Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
IDENTIFIKASI INFORMASI DASAR

1.1 Identitas Sekolah

Identitas sekolah Deskripsi


Nama sekolah SDN 1 Perampuan
NPSN 50200813
Alamat Jl. Kh Ahmad Dahlan, Perampuan, Labuapi, Lombok
Barat, Nusa Tenggara Barat
Luas tanah 2,028 m^2
Banyak ruangan 7 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1
mushala, 2 toilet
Sumber listrik PLN
Daya listrik 1300
Pagar dan gerbang Terdapat pagar yang mengelilingi sekolah dan terdapat
2 gerbang ( 1 gerbang besar di depan dan 1 gerbang
kecil disamping kiri sekolah).
Jarak kampus 2
universitas mataram
dengan SDN 1
Perampuan

Nama kepala sekolah Sukirman, S. pd


Kontak kepala 0818-0576-7643
sekolah
Guru kelas Satriawan S. pd
2

Guru kelas Sri Sundari S. pd


Guru kelas Evi Aprillyana S. pd
Guru kelas Yusup S. pd
Guru kelas Raudatul Mulyana S. pd
Guru kelas Miftahul Jannah Amin S. pd
Guru kelas Nurfitriani S. pd
Guru kelas Baiq Miftahul Jannah S. pd
Guru mata pelajaran Muslihah S. pd
Guru mata pelajaran Muarif S. pd
Guru mata pelajaran Habibi Anwar S. pd
Guru mata pelajaran Ahmad Fahruroji S. pd
Operator Supardi S. pd
Penjaga M. Saidah

1.2 Waktu Investigasi


Kami melakukan investigasi sebanyak tiga kali yakni :
1.2.1 Investigasi pertama
Hari : Sabtu
Tanggal : 23 Maret 2024
Pukul : 08:00-11:00 WITA
1.2.2 Investigasi kedua
Hari : Senin
Tanggal : 25 Maret 2024
Pukul : 08:00-09:15 WITA
1.2.3 Investigasi ketiga
Hari : Selasa
Tanggal : 26 Maret 2024
Pukul : 09:00- 10:30 WITA

2 Tujuan Investigasi
Investigasi ini bertujuan untuk mengetahui implementasi evaluasi hasil
pembelajaran di SDN 1 Perampuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
terlaksanya.
3

BAB II
METODE INVESTIGASI

2.1 Wawancara dengan guru dan staf sekolah.


Berikut instrument wawancara untuk kepala sekolah, guru dan staf sekolah.
2.1.1 Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
Pertanyaan Jawaban
Apakah ada pedoman evaluasi hasil Setiap instansi satuan Pendidikan
pembelajaran khusus dari sekolah mempunyai pedoman evaluasi
atau pedoman evaluasi sudah di tersendiri, ini yang membedakan
tetapkan langsung oleh pemerintah? instansi satu dengan instansi yang
yang lain.
Kapan pedoman evaluasi hasil Pedoman dibuat pada rapat awal
pembelajaran disusun ? tahun pembelajaran, disana disusun
KKM per semester sehingga apabila
KKM yang sudah ditetapkan tidak
dapat dicapai oleh peserta didik pada
proses penilaian, guru di tuntut
untuk menentukan bentuk evaluasi
apa yang cocok untuk meningkatkan
hasil penilaian peserta didiknya.
Rentang waktu pelaksanaan Dalam satu tahun seharusnya
supervise? dilakukan supervise sebanyak empat
kali, yaitu pada awal tahun Pelajaran
semester pertama di juli. Kami
sudah melakukan supervise
administrasi, kemudian di
pertengahan sekitar bulan November
diadakan supervise proses
pembelajaran selama kurun waktu
untuk semester satu, kemudian
diadakan lagi supervise pada awal
semester dua dilakukan, dan terakhir
dilakukan pada pertengahan
semester dua akan tetapi
supervisinya diganti dikarenakan
keadaan misalnya banyak hari libur
dan ada kegiatan kampus mengajar.
Apa penyuluhan yang dilakukan Kepala sekolah tetap mendukung
kepala sekolah jika ada beberapa dan mendorong guru-guru untuk
kelas yang tidak mencapai target melakukan evaluasi hasil
KKM? pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan hasil penilian peserta
didik setidaknya sampai KKM,
karena penilaian ini sangat penting
4

bagi peserta didik kedepannya.


Apakah ada kesulitan yang bapak Pertama dalam evaluasi proses dulu,
kepala sekolah temukan terkai dikarenakan peserta didik berasal
denganevaluasi hasil pembelajaran? dari dua daerah yang berbeda yaitu
antara anak kampung asli dan anak
pindahan BTN. Ketika kedua jenis
peserta didik ini bercampur anak-
anak kampung mempengaruhi anak
BTN, anak BTN yang mempunyai
sikap dan perkataan yang baik ikut
terjerumus mengikuti sikap dan
perkataan anak kampung yang
cendrung agak kasar. Untuk
menghindari kenakalan peserta didik
seperti berkata kasar, membuli dan
pemalakan saya mengajak guru-guru
untuk keluar ruangan Ketika jam
istirahan untuk memperkecil
kemungkinan-kemungkinan
terjadinya kenakalan yang besar.
Kemudian untuk evaluasi hasil
pembelajaran saya selalu memberi
himbauan kepada guru untuk
membuat soal ujian mid semester
dan ujian semester. Ketika hasil mid
semester sudah keluar saya
menghimbau kepada guru-guru
untuk mencari Dimana kekurangan
peserta didik dalam mid sehingga
dapat diperbaiki segera, begitu juga
pasa ulangan harian dan ujian
semester.
Menurut pendapat bapak, apa saja Menurut saya syarat untuk menjadi
syarat untuk menjadi guru yang guru yang baik di zaman ini yaitu
baik? mampu menguasai IT.

2.1.2 Instrumen Wawancara Guru Kelas, Guru PAI, dan PJOK


Pertanyaan Jawaban
Apakah ada pedoman evaluasi hasil
pembelajaran yang digunakan?
Apa yang dilakukan guru sebelum
melakukan evaluasi hasil
pembelajaran dan bagaimana proses
evaluasinya?
Apakah terdapat kriteria khusus
5

yang digunakan dalam evaluasi hasil


pembelajaran?
Bagaimana keterlibatan guru dan
pihak lain dalam kegiatan evaluasi
hasil pembelajaran?
Bagaimana kesulitan yang dihadapi
oleh guru Ketika melakukan evaluasi
hasil pembelajaran?

2.1.3 Pertanyaan Wawancara Operator Sekolah


Pertanyaan Jawaban
Berapa luas tanah sekolah dan ada
berapa ruangan di sekolah ini?
Apa saja fasilitas yang disediakan
oleh sekolah?

2.2 Observasi kelas saat proses evaluasi pembelajaran.


Di bawah ini instrumen observasi untuk proses evaluasi di dalam kelas.
Instrumen observasi Deskripsi
Pedoman evaluasi
Proses evaluasi
Merode evaluasi
Umpan balik guru
Respon peserta didik terhadap
umpan balik
2.3 Analisis dokumen terkait evaluasi pembelajaran
2.3.1 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6

2.3.2 Berikut contoh soal


7

2.3.3 Contoh Lembar Kerja Peserta Didik

2.3.4 Gambar transkrip nilai

BAB III
8

TEMUAN INVESTIGASI

3.1 Kebijakan dan Pedoman


3.1.1 Kelas 1
Kebijakan dan pedoman yang dipakai guru kelas 1 untuk melakukan
evaluasi hasil pembelajaran adalah berdasar pada pedoman awal yang dibuat
oleh sekolah pada awal semester tetapi di rubah sesuai keadaan dan kebutuhan
di dalam kelas. Pedoman yang biasanya digunakan oleh guru kelas satu yaitu
bagaimana peserta didik mampu memahami penjelasan guru dan sejauh mana
kesiapan mental peserta didik untuk melakukan proses pembelajaran.
3.1.2 Kelas 2
Kebijakan dan pedoman yang digunakan oleh guru kelas 2 untuk
melakukan evaluasi hasil pembelajaran berdasar pada pedoman awal yang
dibuat oleh sekolah akan tetapi bisa juga menggunakan pedoman yang khusus
dibuat oleh guru kelas dua sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di dalam
kelas.
3.1.3 Kelas 3
Kebijakan dan pedoman yang digunakan guru kelas tiga yaitu pedoman
yang di susun oleh sekolah, namun jika ada beberapa hal yang kurang sesuai
dengan pedoman sekolah maka guru kelas tiga memakai pedoman khusus
yang dibuatnya.
3.1.4 Kelas 4
Kebijakan dan pedoman evaluasi yang digunakan oleh guru kelas empat
yaitu pedoman awal yang disusun oleh sekolah dan juga terkadang
menggunakan pedoman yang dibuat khusus oleh guru kelas empat sesuai
kebutuhan dan keadaan di dalam kelas.
3.1.5 Kelas 5 A
Kebijakan dan pedoman yang digunakan guru kelas 5A dalam evaluasi
hasil pembelajaran yaitu disesuaikan dengan kebutuhan dan keaadan,
adakalanya menggunakan pedoman sekolah dan adakaalanya menggunakan
pedoaman khusus yang dibuat guru kelas.
3.1.6 Kelas 5 B
Kebijakan dan pedoman yang digunakan guru kelas 5B dalam evaluasi
hasil pemeblajaran yaitu sesuai dengan pedoaman dan dirumah sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan di kelas. Untuk pedoman ulangan harian dan mid
semester menggunakan pedoaman khusus sedangkan untuk ujian semester
menggunakan pedoman dari sekolah.
3.1.7 Kelas 6
Pedoman yang digunakan oleh guru wali kelas adalah pedoman sendiri,
karena pedoman yang ada di sekolah tidak selalu sama dengan yang dibuat.
9

Selain itu dilihat dari kondisi peserta didik yang berbeda-beda. Selain itu buku
pedoman dari buku tema yang digunakan juga tidak sesuai dengan evaluasi
yang seharusnya terjadi di dalam kelas, maka guru tidak akan mengikuti
karena ada cara evaluasi sendiri sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

3.1.8 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam


Pedoman yang digunakan guru mata Pelajaran Pendidikan agama islam
adalah pedoman yang di buat sendiri. Guru mata Pelajaran agama biasanya
mengklaborasikan pedoman yang dia gunakan sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan yang sedang dialami di kelas. Ketidak sesuaian pedoman terladang
terjadi, misalnha kesulitan yang lebih sering dialami di kelas rendah sehingga
pedoman evaluasi tidak tercapai maksimal. Proses tanya jawab sering
digunakan, selain itu juga ada pembuatan soal. Tidak ada jadwal rutin dalam
evaluasi, tergantung dari banyak sub materi yang ada.
3.1.9 Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Pedoman yang digunakan guru mata pelajaran Pendidikan jasmani dan
olahraga menggunakan pedoman yang fleksibel, bisa menggunakan pedoman
sekolah maupun pedoman yang dibuat sendiri tergantung kebutuhan di
lapangan dan dalam kelas.

3.2 Proses Evaluasi


Bagaimana proses evaluasi pembelajaran diimplementasikan di kelas?
Apakah ada kriteria penilaian yang jelas?
3.2.1 Kelas 1
Hal yang dilakukan untuk mengawali proses evaluasi didalam kelas, pada
awal masuk (MPRS) ke dunia sekolah dasar, peserta didik diajarkan untuk
mengenal lingkungan sekolah, mengenal kakak kelas, guru-guru dan ruangan
apa saja yang ada di sekolah. Sedangkan untuk pendekatan personal guru
melakukannya di dalam kelas setelah kegiatan MPRS. MPRS biasanya
dilakukan selama satu minggu . selain ktu seorang guru harus multitelent
dalam banyak hal, misalnya menganalisis karakter peserta didik, menganaisis
tingkat pengetahuan serta pemehaman peserta didik.
Untuk kriteria penilaian kelas satu masih di diskusikan dengan pihak
sekolah karena banyaknya masalah yang dihadapi yang timbul akibat jumlah
siswa dalam kelas sebanyak 43 orang siswa sehingga perlu dilakukan inovasi
penialian yang baik. Tetapi penilaian unum yang dilakukan guru kelas 1 yaitu
menilai kemampuan membaca siswa, berhitung, memahami Pelajaran, dan
sikapnya.
3.2.2 Kelas 2
Langakah awal yang dilakukan guru dalam evaluasi pembelajran adalah
guru harus menyesuaikan diri dengan masing-masing karakter peserta didik
10

yang beragam. Selain itu guru juga menganalisis peserta didik yang
mempunyai tingkatan yang berbeda-beda, mulai dari tinggi, sedang dan
rendah untuk menyesuaikan pembelajaran yang cocok untuk masing-masing
peserta didik. Guru biasanya membuat kelompok untuk melakukan
pembelajaran berdifirensiasi, bisa saja yang pintar dengan pintar ataupun
digabung antara yang pintar, sedang dan rendah.
Kriteria penilaian yang digunakan guru kelas 2 yaitu diantaranya penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampila peserta didik. Penilaian-penilaian ini
dapat digunakan untuk menutupi kekurangan peserta didik, misalnya ada
peserta didik yang pengetahuannya bagus tetapi sikapnya buruk maka penilian
sikap ditutupi dengan penilaian pengetahuan atau sebaliknya.
3.2.3 Kelas 3
Langkah awal proses evaluasi di kelas tiga yaitu membuat penilaian
mingguan terkai dengan sejauh mana peserta ddik mampu memahami materi
pembelajaran yang sudah dilakukan. Disekolah ini masih menggunakan k13
jadi guru kelas 3 mengikuti proses evaluasi sesuai nuku misalnya soal atau
membuat karya.
Kriteria penilaian evaluasi yang digunakan guru kelas tiga yaitu sesuai
dengan buku dan rpp, yaitu kemampuan membaca, menulis, berhitung dan
memahami materi pembelajaran yang sudah diberikan.
3.2.4 Kelas 4
Langkah awal proses evaluasi di kelas empat yaitu guru pertama-tama
melihat format penilaian terlebih dahulu, kurikulum yang digunakan untuk
kelas empat adalah kurikulum Merdeka, maka penilaiannya tentu berbeda
dengan kurikulum 2013. format penilaian yang dilakukan yaitu per satu
materi, dengan format penilaian formatif dan sumatif tetapi lebih cendrung ke
penilaian formatif ketika belajar dan penilaian sumatif ketika di akhir bab
materi.
Kriteria penilaian yang digunakan yaitu antara lain sikap, pengetahuan dan
keterampilan peserta didik ketika dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
3.2.5 Kelas 5 A
Sebelum melakukan evaluasi, guru biasanya memberi informasi kisi-kisi
terkait dengan evaluasi, materi apa saja yang akan keluar dan kapan waktu
evaluasi akan diadakan. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi yaitu sikap,
pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Kriteria penilaian yang dipakai
guru kelas 5A yaitu sikap, penegtahuan dan keterampilan.
3.2.6 Kelas 5 B
Langakah evaluasi yang dilakukan guru kelas 5B yaitu guru melakukan
penilaian per materi, dalam satu sub tema terdapat 6 materi, jadi dilakukan
penilaian satu kali dalam seminggu, jika niai yang dicapai sudah melebihi
11

standar KKM maka guru akan memberikan pengayaan dan jika belum
mencapai KKm maka guru akan memberikan pengulangan atau remedial
untuk mencapai KKM nilai yang sudah ditetapkan.
Kriteria penilaian yang digunakan yaitu siakap penegtahuan dan
keterampilan, bentuk penilaiannya bisa isian, pilihan ganda dan lain
sebagainya sama saja seperti di pedaman sekolah.
3.2.7 Kelas 6
Peserta didik diajak untuk reading sendiri tanpa dijelaskan sama sekali
oleh guru selama 7 menit, setelah itu guru akan bertanya apakah ada yang bisa
menjelaskan terkait hal yang telah dibaca oleh peserta didik tadi. Jika ada satu
orang yang maju maka guru akan beranggapan bahwa peserta didik sudah
paham, akan tetapi jika tidak ada sama sekali yang maju, maka gurunya akan
menjelaskan tentang materi tersebut. Penilaian dilakukan secara fleksibel
tergantung pedoman apa yang digunakan. Selain itu guru melaksanakan
ulangan dadakan guna mengetahui pemahaman peserta didik. Peserta didik
diberi waktu 10 menit untuk belajar sebelum memulai ujian.

3.2.8 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam


Sebelum evaluasi, membahas ulang terkait materi, misalnya tanya jawab
ringan untuk menambah materi untuk diingat. Kriteria penilaian opsional,
terkadang mengikuti pedoman dan ada yang dibuat sendiri, hal ini melihat dari
kondisi yang dialami peserta didik. Apalagi kelas yang dihadapi hampir kelas
padat semua, masing-masing anak berbeda pengetahuannya.

Kriteria penilaian dalam mata Pelajaran Pendidikan agama islam ini


menekankan pada sikap prilaku,dan akhlak peserta didik baru kemudian ke
pengetahuan dan keterampilannya.

3.2.9 Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan pada mata Pelajaran PJOK
kebanyakan praktek. Jika Gerakan praktek yang dilakukan peserta didik belum
seperti yang diinginka guru atau belum sempurna maka guru akan
memberikan contoh Gerakan lagi kepada peserta didiknya di lapangan. Jika
keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan praktek di lapangan, guru
akan memberikan materi tentang Kesehatan di dalam kelas.
Kriteria penilaian untuk mata Pelajaran PJOK ini yaitu menekankan pada
kesempurnaan Gerakan ketika olahraga di lapangan keudia pengetahuan dan
sikapnya di dalam kelas.
12

3.3 Keterlibatan Guru


Sejauh mana guru terlibat dalam proses evaluasi?
Apakah ada pelatihan atau dukungan untuk guru terkait evaluasi
pembelajaran?

3.3.1 Kelas 1
Guru sangat berperan dalam proses evaluasi, guru kelas membuat kisi-kisi
dan soal yang sesuai dengan tingkatan kelas masing-masing. Ketika siswa
tidak sampai target KKM yang sudah ditentukan sebelumnya, guru membuat
remedial yang lebih sederhana untuk membantu peserta didik mencapai
pemahaman yang baik dan target KKM yang sesuai standar.
Tentu ada dukungan dan pelatihan yang diberikan terkait dengan evaluasi,
misalnya kepala sekolah mengadakan supervise perbulan sedangkan supervisi
yang dilakukan pengawas dilakukan dalam jangka per satu semester, dan jika
ada program-program yang dibuat petugas akan berkunjung kesekolah untuk
memberikan informasi dan penyuluhan terkait program tersebut.

3.3.2 Kelas 2
Keterlibatan guru kelas dua dalam proses evaluasi yaitu Ketika guru
memberikan soal kemudian Ketika peserta didik tidak mampu mencapai target
KKM maka guru memberikan perbaikan pembelajaran pengayaan dan dalam
bentuk remedial hingga peserta didik mampu mencapai target KKM yang
sudah ditentukan.
Untuk dukungan dan pelatihan terhadap proses evaluasi hasil
pembelajaran hanya dilakukan dua kali dalam setahun dalam kegiatan
supervise Pendidikan oleh kepala sekolah dan petugas dari pemerintah.
3.3.3 Kelas 3
Guru sangat terlibat dalam proses evalusi, yaitu Ketika guru memberikan
pembeljaran, pertanyaan atau ujian. Ketika siswa tidak mencapai target
perkembangan misalnya kurang bisa membaca, guru mengadakan bimbingan
khusus ketika jam keluar main, atau ketika siswa tidak mampu mencapai
target KKM guru memberikan remedial untuk menunjang nilainya
setidaknyanya sampai standar.
Untuk dukungan dan pelatihan dalam proses evaluasi, kepala sekolah dan
juga petugas bisanya melakukan supervise dua kali setahun pada awal
pembelajaran.
3.3.4 Kelas 4
Keterlibatan guru dalam proses evaluasi sangan penting, guru melakukan
penilaian-penilaian entah itu formatif ataupun sumatif. Setah hasilnya keluar
13

guru dapat mengevaluasi hasil pembelajarannya jika kuarang guru


memberikan pengayaan maupun remedial untuk mencapai target.
Kemudian terkait dengan dukungan dan pelatihan proses evaluasi
dilakukan dua kali setahun biasnya dialakukan di awal semester ganjil dan
genap oleh keala sekolah dan petugas dengan melakukan keguatan supervisi.
3.3.5 Kelas 5 A
Guru berperan penting dalam proses evaluasi, guru melakukan penilaian-
penilaian harian, mingguan, bulanan, mid smester dan semester. Semua
penilaian di kolaborasikan, kemudian jika peserta didik tidak mencapai KKM
ketika penilaian maka akan diberikan evaluasi berupa remedial.
Kemudian dukungan dan pelatihan proses evauasi, terdapat grup guru
tempat bertanya apakah penilaian ini sudah sesuai atau tidak. Kemudian
dilakukan kegiatan supervise juga dua kali dalam setahun.
3.3.6 Kelas 5 B
Guru berperan penting dalam melakukan evaluasi, guru melakukan
penilaian satu kali dalam seminggu, kemudian setelah 6 minggu akan
diadakan ulangan per sub tema, jika nilai yang didapat dalam penilaian kurang
maka akan dilakukan remedial dn jika cukup maka akan diberikan pengayaan
berupa penjelasan yang menghubungkan antara materi dengan kehidupan
sehari-hari agar lebih di pahami. Dukungan dan pelatihan dilakukan dua kali
dalam setahun dalam kegiatan supervisi.
3.3.7 Kelas 6
Guru sangat berperan dalam evaluasi, pintar-pintar guru dalam melakukan
evaluasi agar hasilnya sesuai dengan target, contohnya memberikan latihan
setiap hari kepada peserta didik. Jika masih ada yang nilainya dibawah KKM,
maka guru akan mengelompokkan peserta didik yang kurang pintar dengan
peserta didik yang pintar, agar dapat diajarkan (tutor sebaya). Namun jika
tutor sebaya gagal, maka guru akan mengumpulkan yang kurang pintar
menjadi satu kelompok sehingga guru yang akan langsung mengajari mereka.
Dukungan dan pelatihan dilakukan dalam supervise Pendidikan yang
dilakukan oleh kepala sekolah dan petugas sebanyak dua kali dalam setahun.

3.3.8 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Guru berperan dalam proses evaluasi, ketika guru membuat soal penilaian
mingguan, mid atau ujian guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan
peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.ketika peserta didik
14

mendapatkan kekurangan nilai saat penilaian, guru dapat membuat remedial


untuk meningkatkan nilai. Pelatihan mengenai evalusi pembelajaran dilakukan
sebayak dua kali setahun yang dilakukan oleh kepala sekolah dan petugas.

3.3.9 Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Guru berperan penting dalam proses evaluasi, jika peserta didik kurang
mampu melakukan Gerakan misalnya maka guru kaan memberikan contoh
yang tepat, dan ketika peserta didik tetap tidak mampu maka akan diberikan
remedial dalam bentuk ujian tulis di dalam kelas mengenai materi PJOK yang
sedang dipelajari.

3.4 Penggunaan Hasil Evaluasi


Bagaimana hasil evaluasi pembelajaran digunakan untuk meningkatkan
pembelajaran?
Apakah ada tindakan perbaikan yang diambil berdasarkan hasil evaluasi?

3.4.1 Kelas 1
Dengan melakukan evaluasi hasil pembelajaran dapat meningkatkan
proses dan hasil pemebelajaran melalui pengajaran remedial. Pengajaran
remedial dilakukan untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dihadapi
peserta didik dlam belajar. Masih banyak peserta didik yang masih kurang
dalam “CALISTUNG” atau baca tulis hitung, sehingga guru dapat
menentukan mettode apa yang sesuai dengan masing-masing peserta didik
dengan berbagai karakter dan permasalahnnya.
3.4.2 Kelas 2
Dengan melakukan evaluasi hasil pemebalajaran guru akan lebih tau
dimana letak kekurangan dan kelebihan peserta dididknya, shingga Ketika
peserta didik tidak mampu mencapi standar KKM yang sudah ditentukan,
maka guru akan memberikan pengayaan dan remedial untuk mencapai
ketuntasan.
3.4.3 Kelas 3
Dengan evaluasi hasil pembelajaran guru dapat meningkatan mutu belajar
peserta didik karena dengan evaluasi pemebalajaran, guru mampu mengetahui
kekurangan atau tingkatan penegtahuan masing-masing peserta didik. Dengan
itu guru dapat memberikan pemebelajaran dengan metode yang cocok sesuai
dengan kemampuan dan karakter peserta didik. Dan juga guru biasanya
memberikan bimbingan pribadi di kelas saat jam istirahat dan remedial jika
nilai yang di dapatkan oleh peserta didik tidak mencapai standar KKM.
3.4.4 Kelas 4
15

Dengan evalusi hasil pembelajaran guru dapat memberikan umpan balik


yang tepat terhadap hasil penilaian peserta didik, misalnya peserta didik tidak
dapat mencapai standar maka guru akan memberikan remedial untuk
mencapai standar yang sudah ditentukan, dan apbila peserta didik sudah
mencapai standar maka akan diberikan pengayaan.
3.4.5 Kelas 5 A
Dengan evaluasi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas
pemebelajaran, dengan penilaian guru mampu mengetahui letak kekurangan
dan kelebihan pesertaa didik dalam memahai pemeblajaran. Jika peserta ddiik
belum bisa mencapai target maka guru wajib untuk menggunakan metode
pemebelajaran yang cocok dan membuat remedial untuk mencapai KKM.
Kemudian ketika timbul permaslahan terkait dengan literai dan numerasi
peserta didik, guru kelas 5A melalukukan les tambahan gratis untuk peserta
didik yang dilakukan di rumahnya.
3.4.6 Kelas 5 B
Evaluasi pembelajaran dapat meningkatkan kualitas belajar siswa sehingga
dapat mencapai KKM yang sudah di tetapkan. Sebelum evaluasi guru
melakukan penilaian rutin dari sikap, ulangan mingguan, mid semester dan
unjian semester kemudian jika nilai yang didapat belum mencapai standar
KKM maka akan diberikan remedial.
3.4.7 Kelas 6
Dengan adanya evaluasi, guru dapat meningkatkan nilai pembelajaran
dengan kegiatan remedial, Jika masih ada yang nilainya dibawah KKM, maka
guru akan mengelompokkan peserta didik yang kurang pintar dengan peserta
didik yang pintar, agar dapat diajarkan (tutor sebaya). Namun jika tutor sebaya
gagal, maka guru akan mengumpulkan yang kurang pintar menjadi satu
kelompok sehingga guru yang akan langsung mengajari mereka.

3.4.8 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam


Dengan evaluasi guru akan mengetahui diamana letak kekurangan dn
kelebihan peserta didik sehingga guru dapat menetapkan metode dan model
pembeljaran yang cocok agar peserta didik memahami materi dengan lebih
mudah sehingga akan mencapai target KKM.
3.4.9 Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga
dengan evaluasi guru akan memberikan pertolongan nilai, guru akan
mengetahui Dimana letak kekurangan siswa terhadap materi dan bagaimana
sikap guru untuk membantu peserta didik mencapai KKM.
3.5 Sarana dan Prasarana
Apakah sarana dan prasarana pendukung evaluasi pembelajaran sudah memadai?
16

3.5.1 Kelas 1
Sarana dan prasarana untuk evaluasi pembelajarn bisa dibilang belum
memadi, dikarenakan rombel kelas satu yang gemuk yaitu berjumlah 43 orang
siswa tetapi ruang kelasnya hanya satu, maka guru agak kesulitan untuk
melakukan evaluasi, dan juga guru untuk rombel kelas satu hanya berjumlah
satu orang sehingga agak sulit disbanding jika kels lima yang sudah dipisah
menjadi dua rombel dengan alat tes berupa tertulis ,lisan dan sikap.
3.5.2 Kelas 2
Sarana dan prasarana untuk evaluasi pemebelajaran untuk kelas dua masih
belum memadai, diakrenakan sama seperti kelas satu, kelas dua juga
memeiliki rombel yang gemuk yaitu terdiri dari 40 siswa tetapi ruang kelasnya
hanya satu, sehingga agak sulit bagi guru kelas dua tetapi tips dan trik yang
dilakukan guru kelas dua yaitu dengan memberikan pemahaman kepada
peserta didik untuk mengikuti peraturan yang dibuat pada awal semester
seperti berdoa sebelum ibu guru masuk atau tidak berisik di kelas, jika peserta
didik melanggar maka guru tidak akan memulaulai atau melanjutkan proses
pemebelajaran. Alat evaluasi yang digunakan adalah tertulis, lisan dan sikap.
3.5.3 Kelas 3
Sarana dan prasarana untuk melakukan evaluasi pembelajaran untuk kelas
tiga bisa dibilang sudah memadai. Didalam ruang kelas sudah tersedia meja
dan kursi yang baru serta terdapat papan tulis. Namun kesulitan yang dihadapi
guru kelas tiga hanya pada aspek Bahasa dikarenakan beliau berasal dari bima
sedangkan Sebagian peserta didik masih sering menggunakan Bahasa sasak
didalam kelas. Alat evaluasi yang digunakan berupa tulisan, lisan dan sikap.
3.5.4 Kelas 4
Gedung kelas yang terbatas dimana terdapat siswa dengan jumlah 45
orang termasuk dalam kelas gemuk, dan melebihi kapasitas standar yang
seharusnya lebih baik menjadi dua kelas akan tetapi harus menjadi satu kelas.
Alat evaluasi yang digunakan berupa tes tulis, lisan dan sikap.
3.5.5 Kelas 5 A
Dikarenakan kelas lima di SDN 1 Perampuan ini dibagi menjadi dua
rombel dengan dua guru yang berbeda menciptakan efektifitas belajar di ruang
kelas. Namun kekurangan mendasar dari kelas 5A ini yaitu peserta didik
dengan masalah literasi dan numerasi sehingga dibutuhkan prasarana yang
lebih memadai.bentuk alat evaluasinya berupa tes tulis, lisan dan proyek.
3.5.6 Kelas 5 B
Saran dan prasarana yang digunakan dalam proses evaluasi di kelas 5B
sudah cukup memadai sama halnya seperti kelas 5A, karena kelas lima dibagi
menjadi dua rombel dengan dua kelas berbeda dan dua guru yang berbeda
pula. Alat evaluasinya berupa tes tertulis, tes lisan dan juga proyek.
17

3.5.7 Kelas 6
Sarana dan prasarana dalam melakukan evaluasi dikelas untuk kelas enam
sudah sangat baik, hanya di kelas enam yang menggunakan proyektor LCD
untuk di dalam kelas. Guru kelas enam juga sangat kreatif, ia kerap membuat
proyek yang menarik untuk pesera didiknya sehingga membuat peserta didik
jarang mendapatkan nilai dibawah KKM. Alat yang digunakan dalam evaluasi
misalnya LKPD, tes tulis, tes lisan proyek dan lain sebagainya.
3.5.8 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Sarana dan prasarana evaluasi yang digunakan sudah cukup memadai
contohnya LKPD, lembar soal, tes tertulis dan lisan.
3.5.9 Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Sarana prasarana evaluasi yang digunakan dalam mata Pelajaran
PJOK ini masih kurang memadai, alat-alat olahraganya banayk yang kurang
bahkan tidak ada. Hanya terdapat dua matras dan satu bola sepak.dilapangan
sekolah tidak terdapat gawang bola, net badminton dan tidak terdapat ring
basket. Jika ingin pergi praktek berenang, guru memberikan informasipeserta
didik sehari sebelumnya untuk renang ke kolam umum. Kemudian alat
evaluasi lain yang digunakan yaitu isian tertulis, pilihan ganda dan praktek.
18

BAB IV
REKOMENDASI

4.1 Perbaikan Proses Evaluasi


Meningkatkan kejelasan kriteria penilaian. Memang kami tidak
diperlihatkan instument penilaian, tetapi berdasarkan hasil wawancara yang
kami lakukan, kami menangkap terdapat beberapa keriteria penilaian yang
masih belum jelas. Penilaian yang kami maksud yakni yang lebih cenderung
terhadap pemahaman materi peserta didik untuk menjawab beberapa soal,
karena dimana masalah yang ditemukan yakni kesulitan pada literasi dan
numerasi, dari sini sudah terlihat jikalau materi yang diterima peserta didik
belum secara optimal, hanya menerima nilai literasi dan numerasi seadaanya
saja. Padahal hasil penilaian harus ditafsirkan sesuai dengan apa yang akan
dinilai. Penilaian harus fokus pada kinerja atau kompetensi tertentu dimana
dapat diartikan sebagai kesesuaian pencapaian kinerja atau kompetensi dengan
standar yang di tetapkan dan dirincukan oleh pencapaian indikator-indikator
terkur.

Melakukan pelatihan tambahan bagi guru terkait evaluasi pembelajaran.


Kami menyarankan hal ini, karena berdasarkan hasil wawancara tidak adanya
program atau pelatihan rutin bagi guru terkait evaluasi hasil pembelajaran,
terkadang hanya ada pada jika sekolah melaksanakan supervisi. Padahal
program atau pelatihan bagi guru dapat diharapkan membantu siswa dalam
mencapai tujuan umum dari pendidikan yang telah ditetapkan, guru bertindak
aktif dalam membantu setiap langkah dalam proses pembelajaran. Selain itu
pelatihan bagi guru juga untuk dapat mengetahui efektif atau tidaknya suatu
sistem pembelajaran yang telah diterapkan oleh sekolah beserta tenaga
pendidiknya. Pelaksanaan pembelajaran di kelas membawa konsekuensi
kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya, sebab guru
yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelas dan melaksanakan
evaluasi bagi siswanya baik secara individu maupun kelas. Terlebih lagi guru
memegang kelas dengan daya tampung peserta didik yang banyak atau bisa
disebut dengan kelas gemuk. Proses evaluasi yang tidak optimal karena
kurangnya pelatihan bagi guru dapat menghambat perkembangan dalam
merancang sistem pembelajaran.

Bentuk pelaksanaan pelatihan untuk meningkatakan kualitas evaluasi dan


kualitas guru, yaitu guru diberikan workshop mengenai hal-hal yang penting
mengenai proses belajar mengajar, assessment dan evaluasi.
19

4.2 Peningkatan Keterlibatan Guru


Berdasarkan hasil wawancara yang kami dapatkan, kami menemukan
kecenderungan guru hanya berpfokus pada peroses penilaian saja tanpa menindak
lanjutin lebih rinci terkait hasil yang didapatkan peserta didik. Selain itu juga ada
beberapa guru yang tidak memperhatikan prinsip dasar evaluasi dan syarat-syarat
yang harus diperhatikan. Pelaksanaan pembelajaran di kelas membawa
konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya, sebab
guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelas dan melaksanakan
evaluasi bagi siswanya baik secara individu maupun kelas. Untuk meningkatkan
keterlibatan guru dalam proses evaluasi pembelajaran, guru dapat mengikuti
berbagai kegiatan, diantaranya dengan workshop, kolaborasi dengan sesama
guru,mentoring, supervisi dan lain sebagainya.

Memberikan insentif atau pengakuan bagi guru yang berprestasi. Melalui hasil
wawancara tidak ada intensif atau pengakuan bagi guru yang berprestasi, dimana
hanya ada supervisi saja yakni salah satunya evaluasi tentang kinerja guru.
Sehingga tidak ada sebagai semangat tambahan bagi guru dalam melaksanakan
tugasnya. Seharusnya pihak sekolah pada saat melaksanakan supervisi bisa
mempertimbangkan hal ini, mungkin hanya mengandalkan intensif dari
pemerintah saja, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba memberikan pengakuan
bagi guru yang berprestasi, misalkan guru dengan hasil evaluasi peserta didik
yang hampir seluruhnya memenuhi kategori sangat baik. Hal ini bisa saja
membantu guru lebih bersemangat dalam proses evaluasi maupun kegiatan
pembelajaran. Contoh penghargaan yang bisa diberikan sekolah misalnya
penghargaan guru terbaik, penghargaan guru paling di sukai siswa, penghargaan
inovasi pembelajaran paling kreatif dan lain sebagainya.

4.3 Penggunaan Hasil Evaluasi


Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa hasil evaluasi yang tetap artinya
tidak ada perubahan yang didapatkan seteleh melaksanakan evaluasi, kami
merekomendasikan guru bisa melakukan evaluasi terkait strategi yakni
menentukan sejauh mana penilaian itu tetap berubah artinya ada peningkatan
setelah melaksanakan evaluasi. Dari sini guru bisa lebih berinovasi dan lebih
beraksi lagi ataupun koreksi jikalau dibutuhkan. Dan guru bisa memastikan juga
apakah proses evaluasi terlebih penilaian itu sudah efektif dan efisien.

Mengembangkan mekanisme yang efektif untuk menerapkan perubahan


berdasarkan hasil evaluasi dapat dilakukan dengan melakukan analisis data
ssecara berkelanjutan, guru dapat mengumpulkan data evaluasi secara berkala
untuk mengidentifikasi pola yang muncul dari hasil evaluasi. Kemudian guru-
20

guru dapat melakukan pertemuan atau rapat berkala mengenai hasil temuan dari
hasil evaluasi sehingga dapat ditemukan atau merencanakan tindakan perbaikan
yang diperlukan. Hasil dari pertemuan atau rapat dapat mencangkup langkah-
langkah yang digunakan untuk setiap langkah dan target waktu untuk setiap
langhkahnya. Selanjutnya kegiatan yang dapat menambah kemampuan guru yaitu
tentu saja dengan workshop, mentoring, supercisi dan evaluasi berkelanjutan.

4.4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Untuk melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana, pemeliharaan dan
pemantauan ini harus di bahas didalam rapat berkala untuk membuat peraturan
atau pedoman pemeliharaan rutin yaitu untuk memeriksa, memelihara dan
merawat fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah termasuk bangunan, peralatan
pembelajaran, taman dan yang lainnya yang dilakukan secara berkala. Jika dalam
pemantauan terdapat sarana dan prasarana yang rusak atau tidak layak maka pihak
sekolah harus segera memperbaiki atau memebeli yang baru. Perbaikan dan
pembaharuan saran aini harus di kolola di dalam anggaran, sehingga dilakukan
secara efesien dan efektif. Pemeliharaan sarana dan prasarana sebaiknya
dilakukan oleh petugas khusus dari sekolah untuk melakukan pengelolaan
lingkungan, penegolahan limbah, penghijauan sehingga tercipta lingkungan yang
bersih dan nyaman bagi siswa.
21

BAB V
RENCANA TINDAK LANJUT

5.1 Perencanaan dan implementasi rekomendasi


Pengembangan sekolah mencakup berbagai aspek, seperti peningkatan
kompetensi guru, pengembangan kurikulum, manajemen sekolah yang efektif,
dan penerapan inovasi pendidikan. Dalam konteks ini, evaluasi pembelajaran
memainkan peran penting dalam memperkuat upaya pengembangan sekolah.
Melalui perencanaan evaluasi pembelajaran, sekolah dapat menentukan
indikator kinerja dan tujuan yang jelas untuk setiap program atau kegiatan
pembelajaran melalui perencanaan kerja sekolah. Didalam rencana kerja
sekolah dapat mencangkup program kegiatan sekolah selama setahun,
program semester, kriteria ketuntasan minimum, silabus, rencana pelaksanaan
pemebelajaran, workshop untuk meningkatkan kualitas guru, pemeliharaan
sarana prasarana dan lain sebagainya.
Evaluasi yang sistematis memungkinkan mengenali kekuatan dan
kelemahan dalam pengajaran, serta memungkinkan pengambilan keputusan
berdasarkan bukti yang akurat. Dengan adanya evaluasi yang terstruktur, guru
dapat memperoleh umpan balik yang konstruktif terkait dengan praktik
mengajar mereka.
Tujuan penilaian dicoba yakni buat memastikan mutu suatu yang bernilai
serta mempunyai makna, ada pula nilai yang didapat dari pengamatan guru
terhadap partisipan didik sepanjang aktivitas pendidikan berlangsung. Hasil
ini bisa berbentuk nialai ataupun makna dari kualitasi pada proses pendidikan.
Tidak hanya iu, penilaian Pendidikan pula bisa tingkatkan efektifitas evaluasi
tentang strategi, tata cara, model serta media pendidikan selaku evaluasi dalam
mengenali efektifitas program kurikulum, tidak hanya itu bisa pula mengenali
kelebihan serta kekurangan partisipan didik buat bahan revisi pada berikutnya
ataupun masa yang hendak tiba.

Selain itu hal yang bisa dilakukan juga yaknu dengan melalui pendekatan
hasil belajar. Pendekatan ini bisa dipecah jadi 3 bagian, ialah domain hasil
belajar, proses serta hasil belajar serta kompetensi. Disini perencanaan
penilaian dilihat dalam perspektif evaluasi hasil belajar. Bila didalam penilian
itu telah jelas hendak memakai uji, hingga dalam perencanaan evaluasi hasil
belajar, terdapat sebagian aspek yang wajib dicermati, semacam merumuskan
tujuan evaluasi, mengenali kompetensi serta hasil belajar, menyusun kisi- kisi
ataupun blueprint, meningkatkan draf instrumen, uji coba serta analisis
instrumen, perbaikan serta merakit instrumen baru.
22

Jikalau kami menjadi guru nanti, mungkin hal-hal yang kami lakukan akan
berbeda dengan guru yang ada di Sekolah Dasar Negeri 1 Perampuan, karena
tentu saja kebutuhan evaluasi, kurikulum dan lainnya akan berbeda juga, tetapi
jika menemukan kasus yang sama seperti yang dialami sekolah mungkin saja
harus ada pembaharuan yang kami lakukan misalkan seperti supervisi yang
harus rutin dilakukan, tidak harus menunggu masalah banyak terlebih dahulu
baru melaksanakan super visi. Dan memperhatikan seluruh aspek yang
dimiliki siswa, tidak hanya aspek kognitif saja tetapi aspek lainnya juga
diperhatikan yakni karakter peserta didik, karakter yang dibentuk dengan baik
akan berdampak panjang bagi kehidupan peserta didik.

5.2 Evaluasi berkala terhadap perubahan yang diimplementasikan


Tindak lanjut yang bisa dilakukan yakni evaluasi tidak hanya berpatokan
pada hasil ujian tengah dan ujian akhir semester saja. Lebih dari itu, jika ingin
mengetahui perubahan nilai peserta didik haris dilakukan secara
berkesinambungan. Artinya penilaian dilakukan sejak dari tahap penyusunan
rencana pembelajaran hingga pelaporannya tetap harus dipantau lebih lanjut.
Mungkin bisa juga melaksanakan evaluasi berbasis proyek agar lebih digemari
peserta didik, tidak melulu harus dengan soal pilihan ganda, uraian atau
esaian.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan continue agar dapat
menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Kesalahan utama
yang sering terjadi di antara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan
pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir materi, pertengahan, dan/atau akhir
suatu program pengajaran. Penyimpangan-penyimpangan dalam mengevaluasi
pun dapat terjadi apabila guru tersebut memanipulasi hasil belajar siswanya.
Evaluasi bisa dilakukan dengan kurun waktu yang diinginkan oleh guru
tentunya dengan melihat potensi kesiapan dari peserta didik, misalkan setiap
satu materi sudah selesai dalam kurun waktu tiga kali pertemuan maka guru
bisa melaksanakan evaluasi sesuai dengan materi yang diajarakan. Sehingga
tidak mesti evalusi dilakukan pada saat tertentu.
23

BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil investigasi yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa


masalah utama peserta didik di SDN 1 perampuan yaitu masalah literasi dan
numerasi sehingga guru benar-benar berupaya untuk meningkatkan kualitas
literasi dan numerasi siswa ini dalam berbagai macam cara, misalnya bimbingan
di ruang kelas ketika jam istirahat, bimbingan ke rumah guru, memberikaan
penjelasan ulang, pengayaan dan remedial akan tetapi hasil penilaian yang
didapatkan oleh peserta didik cendrung tidak berubah. Guru dan kepala sekolah
berupaya meningkatkan kualitas evaluasi hasil pembelajaran melalui supervisi
yang dilakukan dua kali dalam setahun di awal semester genjil maupun genap.

Kemudian sarana dan prasarana evaluasi pemeblajaran yang ada di SDN 1


perampuan terbilang masih belum memadai, terlalu banyak siswa dalam satu kelas
sehingga menyulitakan guru dalam proses evaluasi. Alat-alat evaluasi di mata
pelajaran Pendidikan jasmani dan olahraga juga terbilang sangat kurang memadai,
tidak terdapat lapangan yang jelas untuk melakukan kegiatan olahraga, tidak ada
ring maupun gawang, serta tidak ada bola basket dan hanya ada dua matras
dengan satu bola sepak. Tetapi alat evaluasi untuk matapelajaran lain terbilang
sudah cukup memadai selain ruang kelas. Alat penilaian yang digunakan juga
berupa isian, pilihan ganda, LKPD dan proyek sehingga terbilang cukup lengkap
dan menarik. Jadi kami berpendapat bahwa status evaluasi pembelajaran di SDN 1
Perampuan yaitu sudah cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai