SISTEM OPERASI
Disusun Oleh :
Nama : Fachrurrazi
Nim : 230504121
Unit : 05/2023
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah dengan judul Laporan yang sudah saya susun dengan sistematis dan
sebaik mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Operasi
+ Praktikum.
Demikian laporan yang saya buat, mohon kritik dan sarannya atas
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan bagi saya selaku penulis.
Fachrurrazi
Nim. 230504121
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 4.1.25 Missing Firmware .............................................................................17
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
a. Mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk Instalasi Dual Boot Kali
Linux.
b. Untuk memahami bagaimana tata cara Instalasi Dual Boot Kali Linux.
c. Mengetahui cara mengatasi error yang mungkin akan muncul saat proses
instalasi
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Linux
Linux adalah sebuah kernel atau inti sistem operasi yang bersifat open
source dan dibangun berdasarkan prinsip-prinsip UNIX. Kernel Linux
dikembangkan pertama kali oleh Linus Torvalds pada tahun 1991 dan terus
berkembang hingga saat ini dengan kontribusi dari ribuan pengembang di seluruh
dunia.
Sistem operasi Linux tidak hanya terdiri dari kernel saja, tetapi juga
berbagai perangkat lunak tambahan seperti sistem manajemen paket, antarmuka
pengguna, dan perangkat lunak aplikasi. Distribusi Linux, seperti Ubuntu, Fedora,
dan Debian, merupakan paket lengkap yang mencakup kernel Linux beserta
perangkat lunak tambahan yang diperlukan untuk membuat sistem operasi yang
lengkap dan fungsional.
Linux telah menjadi salah satu sistem operasi yang paling populer di
dunia, digunakan dalam berbagai lingkungan mulai dari perangkat mobile hingga
superkomputer. Keunggulan utama Linux adalah kestabilan, keamanan, dan
fleksibilitasnya yang tinggi, serta model distribusi open source yang
memungkinkan pengguna untuk memodifikasi dan mendistribusikan kembali
kode sumbernya sesuai kebutuhan mereka (Michael, 2010).
Salah satu karakteristik utama Linux adalah kemampuannya untuk
berjalan pada berbagai jenis perangkat keras, mulai dari komputer pribadi hingga
server, superkomputer, perangkat mobile, dan embedded systems. Linux juga
dikenal karena kestabilan, keamanan, dan kinerja yang tinggi, serta
kemampuannya untuk dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna.
Sebagai sistem operasi open source, Linux memiliki kode sumber yang
dapat diakses dan dimodifikasi oleh siapa saja sesuai dengan lisensi GNU General
Public License. Hal ini telah mendorong munculnya berbagai distribusi Linux
yang menawarkan pengalaman pengguna yang berbeda-beda, seperti Ubuntu,
Fedora, Debian, dan banyak lagi (Daniel, 2000).
3
4
3.2 Percobaan
1) Persiapan Awal:
Unduh file ISO Kali Linux dari situs resmi
(https://www.kali.org/downloads/).
Persiapkan media bootable seperti USB flash drive atau DVD.
Backup data penting dari komputer Anda.
2) Buat Partisi untuk Kali Linux
Buka "Disk Management" di Windows.
Pilih drive yang ingin Anda kurangi untuk memberikan ruang bagi
Kali Linux.
Klik kanan pada drive tersebut, pilih "Shrink Volume", dan
tentukan ukuran yang akan dialokasikan untuk Kali Linux.
3) Buat Media Bootable Kali Linux
Unduh dan jalankan aplikasi Rufus (https://rufus.ie/) untuk
membuat USB bootable.
Pilih file ISO Kali Linux yang sudah Anda unduh.
Pastikan USB flash drive Anda terhubung dan pilih drive tersebut
di Rufus.
Klik "Start" untuk memulai proses pembuatan media bootable.
4) Boot ke USB Installer Kali Linux
Masukkan USB flash drive yang sudah dibuat bootable ke
komputer Anda.
Restart komputer dan tekan tombol yang sesuai untuk masuk ke
menu boot (biasanya F12 atau Esc).
Pilih USB flash drive dari menu boot untuk memulai instalasi Kali
Linux.
5) Instalasi Kali Linux
Pilih opsi "Graphical Install" dari menu boot Kali Linux.
6
7
4.1 Hasil
Pertama kita harus melakukan pemisahan partisi, agar OS Windows tidak
tertimpa oleh OS Linux. Buka Disk Management.
Setelah itu click kanan di partisi yang ingin dibagi, setelah itu Shrink
Volume.
Selanjutnya tentukan ukuran partisi yang ingin dibuat untuk Linux nya.
8
9
Setelah selesai akan muncul “Unlocated”, itu adalah partisi yang akan kita
gunakan untuk menginstall Kali Linux-Nya.
Sebelum kita masuk ke penginstalan nya, kita perlu men-check tipe dari
partisi kita, pertama klik kanan di Logo Windows, dan masuk ke Disk
Management.
Setelah itu akan muncul tipe partisi kita, disini tipe partisi saya adalah
GPT.
Selanjutnya buka Rufus, pertama SELECT file ISO Kali Linux yang telah
di download.
Selanjurnya pilih tipe partisi dari harddisk kita, sebelumnya sudah kita
cek, jadi tinggal pilih GPT, dan klik START
Jika muncul pilihan seperti ini, pilih saja DD Image untuk menghindari
Installer tidak terbaca oleh BIOS. Selanjutnya klik OK.
Setelah selesai akan mucul tulisan READY pada bar Status. Tinggal kita
close.
Setelah proses Rufus selesai, restart laptop kalian dan masuk ke menu
BIOS.
Ubah urutan Boot nya, naikkan USB HDD ke paling atas dengan cara
arahkan ke USB HDD dan tekan F6 sampai ke paling pertama
Setelah selesai menyeting Boot Order, keluar dari BIOS dengan cara klik
menu Exit, dan tekan Exit Saving Changes agar perubahan yang kalian
lakukan pada step sebelumnya tersimpan.
Setelah keluar dari menu BIOS, laptop akan otomatis Restart, dan jika step
sebelumnya berhasil, laptop akan masuk ke Installer Linux. Klik
Graphical install.
Pada pilihan bahasa, pilih sesuai keinginan kalian, disini saya pilih bahasa
Inggris, karena bahasa Inggris saya jago.
Masuk ke bagian Region, cari negara kita tercinta, Indonesia. Dan klik
continue.
Untuk Local setting karena tidak ada pilihan Indonesia, kalian pilih saja
United States, lalu Continue.
Untuk settingan keyboard pilih saja American English, dan klik Continue
Untuk hostname jika kalian belum tau mau buat apa, biarkan saja default
(kali).
Untuk domain, jika kalian belum punya/belum tau cara membuatnya lebih
baik kosongkan saja.
Untuk pengaturan waktu, kalian pilih sesuai wilayah kalian, kalau saya
disini WIB (Western).
Untuk pembagian partisi, pilih saja manual, agar kita bisa mengatur partisi
sesuka kita.
Untuk pemilihan partisi, kita pilih FREE SPACE yang ukurannya sesuai
dengan partisi yang kita bagi sebelumnya (Sebelumnya 50GB).
Untuk membuat partisi, klik Create a new partition, dan untuk partisi
pertama kita akan membuat Partisi untuk File System, yaitu tempat
dimana file sistem berada dan tempat kita menginstall aplikasi.
Klik beginning, agar partisi yang kita buat akan berada di awal, setelah itu
untuk jenis partisinya, kita menggunakan Ext4, dan pada pilihan Mount
Point nya, pilih “root file system”. Lalu tekan Done Setting.
Nah untuk partisi ketiga, kita memakai sisa nya untuk membuat partisi
home, atau di windows biasa disebut Local Disk D: , langkahnya sama
seperti membuat partisi sistem, Cuma untuk Mount Point nya kita pilih
/home.
Dan akan muncul pemberitahuan Change Disk, pilih Yes dan klik
Continue
Pada bagian Pemilihan Software, kalian bisa pilih software apa saja yang
kalian inginkan, dan klik Continue.
Sebelum lanjut pastikan kalian masuk lagi ke menu BIOS dan kembalikan
Boot Priority ke semula, dan restart kembali laptop/pc kalian.
Nah, ada kasus dimana laptop kalian tidak memasuki Grub Bootloader
Linux dan langsung masuk ke Windows
Untuk mengatasinya kita harus mengubah jalur (Path) boot yang ada di
Partisi System, pertama kita buka CMD, jangan lupa Run as
Administrator, agar kita bisa mengubah file system.
Setelah masuk ke diskpart, kita cek dulu disk yang kita gunakan dengan
mengetik “list disk”.
Harddisk yang kita gunakan saat ini adalah Disk 0, bisa dilihat dari tanda
bintang yang ada di kolom Gpt.
Untuk lokasi file bootloader selalu berada di partisi sistem, untuk men
check dimana lokasi partisi sistem, kita bisa menggunakan perintah “list
partition”.
Nah untuk memasuki partisi sistem, kita harus me-label kan partisi dengan
huruf, contohnya disini saya menggunakan huruf “z”, jadi karena partisi
sistem berada di partisi 1 maka perintahnya “select partition 1”, setelah
itu ketik “assign letter=z”. Dan partisi 1 akan dilabeli dengan huruf “z”.
Setelah me-label kan partisi, keluar dulu dari menu diskpart dengan
mengetik “exit”
Setelah itu kita akan memasuki partisi sistem, dengan memanggil label
nya, ketikkan “z:”
Kita masuk ke lokasi bootloader nya dengan mengetik perintah “cd EFI”,
kenapa EFI?, karena biasanya bootloader berada disana. Setelah itu ketik
“dir”.
Setelah mengetik “dir”, kita akan melihat file system dari bootloader,
untuk mengambil jalur dari bootloader linux, kita pilih directory Linux
(Contoh disini Kali) dengan mengetikkan perintah “cd kali”
Setelah itu ketikkan lagi “dir” dan kita akan melihat file bootloader
bernama “grubx64.efi”.
Agar tidak lupa, catat Path dari Grub Bootloader Linux nya.
Sekarang kita akan mengubah path dari bootloader nya, caranya ketikkan
“bcdedit /set {bootmgr} path \EFI\kali\grubx64.efi”
Setelah berhasil akan muncul Grub Bootloader Kali Linux seperti ini, kalian pilih
saja Kali GNU/Linux.
Dan silahkan masukkan username dan password yang telah dibuat sebelumnya
Seperti inilah tampilan awal dari Kali Linux. Jika kalian mengikuti step by step
dari awal pasti akan berhasil. Semoga bermanfaat.
4.2 Analisa
Keuntungan Dual Boot
Dual boot memungkinkan penggunaan kedua sistem operasi sesuai
kebutuhan, seperti untuk pekerjaan produktif di Windows dan eksplorasi
Linux.
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Instalasi dual boot Linux memberikan pengalaman yang berharga dalam
memahami sistem operasi dan manajemen komputer. Dengan pemahaman yang
lebih baik tentang konsep dual booting, manajemen partisi, dan pengaturan boot
loader, kami dapat mengembangkan kemampuan dalam menggunakan berbagai
sistem operasi sesuai kebutuhan kami.
5.2 Saran
Disarankan untuk memiliki kebijakan backup data yang baik sebelum
melakukan instalasi dual boot untuk menghindari kehilangan data yang tidak
diinginkan. Dan terus belajar dan memperdalam pengetahuan tentang manajemen
dual boot dan sistem operasi secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Pratama, A., & Wibowo, A., Cybercrime in Indonesia: Trends, Challenges, and
Countermeasures. Publisher. 2019
Rizaldi, A., & Harahap, M., Cybercrime Governance in Indonesia: Policies and
Practices. Publisher. 2017
43