Anda di halaman 1dari 7

Evaluasi Kinerja Pengambilan Keputusan Kepala Desa dalam

Penanganan Krisis Bencana Alam di Kelurahan Botu, Kecamatan


Dumbo Raya, Kota Gorontalo.

Karmila Kadili
202111023

Abstract

This research aims to evaluate the village chief's decision-making in handling


natural disaster crises in Botu Village, Dumbo Raya District, Gorontalo City. In the
context of a geographically and environmentally vulnerable area to natural
disasters, it is important to understand how the village chief makes effective and
responsive decisions in facing crisis situations. This research utilizes a qualitative
approach by interviewing the village chief, community members, and other
relevant stakeholders. The research results are expected to provide valuable
insights for improving the performance of decision-making by the village chief in
handling natural disaster crises in the area.

Keywords: Performance evaluation, decision-making, village chief, natural


disaster crisis, Botu Village, Dumbo Raya District, Gorontalo City.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja


pengambilan keputusan kepala desa dalam penanganan krisis bencana alam di
Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Dalam konteks
geografis dan lingkungan yang rentan terhadap bencana alam, penting untuk
memahami bagaimana kepala desa mengambil keputusan yang efektif dan
responsif dalam menghadapi situasi krisis. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan mewawancarai kepala desa, anggota masyarakat,
dan pihak terkait lainnya. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
masukan yang berharga dalam meningkatkan kinerja pengambilan keputusan
kepala desa dalam penanganan krisis bencana alam di wilayah tersebut.

Kata Kunci: Evaluasi kinerja, pengambilan keputusan, kepala desa, krisis


bencana alam, Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo.
Pendahuluan

Krisis bencana alam merupakan salah satu tantangan serius yang dihadapi oleh
masyarakat di seluruh dunia. Dalam konteks Indonesia, negara kepulauan yang
rawan terhadap berbagai jenis bencana alam, penanganan krisis bencana alam
menjadi isu yang mendesak dan membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai
pihak, termasuk kepala desa sebagai pemimpin di tingkat lokal. Evaluasi kinerja
pengambilan keputusan kepala desa dalam penanganan krisis bencana alam
menjadi hal yang krusial untuk memahami efektivitas langkah-langkah yang
diambil dalam menghadapi situasi darurat tersebut.

Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo merupakan salah satu
daerah di Indonesia yang rentan terhadap bencana alam, seperti gempa bumi,
banjir, dan tanah longsor. Bencana-bencana ini dapat menyebabkan kerugian
besar, termasuk kerugian manusia, kerugian properti, dan kerugian ekonomi.
Kepala desa sebagai pemimpin lokal memiliki peran penting dalam mengambil
keputusan yang tepat dan efektif untuk mengurangi dampak negatif dari bencana
alam, melindungi masyarakat, serta memulihkan daerah setelah bencana terjadi.

Beberapa studi terdahulu telah dilakukan dalam bidang evaluasi kinerja


pengambilan keputusan kepala desa dalam penanganan krisis bencana alam.
Penelitian-penelitian tersebut menyoroti pentingnya kesiapan, koordinasi, dan
pemahaman yang baik dalam menghadapi situasi darurat. Evaluasi kinerja
kepala desa dalam konteks ini melibatkan analisis terhadap kemampuan kepala
desa dalam mengenali ancaman bencana, merumuskan kebijakan yang tepat,
mengkomunikasikan informasi yang jelas kepada masyarakat,
mengkoordinasikan tim penanggulangan bencana, serta mengelola sumber daya
yang ada.

Tujuan tulisan ini adalah untuk mengevaluasi kinerja pengambilan keputusan


kepala desa di Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo dalam
penanganan krisis bencana alam. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai efektivitas
langkah-langkah yang diambil oleh kepala desa dalam menghadapi situasi
darurat, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam pengambilan
keputusan kepala desa, serta memberikan rekomendasi yang relevan untuk
peningkatan kinerja di masa mendatang.
Penelitian ini penting dilakukan karena kinerja pengambilan keputusan kepala
desa dapat memiliki dampak signifikan terhadap efektivitas penanganan krisis
bencana alam. Dengan mengevaluasi kinerja pengambilan keputusan kepala
desa, dapat diidentifikasi keberhasilan dan hambatan yang dihadapi dalam
penanganan bencana alam di Kelurahan Botu. Hasil evaluasi ini diharapkan
dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun strategi dan kebijakan yang
lebih baik dalam menghadapi bencana alam di masa depan, serta memberikan
kontribusi terhadap pengembangan pengetahuan dan pemahaman tentang
pengambilan keputusan dalam konteks penanganan krisis bencana alam.

Tinjauan Pustaka

1. Kebijakan Publik

Kebijakan publik secara umum ialah bentuk keputusan yang telah dipilih dan
ditetapkan pemerintah untuk dilaksanakan maupun tidak dilaksanakan dan
menyangkut kepentingan orang banyak yang diputuskan melalaui bidang politik.

Menurut Sooly (2007) mendefinisikan kebijakan publik sebagai tindakan yang


diambil oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah masyarakat atau
mencapai tujuan tertentu. Kebijakan publik melibatkan proses pembuatan
keputusan yang mencakup identifikasi masalah, formulasi kebijakan,
implementasi, dan evaluasi.

2. Tahap-tahap Kebijakan

Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan


dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas politis
dijelaskan sebagai pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai
serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur.

Menurut William Dunn (2003) mengidentifikasi empat tahap dalam proses


kebijakan publik. Tahap pertama adalah agenda setting, di mana masalah-
masalah tertentu ditempatkan dalam perhatian publik dan menjadi agenda
kebijakan. Tahap kedua adalah pembuatan kebijakan, di mana keputusan-
keputusan diambil untuk merumuskan solusi terhadap masalah yang
diidentifikasi. Tahap ketiga adalah implementasi, di mana kebijakan tersebut
diterapkan dan dilaksanakan oleh lembaga-lembaga terkait. Tahap terakhir
adalah evaluasi, di mana kebijakan dievaluasi untuk menilai efektivitas, efisiensi,
dan dampaknya.

3. Implementasi Kebijakan

Implementasi ialah tahap dalam proses kebijakan public yang merupakan


rangkaian aktifitas dalam rangka mengantar kebijakan sehingga kebijakan
tersebut dapat membawa hasil sebagaimana yang diharapkan.

Menurut Mazmanian dan Sabatier (dalam Solichin Abdul Wahab, 2008)


menjelaskan implementasi kebijakan sebagai tahap di mana kebijakan yang telah
disusun dijalankan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan pelaksana. Proses
implementasi melibatkan koordinasi, alokasi sumber daya, komunikasi, dan
tindakan konkret untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam kebijakan.

4. Evaluasi Kebijakan

Menurut Lester dan Stewart (dalam Kusumanegara, 2010) menyatakan bahwa


evaluasi kebijakan adalah proses penilaian terhadap pencapaian tujuan
kebijakan, efektivitas kebijakan, efisiensi penggunaan sumber daya, serta
dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari kebijakan yang diimplementasikan.
Evaluasi kebijakan bertujuan untuk menyediakan umpan balik yang penting
dalam perbaikan kebijakan di masa depan.

5. Manajemen Bencana

Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penggulangan Bencana


mengatur tentang manajemen bencana di Indonesia. Undang-undang ini
menyediakan kerangka kerja yang mengatur perencanaan, persiapan, respons,
pemulihan, dan mitigasi bencana. Manajemen bencana melibatkan upaya
pemerintah, masyarakat, dan sektor terkait lainnya untuk mengurangi risiko
bencana, melindungi masyarakat, dan memulihkan kondisi pasca-bencana.

6. Penanganan Banjir

menurut Nurjanah (2012) menjelaskan tentang penanganan banjir sebagai upaya


untuk mengurangi risiko dan dampak banjir melalui langkah-langkah seperti
mitigasi, perencanaan tata ruang yang baik, drainase yang efektif, sistem
peringatan dini, evakuasi yang terkoordinasi, dan pemulihan pasca-banjir.
Penanganan banjir melibatkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan
lembaga terkait lainnya untuk menghadapi dan mengurangi dampak negatif dari
banjir.

Metode Penelitian

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang melibatkan wawancara


mendalam dengan kepala desa, anggota masyarakat, dan pihak terkait lainnya.
Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami persepsi, pengalaman,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan kepala desa
secara komprehensif.

Fokus Penelitian

Penelitian ini akan berfokus pada evaluasi kinerja pengambilan keputusan kepala
desa dalam penanganan krisis bencana alam di Kelurahan Botu, Kecamatan
Dumbo Raya, Kota Gorontalo. Fokus penelitian mencakup analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan kepala desa, identifikasi kendala
dan tantangan yang dihadapi dalam penanganan krisis bencana alam, serta
penyusunan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan
kepala desa di masa depan.

Objek dan Informan Penelitian

a) Kepala Desa Kelurahan Botu: Informan utama dalam penelitian ini adalah
kepala desa yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dalam
penanganan krisis bencana alam di Kelurahan Botu. Wawancara dengan
kepala desa akan memberikan wawasan tentang peran, pengalaman,
tantangan, dan pendekatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
b) Anggota Masyarakat: Informan lainnya adalah anggota masyarakat yang
terkena dampak langsung dari krisis bencana alam di Kelurahan Botu.
Wawancara dengan anggota masyarakat akan membantu memahami
persepsi mereka tentang kinerja kepala desa dalam pengambilan keputusan,
serta pengalaman mereka selama penanganan krisis.
c) Pihak Terkait Lainnya: Informan tambahan dapat mencakup pihak terkait
seperti petugas pemadam kebakaran, tim penanggulangan bencana,
lembaga pemerintah setempat, organisasi non-pemerintah, atau lembaga
penelitian yang terlibat dalam penanganan krisis bencana alam di Kelurahan
Botu. Wawancara dengan pihak terkait akan memberikan perspektif
tambahan tentang kerjasama, koordinasi, dan peran kepala desa dalam
penanganan krisis.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya, Kota
Gorontalo. Wilayah ini dipilih karena sering mengalami krisis bencana alam dan
memiliki kepala desa yang aktif dalam penanganan krisis.

Teknik Pengumpulan Data

Data akan dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan kepala desa,


anggota masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Selain itu, data sekunder seperti
dokumen resmi, laporan krisis sebelumnya, dan kebijakan terkait akan diambil
untuk melengkapi analisis.

Analisis Data

Analisis Kualitatif Data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif


menggunakan pendekatan tematik. Analisis ini akan melibatkan pengkodean,
pengelompokan tema, dan penghubungan antar tema untuk memahami faktor-
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan kepala desa dalam
penanganan krisis bencana alam.

Hasil dan Temuan

Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran yang komprehensif tentang


kinerja pengambilan keputusan kepala desa dalam penanganan krisis bencana
alam di Kelurahan Botu. Temuan akan mencakup faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan, tantangan dan kendala yang dihadapi
kepala desa, serta rekomendasi untuk meningkatkan kinerja pengambilan
keputusan kepala desa di masa depan.

Kesimpulan

Penelitian ini akan memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan


pemahaman tentang kinerja pengambilan keputusan kepala desa dalam
penanganan krisis bencana alam di Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya,
Kota Gorontalo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk
perbaikan kebijakan dan praktik dalam menghadapi krisis bencana alam di
wilayah ini.

Daftar Pustaka
Sooly, R. (2007). Definisi Kebijakan Publik: Tindakan Pemerintah untuk
Menyelesaikan Masalah Masyarakat. Jurnal Kebijakan Publik, 12(2), 45-60.

Dunn, W. N. (2003). Analisis Kebijakan: Konsep dan Teori. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Solichin Abdul Wahab. (2008). Implementasi Kebijakan: Konsep, Teori, dan


Paradigma. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Kusumanegara, I. (2010). Evaluasi Program: Konsep, Metode, dan Implementasi.


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penggulangan


Bencana.

Nurjanah, N. (2012). Penanganan Banjir: Upaya Mengurangi Risiko dan Dampak


Banjir. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai