Anda di halaman 1dari 16

Nama : Rizky Utami Trinadiya

Kelas : XI IPA 1
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN
A. Jaringan Tumbuhan
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan
penyusun tumbuh - tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan
jaringan dewasa.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu membelah. Ciri – ciri jaringan meristem:

 Ukuran sel yang kecil


 Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan
 Sel berdinding tipis
 Memiliki nukleus yang relatif besar
 Vakuola berukuran kecil
 Banyak mengandung sitoplasma
 Selnya berbentuk kubus

Jaringan meristem dibagi menjadi 3 jenis, yaitu jaringan meristem apikal (ujung), jaringan
meristem interkalar atau aksilar (antara), dan jaringan meristem lateral (samping).

Gambar 1.1 Jaringan meristem pada tumbuhan


Sumber http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-jaringan-meristem-jenis-jenis.html

a. Jaringan Meristem Apikal


Jaringan meristem apikal atau juga disebut jaringan meristem ujung adalah jaringan meristem
yang terletak di ujung-ujung tanaman seperti pucuk, maupun ujung akar. Fungsi jaringan
meristem ini adalah untuk pertumbuhan tinggi tanaman, penyebaran kanopi cabang dan ranting,
serta jaringan yang dapat memperpanjang jangkauan penyerapan akar. Pertumbuhan
memanjang yang diakibatkan oleh aktivitas jaringan meristem apikal disebut pertumbuhan
primer. Oleh karena itu, jaringan yang dibentuk oleh meristem apikal ini juga sering disebut
jaringan primer.

b. Jaringan Meristem Interkalar


Jaringan meristem interkalar atau jaringan meristem antara adalah jaringan meristem yang
terletak di antara jaringan-jaringan dewasa, misalnya seperti jaringan pada pangkal ruas batang
atau pangkal tangkai ranting. Selain itu, jaringan meristem interkalar juga dapat ditemukan
pada batang rumput-rumputan. Fungsi jaringan meristem ini pada tumbuhan adalah sebagai
jaringan yang menunjang pertumbuhan tinggi tanaman karena memiliki pertumbuhan
memanjang seiring pertumbuhan meristem apikal dari ujung tanaman.

c. Jaringan Meristem Lateral


Jaringan meristem lateral atau juga disebut meristem samping adalah jaringan meristem yang
terletak sejajar dengan permukaan organ, contohnya kambium dan kambium gabus. Jaringan
meristem ini berfungsi sebagai jaringan yang membelah dan memperbesar diameter batang atau
akar pada tanaman. Pertumbuhan jaringan meristem lateral yang menuju arah samping
memungkinkan tumbuh besarnya akar dan batang tanaman. Pertumbuhan jaringan meristem
lateral disebut pertumbuhan sekunder. Oleh karena itu, jaringan ini sering disebut jaringan
sekunder.

2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Berdasarkan bentuk dan
fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu jaringan
epidermis, parenkim, kolenkim, sklerenkim, pengangkut, dan gabus

a. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis memiliki ciri – ciri:
 Memiliki susunan sel rapat tanpa disertai ruang antarsel
 Terdiri dari sel-sel hidup
 Dinding sel yang berbeda – beda pada berbagai jenis tumbuhan
 Memiliki protoplasma hidup yang mengandung kristal garam, getah, kristal silikat, dan
minyak.
 Memiliki vakuola yang berukuran besar yang dapat berisi antosianin
 Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit, dan tumbuhan dibawah
naungan
 Mengalami modifikasi dengan membentuk derivat jaringan epidermis seperti stomata,
vilamen, trikomata (rambut-rambut), sel kersik (sel silika), spina (duri), dan sel kipas.

Gambar 1.2 Jaringan epidermis pada daun


Sumber https://mengakujenius.com/9-ciri-ciri-jaringan-epidermis-dan-fungsinya-lengkap/

Fungsi Jaringan Epidermis


 Melindungi sel – sel bagian dalamnya
 Mengurangi penguapan
 Penyerapan dan penyimpan air

b. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim sering disebut jaringan dasar karena terbentuk dari meristem dasar. Jaringan
ini terletak di sebelah dalam jaringan epidermis. Fungsinya yaitu untuk menyimpan air dan
cadangan makanan. Sel-sel parenkim ada yang memiliki klorofil yang disebut klorenkim.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dibedakan menjadi 5 macam antara lain adalah :
 Parenkim Asimilasi. Parenkim asimilasi terdiri dari sel-sel yang mengandung banyak plastida
kloroplas sehingga disebut juga klorenkim, misalnya pada daun. Parenkim ini bermanfaat bagi
berlangsungnya fotosintesis (sintesis karbohidrat).
 Parenkim Makanan. Parenkim makanan mengandung plastida amiloplas yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya pada akar, umbi, umbi lapis, dan
akar rimpang.
 Parenkim Air. Parenkim air digunakan sebagai jaringan penyimpan air, di mana air ini terikat
dalam vakuola dari selselnya secara aktif, misalnya pada batang yang bersifat succulent
(mampu menyimpan air dalam jaringan sehingga tampak berdaging) seperti pada tumbuhan
kaktus.
 Parenkim Udara. Parenkim udara mempunyai ruang-ruang antarsel yang cukup besar dan di
dalamnya terdapat udara, misalnya pada alat pengapung tumbuhan dan tangkai daun Canna sp.
 Parenkim Pengangkut. Parenkim pengangkut terdiri atas sel-sel memanjang dengan letak
menurut arah pengangkutan, misalnya pada xilem dan floem.

Gambar 1.3 Perbedaan jaringan parenkim,kolenkim, dan sklerenkim


Sumber www.google.com

c. Jaringan Kolenkim
Pengertian jaringan kolenkim adalah jaringan homogen yang tersusun atas sel-sel
kolenkim. Fungsi jaringan kolenkim adalah untuk penguat utama organ-organ tumbuhan yang
masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Letak jaringan kolenkim pada umumnya
berada di bawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Kolenkim
jarang terdapat pada akar.

Ciri ciri jaringan kolenkim adalah sel kolenkim biasanya memanjang sejajar dengan pusat
organ tempat kolenkim itu terdapat. Dinding sel kolenkim tidak mengandung lignin, tetapi
mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Adakalanya dalam sel kolenkim terdapat kloroplas
sehingga juga berfungsi dalam fotosintesis. Sel-sel kolenkim biasanya mengalami penebalan
setempat pada dinding selnya.

Berdasarkan letak dan bentuk penebalan, kolenkim dibedakan menjadi empat macam yaitu :

 Kolenkim Angular. Kolenkim angular (sudut) mengalami penebalan pada bagian-bagian


sudutnya. Contoh jaringan kolenkim ini sering ditemukan pada dedaunan, memberi mereka
tekstur bergelombang. Anda bisa mempelajari secara khusus dalam daun tanaman seledri.
 Kolenkim Lamellar atau Tangensial. Kolenkim lamellar (papan) mengalami penebalan pada
dinding-dinding sel yang tangensial saja. Kolenkim ini memiliki dinding sel yang tebal hanya
ketika mereka sejajar dengan permukaan struktur di mana mereka ditemukan. Penebalan ini
memungkinkan untuk kekuatan yang lebih besar dan dukungan untuk lapisan luar struktur
tanaman, apakah itu sebuah batang atau daun.
 Kolenkim Annular adalah jenis yang paling langka. Contoh jaringan kolenkim bisa diamati
pada daun tanaman wortel. Hal ini ditandai dengan dinding sel merata menebal dan diyakini
murni untuk dukungan dan struktur di segala arah, dengan tidak ada satu sisi dinding yang lebih
tebal.
 Kolenkim Lacunate atau Lakunar. Kolenkim Lacunate (lakuna) mengalami penebalan pada
permukaan ruang antarsel. Jaringan kolenkim Lakunar dikenal karena memiliki banyak ruang
antar antara sel-sel. Ini cocok bersama-sama seperti matriks dan mengisi ruang dalam bagian
tanaman yang lain akan kosong dan rentan runtuh. Anda dapat menganggap itu sebagai
kerangka bangunan atau perancah yang untuk dukungan tambahan di tempat-tempat yang akan
lemah

d. Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan penguat, tetapi hanya terdapat pada jaringan tumbuhan yang tidak
lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Ciri ciri jaringan sklerenkim adalah
jaringan ini terdiri atas sel-sel mati. Dinding selnya sangat tebal dan kuat karena mengandung
lignin (komponen utama kayu). Dinding selnya mengalami penebalan primer dan penebalan
sekunder oleh zat lignin.. Berdasarkan bentuknya, sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu
serabut dan sklereid (sel batu).
 Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem, umumnya terdiri atas sel-sel yang panjang
dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Contohnya, pelepah daun pisang.
 Sklereid merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan dinding sel
yang mengalami penebalan. Contohnya, tempurung kelapa atau kulit biji keras.

e. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut atau jaringan pembuluh, merupakan jaringan tumbuhan yang berfungsi
untuk pengangkutan zat. Jaringan ini dibagi menjadi dua macam,yaitu floem dan xilem. Floem
berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh.
Sedangkan, xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun dan bagian
tubuh lainnya.
Gambar 1.4 Jaringan xilem
Sumber www.google.com

Xilem memiliki fungsi pokok yaitu menyalurkan air dan mineral yang berasal dari tanah
melalui akar ke daun. Elemen xilem tersusun dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima
xilem. Unsur pembuluh pada xilem ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan
trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel
tersebut bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut
air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas
pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan.
Floem adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan yang memiliki fungsi mengangkut dan
menghantarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis dan daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem
tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem
terdiri atas unsur tapis, sel albumin, parenkim floem, sel pengiring dan serat-serat floem. Floem
tersusun dari sel – sel berikut ini.
a. Bulu tapis, berbentuk tabung dengan ujung yang berlubang.
b. Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang dekat.
c. Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal.

Gambar 1.5 Struktur Jaringan floem


Sumber www.google.com
f. Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel gabus yang berbentuk
memanjang. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan lain yang terdapat di bawahnya agar
tidak terlalu banyak kehilangan air. Oleh karena itu, sel gabus biasanya ditemukan di
permukaan luar batang. Ciri – ciri sel gabus:
 Tersusun atas sel – sel hidup kemudian mati
Lapisan gabus terbentuk dari aktivitas felogen (kambium gabus) yang merupakan meristem
sekunder. Felogen membentuk felem ke arah luar, dan feloderm ke arah dalam. Felogen
tersusun atas sel – sel hidup, sementara felem merupakan sel –sel yang mati. Felem ini lah
yang akan menjadi lapisan gabus pada tumbuhan dikotil.
 Susunan selnya rapat
Susunan jaringan gabus yang akan membentuk periderm memiliki ciri yang mirip dengan
epidermis, yakni sel – selnya tersusun rapat. Hal ini berkaitan dengan fungsi yang akan
diemban oleh periderm, menggantikan epidermis yang mengelupas sebagai pelindung
tumbuhan.
 Dinding sel mengalami penebalan oleh zat suberin
Jaringan gabus terbentuk dari kambium gabus yang merupakan sel – sel merismatik
berdinding tipis. Kemudian sel- sel yang terbentuk ini akan mengalami penebalan dinding
selnya oleh senyawa suberin dan kemudian menjadi sel mati. Senyawa suberin (lilin) ini
memiliki sifat tak tembus oleh air, sehingga sangat menguntungkan bagi tumbuhan karena
dapat mencegah penguapan.

Gambar 1.6 Jaringan gabus


Sumber www.google.com
Jaringan gabus memiliki fungsi sebagai berikut:
 Menggantikan epidermis sebagai pelindung
Lapisan epidermis terbentuk dari pembelahan meristem primer. lapisan epidermis berfungsi
sebagai pelindung tumbuhan. namun demikian aktivitas meristem sekunder (kambium)
menyebabkan ukuran batang menjadi bertambah. hal demikian membuat lapisan epidermis
yang hanya selapis menjadi pecah dan akhirnya mengelupas. peran pelindung yang diemban
oleh epidermis akan digantikan oleh jaringan gabus yang terbentuk dari kambium gabus yang
terletak di sisi luar korteks batang. kambium gabus merupakan sel – sel parenkim yang bersifat
merismatik. aktivitas kambium gabus menghasilkan sel –sel yang mengalami penebalan oleh
suberin menjadi lapisan periderm yang berfungsi menggantikan epidermis sebagai pelindung.

 Mencegah penguapan
Lapisan gabus yang mengalami penebalan oleh zat suberin sangat berarti dalam menjalankan
fungsinya sebagai pelindung, terutama dari penguapan. kehilangan air melalui penguapan kerap
terjadi pada tumbuhan akibat paparan matahari. karakter zat suberin (lilin) yang tak tembus air
membuat air terperangkap di dalam tumbuhan, hal ini sangat menguntungkan bagi tumbuhan
terutama tumbuhan yang hidup di daerah kering atau pada saat musim panas.

 Melindungi dari kerusakan mekanis dan infeksi patogen


Lapisan epidermis yang telah mengelupas akibat pertumbuhan sekunder tak perlu dirisaukan,
keberadaan jaringan gabus dapat diandalkan untuk menggantikan lapisn epidermis. dengan
penebalan dinding oleh suberin, membuat lapisan jaringan gabus dapat melindungi dari
kerusakan mekanis dan juga infeksi patogen yang dapat menyerang tubuh tumbuhan.

1. Struktur Jaringan Penyusun Akar Tumbuhan


Organ akar terdiri dari beberapa jaringan yaitu:
a. Epidermis
Jika kita melakukan irisan melintang pada akar akan tampak satu lapis jaringan yang
terluar yang disebut epidermis. Epidermis merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel
yang rapat satu dengan yang lain tanpa adanya ruang antar sel dan berdinding tipis.
Jaringan epidermis berfungsi melindungi jaringan di bawahnya. Di dekat ujung akar
terdapat rambut akar, yaitu tonjolan dari epidermis yang berfungsi untuk memperluas
permukaan akar, sehingga mempercepat penyerapan zat hara dari dalam tanah
b. Korteks
Jaringan penyusun akar yang berada setelah epidermis adalah korteks. Jaringan korteks
berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Jaringan korteks tersusun atas
jaringan parenkim. Korteks berfungsi untuk meneruskan pengangkutan zat hara yang telah
diabsorpsi epidermis menuju ke silinder pusat melalui endodermis. Pada beberapa
tumbuhan korteks juga dapat berfungsi untuk menyimpan zat tepung.
c. Endodermis
Jaringan penyusun akar bagian dalam setelah korteks adalah endodermis. Endodermis
terdiri dari selapis sel. Pada dinding sel terdapat penebalan zat gabus yang berbentuk pita
dan disebut dengan pita kaspari. Bagian ini tidak dapat ditembus oleh air sehingga bagian
endodermis yang menjadi pengatur masuknya air, mineral, dan unsur hara dari korteks ke
silinder pusat (stele)
d. Silinder Pusat (Stele)
Silinder pusat (stele) merupakan jaringan paling dalam yang menyusun akar tumbuhan. Di
silinder pusat terdapat perisikel dan jaringan pengangkut yaitu xilem (pembuluh kayu) dan
floem (pembuluh tapis. Floem berfungsi sebagai pengangkut makanan atau zat-zat organik
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan sedangkan xilem berfungsi sebagai
mengangkut air dan hara mineral dari akar menuju batang dan daun.

Tabel 1.1 Struktur Jaringan Penyusun pada Tumbuhan Monokotil dan Monokotil

Jaringan Dikotil Monokotil

Epidermis Bagian terluar akar Bagian terluar akar

Korteks Daerah di sebelah dalam epidermis Daerah di sebelah dalam epidermis

Endodermis Di sebelah dalam korteks Di sebelah dalam korteks

Perisikel Di sebelah dalam endodermis Di sebelah dalam endodermis

Xilem Berbentuk bintang di pusat, tersusun Berdekatan dengan floem dan tidak
radial, atau membentuk jari – jari dipisahkan kambium
bersama dengan floem

Floem Di antara jari – jari yang dibentuk oleh Berdekatan dengan xilem dan tidak
xilem dipisahkan oleh kambium dipisahkan kambium

Empulur Terletak pada pusat akar Terletak pada pusat akar


Gambar 1.7 Struktur Akar tumbuhan dikotil dan monokotil

Sumber http://www.artikelsiana.com/2014/12/struktur-akar-primer-sekunder-luar-dalam.html

2. Struktur Penyusun Jaringan Penyusun Batang


Organ batang terdiri dari beberapa jaringan yaitu:

1. Epidermis
Jaringan pada epidermis tersusun atas selapis sel yang tersusun rapat dan berfungsi melindungi
jaringan yang ada di bawahnya. Apabila batang tumbuhan bertambah besar epidermis akan pecah
dan digantikan jaringan gabus di bawahnya (periderm) yang terbentuk dari jaringan korteks.
Epidermis batang mengadakan modifikasi membentuk lentisel yang berfungsi sebagai pertukaran
gas di batang.

2. Korteks
Korteks adalah jaringan parenkim yang mengisi bagian di bawah epidermis. Struktur sel korteks
nampak seperti sel parenkim pada umumnya yakni cenderung bulat, serta memiliki ruang antar sel.
Jaringan korteks berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Ruang antar sel pada jaringan
korteks berisi jaringan penyokong yakni sklerenkim yang berfungsi menopang tubuh tumbuhan.

3. Stele
Stele atau silinder pusat terdiri atas jaringan pengangkut yaitu floem dan xilem yang berfungsi
mengangkut senyawa kimia dalam tubuh tumbuhan. Jaringan floem atau disebut juga sebagai
pebuluh tapis berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis di daun ke seluruh tubuh
tumbuhan. Melalui batang, floem daun akan menuju ke bagian akar setelah sebelumnya
mendistribusikan makanan di sel – sel batang. Sementara jaringan xilem berperan mengangkut air
dan unsur hara ke seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar. Ketika air dan unsur hara masuk melalui
akar kemudian akan diteruskan ke xilem dan diangkut naik ke organ tumbuhan lainnya. Pada
tumbuhan dikotil dan gymnospermae, terdapat jaringan kambium yang terletak diantara jaringan
pengangkut, floem dan xilem. Kambium bereran sebagai meristem sekunder yang mengatur
pertumbuhan sekunder tumbuhan yaitu pertambahan besar (diameter batang) tumbuhan. Aktivitas
kambium akan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah
luar. Pertambahan jaringan pengangkut ini dipengaruhi oleh air sehingga pada musim panas, xilem
yang sekunder tipis. Sementara pada musim hujan diameter xilem sekunder yang terbentuk lebih
tebal. Lingkaran pertumbuhan xilem ini dikenal sebagai lingkaran tahun yang merupakan petunjuk
untuk mengetahui usia tumbuhan. Perbedaan yang terjadi antara dikotil dan monokotil akan
jaringan kambium menyebabkan keduanya memiliki karakter yang berbeda. Perbadaan ini dapat
dilihar dari aspek pertama yaitu tipe susunan berkas pengangkut pada dikotil ialah kolateral terbuka,
sementara pada tumbuhan monokotil ialah kolateral tertutup. Selain itu, perbedaan lainnya iaah
karakter batangnya. Tumbuhan monokotil bukan tumbuhan berkayu sementara tumbuhan dikotil
adalah tumbuhan berkayu karena memiliki kambium. Pada tumbuhan monokotil tidak terjadi
pertumbuhan sekunder seperti yang dialami oleh tumbuhan dikotil serta gymnospermae.

4. Empulur
Empulur merupakan daerah paling dalam dan terletak di bagian tengah batang tumbuhan. Jaringan
ini tersusun atas sel – sel parenkim yang berperan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Beberapa batang
tumbuhan tidak memiliki empulur.

Tabel 1.2 Struktur jaringan penyusun batang tumbuhan monokotil dan dikotil

Jaringan Dikotil Monokotil

Epidermis Bagian terluar akar Bagian terluar akar

Korteks Daerah di sebelah dalam epidermis Daerah di sebelah dalam epidermis

Endodermis Pemisah antara korteks dan stele Pemisah antara korteks dan stele

Stele Bagian terdalam dari batang Bagian terdalam dari batang

Perisikel Lapisan terluar dari stele Lapisan terluar dari stele

Parenkim Empulur Di tengah – tengah stele Di tengah – tengah stele

Jaringan pembuluh Xilem dan floem dipisahkan oleh Xilem dan floem tersebar di
kambium seluruh jaringan tumbuhan
Gambar 1.8 Struktur batang tumbuhan dikotil dan monokotil
Sumber http://www.mikirbae.com/2016/01/struktur-dan-fungsi-jaringan-batang.html

Jaringan Penyusun Daun

1. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan penyusun daun yang letaknya terdapat pada bagian atas dan
bawah daun, sehingga sering disebutkan adanya jaringan epidermis atas dan epidermis bawah.
Jaringan ini berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya dari patogen, paparan cahaya,
kerusakan mekanis atau perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim.

2. Jaringan Mesofil
Jaringan mesofil tersusun dari jaringan-jaringan parenkim yang menempati sebagian besar ruang
pada daun. Jaringan ini terdiri dari dua jaringan, yaitu:

a. Jaringan tiang
Jaringan tiang disebut juga sebagai jaringan pagar atau jaringan palisade. Jaringan penyusun
daun ini berbentuk memanjang, tersusun rapi dan rapat serta terletak di bawah epidermis bagian
atas daun. Fotosintesis lebih banyak terjadi di jaringan ini karena jaringan ini memiliki kloroplas
yang lebih banyak daripada jaringan bunga karang.

b. Jaringan bunga karang


Jaringan bunga karang disebut juga jaringan spons. Jaringan penyusun daun ini berbentuk
hexagonal seperti pada sel-sel parenkim, tersusun sangat longgar dan lebih berongga daripada
jaringan palisade dan berfungsi sebagai tempat fotosintesis dan juga tempat penyimpan
cadangan makanan.

Tabel 1.3 Struktur jaringan penyusun daun tumbuhan dikotil dan monokotil

Jaringan Dikotil Monokotil

Epidermis Lapisan paling luar Lapisan paling luar

Parenkim Di sebelah bawah epidermis terdapat Di sebelah bawah epidermis terdapat


jaringan palisade dan jaringan spons jaringan parenkim

Jaringan Terdiri atas xilem dan floem yang Terdiri atas xilem dan floem yang
pembuluh terdapat di dalam urat daun yang terdapat di dalam urat daun yang
tampak menonjol pada permukaan tampak menonjol pada permukaan
bawah daun bawah daun

Gambar 1.9 Struktur Jaringan Daun dikotil


Sumber. www.google.com
Gambar 1.10 Struktur daun monokotil

Sumber http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-fungsi-daun.html
Derivat epidermis
Yang dimaksud dengan derivat adalah perubahan struktur epidermis dimana fungsinya juga
ikut berubah. Beberapa macam derivat jaringan tumbuhan antara lain: Macam-macam derivat
epidermis yaitu:
a. Stomata
Merupakan derivat epidermis yang berfungsi sebagai jalan masuknya O2 dan CO2 dari udara ,
sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernafasan (respirasi)

Gambar 1.15 Stomata pada daun


Sumber www.google.com
b. Trikoma
Trikoma adalah alat tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan/rambut. Trikoma
merupakan tonjolan epidermis yang terdiri dari 1 sel atau lebih. Trikoma dapat digunakan
sebagai ciri-ciri taksonomi familia suatu spesies. Adapun kegunaan dari trikoma pada
tumbuhan ialah sebagai pelindung terhadap gangguan dari luar serta mengurangi penguapan
air.

Gambar 1.16 Trikoma


Sumber www.google.com
c. Sel Kipas / Bulliform Cell
Sel Kipas merupakan sel yang berfungsi dalam proses pembukaan gulungan daun dalam
tunas dan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Sel kipas erdapat pada tumbuhan
suku graminae funsinya untuk menyimpan air. Pada saat penguapan sel kipas akan
mengempis dan menyebabkan daun menggulung untuk mengurangi penguapan.

Gambar 1.17 Sel Kipas


Sumber www.google.com

d. Sel silika dan sel gabus


Fungsi sel silika dan sel gabus yang berfungsi untuk memperkuat batang dan kulit batang
menjadi keras.

e. Litokis
Litokis merupakan derivat epidermis yang terdapat di dalam mesofil daun. Sel yang lebih
besar dari epidermis normal dengan pertumbuhan khusus ke arah dalam. Sel ini berisi kristal
calsium karbonat yang disebut sistolit

Anda mungkin juga menyukai