Kelas : XI IPA 1
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN
A. Jaringan Tumbuhan
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan
penyusun tumbuh - tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan
jaringan dewasa.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu membelah. Ciri – ciri jaringan meristem:
Jaringan meristem dibagi menjadi 3 jenis, yaitu jaringan meristem apikal (ujung), jaringan
meristem interkalar atau aksilar (antara), dan jaringan meristem lateral (samping).
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Berdasarkan bentuk dan
fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu jaringan
epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim, pengangkut, dan gabus
a. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis memiliki ciri – ciri:
Memiliki susunan sel rapat tanpa disertai ruang antarsel
Terdiri dari sel-sel hidup
Dinding sel yang berbeda – beda pada berbagai jenis tumbuhan
Memiliki protoplasma hidup yang mengandung kristal garam, getah, kristal silikat, dan
minyak.
Memiliki vakuola yang berukuran besar yang dapat berisi antosianin
Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit, dan tumbuhan dibawah
naungan
Mengalami modifikasi dengan membentuk derivat jaringan epidermis seperti stomata,
vilamen, trikomata (rambut-rambut), sel kersik (sel silika), spina (duri), dan sel kipas.
b. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim sering disebut jaringan dasar karena terbentuk dari meristem dasar. Jaringan
ini terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Fungsinya yaitu untuk menyimpan air dan
cadangan makanan. Sel-sel parenkim ada yang memiliki klorofil yang disebut klorenkim.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi 5 macam antara lain adalah :
Parenkim Asimilasi. Parenkim asimilasi terdiri dari sel-sel yang mengandung banyak plastida
kloroplas sehingga disebut juga klorenkim, misalnya pada daun. Parenkim ini bermanfaat bagi
berlangsungnya fotosintesis (sintesis karbohidrat).
Parenkim Makanan. Parenkim makanan mengandung plastida amiloplas yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya pada akar, umbi, umbi lapis, dan
akar rimpang.
Parenkim Air. Parenkim air digunakan sebagai jaringan penyimpan air, di mana air ini terikat
dalam vakuola dari selselnya secara aktif, misalnya pada batang yang bersifat succulent
(mampu menyimpan air dalam jaringan sehingga tampak berdaging) seperti pada tumbuhan
kaktus.
Parenkim Udara. Parenkim udara mempunyai ruang-ruang antarsel yang cukup besar dan di
dalamnya terdapat udara, misalnya pada alat pengapung tumbuhan dan tangkai daun Canna sp.
Parenkim Pengangkut. Parenkim pengangkut terdiri atas sel-sel memanjang dengan letak
menurut arah pengangkutan, misalnya pada xilem dan floem.
c. Jaringan Kolenkim
Pengertian jaringan kolenkim adalah jaringan homogen yang tersusun atas sel-sel
kolenkim. Fungsi jaringan kolenkim adalah untuk penguat utama organ-organ tumbuhan yang
masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Letak jaringan kolenkim pada umumnya
berada di bawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Kolenkim
jarang terdapat pada akar.
Ciri ciri jaringan kolenkim adalah sel kolenkim biasanya memanjang sejajar dengan pusat
organ tempat kolenkim itu terdapat. Dinding sel kolenkim tidak mengandung lignin, tetapi
mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Adakalanya dalam sel kolenkim terdapat kloroplas
sehingga juga berfungsi dalam fotosintesis. Sel-sel kolenkim biasanya mengalami penebalan
setempat pada dinding selnya.
Berdasarkan letak dan bentuk penebalan, kolenkim dibedakan menjadi empat macam yaitu :
d. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan penguat, tetapi hanya terdapat pada jaringan tumbuhan yang tidak
lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri ciri jaringan sklerenkim adalah
jaringan ini terdiri atas sel-sel mati. Dinding selnya sangat tebal dan kuat karena mengandung
lignin (komponen utama kayu). Dinding selnya mengalami penebalan primer dan penebalan
sekunder oleh zat lignin.. Berdasarkan bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu
serabut dan sklereid (sel batu).
Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem, umumnya terdiri atas sel-sel yang panjang
dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Contohnya, pelepah daun pisang.
Sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan dinding sel
yang mengalami penebalan. Contohnya, tempurung kelapa atau kulit biji keras.
e. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut atau jaringan pembuluh, merupakan jaringan tumbuhan yang berfungsi
untuk pengangkutan zat. Jaringan ini dibagi menjadi dua macam,yaitu floem dan xilem. Floem
berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh.
Sedangkan, xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun dan bagian
tubuh lainnya.
Gambar 1.4 Jaringan xilem
Sumber www.google.com
Xilem memiliki fungsi pokok yaitu menyalurkan air dan mineral yang berasal dari tanah
melalui akar ke daun. Elemen xilem tersusun dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima
xilem. Unsur pembuluh pada xilem ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan
trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel
tersebut bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut
air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas
pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan.
Floem adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan yang memiliki fungsi mengangkut dan
menghantarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dan daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem
tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem
terdiri atas unsur tapis, sel albumin, parenkim floem, sel pengiring dan serat-serat floem. Floem
tersusun dari sel – sel berikut ini.
a. Bulu tapis, berbentuk tabung dengan ujung yang berlubang.
b. Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang dekat.
c. Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal.
Mencegah penguapan
Lapisan gabus yang mengalami penebalan oleh zat suberin sangat berarti dalam menjalankan
fungsinya sebagai pelindung, terutama dari penguapan. kehilangan air melalui penguapan kerap
terjadi pada tumbuhan akibat paparan matahari. karakter zat suberin (lilin) yang tak tembus air
membuat air terperangkap di dalam tumbuhan, hal ini sangat menguntungkan bagi tumbuhan
terutama tumbuhan yang hidup di daerah kering atau pada saat musim panas.
Tabel 1.1 Struktur Jaringan Penyusun pada Tumbuhan Monokotil dan Monokotil
Xilem Berbentuk bintang di pusat, tersusun Berdekatan dengan floem dan tidak
radial, atau membentuk jari – jari dipisahkan kambium
bersama dengan floem
Floem Di antara jari – jari yang dibentuk oleh Berdekatan dengan xilem dan tidak
xilem dipisahkan oleh kambium dipisahkan kambium
Sumber http://www.artikelsiana.com/2014/12/struktur-akar-primer-sekunder-luar-dalam.html
1. Epidermis
Jaringan pada epidermis tersusun atas selapis sel yang tersusun rapat dan berfungsi melindungi
jaringan yang ada di bawahnya. Apabila batang tumbuhan bertambah besar epidermis akan pecah
dan digantikan jaringan gabus di bawahnya (periderm) yang terbentuk dari jaringan korteks.
Epidermis batang mengadakan modifikasi membentuk lentisel yang berfungsi sebagai pertukaran
gas di batang.
2. Korteks
Korteks adalah jaringan parenkim yang mengisi bagian di bawah epidermis. Struktur sel korteks
nampak seperti sel parenkim pada umumnya yakni cenderung bulat, serta memiliki ruang antar sel.
Jaringan korteks berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Ruang antar sel pada jaringan
korteks berisi jaringan penyokong yakni sklerenkim yang berfungsi menopang tubuh tumbuhan.
3. Stele
Stele atau silinder pusat terdiri atas jaringan pengangkut yaitu floem dan xilem yang berfungsi
mengangkut senyawa kimia dalam tubuh tumbuhan. Jaringan floem atau disebut juga sebagai
pebuluh tapis berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis di daun ke seluruh tubuh
tumbuhan. Melalui batang, floem daun akan menuju ke bagian akar setelah sebelumnya
mendistribusikan makanan di sel – sel batang. Sementara jaringan xilem berperan mengangkut air
dan unsur hara ke seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar. Ketika air dan unsur hara masuk melalui
akar kemudian akan diteruskan ke xilem dan diangkut naik ke organ tumbuhan lainnya. Pada
tumbuhan dikotil dan gymnospermae, terdapat jaringan kambium yang terletak diantara jaringan
pengangkut, floem dan xilem. Kambium bereran sebagai meristem sekunder yang mengatur
pertumbuhan sekunder tumbuhan yaitu pertambahan besar (diameter batang) tumbuhan. Aktivitas
kambium akan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah
luar. Pertambahan jaringan pengangkut ini dipengaruhi oleh air sehingga pada musim panas, xilem
yang sekunder tipis. Sementara pada musim hujan diameter xilem sekunder yang terbentuk lebih
tebal. Lingkaran pertumbuhan xilem ini dikenal sebagai lingkaran tahun yang merupakan petunjuk
untuk mengetahui usia tumbuhan. Perbedaan yang terjadi antara dikotil dan monokotil akan
jaringan kambium menyebabkan keduanya memiliki karakter yang berbeda. Perbadaan ini dapat
dilihar dari aspek pertama yaitu tipe susunan berkas pengangkut pada dikotil ialah kolateral terbuka,
sementara pada tumbuhan monokotil ialah kolateral tertutup. Selain itu, perbedaan lainnya iaah
karakter batangnya. Tumbuhan monokotil bukan tumbuhan berkayu sementara tumbuhan dikotil
adalah tumbuhan berkayu karena memiliki kambium. Pada tumbuhan monokotil tidak terjadi
pertumbuhan sekunder seperti yang dialami oleh tumbuhan dikotil serta gymnospermae.
4. Empulur
Empulur merupakan daerah paling dalam dan terletak di bagian tengah batang tumbuhan. Jaringan
ini tersusun atas sel – sel parenkim yang berperan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Beberapa batang
tumbuhan tidak memiliki empulur.
Tabel 1.2 Struktur jaringan penyusun batang tumbuhan monokotil dan dikotil
Endodermis Pemisah antara korteks dan stele Pemisah antara korteks dan stele
Jaringan pembuluh Xilem dan floem dipisahkan oleh Xilem dan floem tersebar di
kambium seluruh jaringan tumbuhan
Gambar 1.8 Struktur batang tumbuhan dikotil dan monokotil
Sumber http://www.mikirbae.com/2016/01/struktur-dan-fungsi-jaringan-batang.html
1. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan penyusun daun yang letaknya terdapat pada bagian atas dan
bawah daun, sehingga sering disebutkan adanya jaringan epidermis atas dan epidermis bawah.
Jaringan ini berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya dari patogen, paparan cahaya,
kerusakan mekanis atau perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim.
2. Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil tersusun dari jaringan-jaringan parenkim yang menempati sebagian besar ruang
pada daun. Jaringan ini terdiri dari dua jaringan, yaitu:
a. Jaringan tiang
Jaringan tiang disebut juga sebagai jaringan pagar atau jaringan palisade. Jaringan penyusun
daun ini berbentuk memanjang, tersusun rapi dan rapat serta terletak di bawah epidermis bagian
atas daun. Fotosintesis lebih banyak terjadi di jaringan ini karena jaringan ini memiliki kloroplas
yang lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
Tabel 1.3 Struktur jaringan penyusun daun tumbuhan dikotil dan monokotil
Jaringan Terdiri atas xilem dan floem yang Terdiri atas xilem dan floem yang
pembuluh terdapat di dalam urat daun yang terdapat di dalam urat daun yang
tampak menonjol pada permukaan tampak menonjol pada permukaan
bawah daun bawah daun
Sumber http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-fungsi-daun.html
Derivat epidermis
Yang dimaksud dengan derivat adalah perubahan struktur epidermis dimana fungsinya juga
ikut berubah. Beberapa macam derivat jaringan tumbuhan antara lain: Macam-macam derivat
epidermis yaitu:
a. Stomata
Merupakan derivat epidermis yang berfungsi sebagai jalan masuknya O2 dan CO2 dari udara ,
sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernafasan (respirasi)
e. Litokis
Litokis merupakan derivat epidermis yang terdapat di dalam mesofil daun. Sel yang lebih
besar dari epidermis normal dengan pertumbuhan khusus ke arah dalam. Sel ini berisi kristal
calsium karbonat yang disebut sistolit