Anda di halaman 1dari 3

1.

8 Penggolongan Data Statistik


Kumpulan informasi berupa data statistik dan angka (bilangan) dapat digolongkan menjadi
berbagai macam antara lain, yaitu:
1. Berdasarkan cara perolehannya
Data statistik dapat diperoleh dari berbagai macam sumber. Menurut sumbernya, data
perolehan dapat dibagi lagi menjadi dua macam data, yaitu:
a) Data primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu badan
atau individu secara langsung dari obyeknya. Apabila ingin mendapatkan data primer,
maka suatu individu atau kelompok perlu melakukan pengumpulan informasi
langsung dari sumbernya yang dapat berupa wawancara, form, ataupun observasi
langsung ke lapangan. Contoh dari data primer misalnya saya ingin mendapatkan data
mengenai mata kuliah semester 1 favorit mahasiswa jurusan akuntansi di Universitas
Udayana. Untuk itu, saya perlu mewawancarai sampel dari setiap kelas semester 1
akuntansi dan mengolahnya menjadi suatu data statistik.
b) Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah atau telah dipublikasikan oleh pihak lain. Contohnya dari
data penduduk Provinsi Bali tahun 2020 sebanyak 4,32 juta jiwa dengan Buleleng
yang memiliki penduduk terbanyak yaitu 791,81 ribu jiwa, sementara Klungkung
yang memiliki penduduk paling sedikit, yaitu hanya 206,93 ribu jiwa. Data tersebut
dikumpulkan dan diolah oleh BPS (Biro Pusat Statistik) Bali. Contoh lainnya diambil
dari para periset yang mengumpulkan dan meneliti mengenai data yang berisi metode
transportasi peserta didik SMAN 4 Cibinong. Hasil wawancara menampilkan bahwa
85,1% peserta didik menggunakan sepeda motor, 8,9% menggunakan transportasi
umum, 3% diantar oleh mobil, dan 3% menggunakan transportasi lainnya.
2. Berdasarkan waktu pengumpulannya
Ditinjau dari segi waktu pengumpulannya , data statistik dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
a) Data seketika
Data seketika atau data silang tempat adalah data yang menunjukkan
keadaan/karakteristik obyek penelitian pada waktu dilaksanakannya pengumpulan dan
pengolahan data. Contoh dari data seketika, yaitu data APBN realisasi anggaran pada
tahun 2021, dan data proporsi penduduk Bali berusia 50 tahun ke atas tahun 2020.
b) Data berkala
Data berkala adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu yang
menggambarkan tentang perkembangan suatu keadaan dari periode tertentu.
Contoh dari data berkala, yaitu data mengenai kepadatan penduduk provinsi Bali
periode 2019-2021.
3. Berdasarkan Sifatnya
Ditinjau dari segi sifatnya, data statistik terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Data diskrit
Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil pencacahan dan satuan angkanya
berupa angka bulat dan bukan merupakan pecahan ataupun desimal. Contoh dari data
diskrit, yaitu data mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Udayana tahun
2021, yaitu jurusan akuntansi sebanyak 1095 mahasiswa, jurusan ekonomi
pembangunan sebanyak 1376 mahasiswa, dan jurusan manajemen sebanyak 1408
mahasiswa.
b) Data kontinu
Data kontinu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan satuan angkanya
berupa angka desimal atau pecahan. Contoh dari data kontinu, yaitu data inflasi Kota
Denpasar tahun 2021 sebesar 2,01%.
4. Berdasarkan Sumbernya
Ditinjau dari segi sumber data, bagi suatu lembaga atau badan, data statistik dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
a) Data intern
Data intern merupakan data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam
suatu lembaga atau badan. Contoh dari data intern, yaitu jumlah mahasiswa
Universitas Udayana
b) Data ekstern
Data ekstern merupakan data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dari luar
suatu lembaga atau badan. Contoh dari data ekstern, yaitu indeks harga konsumen
Indonesia, dan jumlah penduduk Malaysia.
5. Berdasarkan pengukurannya
Ditinjau dari cara penyusunan angka, data statistik dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
a) Data nominal
Data nominal adalah data statistik yang penyusunannya atas beberapa kelompok
tanpa memperhatikan urutan tertentu. Dengan kata lain, kedudukan satu kategori
dengan kategori lainnya setara atau sama. Data nominal tidak memakai operasi
aritmatika dalam penggunaannya. Contoh dari data nominal, yaitu data mengenai
jumlah kendaraan bermotor tahun 2020, yakni mobil penumpang sebanyak 15 797 746;
mobil bis sebanyak 233 261; mobil barang sebanyak 5 083 405; sepeda motor sebanyak
115 023 039. Data tersebut menunjukkan posisi yang setara dengan nominal yang
berbeda.
b) Data ordinal
Data ordinal adalah data statistik yang penyusunannya atas beberapa kelompok
dengan memperhatikan urutan tertentu (ranking). Data ordinal menunjukkan adanya
suatu kedudukan yang berarti tiap kelompok tidak setara denga satu sama lainnya.
Contoh dari data ordinal, yaitu data juara olimpiade matematika, yakni juara 1 dengan
500 poin, juara 2 dengan 490 poin, dan juara 3 dengan 465 poin. Data ordinal juga tidak
memakai operasi aritmatika dalam penggunaannya.
c) Data interval
Data interval adalah data statistik yang penyusunannya atas beberapa kelompok
dengan adanya jarak yang sama antara golongan/kelompok yang lainnya. Berbeda
dengan data nominal dan ordinal, data interval menggunakan operasi aritmatika. Ciri
utama dari data interval adalah tidak ada angka nol mutlak meskipun memiliki arti
hitung yang sebenarnya. Contoh dari data interval, yaitu data mahasiswa yang suka
merokok. Pertanyaan berupa “Berapa kali anda merokok dalam sehari?” diberikan
kepada 40 sampel acak setelah selesai kelas. Opsi jawaban adalah 2 kali, 4 kali, dan 6
kali. Misalnya didapat hasil sebagai berikut: sebanyak 20 orang menjawab 2 kali, 15
orang menjawab 4 kali, dan 5 orang menjawab 6 kali. Pilihan 0 kali dalam sehari masih
memungkinkan karena terdapat juga mahasiswa yang merokok, namun tidak merokok
setiap hari.
d) Data rasio
Data rasio adalah data statistik yang penyusunannya dilakukan dengan
membandingkan nilai variabel yang satu dengan nilai variabel lainnya. Berbeda dengan
data interval, data rasio memiliki nilai nol untuk menunjukkan suatu ketiadaan
informasi atau data. Contoh dari data rasio, yaitu terdapat dua mahasiswa, yakni
mahasiswa A yang berumur 20 tahun dan mahasiswa B yang berumur 30 tahun. Dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa A memiliki umur dua per tiga kali mahasiwa B.

Anda mungkin juga menyukai