahli..............................................................................................113
Lampiran 7. Angket Kuisioner (Google Form) Peserta Didik.........................................114
Lampiran 8. Lembar Analisis dan Penilaian Guru.............................................................118
Lampiran 9. Tes dan Data Uji Efektivitas................................................................................126
Lampiran 10. Data Uji Skala Kecil..............................................................................................131
Lampiran 11. Data Uji Skala Besar.............................................................................................132
Lampiran 12. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas .......................................................133
Lampiran 13. Hasil Uji Wilcoxon .................................................................................................134
Lampiran 14. Produk Akhir Model Pembelajaran Bola Voli........................................135
Lampiran 15. Dokumentasi.............................................................................................................150

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah suatu proses Pendidikan melalui

aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, serta kecerdasan

emosional. Aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan dipilih dan direncanakan secara sistematis untuk

mencapaitujuan pendidikan nasional. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan yang diajarkan di

sekolah memiliki peran yang sangat penting bagi peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai

pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani, olahraga, dan Kesehatan dipilih dan

direncanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan Pendidikan nasional. Pendidikan jasmani,

olahraga, dan Kesehatan menjadi penting bagi pesertadidik, dikarenakan pada era globalisasi yang

sekarang terjadi berdampak pada peserta didik dapat dengan mudah mengakses informasi

menggunakan perangkat komunikasi seperti; Handphone, dan Personal Computer (PC). Peserta didik

dapat menghabiskan berjam-jam waktunya hanya untuk duduk diam terpaku pada perangkat

komunikasinya, ini mengakibatkan peserta didik menjadi malas dalam bergerak, dan menjadi masalah

bagi peserta didik karena dapat mengurangi tingkatkebugaran jasmani mereka, Pendidikan jasmani,

olahraga, dan Kesehatan memilikiperanan penting melalui aspek-aspek yang menjadi muatan

seperti; kognitif, afektif,psikomotor dalam pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan

di sekolah.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) merupakan bagian dari Pendidikan

nasional yang bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, emosional, sosial, serta

pola hidup sehat. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) yang diajarkan

di sekolah memiliki peran yang sangat penting, yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk

1
secara langsung terlibat dalam berbagai pengalaman belajar melalui kegiatan fisik yang dipilih,

Olahraga dan Kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Penyediaan pengalaman belajar di arahkan

untuk mendorong pertumbuhan fisik lebih baik dan pengembangan psikologis, dan juga membentuk

gaya hidup sehat (Jariono et al., 2020). Menurut Lubis dan Agus (2017:59) aktivitasJasmani, Bermain,

dan Olahraga yang dilakukan secara sistematis, pembekalan pengalaman belajar tersebut diarahkan

untuk membina sekaligus membentuk gayahidup yang sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam diri

seorang pengajar Pendidikan Jasmani Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), seorang guru harus dapat

menyesuaikan materi ajar dengan situasi dan kondisi, serta karakteristik peserta didik yang tentunya

setiap peserta didik mempunyai karakter masing-masing dalam bersikap.

Keterampilan olahraga yang didapat pada saat pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan (PJOK) akan memberikan kekuatan serta menyehatkan jiwa, raga, membentuk

kepribadian yang sehat, cerdas, dan kreatif dalam mencari jalan keluar dari setiap masalah yang

kompleks. Pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan harus dilaksanakan sebagai upaya

menumbuhkembangkan kebiasaan hidup sehat melalui pembelajaran yang menarik perhatian dan

minat peserta didik, sehingga aktivitas jasmani dijadikan sebagai kebutuhan. Materi pembelajaran

disusun secara berjenjang dari yang sederhana keyang kompleks, dari yang ringan ke yang berat, dari

yang mudah ke yang sulit.

Inovasi pembelajaran selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil

belajar peserta didik. Berbagai pendekatan dan strategi dilakukan untuk lebih memberdayakan potensi

peserta didik. Dalam aplikasi pembelajarannya guru dapat memberikan materi tentang permainan bola

besar, selain mengembangkan dan meningkatkan keterampilan, permainan bola besar dapat membuat

peserta didik senang dalam melakukan aktivitas geraknya. Untuk itu selain tujuan pembelajarannya

tercapai, kebutuhan geraknya juga terpenuhi dantentunya keterampilan gerak peserta didik akan

2
meningkat, dalam melakukanpermainan bola besar. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru

hendaknyamemilih model pembelajaran yang menarik dan juga menambahkan variasi Gerakan, agar

peserta didik lebih mudah menguasai Gerakan-gerakan yang bersifatkompleks, sesuai dengan materi

pembelajaran PJOK Sekolah Menegah Pertama (SMP) khususnya untuk kelas VIII.

Model pembelajaran yang menarik dan juga menambahkan variasi Gerakanakan membuat

peserta didik tertarik dalam melakukan pembelajaran. Selain dapat mengembangkan dan meningkatkan

keterampilan, tujuan pembelajaran tercapai, kebutuhan geraknya juga terpenuhi, dan tentunya

kebugaran jasmani peserta didikakan lebih baik. Pembelajaran yang dilakukan dengan ditambahkan

permainan yang menyenangkan akan membuat peserta didik lebih bersemangat sehingga tidakmudah

merasa Lelah ataupun bosan (Revandhani, 3: 2018). Oleh karena itu dalam pengembangan model

pembelajaran harus kreatif, efektif, dan efisien, sepertimenerapkan modifikasi dalam permainan serta

menambahkan variasi Gerakan, karena dengan menerapkan modifikasi dalam permainan dan

menambahkan variasiGerakan peserta didik tidak hanya bersenang-senang dan juga belajar, akan tetapi

juga akan mengembangkan keterampilan serta meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik agar

semakin baik.

Penelitian ini akan difokuskan pada pembelajaran bola voli, khususnya untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas. Pada pembelajaran bolavoli keterampilan passing bawah dan

atas peserta didik masih sangat kurang, peserta didik merasa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran,

sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal. Pada pembelajaran bola voli masih

banyak yang belum mengembangkan permainan atau modifikasi yang dapat meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas serta merangsang peserta didikmenjadi lebih tertarik pada

pembelajaran tersebut. Pembelajaran bola voli masih dilakukan dengan metode komando yaitu

peserta didik diberikan bola lalu diberikaninstruksi untuk melakukan Gerakan passing bawah dan atas.

3
Teknik yang digunakan juga masih monoton hanya itu-itu saja, belum diberikan melalui sebuah

permainan yang dapat membuat peserta didik merasa lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di sekolah menengah pertama

terdapat beberapa permasalahan di lapangan, hal ini dibuktikandari hasil observasi dan wawancara ke

sekolah menengah pertama yaitu SMP Maárif Imogiri, dan SMP Muhammadiyah 2 Kalasan, Adapun

hasilnya yaitu:

Pertama, permasalahan dalam pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga,dan Kesehatan

yaitu materi pembelajaran Teknik dasar bola voli untuk peserta didikSMP, guru belum menemukan

cara yang efektif utuk mengajarkan Teknik dasar bola voli pada peserta didik SMP kelas VIII.

Berdasarkan hasil observasi lapangandan wawancara, pengajaran Teknik dasar bola voli masih kurang

variative, hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa guru memberikan

pengajaran hanya melatihkan Teknik dasar permainan bola voli menggunakan cara sederhana.

Pemberian materi Teknik dasar dalam pembelajaran bola voli oleh gurumasih menggunakan dengan

cara peserta didik melaksanakan pembelajaran bola voli dengan berpasangan dengan teman. Akan

tetapi tidak selamanya pembelajaranPendidikan jasmani, olahraga,dan Kesehatan akan efektif dengan

model berpasangan dengan teman saja, adanya pemberian materi pembelajaran dengan permainan

dapat menjadi pilihan baru dalam mengajarkan Teknik dasar permainanbola voli.

Kedua, pembelajaran yang kurang efektif menyebabkan lamanya waktu pembelajaran tidak

sutuhnya 2x40 menit digunakan sepenuhnya, karena terpotongdengan persiapan sebelum dan sesudah

pembelajaran.

Ketiga, pemberian model pembelajaran yang tidak dimodifikasi membuat peserta didik

menjadi bosan dan bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran,lain halnya dengan peserta didik

yang menyukai olahraga selalu ingin bergerak. Tentunya pemandangan yang tidak seimbang ini akan

4
tidak indah jika dipandang, keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran tentu harus dilakukan

oleh seluruh peserta didik tidak hanya beberapa saja.

Keempat, kemampuan Teknik dasar bola voli yang belum baik akan berpengaruh pada

kualitas permainan yang rendah. Pengajaran Teknik passing dalam bola voli untuk peserta didik SMP

kelas VIII dirasa masih kurang bervariasi,hal ini mengakibatkan keterampilan passing dalam bola voli

masih kurang. Banyakfactor yang mempengaruhi keterampilan passing dalam bola voli. Rendahnya

keterampilan passing bawah dan passing atas bola voli tersebut perlu ditelusuri factor penyebabnya,

apakah karena penguasaan Teknik dasarnya kurang baik, kemampuan fisik yang tidak mendukung

atau metode melatih yang kurang efektif dan lain sebagainya. Kondisi yang demikian seorang guru

PJOK harus mampu mengevaluasi dari semua factor baik dari pihak guru sendiri maupun dari pihak

peserta didik yang mengikuti pembelajaran bola voli. Peneliti mendapat beberapa masukan mengenai

pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan

atas, yang melibatkan peserta didiklebih berperan aktif dan dapat memunculkan kemampuan yang

dimiliki peserta didik.

Berbagai bentuk permasalahan yang banyak terjadi di sekolah-sekolah dansetiap sekolah

mempunyai masalah yang berbeda, dalam hal ini peneliti berencanamengembangkan suatu bentuk

pembelajaran yang hanya terfokus dalam materi passing bawah dan passing atas bola voli. Keadaan di

lapangan ini menunjukkan pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga,dan Kesehatan belum berjalan

sesuai keinginan dan harapan yang disebabkan pemberian materi pembelajaran yangkurang sesuai

untuk peserta didik SMP kelas VIII, serta kinerja guru harus benar -benar efektif dan efisien agar apa

yang diharapkan tercapai. Terkait dengan hal itu, maka sangat dibutuhkan studi yang matang dan

mendalam, mengenai model dan metode yang tepat untuk proses pembelajaran khususnya passing

bawah dan atas dalam bola voli. Dengan demikian melalui penelitian ini diharapkan akan didapat solusi

5
atau jawaban yang tepat untuk mngejarkan passing bawah dan atas dalam bola voli pada peserta didik

sekolah menengah pertama, peneliti mencoba menerapkan model ini di SMP Maárif Imogiri, Bantul

dan SMP Muhammadiyah 2Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Permainan bola voli adalah olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani

dan pengembangan prestasi olahraga, oleh karena itu upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan

prestasi belajar bola voli perlu di terapkan untuk meningkatkan kinerja yang diinginkan (Ferguson

dalam Budiarti &Hanif, 2016). Pengembangan model pembelajaran bola voli ini akan dikembangkan

dengan tujuan agar peserta didik lebih banyak bergerak dalam pembelajaran serta peningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik. Untuk mencapaitujuan tersebut, pembelajaran yang

dilakukan oleh peserta didik hendaknya mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi peserta

didik. Pembelajaran yang dilaksanakan harus efektif dan efisien agar tujuan pembelajaran tercapai

dengan baik, dan juga harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yangmenyenangkan bagi

peserta didik dalam belajar.

Pembelajaran bola voli bagi peserta didik Sekolah Menengah Pertama(SMP) kelas VIII,

merupakan hal yang harus dikaji lebih dalam lagi agar peserta didik dapat melakukan pembelajaran

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingindicapai. Dalam pembelajaran bola voli memang

diperlukan Gerakan yang kompleks, sedangkan pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan (PJOK) guru sudah memberikan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, akan

tetapi peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang berbedasetiap individunya. Oleh sebab itu

keterampilan gerak dalam pembelajaran bola volipeserta didik masih belum cukup baik. Dalam

penelitian ini akan dilakukan pengembangan model dalam proses pembelajaran materi permainan bola

voli, dengan ini diharapkan peserta didik mampu memperoleh materi permainan bola voli yang

6
menyenangkan dan mudah untuk dilakukan oleh peserta didik, serta dapatmeningkatkan keterampilan

passing bawah dan atas peserta didik.

Penelitian pengembangan model pembelajaran bola voli ini diharapkan dapat membantu

untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran khususnya untuk Sekolah Menengah Pertama

(SMP) kelas VIII. Produk akhir dalam penelitianini diharapkan mampu memberikan perubahan untuk

pembelajaran bola voli, sebagaimana mestinya sebuah pembelajaran dapat membuat peserta didik aktif

serta berpartisipasi dengan baik, sehingga tujuan dari pembelajaran di sekolah terpenuhi dan tercapai,

serta memberikan manfaat yang positif bagi peserta didik ketika mengikuti pembelajaran-pembelajaran

yang lain. Dalam penelitian ini diharapkan pengembangan model pembelajaran bola voli dapat

meningkatkanketerampilan passing bawah dan atas, serta meningkatkan antusiasme peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran bola voli di Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya kelas VIII.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang terjadi adalah dalam

pembelajaran bola voli, keterampilan passing bawah dan atas peserta didik masih kurang, dikarenakan

pemberian materi yang memiliki kekurangan dalam bermain dan modifikasi, serta peserta didik masih

mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan passing bawah dan passing atas dalam pembelajaran

bola voli, oleh karena itu perlu adanya pengembangan model pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik agar pembelajaran bola voli dapat

berjalan dengan hasil yang maksimal, dan tujuan daripembelajaran juga tercapai. Pendidikan jasmani,

olahraga, dan Kesehatan diharapkan untuk dapat menciptakan berbagai modifikasi dalam

pembelajaran bolavoli yang lebih variatif dan tidak monoton dalam penerapannya. Tujuannya adalah

untuk menarik minat peserta didik agar lebih aktif bergerak dan mengantisipasi rasabosan yang sering

dialami peserta didik, serta yang paling utama meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas

dalam mengikuti pembelajaran bola voli di sekolah.

7
Dari latar belakang di atas, peneliti dapat memberikan alasan mengapa permasalahan tersebut

perlu untuk diteliti, yaitu:

1. Paradigma pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan dahulu lebih

mengerucutkan penguasaan Teknik untuk mencapai prestasi, namun paradigma Pendidikan

jasmani, olahraga, dan Kesehatan yang berkembang sekarang ini lebih mengarah pada keaktifan

peserta didik untuk lebih aktif bergerak.

2. Pendidikan jasmani olahraga, dan Kesehatan di SMP pada hakekatnya mempunyai arti, peran

dan fungsi yang penting serta stategis dalam upaya pengembangan keterampilan peserta didik

Sehingga penulis melakukan penelitian Pengembangan ModelPembelajaran Bola Voli

untuk Meningkatkan Keterampilan Passing bawah dan atasPeserta didik SMP kelas VIII.

B. Identifikasi Masalah

1. Pembelajaran bola voli yang kurang memotivasi peserta didik untuk aktifbergerak,

dikarenakan menggunakan Teknik yang monoton.

2. Keterampilan passing bawah dan atas peserta didik kelas VIII dalam mengikuti

pembelajaran bola voli masih kurang baik.

3. Kurangnya variasi Gerakan yang diterapkan pada pembelajaran bola voli agarpeserta

didik lebih aktif bergerak.

4. Aktivitas dalam pembelajaran bola voli kurang meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik kelas VIII.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan spesifik, terfokus, dan tidak menjadi luas, perlu ada batasan – batasan

sehingga ruang lingkup penelitian menjadi jelas. Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan mengingat

terbatasnya situasi, kemampuan, tenaga,biaya, dan waktu penelitian, dalam penelitian ini penulis hanya

8
akan menfokuskan pada “Pengembangan Model Pembelajaran Bola Voli untuk Meningkatkan

Keterampilan Passing Bawah dan atas Peserta didik SMP Kelas VIII”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan Batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yangakan diteliti

sebagai berikut

1. Bagaimana model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah

dan atas peserta didik SMP Kelas VIII?

2. Bagaimana kelayakan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan

passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII?

3. Bagaimana Keefektivitasan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan

passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII?

E. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah

1. Mengembangkan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII.

2. Mengetahui tingkat kelayakan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII.

3. Mengetahui tingkat efektifitas model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII.

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa model pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas bagi peserta didik Sekolah menengah Pertama,

dengan spesifikasi produk sebagai berikut:

9
1. Produk model pembelajaran bola voli ini untuk meningkatkan keterampilan passing bawah

dan atas peserta didik SMP kelas VIII, serta dapat melibatkan peserta didik aktif dalam proses

pembelajaran.

2. Produk ini menyediakan materi pembelajaran berupa gambar, area permainan, dan teks

penjelasan yang mudah di pahami oleh peserta didik.

3. Model yang dibuat digunakan untuk memudahkan dan mengajar peserta didik Sekolah

Menengah Pertama kelas VIII dalam melaksanakan pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas.

G. Manfaat Pengembangan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan yang bersifat progresif dan inovatif. Sumbangan utama dari hasil penelitian ini

dapat menambah khazanah modelpembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan

passing bawah dan atas peserta didik Sekolah Menengah Pertama.

2. Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Peserta didik memperoleh pengalaman langsung untuk melakukan pembelajaran bola voli

yang telah dikembangkan.

b. Bagi Pendidik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan, serta panduan

Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan dalam pelaksanaan pembelajaran bola

voli supaya tidak terkesan monoton.

10
c. Bagi Lembaga Sekolah

Hasil penelitian ini di harapkan memberi kontribusi dan perubahan dalam pembelajaran bola

voli di Sekolah Menengah Pertama, untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan

atas peserta didik dalam pembelajaran bola voli.

H. Asumsi Pengembangan

Dengan adanya pengembangan produk berupa model pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII, diharapkan mampu

meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik dan juga dapat meningkatkan

antusiasme peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan dikembangkannya

pengenalan awal permainanserta aturan permainan yang dibuat untuk memudahkan peserta didik

mengikuti pembelajaran bola voli di SMP khususnya kelas VIII.

11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Hakikat Model

Secara umum, model dimaknai sebagai suatu objek atau konsep yang dipergunakan untuk

merepresentasikan sesuatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih

komprehensif. Menurut Sagala (2012: 175) model adalah sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedomandalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain,

(2) suatu deskripsi atau analogi, (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data yang dipakai untuk

menggambarkan secara sistematis suatu objek atau peristiwa, (4) suatu desain yang disederhanakan

dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan, (5) suatu deskripsi dari suatu

sistem yang mungkin atau imajiner, (6) penyajian diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan

sifat aslinya. Metzler & Michael (2011: 7) menjelaskan bahwa model dapat difungsikan sebagai

contoh dalam mendemonstrasikan pada orang lain tentang caralain untuk bertindak atau berpikir. Model

dapat diartikan sebagai miniatur suatu objek yang didesain untuk memudahkan proses visualisasi objek

yang tidak dapat diamati sehingga dapat dipahami secara sistematis.

Menurut Rahyubi (2012: 251) bahwa model pembelajaran atau pelatihan adalah kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran atau pelatihan. Selanjutnya

model pembelajaran atau pelatihan merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan beberapa

langkah sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar atau pelatihan untuk mencapai tujuan

tertentu. Lebih khusus lagi, model biasanya digunakan untuk hal-hal yang merancang sesuatu,

menjelaskan suatu proses, memeriksa atau menganalisis suatu sistem, menggambarkan suatu peristiwa,

dan memprediksi suatu keputusan (Sudijono, 2011: 66).

12
Model menurut Joyce & Weil (Rusman, 2012: 2) adalah pola atau bentuk. Desain berarti pola

atau bentuk dapat dirancang untuk tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan model atau model identik

dengan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah rencana atau model yang dapat digunakan

dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model berfungsi sebagai alat

komunikasi atau panduan perspektif dalam pengambilan keputusan atau perencanaan operasional.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa model terutama merupakan manifestasi dari teori atau

mewakili proses dan variabel yang terkandung dalam teori, khususnya model dapat digunakan untuk

menyajikan cara berpikir kepada orang lain dengan menggunakan contoh-contoh. Model berbeda

dengan teori, model tidak digunakan untuk menjelaskan proses yang kompleks, model digunakan untuk

menyederhanakan proses dan membuatnya lebih mudah dipahami. Model digunakan untuk

menunjukkan bagaimana sesuatu mirip dengan sesuatu yang lain. Model adalah suatu proses atau cara

membuat suatu objek atau jenis menjadi lebih maju, lebih baik, lebih lengkap dan lebih bermanfaat.

Secara umum model dapat diartikan sebagai model atau bentuk latihan dengan langkah-langkah sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Model Penelitian Pengembangan

Model dapat diartikan sebagai representasi baik secara visual maupun verbal. Suatu model

merepresentasikan sesuatu atau informasi dari yang rumit atau kompleks menjadi lebih sederhana atau

lebih sederhana (Setyosari, 2015: 282). Lebih mudah untuk memahami sesuatu dengan bantuan model

daripada dengan penjelasan yang panjang. Model penelitian pengembangan disajikan pada bagian

prosedur pengembangan, yang biasanya mengikuti model pengembangan yang dianut oleh peneliti.

Model juga dapat memberikan kerangka kerja untuk pengembangan teori dan penelitian. Mengikuti

pola tertentu yang diadopsi oleh penulis, beberapa kontribusi dilakukan untuk meningkatkan produk

13
yang dihasilkan, yang dapat berupa bahan ajar, media atau produk lainnya. Model pengembangan juga

menjadi dasar pengembangan produk yang akan dihasilkan.

Dalam penelitian pengembangan atau Research & Development (R & D) terdapat berbagai

macam model pengembangan antara lain sebagai berikut:

a. Model Dick & Carrey

Model Dick & Carey adalah model pengajaran yang dikembangkan oleh Dick, Carey, dan

Carey. Model penelitian dan pengembangan Dick & Carey merupakan salah satu model prosedural,

yaitu model yang mengusulkan penerapan prinsip-prinsip desain/perencanaan instruksional diadaptasi

menjadi langkah-langkah yang harus diikuti secara berurutan. Tahapan utama dari model desain sistem

pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick & Carey adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi tujuan

instruksional, (2) melakukan analisis instruksional, (3) menganalisis karakteristik dan konteks

pembelajar, (4) merumuskan tujuan instruksional khusus, (5) mengembangkan alat penilaian, (6)

mengembangkan strategi instruksional, (7) mengembangkan dan memilih bahan ajar yang sesuai, (8)

merancang dan melaksanakan penilaian formatif, (9) meninjau pembelajaran, dan (10) merancang dan

melaksanakan penilaian.

b. Model Borg & Gall

Model Borg & Gall menafsirkan penelitian dan pengembangan sebagai proses yang

digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan mengikuti langkah-langkah

siklus, prosedural, dan deskriptif. Penelitian dan pengembangan produk adalah penelitian yang meliputi

penelitian terhadap produk yang akan dikembangkan, pengembangan produk berdasarkan hasil

penelitian tersebut melalui uji lapangan berdasarkan latar belakang penerapan produk, dan revisi produk

berdasarkan uji lapangan atau hasil produk. pengujian dalam pengembangan.

14
Tahapan model penelitian dan pengembangan Borg & Gall (2003:775) sebagai berikut: (1)

Penelitian dan pengumpulan data (penelitian pendahuluan), (2) desain, (3) pengembangan bentuk awal

produk, (4) uji lapangan awal, (5) versi produk utama, (6) uji lapangan utama (main field test), (7) versi

produk operasional ( versi produk kedua) ), (8) uji lapangan fungsional (uji kelompok), (9) versi produk

akhir (final product version), (10) diseminasi dan implementasi (distribusi dan implementasi).

c. Model ADDIE

Model Penelitian Pengembangan ADDIE merupakan model yang meliputi tahapan

pengembangan model dengan lima tahap/fase pengembangan meliputi analisis, desain, pengembangan

atau produksi, implementasi atau pengiriman, dan evaluasi. Dick & Carrey mengembangkan model

ADDIE pada tahun 1996 untuk merancang sistem pembelajaran.

d. Model 4D

Model 4D merupakan salah satu metode penelitian dan pengembangan. Model 4D digunakan

untuk mengembangkan perangkat pembelajaran. Model 4D dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel

dan Semmel pada tahun 1974. Model 4D terdiri dari empat langkah utama: mendefinisikan, mendesain,

mengembangkan, dan menyebarluaskan.

e. Model PLOMP

Model pengembangan Plomp (2013) yang terdiri dari tiga fase yaitu penelitian pendahuluan,

fase pengembangan atau prototipe dan fase evaluasi digunakan sebagai model pengembangan. Tahap

pengembangan membentuk sebuah siklus yang berakhir ketika produk yang akan dikembangkan

memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

15
3. Hakikat Model Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Model adalah perwujudan dari teori atau perwakilan dari proses dan variabel yang terkandung

dalam teori. Berdasarkan pernyataan Metzler (2011:17) Model dapat digunakan sebagai contoh untuk

mengilustrasikan cara lain bertindak atau berpikir dengan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa pengembangan model adalah suatu proses atau cara untuk membuat objek

menjadi lebih maju, lebih baik, lebih lengkap dan lebih bermanfaat. Istilah belajar berasal dari kata

mengajar dan mengacu pada dua kegiatan, yaitu bagaimana siswa belajar dan mengajar, atau bisa juga

disebut sebagai proses belajar dan mengajar. Pembelajaran terdiri dari proses belajar dan mengajar,

dimana proses belajar dan mengajar merupakan hal-hal yang berkaitan.

Gordon & Browne (2011: 336) mendefinisikan pembelajaran sebagai berikut, pembelajaran

terpadu adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menggabungkan isi pembelajaran yang telah

ditentukan menjadi satu kesatuan. Pembelajaran adalah segala usaha yang disengaja oleh guru yang

dapat membuat siswa terlibat dalam kegiatan belajar.

Menurut Sagala (2012: 175) model adalah kerangka acuan konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai berikut: (1) tipe atau model, (2)

deskripsi atau analogi, (3) sistem asumsi, informasi yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu objek

atau peristiwa secara sistematis, (4) desain sistem kerja yang disederhanakan, terjemahan realitas yang

disederhanakan, (5) deskripsi dari sistem yang mungkin atau imajiner, (6) representasi yang direduksi

untuk menjelaskan dan menunjukkan sifat aslinya.

Rahyubi (2012: 251) menjelaskan bahwa model pembelajaran atau pelatihan adalah kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran atau pelatihan. Selanjutnya

model pembelajaran atau pelatihan merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan beberapa

16
langkah sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar atau pelatihan untuk mencapai tujuan

tertentu.

Lebih tegasnya, model biasanya digunakan untuk hal-hal yang menggambarkan sesuatu,

menjelaskan suatu proses, mempelajari atau menganalisis suatu sistem, menggambarkan suatu kejadian

dan memprediksi suatu keputusan yang akan diambil (Sujiono, Baja 2021: 15).

Model oleh Joyce & Weil (Rusia, 2012: 2) merupakan pola atau bentuk. Desain berarti pola

atau bentuk dapat dirancang untuk tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan model atau model identik

dengan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah rencana atau model yang dapat digunakan

dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model berfungsi sebagai alat

komunikasi atau panduan perspektif dalam pengambilan keputusan atau perencanaan operasional.

Di kawasan pendidikan Rahyubi (2014: 251) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah

kerangka acuan konseptual yang digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pembelajaran. Dari

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu cara atau proses

dimana suatu materi yang kompleks diorganisasikan secara sederhana dan sistematis untuk

menyampaikan materi pembelajaran guna mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh model pembelajaran yang digunakan).

Belajar adalah guru yang membentuk perilaku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau

stimulus (Gunarto, 2013: 23). Pentingnya model dalam pembelajaran, yaitu: “Pengalaman saya, guru

tanpa role model yang konkrit sering mengembangkan model pembelajaran yang hanya berdasarkan

pengalaman dan lembaga sebelumnya. Hal ini menggarisbawahi bahwa model pembelajaran harus

benar-benar jelas agar pembelajaran menjadi efektif dan memiliki hasil yang baik.

Menurut Fathurrahman dalam Diana (2020: 31) Pembelajaran adalah suatu proses dimana

siswa berinteraksi dengan guru dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah

17
bantuan yang diberikan oleh pendidik untuk mengendalikan proses perolehan pengetahuan,

keterampilan dan karakter serta membentuk sikap dan keyakinan pada diri peserta didik. Dengan kata

lain, pembelajaran adalah proses yang membantu siswa belajar dengan baik.

Beberapa teori pembelajaran diungkapkan Yuberti dalam Diana (2020: 31-33) dijelaskan

sebagai berikut:

1) Teori Behavioristik

Menurut teori belajar perilaku, belajar didefinisikan sebagai proses yang mengubah tingkah

laku sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Menurut psikologi perilaku, belajar adalah bimbingan

instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidak hanya manusia tergantung pada faktor

tradisional dari lingkungan.

2) Teori Belajar Kognitivistik

Teori ini lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajar. Menurut pengalaman

kognitif, belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari belajar adalah

proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori kognitif, pengetahuan dibangun dalam diri

seseorang melalui proses interaksi yang terus menerus dengan lingkungan. Proses ini tidak terjadi

sepotong demi sepotong, secara terpisah, melainkan melalui proses yang berkesinambungan. Seolah-

olah seseorang yang membuat musik tidak hanya memahami nada nada sebagai informasi yang saling

eksklusif dan independen, tetapi memasukkannya secara keseluruhan ke dalam pikiran dan perasaannya.

3) Teori Humanistik

Bagi pendukung teori humanistik, teori belajar harus dimulai dan diakhiri dengan manusia.

Dari teori-teori pembelajaran seperti teori perilaku, kognitif dan konstruktivis, teori ini paling abstrak dan

lebih dekat dengan dunia filsafat daripada dunia pendidikan. Padahal, teori ini lebih banyak berbicara

tentang pendidikan dan pembelajaran dalam bentuk idealnya. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik

18
pada gagasan belajar dalam bentuk idealnya daripada belajar yang dapat dirasakan oleh dunia sehari-hari.

Oleh karena itu teori ini bersifat eklektik, artinya teori apapun dapat digunakan selama bertujuan untuk

“memanusiakan manusia” (mencapai realisasi diri).

4) Teori Belajar Konstruktivistik

Teori konstruktivis memahami pembelajaran dimana pembelajar sendiri yang membentuk

(membangun) pengetahuan. Pengetahuan berada di dalam yang mengetahui dan tidak dapat

dipindahkan begitu saja dari satu guru ke guru lainnya (siswa).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bersifat perencanaan

atau perencanaan sebagai upaya mengajar siswa sedemikian rupa sehingga siswa mengalami perubahan

dan hasil akhir dari proses kegiatan pembelajaran tercermin dalam pengelolaan pengetahuan. atau Skills

View dan dapatkan nilai ujian. Nilai ini harus dievaluasi.

b. Unsur – unsur Model Pembelajaran

Suatu model pembelajaran harus memiliki lima unsur pokok, yaitu: (1) sintaksis, i. H. tahap

belajar fungsional, (2) sistem sosial, yaitu H. etos dan standar yang berlaku dalam pembelajaran, (3)

prinsip reaksioner, yaitu 4) sistem pendukung, yaitu. H. segala sesuatu yang menunjang fasilitas belajar,

bahan, alat atau lingkungan belajar, dan (5) efek instruksional dan pengasuhan, yaitu. H. Hasil belajar

diperoleh langsung berdasarkan tujuan (teaching effect) (Rahyubi, 2014: 251).

Suherman dkk (2015: 52) mengungkapkan komponen-komponen model pembelajaran, yang

terdiri dari: (1) konsep, (2) tujuan pembelajaran, (3) materi/pengetahuan dasar yang akan dipelajari, (4)

struktur kalimat atau tingkatan pembelajaran, (5) aktivitas guru dan siswa, dan (6) evaluasi hasil belajar.

Komponen model pembelajaran berbasis permainan tradisional ini menggunakan tujuh komponen

yang terdiri dari: (1) konsep, (2) kompetensi inti/indikator, (3) tujuan pembelajaran, (4) materi, (5) struktur

kalimat, (6) aktivitas guru dan siswa, dan (7) penilaian hasil belajar.

19
Sebuah model pembelajaran harus memiliki beberapa unsur yang harus dipenuhi seperti yang

dikemukakan oleh Joyce dan Welis dalam Ramadhani (2021), setiap model pembelajaran memiliki

unsur-unsur seperti sintaks, sistem sosial, prinsip respon, sistem pendukung, dan efek pengajaran dan

penyerta.

c. Ciri – ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri-ciri antara lain, sebagai berikut (Rusman,2012: 136).

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu sebagai contoh.
Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secarademokratis.
2) Memiliki misi dan tujuan pendidikan tertentu.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4) Memiliki bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah belajar, (b) adanya
prinsip reaksi, (c) sistem sosial, dan (d) sistem pendukung. Keempatkomponen
tersebut merupakan pedoman praktis untuk melaksanakan modelpembelajaran.
5) Memiliki dampak dari penerapan model pembelajaran tersebut.
6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.

Menurut Jihad & Haris dalam Munendra (2015), suatu model pembelajaran memiliki empat

ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu. Kekhususan model pembelajaran, yaitu:

(1) Argumen teoretis logis yang disusun oleh pencipta atau pengembangnya. Model pembelajarannya

memiliki theory of mind yang kokoh. Ini berarti bahwa penulis atau pemrogram membuat teori dengan

memeriksa teori dengan realitas aktual daripada realitas imajiner yang menciptakan dan

mengembangkannya; (2) Tujuan pembelajaran yang dapat dicapai (gagasan dasar tentang apa dan

bagaimana siswa belajar). Model pembelajaran memiliki tujuan yang jelas tentang apa yang ingin

dicapai, termasuk apa dan bagaimana siswa belajar dengan baik dan bagaimana masalah belajar

dipecahkan; (3) Perilaku instruksional diperlukan untuk implementasi model yang sukses. Model

pembelajaran memiliki perilaku mengajar yang diperlukan, agar pengajaran yang dicita-citakan

sebelumnya dapat berhasil dalam pelaksanaannya; (4) Lingkungan belajar diperlukan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

20
Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga

suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan

pembelajaran. Pada akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan

lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada peserta

didiki,pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.

d. Fungsi Model Pembelajaran

Pemilihan model ini sangat dipengaruhi oleh jenis materi yang akan diajarkan, tujuan yang

ingin dicapai dalam pengajaran dan tingkat keaktifan siswa. Suyanto & Jihad (2013: 137) menyatakan

bahwa model pembelajaran memiliki beberapa fitur penting yang harus diketahui penggunanya.

Beberapa ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut:(1) Model pembelajaran dapat

menjadi pedoman yang menjelaskan apa yang harus dilakukan guru. (2) Model pembelajaran berikut

dapat membantu mengembangkan kurikulum untuk setiap kelas atau jenjang pendidikan. (3) Model

pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar menjadi lebih efisien dan sekaligus

meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, model pembelajaran dapat meningkatkan efisiensi

pembelajaran.

Model pembelajaran bermanfaat dalam mengembangkan kinerja sosial, keterampilan pribadi,

keterampilan kognitif dan aspek perilaku siswa. Ini membantu untuk memilih dan merangsang situasi

yang membawa perubahan yang diinginkan pada siswa (Thiyagu, 2015: 109). Dari beberapa penjelasan

di atas dapat disimpulkan bahwa peran model pembelajaran adalah untuk membimbing guru dalam

proses pembelajaran, mendukung guru dalam proses pengajaran dan meningkatkan efektivitas

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

21
e. Bentuk Model Pembelajaran

1) Model Ceria

The Happiness Model Framework adalah model baru yang inovatif yang akan menjadi salah

satu referensi bagi guru di kelas di masa depan. Rangka model happy mengusung tema model

permainan yang mengajarkan teknik servis dasar bola voli, unsur rangka model happy yaitu peduli,

kreatif dan aktif. Pengajaran teknik dasar lempar melalui permainan harus membangkitkan minat siswa

Ada beberapa bukti mengenai pentingnya model dalam suatu latihan, sepertiyang dinyatakan

oleh Henninger, M.L., Pagnano, K., Patton, K., et al, dalam Herdiyana (2016: 18) data were collected

prior to and during participation in modified game play to examine participants knowledge structure.

Analysis of datashows that these novice participants had a range of domain specific knowledge about

setting up to attack in volleyball. Findings from this study indicate that participants were clearly novices

in terms of their domain specific knowledge development and use in game play. Artinya peserta yang

masih pemula memiliki spesifik domain dalam permainan bola voli, berdasarkan data yang didapat

bahwa permainan yang dimodifikasi diharapkan mampu mendongkrak bermain bola voli melalui

model permainan.

Play behaviours are characterised by: (1) active engagement, (2) intrinsic motivation, (3)

attention to means rather than ends, (4) nonliteral behaviour, and (5) freedom from external rules

(Ailwood,dalam Herdiyana 2016: 18-19). Artinya perilaku bermain ditandai dengan: (1) keterlibatan

secara aktif, (2) motivasi intrinsik, (3) memperhatikan sarana dan prasarana, (4) perilaku nonliteral, dan

(5) kebebasan dari aturan eksternal. Model ceria dibentuk berlandaskan ketiga aspek pembelajaran, agar

dapat dikonsumsi oleh siswa SMP.

Model permainan membutuhkan kehati-hatian, karena model yang dibuat berbeda tentu akan

memiliki aturan permainan yang berbeda pula, yang membutuhkan ketelitian. Model ini kreatif karena

22
sarat akan ide dan gagasan baru dalam proses pembuatan model pendidikan ini. Menurut Hamza dalam

Herdiyana (2016: 19) Kreativitas adalah kemampuan berpikir kritis dan memiliki banyak gagasan.

Dalam model ini, ide harus selalu baru dan dapat membuat pembelajaran menjadi lebih mudah dan

menarik. Setiap metode pengajaran yang dilakukan hendaknya menggunakan ide-ide baru dan ide-ide

yang belum pernah digunakan dalam pembelajaran sebelumnya.

Kinerja siswa diperlukan dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.

Mahasiswa harus aktif (Usman, Herdiyana 2016: 20). Dari pernyataan aktivitas tersebut dapat

disimpulkan bahwa kinerja siswa dalam mengikuti pembelajaran tergantung bagaimana mereka

dibimbing, sehingga diharapkan happy games dapat meningkatkan kinerja siswa dalam pelaksanaan

kegiatan permainan tersebut. Hurlock dalam Herdiyana (2016: 20) menyatakan bahwa permainan aktif

adalah permainan yang kesenangannya berasal dari apa yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Sebagian

besar anak berpartisipasi aktif dalam bermain, tetapi jumlah waktu dan kesenangan yang mereka

dapatkan dari setiap permainan sangat bervariasi.

Pembelajaran cermat, kreatif dan aktif dipadukan menjadi model pembelajaran yang menarik,

menantang, bermanfaat dan berbeda dengan pembelajaran biasa (tradisional). Model “CERIA” lebih

banyak menggunakan permainan dan kompetisi dalam pelaksanaannya, dengan unsur tantangan dan

kompetisi, sehingga diharapkan setiap siswa yang berpartisipasi dapat berpartisipasi lebih bersemangat

dan antusias dalam proses pembelajaran. Model “CERIA” menggunakan variasi gerakan yang lebih

banyak menggunakan gerakan sprint, jumping, jumping dan eksplosif yang lebih menguasai variasi

gerakan pada model pembelajaran “CERIA” ini.

Keunggulan model ini adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran lebih menarik dan

unik, karena semua kegiatan dilakukan dalam bentuk permainan, dengan bantuan berbagai media, siswa

dapat lebih tertarik dan antusias dalam pembelajaran. sehingga diharapkan mahasiswa dapat menerima

23
materi yang diajukan dengan sebaik-baiknya. Selain kelebihan metode ini, metode ini juga memiliki

kelemahan yaitu terbatasnya variasi pola pembelajaran dan kurangnya fokus untuk memaksimalkan

performa atlet. Metode ini hanyalah alternatif dari pengajaran salah satu teknik bola voli yaitu passing.

Hal ini menjadikan pembelajaran dengan model “CERIA” sangat fleksibel untuk mengajarkan

keterampilan passing bola voli SMP.

2) Teaching Games for Understanding (TGfU)

Menurut TGfU Pambudi dalam Diana (2020:59) TGfU merupakan model pembelajaran

yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan siswa dalam bermain game untuk

meningkatkan aktivitas fisik. Teaching Games for Understanding (TGfU) adalah pendekatan siswa

untuk belajar yang mempromosikan kesadaran akan taktik dan keterampilan belajar. Teaching Games

for Understanding (TGfU) bertujuan untuk mendorong anak-anak untuk mengembangkan kesadaran

taktis tentang bagaimana memainkan permainan untuk mendapatkan keuntungan sehingga mereka

dapat membuat keputusan cepat tentang apa dan bagaimana melakukannya. Dalam pendidikan

olahraga, TGfU tidak fokus pada pembelajaran teknik permainan, tetapi lebih menekankan pada

pendekatan taktis yang terlepas dari teknik permainan itu sendiri.

Barba-Martin dkk. Diana (2020: 60) menyatakan bahwa TGfU didasarkan pada empat prinsip

pedagogis. Prinsip-prinsip ini adalah: (1) transfer dicapai melalui penggunaan permainan global,

menemukan aspek taktis umum untuk olahraga yang berbeda; (2) aktivitas modifikasi, yang terdiri dari

menyesuaikan permainan dengan usia atau keterampilan populasi siswa dan memelihara struktur taktis;

(3) Variasi berlebihan - prinsip ini memungkinkan aturan baru untuk diperkenalkan atau dimodifikasi

untuk memperhitungkan konten taktis utama; dan (4) kompleksitas taktis, di mana misi yang diusulkan

harus didasarkan pada kemajuan dalam kesulitan taktis.

24
Menurut Nopembri & Saryono (2012) dalam workshop model Teaching Games for

Understanding (TGfU), model TGfU menyatakan bahwa model TGfU belajar berdasarkan level

permainan yang sesuai untuk pengembangan dan kegiatan pembelajaran permainan yang dimodifikasi

berfokus pada masalah taktis dan fokus pemecahan siswa.. sie.. Jelaskan komponen model TGfU

menurut Nopembri & Saryono (2012) sebagai berikut:

a. Permainan atau game permainan diperkenalkan dengan cara permainan, sebaiknya


dimodifikasi agar sesuai dengan bentuk permainan yang lebih maju dan memenuhi
level perkembangan siswa.
b. Apresiasi permainan atau game appreciation. Siswa diharapkan mengerti tentang
peraturan-peraturan (kondisi-kondisi seperti Batasan-batasan, penilaian, dan lain-
lain) permainan yang dimainkan
c. Pertimbangan taktik atau tactical awareness. Siswa harus menyadari taktik-taktik
permainan (menciptakan atau mempertahankan untuk membantumereka bermain
dengan prinsip-prinsip permainan, kemudian meningkatkan pertimbangan taktik
mereka.
d. Membuat keputusan yang tepat atau making appropriate decision. Siswa harus focus
pada proses pengambilan keputusan dalam permainan. Siswa dituntut untuk
melakukan apa yang harus dilakukan dalam permainan. Siswa dituntut untuk
melakukan apa yang harus dilakukan (pertimbangan taktis) dan bagaimana
melakukannya (seleksi respon dan eksekusi keterampilan yang tepat) untuk
membantu mereka membuat keputusan permainan yang tepat.
e. Eksekusi keterampilan atau skill execution. Pada Langkah ini, fokusnya adalah
bagaimana caranya mengeksekusi keterampilan dan gerak yang spesifik.
Mengetahui bagaimana mengeksekusi Tindakan tersebut, berbeda dengan
penampilan dimana fokusnya dibatasi pada keterampilan dan gerak yang lebih
spesifik.
f. Penampilan atau performance. Penampilan didasarkan pada kriteria tertentu,
tergantung pada tujuan permainan, pelajaran, atau unit. Pada akhirnya, kriteria
penampilan yang spesifik ini memunculkan pemain- pemain permainan yang
kompeten dan mahir.

Urutan pembelajaran model TGfU berdasarkan pendapat Nopembri & Saryono (2012)

adalah sebagai berikut: (a) Game or game form, menekankan pada sebuah masalah taktik

(tantangan)sebelum mengidentifikasidan berlatih keterampilan. (b) Question, mengumpulkan para

siswa secara bersamaan dan bertanya dengan memfokuskan mereka pada masalah taktik dan

bagaimana cara memecahkan dari masalah tersebut. (c) Practice, tugas-tugas latihan yang digunakan

25
untuk mengembangkan kesadaran taktik melalui pembelajaran yang berpusat pada guru. (d) Game,

situasi permainan untuk memperkuat masalah taktik atau keterampilan yang diberikan di awal.

Model TGfU diawali dengan penekanan pada teknologi mana yang digunakan kapan dan di

mana. Siswa harus didorong untuk menggunakan strategi atau prinsip permainan umum, seperti B.

Menggunakan kedalaman dalam permainan online. Masalah taktis seperti Mengatur serangan dengan

menciptakan ruang di sisi gawang yang berlawanan dapat dicapai melalui keterampilan yang efektif atau

off-ball (Ward & Griggs, Diana 2020: 61-62). Model TGfU berpotensi untuk: (1) memfasilitasi

pengembangan keterampilan teknis dan pengetahuan taktis; (2) memungkinkan anak belajar mandiri

dan bertanggung jawab; (3) mengevaluasi gerakan taktis selama pertandingan; dan (4) Meningkatkan

kesenangan dan kenikmatan permainan (Wang & Ha, Diana 2020: 62).

Berbeda dengan pendekatan berorientasi teknik, TGfU meningkatkan kesadaran taktis dan

kinerja siswa (Dania, Kossyva dan Zounhia, 2017:1) dan rasa kemandirian, kompetensi, dan

kemanjuran diri mereka dalam permainan sisi kecil (Mitchell Oslin, & Griffin., 2013: 48). Ciri mendasar

dari TGfU adalah siswa memahami apa yang perlu dilakukan sebelum belajar, bagaimana

melakukannya, dan nilai keterampilan yang dibutuhkan untuk melanjutkan pencapaian mereka. TGfU

tidak hanya menekankan aspek psikomotor, tetapi juga aspek kognitif dan afektif.

Kemampuan siswa untuk memahami apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka

memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Siswa dapat mencapai semua keterampilan tersebut

tanpa disadari karena siswa senang ketika pembelajaran terjadi (Rahayu, 2013).

Berdasarkan perbedaan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Educational Games for

Understanding (TGfU) merupakan model pembelajaran pendidikan jasmani yang menggunakan unsur

permainan taktis tanpa menghilangkan teknologi, dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan

26
pengetahuan belajar jasmani melalui praktik aktif siswa. mengembangkan . pendidikan, olahraga dan

kesehatan.

3) Model Pembelajaran Taktis

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan edukatif dapat

digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan teknis dan pendekatan taktis. Pendekatan teknis lebih

menekankan pada penguasaan teknik permainan atau olahraga, sedangkan pendekatan taktis

menekankan pada taktik permainan dalam olahraga (Budi et al., 2019).

Pendekatan taktis merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan tindakan dan

partisipasi aktif selama pembelajaran dalam pendidikan jasmani (Iskandar & Agustan, 2018).

Pendekatan taktis dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam

mengikuti kelas pendidikan jasmani dan memberikan banyak ruang bagi siswa untuk mempelajari

keterampilan teknis dalam situasi permainan, sebagaimana (Subroto, 2001) menjelaskan: Pendekatan

taktis adalah cara untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap konsep permainan dengan

menggunakan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi permainan.

Pendekatan taktis membantu siswa memahami daya tarik antara elemen teknis dan

meningkatkan kinerja permainan, sedangkan pendekatan permainan taktis membantu guru reflektif

mempertimbangkan kembali pandangan filosofis mereka tentang pedagogi permainan. Model

pengajaran taktis memungkinkan siswa menyadari kepentingan antara bermain dan peningkatan

permainan, (Subroto, 2001) menjelaskan sebagai berikut: Pendekatan taktis (1) menekankan permainan

dan menempatkan pembelajaran keterampilan teknis dalam konteks permainan; (2) menawarkan

banyak kesempatan kepada siswa untuk membuat mereka sadar akan pentingnya keterampilan teknis

dalam situasi permainan nyata.

27
Dari penjelasan pendekatan taktis yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendekatan taktis pada hakekatnya merupakan pendekatan pembelajaran keterampilan teknik dan juga

diterapkan dalam situasi permainan pembelajaran.

Tujuannya adalah menggunakan pendekatan taktis dalam pembelajaran pendidikan jasmani

untuk memotivasi siswa dan mendorong minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan

kemampuan bermain menerapkan berbagai teknik dasar permainan. Tujuan utama pendekatan taktis

pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep permainan

(Sucipto, 2019). Lebih lanjut Sucipto (2019) menyatakan bahwa bagi siswa, tujuan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan taktis adalah:

1. Meningkatkan kemampuan bermain melalui pemahaman terhadap keterkaitan antara

taktik permainan dan perkembangan keterampilan.

2. Memberikan kesenangan dalam proses pembelajaran.

3. Belajar memecahkan masalah dan membuat keputusan selama bermain.

Model pembelajaran taktis yang sering digunakan dalam pembelajaran berkelanjutan yang

lebih mengandalkan kesadaran taktis daripada keterampilan teknis adalah pelajaran pemahaman atau

permainan berbasis permainan. Model ini menawarkan guru pendidikan jasmani panduan untuk

mengajar permainan untuk menggambarkan proses pendekatan ini (Subroto, Juliantine, 2010),

membaginya menjadi tiga fase seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar. 1 Pendekatan Taktis untuk Mengajar Permainan


Sumber: Juliantine, 2010

28
Garis besar pendekatan ini menyarankan bahwa untuk mengajar kesadaran taktik, harus

dimulai dengan sebuah permainan, atau lebih tepat dengan modifikasibentuk bentuk permainan yang

menekankan pada masalah-masalah taktik. Penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran

permainan haruslah memperhatikan berbagai aspek seperti perencanaan dan pembuatan kerangka

kerja,mengidentifikasi dan menguraikan berbagai masalah taktik yang relevan dengan suatu permainan

serta mengetahui kemampuan dan karakteristik peserta didik yangberbeda-beda. Melalui pemilihan

materi pembelajaran yang tepat, bersumber dari kerangka kerja yang telah ditentukan maka pendidik

dapat mengembangkan berbagai pola bermain yang menuntut peserta didik untuk memecahkan

permasalahan taktik dalam permainan.

4. Hakikat Bola Voli

Pada tahun 1895, William C. Morgan, direktur YMCA di Holyoke, Massachusetts,

menemukan sebuah permainan bernama Mintonette untuk memenuhi keinginan pedagang lokal yang

menganggap bola basket terlalu membosankan dan kurang menghibur. Pada tahun 1896, nama

permainan ini diganti oleh Alfred T. Halstead yang setelah melihat permainan ini menganggap bahwa

permainan bola voli lebih tepat dari nama permainan tersebut karena ciri permainan tersebut sebelumnya

dimainkan dengan cara memantulkan bola. menyentuh tanah (bola voli), (Viera dan Fergusson,

Herdiyana, 2016: 21-22).

Menurut PBVSI dalam Lubis dan Agus (2017: 60) “Bola voli adalah permainan yang

dimainkan oleh dua tim yang dipisahkan oleh jaring, menggunakan tangan dengan cara memukul”.

Sedangkan tujuan permainan bola voli adalah memainkan bola melewati net sehingga jatuh ke tanah

(ground) area lapangan lawan, menghalangi bola yang sama di depan lawan. Setiap tim diperbolehkan

melakukan tiga rebound untuk mengeluarkan bola dari batas. Memantulkan bola merupakan salah satu

29
kekhasan permainan bola voli yang dimainkan sampai tiga kali, setelah itu bola harus segera dioper ke

wilayah lawan.

Menurut Suhad (2014: 7) Permainan bola voli pada dasarnya terdiri dari memukul bola dengan

seluruh anggota badan dan mengopernya melewati net ke lapangan lawan. Permainan bola voli

dimainkan dengan bola besar antara dua tim. Setiap tim hanya diperbolehkan melempar bola sebanyak

tiga kali, dan setiap pemain tidak diperbolehkan menyentuhnya dua kali berturut-turut, kecuali saat

memblok. Menurut Ramesh (2011: 40) Bola voli merupakan olahraga global yang dapat dipeluk oleh

semua kalangan. Bola voli dapat dipraktekkan baik sebagai olahraga kompetitif maupun sebagai

olahraga rekreasi. Untuk mencapai prestasi yang optimal, bermain bola voli tidak hanya melatih bagian

teknik dan taktis, tetapi juga bagian fisik yang meliputi daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan

koordinasi.

Seluruh permainan melibatkan kemampuan menangani bola dengan kedua tangan. Bola voli

merupakan olahraga yang merupakan mata pelajaran wajib pendidikan jasmani yang harus diajarkan di

sekolah. Partisipasi siswa dalam pembelajaran dirancang untuk membantu optimalisasi program bola

voli bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa serta meningkatkan aspek kebugaran jasmani siswa

seperti daya tahan, kekuatan, kelenturan, kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi motorik (Titi

Ajayati. 218: 2017).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bola voli adalah permainan yang

dimainkan oleh dua tim yang dipisahkan oleh net dengan menggunakan tangan dengan cara melompat-

lompat. Sedangkan tujuan permainan bola voli adalah memainkan bola melewati net sehingga jatuh ke

tanah (ground) area lapangan lawan, menghalangi bola yang sama di depan lawan. Setiap tim

diperbolehkan melakukan tiga rebound untuk mengeluarkan bola dari batas. Memantulkan bola

30
merupakan salah satu kekhasan permainan bola voli yang dimainkan sampai tiga kali, setelah itu bola

harus segera dioper ke wilayah lawan.

Ahmadi, Herdiyana (2016: 23-25) menyatakan bahwa permainan bola voli memiliki beberapa

teknik dasar yang harus dikuasai. Teknik dalam permainan bola voli terdiri dari servis, underpass,

overpass, blok dan smash.

a. Servis

Menurut Ahmad dalam Herdiyana (2016: 23-25), passing berarti memukul bola di belakang

garis akhir lapangan permainan melewati net ke daerah lawan. Pemogokan pemeliharaan dilakukan di

awal dan setelah setiap gangguan terjadi. Karena operan memainkan peran besar dalam mencetak gol,

operan:

1) Meyakinkan’

2) Terarah

3) Keras

4) Menyulitkan Lawan

Servis memiliki beberapa jenis servis yaitu:

1) Servis tangan bawah (Underhand Service)

2) Servis tangan saming (SideHand Service)

3) Servisatas kepala (Over Head Service)

4) Servis mengambang (Floating Service)

5) Servis Loncat (Jump Service)

b. Block

Menurut Ahmad dalam Herdiyana (2016: 24), blok adalah pertahanan utama untuk melawan

serangan lawan. Namun, tingkat keberhasilan blok relatif rendah karena lawan menguasai arah bola

31
yang akan diblok. Keberhasilan blok ditentukan oleh tinggi lompatan dan jangkauan tangan lawan yang

mencapai bola. Pemblokiran dapat dilakukan dengan gerakan tangan aktif atau pasif. Blok dibagi

menjadi dua bagian:

1) Block oleh satu pemain

2) Block oleh dua atau tiga pemain

c. Smash

Tabrakan atau pukulan keras, juga dikenal sebagai lonjakan, adalah bentuk serangan paling

umum yang digunakan oleh tim untuk mencetak poin. Ada banyak jenis dan ragam serangan smash.

Pukulan adalah bola keras yang dipukul dari atas ke bawah pada saat bola membelok (Ahmadi,

Herdiyana 2016: 24).

Menurut Ahmadi dalam Herdiyana (2016: 24-25), macam-macam pukulandalam smash

antara lain sebagai berikut :

1) Pukulan serangan frontal

2) Pukulan berputar

3) Pukulan serangan melalui sisi badan

4) Pukulan dengan Gerakan sendi pergelangan tangan yang dapat diarahkan ke segala arah.

Teknik dasar permainan bola voli harus dipelajari terlebih dahulu agar dapat mengembangkan

kualitas permainan bola voli. Penguasaan teknik dasar bola voli merupakan salah satu unsur yang selain

syarat fisik, taktis, dan mental juga menentukan menang atau kalahnya suatu tim dalam suatu permainan

(Suharno, Herdiyana 2016: 25). Teknik yang paling penting dalam permainan bola voli adalah passing

dan berpengaruh besar terhadap jalannya permainan.

Menguasai teknik passing dasar dalam permainan bola voli sangatlah penting, Passing

digunakan untuk akumulasi atau passing adalah usaha atau usaha seorang pemain bola voli yang

32
menerapkan suatu teknik tertentu dengan tujuan untuk menyajikan bola yang dimainkannya kepada

teman satu timnya yang berada. menggunakannya maka tim lawan bisa menyerang (crash). Dalam

permainan bola voli passing dapat dilakukan dengan passing dan passing (Ahmadi, Herdiyana 2016:25).

Passing adalah usaha seorang pemain untuk menggunakan teknik tertentu untuk mengoper

bola yang dimainkan kepada teman satu timnya untuk bermain di lapangannya sendiri (Ahmadi,

Herdiyana 2016: 25). Passing adalah poin serangan pertama, karena hasil passing yang baik dan

sempurna bagi pelintas dalam tembakan yang baik.

Dalam pembelajaran bola voli di sekolah peserta didik diharapkan lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran bola voli, dengan dikembangkannya model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien

tentunya dalam penelitian ini diharapkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik dapat

meningkat atau menjadi lebih baik.

Keberhasilan dalam bermain bola voli yaitu dapat melakukan teknik passingdengan baik.

Passing atas dan passing bawah merupakan teknik dasar yang wajib diajarkan kepada siswa Sekolah

menengah pertama, agar siswa memahami bagaimana posisi tangan saat passing dan rangkaian

gerakan passing secara tepat.

5. Passing Bawah Bola Voli

a. Pengertian Passing Bawah

Dipotret oleh Mawarti dalam Diana (2020: 63) Bola voli dapat digunakan sebagai alat

pendewasaan anak atau sebagai sarana mendidik anak dengan nilai-nilai yang dikandungnya, misalnya.

nilai kerjasama, kepercayaan, tanggung jawab, keberanian dan sportivitas.

Guntur (2013: 22) menyatakan bahwa permainan bola voli yang diajarkan di sekolah

termasuk dalam permainan net (net games) dimana pemain yang berhadapan dipisahkan dalam

lapangan yang berbeda oleh adanya. Karakteristik permainan ini sifatnya tim, sehingga tiap individu

33
harus mampu menguasai keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk menguasai bola, dan

bekerjasama dengan kawan satu tim dengan mengumpankan bola, bahkan bekerjasama bagaimana

menciptakan suatu pertahanan daerahnya dari serangan lawan sehingga lawan mati maka akan tercetak

skor untuk tim sebagai tujuan utamanya.

Seorang pemain bola voli yang baik membutuhkan penguasaan teknik dasar bola voli. Teknik

dasar permainan bola voli adalah servis, passing, blocking dan smash/tikam. Dari beberapa teknik dasar

yang lebih penting untuk dikuasai yaitu teknik input. Passing terdiri dari dua jenis yaitu menyalip dan

menyalip. Menurut Samsudin & Rahman (2016), passing adalah memukul bola dengan dua tangan

yang dirapatkan dan mengayun dari bawah (bottom pass) atau memukul bola dengan dua tangan

terpisah dengan jari-jari terbuka sedikit ke depan di atas kepala (top pass). Teknik dasar passing bola voli

harus dikuasai oleh pemain bola voli karena permainan bola voli kebanyakan dimainkan dengan cara

passing sebelum melakukan smash. Teknik dasar bola voli merupakan keterampilan terpenting yang

harus dipahami dan dikuasai oleh setiap pemain bola voli. (Diana, 2020: 64).

Prinsip dasar passing bola voli adalah usaha pemain bola voli untuk memainkan bola dengan

cara yang akan melewati teman satu timnya atau dimainkan di lapangannya sendiri. Adapun yang

terjadi, Yunus dalam Diana (2020: 64) menyatakan bahwa passing mengoper bola kepada rekan satu

tim dengan menggunakan teknik tertentu sebagai langkah awal dalam mengembangkan pola

menyerang tim lawan. Menurut Suharno dalam Diana (2020: 64) Passing adalah usaha atau upaya yang

dilakukan oleh pemain bola voli dengan menggunakan teknik tertentu untuk menyajikan bola yang

dimainkannya kepada teman satu timnya, yang kemudian dapat menjegal lawan di lapangan lawan.

Mikanda (2014: 115) menyatakan bahwa passing adalah dari bawah, dimana fase gerakan

diawali dengan sikap tubuh sedikit diturunkan, lutut sedikit ditekuk dan posisi tangan menyatu. Menurut

Koesyanto dalam Diana (2020: 64) mengoper bola ke tim sendiri dengan teknik tertentu sebagai langkah

34
awal dalam mengembangkan pola menyerang tim lawan. Menurut Ahmad (2007: 23) Tujuan teknik

lengan bawah antara lain menerima bola servis, menerima bola lawan berupa serangan/pukulan,

mengembalikan bola setelah melakukan blok atau bola dari pantulan net, menahan bola. terkadang

mengenai jauh dari lapangan dan dari hasil yang rendah. Underpass biasanya dibuat untuk menerima

servis atau pukulan atau bola dari pinggang ke bawah.

Teknik passing bawah merupakan rangkaian gerakan yang dikombinasikansecara baik dan

harmonis agar passing bawah yang dilakukan menjadi lebih baik dan sempurna. Viera & Ferguson

dalam Diana (2020: 65) menyatakan, “Elemen dasar bagi pelaksanaan operan lengan depan yang baik

adalah; (1) gerakan mengambil bola, (2) mengatur posisi badan, (3) memukul bola, dan (4)

mengarahkan bola ke sasaran”. Menurut Yunus dalam Diana (2020: 65-66) teknik passing bawah

sebagai berikut:

1) Sikap Permulaan

Ambil sikap siap normal dalam permainan bola voli, yaitu kedua lutut ditekuk dengan badan

dibongkokkan ke depan, berat badan menumpu pada telapak kaki depan untuk mendapatkan

keseimbangan labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat bergerak ke segala arah. Kedua tangan saling

berpegangan dengan punggung tangan kanan diletakkan diatas telapak tangan kiri, kemudian saling

berpegangan dengan posisi ibu jari sejajar sama Panjang, sehingga kedua lengan sejajar membentuk

seperti papan pantul.

2) Gerakan Pelaksanaan

Ayunkan kedua lengan kea rah bola dengan sumbu gerak pada persendian,bahu dan siku

benar-benar dalam kndisi lurus. Perkenaan bola pada proksimal dari lengan bawah, di atas dari

pergelangan tangan dan pada waktu lengan membentuksudut kurang lebih 45⁰, dengan badan lengan

diayunkan dan diangkat hamper lurussetinggi bahu.

35
3) Gerakan Lanjutan

Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakakng melangkah ke depan untuk

mengambil posisi siap Kembali dan ayunan lengan untuk passing bawah ke depan tidak melebihi sudt

90⁰ dengan bahu badan. Gambar posisi teknik passing bawah sebagai berikut:

Gambar 2. Teknik Passing Bawah

Gambar 3. Fase Persiapan

(1) Persiapan
a) Kaki aktif bergerak kea rah datangnya bola.
b) Kedua tangan lurus sejajar saling berdekatan di depan badan.
c) Kaki di buka selebar bahu dengan salah satu posisi kaki sedikit di depan.
d) Tekuk lutut dan tahan tubuh dalam posisi rendah
e) Punggung lurus dan pandangan focus kea rah bola

36
Gambar. 4 Fase Pelaksanaan
(Sumber: Rosyid & Wicaksono, dalam Diana, 2020)
(2) Pelaksanaan
a) Pastikan menerima bola di depan badan
b) Lengan diayun pada bahu, sementara pergelangan tangan, siku tidak melakukan
Gerakan atau tetap lurus.
c) Lutut bergerak meluruskan bersamaan mengayunkan lengan
d) Perkenaan bola di antara siku dan perggelangan tangan
e) Perhatikan dan rasakan saat bola menyentuh lengan

Gambar. 5 Gerak Lanjutan


(Sumber: Rosyid 7 Wicaksono, dalam Diana, 2020)

(3) Gerak Lanjutan


a) Pastikan menerima bola di depan badan
b) Lengan diayun pada bahu sementara pergelangan tangan, siku
tidakmelakukan gerakan atau tetap lurus terkunci.
c) Lutut bergerak meluruskan bersamaan mengayunkan lengan (satu
kaliayunan lengan)
d) Perkenaan bola di antara siku dan pergelangan tangan
e) Perhatikan dan rasakan saat bola menyentuh lengan
f) Jari tangan tetap di genggam dan siku tetap terkunci
g) Lengan lurus maksimal setinggi bahu
h) Perhatikan bola bergerak kea rah sasaran
i) Pindahkan berat badan kea rah sasaran
j) Siap bergerak untuk rangkaian Gerakan selanjutnya.

37
Berdasarkan batasan passing yang dikemukakan ahli di atas dapat dirumuskan pengertian

passing bawah adalah teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan kedua tangan, yaitu

perkenaan bola pada kedua lengan bawah yang bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman

seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri atau sebagai awal untuk menyusun serangan.

b. Kesalahan pada Passing Bawah

Passing bawah bolavoli merupakan salah satu bentuk keterampilan yang memiliki unsur

gerakan yang cukup kompleks. Tidak jarang atlet sering kalimelakukan kesalahan. Menurut Viera &

Ferguson dalam Diana (2020: 68) kesalahan dalam melakukan passing bawah antara lain:

1) Lengan terlalu tinggi Ketika memukul bola


2) Merendahkan tubuh dengan menekuk pinggang bukan lutut, sehingga bolayang dioperkan
terlalu rendah dan terlalu kencang
3) Tidak memindahkan berat badan kea rah sasaran, sehingga bola tidakbergerak ke muka.
4) Lengan terpisah sebelum, pada saat atau sesaat sesudah menerima bola,sehingga operan
salah.
5) Bola mendarat di lengan di daerah diku, atau menyentuh tubuh.

Kesalahan - kesalahan tersebut di atas hendaknya dicermati oleh guru, agar keterampilan

passing lebih baik, bila terjadi kesalahan segera dibetulkan. Lebih lanjut Viera & Ferguson dalam Diana

(2020: 69) memberikan tips cara memperbaiki kesalahan pada passing bawah sebagai berikut:

1) Biarkan bola bergerak sampai sejajar pinggang sebelum memukulnya


2) Tekuk lutut, jaga punggung tetap lurus pada saat berada di bawah bola
3) Pastikan berat badan bertumpu pada kaki depan dan tubuh membungkuk kedapan.
4) Tetap satukan lengan dengan menggenggam jari atau membungkus jemariyang satu
dengan jemari yang lain dengan ibu jari sejajar.
5) Tahan lengan pada posisi sejajar paha dan terima bolajauh dari dada.
6) Biarkan bola bergerak sampai sejajar pinggang sebelum memukulnya
7) Tekuk lutut, jaga punggung tetap lurus pada saat berada di bawah bola
8) Pastikan berat badan bertumpu pada kaki depan dan tubuh membungkuk kedapan.
9) Tetap satukan lengan dengan menggenggam jari atau membungkus jemariyang satu
dengan jemari yang lain dengan ibu jari sejajar.
10) Tahan lengan pada posisi sejajar paha dan terima bolajauh dari dada.

38
6. Passing Atas Bola Voli

a. Pengertian Passing Atas

Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu untuk

mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri,

(Ahmadi, dalam Herdiyana 2016: 26). Berkaitan dengan passing Suharno dalam Herdiyana (2016:

26), menyatakan passing di dalam permainan bola voli adalah usaha ataupun upaya seorang pemain

bola voli dengan cara menggunakan suatu tehnik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan

bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.

Passing yang dikemukakan oleh dua ahli tersebut dapat dirumuskan pengertian passing atas

adalah usaha atau upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang

tujuannya ialah untuk menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya

agar dapat melakukan serangan terhadap regu lawan ke lapangan lawan, (Suharno, dalam Herdiyana

2016: 27). Menurut Viera dan Fergusson dalam Herdiyana (2016: 27), menyatakan operan overhead

adalah salah satu teknik di mana anda dapat menguasai bola dengan efisiensi tinggi dan terkontrol

dengan baik. Operan overhead bisa digunakan untuk menerima bola yang lebih tinggi dari bahu dan

datang dengan sedikit kekuatan ke arah seorang pemain. Passing atas merupakan cara terbaik untuk

mengendalikan bola yang tinggi sehingga bola yang dihasilkanakan mudah untuk dilakukan suatu

penyerangan.

b. Teknik Pelaksanaan Passing Atas

Menurut Ahmad dalam Herdiyana (2016: 27), teknik pemberian makan bagian atas adalah

dengan jari-jari tangan terbuka, dan tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum

menyentuh bola, tekuk lutut sedikit sehingga tangan Anda setinggi hidung di depan Anda. Sudut antara

39
siku dan badan ± 45º. Bola disentuh dengan cara menjulurkan kedua kaki dengan lengan. Posisi

pergelangan tangan dan jari tidak berubah.

Menurut Suharno dalam Herdiyana (2016: 28-30), di atas normal, ada tiga set dalam rangkaian

passing, mulai dari posisi awal, posisi saat kontak bola dan posisi akhir yang masing-masing akan

dijelaskan.

1) Sikap Permulaan

Pemain mengambil sikap siap normal, adapun sikap siap normal itu adalahsebagai berikut:

pemain berdiri dengan salah satu kaki berada di depan kaki yang lain. Di anjurkan bila tidak kidal kaki

kiri berada lebih ke depan dari kaki kanan. Lutut di tekuk, badan agak condong sedikit ke depan dengan

tangan siap berada didepan dada. Pada saat melakukan passing, maka segeralah menempatkan diri

dibawah bola dan tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi dahi. Jari-jari tangan secara

keseluruhan membentuk suatu setengah bulatan (lihat gambar 1). Jarijari direnggangkan sedikit satu

dengan yang lain dan kedua ibu jari membentuk suatu sudut.

Gambar. 6 Perkenaan Tangan Pada Passing Atas

2) Sikap Perkenaan Bola

Perkenaan bola pada jari adalah di ruas pertama dan kedua terutama ruas pertama dari ibu jari.

Pada saat jari disentuhkan pada bola maka jari-jari agak ditegangkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti

gerakan pergelangan, lengan kearah depan atas agak eksplosif.

40
3) Sikap Akhir

Setelah bola berhasil di pass maka lengan harus lurus sebagai suatu gerakan lanjutan diikuti

dengan badan dan langkah kaki ke depan agar koordinasitetap terjaga dengan baik. gerakan tangan,

pergelangan, lengan dan kaki harus merupakan suatu gerakan yang harmonis, sedang pendangan ke

arah jalannya bola.

Gambar. 7 Sikap Saat Perkenaan Bola Passing Atas

Menurut Roque & Hansen dalam Herdiyana (2016: 30), passing atas adalahlangkah awal

menerima bola dengan menggunakan kekuatan dari kedua jari tangan.Berikut rangkaian gambar cara

posisi melakukan passing atas:

Gambar. 8 Rangkaian Gerak Melakukan Passing Atas


Sumber: (Roque & Hansen, dalam Herdiyana, 2016:30)

Gambar rangkaian gerak passing atas dari awalan hingga akhiran pada gambar di atas

memiliki definisi sebagai berikut: (a) gambar A & B, posisi awalan dengan kaki sedikit ditekuk agar

memudahkan saat bergerak dan posisi tangan segitiga tepat diatas siku dahi, (b) gambar C, posisi siku

tangan yang menghadap ke luar atas akan menghasilkan posisi jari tangan yang tepat, beda halnya

dengan siku yang menghadap ke bawah akan mempersulit gerak jari tangan saat passing atas, (c)

41
gambar D, Gerakan lanjutan setelah menerima bola dengan passing atas lalu kedua tangan mendorong

bola lurus keatas.

c. Kesalahan yang sering terjadi pada Passing Atas

Passing atas bola voli merupakan salah satu bentuk keterampilan yang memiliki gerakan yang

cukup kompleks. Tidak jarang para siswa sering kalimelakukan kesalahan. Menurut Ahmadi dalam

Herdiyana (2016: 31-32), kesalahanumum pemain dalam melakukan passing atas:

1) Kurang cepat menempatkan badan di bawah bola dan malas menekuk lututdalam
sikap persiapan pelaksanaan.
2) Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatucekungan
setengah lingkaran dari jari-jari dan telapak tangan.
3) Siku terlalu keluar ke samping atau terllau rapat ke dalam sehingga bentukcekungan
jari dan telapak tangan datar.
4) Pergelangan tangan kurang lentur ke samping dalam sehingga cekungan jaridan telapak
tangan kurang sempurna.
5) Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek
6) Lengan telah lurus ke atas sebelum perkenaan bola, sehingga tidak adakekuatan
untuk mendorong bola kedepan atas.
7) Kurang harmonisnya gerak beraturan antara ajari, pergelangan tangan,lengan, badan
dan kaki.
8) Penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnyalatihan-latihan
fisik.
9) Pemain mudah jemu menjalankan latihan passing atas.
10) Jari-jari rapat dan lemas terutama pada wanita.
11) Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung-ujung jari, sehinggaterdengar
bunyi”plak” dalam melakukan passing atas.
12) Menggerakkan pergelangan tangan tidak ke arah depan atas melainkanhanya ke
depan saja.

Kesalahan maupun cara memperbaiki passing atas harus diperhatikan oleh guru. Pada

umumnya peserta didik tidak mampu mengamati letak kesalahan yang dilakukan. Seorang guru harus

mampu mencermati setiap bentuk gerakan yang dilakukan siswa, sehingga akan diketahui letak

kesalahannya. Setiap kesalahan yang dilakukan siswa, guru segera mungkin untuk membetulkan

gerakan yang salahtersebut, kesalahan yang dibiarkan akan membentuk pola gerak yang salah,

sehingga kualitas passing yang dilakukan hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

42
7. Hakikat Keterampilan

Kompetensi profesional diartikan sebagai tindakan atau tugas dan merupakan indikator tingkat

kompetensi. Ketrampilan yang dilihat sebagai perdagangan/tugas adalah seperangkat respon motorik

dan pengamatan yang diperoleh melalui pembelajaran untuk tujuan tertentu. Menurut Penyanyi

(Baehaqie Nur, 2015: 9) Kelincahan adalah tingkat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai tujuan

secara efektif dan efisien berdasarkan kecepatan, ketepatan, bentuk, dan kemampuan beradaptasi.

Menurut Arma Abdoellah (Baehaqie Nur, 2015:9) Seseorang dianggap sangat terampil ketika

mereka bergerak secara efisien dan efektif, atau ketika mereka tampaknya memiliki peluang bagus untuk

menyelesaikan suatu gerakan tertentu. Kemampuan seseorang, sebagaimana tercermin dalam

kemampuan melakukan tugas motorik tertentu, dapat diidentifikasi dari kualitas kemampuan seseorang

untuk melakukan tugas tertentu dengan tingkat keberhasilan tertentu. Keterampilan baru dapat diperoleh

atau dikuasai jika dipelajari atau dipraktikkan dan dipraktikkan secara konsisten selama periode waktu

tertentu. Menurut legenda dalam Baehaqie Nur (2015: 9), semakin tinggi keberhasilan dalam melakukan

tugas bisnis, semakin baik keterampilannya.

Menurut Hottinger (Baehaqie Nur, 2015: 10) Kemampuan gerak berdasarkan faktor genetik

dan lingkungan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: a)sebuah keterampilan filogenetik merupakan

keterampilan bawaan bagi seorang anak sejak lahir dan dapat berkembang seiring bertambahnya usia

anak. b). Ketrampilan ontogenetik adalah ketrampilan yang muncul melalui latihan dan pengalaman

sebagai akibat dari pengaruh lingkungan.

Pada prinsipnya suatu keterampilan dapat dikuasai atau diperoleh hanya jika dipelajari dalam

kondisi tertentu, salah satunya kegiatan belajar atau latihan keterampilan tersebut dilakukan secara terus

menerus dalam jangka waktu tertentu.

43
Untuk mencapai keterampilan yang baik memerlukan hal-hal sebagai berikut

1) Adanya kemauan dari individu, berupa motivasi untuk dapat menguasaiketerampilan

yang diajarkan.

2) Adanya proses pembelajaran yang didukung oleh kondisi dan lingkunganbelajar yang

baik.

3) Adanya prinsip-prinsip Latihan yang dikembangkan untuk memperkuatrespon yang

terjadi.

Menurut Amung Ma’mum dan Yudha, dalam Baehaqie Nur (2015: 10-11) mengatakan

bahwa, “Berdasarkan keterlibatan tubuh dalam pola gerak, keterampilan dibagi menjadi dua yaitu:

keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan motorik halus (fine motor skill)”.

a. Keterampilan motoric kasar (Grass motor skill)

Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot- otot besar dan ketepatan geraktidak begitu

penting untuk diperhatikan. Otot – otot tersebut berintegrasi untuk menghasilkan gerak seperti berjalan,

berlari, melompat, dan meloncat.

b. Keterampilan motoric halus (Fine motor skill)

Bercirikan lebih melibatkan pergerakan otot – otot kecil terutama yang melibatkan koordinasi

mata dan tangan, serta memerlukan tingkat derajat ketepatanyang tinggi pada Gerakan tangan dan jari.

Seperti melempar, menangkap.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan akan diperoleh dan

akan terbentuk dengan baik jika dilatih secara terus menerus, efisien, dan efektif sesuai dengan tahapan-

tahapan yang telah ada.

44
8. Karakteristik Peserta Didik SMP Kelas VIII

Usia sekolah menengah termasuk dalam masa remaja, dimana masa remaja merupakan salah

satu tahapan perkembangan manusia, dimulai sejak anak dalam kandungan sampai meninggal (lifelong

development). Masa remaja berlangsung dari 13 sampai 16 tahun (Izzaty, 2008: 123-124). Menurut

Sukintaka (Asmara, 2016), anak usia sekolah menengah pertama berusia kurang lebih 13-15 tahun dan

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Jasmani
a) Laki – laki maupun putri ada pertumbuhan memanjang.
b) Membutuhkan pengaturan istirahat yang baik.
c) Sering menampilkan kecanggungan dan koordinasi yang kurang baik sering
diperhatikan.
d) Merasa mempunyai ketahanan dan sumber energi tak terbatas.
e) Mudah Lelah, tetapi tidak dihiraukan.
f) Mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.
g) Anak laki – laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot yang lebih baik dari putri.
Kesiapan dan kematangan untuk keterampilan bermain menjadi baik.
2. Psikis atau Mental
a) Banyak mengeluarkan energi untuk fantasinya.
b) Ingin menentukan pandangan hidupnya
c) Mudah gelisah karena keadaan yang remeh
3. Sosial
a) Ingin tetap diakui dalam kelompoknya.
b) Mengetahui moral dan etika kebudayaan.
c) Persekawanan yang tetap makin berkembang

Keterampilan gerak telah siap untuk diarahkan kepada permainan besar atauolahraga prestasi.

Bentuk penyajian pembelajaran sebaiknya dalam bentuk: bermain beregu, komando tugas dan lomba

(Herdiyana, 2016: 40). Perlu dicatat bahwa karena kecepatan pertumbuhan dan kematangan spesiesnya,

fantasi dan imajinasi membutuhkan energi dalam jumlah besar, sehingga terjadi kemerosotan fisik dan

psikologis. Kondisi anak dalam masa tumbuh kembangnya adalah gelisah dan berimajinasi berlebihan.

Situasi ini menyebabkan perasaan tidak mampu bergerak tanpa sadar dan menghindari sesi olahraga.

Oleh karena itu, perlu dipikirkan untuk menawarkan sejenis permainan hiburan, Sukintaka dalam

Herdiyana (2016: 40).

45
Berdasarkan pemaparan diatas peserta didik dalam usia SMP dalam aktivitas permainan dan

olahraga sedang ingin mengembangkan keterampilandalam setiap permainan di cabang olahraga.

Permainan bola voli menjadi salah satudari sekian banyak alternatif dalam mengajarkan teknik dasar

pada permainan bolavoli, diharapkan mampu meningkatkan keterampilan dasar passing bawah dan atas

terhadap peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP).

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Try Sevita Haryanto, Wasis Djoko Dwiyogo, dan Sulistyorini (2016) tentang

“Pengembangan Pembelajaran Permainan Bola Voli Menggunakan Media Interaktif di SMP

Negeri 6 Kabupaten Situbondo”. Penelitian danpengembangan ini bertujuan untuk memberikan

solusi untuk peserta didik yang belum memiliki media pembelajaran untuk cabang olahraga

permainan bola voli dengan mengembangkan pembelajaran permainan bola voli menggunakan

media interaktif. Dalam pengembangan pembelajaran permainan bola volimenggunakan media

interaktif di SMP Negeri 6 Kabupaten Situbondo menggunakan model pengembangan Research

and Development dari Borg andGall (1989) yang telah di modifikasi yaitu hanya mengambil 7

langkah dari 10langkah. Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif dengan persentase. Penelitian dan pengembangan pembelajaran permainan

bola voli menggunakan media interaktif pada uji cobakelompok kecil dengan subjek penelitian

sebanyak 8 siswa memperoleh hasil 86,4% dan pada ujicoba lapangan atau kelompok besar

dengan subjek penelitiansebanyak 30 siswa memperoleh hasil 93,6%. Dari hasil penelitian

tersebut makaproduk berupa media interaktif permainan bola voli dinyatakan layak untuk di

gunakan. Hasil akhir dari penelitian dan pengembangan ini adalah terciptanya media interaktif

permainan bolavoli yang dapat di gunakan sebagai media pembelajaran pada siswa SMP Negeri

6 Kabupaten Situbondo.

46
2. Penelitian Destriani, Destriana, Endang Switri, dan Herri Yusfi. (2019) tentang“Pengembangan

Pembelajaran Permainan Bola Voli pada Mahasiswa”. Penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan pengembangan pembelajaran bola voli yang layak pada mahasiswa. Metode

penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu Research and Development. Langkah

pengembangan menggunakan Analysis, Design, Development, Implementation, dan

Evaluationatau sering di sebut juga dengan model ADDIE. Subjek dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, FKIP, Universitas Sriwijaya.

Teknik analisis data yang di gunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini

berupa pengembangan pada sarana, prasarana, dan peraturan dalam permainan bola voli.

Kelayakan pengembangan di dapat dari hasil penilaian ahli-ahli materi, di dapat rata-rata sebesar

80,67% masuk kategori baik, dan efektifitas di dapat dari hasil belajar tahap implementasi

mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa pada aspek psikomotor sebesar 77,08% dan masuk

pada kategori cukup baik. Implementasi dari penelitian pengembangan ini adalah pendidik dapat

menggunakan pengembangan pembelajaran ini sebagai alternative dalam mengajar dan dapat

meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada aspek psikomotor.

3. Penelitian Anisa Herdiyana (2016) tentang “Pengembangan Model Pembelajaran CERIA

(Cermat, Kreatif, dan Aktif) untuk Meningkatkan Hasil Keterampilan Passing dalam Bola Voli

pada Siswa Sekolah menengah Pertama”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model

permainan CERIA (cermat, kreatif, dan aktif) agar dapat meningkatkan kemampuan passing atas

dan passing bawah dalam bola voli pada siswa SMP. Model permainan yang dikembangkan

berdasarkan aspek Pendidikan jasmani yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor,

diharapkan dapat digunakan oleh guru penjasorkes SMP sebagai referensi baru untuk

mengajarkan teknik passing atas dan passing bawah melalui permainan CERIA.penelitian

47
pengembangan ini mengacu pada Langkah-langkah penelitian menurut Borg & Gall. Hasil

penelitian menunjukkan model permainan CERIA untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar

passing atasdan passing bawah bola voli pada siswa SMP khususnya kelas VIII memiliki lima jenis

model permainan ceria sebagai berikut: (1) permainan simpai ceria, (2) permainan genap ganjil

ceria, (3) permainan siul ceria, (4) permainan tembak ceria, dan (5) permainan poin ceria. Melalui

tahapan produk awal, uji coba skala kecil, uji coba skala besar, dan uji efektifitas, sehingga

menghasilkanproduk final berupa buku pedoman permainan ceria dan video permainan ceria.

Terdapat hasil penelitian dari ahli/pakar menyimpulkan bahwa model permainan ceria untuk

meningkatkan keterampilan teknik dasar passing atas dan passing bawah bola voli pada siswa SMP

yang telah dikembangkan dan diuji cobakan dinyatakan layak/efektif untuk digunakan.

4. Penelitian Adhy Baehaqie Nur A. (2015) tentang “Peningkatan Keterampilan Passing Bawah Bola

Voli dengan Menggunakan Metode Bermain Bola Pantul Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Putra

di SMA Negeri 1 Sirampong Brebes”.Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperiment One group

pretest-postest design dimana dalam penelitian ini tidak ada kelompok pembanding. Populasi

penelitian ini adalah seluruh peserta putra yang mengikuti ekstrakurikulerbolavoli yang berjumlah

22 anak, tanpa kelompok pembanding. Maka seluruh peserta putra yang mengikuti ekstrakurikuler

digunakan sebagai subjek dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah tes dan pengukuran

menggunakantes brumbach. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas

dan uji t untuk pengujian hipotesis. Sampel berkorelasi pada tarafsignifikasi 5 % atau 0,05. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh bermain bola pantul terhadap kemampuan dasar

passing bawah. Uji hipotesis menunjukkan nilai t hitung sebesar 7,080 > 2,076 (t tabel) dan nilai

Sign sebesar(0,000) < 0,05, sehingga hal tersebut menunjukan Ho ditolak dan Ha diterima yang

berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan dasar passing bawah setelah

48
diberi perlakuan dengan bermain bola pantul. Berdasarkan rata-rata (mean) menunjukkan rerata

posttest > pretest. Dari hasiltersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh bermain bola pantul

yang signifikan terhadap kemampuan dasar passing bawah peserta ekstrakurikuler bolavoli

putra SMA Negeri 1 Sirampog Brebes. Peningkatan presentase kemampuan passing bawah

sebesar 9,88% dari selisih rerata dibagi rerata pretest dikalikan 100%.

5. Penelitian Ade Evriansyah Lubis, Muhammad Agus (2017) tentang “Peningkatan Hasil belajar

Passing Atas pada Permainan Bola Voli Melalui Variasi Pembelajaran Siswa SMP. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar passing atas bola voli pada siswa kelas VIIII-

1 SMP Negeri 1 Aek Songsongan Asahan Tahun Ajaran 2016/2017, melalui Variasi

Pembelajaran. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi,

dan refleksi. Sumber data dalam penelitian ini berupa tes kepada para siswa yang berbentuk aplikasi

teknik dasar passing atas bola voli. Teknik pengumpulan data dengan penilaian hasil belajar

passingatasbola voli. Teknik analisis data yang digunakan secara deskriptif berdasarkan pada

analisis kualitatif dengan prosentase. Adapun hasil yang diperoleh dari observasi yakni 7 siswa

dinyatakan tuntas (21%) sedangkan 25 siswa lainnya dinyatakan tidak tuntas (79%). Pada siklus I

diperoleh hasil dimana 25 siswa dinyatakan tuntas (78%) sedangkan 7 siswa lainnya dinyatakan

tidak tuntas (22%). Dan pada siklus II diperoleh hasil dimana 29 siswa dinyatakan tuntas (90%)

sedangkan 3 siswa lainnya dinyatakan tidak tuntas (10%).

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila prosesnya selalu banyak model yang

dikembangkan agar tercipta minat yang positif dari peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Prosespembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan yang efektif akan mendorong

49
terciptanya ketercapaian tujuan Pendidikan jasmani, olahraga, dan Kesehatan yang telah direncanakan

seperti perkembangan fisik, perkembangan gerak, keterampilan gerak, perkembangan kognitif atau

mental, perkembangan sosial, serta perkembangan emosional. Pengembangan gerak merupakan salah

satu bagian terpenting dari tujuan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga, dan

Kesehatan. Pembelajaran bola voli menjadi salah satu cabang olahraga yang wajibdiajarkan untuk

peserta didik kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bola voli adalah cabang olahraga yang dimainkan oleh 2 regu baik itu pria ataupun wanita

dengan ditengahi atau dipisahkan oleh sebuah net. Dengan tujuan yang bersifat rekreatif untuk mengisi

waktu luang dan kemudian berkembang kearah tujuan-tujuan yang lain seperti pencapaian prestasi yang

tinggi. Bola voli yang diajarkan dalam lingkungan sekolah menengah pertama memiliki tujuan

untukmengenalkan peserta didik mengenai macam-macam teknik dasar bola voli seperti:passing,

service, block dan smash. Teknik dasar dalam bola voli yang sangat cocokuntuk dipelajari oleh peserta

didik SMP yaitu passing bawah dan atas.

Pengembangan model pembelajaran pada penelitian ini dibuat untuk pesertadidik kelas

VIII Sekolah menengah pertama, tentunya pengembangan model harus memperhatikan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang berlaku. Standar kompetensinya yaitu memahami variasi

gerak spesifik dalam berbagai permainan bola besar/bola kecil sederhana dan atau tradisional*),

sedangkan kompetensiintinya yaitu mempraktikkan variasi gerak spesifik dalam berbagai permainan

bolabesar/bola kecil sederhana dan atau tradisional*).

Berdasarkan berbagai kajian teori, maka kerangka konseptual dalam pengembangan model

pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas bola voli dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

50
Gambar. 9 Kerangka Berpikir

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir diatas, dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian tentang pengembangan model pembelajaran bolavoli untuk meningkatkan keterampilan

passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII sabagai berikut:

1. Bagaimana model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah

dan atas peserta didik SMP kelas VIII?

2. Bagaimana kelayakan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkanketerampilan

passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII?

3. Bagaimana efektifitas model pembelajaran bola voli untuk meningkatkanketerampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII?

51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode research and development (penelitian dan

pengembangan). Research and development menurut Sugiyono (2016: 407) yaitu metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan rancangan produk tertentu, menguji efektivitas, validitas

rancangan yang telah dibuat sehingga produkmenjadi teruji dan dapat dimanfaatkan oleh umum.

Menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan dilakukan uji

efektivitasagar produk dapat digunakan oleh masyarakat.

Metode ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation)

digunakan dalam penelitian ini karena mudah dipelajari, sederhana dansistematis. Model ini memiliki

lima komponen yang saling berkaitan dan sistematisyang artinya model ini harus digunakan secara

sistematik dan tak bisa diacak urutannya dalam penerapannya. Karena model ini bersifat sederhana

dan terstruktursecara sistematis maka lebih mudah diterapkan dan dipahami.

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian dan pengembangan dalam tesis ini menggunakan prosedur pengembangan

berdasarkan teori Lee & Owens (Sugiyono, 2016: 410) yang menggunakan lima fase dalam sebuah

siklus, yaitu ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation), seperti pada

gambar berikut ini

Gambar. 10 Langkah – angkah Prosedur Penelitian dan Pengembangan

52
Berdasarkan model pengembangan yang digunakan, berikut adalahpenjabaran dari kelima

tahapan pengembangan tersebut yang disesuaikan dengan penelitian ini.

1. Analysis (Analisis)

Tahapan analisis bertujuan untuk mendapatkan informasi kebutuhan- kebutuhan yang

digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan

passing bawah dan atas. Pada tahap ini, kegiatanutama adalah menganalisis perlunya pengembagan

model pembelajaran bola voli dan menganalisis perlunya pengembangan model pembelajaran bola voli

untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII.Tahap ini

dimaksudkan untuk mencari sumber-sumber pendahuluan yang berupa pokok persoalan yang dihadapi

serta analisis kebutuhan pengembangan.

Pada tahap ini penulis mencari informasi di beberapa sumber yang berhubungan dengan

pembelajaran bola voli untuk peserta didik khususnya kelas VIII. Tahapan ini dilakukan untuk

analisis produk yang akan dikembangkan dalampembuatannya. Selain itu juga diharapkan dapat

membantu guru dalam pelaksanaanpembelajaran bola voli kepada peserta didik dengan lebih efektif.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan penelitian tersebut kegiatan awal yang dilakukanpenulis

adalah studi literatur dan studi lapangan.

Analisis produk dimaksudkan untuk mengtahui seberapa penting diperlukansuatu produk

untuk mengatasi masalah yang ditemui. Tahap ini dimaksudkan untukmencari sumber – sumber yang

berupa pokok persoalan yang dihadapi secara analisis dengan menggunakan angket analisis kebutuhan

pengembangan model pembelajaran bola voli.

a. Studi Literatur

Studi literatur merupakan kegiatan pengumpulan data-data berupa teori pendukung untuk

model pembelajaran bola voli yang akan dibuat. Sumber-sumberyang digunakan penulis adalah jurnal

53
penelitian, buku pembelajaran penjasorkes, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian

b. Studi Pendahuluan

Studi lapangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan, pendukung

dan penghambat uji coba produk di lapangan ketika produkyang dihasilkan siap untuk di uji coba. Pra-

kegiatan yang dilakukan adalah berupaobservasi dan wawancara yang dilakukan di sekolah, sehingga

diharapkan dapat mengetahui kebutuhan di lapangan yang sebenarnya.

2. Design (Desain)

Melakukan analisis dari data yang sudah dikumpulkan. Penulis merencanakan tujuan

penelitian, prosedur kerja penelitian, menentukan waktu, danmerancang model. Penulis mendapatkan

gambaran mengenai penelitian yang akandihadap. Setelah melakukan studi pendahuluan, terdapat

masalah, dan masalah dianalisis, dilanjutkan dengan mengembangkan model pembelajaran bola voli

untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII. Produk awal

yang sudah terbentuk selanjutnya akan divalidasi oleh para ahli.

a. Penyusunan Model

Tahapan yang dilakukan dalam merancang dan Menyusun model pembelajaran bolavoli

meliputi hal – hal sebagai berikut:

1) Menyiapkan referensi yang relevan dengan pengembangan model pembelajaran bola

voli.

2) Mendesai model pembelajaran yang praktis dan sesuai dengan hasil analisispada studi

pendahuluan.

3) Merancang pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah

dan atas.

4) Menyusun materi pembelajaran bola voli untuk meningkatkan kterampilan passing

54
bawah dan atas yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup.

b. Penyusunan Instrumen

Instrumen yang disusun adalah instrumen penilaian model pembelajaran bola voli. Instrumen

yang disusun digunakan untuk mengetahui validitas materi berdasarkan penilaian oleh validator ahli.

Angket penilaian harus valid dan reliabel sebelum digunakan. Jika sebelumnya sudah ada instrumen

yang telah memenuhi aspek valid dan reliabel yang sesuai dengan materi yang dipilih, maka instrumen

tersebut dapat diadopsi untuk digunakan dalam penelitian. Namunjika instrumen yang dibutuhkan

belum tersedia, maka peneliti dapat mengembangkan instrument tersebut.

3. Development (Pengembangan)

Dalam tahap pengembangan, kerangka yang dihasilkan pada tahap desain dan masih

procedural direalisasikan agar menjadi produk yang siap diimplementasikan. Produk berupa model

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP

kelas VIII yang akan dikemas dalam bentuk buku, kemudian dilakukan penilaian kelayakan oleh ahli

untuk mendapatkan nilai dan masukan. Desain produk yang telah disusun, dikembangkan berdasarkan

tahap-tahap sebagai berikut

a. Penulis menggabungkan bahan-bahan yang sudah terkumpul sesuai dengan pembuatan buku.

Setelah itu penulis mengoreksi ulang materi dan isi produk hasil pengembangan sebelum

divalidasi, jika sudah sesuai selanjutnya produk telah siap divalidasi.

b. Membuat angket validasi produk untuk ahli media dan ahli materi, angket untuk respons guru

dan peserta didik. Angket validasi produk untuk ahli media terdiri dari pewarnaan, pemakaian

kata atau Bahasa, dan desain. Angket validasi produk untuk ahli materi terdiri atas isi materi,

interaksi, dan umpan balik. Angket respons untuk guru terdiri atas beberapa aspek penilaian

55
yang meliputi isi materi, interaksi, dan umpan balik. Angket respons untuk peserta didik terdiri

atas pelaksanaan kegiatan pembelajaran, reaksi pemakaian, dan manfaat model pembelajaran

bola voli.

c. Validasi produk yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi. Ahli materi yaitu dosen yang

berperan untuk menentukan apakah materi tentang pembelajaran bola voli sudah sesuai

dengan tingkat kedalaman materi dan kebenaran materi. Dalam penelitian ini ahli/validator

yaitu Dr. Guntur, M.Pd., Dr. Sujarwo, M..Or. Tujuan dilakukan validasi adalah untuk

mendapatkan penilaian dan saran dari ahli materi mengenai kesesuaian materi pembelajaran

dan tampilan produk.

d. Setelah mendapatkan masukan dari para ahli dan divalidasi, diketahuikelemahan produk.

Kelemahan produk tersebut selanjutnya diperbaiki dandikembangkan lagi. Produk yang sudah

direvisi dan mendapat predikat baik, dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu implementasi.

4. Implementation (Implementasi)

Produk yang sudah dihasilkan dalam tahap pengembangan akan diimplementasikan kepada

pengguna pada situasi nyata di lapangan. Selama implementasi, rancangan media yang telah

dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi disampaikan sesuai dengan materi

pembelajaran bola voli yang dikembangkan. Pada tahap implementasi, ada dua kegiatan yang dilakukan

oleh penulis. Pertama, tahap implementasi dilakukan kepada skala kecil subjek yaitu SMP Maárif

Imogiri. Implementasi yang dilakukan kepada kelompok kecil ini bertujuan untuk mengetahui

kesalahan-kesalahan dan kelayakan model pembelajaran bola voli yang dikembangkan untuk

selanjutnya diimplementasikan kepada peserta didik dengan skala yang lebih besar. Kedua, tahap

implementasi dilakukan kepada skala yang lebih besar yaitu di SMP Muhammadiyah 2 Kalasan.

56
5. Evaluation (Penilaian)

Setiap tahapan dalam pengembangan produk dilakukan evaluasi, agar produk yang

dikembangkan ter-update dengan berbagai perubahan yang terjadi. Evaluasi ini dilakukan terus menerus

agar kesalahan-kesalahan sekecil apa pun dapat segera diperbaiki tanpa menunggu produk akhir selesai

diproduksi. Selama proses pengembangan model pembelajaran bola voli harus dilakukan evaluasi yang

disebut on going evaluation. Hal ini dilaksanakan sejak perencanaan hingga produk jadi. Selain on going

evaluation, penulis produk harus melakukan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Walaupun produk

yang dikembangkan sudah melalui beberapa tahap oleh ahli media dan ahli materi serta dapat dikatakan

sudah selesai, namun produk tersebut harus dinilai oleh praktisi lapangan dan pengguna, sehingga

memungkinkan terdeteksi suatu kesalahan-kesalahan kecil yang tidak terdeteksi pada tahap-tahap

sebelumnya.

Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif

dilaksanakan pada setiap tahap, sejak tahap analisis hingga implementasi, untuk melihat kesalahan-

kesalahan kecil pada produk. Evaluasi sumatif dilakukan di akhir kegiatan penelitian yaitu untuk dapat

melihat kualitas dan kelayakan produk secara keseluruhan. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi

atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh media tersebut. Apabila sudah tidak terdapat revisi lagi,

produk layak digunakan.

6. Efektivitas Produk

Setelah dihasilkan produk berupa model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas, selanjutnya dilakukan uji efektifitas dari produk tersebut. Uji

efektfitas model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas

dilakukan terhadap peserta didik SMP Maárif Imogiri Kelas VIII.

57
C. Desain Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkanumpan balik secara

langsung dari peserta didik tentang kualitas model yang dikembangkan. Sebelum diujicobakan, produk

yang dikembangkan terlebih dahulu divalidasi oleh para ahli materi dan ahli media. Produk yang sudah

divalidasi kemudian dilakukan uji coba lapangan dan langkah selanjutnya akan diuji efektivitasnya.

Dalam uji efektivitas, penulis melakukan eksperimen dengan desain pretest dan posttest untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap keterampilan passing bawah dan atas yang dilakukan oleh peserta

didik.

2. Subjek Uji Coba

Subjek penelitian merupakan sasaran dalam pemakaian produk. Subjek dalam penelitian ini

adalah peserta didik SMP Kelas VIII. Subjek dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga subjek yaitu,

sebagai berikut.

a. Subjek Uji Coba Skala Kecil

Subjek uji coba skala kecil dilakukan, bertujuan untuk mengetahuikesalahan – kesalahan dan

kelayakan model pembelajaran bola voli. Pada penelitian ini, uji coba menggunakan 1 guru dan 47

peserta didik SMP Kelas VIII. Pengambilan subjek dilakukan berdasarkan jumlah guru PJOK dan

peserta didik kelas VIII. Hasil dari uji coba skala kecil akan digunakan untuk merevisi apa saja

kekurangan dari pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan

passing bawah dana atas, agar diperoleh produk akhir yang layak untuk pesera didik.

b. Subjek Uji Coba Skala Besar

Subjek uji coba skala besar dilakukan di SMP Muhammadiyah 2 Kalasan. Subjek ini berbeda

dari subjek yang digunakan pada uji skala kecil. Uji coba skala besar pengembangan model

58
pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas dimulai dengan

memberikan penilaian terhadap kesesuaian model pembelajaran bola voli terhadap kebutuhan yang

diperlukan oleh peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan oleh 1 guru PJOK dan 60 peserta didik SMP

Kelas VIII.

c. Subjek Uji Efektivitas

Uji efektivitas dilakukan Kembali di SMP Maárif Imogiri. Uji efektivitas dilakukan untuk

mengetahui tentang efektivitas model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII. Pada uji efektivitas digunakan responden 47 peserta didik.

Data diperoleh melalui eksperimen dengan pretest dan posttest. Peserta didik diberikan materi tentang

passing bawah dan atas sebelum diberikan modifikasi permainan passing bawah dan atas untuk

mengukur seberapa efektif model ini. Uji efektivitas akan mengetahui tentang keefektifan model

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket dan wawancara. Teknik

pengumpulan data kualitatif diperoleh pada saat studi literatur, studi lapangan (observasi lapangan), dan

wawancara. Data kuantitatif didapat dengan menggunakan kuesioner atau angket penilaian yang

digunakan oleh para ahli atau pakar untuk menilai model yang dikembangkan guna untuk memberikan

saran dan kritik. Setelah dilakukan uji coba lapangan skala kecil dan uji coba lapangan skala besar

dilakukan penilaian serta masukan. Uji efektivitas dilakukan dengan menggunakan AAHPER face pass

wall-volley test untuk passing atas dan menggunakan Brumbach forearm pass wall-volley test untuk

passing bawah, untuk mengetahui efektivitas produk

59
4. Jenis Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif.

a. Data kuantitatif diperoleh dari data angket penilaian model pembelajaran bola voli oleh

ahli media dan ahli materi, angket respon oleh guru dan peserta didik terhadap model

pembelajaran bola voli, AAHPER face pass wall-volley test untuk passing atas dan

Brumbach forearm pass wall-volleytest untuk passing bawah, untuk menguji efektivitas

model.

b. Data kualitatif diperoleh pada saat studi literatur dan studi lapangan (observasi lapangan).

Data kualitatif diperoleh melalui penilaian kualitas produk model dalam bentuk saran dari

ahli, yang ke depannya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan mutu

produk.

5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian berupa angket, AAHPER face pass wall-volley

test dan Brumbach forearm pass wall-volley test. Instrumen angket digunakan untuk mengumpulkan

data melalui angket validasi untuk ahli materi, angket validasi untuk ahli, angket respons guru, dan

angket respons pesertadidik. AAHPER face pass wall-volley test dan Brumbach forearm pass wall-

volleytest digunakan untuk menguji efektivitas produk.Data yang diperoleh dari instrumen tersebut

digunakan untuk mengetahui kualitas dari model pembelajaran bola voli yang dikembangkan.

a. Instrumen Produk

Instrumen produk berupa angket yang disusun untuk mengetahui kualitas produk yang

dihasilkan. Angket berisi daftar pertanyaan disertai skala nilai yang digunakan untuk memberikan

penilaian pada validasi ahli materi, validasi ahli media, uji coba skala kecil, dan uji coba skala besar.

60
1) Obeservasi

Observasi digunakan sebagai pedoman dalam melakukan untuk melihatpermasalahan yang

ada di lapangan. Observasi ini dilakukan pada awal pengumpulan data untuk bisa melihat

permasalahan secara langsung. Menurut Sugiyono (2016: 145) observasi merupakan kegiatan

pemuatan penelitian terhadapsuatu objek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan pengumpulan data,

observasidibedakan menjadi partisipan dan non-partisipan. Pada saat melakukan observasi, agar bisa

mendapatkan hasil yang maksimal maka kegiatan observasi juga dilakukan bersamaan dengan

kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara berisikan pertanyaan seputar kegiatan pembelajaran bola

voli peserta didik yang dilakukan untuk bisa memaksimalkan informasi yang didapatkan. Kegiatan

wawancara dilakukan dengan melibatkan guru, dan peserta didik. Adapun informasi yang didapatkan

pada saat wawancara digunakan untuk memperkuat permasalahan atautemuan yang ada.

2) Wawancara

Teknik wawancara dalam peneilitan ini menggunakan Teknik wawancara bebas terpimpin. Arinkunto

dalam Pambayu (2021: 84) menjelaskan bahwa wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara bebas akan tetapi masih tetap berada pada pedoman

wawancara yang sudah dibuat. Pertanyaan akan berkembang pada saat melakukan wawancara.

Penulis mendapatkan informasi langsung dengan Teknik wawancara dari kepala sekolah SMP, guru

mata pelajaran PJOK. Selain itu wawancara juga digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh

dari observasi. Butir perntanyaan meliputi.

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara


No Pertanyaan
1 Proses Pembelajaran PJOK sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2 Pemahaman guru pjok terhadap keterampilan passing bawah dan atas
3 Tingkat keberhasilan proses pembelajaran.
4 Kesulitan yang dialami guru PJOK dalam proses pembelajaran.

61
Pada saat melakukan observasi, agar bisa mendapatkan hasil yang maksimalmaka kegiatan

observasi juga dilakukan bersamaan dengan kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara berisikan

pertanyaan seputar kegiatan pembelajaran bola voli peserta didik yang dilakukan untuk bisa

memaksimalkan informasi yangdidapatkan. Kegiatan wawancara dilakukan dengan melibatkan guru,

dan peserta didik. Adapun informasi yang didapatkan pada saat wawancara digunakan untuk

memperkuat permasalahan atau temuan yang ada.

3) Instrumen Angket untuk Ahli

Instumen yang dikembangkan adalah angket yang digunakan untuk mengetahui kualitas model

pembelajaran bola voli dari aspek materi. Ahli/pakar/validator materi adalah orang yang berkompeten

dalam bidang materi. Angket yang divalidasi oleh ahli materi akan ditinjau dari beberapa aspek, yaitu

kebenaran materi, kualitas materi, dan pelaksanaan. Instrumen untuk ahli materi digunakan sebagai

bahan evaluasi ahli materi terhadap model pembelajaran bolavoli. Kisi-kisi instrumen validasi yang

dilakukan ahli materi adalah sebagai berikut.

Tabel. 2 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli


Aspek yang Komponen Penilaian Nomor Jumlah
Dinilai Pernyataan Butir
Kejelasan tujuan dan kebenaran
Kebenaran pembelajaran terhadap model 1, 2, 3, 4 4
Konsep pembelajaran bola voli bagi
peserta didik.
Kesesuaianm kejelasan, dan
Kualitas kedalaman pembelajaran dalam 5, 6, 7, 8 4
Pembelajaran model pembelajaran bola voli.

Petunjuk dan kemudahan


Pelaksanaan pelaksaan model pembelajaran 9, 10, 11, 12 4
bola voli

62
4) Instrumen Angket Untuk Guru

Instrumenyang ditujukan kepada guru untuk mengetahui umpan balik atau respons guru

terhadap pengembangan model pembelajaran bola voli. Pengisian angket guru dan petunjuk pengisian

angket sudah disertakan dalam pengantar angket. Terdapat beberapa aspek pada instrumen angket

yang diisi oleh guru, yaitukebenaran konsep, pelaksanaan, dan desain produk. Instrumen angket untuk

guru digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap model pembelajaran bola voli. Kisi-kisiinstrumen

untuk guru adalah sebagai berikut.

Tabel. 3 Kisi-kisis Instrumen untuk Guru


Aspek yang Komponen Penilaian Nomor Jumlah
Dinilai Pernyataan Butir
Kebenaran Kejelasan tujuan dan kebenaran
Konsep materi terhadap model pembelajaran 1, 2, 3, 4 4
bola voli bagi peserta didik
Pelaksanaan Petunjuk dan kemudahan
pelaksanaan model pembelajaran 5, 6, 7, 8 4
bola voli.
Desain dan Kejelasan, kemenarikan, dan
Tampilan ketepatan produk dari warna, gambar, 9, 10, 11, 12 4
dan huruf

5) Instrumen Angket untuk Peserta Didik

Instrumen angket ditujukan kepada peserta didik untuk mengetahui umpanbalik atau respons

peserta didik terhadap pengembangan model pembelajaran bolavoli. Pengisian angket peserta didik

dan petunjuk pengisian kuesioner sudah disertakan dalam pengantar kuesioner dalam google form.

Terdapat beberapa aspekpada instrumen kuesioner yang diisi oleh peserta didik, yaitu tampilan,

penggunaan,dan manfaat produk. Kisi-kisi angket untuk peserta didik adalah sebagai berikut

63
Tabel. 4 Kisi-kisi Instrumen untuk Peserta Didik
Aspek yang Komponen Penilaian Nomor Jumlah
Dinilai Pernyataan Butir
Kejelasan, kemenarikan, dan
Tampilan ketepatan produk dari warna, gambar 1, 2, 3, 4 4
dan huruf

Penggunaan Kejelasan dan Kemudahan 5, 6, 7, 8 4


penggunakan produk.

Manfaat Fungsi dan Manfaat produk 9, 10, 11, 12 4

b. Uji Efektivitas Produk

Instrumen uji efektivitas digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilanpassing bawah

dan passing atas peserta didik SMP kelas VIII adalah AAHPER face pass wall-volley test dan

Brumbach forearm pass wall-volley test. Hasilnya juga untuk memperoleh umpan balik atau respons

peserta didik terhadap model pembelajaran bola voli, umpan balik yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pengaruh (efektivitas) model pembelajaran bola voli untuk meningkatkanketerampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII. Peserta didik melakukan dengan dua kali tes yaitu

pretest dan posttest. Berikut adalah gambarandesain penelitian untuk uji efektifitas.

Tabel. 5 Model Eksperimen One Group Pretest Posttest Design


Pretest Pembelajaran Bola Voli untuk Meningkatkan Posttest
Keterampilan Passing Bawah dan Atas

B₁ X B₂
Keterangan:
B₁ : Nilai sebelum perlakuan untuk melihat kemampuan passing bawah dan ataspeserta didik
sebelum menggunakan model pembelajaran bola voli.
X : Pembelajaran bola voli menggunakan model pembelajaran yang sudah dimodifikasi.
B₂ : nilai sesudah perlakuan untuk melihat kemampuan passing bawah dan atas pesertadidik
sebelum menggunakan model pembelajaran bola voli

64
D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan

analisis deskriptif kualitatif. Analisis yang dilakukan untuk menganalisis data-data adalah sebagai

berikut.

1. Analisis Validasi

a. Validitas Angket

Validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat validitas model pembelajaran bola

voli yang dikembangkan. Setiap data pada angket validasiahli akan dianalisis dengan menggunakan uji

validitas instrumen Pearson ProductMoment. Penyataan dikatakan pada kategori “Valid” apabila nilai

r hitung > r tabel.

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran

suatu instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Uji reliabilitas

instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur

sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Muhidin & Abdurahman, 2017: 37). Metode untuk

menguji reliabilitas instrumen validasi ahli materi dan ahli media akan digunakan rumus Alpha

Cronbach (Sugiyono, 2019: 365), rumus Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen. Untuk menentukan reliabilitas dari setiap aitem instrumen validasi ahli yang digunakan, maka

penelitian ini menggunakan metode Alpha-Cronbach dengan program SPSS 25 for windows.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif yang terdiri atas saran atau komentar pada lembar penilaian model oleh validator

serta angket respon peserta didik dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis data ini sebagai bahan

revisi model yang dikembangkan.

65
3. Data Kuantitatif

Data kuantitatif terdiri atas data penilaian dari angket ahli materi, ahli media, respons guru, dan

respons peserta didik. Skala nilai dalam angket penelitianini menggunakan Skala Likert dengan empat

alternatif jawaban, yaitu SS: Sangat Baik (4), B: Baik (3), C: Cukup (2), KB: Kurang Baik (1). Untuk

mengetahui nilaitiap-tiap variabel penelitian berdasarkan hasil data empiris yang diperoleh dari angket

kuesioner yang disebarkan kepada responden, dihitung dengan membagi jumlah skor hasil penelitian

dengan skor ideal. Skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden

pada setiap pernyataan memberikan jawaban dengan skor tertinggi (Sugiyono, 2013: 176).

Draf awal model dianggap layak untuk diujicobakan dalam skala kecil danskala besar apabila

para ahli telah memberikan validasi terhadap instrumen dan layak untuk diujicobakan. Data yang

didapatkan kemudian dihitung dan didapatkan hasilnya dalam bentuk persentase. Pengolahan

kelayakan data dari angket yangdijelaskan Sugiyono (2013: 93) sebagai berikut

Keterangan:
P2 : Persentase Kelayakan
∑X : Jumlah Keseluruhan Jawaban
∑Ⅹg : Jumlah Keseluruhan Skor Ideal dalam satu item.
100% : Konstant

Tabel. 6 Kriteria Kelayakan


No Kategori Persentase
1 Sangat Baik 81% - 100%
2 Baik 61% - 80%
3 Cukup 41% - 60%
4 Kurang 21% - 40%
5 Sangat Kurang 0% - 20%
(Sumber: Sugiyono, 2013: 93)

Untuk mengetahui efektifitas model, dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan dengan

memberikan materi pembelajaran dari produk. Pengujian produk akhir ini untuk mengetahui apakah

66
suatu produk yang sudah dihasilkan layak dan memiliki keunggulan dalam tataran implementasi di

lapangan. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji prasyarat, uji normalitas, dan uji homogenitas. Uji

normalitas untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau terdistribusi tidak normal, apabila

data terdistribusi normal data dianalisis mengunakan uji-t. Uji Wilcoxon dilakukan jika data yang

diperoleh tidak terdistribusi normal. Menurut Widarjono (2015: 228)uji Wilcoxon merupakan uji

statistika perbedaan dua sampel dari data yang merupakan data dalam skala ordinal dan tidak

terdistribusi normal. Dilihat dari hasil metode eksperimen semua ini akan diperoleh perubahan

keterampilan passing atasdan bawah dari peserta didik karena penggunaan model pembelajaran bola

voli jikamodel pembelajaran bola voli yang dibuat benar-benar sudah layak dan berhasil.

67
BAB IV
HASIL PENELLITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Hasil pengembangan Produk Awal

Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelasVIII yang layak dan efektif. Peneliti

mengharapkan produk yang dihasilkan berupa buku model pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah danatas bagi peserta didik SMP kelas VIII ini memuat

materi pembelajaran bola voli yang praktis dan mudah dipahami apabila dipelajari dan dilakukan.

Model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas bagi peserta

didik SMP kelas VIII menggunakan model pembelajaran taktis, pendekatan taktis dapat menjadi salah

satu alternatif untuk meningkatkan motivasi dan minat peserta didik mengikuti pembelajaran

pendidikan jasmani, serta memberi banyak ruang bagi siswa untuk mempelajari keterampilan teknik

dalam situasi bermain. Dalam pengembangannya menggunakan metodeADDIE, yang meliputi lima

Langkah yaitu tahap Analisis, Desain, Pengembangan,Implementasi, dan Evaluasi. Tahap-tahap

tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Analysis (Analisis)

Tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan model pembelajaran

bola voli yang praktis dan menganalisis syarat-syarat serta kelayakan produk pengembangan model

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas bagi peserta didik

SMP kelas VIII. Tahap ini dimaksudkan untuk mencari sumber-sumber pendahuluan yang berupa

pokok persoalan yang dihadapi serta analisis kebutuhan pengembangan. Pada tahap ini penulis mencari

informasi dari beberapa sumber yang berhubungandengan pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik di SMP kelas VIII. Tahap ini dilakukan untuk

analisis produk yang akan dikembangkan dalam pembuatannya. Di samping itu juga diharapkan dapat

68
membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran bola voli kepada peserta didikdengan lebih

efektif. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan penelitian tersebut kegiatan awal yang dilakukan

penulis adalah studi literatur dan studi lapangan.

Analisis produk dimaksudkan untuk mengetahui seberapa pentingdiperlukan suatu produk

untuk mengatasi masalah yang ditemui. Tahap ini dimaksudkan untuk mencari sumber-sumber

pendahuluan yang berupa pokok persoalan yang dihadapi secara analisis dengan menggunakan

angket analisis pembelajaran bola voli melalui aplikasi Google Form. Hasil observasi ditemukan

permasalahan yaitu kurangnya keterampilan passing bawah dan passing atas peserta didik, sehingga

penulismemunculkan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah

dan atas bagi peserta didik SMP kelas VIII. Dari sini didapatkan hasil analisis berupa pengembangan

model pembelajaran bola voli yaitu rekomendasi model pembelajaran bola voli yang berbentuk

permainan yang sederhana dan efektif untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas di

SMP bagi kelas VIII.

Tahap analisis dilakukan studi literatur, analisis materi dan studi pendahuluan dalam

pembuatan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkanketerampilan passing bawah dan atas

bagi peserta didik SMP kelas VIII, dijelaskansebagai berikut

a. Studi Literatur

Studi Literatur merupakan kegiatan pengumpulan data berupa teoripendukung untuk model

pembelajaran bola voli yang akan dibuat. Sumber-sumberyang digunakan penulis adalah jurnal

penelitian, buku pembelajaran penjasorkes, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian

yang kaitannya dengan pembelajaran bola voli dan keterampilan passing bawah serta atas peserta didik

SMP. Peserta didik membutuhkan model pembelajaran bola voli yang tepat untuk meningkatkan

69
keterampilan passing bawah dan atas yang berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah dan atas

peserta didik.

b. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan,

pendukung, dan penghambat uji coba produk di lapangan Ketika produkyang dihasilkan siap untuk

diujicobakan. Prakegiatan yang dilakukan adalah berupawawancara yang dilakukan di sekolah dengan

guru mata pelajaran PJOK, sehinggadiharapkan dapat mengetahui kebutuhan di lapangan yang

sebenarnya.

c. Analisis Materi

Model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas bagi peserta

didik SMP kelas VIII disusun berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kometensi Dasar (KD)

pembelajaran PJOK SMP kelas VIII sebagai berikut.

Tabel. 7 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

70
2. Design (Desain Produk)
Tahap desain atau perancangan meliputi perancangan butir-butir materi yang akan disajikan,

penyusunan naskah, penyusunan model pembelajaran bola voli dan pengumpulan bahan – bahan

yang dibutuhkan dalam pengembangan modelpembelajaran bola voli. Kegiatan tersebut merupakan

proses sistematik yang dimulai dari perencanaan tujuan penelitian, prosedur kerja penelitian, penentuan

waktu dan dana yang akan digunakan.penulis mendapatkan gambaran mengenai penelitian yang akan

dihadapi. Setelah melakukan studi pendahuluan, terdapat masalah, dan masalah dianalisis, dilanjutkan

dengan mengembangkan model pembelajaran bola voli untuk peserta didik SMP kelas VIII dengan

Menyusun butir-butir instrument berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Produk awal yang sudah

terbentuk selanjutnya akan divalidasikan oleh para ahli.

a. Desain Produk

Tahapan yang dilakukan dalam merancang dan Menyusun model pembelajaran bola voli

untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas meliputi hal hal sebagai berikut.

1) Menyiapkan referensi yang relevan dengan pengembangan model pembelajaran bola voli

2) Mendesain model pembelajaran bola voli yang praktis dan sesuai dengan hasil analisis

kebutuhan pada studi pendahuluan.

3) Merancang pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan

atas.

4) Menyusun materi pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas.

Model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas

peserta didik SMP Kelas VIII yang akan dikembangkan dalampenelitian ini terdiri atas beberapa bagian,

sebagai berikut.

71
1) Halaman cover berisi judul dari produk “Terampil Dalam Bola Voli untuk Meningkatkan

Keterampilan Passing Bawah dan Atas Peserta DidikSMP Kelas VIII”, nama penulis, dan

gamba pada cover. Hasil cover produktersebut disajikan sebagai berikut.

Gambar 11. Cover Produk


2) Kata pengantar berisi latar belakang pembuatan model pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII dan

menjelaskan secara singkat mengenai isi dari produk

3) Daftar isi berisi tentang nomor halaman dari produk.

4) Isi produk dari model pembelajaran bola voli yang dikembangkan terdiri atas sebagai berikut.

Tabel. 8 Model Pembelajaran Bola Voli


No Nama Permainan Gambar Tujuan
1 Permainan Tujuan membiasakan
Lempar peserta didik
Tangkap Bola mendapatkan gambaran
3x Langkah untuk melakukan
Gerakan passing bawah
dan passing atas dengan
cara melambungkan bola
menggunakan kedua
tangan serta menangkap
bola yang berada diatas
dengan kedua tangan.

72
2 Permainan Tujuan permainan ini
Bola Pantul adalah untuk melatih
Passing Bawah keterampilan Gerakan
passing bawah, melatih
konsentrasi dan ketepatan
peserta didik dalam
Permainan Bola Pantul
Passing.

3 Permainan Tujuan permainan ini


Bola Lambung adalah untuk melatih
Passing Atas keterampilan Gerakan
passing atas, dan melatih
konsentrasi peserta didik
dalam Permainan Bola
Lambung Passing Atas.

4 Permainan Tujuan permainan ini


Bola Lambung adalah untuk melatih
Passing Bawah keterampilan Gerakan
Melewati Net. passing bawah bola voli,
agar peserta didik dapat
melakukan
passi
ng
bawah
deng
an melewatkan bola
melalui net
5 Permainan Tujuan permainan ini
Bola Lambung adalah untuk melatih
Passing Atas keterampilan Gerakan
Melewati Net. passing atas bola voli,
agar peserta didik dapat
melakukan Gerakan
passing atas dengan
melewatkan bola melalui
net

73
6 Permainan Tujuan permainan ini
Berlawanan adalah untuk melatih
Passing Bawah keterampilan Gerakan
dan Passing passing atas dan passing
Atas bawah bola voli, agar
peserta didik dapat
melakukan
passi
ng bawah dan passing
atas
melewati net.

5) Penyusunan Instrumen

Instrumen Instrumen yang disusun adalah instrument penilaian ahli/validator, guru, peserta

didik, dan instrument keefektifan produk.

3. Development (Pengembangan)

Hasil dari pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan

passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIIIkemudian divalidasikan oleh ahli/validator

untuk mengetahui kualitas yangdikembangkan. Draft yang telah disusun, dikembangkan berdasarkan

tahap-tahap berikut.

a. Penulis menggabungkan bahan – bahan yang sudah terkumpul sesuai dengan pembuatan

produk. Setelah itu penulis mengoreksi ulang materi danisi hasil pengembangan sebelum

divalidasi, jika sudah sesuai selanjutnya siap untuk divalidasikan.

b. Membuat angket validasi untuk ahli/validator, angket untuk respons guru danpeserta didik.

Angket validitas terdiri atas isi materi pembelajaran, interaksi, umpan balik. Angket respons

guru terdiri dari beberapa aspek penilaian yang meliputi isi materi pembelajaran, umpan balik.

Angketrespons peserta didik terdiri atas pelaksaan pembelajaran bola voli, reaksi pemakaian,

dan fasilitas pendukung atau tambahan.

74
c. Tujuan dilakukan validasi adalah untuk mendapatkan penilaian dan saran untuk kesesuaian

materi pembelajaran bola voli yang dikembangkan.

d. Setelah mendapatkan masukan dari para ahli dan divalidasi, diketahuikelemahan. Kelemahan

tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki produk yang akan

dikembangkan. Produk yang sudah direvisi dan mendapat predikat baik, produk tersebut

dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap implementasi.

Hasil Hasil penilaian ahli/validator pengembangan model pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas untuk peserta didik SMP Kelas VIII dijelaskan

sebagai berikut

a. Penilaian ahli/validator

Penilaian oleh ahli/validator terhadap model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIIIdilakukan oleh dua orang ahli. Ahli

materi yaitu dosen berperan untuk menentukanapakah materi model pembelajaran bola voli untuk

meningkatakan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII sudah sesuai dengan

tingkat kedalaman materi pembelajaran dan kebenaran materi pembelajaran. Dalam penelitian ini ahli

materi yaitu Dr. Guntur,.M.Pd., dan Dr.Sujarwo,M.Or., dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas negeri Yogyakarta.(Hasil validasiterlampir pada lampiran).

Hasil penilaian ahli terhadap model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan

passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII disajikan pada table sebagai berikut

Tabel. 9 Data Hasil Penilaian Ahli pada Model Pembelajaran Bola Voli untuk Meningkatkan
Keterampilan Passing Bawah dan Atas Peserta Didik SMP Kelas VIII
No. Pernyataan Persentase Kategori
Kesesuaian dan konsep materi sesuai
1. 75% Baik
dengan materi pembelajaran bola voli.
2 Kesesuaian materi dengan kebutuhan 75% Baik
3 Kesesuaian materi dengan tujuan 75% Baik
pembelajaran

75
4 Kesesuaian materi dengan tujuan 75% Baik
peningkatan keterampilan
5 Kelengkapan materi 75% Baik
6 Kedalaman materi 75% Baik
7 Kejelasan materi 75% Baik
8 Kesesuaian judul dengan materi 75% Baik
9 Materi pembelajaran bola voli mudah 75% Baik
dipahami
10 Kejelasan petunjuk pembelajaran bola 75% Baik
voli
11 Kemudahan pelaksanaan pembelajaran 75% Baik
bola voli
12 Kejelasan Bahasa yang digunakan 63% Baik
Jumlah 74% Baik

Berdasarkan table 9 di atas jika ditampilkan dalam bentuk diagram batang, hasil penilaian ahli

materi pada model pembelajaran bola voli untuk meningkatkanketerampilan passing bawah dan atas

peserta didik SMP kelas VIII pada gambar sebagai berikut

Ahli Materi
75% 75% 75% 75% 75% 75% 75% 75% 75% 75% 75%

63%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar. 12 Diagram Hasil Penilaian Ahli pada Model Pembelajaran Bola Voli untuk
Meningkatkan Keterampilan Passing Bawah dan Atas Peserta Didik SMP Kelas VIII.

Tabel dan gambar di atas menunjukkan hasil penilaian ahli pada model pembelajaran bola voli

untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII yaitu sebesar

74%, masuk dalam kategori “Baik”. Berdasarkan penilaian pakar/ahli tentang produk yang

76
dikembangkan masukdalam kategori “Baik”, kemudian saran dan masukan ahli pada hasil validasi

direvisisesuai dengan hasil validasi, serta layak untuk diujicobakan pada skala kecilmaupun skala

besar.

4. Implementation (Implementasi)

Pada tahap implementasi yang dilakukan adalah menggunakan dalam bentuk ujicoba untuk

mengetahui respons peserta didik terhadap produk yang telahdikembangkan. Produk yang telah

dikembangkan dan dinyatakan layak selanjutnyadilakukan uji coba. Uji coba yang dilakukan adalah

uji coba skala kecil dan uji cobaskala besar.

a. Uji Coba Skala Kecil

Uji coba skala kecil dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2022 kepada peserta didik dan guru di

SMP Maárif Imogiri yang berjumlah 47 peserta didik dan 1 guruPJOK. Selama uji coba diadakan

pengamatan, wawancara, dan pembagian angket.Angket yang digunakan melalui apliaksi google form

yang dibagikan secara online kepada peserta didik, sedangkan produk dibagikan melalui aplikasi

WhatsApp. Skala pengukuran yang digunakan adalah modifikasi skala likert. Hasil yang diperoleh dari

uji skala kecil adalah berupa tanggapan peserta didik dan guru PJOK terhadapmodel pembelajaran

bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah danatas peserta didik SMP kelas VIII.

Peserta didik juga memberikan masukan yang digunakan untuk perbaikan sebelum melakukan uji

coba skala besar. Data hasil ujicoba dijelaskan sebagai berikut

1) Hasil Penilaian Guru

Hasil Penilaian guru terhadap produk model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII pada uji coba skala kecil disajikan

pada tabel sebagai berikut.

77
Tabel. 10 Data Hasil Penilaian Guru Pada Model Pembelajaran Bola Voli
Uji Coba Skala Kecil
No Pernyataan Persentase Kategori
Kesesuaian dan konsep pembelajaran
1 sesuai dengan materi Pembelajaran Bola 75% Baik
Voli
Kesesuaian materi pembelajaran dengan
2 kompetensi inti dan kompetensi dasar 75% Baik
untuk SMP Kelas VIII.
3 Kesesuaian materi pembelajaran bola voli 100% Sangat Baik
dengan tujuan peningkatan keterampilan.
4 Kejelasan materi pembelajaran bola voli 100% Sangat Baik
untuk peningkatan keterampilan passing
5 Petunjuk model pembelajaran bola voli 75% Baik
jelas dan mudah dipahami.
6 Pembelajaran bola voli aman untuk 100% Sangat Baik
dilakukan
7 Mendorong minat peserta didik untuk
meningkatkan keterampilan passing 100% Sangat Baik
bawah dan atas melalui pembelajaran bola
voli.
8 Bermanfaat untuk meningkatkan
keterampilan passing bawah dan atas 75% Baik
peserta didik.
9 Kesesuaian warna pada produk. 100% Sangat Baik
10 Kesesuaian gambar dan materi 100% Sangat Baik
pembelajaran dalam produk.
11 Kesesuaian tulisan dalam produk 100% Sangat Baik
12 Kemudahan bacaan dalam materi 75% Baik
pembelajaran.
Jumlah 90% Sangat Baik

Berdasarkan Tabel. 10 di atas, jika ditampilkan dalam bentuk diagram batang, hasil penilaian

guru terhadap model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan

atas peserta didik SMP Kelas VIIIpada uji coba skala kecil pada gambar sebagai berikut

78
Penilaian Guru

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

75%
75% 75% 75% 75%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar. 13 Diagram Hasil Penilaian Guru pada Model Pembelajaran Bola Voli untuk
Meningkatkan Keterampilan Passing Bawah dan Atas
Peserta Didik SMP Kelas VIII

Tabel dan gambar di atas menunjukkan penilaian guru terhadap produk model

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah danatas peserta didik SMP

kelas VIII pada uji coba skala kecil yaitu sebesar 90%. Berdasarkan penilaian guru terhadap produk

model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik

SMP kelas VIII pada uji coba skala kecil, penilaian masuk pada kategori “sangat baik”, kemudian saran

dan masukan dari uji coba skala kecil direvisi sesuai dengan hasil penilaian ahli. Hasil penilaian guru

pada uji coba skala kecil terhadap model pembelajaran bola voli yang dibuat telah layak untuk

diujicobakan pada skala besar.

2) Hasil Penilaian Peserta Didik

Hasil Penilaian peserta didik terhadap model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIIIpada skala kecil disajikan pada Tabel

sebagai berikut.

79
Tabel. 11 Data Hasil Penilaian Peserta Didik PadaModel Pembelajaran Bola Voli untuk
Meningkatkan Keterampilan Passing Bawah dan Atas
Peserta Didik SMP Kelas VIII
No Interval Interpretasi Frekuensi Persentase
1 81% - 100% Sangat Baik 45 96%
2 61% - 80% Baik 2 4%
3 41% - 60% Cukup 0 0%
4 21% - 40% Kurang 0 0%
5 0% - 20% Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 47 100%

Berdasarkan Tabel. 11 di atas, jika ditampilkan dalam bentuk diagram batang, hasil penilaian

peserta didik terhadap produk model pembelajaran bola voliuntuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP KelasVIII pada uji coba skala kecil hasilnya pada gambar sebagai

berikut

Penilaian Peserta Didik pada Uji Coba Skala Kecil

96%

Gambar. 14 Diagram Hasil Penilaian Model Pembelajaran Bola Voli untuk Meningkat
Keterampilan Passing Bawah dan Atas Peserta Didik SMP Kelas VIII
Tabel dan Gambar di atas menunjukkan penilaian peserta didik terhadap produk model

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP

kelas VIII pada uji coba skala kecil yaitu beradapada kategori “sangat kurang”sebesar 0,00%,

“kurang”sebesar 0.00%, “cukup”sebesar 0.00%, “baik”sebesar“4%, “sangat baik”sebesar 96%.

80
Berdasarkanpenilaian peserta didik terhadap model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII pada uji coba skala kecil pada

kategori “sangat baik”, sehingga produk yang dibuat telah layak untuk diujicobakan pada skala besar.

b. Uji Coba Skala Besar

Proses pada tahap uji coba skala besar tidak berbeda dengan tahap uji cobaskala kecil, hanya

saja subjek dan tempat yang digunakan berbeda. Uji coba skala besar dilakukan pada tanggal 1

November 2022 kepada peserta didik dan guru PJOK dari SMP Muhammadiyah 2 Kalasan, dengan

jumlah 1 guru PJOK dan 60 peserta didik. Selama uji coba skala besar diadakan pengamatan,

wawancara, dan pembagian angket. Angket yang digunakan melalui aplikasi google form yang

dibagikan secara online kepada peserta didik, sedangkan produk dibagikan melalui aplikasi WhatsApp.

Skala pengukuran yang digunakan adalah modifikasi skala likert. Hasilyang diperoleh dari uji skala

besar adalah sebagai berikut.

1) Hasil Penilaian Guru

Hasil penilaian guru terhadap produk model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII pada uji coba skala besar disajikan

pada tabel sebagai berikut.

Tabel. 12 Data Hasil Penilaian guru pada Model Pembelajaran Bola Voli pada Uji
Coba Skala Besar
No Pernyataan Persentase Kategori
1 Kesesuaian dan konsep pembelajaran sesuai dengan
materi Pembelajaran Bola Voli 100% Sangat Baik
2 Kesesuaian materi pembelajaran dengan kompetensi
inti dan kompetensi dasar untuk SMP Kelas VIII. 100% Sangat Baik
3 Kesesuaian materi pembelajaran bola voli dengan 100% Sangat Baik
tujuan peningkatan keterampilan.
4 Kejelasan materi pembelajaran bola voli untuk 100% Sangat Baik
peningkatan keterampilan passing
5 Petunjuk model pembelajaran bola voli jelas dan 100% Sangat Baik
mudah dipahami.

81
6 Pembelajaran bola voli aman untuk 100% Sangat Baik
dilakukan
7 Mendorong minat peserta didik untuk
meningkatkan keterampilan passing 100% Sangat Baik
bawah dan atas melalui pembelajaran bola
voli.
8 Bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan
passing bawah dan atas peserta didik. 100% Sangat Baik
9 Kesesuaian warna pada produk. 100% Sangat Baik
10 Kesesuaian gambar dan materi 100% Sangat Baik
pembelajaran dalam produk.
11 Kesesuaian tulisan dalam produk 100% Sangat Baik
12 Kemudahan bacaan dalam materi 100% Sangat Baik
pembelajaran.
Jumlah 100% Sangat Baik

Berdasarkan Tabel. 12 di atas, jika ditampilkan dalam bentuk diagram batang, hasil penilaian

guru terhadap produk model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah

dan atas peserta didik SMP kelas VIII pada uji coba skala besar hasilnya pada Gambar sebagai berikut

Penilaian Guru

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%15 Diagram Hasil Penilaian Model Pembelajaran Bola Voli untuk Meningkatkan
Gambar.
Keterampilan Passing Bawah dan Atas Peserta Didik SMP Kelas VIII

Tabel dan gambar di atas menunjukkan penilaian guru terhadap produk model

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah danatas peserta didik SMP

kelas VIII pada uji coba skala besar yaitu sebesar 100%. Berdasarkan penilaian guru terhadap produk

82
model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik

SMP kelas VIII pada uji coba skala besar, penilaian masuk pada kategori “sangat baik”, kemudian saran

dan masukan dari uji coba skala besar direvisi sesuai dengan hasil penilaian ahli. Hasil penilaian guru

pada uji coba skala besar terhadap model pembelajaran bola voli yang dibuat telah “layak”.

2) Hasil Penelitian Peserta Didik

Hasil penilaian peserta didik terhadap model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII pada skala besar disajikan pada

Tabel sebagai berikut

Tabel. 13 Data Hasil Penilaian Peserta Didik Pada Model Pembelajaran Bola Voli
untuk Meningkatkan Keterampilan Passing Bawah dan Atas
Peserta Didik SMP Kelas VIII.
No Interval Interpretasi Frekuensi Persentase
1 81% - 100% Sangat Baik 60 100%
2 61% - 80% Baik 0 0%
3 41% - 60% Cukup 0 0%
4 21% - 40% Kurang 0 0%
5 0% - 20% Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 60 100%

Berdasarkan Tabel. 13 di atas, jika ditampilkan dalam bentuk diagram batang, hasil penilaian

peserta didik terhadap produk model pembelajaran bola voliuntuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelasVIII pada uji coba skala besar hasilnya pada Gambar sebagai

berikut.

83
Gambar. 16 Diagram Hasil Penilaian Model Pembelajaran Bola Voli untuk
Meningkatkan Keterampilan Passing Bawah dan Atas
Peserta Didik SMP Kelas VIII.

Tabel dan gambar di atas menunjukkan penilaian peserta didik terhadap produk model

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP

kelas VIII pada uji coba skala besar yaitu beradapada kategori “sangat kurang”sebesar 0,00%,

“kurang”sebesar 0.00%, “cukup”sebesar 0.00%, “baik”sebesar“0%, “sangat baik”sebesar 100%.

Berdasarkan penilaian peserta didik terhadap model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII pada uji coba skala besar pada

kategori “sangat baik”, sehingga produk yang dibuat telah layak

5. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi fomatif

dilaksanakan pada setiap tahap, sejak tahap analisis hingga implementasi, untuk melihat kesalahan-

kesalahan kecil pada produk. Evaluasisumatif dilakukan di akhir kegiatan penelitian yaitu untuk dapat

melihat kualitas dan kelayakan produk secara keseluruhan. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi

atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh produk tersebut. Apabilasudah tidak terdapat revisi,

produk layak digunakan.

84
B. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan terhadap model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII didasarkan pada masukan dan saran

dari ahli. Berikut ini merupakan data sran danmasukan yang diperoleh pada saat validasi.

Tabel 14. Saran dan Masukan Ahli Terhadap Pembelajaran Bola Voli untuk Meningkatkan
Keterampilan Passing Bawah dan Atas Peserta Didik SMP Kelas VIII
Ahli Saran dan Masukan
Validator 1. Menambahkan Gambar Lapangan Permainan secara keseluruhan.
1 2. Memberikan tujuan dan instruksi agar pembelajaran semakin
jelas.
3. Tahapan dalam melakukan pembelajaran yang disesuaikan
dengan gambarnya.
Validator 1. Menambahkan bentuk latihannya.
2 2. Gunakan Net setiap Latihannya.
3. Berapa kali melakukan dll, durasi, intensitas, frekuensi.
Guru 1. Putra dan putri untuk permainan agar dipisah, karena siswi putri
PJOK 1 sering pasif dan malu dengan siswa putra. Agar siswa-siswi bisa
aktif semua dalam setiap permainan.
Guru 1. Materi sudah baik dan penggunaan Bahasa/kalimatnya mudah
PJOK 2 dipahami.
2. Gambar, ilustrasi yang jelas dan dapat membantu memahami
materi.
3. Pada gambar akan lebih baik jika gambar ilustrasi antar tim
dibedakan bentuknya.

Berdasarkan saran dan Masukan dari ahli di atas, selanjutnya penulis melakukan revisi sesuai

dengan masukan dan saran sebagai berikut.

Tabel 15. Revisi Model Pembelajaran Bola Voli


No Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1 Tidak ada Gambar Lapangan Menambahkan Gambar Lapangan
secara keseluruhan secara keseluruhan

85
2 Tujuan Permainan: Tujuan Permainan:
Belum diberikan tujuan
Tujuan permainan ini adalah untuk
melatih keterampilan Gerakan passing
Peraturan permainan Passing
bawah, melatih konsentrasi dan
Bawah Tanpa Net:

1) Peserta didik dibariskan 2 ketepatan peserta didik dalam


sampai 3 banjar. Permainan Bola Pantul Passing.
2) Salah satu peserta didik Peraturan permainan Bola Pantul
berada di seberang cone Passing Bawah Menggunakan Net:
dengan membawa bola.
1) Peserta didik dibagi menjadi 2 tim,
3) Peserta didik barisan paling
tim A dan tim B.
depan melakukan lari
2) Peserta didik pembawa bola berada
kearah teman yang
di lapangan B.
membawa bola.
3) Alokasi waktu 2 x 40 menit.
4) Peserta didik yang
4) Peserta didik yang akan melakukan
membawabola
passing berada di lapangan A.
memantulkan bola ke tanah.
5) Peserta didik yang berada di
5) Peserta didik yang telah
Lapangan A dibariskan 2 sampai 3
berlari, siap menerima bola
banjar.
dari pantulan dengan
6) Peserta didik di lapangan A dan
Gerakan passing bawah.
barisan paling depan berlari kearah
6) Peserta didik melakukan
depan dan berhenti sampai depan
passing bawah sebanyak 5x.
garis serang.
7) Pemantul bola juga
7) Peserta didik yang berada di
menangkapdan
lapangan B dengan membawa bola
memantulkan bola lagi
memantulkan bola ke tanah, dan
sebanyak 5x.
diusahakan melewati net.
8) Setelah selesai, peserta
8) Peserta didik di lapangan A yang
didik yang memantulkan
telah berlari, siap menerima bola
bola menangkap bola san
dari pantulan dengan Gerakan
memberikan kepada teman
passing bawah.
yang selesai melakukan
9) Peserta didik di lapangan A
passing.
melakukan passing bawah
9) Setelah bola diberikan
sebanyak 5x.
kepada peserta didik yang
10) Pemantul bola yang berada di
telah melakukan passing,
lapangan B juga menangkap dan
kemudian lari menuju
memantulkan bola lagi sebanyak
barisan dibelakangnya
5x.
(rolling).
11) Setelah selesai, peserta didik yang
10) Kegiatan ini dilakukan
memantulkan bola di lapangan B
secara bergantian sesuai
menangkap bola dan memberikan
dengan urutan barisan.
kepada teman yang selesai
melakukan passing dari lapangan
A.
12) Setelah bola diberikan kepada

86
peserta didik yang telah melakukan
passing, kemudian lari menuju
barisan di belakangnya (rolling).

13) Kegiatan ini dilakukan secara


bergantian sesuai dengan urutan
barisan.

3 Set/Pengulangan: Set/Pengulangan:
Belum ditambahkan 2 – 3 set

4 Alokasi Waktu: Alokasi Waktu:


Belum ditambahkan 2x40 menit

5 Frekuensi: Frekuensi:
Belum ditambahkan 3-4/minggu

C. Kajian Produk Akhir

1. Produk Akhir

Tujuan akhir dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan sebuahproduk berupa

model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik

SMP Kelas VIII. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa penilaian ahli/validator pada model

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP

KelasVIII yaitu sebesar 74%, masuk dalam kategori “Baik”. Penilaian peserta didik terhadap model

87
pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP

Kelas VIII pada uji coba skala kecil dan skala besar Sebagian besar pada kategori “sangat baik”.

2. Uji Efektivitas

Uji efektivitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitasmodel pembelajaran bola voli

untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII. Uji efektivitas

dilakukan di SMP Maárif Imogiri dengan sampel berjumlah 47 peserta didik yang diambil secara

random sampling. Pretest dilaksanakan sebelum peserta didik diberikan model pembelajaran bola

voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII, dengan

tujuan untuk mengetahui kemampuan awal. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan

desain one group pretest posttest design. Produk diberikan selama 16 kali, kemudian dilakukan posttest.

Sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas, hasil selengkapnya sebagai

berikut.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Shaphiro-Wilk. Hasil uji normalitas

data yang dilakukan pada tiap kelompok analisis dilakukan dengan program software SPSS version 25

for windows dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Rangkuman disajikan pada tabel sebagai berikut

Tabel 16. Rangkuman Uji Normalitas Passing Bawah


Kelompok Signifikansi Keterangan
Pretest 0.000 Tidak Normal
Posttest 0.000 Tidak Normal

Berdasarkan analisis Tabel 16 di atas, ditunjukkan bahwa data pretest dan posttest didapat dari

hasil uji normalitas data nilai signifikansi > 0,05, yang berartidata berdisiribusi tidak normal.

88
b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan menguji kesamaan varian antara pretest dan posttest. Uji

homogenitas pada penelitian ini adalah uji Levene Test dengan program SPSS 25 for windows. Hasil

dari uji homogenitas disajikan pada Tabel sabagai berikut.

Tabel 17. Rangkuman Uji Homogenitas


Kelompok SIgnifikansi Keterangan
Pretest-Posttest 0,989 Homogen

Berdasarkan analisis pada Tabel 17 di atas, didapat nilai signifikansi 0,989 ≥ 0,05. Hal ini

berarti dalam kelompok data memiliki varian yang homogen, dengandemikian populasi memiliki

kesamaan varian atau homogeny.

c. Uji Wilcoxon

Uji Wilcoxon digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan passing

bawah dan passing atas setelah peserta didik melakukan pembelajaran bola voli sesuai dengan

pembelajaran bola voli pada produk yang dibuat. Uji Wilcoxon dilakukan jika data yang diperoleh

terdistribusi tidak normal. Menurut Widarjono (2015: 228) Uji Wilcoxon adalah uji statistik untuk

perbedaan dua sampel data yang merupakan data berskala ordinal dan yang tidak berdistribusi normal.

Dilihat dari hasil metode eksperimen ini, akan terjadi perubahan keterampilan passing atas dan bawah

siswa. Uji efektivitas dilakukan menggunakan uji Wilcoxon dengan program SPSS 25 for windows.

Kesimpulan penelitian dinyatakan hipotesis diterima jika nilai Asymp.Sig lebih kecil dari 0,05

(Asymp.Sig <0,05). Hasil uji efektivitas antara data pretest danposttest pada tabel sebagai berikut.

89
Tabel 18. Uji Wilcoxon Passing Bawah
N Minimum Maksimum Mean Std.
Deviation
Pretest Passing 47 21 50 29.77 6.318
Bawah
PostTest Passing 47 25 60 35.17 7.528
Bawah
Valid N 47

Tabel. 19 Tes Statistik Passing Bawah


Pretest Passing Bawah
Posttest Passing Bawah
Z -6.006ᵇ
Asymp.Sig.(2-tailed) .000

Berdasarkan Tabel 18 dan Tabel 19 di atas, P = 0,000 (<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan keterampilan passing bawah peserta didik SMP Kelas VIII antara pretest dan

posttest. Rerata skor pretest sebesar 29.77. sesudah peserta didik diberikan model pembelajaran bola

voli untuk meningkatkanketerampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP Kelas VIII, diperoleh

rerata skor posttest sebesar 35.17. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

passing bawah peserta didik mengalami “peningkatan” setelah melakukan pembelajaran bola voli

sesuai dengan produk yang dibuat.

Tabel. 20 Uji Wilcoxon Passing Atas


N Minimum Maksimum Mean Std.
Deviation
Pretest Passing 47 21 55 32.13 7.258
Atas
PostTest Passing 47 25 60 35.89 7.399
Atas
Valid N 47

Tabel. 21 Tes Statistik Passing Atas


Pretest Passing Atas
Posttest Passing Atas
Z -6.028ᵇ
Asymp.Sig.(2-tailed) .000

90
Berdasarkan Tabel 20 dan Tabel 21 di atas, P = 0,000 (<0,05), maka dapat disimpulkan

terdapat perbedaan keterampilan passing atas peserta didik SMP KelasVIII antara pretest dan posttest.

Rerata skor pretest sebesar 32.13. sesudah pesertadidik diberikan model pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah dan passing atas peserta didik SMP Kelas VIII, diperoleh

rerata skorposttest sebesar 35.89. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

passing atas peserta didik mengalami “peningkatan” setelahmelakukan pembelajaran bola voli sesuai

dengan produk yang dibuat.

D.Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah dan passing atas pesertadidik SMP kelas VIII yang

dikembangkan “layak” digunakan sebagai panduan pembelajaran bola voli. Berdasarkan uji

efektivitas menunjukkan bahwa ada “peningkatan” keterampilan passing bawah dan atas peserta

didik setelah menggunakan model pembelajaran bola voli ini. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan

atas peserta didik SMP kelas VIII “efektif”untuk digunakan dalam pembelajaran bola voli. Hal tersebut

didukung oleh hasil penelitian Try Sevita Haryanto, Wasis Djoko, dan Sulistyorini (2016) hasilnya

menunjukkan bahwa pengembangan pembelajaran bola voli menggunakan media interaktif dapat

digunakan sebagai media pembeajaran siswa SMP. Hasil penelitianAnisa Herdiyana (2016) hasilnya

menunjukkan bahwa pengembanagan modelpembelajaran CERIA (Cermat,Kreatif,dan Aktif) untuk

meningkatkan hasil keterampilan passing dalam bola voli pada siswa sekolah menengah pertama layak

dan efektif untuk meningkatkan keterampilan passing dalam bola voli.

Hasil menunjukkan capaian yang signifikan dari model passing bola voli melalui pendekatan

keterampilan passing bola voli berbasis permainan, bahwa model passing bola voli dapat digunakan

91
untuk pembelajaran bola voli melalui pendekatan permainan untuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan passing atas (Karisman & Supriadi, 2022). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

model pembelajaran kelas 11-12 tahun dapat dikembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran

bolavoli di sekolah dasar. Model pembelajaran lulusan usia 11-12 tahun dapat memberikan kontribusi

positif dalam pencapaian tujuan olahraga sekolah dasar, karena selain meningkatkan keterampilan

passing tangan dalam bola voli, siswa dapat termotivasi untuk belajar berbagai hal (Fitriani et al., 2021).

Rohendi (2022) menyatakan berdasarkan perhitungan indeks konfirmasi diperoleh nilai konfirmasi

kelas tes sebesar 0,705. Nilai ini diartikan sebagai mengandung kelas tinggi. Dengan kata lain

kemampuan siswa berkembang setelah belajar mengoper bola voli dari bawah (model AfR), dan

berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, model ini sangat cocok dan layak diterapkan di tingkat

sekolah.

Hasil penelitian (Azizah et al 2022) Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis pertama,

diketahui adanya pengaruh praktik passing bawah menggunakan dinding target menggunakan tali

terhadap kemampuan passing bawah. Hasil perhitungan hipotesis kedua diketahui bahwa ada pengaruh

praktik passing bawah menggunakan dinding target dengan menggunakan lingkaran pada kemampuan

passing bawah. Hasil perbandingan rata-rata diketahui bahwa latihan passing bawah menggunakan

target lingkaran lebih baik dari pada latihan passing bawah menggunakan target menggunakan tali pada

kemampuan passing bawah bola voli. Hasil perbandingan kedua metode pelatihan tersebut

menyimpulkan bahwa latihan passing bawah menggunakan dinding target menggunakan lingkaran

memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan latihan passing bawah menggunakan dinding target

menggunakan tali pada kemampuan passing bawah bola voli siswa. Penelitian (Destriana et al., 2020)

bahwa penerapan teknik pengembangan passing bawah dapat meningkatkan hasil belajar bola voli.

92
Temuan dari penelitian ini adalah terciptanya teknik pembelajaran pada permainan bola voli yang dapat

meningkatkan hasil belajar pada permainan bola voli.

Penelitian (Septiana, et al 2022) tentang pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis

android pada materi bola voli diperoleh kesimpulan apliakasi android efektif dan efisien terhadap hasil

belajar peserta didik khususnya teknik dasar passing bawah bola voli. Hasil penelitian (Prasetyo, 2022)

menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL efektif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

bola voli. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan data setelah melalui siklus III yang mencakup 100%

aspek kognitif yaitu. H.32 siswa, aspek aktif belajar 93.750 siswa dan aspek psikomotor 87,50% yaitu.

H.28 mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis

masalah memiliki kesempurnaan secara klasikal. Berdasarkan hasil penelitian (Saputra, et al 2022), dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran passing bawah melalui media dinding dapat meningkatkan

pembelajaran hasil passing bawah dalam permainan bola voli untuk MTSN kelas VII 4 mahasiswa

Banyuwangi.

Penelitian tentang Upaya Peningkatan kegiatan hasil belajar teknik dasar bola voli passing

bawah menggunakan metode drill bisa dibuktikan dari hasil pengamatan hasil belajar siswa dari 11 siswa

dalam kondisi awal jumlah mahasiswa yang meraih nilai KKM 70 hanya 1 siswa, dan pada siklus

pertama meningkat menjadi 6 siswa, kemudian disiklus kedua, meningkat menjadi 11 siswa yang

mencapai Skor KKM 70 bahkan lebih. Sehingga kelengkapan klasik di kelas memiliki lebih dari 75%

siswa yang memiliki Pembelajaran Selesai (Sugito, 2022). Penggunaan model permainan

menggunakan media pembelajaran juga menunjukkan adanya pebedaan yang signifikan, uji efektivitas

produk dilakukan dengan melakukan pre-test dan post-test dengan hasil uji-t p<0,005, hasil ini

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Nilai rata-rata pretest sebelum siswa menggunakan

model permainan menggunakan media pembelajaran adalah 5,42. Dan setelah siswa diberikan

93
perlakuan yaitu model permainan bola voli menggunakan media pembelajaran, rata-rata nilai post-test

adalah 7,71 (Suharta et al, 2022). Dalam pengembangan uji teknik passing bawah dalam permainan bola

voli berbasis sensor, produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah aplikasi sensor dan wall

target yang dilengkapi dengan user manual. Alat sensor ini telah dinyatakan "sangat layak" untuk

digunakan sebagai media atau sarana untuk membantu menghitung titik secara otomatis dalam uji

passing bawah bola voli. Penelitian ini juga menemukan beberapa keterbatasan yang dapat menjadi

pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut yaitu jumlah sampel yang diteliti masih tergolong sedikit dan

fasilitas penunjang yang kurang memadai sehingga terjadi sedikit keterlambatan dalam mengikuti ujian

(Indrakasih et al, 2022).

Pengembangan model pembelajaran passing pada bola voli bagi siswa kelas VIII SMP juga

menunjukkan bahwa validitas pengalaman materi pengembangan model pembelajaran bola voli

sebesar 98% dan validitas linguistik sebesar 96%, menjadikan pengembangan model pembelajaran bola

voli. Tingkat kepercayaan uji kelompok kecil sebesar 0,988 dan uji kelompok besar sebesar 0,996,

sehingga dapat dikatakan tingkat reliabilitasnya tinggi. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa

pengembangan model pembelajaran passing bola voli untuk siswa kelas VIII sangat bermanfaat bagi

siswa untuk pembelajaran passing yang lebih efektif (Yatulkhusna et al, 2022). Pengembangan Media

Pembelajaran Interaktif Teknik Passing bawah dan passing atas pada Bola Voli Berbasis Teknologi

Android Menggunakan MIT App Inventor juga mendapatkan hasil yang diperoleh yang menjawab

sangat setuju sebanyak 45 orang (37,5%), yang menjawab setuju sebanyak 69 orang (57,5%), dan

menjawab netral yaitu 6 orang (5%). Selanjutnya dari hasil yang diperoleh, persentase kualitas media

yang digunakan ditemukan sebesar 82,50% (Astuti et al, 2022). Dalam pengembangan pembelajaran

“Games 3 on 3” teknik dalam bola voli menunjukkan hasil pada tahap uji coba lapangan pada 3 domain

kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan nilai 83,03%, 81,25%, dan 77,08%, dapat disimpulkan bahwa

94
pengembangan "3 on 3 games" efektif digunakan untuk pembelajaran permainan bola voli, dengan hasil

pengembangan berupa perubahan ukuran lapangan, aturan main, dan skor akhir di setiap set. "Games 3

on 3" dalam permainan bola voli dapat digunakan untuk pembelajaran permainan bola voli dan dapat

digunakan sebagai alternatif variasi pembelajaran bagi pendidik dalam proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan (Destriani et al, 2022).

Pengembangan model passing bawah untuk pendekatan pembelajaran payung berbasis bola

voli pada uji coba skala kecil dan uji coba skala besar, pendekatan pembelajaran paying berbasis bola voli

efektif meningkatkan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif siswa (Harun, 2022). Penelitian Adhy

Baehaqie Nur A. (2015) menunjukkan hasil bahwa peningkatan keterampilan passing bawah bola voli

dengan menggunakan metode bermain bola pantul dapat meningkatkan keterampilan passing bawah.

Suatu keterampilan yang dipandang sebagai aktivitas gerak/suatu tugas akan terdiri dari sejumlah respon

gerak dan persepsi yang didapat melalui belajar untuk tujuan tertentu. Menurut Singer (Baehaqie Nur,

2015: 9), keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan

dengan efektif dan efisien ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, bentuk dan kemampuan

menyesuaikan diri.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bola voli yang

dikembangkan dan juga di modifikasi menggunakan berbagai model dan metode yang telah dilakukan

dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam pembelajaran bola voli, hal ini dibuktikan dengan

hasil penelitian yang telah dilakukan, dan juga terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran khususnya

materi bola voli di sekolah.

Menurut Arma Abdoellah (Baehaqie Nur, 2015: 9) Seseorang dianggap sangat terampil ketika

mereka bergerak secara efisien dan efektif, atau ketika mereka tampaknya memiliki peluang bagus untuk

melakukan gerakan tertentu. Kemampuan seseorang, sebagaimana tercermin dalam kemampuan

95
melakukan tugas motorik tertentu, dapat diidentifikasi dari kualitas kemampuan seseorang untuk

melakukan tugas tertentu dengan tingkat keberhasilan tertentu. Keterampilan baru dapat diperoleh atau

dikuasai jika dipelajari atau dipraktikkan dan dipraktikkan secara konsisten selama periode waktu tertentu.

Menurut Hottinger (Baehaqie Nur, 2015: 10) Kemampuan gerak berdasarkan faktor genetik

dan lingkungan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: sebuah). keterampilan filogenetik merupakan

keterampilan bawaan bagi seorang anak sejak lahir dan dapat berkembang seiring bertambahnya usia

anak. b). Ketrampilan ontogenetik adalah ketrampilan yang muncul melalui latihan dan pengalaman

sebagai akibat dari pengaruh lingkungan. Pada prinsipnya agar suatu keterampilan dapat dikuasai atau

diperoleh hanya jika dipelajari dalam kondisi tertentu, salah satunya adalah kegiatan belajar atau latihan

keterampilan dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

E. Keterbatasan Penelitian

Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Populasi dan sampel penelitian produk pengembangan model pembelajaran bolavoli ini

hanya dilakukan pada dua Sekolah Menengah Pertama yaitu di SMPMaárif Imogiri,

Bantul dan SMP Muhammadiyah 2 Kalasan, Sleman.

2. Sulitnya mengetahui kesungguhan responden pada saat pelaksanaan kegiatan.

3. Penulis tidak dapat memantau dan mengontrol secara penuh pada saat pelaksanaan oleh

peserta didik, karena pelaksanaan dilakukan secara mandiri.

96
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Tentang Produk

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut.

1. Melalui pendekatan penelitian dan pengembangan dengan menggunakan metode ADDIE

dihasilkan model pembelajaran bola voli sebagai upaya meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII, melalui tahap pengembangan yang melalui lima

Langkah yaitu tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi uji

efektivitas produk

2. Pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII terbukti valid menurut para ahli/validator.

3. Pengembangan model pembelajaran bola voli terbukti layak digunakan sebagaipanduan

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta

didik SMP Kelas VIII.

4. Pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII terbukti efektif terhadap peningkatan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didikSMP kelas VIII.

B. Implikasi

Penelitian dan pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII mempunyai beberapa implikasi,

diantaranya sebagai berikut

97
1. Pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII berperan penting terhadap keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik.

2. Pengembangan model pembelajaran bola voli ini dapat dijadikan sebagai Latihan bagi

peserta didik, dan bahan ajar untuk guru PJOK.

3. Penelitian dan pengembangan ini membuat peserta didik lebih aktif dalam melaksanakan

pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas.

4. Banyak respon positif dari guru dan peserta didik terhadap pengembangan model

pembelajaran bola voli ini. Model yang dikembangkan menunjukkan bahwa peran

pembelajajran bola voli berperan penting untuk meningkatkan keterampilan passing bawah

dan atas peserta didik SMP Kelas VIII.

C. Saran Pemanfaatan Produk

Beberapa saran yang dapat penulis ajukan untuk memanfaatkan produk hasil dari penelitian

ini antara lain sebagai berikut

1. Bagi guru, Pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan

passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII ke depannya dapat menambah

wawasan Pendidikan mengenai pentingnya peningkatan keterampilan bagi peserta didik

khususnya melaluipembelajaran bola voli.

2. Bagi peserta didik, Pengembangan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII, dapat digunakan sebagai

pedoman atau panduan untuk melatih keterampilan passing bawah dan atas dalam bola voli

dan ke depan dapat memotivasi peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran bola voli di

sekolah.

98
D. Diseminasi dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut

1. Diseminasi

Diseminasi produk buku panduan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII,dilaksanakan melalui berbagai cara,

di antaranya sebagai berikut

a. Menyebarluaskan produk penelitian melalui google, menggunakan link di media sosial,

seperti WhatsApp, Instagram, agar dapat diakses oleh banyakpengguna.

b. Mempublikasikan produk penelitian baik melalui jurnal nasional maupun internasional

terindeks.

2. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Beberapa hal terkait dengan pengembangan model pembelajaran bola voli untuk

meningkatkan keterampilan passing bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII lebih lanjut,

diantaranya sebagai berikut.

a. Buku Panduan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII akan selalu diperbaiki dan diperbarui agar

tetap up to date.

b. Pengembangan dapat dilaksanakan dengan cakupan yang lebih luasdan spesifik dengan

modifikasi yang lain.

c. Buku Panduan model pembelajaran bola voli untuk meningkatkan keterampilan passing

bawah dan atas peserta didik SMP kelas VIII ini perlu dikembnagkan lagi agar menjadi

lebih baik, dengan menambahkan materi dan media lain terkait pembelajajran bola voli

SMP kelas VIII disekolah.

99
DAFTAR PUSTAKA

Ade Evriansyah Lubis, Muhammad Agus. (2017). Peningkatan Hasil BelajarPassing Atas Pada
Permainan Bola Voli Melalui Variasi PembelajaranSiswa SMP. Jurnal Pendidikan Jasmani
Indonesia. 58-64.
Adhy Baehaqie Nur A. (2015). Peningkatan Keterampilan Passing Bawah Bola Voli dengan
Menggunakan Metode Bermain Bola Pantul Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Putra di SMA
Negeri 1 Sirampong Brebes.Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Ahmadi, N. (2007). Panduan olahraga bola voli. Surakarta : Era Pustaka Utama.
Ailwood, J. (2003). Governing early childhood education through play. Melbourne: Charles Sturt
University.
Ajayati, T. (2017). The Learning Model of Forearm Passing In Volleyball for JuniorHigh School.
JETL (Journal Of Education, Teaching and Learning), 2(2), 218.
https://doi.org/10.26737/jetl.v2i2.289
Anisa Herdiyana (2016). Pengembangan Model Pembelajaran CERIA (Cermat, Kreatif, dan Aktif)
untuk Meningkatkan Hasil Keterampilan Passing dalam Bola Voli pada Siswa Sekolah
menengah Pertama. Tesis. Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.
Astuti, Y., Zulbahri, Z., Erianti, E., Damrah, D., Pitnawati, P., & Rosmawati, R. (2022) Development of
interactive learning media for low and overhead passing techniques in volleyball based on android
technology using MIT app inventor. Linguistics and Culturee Review, 6, 213-220.
https://doi.org/10.21744/lingcure.v6ns3.2132.
Azizah, A. R., Fadillah, I., & Susanto, A. (2022). The Influence of Exercise with Target Wall Media on
Volleyball’s Under-Passing Ability in Middle High School Students. JUMORA: Jurnal Moderasi
Olahraga, 2(1), 53–66. https://doi.org/10.53863/mor.v2i1.225.
BAJA, F. R. (2021). Pengembangan Model Aktivitas Fisik Ketika Pandemi SebagaiUpaya Menjaga
Kebugaran Jasmani Peserta Didik Sekolah Menengah Atas.Tesis. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Barba-Martín, R.A, Daniel Bores-García, David Hortigüela-Alcalá, & Gustavo González-Calvo.
(2020). The application of the teaching games for understanding in physical education. systematic
review of the last six years. Int. J. Environ. Res. Public Health, 17, 3330.
Budi, D. R., Hidayat, R., & Febriani, A. R. (2019). The Application of Tactical Approaches in Learning
Handballs. JUARA : Jurnal Olahraga.https://doi.org/10.33222/juara.v4i2.534.
Budiarti, W. W., & Hanif, A. S. (2016). Volleyball Smash Learning Model for Middle School Students.
239–244.
Dania, A Kossyva, I & Zounhia, K. (2017). Effects of a teaching games for understanding program on
primary school students' physical activity patterns.European Journal of Physical Education and
Sport Science, Volume 3 Issue 2
Destriana, Destriani, Herri Yusfi. (2019). Pengembangan Teknik Pembelajaran Passing Bawah
Permainan Bola Voli SMP Kelas VII. Sebatik 2621-069X. 172 – 176.\
Destriani, D., Yusfi, H., Destriana, D., & Aryamti, S. (2022).
Development of “Games 3 on 3” Learning Techniques in
Volleyball. Halaman Olahraga Nusantara (Jurnal Ilmu
Keolahragaan),5(),124. https://doi.org/10.31851/honv5il.5723
Destriana, Destriani, Yusfi, H., & Muslimin. (2020). The Implementation of Underpass Learning
Techniques Volleyball for Junior High School. 422(Icope 2019), 95–99.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.200323.098.

100
Didik Rilastiyo Budi dan Arfin Deri Listiandi. (2021). Model Pembelajaran DalamPendidikan
Jasmani Abstrak. Budi, D. R. (2021, February 1). Supplemental Materials for Preprint: Model
Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Retrieved From,
January,DOI:10.31219/osf.io/xzh3g.https://doi.org/10.31219/osf.io/xzh3g.
Endriani, D., Sitompul, H., Mursid, R., & Dewi, r. (2022). Development of a lower passing model for
volleyballbased umbrella learning approach. International journal of Education in Mathematics,
Science,and Technology (IJEMST), 10(3), 681-694. https://doi.org/10.64328/ijemst.2508.
Fathurrohman, M. (2017). Model-model pembelajaran Inovatif. Yogyakarta. ArRuzz Media.
Fauzan Robby Revandhani. (2018). Pengembangan Model Pembelajaran PassingBawah Bola Voli
Di Smp N 2 Nanggulan Kulon Progo Menggunakan Permainan
Ferguson, B., L., V. and B. J. (2010). Volleyball Step to Succes Second Edition. Canada: Human
Kinetics.
Fitriani, A., Widiastuti, & Hernawan. (2021). Volley Ball Passing Learning Model for Students Age 11-
12 Years. Gladi : Jurnal Ilmu Keolahragaan, 12 (02), 93–101.https://doi.org/10.21009/gjik.122.02
Gordon, A. M., & Browne, K. W. (2011). Beginnings and beyond: Foundations inearly childhood
education, (8th ed.). Belmont: Wadsworth
Gunarto. (2013). Model dan metode pembelajaran di sekolah. Semarang: UNISSULA Press
Guntur. (2013). Pengembangan sistem asesmen hasil belajar siswa sekolah menengah atas dalam
penjasorkes materi permainan bolavoli. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 9,
Nomor 1.
Hamzah, B.U. (2012). Belajar dengan pendekatan pailkem. Jakarta: Bumi aksara.
Haryanto, J., & Welis, W. (2019). Exercising Interest in the Middle Age Group.
Henninger, M.L., Pagnano, K., Patton, K., et al. (2006). Novice volleyball players knowledge of games,
strategies, tactics, and dicision making in the context. Journal of Physical Education New Zealand,
39, 34-46.
Hurlock, Elizabeth B. (2000). Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga.
Indrakasih, Sinulingga, A, Lumbaraja, F., & Pasaribu,A.M.N.(2022). Development of test form of down
passing techniques in sensor-based volleyball games. Journal Sport Area, 7(2), 300-309.
https://doi.org/10.2599/sportarea2022.vol7(20.9012
Iskandar, Y., & Agustan, B. (2018). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Keterampilan Passing
Bola Pada Sekolah Sepakbola Turangga Sakti. JUARA: Jurnal Olahraga.
https://doi.org/10.33222/juara.v3i1.211
Izzaty, R.E. (2008). Perkembangan peserta didik. Yogyakarta: UNY Press. a
Jariono, G., Fachrezzy, F., & Nugroho, H. (2020). Application of Jigsaw Type Cooperative Learning
Model to Improving the Physical Exercise Students Volleyball at Junior High School 1
Sajoanging. 2(5).
Juliantine, T. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani Untuk
Mengembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia.
Karisman, V. A., & Supriadi, D. (2022). Volleyball passing model through game-based approach.
Journal Sport Area, 7(1), 79–88. https://doi.org/10.25299/sportarea.2022.vol7(1).7708
Koesyanto, H. (2003). Belajar bermain bola volley. Semarang: FIK UNNES.
Metzler, M., & Michael, W. (2011). Instructional models for physical education. Needham Heights:
Allynand Bacon.
Mikanda. (2014). Buku super lengkap olahraga. Jakarta: Dunia Cerdas.
Mitchell, S. A., Oslin, J. L., & Griffin, L. L. (2013). Teaching sport concepts and skills: A tactical games
approach for ages 7 to 18 (3rd ed.). Human Kinetics,Champaign IL.

101
Munendra, A. W., & Lumintuarso, R. (2015). Pengembangan model pembelajaranlempar lembing
untuk siswa sekolah menengah pertama (smp). Jurnal Keolahragaan, 3(2).
https://doi.org/10.21831/jk.v3i2.6224
Nopembri, S & Saryono. (2012). Gagasan dan konsep dasar teaching games for understanding. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia. Hlm.87-95.
Pambudi, A.R. (2010). Target games, sebuah pengembangan konsep diri melalui pembelajaran
pendidikan jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia,Volume 7, Nomor 2, Hlm 34-
40.Performa Olahraga, 4(2), 214–223.
Prasetyo, E. (2022). Problem-Based Learning: As an Effort to Improve Volleyball Activity & Learning
Outcomes. International Journal of Multidisciplinary Research and Analysis, 05(03).
https://doi.org/10.47191/ijmra/v5-i3-17
Putri, S. A. R., Fajar, M., Riyoko, E., & Okilanda, A. (2022). Training Model Basic Engineering Passing
Ball. Halaman Olahraga Nusantara (Jurnal Ilmu Keolahragaan), 5(1), 266.
https://doi.org/10.31851/hon.v5i1.6824
Rahayu, J.S. (2013). Pemetaan penelitian teaching games for understanding (tgfu) tahun 2000-2010.
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 9, Nomor 2.
Rahyubi, H. (2012). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik. Bandung: Nusa
Media.
Rahyubi, H. (2014). Teori teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik deskripsi dan tinjauan
kritis. Bandung: Alfabeta.
Rohendi, A. (2022). The Results of The Development of Learning Model Under Passing Volleyball with
A Play Approach. Journal of Physical and Outdoor Education, 4(1), 8–15.
Rusman. (2012). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalismeguru. Bandung:
Alfabeta.
Sagala, S. (2012). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Saputra, E. D., Kamadi, L., Haeruddin, S., Makassar, U. N., Info, A., Wall, M., Passing, B., & Outcomes,
L. (2022). Efforts To Improve Learning Outcomes for Passing. Jurnal Etdg, 1(3), 381–388
Samsudin, S & Rahman, H.A. (2016). Pengaruh metode pembelajaran drill,
bermain, dan kelincahan terhadap kemampuan passing dalam permainan bola voli. Jurnal
Keolahragaan, Volume 4 – Nomor 2, pp.207-219.
Septiana D. S, Winda, P. N. (2022). The Effectiveness of the Android towards the Learning Outcomes
of Passing Down Volleyball Students in Grade X. Jurnal PHEDHERAL, Volume 19, Nomor 2.
https://dx.doi.org/10.20961/phduns.v19i2.67162.
Setyosari, P. (2015). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan edisi ke empat. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga Di Sekolah Dasar.
DEPDIKNAS.
Sucipto, S. (2019). The Implementation of Tactical Approach on Students‟ Enjoyment in Playing
Football in Junior High School. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
https://doi.org/10.17509/jpjo.v4i1.16252
Sudijono, A. (2011). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugito, S. (2022). Efforts to Improve Activities and Learning Outcomes of Volleyball Basic Techniques
of Lower Passing Using the Drill Method. Journal of Business, Social and Technology
(Bustechno) , 3(2), 52–56. https://doi.org/10.46799/jbt.v3i2.72
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

102
Suhadi. (2014). Pengaruh pembelajaran bola voli. Yogyakarta: FIK UNY. Suharno, H.P. (1984).
Dasar-dasar permainan bola volley. Yogyakarta : FPOK IKIP Yogyakarta.
Suherman, A. (2015). Model aktivitas jasmani yang edukatif dan aktraktif berbasisdolanan anak.
Yogyakarta. UNY Press.
Suharta, A., Endriani, D., Dewi, R., & Supriadi A. (2022). Development of Volleyball Game Model
Using Learning Media Kinestetik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 6(2), 271-278.
https://doi.org/10.33369/jkv6i2.21636
Sukintaka. (2001). Teori Pendidikan Jasmani. Solo : Esa Grafika.
Suyanto, & Jihad, A. (2013). Menjadi guru professional strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas
guru di era global. Jakarta: Erlangga
Thiyagu, K. (2015). Models of teaching in educational technology. In Thammishetty, M, Educational
Technology. Solapur, Maharashtra, India:Laxmi book Publication.
Try Sevita Haryanto, Wasis Djoko Dwiyogo, dan Sulistyorini (2016). Pengembangan Pembelajaran
Permainan Bola Voli Menggunakan Media Interaktif di SMP Negeri 6 Kabupaten Situbondo.
Usman, U. (2010). Menjadi guru yang profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Vierra, B.L. & Fergusson, B.J. (2000). Bola voli tingkat pemula. Jakarta : PTRajagrafindo
Persada.
Wang, L., & Ha, A. S. (2013). Three groups of teachers’ views, learning experiences, and
understandings ofteaching games for understanding. Physical Education and Sport Pedagogy,
18(3), pp.336–350.
Ward, G., & Griggs, G. (2011). Principles of Play: A proposed framework towardsa holistic
overview of games in primary physical education. Education 3-13, 39(5), 499–516.
Yatulkhusna, R., Safarudin, S., Usra, M., Iyakus, I., & Yusfi, H. (2021). Development Of Passing
Learning Model on Volleyball For Class Viii SMP Students. Halaman Olahraga Nusantara
(Jurnal Ilmu Keolahragaan), 5(1), 32. https://doi.org/10.3185/hon.v5il.6029.
Yuberti. (2014). Teori pembelajaran dan pengembangan bahan ajar dalam pendidikan. Lampung:
Anugrah Utama Raharja (AURA).
Yunus. (1992). Olahraga pilihan bola voli. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

103
LAMPIRAN

104
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

105
Lampiran 2. Surat keterangan Penelitian

106
107
Lampiran 3. Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket

108
Lampiran 4. Surat Permohonan Validasi Ahli

109
110
Lampiran 5. Surat Keterangan Validasi Ahli

111
112
Lembar 6. Lembar Validasiahli

113
Lampiran 7 Angket Kuisioner (Google form) Peserta Didik

114
115
116
117
Lampiran 8. Lembar Analisis dan Penilaian Guru

118
119
120
121
122
123
124
125
Lampiran 9. Tes dan Uji Efektivitas

126
127
128
129
Data Uji Efektivitas Passing Bawah dan Atas

130
Lampiran 10. Data Uji Skala Kecil

131
Lampiran 11. Data Uji Skala Besar

132
Lampiran 12. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas

133
Lampiran 13. Hasil Uji Wilcoxon

134
Lampiran 14. Produk Akhir Model Pembelajaran Bola Voli.
A. Cover

Gambar 17. Cover Bagian Depan

Gambar18. Cover Bagian Belakang

135
B. Model Pembelajaran Bola Voli
PEMBELAJARAN PASSING BAWAH DAN ATAS BOLA VOLI
MELALUI PERMAINAN
Kegiatan Pendahuluan

Sebelum pembelajaran dimulai, guru menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan

permainan dan melakukan doa bersama. Setelah berdoa bersama, guru melakukan presensi dan

dilanjutkan memberikan persepsi kepada peserta didik terkait pembelajaran yang akan dilakukan peserta

didik. Setelah itu guru memberikan contoh gerakan peregangan kepada peserta didik dan dilakukan

bersama-sama. Tahap berikutnya adalah melakukan gerakan pemanasan seperti berikut:

Gambar 1. Pemanasan Statis

Tahap berikutnya adalahmelakukan permainan awal Lempar tangkap bola 3x Langkah seperti

pada gambar berikut:

136
Gambar 2. Permaina n Lempar Tangkap Bola 3x Langkah.

1. Permainan ini memiliki 2 tim, masing-masing tim memiliki tugas bertahan jika sedang di
serang dan menyerang kepada yang bertahan jika mendapatkan kesempatan membawa bola
2. Tim yang memegang bola dianggap sebagai penerang dan tim yang tidak memegang bola
adalah sebagai bertahan yang berusaha merebut bola dari tim penyerang, begitu sebaliknya
3. Aturan khusus dalam permainan ini yaitu Ketika membawa bola, hanya diperbolehkan
melangkah sebanyak 3x, sehingga bola tidak berhenti atau dibawa lari, setelah 3x Langkah
operkan bola kepada teman menggunakan kedua tangan dengan cara dilambungkan
4. Untuk menghasilkan poin dalam permainan ini yaitu dengan melemparkan bola mengenai
cone yang telah disediakan di garis tepi lapangan
5. Tentunya dalam permainan ini Kerjasama tim, dan hasil point yang terkumpul
Kegiatan diatas merupakan permaina pendahuluan, dengan tujuan agar membiasakan

peserta didik mendapatkan gambaran untuk melakukan Gerakan passing bawah dan passing

atas dengan cara melambungkan bola menggunakankedua tangan serta menangkap bola yang

berada diatas dengan kedua tangan.

137
Gambar. 3 Area Permainan

Berikutmerupakan kegiatan permainan yang selanjutnya dengan tujuan untuk meningkatkan

keterampilan passing bawah peserta didik SMP kelas VIII. Dalam pengembangan ini disisipkan sebuah

metode latihan bagi peserta didik agardapat mengembangkan sikap tanggung jawab bagi dirinya.

138
Permainan Bola Pantul Passing Bawah

Gambar. 4 Permainan Bola Pantul Passing Bawah


Tujuan Permainan:
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih keterampilan Gerakan passing bawah, melatih

konsentrasi dan ketepatan peserta didik dalam Permainan Bola Pantul Passing.

Peraturan Permainan:

1. Peserta didik dibagi menjadi 2 tim, tim A dan tim B.

2. Peserta didik pembawa bola berada di lapangan B.

3. Alokasi waktu 2 x 40 menit.

4. Peserta didik yang akan melakukan passing berada di lapangan A.

5. Peserta didik yang berada di Lapangan A dibariskan 2 sampai 3 banjar.

6. Peserta didik di lapangan A dan barisan paling depan berlari kearah depandan berhenti

sampai depan garis serang.

7. Peserta didik yang berada di lapangan B dengan membawa bolamemantulkan bola

ke tanah, dan diusahakan melewati net

8. Peserta didik di lapangan A yang telah berlari, siap menerima bola dari pantulan dengan

Gerakan passing bawah.

139
9. Peserta didik di lapangan A melakukan passing bawah sebanyak 5x.

10. Pemantul bola yang berada di lapangan B juga menangkap dan memantulkan bola lagi

sebanyak 5x.

11. Setelah selesai, peserta didik yang memantulkan bola di lapangan B menangkap bola dan

memberikan kepada teman yang selesai melakukan passing dari lapangan A.

12. Setelah bola diberikan kepada peserta didik yang telah melakukan passing,kemudian lari

menuju barisan di belakangnya (rolling).

13. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian sesuai dengan urutan barisan.

Gambar. 5 Area Permainan

140
Standar Ketertiban dan Keselamatan:
a. Guru harus menanyakan kondisi awal peserta didik sebelum mengikuti aktvitas permainan

dan menanyakan kondisi setelah mengikuti aktivitas permainan.

b. Dalam membuat barisan jarak antar teman tidak terlalu jauh tetapi juga tidakterlalu dekat.

c. Jenis peralatan dalam permainan yang digunakan sudah di cek terlebihdahulu segi

keselamatannya.

d. Guru harus mensterilkan lapangan yang dapat membahayakan peserta didikagar area yang

digunakan cukup aman dan layak untuk bermain.

e. Kalimat instruksi yang diberikan kepada peserta didik harus jelas, sesuai dengan

pemahaman peserta didik

Kegiatan Inti

Gambar. 8 Permainan Bola Lambung Passing Bawah Menggunakan Net.


Tujuan Permainan:
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih keterampilan Gerakan passing bawah bola voli,

agar peserta didik dapat melakukan passing bawah dengan melewatkan bola melalui net.

141
Peraturan Permainan:

1. Peserta didik dibagi menjadi tim A dan tim B

2. Peserta didik di lapangan A dibariskan 2 sampai 3 banjar

3. Alokasi Waktu 2 x 40 Menit.

4. Salah satu peserta didik berada di lapangan B dengan membawa bola

5. Pembawa bola berada di lapangan B dan peserta didik yang berbaris di lapangan A

dipisahkan oleh Net

6. Peserta didik di lapangan A barisan paling depan melakukan lari zig-zag degan menyentuh

cone yang telah diatur. Peserta didik melakukan lari zig-zag dengan menyentuh cone kearah

garis serang yang, dan berhenti pada garis batas yang telahditentukan.

7. Peserta didik di lapangan B yang sedang membawa bola melambungkan bola ke atas. Dan

diusahakan untuk melewati net

8. Peserta didik yang di lapangan A telah berlari zig-zag dengan menyentuh cone, siapmenerima

bola dari lemparan lapangan B dengan Gerakan passing bawah

9. Saat melakukan passing bawah,usahakan bola dapat melewati net agar dapatditerima oleh

pelempar yang berada di lapangan B.

10. Setelah bola terpassing, peserta didik yang melemparkan bola menangkap bola dan

memberikan kepada teman yang selesai melakukan passing dari lapnagan A.

11. Gerakan ini dilakukan sebanyak 5x.

12. Setelah bola diberikan kepada peserta didik yang telah melakukan passing, kemudian lari

menuju barisan di belakangnya (rolling).

13. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian sesuai dengan urutan barisan.

142
Standar Ketertiban dan Keselamatan:
a. Guru harus menanyakan kondisi awal peserta didik sebelum mengikuti aktvitas permainan

dan menanyakan kondisi setelah mengikuti aktivitas permainan.

b. Dalam membuat barisan jarak antar teman tidak terlalu jauh tetapi juga tidakterlalu dekat.

143
c. Jenis peralatan dalam permainan yang digunakan sudah di cek terlebihdahulu segi

keselamatannya.

d. Guru harus mensterilkan lapangan yang dapat membahayakan peserta didikagar area yang

digunakan cukup aman dan layak untuk bermain.

e. Kalimat instruksi yang diberikan kepada peserta didik harus jelas, sesuai dengan

pemahaman peserta didik

Gambar 10. Permainan Bola Lambung Passing Atas menggunakan Net


Tujuan Permainan:
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih keterampilan Gerakan passing atas bola voli, agar

peserta didik dapat melakukan Gerakan passing atas dengan melewatkan bola melalui net.

Peraturan Permainan:

1. Peserta didik dibagi menjadi 2 tim, tim A dan tim B.

2. Peserta didik yang berada di lapangan A dibariskan 2 sampai 3 banjar.

3. Alokasi waktu 2x 40 menit.

144
4. Salah satu peserta didik berada di lapangan B dengan membawa bola

5. Pembawa bola di lapanganB dan peserta didik di lapangan A yang berbarisdipisahkan oleh

net.

6. Peserta didik di lapangan A barisan paling depan berlari lalu meloncati cone yangtelah

disediakan, menuju kearah garis serang.

7. Peserta didik di lapangan B yang membawah bola, melambungkan bola kearahteman

di lapangan A yang selesai meloncati cone

8. Usahakan lemparan bola melambung melewati Net.

9. Peserta didik di lapangan A yang telah selesai meloncati cone bersiap untukmenerima

bola dengan Gerakan passing atas

10. Saat melakukan passing atas, usahakan bola melewati net agar dapat di tangkap oleh pelempar

yang berada di lapangan B.

11. Setelah bola terpassing, peserta didik yang melambungkan bola di lapangan B, menangkap

bola tersebut dan memberikan kepada teman yang selesai melakukan passing atas dari

lapangan A.

12. Gerakan ini dilakukan sebanyak 5x.

13. Setelah bola diberikan kepada peserta didik yang telah melakukan passing di lapangan A,

kemudian peserta didik yang berada di lapangan B berlari menuju barisan di lapangan A

(rolling).

14. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian sesuai dengan urutan barisan.

145
Sarana dan Prasarana:

a. Lapangan
b. Bola Voli
c. Peluit
d. Cone
e. Net atau Tali Rafia

Standar Ketertiban dan Keselamatan:


a. Guru harus menanyakan kondisi awal peserta didik sebelum mengikuti aktvitas permainan

dan menanyakan kondisi setelah mengikuti aktivitas permainan.

b. Dalam membuat barisan jarak antar teman tidak terlalu jauh tetapi juga tidakterlalu dekat.

146
c. Jenis peralatan dalam permainan yang digunakan sudah di cek terlebihdahulu segi

keselamatannya.

d. Guru harus mensterilkan lapangan yang dapat membahayakan peserta didikagar area yang

digunakan cukup aman dan layak untuk bermain.

e. Kalimat instruksi yang diberikan kepada peserta didik harus jelas, sesuai dengan

pemahaman peserta didik

Gambar. 12 Permainan Berlawanan Passing Bawah dan Atas


Tujuan Permainan

Tujuan Permainan permainan ini adalah untuk melatih keterampilan Gerakan passing atas dan

passing bawah bola voli, agar peserta didik dapat melakukan passing bawah dan passing atas melewati

net.

Peraturan Permainan

1) Peserta didik dibagi menjadi tim A dan tim B

2) Peserta didik di lapangan A dibariskan 2 sampai 4 banjar.

3) Peserta didik di lapangan B dibariskan 2 sampai 4 banjar.

4) Alokasi Waktu 2 x 40 Menit.

5) Salah satu peserta didik berada di lapangan B dengan membawa bola.

147
6) Pembawa bola berada di lapangan B dan peserta didik yang siap menerima berbarisdi lapangan

A dipisahkan oleh Net.

7) Peserta didik di lapangan A menerima bola dengan melakukan Gerakan passingbawah.

8) Peserta didik di lapangan B menerima bola dengan melakukan Gerakan passingatas.

9) Peserta didik yang di lapangan A telah siap menerima bola dari lemparan lapanganB dengan

Gerakan passing bawah.

10) Peserta didik yang berada di lapangan B siap menerima bola dengan Gerakanpassing atas.

11) Gerakan ini dilakukan sebanyak 5x dan setelah itu bergantian dengan peserta didikyang berada

di barisan belakangnya.

12) Saat melakukan passing, usahakan bola dapat melewati net agar dapat diterima olehpeserta didik

yang berada di lapangan B maupun lapangan A dengan baik.

13) Kegiatan ini dilakukan secara bergantian sesuai dengan urutan barisan

Standar Ketertiban dan Keselamatan:


a. Guru harus menanyakan kondisi awal peserta didik sebelum mengikuti aktvitas permainan

dan menanyakan kondisi setelah mengikuti aktivitas permainan.

b. Dalam membuat barisan jarak antar teman tidak terlalu jauh tetapi juga tidakterlalu dekat.

c. Jenis peralatan dalam permainan yang digunakan sudah di cek terlebihdahulu segi

keselamatannya.

d. Guru harus mensterilkan lapangan yang dapat membahayakan peserta didikagar area yang

digunakan cukup aman dan layak untuk bermain.

e. Kalimat instruksi yang diberikan kepada peserta didik harus jelas, sesuai dengan

pemahaman peserta didik

148
Kegiatan Penutup

Sebelum pembelajaran diakhiri tibalah pada tahap pendinginan (Cooling- down), pendiginan

merupakan bagian penting dalam berkegiatan olahraga,Suharjana (2013:45) pendinginan dilakukan

setelah kegiatan inti olahraga selesai dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis

peserta didik seperti keadaan semula. Pendinginan dilakukan dengan intensitas yang ringan. Dalam

kegiatan pendiginan guru menyiapan barisan anak-anak untuk melakukan pendinginan.

Setelah melakukan pendinginan tidak lupa guru/pendidik memberikan gambaran Kembali

apa yang telah dilakukan peserta didik pada kegiatan inti dari pembelajaran bola voli dan tentang tujuan

serta manfaat yang didapatkan oleh peserta didik. Tidak lupa seorang guru/pendidik harus memberikan

motivasi kepada peserta didik agar meningkatkan semangat peserta didik dalam meningkatkan

keterampilan gerak khusunya dalam pembelajaran bola voli.

149
Lampiran 15. Dokumentasi

Gambar. 19 Peserta Didik Melakukan Permainan Lempar Tangkap Bola

Gambar. 20 Peserta Didik Melakukan Passing Bawah

150
Gambar 21. Peserta Didik Melakukan Passing Atas

Gambar 22. Peserta Didik Melakukan Passing Atas

151
Gambar 23. Peserta Didik Melakukan Permainan Lempar Tangkap Bola.

Gambar 24. Peserta Didik Melakukan Passing Bawah

152

Anda mungkin juga menyukai