SKRIPSI
Oleh:
NATALIA DIAH KELANA
A2A 006 035
i
HALAMAN PERNYATAAN
mengambil bahan penelitian baik untuk suatu gelar maupun diploma yang sudah
ada di universitas maupun hasil penelitian lain. Sejauh yang penulis ketahui juga
tidak mengambil bahan publikasi/tulisan orang lain kecuali telah dirujuk dalam
penjiplakan.
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
* Face your past without regrets, handle your future with confidence, and prepare your future
without fear* (Sahabat Penulis)
*Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-NYA, dan Ia akan bertindak*
(Mazmur 37:5)
*Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan
bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu* (Titus 2: 7)
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui oleh:
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Pada hari :
Tanggal :
Panitia
5
PRAKATA
Terima kasih atas berkat Tuhan Yesus Kristus dan BundaNya, yang
sangat melimpah bagi penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya
ini dengan baik. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
yakni:
1. Bapak Dr. Agus Maladi Irianto, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro;
4. Ibu Ken Widyawati, S.S., selaku Dosen Wali yang dengan tulus memberi
5. Para Dosen Jurusan Sastra Indonesia, semoga ilmu yang diberikan kepada
6. Bapak A. Kamiran dan Ibu Theresia M.J. Marpinah, kedua orang tua penulis,
6
8. Sahabatku, Hendoel dan Eenk, atas pengalaman gila kita selama
pengembaraan kita di kota orang. Keep in touch, guys!; Purba (Manado) dan
9. Teman-teman Sasindo ’06, atas cerita seru kita selama berpredikat sebagai
mahasiswa Undip;
10. Teman-teman se-kost Wonodri Baru, atas suka dan duka, serta support yang
kalian berikan;
11. Para facebookers sejati yang telah menjadi objekku selama ini, serta semua
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
Penulis
7
DAFTAR ISI
1. Morfologi .......................................................................... 13
2. Sintaksis ............................................................................ 16
a. Frasa ............................................................................ 16
8
2) Frasa Eksosentris ..................................................... 18
b. Kalimat ........................................................................ 19
A. Pengantar ................................................................................... 36
1. Afiksasi ................................................................................. 36
d. {ber-} {Ø}.................................................................. 38
9
1) Frasa Endosentris Koordinatif (FEK) ....................... 41
2. Kalimat .................................................................................. 44
D. Leksikon .................................................................................... 48
3. Slang ..................................................................................... 53
E. Ortografis ................................................................................... 54
10
1. Penulisan Huruf Kapital ........................................................ 54
a. Pelesapan .......................................................................... 55
b. Monoftongisasi ................................................................. 56
c. Paragog ............................................................................. 57
7. Singkatan ............................................................................... 66
Berulang ........................................................................ 68
11
F. Ranah Sosiolingustik ................................................................. 71
Ortografis) ............................................................................ 82
A. Simpulan .................................................................................... 89
B. Saran .......................................................................................... 91
12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92
LAMPIRAN
13
INTISARI
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hari semakin canggih, terlebih lagi dalam bidang komunikasi. Dewasa ini,
banyak sekali bentuk teknologi komunikasi baru yang muncul setiap harinya,
sampai saat ini pun, para ahli tengah mengembangkan kreativitas dan inovasi
mereka agar alat komunikasi yang sudah ada, makin canggih dan
komputer tidak hanya digunakan untuk mengolah data, namun juga dapat
hiburan, politik, ekonomi, budaya, sosial, dan lainnya dapat dijangkau dalam
15
Salah satu media di internet yang saat ini tengah merajalela di
sebagian orang, adanya situs ini sangat menguntungkan mereka. Mereka dapat
menjalin hubungan lagi dengan teman lama yang sudah lama tidak mereka
temui dan mendapatkan teman/kenalan baru. Selain itu lewat situs ini,
layaknya seperti iklan di televisi atau spanduk dan pamflet di jalanan. Namun
bagi sebagian orang, adanya situs ini memberi dampak yang negatif. Apalagi
Indonesia, yakni Variasi “Bahasa” Alay. Alay adalah suatu hal yang muncul
1
Hacker adalah sebutan untuk orang atau sekelompok orang yang memberikan
sumbangan bermanfaat untuk dunia jaringan dan sistem operasi. Dengan
keahliannya, Hacker dapat melihat dan memperbaiki perangkat lunak komputer,
biasanya kemudian dipublikasikan secara terbuka di internet agar sistem
menjadi lebih baik. Namun, beberapa manusia yang berhati jahat (biasa disebut
cracker) sering menggunakan informasi tersebut untuk kejahatan untuk
kepentingan pribadi dan mencari keuntungan, semisal pencurian data,
penghapusan data, dll.
16
mengubah gaya tulisan, pakaian, bahkan tidak jarang dapat meningkatkan sifat
angka, atau simbol-simbol lain yang mirip atau mewakili bentuk huruf atau
kata. Variasi “bahasa” Alay umumnya sering digunakan dalam bentuk tulisan,
seperti pada saat mengirim SMS (Short Message Service) dan meng-update
SMS:
Co’Na cMa qMo YaNK cO WaD qHo cYuM…. (soalnya cuma kamu yank
5eRu juga
2
Fb-ers adalah sebutan untuk para pengguna situs jejaring sosial Fb.
17
Ho ho ;-D
PyK oh PyK
PiLiHaN d5aNa??
AmieN
Dapat dilihat dari beberapa contoh tulisan Alay di atas, bahwa bentuk
dan struktur tulisannya berseberangan dengan struktur tata tulis dan ejaan
sintaksisnya, mulai dari penulisan huruf kapital, ejaan, singkatan, hingga tata
kalimatnya. Oleh sebab itu, penulis sangat tertarik dengan adanya fenomena
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
18
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan variasi “bahasa” Alay
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Akademis
19
Secara akademis penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan
3. Secara Praktis
memberi comment atas status orang lain dalam situs jejaring sosial Fb. Secara
khusus mengenai bentuk dan struktur bahasa, fungsi penggunaan bahasa, serta
F. Objek Penelitian
20
statusnya maupun mengomentari status orang lain. Sebagai objek penelitian,
data diambil dalam rentang waktu antara bulan Agustus hingga Oktober 2010.
G. Metode Penelitian
objek kajian dalam konteksnya dan yuridis normatif, yaitu meneliti bahan
kontekstual. Tekstual karena dalam hal ini peneliti mengamati teks (tulisan
sedang diwawancarai.
21
sebelumnya. Selain itu penulis juga menggunakan analisis secara
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari skripsi ini, maka ini
Bab I Pendahuluan
22
Bab III Analisis Proses Pembentukan Kata dalam Variasi “Bahasa” Alay
Bab IV Fungsi, Faktor, dan Implikasi Variasi “Bahasa” Alay Terhadap Bahasa
Indonesia
Bab V Penutup
Bab ini terdiri atas simpulan dan saran. Simpulan berisi tentang
23
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
tinjauan pustaka yang sesuai dan berhubungan dengan kajian dalam penelitian
pokok-pokok kajian variasi “bahasa” Alay ini, antara lain sebagai berikut:
sebanyak 82 data teks SMS bulan Agustus – Desember 2003. Isi ujaran dalam
masalah keluarga, dan percintaan dengan bahasa yang informal. Penelitian ini
24
bahasa daerah yaitu bahasa Jawa dan dialek Jakarta. Penggunaan bentuk
masyarakat Indonesia.
perasaan, yang digunakan sebagai identitas diri dan alat pergaulan di dalam
fungsi sosial register pada perkumpulan Honda Tiger di Semarang. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah berdasarkan bentuknya terdiri atas satuan
lingual yang meliputi kata, frasa, dan kalimat. Sedangkan fungsi sosial yang
Bahasa dalam Iklan Televisi”. Iklan televisi dapat dikaji dari sudut pandang
25
pada peristiwa tutur dalam iklan televisi, serta faktor-faktor yang menentukan
terjadinya pilihan bahasa pada peristiwa tutur dalam ilkan televisi tersebut.
Sumber data adalah iklan televisi yang ditayangkan di Stasiun Televisi Swasta
Nasional di Indonesia dalam kurun waktu selama tahun 2006, yang telah
yang diperlukan oleh penulis. Wujud pilihan bahasa dalam iklan televisi terdiri
atas tunggal bahasa (berupa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta
terdapat ragam bahasa usaha dan ragam santai), alih kode (wujud alih kode
berupa kalimat) dan campur kode (wujud campur kode berupa kata dan frasa).
Pilihan bahasa pada peristiwa tutur dalam iklan televisi dipengaruhi oleh
beberapa faktor sosial, yakni situasi tutur, penutur, tujuan tutur, produk yang
26
Surabaya ini terbentuk dari pola atau kaidah antara lain: frasa, pemendekan
kata atau akronim dan reduplikasi. Pola pemaknaan dari bahasa prokem polisi
percakapan dalam chatting bisa dianggap mematuhi dan juga bisa dianggap
B. Kerangka Teoritis
1. Morfologi
a. Pengertian Morfologi
27
morf dan logi, yang artinya ilmu yang mempelajari morf. Dengan kata
gramatikal, fungsional).
bidang-bidang: tata bunyi, tata bentuk, dan tata kalimat, atau dengan
kata lain, tata bahasa ini meliputi bidang fonologi, morfologi, dan
1) Afiksasi
2) Reduplikasi
28
bentuk dasar, reduplikasi berubah bunyi, reduplikasi sebagian, dan
reduplikasi berafiks/berimbuhan.
pembentukan, yaitu:
dari luar. Semua bentuk asing itu tidak diterima begitu saja, tetapi
terjadi tergantung dari sistem fonologi dan morfologi bahasa asing dan
baru berdasarkan suatu contoh yang sudah ada. Selain dengan analogi
29
ada cara pembentukan lain yang disebut kontaminasi atau perancuan,
Namun, dapat juga disebabkan oleh hal-hal lain seperti, salah dengar,
menjadi monoftong.
kata.
2. Sintaksis
30
a. Frasa
gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui
bahwa frasa mempunyai dua sifat, yakni: (1) Frasa merupakan satuan
gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih; (2) Frasa merupakan
satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frasa
itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S, P, O, Pel,
atau Ket.
Frasa dapat dilihat dari dua sudut pandang (Ba’dulu & Herman,
2005: 58), yakni: (1) Frasa sebagai suatu fungsi, yakni sebagai suatu
pemadu kalimat; (2) Frasa sebagai suatu bentuk, frasa adalah satuan
1) Frasa Endosentris
golongan, yakni:
31
a) Frasa Endosentris Koordinatif
atau bekerja.
merupakan atributif.
Frasa ini terdiri dari dua inti dan kedua inti tersebut mengacu
pada referen yang sama, serta kedua inti ini tidak dihubungkan
32
2) Frasa Eksosentris
yang sama dengan semua unsurnya. Frasa ini biasa ditandai dengan
adanya preposisi seperti yang, di, ke, dari, untuk, dsb. Misalnya:
b. Kalimat
Herman, 2005; 48), kalimat adalah suatu bentuk linguistik yang tidak
(kalimat minor)
33
4) Berdasarkan sifat hubungan aktor-aksi, dibagi menjadi kalimat
Pada dasarnya kalimat terdiri atas dua jenis, yakni kalimat inti
dan kalimat turunan. Kalimat inti adalah kalimat yang menjadi dasar
3. Ranah Sosiolinguistik
a. Pengertian Sosiolinguistik
34
yang berwibawa dan sebaliknya, ada bahasa yang pergeserannya justru
yakni sosiologi dan linguistik. Aspek utama kajian ini adalah sosio
itu disiplin ilmu ini menggeluti dan menyusun teori tentang hubungan
35
Linguistik adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek
formal bahasa lisan dan tulisan. Oleh karena bahasa itu sendiri
masyarakat.
36
1) Hubungan Sosiologi dengan Linguistik dan Sosiolinguistik
37
2) Linguistik dalam Hubungannya dengan Sosiolinguistik
ilmu yang baru, membentuk aspek yang baru dari kehidupan berbahasa
38
utama gejala sosial dan pengaruh timbal baliknya maupun
interdisipliner.
banyak dan mendalam. Hal itu dapat dijelaskan oleh dua ciri
b. Masyarakat Bahasa
39
kebahasaan. Bahasa lahir dari masyarakat dan digunakan oleh
masyarakat. Oleh sebab itu bahasa membentuk citra diri dan karakter
ibarat dua sisi mata uang yang tidak mungkin terpisahkan. Tidak
sama.
40
secara langsung maupun tidak langsung, melalui bahasa yang
1933: 29)
hidup, dan latar sosial budaya yang dimiliki oleh para penutur bahasa
yang bersangkutan.
41
c. Variasi Bahasa
1) Variasi Bahasa
tertentu)
sosial tertentu)
waktu tertentu)
2) Ragam Bahasa
42
dibedakan menjadi ragam santai, ragam resmi, ragam akrab, dsb.
Adanya variasi dan ragam bahasa ini berpadu dalam berbagai jenis
pengungkapan bahasa.
a. Variasi Kronologis
b. Variasi Geografis
Dialek geografi yang satu berbeda dengan dialek geografi yang lain
43
Contoh:
c. Variasi Sosial
negeri.
(4) Slang : Variasi bahasa yang dianggap rahasia dan khusus (yang
penuturnya).
44
(8) Ken (Cant) : Variasi bahasa yang digunakan oleh kelas sosial
d. Variasi Fungsional
tertentu.
e. Variasi Gaya/Style
(2) Formal : Variasi bahasa baku, yang pola dan kaidahnya sudah
ditetapkan.
kecil.
45
f. Variasi Kultural
(3) Kreol (Creole) : Adalah pidgin yang sudah dipakai secara turun
g. Variasi Individual
memiliki ciri tuturan yang khas yang berbeda satu sama lain.
dirumuskan, ada baiknya jika kita mengenal sedikit mengenai awal mula
variasi “bahasa” Alay. Belum ada kepastian kapan variasi “bahasa” Alay
mulai menjamur di kalangan remaja. Namun pada dasarnya, tanpa kita sadari,
46
tanda-tanda adanya variasi “bahasa” Alay sudah ada sejak lama dan kita pun
bahwa variasi “bahasa” Alay sama dengan bahasa prokem atau bahasa gaul.
LAYangan’ atau ’Anak Lebay’. Kata Alay diistilahkan bagi anak yang
menganggap dirinya paling keren, gaul, dalam selera berbusana, musik, dan
segala sesuatu yang sedang tren pada zamannya. Konon, kata “Alay” diartikan
dan berambut merah seperti terlalu banyak bermain layangan (tersengat sinar
matahari). Namun, belakangan kata “Alay” mengacu pada sosok anak yang
lebay (berlebihan).
sifat kenarsisan, yang bisa jadi akan sangat mengganggu masyarakat dunia
maya. Diharapkan sifat seperti ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu
masyarakat sekitar. Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Selo
merasa keren, cantik, hebat di antara yang lain. Hal ini bertentangan dengan
47
Sumber: Ilustrasi dari haitsam files.wordpress.com
tingkah laku. Gaya berpakaian mereka selalu mengikuti trend dengan padanan
pakaian yang tidak serasi (celana pensil ketat) dan dengan tatanan rambut
yang bagi kebanyakan orang bergaya norak (seperti style rambut ala Kangen
Band, dll). Tingkah laku yang mencirikan anak Alay, dalam beberapa artikel
di internet, mengarah pada sifat narsis yang dimiliki anak Alay. Sifat narsis
macam, misalnya mengambil foto wajah dari arah bawah, samping, atau atas
dengan telunjuk menempel pada bibir (seperti melakukan isyarat bila kita
48
Secara sekilas, ciri-ciri anak Alay ini serupa dengan ciri-ciri anak
Emo3. Terbukti antara Alay dan Emo kemudian berkembang sebagai trend
fashion, di sisi lain Emo tidak menggunakan tipe-tipe bahasa tertentu yang
khususnya para remaja yang menyukai tipe fashion yang seperti ini. Namun
penulis juga tidak berani mengambil simpulan bahwa mereka adalah salah
Sumber: “http://ruangberita.com/apa-itu-Alay/”
3
Emo adalah kependekan dari emotional. Istilah ‘emo’ dipakai dalam salah satu aliran
musik yang muncul sekitar tahun 1980-an yang bergenre emotional music, artinya
musik yang beraliran emotional hardcore atau emocore. Dengan ciri khas musik yang
melankolis disertai lirik yang ekspresif dan berisi pengakuan. Namun, seiring dengan
waktu, emo lebih dikenal sebagai trend fashion.
49
Keberadaan variasi “bahasa” Alay ini membuat suatu pihak merasa
perlu untuk membuat kamus tersendiri tentang variasi “bahasa” Alay, karena
ternyata di internet telah beredar “Alay Text Generator” yang fungsinya sama
variasi “bahasa” Alay ini, sedikit banyak membantu penulis yang kadang juga
kesulitan dalam membaca tulisan Alay ini. Namun, bergunakah kamus variasi
“bahasa” Alay ini bagi masyarakat awam? Pertanyaan ini hendaknya dijawab
50
BAB III
A. Pengantar
bahasa yang nyeleneh. Oleh sebab itu, dalam bab ini akan dibahas mengenai
bentuk struktur dan ejaan variasi “bahasa” Alay, serta implikasi, fungsi variasi
bahwa peraturan dalam variasi “bahasa” Alay adalah tidak teratur. Secara
manasuka).
B. Proses Morfologi
1. Afiksasi
{N}, {me + kan} menjadi {N + in}, {ter-} menjadi {ke-}, dan {ber-}
51
a. {me-N} {N}
(3) kNp4 dy hrz bhg!a d atz pndrtaanQ. Pdh4l apha yg trjdi pdku, akbt
ngantuk dan ngawasin dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
Kata nyesel pada data (2) merupakan bentukan dari kata menyesal
kata kenapa merupakan bentukan dari kata kena dan apa yakni kata
(4) Wah seruu iah blanjax? He, ko kagak ngajak2 mbk? Whaha, tp yah
52
(wah seru ya belanjanya? He, kok kagak ngajak-ngajak mbak?
Dari data (4) di atas kata nyedot berasal dari kata menyedot
SakiIT...
c. {ter-} {ke-}
ter-, yakni pada kata kesedot yang seharusnya dalam bahasa Indonesia
d. {ber-} {Ø}
53
(aku harap semuanya akan terasa jauh lebih baik dari
sebelumnya…)
2. Reduplikasi/ Pengulangan
(7) Hahha.. Oka aDa2 aja Dech.. Ntar kalo pUlanG KabaRi Each…
(hahha.. Oka ada-ada aja deh.. ntar kalo pulang kabari ya…)
tata bahasa Indonesia), dan menjadi ada2 dalam variasi “bahasa” Alay.
54
Kata ayu (cantik) dalam contoh (8) mengalami reduplikasi dengan
bunyi menjadi bolak-balik, yakni perubahan vokal /a/ dan /i/ pada kata
balik, menjadi vokal /o/ dan /a/ pada kata bolak. Sedangkan pada
kata pencok menjadi vokal /a/ pada kata pencak. Jika reduplikasi pada
bahasa Indonesia dihubungkan dengan tanda min (-), tapi dalam variasi
4
Pencok (berasal dari kata jancuk atau jancok) merupakan kata makian dalam bahasa
jawa Suroboyoan.
55
c. Reduplikasi Berafiks/ Berimbuhan
(11) Cnt tk'kn dtg jk qT MngGu s"0rg yg sMpurN4. Tp cNta akn dtg,
sMpUrna…
sempurna…)
Sedangkan pada contoh (8) pada poin reduplikasi kata dasar, kata
C. Tataran Sintaksis
a. Frasa Endosentris
56
(12) LaGi ZiaRah KeMaKam EyaNk PutRi n EyaNk KakUNg...
(13) Bagiku kamu Gag Lbih dri sEek0r aNjing... Jadi,c0wk kyak
hati...)
FEK pada contoh (12) terdapat pada unsur EyaNk PutRi n EyaNk
FEA terdiri atas satu inti yang dapat didahului atau diikuti oleh
puooll)
FEA pada contoh (14) terdapat frasa uj4n der4z, di mana unsur
57
3) Frasa Endosentris Apositif (FEAp)
FEAp terdiri atas dua inti, yang kedua intinya mempunyai referen
dikumpulkan.
b. Frasa Eksosentris
Frasa ini ditandai dengan adanya preposisi, misalnya yang, di, ke, dari,
untuk, dsb.
58
sudahlah.. kemarin pulang sendiri kuk.. enak juga ternyata..
Pada contoh (15), frasa eksosentris dapat dilihat pada unsur SediH yG
2. Kalimat
P Pel S P
Interjeksi S Pel P O
5
TP = Tebar Pesona
59
Dapat dilihat pada contoh (17) di atas, bahwa penulisan bahasa
mendingan.. good night all and nice dream.. thanks God ;-D )
(20) CaPe’…
(Capek…)
60
tersebut mempunyai fungsi subjek, sehingga kalimat tersebut menjadi
objek, dalam hal ini adalah objek kemarahan. Bila kalimat ini dibentuk
ini misalnya menjadi sayangku gek nesu ma aku. Kalimat pada contoh
1) Kalimat berita
informasi.
5EmbUh EacH…
2) Kalimat Perintah
61
(22) MamA,, cpEt pL4ng dOnk..??? pEruT Chacha ud4h
terasa lapar.
3) Kalimat Tanya
4) Kalimat Seru
tanda seru ( ! ) atau kata seru, seperti hei, ayo, dan sebagainya.
62
D. Leksikon
penggunaan bahasa daerah dan bahasa asing untuk menulis status di Fb. Dari
bahasa Asing yang digunakan adalah bahasa Inggris dan beberapa bahasa
Jepang.
didapat, kosakata bahasa Daerah yang digunakan antara lain Bahasa Jawa
kamu, kau, dan anda. Kata koen dipakai dalam tuturan antara penutur
63
dan lawan tutur yang berusia sama atau lebih muda dari penutur.
Dalam kalimat (25) ini, kata koen dipakai karena lawan tutur usianya
Huwhuwhuwhuw T__T
T__T)
sama dengan kok, sedangkan kie sama dengan nih, keduanya dipakai
partikel og dapat dituturkan pada lawan tutur yang usianya lebih muda
atau lebih tua dari penutur, sedangkan kie dituturkan pada lawan tutur
64
c. Bahasa Sunda
Jawa Barat.
Oka.. xixixxii…
xixixxii…)
hoho.. ^_^ )
sedangkan kata akang dan teteh merupakan kata sapaan dalam bahasa
d. Dialek Jakarta
oleh masyarakat di daerah lain. Hal ini terjadi selain disebabkan karena
65
perpindahan masyarakat Jakarta (Betawi) ke daerah lain sehingga
(29) kLo kYa" 6iNi tYuZ eNak niE,,,,,?... 6ua bSa maKan 6aji buTa
tYuZ,,,,!!
(kalo kaya gini terus enak nih,,,,,,?.... gua bisa makan gaji buta
trus,,,,,!!)
pertama, setara dengan ‘saya’ dan ‘aku’ dalam bahasa Indonesia. Pada
awalnya kata gua merupakan kata sapaan yang sering dipakai oleh
a. Bahasa Inggris
4eVa'....?????
66
(I hear your voice in the line… but it doesn’t stop the pain… if I
salah satu Fb-ers. Dalam contoh di atas terlihat ada beberapa kata yng
kata your ‘milikmu’. Fonem /u/ dalam abjad bahasa Inggris dilafalkan
[yu], sedangkan kata you dilafalkan sebagai [yu], sehingga kata you
b. Bahasa Jepang
67
Pada contoh (31) di atas, terdapat kalimat dalam bahasa Jepang, yakni
kata oya suminasai yang berarti ‘selamat malam’, mata ashita berarti
jumpa’.
3. Slang
rahasia dan bersifat khusus, kini tidak lagi bersifat rahasia dan khusus.
Kata nyokap adalah salah satu kosakata slang yang telah dipakai
oleh para muda Indonesia sejak lama (+ pada tahun 80-an). Dalam bahasa
Indonesia, kata ini setara dengan ibu (orang tua perempuan). Namun, kata
nyokap masih banyak digunakan oleh remaja Jakarta (Anak Gaul Jakarta)
68
E. Ortografis
pertama suatu kata, melainkan diletakkan secara acak, yakni juga pada
DiMaNa Aja Met aktiVitas y!! be NiCe WeeK EnD :-) DoNt 4get to
^_^
mana aja met aktivitas ya!! Be nice weekend Don’t forget to say
gaNBaRo!!
(so sleepy and tired right now… wanna take a rest for several
contoh di atas. Pada contoh (33) dan (34) terdapat kata next activities
69
Frasa next activities pada contoh (33) Next AcTiVitiEs ditulis dengan pola
dengan pola kVkk vKkvKvkvVk. Hal yang sama juga terjadi pada kata
Kedua data di atas ditulis oleh orang orang yang sama (MS), dalam
tulisan yang ia buat tidak selalu sama, artinya pada satu kata ia tidak selalu
menggunakan pola yang sama, seperti yang terlihat pada uraian di atas.
2. Penanggalan Huruf
a. Pelesapan
Proses pelesapan terjadi pada kata sudah dan saja seperti pada
contoh berikut:
(35) Udah bBrp4 hr! nhe,Q gag enk bdan.tp ttep aJa nNti c!ank. Q
Hufft,,,
(udah beberapa hari ini, aku nggak enak badan. Tapi tetep aja
nanti siang. Aku paksaan buat pergi bareng ibu angkat cari
70
Kata sudah mengalami proses pelesapan menjadi udah
sedangkan kata saja menjadi aja. Secara ortografis, kata sudah ditulis
s-u-d-a-h dan saja ditulis s-a-j-a. Namun dalam variasi “bahasa” Alay,
kata sudah dapat ditulis menjadi udah, udh, atau dah, sedangkan kata
saja dapat ditulis menjadi aja, ja, aj, atau j. Hal ini bergantung dengan
b. Monoftongisasi
menjadi /o/ seperti pada kata atau, kalau dan mau, menjadi ato, kalo
(37) UdAra PgI DinGiN bNgEt nCh,, Mo MnDi dLu aChh,, bIs t0
(udara pagi dingin banget nih,, mau mandi dulu ah,, abis itu
pake selimut lagi,,, met pagi and met mandi aja ya,,,)
71
Secara ortografis, kata kalau ditulis k-a-l-a-u, atau ditulis a-t-
a-u, dan mau ditulis m-a-u. Dalam variasi “bahasa” Alay, kalau dapat
ditulis kalo, klo, klw, lo, atau lw, atau dapat ditulis ato atau atw,
sedangkan mau dapat ditulis mo atau mw. Dua data di atas ditulis oleh
/o/, di mana kedua orang tersebut tidak saling mengenal dan secara
c. Paragog
Pada contoh (39) kata lagi mendapat tambahan fonem /i/ menjadi
3. Penggantian Huruf
Penggantian huruf yang satu dengan yang lain dalam hal ini
72
dan childish (kekanak-kanakan). Penggantian huruf dilakukan dengan cara
mengganti satu fonem atau lebih dari suatu kata dengan satu fonem atau
lebih lain. Kata yang lazim diubah adalah kata yang mempunyai fonem /s/,
perubahan huruf dari /s/ menjadi /c/, hal yang sama juga terjadi dengan
kata cana ‘sana’, pada contoh (41). Sedangkan kata puaz ‘puas’ dan
73
b. Fonem /t/ menjadi /d/
letupan lamino-alveolar.
TdR MuA”
/t/ ke /d/ dan /s/ ke /c/ menjadi cakied, sedangkan contoh (44) terjadi
menjadi med.
/nk/ dibaca /ng/ [ŋ], seperti pada kata think ‘pikir’, drink ‘minum’, dll.
EaCH?”
74
Kata cenenk ‘senang’, selain mengalami perubahan huruf /s/ ke /c/ juga
4. Penambahan Huruf
penekanan.
Bosseeeeeennnn NeCh…
Pada contoh (46) pada kalimat sak serre bandar ‘terserah bandar’
mendapat tekanan pada kata serre dan bandar. Sedangkan pada contoh
(47) penekanan terjadi pada kata lucu dan bosen, yang menyatakan amat
(47) KeNaPa YeaCH bOdY NeCh baWaaNx gAg BiSa kEna hUjaN???
Pada contoh (48), kata ya mendapat tambahan huruf /e/, /c/, dan /h/
75
5. Penulisan Angka
dimaksud. Angka yang dipakai tentunya adalah angka yang juga dapat
menyebutnya dengan bahasa plat nomor, seperti yang terlihat pada plat D
160 DA (plat nomor Bandung), B 1454 AJA dan B 168 OS (plat nomor
Jakarta), dll. Berikut ini adalah angka-angka yang lazim digunakan dalam
3 /e/ kapital (E), karena /e/ kapital bila ditulis tangan dengan huruf
4 /a/, karena huruf /a/ kapital (A) dapat dianggap berbentuk segitiga
7 /j/. Banyak digunakan pada plat nomor yang dapat dibaca seperti pada
digunakan.
8 /b/. Sama seperti angka 7 yang banyak digunakan dalam plat nomor
76
9 /g/ kecil. huruf /g/ kecil bila ditulis tangan, tampak mempunyai
kesamaan lambang.
5eMangAt EaCh..
digantikan oleh angka 2) tidak dipakai pada kata dalam bahasa Indonesia.
(diambil dari suku kata terakhir kata lima). Pada contoh tersebut dapat
dilihat, kata cuma ditulis c5, sedangkan kata sama ditulis s5.
huruf /s/ dan angka 0 sebagai pengganti huruf /o/ sebagai variasi
77
tulisannya, agar bervariasi. Sedangkan KK, contoh (50), menggunakan
ucapannya,,)
ditekankan).
78
(52) LaW NgntUk b0” dh KeK’ae Nnt KkeK t0 CkiT t0… laW
(kalau ngantuk bobok deh kakek’e nanti kakak sakit toh.. kalau
G ada Sie…
c. Tanda Koma ( , )
d. Tanda Plus ( + )
tambah.
79
(56) Met uLtaH yCh,, mGa PnJanG umUr n shAt sLaLu,, MgA aP’
(Met ultah ya,, moga panjang umur dan sehat selalu,, moga apa
e. Tanda Seru ( ! )
Tanda seru selain digunakan sebagai penanda kata atau kalimat seru,
juga digunakan sebagai pengganti fonem /i/, seperti pada contoh (58)
berikut ini:
(57) q hr4p sMua_x ak4n trsa j4uh Lbh ba!k dr sblm_x… & akn
80
7. Singkatan
pada variasi “bahasa” Alay ini dipakai sesuai dengan kesukaan penggunanya.
beberapa fonem dalam kata yang dianggap tidak terpakai dan kata-kata yang
dipakai adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun berbeda dengan
standar tertentu atau tata bahasa tertentu. Singkatan dan bentuk tulisan yang
dan kata yang digunakan adalah kata nonstandar. Misalnya dalam kalimat
tidak penting dan terlalu berlebihan. Tapi itulah ciri khas variasi “bahasa”
(58) Tadie Mlm MiMpi DiCium San9 maNTan _ Trma Ksh daH dt9 dIe
(tadi malam mimpi dicium sang mantan. Terima kasih udah datang di
81
(60) ,, smaLemBt gga iCa bu"g gRa" ad piHak k3 mNgHampiRi qUe, Hvft :'(
Dalam bahasa SMS yang wajar, maka contoh (59), (60), dan (61) di
(59a) Td mlm mmpi dcium sang mntan, trm ksh udh dtg dmmpi ku. Syng ku
(61a) Smlam ga bs tdr gr2 ad phk ktga mghmpri ku,, huft :’(
Pengekalan huruf pertama terjadi pada kata depan di dan ke. Pada
contoh (62) dan (63) di ditulis menjadi d pada kata dkMPus, sedangkan ke
ditulis k pada kata kGiant. Dengan proses ini, sebuah fonem dapat
82
b) Pengekalan Huruf Pertama dengan Bilangan Tidak Berulang
(63) Thx b4.. q yaw q.. ini q skr??maaph klo pnyak salah yaw…
(Thanks before.. aku ya aku.. ini aku sekarang?? Maaf kalau punya
salah ya..)
Pada contoh di atas, kata before [bifor] diganti menjadi b4, huruf
/b/ dalam bahasa Inggris dibaca [bi], sedangkan angka empat (4) dalam
tidak berulang yang lazim digunakan dalam variasi “bahasa” Alay, juga
terjadi pada kata ‘sempat’ menjadi s4, ‘tempat’ menjadi t4, ‘setuju’
menjadi s7.
(64) DUuuh maU boci…. ~_~ Tpi mata y ga maU pjam…. Met Siank
ALL~Met ap z yaa…
(Duh mau bobok siang.. ~_~ Tapi matanya nggak mau pejam.. met
Pengekalan suku kata terakhir pada kata seperti yang terjadi pada
contoh (65). Kata met merupakan bentukan dari kata selamat. Dengan
mengubah fonem /a/ pada suku kata [mat] menjadi /e/. Menurut Gorys
Keraf (1984), bentukan kata seperti ini disebut aferesis, yakni proses di
mana suatu kata kehilangan satu fonem atau lebih pada awal kata. Hal
yang sama juga terjadi pada beberapa contoh kata berikut ini:
83
semua mua
soalnya al’na
ada da
apa pa
juga uga
boleh leh
salam lam
kenal nal
saja ja
brtwkal..
banyak bertawakal..)
84
(66) tUHAN,, toLOng BerkatiLAH hubunganQ inI..!! Aq SerAHKAN
muANYA kepadaMU...
semuanya kepadaMu..)
TdR MuA”
nya adalah berbeda. Pada contoh (66), –nya (kata ganti milik orang ketiga,
menunjuk kepada Tuhan) diganti menjadi x. Pada contoh (67), -nya ditulis
Pengekalan huruf yang tidak beraturan juga pada kata dan. Seperti
(68) MkCh SmUa UcPn N dOa’Na yCh,, QuwH MinTa M’f kLw aDa Yg
(makasih semua ucapan dan doanya ya,, aku minta maaf kalau ada
Pada contoh (69) kata penghubung dan diwakili dengan fonem /n/. Kata
dan dalam bahasa Inggris disebut and dibaca [en], sedangkan huruf /n/
dalam abjad bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dibaca [en]. Oleh
85
sebab itu, untuk alasan kepraktisan, penutur variasi “bahasa” Alay lebih
F. Ranah Sosiolinguistik
lekat dengan kebiasaan, pandangan, adat istiadat, cara hidup, dan latar sosial
kajian penelitian ini adalah pelajar, mahasiswa, dan wiraswasta muda, yakni
usia 17-23 tahun. Hal ini disebabkan pada usia-usia tersebut masih terdapat
keinginan untuk bebas berkreasi. Salah satunya adalah bebas berkreasi dalam
oleh pengguna facebook yang menjadi objek kajian penulis adalah sebagian
besar dari mereka pada awalnya menggunakan variasi “bahasa” Alay hanya
menggunakan variasi “bahasa” Alay. Sebut saja 12 orang yang menjadi objek
86
wiraswasta), GP (19 tahun, seorang mahasiswi), KK (18 tahun, seorang
AM (23 tahun, seorang wiraswasta), dan ITn (19 tahun, seorang mahasiswi).
SMA. Tulisan Alay yang mereka gunakan sebatas pada penulisan melalui
handphone (SMS dan update status melalui web seluler), sedangkan bila
mereka gunakan masih tergolong ‘Alay tingkat rendah’, maksudnya orang lain
yang membaca tulisan mereka masih dapat mengerti dan memahami apa yang
mereka tulis.
penulis dapat dari facebook ini, setiap penutur/penulis status mempunyai ciri
adalah tidak teratur dan bersifat sewenang-wenang. Oleh sebab itu bila dilihat
dari segi sosiolinguistiknya, bahasa Alay berfungsi sebagai identitas diri (akan
dijelaskan lebih lanjut pada bab selanjutnya pada poin fungsi penggunaan
internet).
tidak ada salahnya menggunakan variasi “bahasa” Alay, jika terbatas untuk
87
hal-hal yang nonformal, seperti meng-update status di facebook seperti ini.
Sejauh ini pula untuk hal-hal yang bersifat formal, mereka juga masih
kerja. Di sisi lain banyak pula yang berpendapat bahwa penggunaan variasi
“bahasa” Alay yang berlebihan dapat merusak tata bahasa Indonesia dan
penggunaan variasi “bahasa” Alay memiliki latar belakang dan fungsi tertentu
tutur (baik tertulis maupun lisan) yang cenderung populer dan bersifat pakem,
dengan tujuan dan fungsi tertentu, oleh sebab itu sejauh masyarakat dapat
kebahasaan yang ada, bentuk yang satu tidak perlu menuding yang lainnya
sebagai bentuk yang salah dan tidak baku. Begitu pula sebaliknya, bentuk
yang lainnya tidak perlu menuding bentuk yang benar dan baku sebagai
88
BAB IV
lain yang penting, seperti bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia selain berfungsi
sebagai bahasa Nasional atau bahasa pemersatu, di sisi lain bahasa Indonesia
juga menunjukkan fungsi dan identitas diri kita sebagai bangsa Indonesia.
1. Fungsi Gaul
tersebut, maka kita akan disebut ‘gaul’, entah itu musik, fashion, style
rambut, film, aktor/aktris, dll. Sama halnya dengan variasi “bahasa” Alay
ini, komunitas Alay bisa jadi menganggap orang lain yang tidak mengikuti
style mereka, dianggap tidak gaul. Meskipun di sisi lain, orang awam
89
2. Fungsi Identitas
barang atau sesuatu hal tersebut, tidak terkecuali dengan variasi “bahasa”
Alay. Sama seperti bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai identitas diri
a. Identitas Diri
mereka.
penambahan vokal /e/ pada kata yang berakhiran dengan vokal /i/.
90
/w/ dan /h/ pada setiap kata yang berakhiran dengan vokal /u/. RS
menggunakan variasi tanda seru (!) unuk menggantikan vokal /i/, dan
penambahan huruf /c/ pada setiap partikel atau interjeksi (sih, nih, deh,
dsb).
b. Identitas Kelompok
sekitar kita, maka tidak ada salahnya bila salah satu fungsi variasi
tidak sedikit dari mereka yang enggan bila disebut sebagai Anak Alay.
Bahkan bisa jadi bahwa mereka menganggap variasi “bahasa” Alay itu
Alay.
91
3. Filter Password
dan dipakai sebagai password, agar tidak mudah dibobol (pencurian kata
Misalnya:
bahwa bahasa tulis yang mereka pakai disebut dengan variasi “bahasa”
kesan unik dan lucu dan tulisan mereka. Lama kelamaan mereka mulai
6
Serangan brute-force adalah sebuah teknik serangan terhadap sebuah sistem keamanan komputer
yang menggunakan percobaan terhadap semua kata kunci yang memungkinkan. Sebuah
password dapat dibongkar menggunakan program yang disebut password cracker. Program ini
mencoba membuka sebuah password dengan menggunakan alogaritma tertentu dengan cara
mencoba semua kemungkinan. Teknik ini sangat sederhana, tapi sangat efektif dan tidak ada
satupun sistem yang aman dari serangan ini, meski membutuhkan waktu yang sangat lama.
92
Selain itu tulisan Alay juga mendapat kesan lucu dan unik
pesat, hal ini telah menyebar hingga ke Indonesia. bentukan seperti ini
Yahoo!Messenger).
Misalnya:
T.T “menangis”
(__) “tidur”
(>.<!’) “sebel”
7
Kaomoji berasal dari bahasa Jepang, kao berarti wajah dan moji berarti huruf. Jadi kaomoji
adalah huruf-huruf yang dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk suatu gambar ekspresi
wajah tertentu.
93
B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Variasi “bahasa” Alay
1. Perkembangan IPTEK
“bahasa” Alay pada awalnya dipakai untuk mengirim SMS dan kemudian
94
(khususnya) tidak pernah menampilkan atau menerbitkan sesuatu yang
berbau Alay.
di bawah ini adalah koran Pikiran Rakyat (di posting pada website Pikiran
kalangan remaja.
95
3. Band/ Artis Favorit
Kangen Band, ST 12, dan sejenisnya yang membawa aliran musik pop
perbedaan cukup besar antara ragam tulisan dan ragam lisan yang ada pada
pihak yang satu dan ragam lisan pada pihak yang lain. Jika sebagian penutur
96
dikatakan ia merujuk pada ragam bahasa yang rendah, namun jika penutur
Jadi secara tidak langsung, variasi “bahasa” Alay merupakan salah satu
bentuk situasi diglosia yang terjadi di Indonesia, karena variasi “bahasa” Alay
merupakan bahasa minoritas. Hal ini tidak berarti bahwa variasi “bahasa”
kalangan pelajar remaja. Oleh sebab itulah, pada poin ini akan dibicarakan
dikategorikan sebagai ragam bahasa nonbaku, oleh sebab itu struktur dan
bentuk variasi “bahasa” Alay agak menyimpang dari ragam tata bahasa
Alay dapat dikategorikan sebagai salah satu peristiwa diglosia pada bahasa
97
terdapat variasi “bahasa” Alay (bahasa Indonesia yang di-Alay-kan)
komunitas tertentu, dan telah disepakati oleh masyarakat maka akan terjadi
“bahasa” Alay.
atau syarat kebakuan bahasa Indonesia, yakni (1) sifat intrinsik bahasa
98
pembentukan kata dalam variasi “bahasa” Alay. Sebagai contoh penulisan
dari poin ketiga ini telah diuraikan secara eksplisit pada poin kedua di atas.
menyukai adanya penggunaan variasi “bahasa” Alay yang rumit dan lebay
mengetahui bahwa ragam bahasa ini merupakan ragam bahasa yang hanya
sesaat saja, namun tidak dapat dipungkiri bila beberapa tahun ke depan,
bahasa yang semacam ini akan muncul kembali bahkan dengan varietas-
varietas bahasa yang lebih beragam lagi. Seperti yang terjadi pada bahasa
gaul yang booming pada tahun 80-an, hingga sekarang beberapa kosakata
99
yang termasuk dalam kosakata bahasa masih kerap digunakan oleh para
muda Indonesia.
2. Pergeseran Bahasa
masyarakat. Apalagi dewasa ini banyak bahasa ibu atau bahasa daerah
Kompas8 (14 Februari 2007) menyatakan bahwa sekitar 726 dari 746
bahasa daerah di Indonesia terancam punah dan hanya tiga belas bahasa
daerah yang memiliki jumlah penutur di atas satu juta, yaitu bahasa Jawa,
Makasar, Banjar, Bima, dan Sasak. Bahkan sebagian kecil bahasa daerah
yang jumlah penuturnya kurang dari satu juta atau hanya tinggal puluhan
pendidikan.
8
Sumber www.kompas.com
100
Pergeseran bahasa biasanya terjadi dalam komunitas multilingual.
Hal ini dikarenakan oleh adanya kontak bahasa antara bahasa yang satu
dapat mengelola setiap aspek kebahasaan dan pengaruh bahasa asing yang
bahasa dan budaya asing, namun setidaknya kita dapat memilah antara
yang berguna dan sesuai dengan bahasa dan kebudayaan kita, dan mana
yang tidak sesuai. Dengan pola pikir yang seperti itu, maka setidaknya kita
101
keorganikan bahasa telah lama menjadi perdebatan para linguis. Bahasa
sebagai entitas organik, artinya sama seperti makhluk hidup lain yang bisa
mati. Kematian bahasa disebabkan oleh tekanan bahasa lain yang hidup
berubah. Kalau gerak dan geliatnya melebihi bahasa lain, bahasa akan
melebihi pula dalam peran dan fungsinya. Hal ini menentukan apakah
dan bahkan dihilangkan sama sekali peran dan fungsi bahasanya oleh
bahasa tersebut tinggi, dapat dipastikan bahwa pola pikir mereka juga
apa yang sudah ada pada mereka, dalam hal ini bahasa. Bahasa yang
mereka miliki dan mereka pakai bisa berkembang menjadi bahasa yang
berwibawa dan berkuasa. Bahasa ini biasanya memiliki peran dan fungsi
bahasa yang tinggi dalam masyarakat, dalam skala pemakaian yang luas
102
Masyarakat yang dinamika kehidupannya tinggi cenderung
perubahan dan pola pikir untuk kreatif dan melakukan inovasi sangat
rendah pula bahkan cenderung tidak ada. Sehingga mereka tidak berusaha
kelamaan akan punah, karena bahasa yang mereka pakai terbatas hanya
identitas diri bangsa indonesia yang tidak mungkin dan tidak akan pernah
sementara. Maka akan adil bila adanya fenomena kebahasaan ini disebut
103
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
fungsi identitas (identitas diri dan kelompok), sebagai filter password, dan
104
3. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan variasi “bahasa”
pengaruh dari media cetak dan elektronik, serta adanya pengaruh dari
musisi favorit.
kebahasaan yang wajar, tetapi ada pula fenomena kebahasaan yang kurang
6. Pada dasarnya, pada setiap penulisan variasi “bahasa” Alay, setiap penutur
yang cenderung populer dan bersifat pakem, tidak perlu dipandang sebagai
105
wujud penyelewengan atau bahkan penggugatan terhadap bentuk-bentuk
masyarakat.
B. Saran
pribadi penulis mengenai variasi “bahasa” Alay. Oleh sebab itu, hendaknya
106
DAFTAR PUSTAKA
Ba’dulu, Abdul Muis & Herman. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi & Leksikografi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Helda. 2010. “Ciri-ciri Fenomena Bahasa Alay di Kalangan Remaja Alay”, dalam
Psikologi Remaja. http://www.blogremaja.com.
Diunduh Selasa, 21 September 2010.
http://www.facebook.com.
http://youthsay.com. 2010. “Apa Pendapat Anda tentang Bahasa Alay yang Kian
Merambah dan Sudah Menjadi Fenomena”.
Diunduh Selasa, 21 September 2010.
Martyawati, Afritta Dwi. 2004. ”Register SMS”. Skripsi. Jurusan Sastra Indonesia
Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang.
107
Moeliono, Anton M. 1981. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Jakarta:
Penerbit Djambatan.
Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Jakarta: Graha Ilmu.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Suhardi, Basuki, dkk. 1995. Teori dan Metode Sosiolinguistik I. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Susilo, Wahyu Hastho. 2007. “Pilihan Bahasa dalam Iklan Televisi”. Skripsi.
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.
108
Lampiran 1
A
Add : Et, Ett (biasanya minta di add friendsternya)
Aja : Ja, Ajj (Ajj bacanya apa ya?)
Aku : Akyu, Akuwh, Akku, q.
Anak : Nax, Anx, Naq (ko-naq?)
Apa : Pa, PPa (PPa ???)
B
Boleh : Leh
Baru : Ru
Belum : Lom, Lum
Bokep : Bokebb
Banget : Bangedh, Beud, Beut (sekalian aja baut sama obeng)
Buat : Wat, Wad
C
Cape : Cppe, Cpeg
Cakep : Ckepp
Chat : C8
Cewek : Cwekz
Cowok : Cwokz
Cuekin : Cuxin
Curhat : Cvrht
D
Deh : Dech, Deyh
Dulu : Duluw (Dulux aja biar bisa ngecat rumah)
Dong : Dumz, Dum (apa Dumolit?)
G
Gue : W, Wa, Q, Qu, G
Gitu : Gtw, Gitchu, Gituw
H
Hai : Ui (Apa Ui? Universitas Indonesia?)
109
Halo : Alow (menurut kalian, apakah kita teletubbies?)
I
Ini : Inich, Nc
Imut : Imoetz, Mutz
K
Kok : KoQ, KuQ, Kog, Kug
Kan : Khan, Kant, Kanz
Keren : Krenz, Krent
Kurang : Krang, Krank
Ketawa : wkwkwkw, xixixixi, haghaghag, w.k.k.k.
Khusus : Khuzuz
Kalian : Klianz
Kenal : Nal
Karena : Cos, Cz
Kalau : Kaluw, Klw, Klo, Low
Kamu : Kamuh, Kamyu, Qmu, Kmuwh, Qmuwh, Lo, U
L
Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi
Lucu : luthu, Luthuw, Luchuw
Loh : Locg, Lochx
Love : Luph, Luff, Loupz,Louphh
Lupa : Lupz
M
Manis : Maniezt, Manies
Mengeluh : Huft
Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg
Main : Maen, Men
Makan : Mumz, Mamz
Maaf : Mu’uph, Mu’uv, Muupz
N
Nih : Nich, Nech, Niech, Nieyh
P
Punya : Pya, P’y
Pasti : Pzt
Paling : Plink, P’ling, Plg
110
Q
R
Rumah : Humz, Hozz
S
Sempat : S4
Setuju : S7
SMS : XMX, ZMZ
T
Tuh : Tuch, Tuwh
Tau : Taw, Tw
Tempat : T4
Telepon : Tilp
Tapi : Tpi, Ppi
Terus : Truz, Tyus, Tyz, Rus
Tiap : Tyap
U
Udah : Dah, Dagh
111
Lampiran 2
BIODATA OBJEK
a. Inisial Akun : RC
Asal : Surabaya
Usia : 19 th
Status : Mahasiswi
b. Inisial Akun : DX
Asal : Surabaya
Usia : 23 th
Status : Mahasiswa
c. Inisial Akun : IA
Usia : 22 th
Status : Wiraswasta
d. Inisial Akun : KC
Asal : Semarang
Usia : 22 th
Status : Mahasiswi
e. Inisial Akun : NA
112
Asal : Temanggung, Jateng
Usia : 23 th
Status : Wiraswasta
f. Inisial Akun : GP
Asal : Klaten
Usia : 19 th
Status : Mahasiswi
g. Inisial Akun : KK
Asal : Surabaya
Usia : 18 th
Status : Mahasiswi
h. Inisial Akun : AM
Asal : Surabaya
Usia : 23 th
Status : Wiraswasta
i. Inisial Akun : FA
Usia : 23 th
113
Status : Wiraswasta
Asal : Semarang
Usia : 23 th
Status : Mahasiswi
k. Inisial Akun : IT
Asal : Semarang
Usia : 21 th
Status : Mahasiswa
l. Inisial Akun : MS
Asal : Bandung
Usia : 17 th
Status : Siswi
114