Anda di halaman 1dari 13

TELAAH MATERI AL-QUR’AN HADITS KELAS X: KEBENARAN

PENURUNAN AL-QUR’AN, BERBASIS DIGITAL DENGAN BANTUAN


MEDIA YOUTUBE DAN E-BOOK
Mas Indi Lafia Mayuri (12201037)
Reza Anugraha Ansyari
(12201063) Siti Zahrani
(12201064)

Abstrak: Telaah materi Al-Qur’an Hadist kelas 10 MA materi kebenaran


penurunan Al-Quran menarik untuk dibahas. Al-Qur’an merupakan kitab suci
umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
Malaikat Jibril. Proses penurunannya terjadi dalam dua tahap penting: Nuzulul
Quran: Pertama turunnya Al-Quran secara keseluruhan dari Lauhul Mahfudz ke
Baitul Izzah dipercayai terjadi pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.
Penurunan bertahap selama 23 tahun. Pada materi ini siswa mengalami
problematika yakni kurangnya pemahaman yang mendalam, ketidakberminatan
siswa dalam pembelajaran, serta kurangnya pemanfaatan teknologi. Dengan
adanya program berbasis digital yaitu melalui media YouTube dan Ebook ini
dapat meminimalisir problematika yang dihadapi tersebut. Hasil literatur review
ini memberikan pembaharuan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa
terhadap pelajaran Al-Qur’an Hadist dengan pemanfaatan media berbasis digital.
Kata Kunci: Al-Qur’an, Penurunan Al-Qur’an, pembelajaran berbasis
digital
Abstract: Studying the Al-Qur'an Hadith material for class 10 MA, the material
on the truth of the revelation of the Al-Quran is interesting to discuss. The Al-
Qur'an is the holy book of Muslims which was revealed to the Prophet
Muhammad SAW through the intermediary of the Angel Gabriel. The process of
its descent occurred in two important stages: Nuzulul Quran: First, the descent of
the entire Al-Quran from Lauhul Mahfudz to Baitul Izzah is believed to have
occurred on the night of Lailatul Qadar in the month of Ramadan. Gradual
decline over 23 years. In this material, students experience problems, namely a
lack of in-depth understanding, students' disinterest in learning, and a lack of use
of technology. With the existence of digital-based programs, namely through
YouTube and Ebook media, these problems can be minimized. The results of this
literature review provide updates in an effort to increase students' understanding
of Al-Qur'an Hadith lessons by using digital-based media.
Keyword: Al-Qur'an, Decline of the Al-Qur'an, digital-based learning
A. Pendahuluan
Telaah adalah proses atau kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji secara
mendalam suatu hal, topik, atau masalah dengan tujuan untuk memahami,
menganalisis, dan mengevaluasi secara cermat. Telaah literatur menjadi Istimewa
karena beberapa alasan. Pertama, penggabungan hasil dari banyak studi yang
berbeda dan itu menjadi penguatan. Kedua, telaah literatur memungkinkan
peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang luas, sementara penelusuran
artikel tunggal terbatas pada sampel, prosedur, dan metode ukur, sehingga
biasanya tidak memungkinkan peneliti untuk memberikan jawaban yang kuat
(Anung Ahadi Pradana dkk., 2021: 7).
Pembelajaran menelaah dan merevisi teks deskripsi diharapkan mampu
membantu serta mengembangkan pikiran, pendapat, imajinasi, serta kreativitas
yang dimiliki siswa sehingga siswa mampu menelaah dan merevisi teks deskripsi
(Maryani dkk., 2019: 17).
Telaah materi Al-Qur’an Hadist dengan tema kebenaran penurunan Al-
Qur’an merupakaan salah satu materi kelas 10 MA yang perlu di telaah dengan
mengkolerasikannya melalui digital yaitu media youtube dan ebook. Hal ini
bertujuan untuk membantu peserta didik kelas 10 MA lebih memahami materi
tentang kebenaran penurunan Al-Qur’an.
Al-Quran, kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam,
memiliki sejarah turun yang penuh keajaiban. Diyakini sebagai kalamullah
(firman Allah). Proses penurunannya tidak instan, melainkan secara bertahap
selama kurang lebih 23 tahun kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
Malaikat Jibril. Setiap ayat yang diturunkan membawa pesan dan hikmah
tersendiri, memberikan bimbingan kepada umat Islam untuk menjalani kehidupan
yang sesuai dengan keridhaan Allah SWT.
Telaah materi tentang kebenaran penurunan Al-Qur’an kelas 10 MA
berbasis digital dengan bantuan aplikasi YouTube dan Ebook merupakan sebuah
pemanfaatan teknologi untuk membantu siswa dalam memahami tentang materi
terkait penurunan Al-Qur’an dalam proses pembelajaran di kelas.
Dengan pemanfaatan teknologi ini, dapat menarik perhatian siswa ketika
ditampilkan video singkat ceramah ustadz Adi Hidayat di YouTube. Video ini
dimuat dalam akun Audio Dakwah dengan judul “Begini Proses Turunnya Al-
Qur’an dari Lauhul Mahfuz ke Langit Dunia.” Sebagai pelengkap materi, kami
sertakan buku ajar Al-Qur’an Hadist kelas 10 MA dalam bentk Ebook, sehingga
siswa dapat mengakses kapan dan dimana saja.
Adanya ide mengenai penggunaan media YouTube dan Ebook dalam
menunjang pembelajaran siswa kelas 10 MA pada mata pelajaran Al-Qur’an
Hadist, karena terdapat bebebrapa permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Maka
dari itu penulis menelaah materi Al-Qur’an Hadis kelas X MA dengan metode
literatur review menggunakan 3 jurnal.
B. Pembahasan
Tentukan Masalah
Adapun masalah yang dikaji pada pembahasan ini yaitu:
1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi kebenaran penurunan Al-
Qur’an.
2. Kurangnya fokus siswa dalam proses pembelajaran karena cenderung
monoton.
3. Kurangnya pemanfaatan teknologi baik dari peserta didik maupun
pendidik.
Identifikasi Masalah
Beberapa masalah yang terjadi pada siswa kelas 10 MA pada saat belajar
Al-Qur’an Hadist yang dimuat di atas, divalidasi dengan literatur reviuw pada
jurnal di bawah ini:
Dikutip dari jurnal yang berjudul Analisis Kesulitan Belajar Pendidikan
Agama Islam (PAI) Serta Cara Mengatasinya oleh Siti dan Eva
https://www.researchgate.net/publication/341838938_Analisis_Kesulitan_Belajar
_Pendidikan_Agama_Islam_PAI_Serta_Cara_Mengatasinya. Beliau menyatakan
setiap siswa mengalami kesulitan belajar yang berbeda-beda. Salah satu masalah
yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran ialah factor internal yakni
psikologis, bahwa minat siswa dalam belajar sangat kurang. Hal ini dapat terjadi
karena pembelajaran yang monoton dan tidak ada inovasi dalam pemanfaatan
teknologi (Nusroh & Luthfi, 2020).
Dari jurnal di atas membuktikan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
belajar karena ketidakminatan siswa tersebut akibat pembelajaran yang cenderung
monoton dan tidak menarik perhatian.
Dikutip dari jurnal yang berjudul Analisis Respon Siswa dan Guru terhadap
Pengembangan Media Pembelajaran Flipbook Online pada Pelajaran Al-Qur’an
Hadist di Madrasah di Aliyah Negeri (MAN) Kota Baru oleh Miftah, dkk.
https://media.neliti.com/media/publications/556619-analisis-respon-siswa-dan-
guru-terhadap-3e8697df.pdf. Menurut Fa’atun tujuan mempelajari pelajaran Al-
Qur’an Hadits adalah untuk belajar memahami dan menjelaskan makna yang
terkandung dalam Al-Qur`an Hadits baik itu hukum, perintah, petunjuk yang
diberikan oleh Allah dan rosul. Pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan pelajaran
yang sulit dipahami bagi beberapa siswa. Hal ini selaras dengan pendapat
Hasanah yang mengatakan salah satu hambatan dalam belajar Al-Qur’an Hadits
adalah adanya kandungan ayat Al-Qur’an didalamnya. Dengan ini untuk
menyampaikan pelajaran, guru dituntut untuk memiliki media pembelajaran yang
mumpuni agar kandungan pelajaran dapat tersampaikan kepada peserta didik
dengan baik (Hur Rahman Zh dkk., 2022).
Dari jurnal di atas membuktikan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
mempelajari materi Al-Qur’an Hadist. Hal ini menyebabkan guru dituntut untuk
lebih kreatif menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Dikutip dari jurnal yang berjudul Upaya meningkatkan pemahaman siswa
pada pendalaman Al-Qur’an melalui asbabun nuzul oleh Yusep Ridwan
https://jurnal.arkainstitute.co.id/index.php/nautical/index. Salah satu upaya
pendidikan dalam mewujudkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan
pendidikan agama dilakukan melalui penerapan Asbabun-Nuzul dalam
pembelajaran Al-Qur’an, sehingga selain siswa dapat menghafal, mengetahui
makna, serta menelaah, siswa juga dapat mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-
ayat Al-Quran. Oleh karena itu dilakukanlah upaya peningkatan pemahaman
siswa pada pendalaman Al-Quran yakni dengan cara menerapkan Asbabun-Nuzul
dengan tujuan agar siswa dapat meningkatkan pendalaman Al-Qur’an, sehingga
diharapkan siswa dapat lebih mudah dalam mempelajari Al-Qur’an melalui
Asbabun-Nuzul (Yusep Ridwan, 2022).
Dari jurnal di atas membuktikan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
mempelajari materi Al-Qur’an Hadist dikarenakan kurangnya kesadaran siswa
dalam memanfaatkan media yang ada.
Dari ketiga jurnal di atas permasalahan-permasalahan tersebut memang nyata
adanya. Kesulitan siswa dalam mempelajari Al-Qur’an Hadist bersumber dari
latar yang berbeda, seperti kurang minatnya siswa dalam belajar serta kurangnya
pemanfaatan media teknologi,
Dari penjelasan di atas kami menarik kesimpulan bahwa perlunya
pembaharuan dalam proses pembelajaran dengan mengikuti zaman yakni
memanfaatkan media YouTube dan Ebook. Hal ini bertujuan agar siswa dengan
mudah belajar kapan dan dimana saja.

Kebenaran Pemahaman Al-Qur’an


Dalam Nuzulul Qur'an, kata "Nazzala-yunazzilu-tanzilan" berarti "turun
secara berangsur-angsur", dan "anzala-yunzilu-inzalan" berarti "menurunkan".
secara istilah Nuzulul Qur’an adalah pemberitahuaan Allah tentang Alquran
kepada segenap penghuni langit dan bumi dalam semua segi dan aspeknya
(Kurniasih dkk., 2020: 77).
Menurut Az-Zarqani turunnya Al-Qur’an adalah turunnya atau
berpindahnya firman (kalam) Allah swt, sesuai dengan sifatnya sebagai firman
Allah, dari Allah swt ke Lauhil mahfudz, dari Lauhil mahfudz ke Baitul Izzah atau
langit dunia (sama’I ad-dunnya), lalu dari langit dunia kepada Nabi Muhammad
saw, baik melalui Jibril atau selain Jibril, dengan sekaligus dan berangsur-angsur
(Arif, 2022: 1352).
Selama periode waktu tersebut, pesan Alquran yang terdiri dari doktrin
aqidah, norma syari'ah, dan tuntunan moral (akhlak) secara bertahap disampaikan.
Dengan memahami hubungan antara pewahyuan ayat-ayat. Selain itu, fakta bahwa
Alquran memiliki hubungan historis yang kuat dengan keadaan masyarakat
menunjukkan bahwa ia tidak menghilangkan atau mengurangi nilai wahyu
ilahiya-Nya yang samawi (Kurniasih dkk., 2020: 77).
a. Fase pertama, eksistensi Alquran di Lauh mahfuz adalah fakta yang
dinyatakan dalam Alquransendiri: ‚justru Kitab ini adalah Alquran
yang Mulia, berada di Kitab Induk yang terjaga (Lauh mahfūz ( QS. Al-
Buruj[85]: 21-22) (Abdurrahman, 2020: 6).
b. Kedua, Pada fase Bait al-Izzah dari Lauh mahfūz disebut dengan fase
inzal, yang dalam diksi Bahasa Arab sering berkonotasi pada pengertian
turun sekaligus (jumlah wahidah). Pandangan seperti ini banyak
dipercaya oleh Ulama (Shahbah, 2003, hal. 50), dengan melihat
lahiriyah redaksi inzal sebagai fakta pada ayat-ayat berikut: ‚sungguh
Kami turunkan Alquran pada Malam Al-Qadr [97] (lail Al-Qadr [97])
( QS. Al-Qadr [97]: 1.) sungguh Kami turunkan Alquran pada
Malam yang diberkati (lail al-mubārakah) (QS. Al-Dukhan: 3).
c. Ketiga, Sementara fase Bumi dari Bait al-Izzah adalah fase ‚tanzil‛,
yang di dalam Bahasa Arab sering bermakna turun secara berangsur dan
bertahahal. Fakta-fakta dalam Alquran sendiri tentang ini cukup banyak;
‚sungguh Kitab Alquran ini adalah diturunkan dari Tuhan sekalian
alam‛,( QS. Al-Shu’ara[26]: 192.) ‚katakan bahwa Ruh Qudus
menurunkannya‛,( QS. Al-Nahl[16]: 102.) ‚keberkahan Tuhan Yang
telah Menurunkan Al-Furqan ( QS. Al-Furqan[25]: 1.) dan ayat lain; ‚jika
kalian ragu terhadap Al-Quran yang Aku turunkan kepada Hamba-Ku.(
QS. Al-Baqarah[2]: 23.)
Seperti yang kita ketahui bahwa tahapan turunnya al-Qur’an ini berbeda
dengan turunnya kitab-kitab suci sebelumnya, seperti injil, taurat dan zabur.
Kitab-kitab suci sebelum al-Qur’an diturunkan sekaligus oleh Allah swt. kepada
Nabi-Nya. Perbedaan cara pewahyuan al-Qur’an secara bertahap ini bukan karena
keterbatasan Allah swt tidak bisa menurunkannya secara global (sekaligus).
Namun dikarenakan pewahyuan secara bertahap ini dilakukan dengan beberapa
alasan tertentu, sehingga dengan cara ini kewajiban dakwah yang harus
disampaikan oleh Nabi Muhammad saw bisa diterima dengan baik oleh
ummatnya (Mahmud, 2016: 4).
Dalam firman Allah yang disebutkan tepatnya pada kata nahnu, nazzalna
dan wa-inna, ini adalah kalimat jamak (mutakallim ma'a al bukan mutakallim
wahdahghar), yang disatukan menjadi berikut: Allah SWT mengisyaratkan
perlunya melibatkan umat Islam dalam menjaga kemurnian kitab suci Al-Quran.
Hal tersebut telah dipraktikkan sepanjang sejarah umat Islam sejak Nabi
Muhammad SAW dan akan terus berlanjut hingga saat ini dan di masa depan.
Sejarah telah membuktikan bahwa wahyu Allah tentang Al-Qur’an adalah benar
yaitu menyelamatkan Al-Quran dari kecacatan. Mengenai sejarah pelestarian Al-
Qur'an sendiri, secara umum terdapat beberapa tahapan penulisan Al-Quran pada
masa Nabi Muhammad SAW, penulisan Al-Quran pada masa Abu Bakar al-
Siddiq, dan pada masa Utsman bin Affan (Ichsan, 2012: 2).
1. Jam’ al-Qur’an pada Masa Nabi Muhammad SAW
Pengumpulan Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad SAW dilakukan
dengan dua cara. Pertama, yaitu dengan menghafalnya dalam hati
(hifzuhu). Kedua, dengan menulisnya dalam lembaran-lembaran dengan
media tertentu (kitabuhu’ kullihi).
a. Pengumpulan Secara Hifzuhu
Setiap tahun sejak turunnya wahyu pertama, malaikat Jibril secara
rutin akan turun menemui Rasulullah SAW untuk meminta beliau agar
mengulangi seluruh ayat-ayat al-Qur’an yang telah diwahyukan
kepadanya. Kegiatan yang disebut mu’aradah itu biasanya dilakukan di
malam-malam Ramadan. Kemudian cara tersebutlah yang juga
dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap para sahabat sehingga pada
masa tersebut banyak sekali penghafal al-Qur’an baik yang hanya
menghafal sebagian maupun secara keseluruhan.
b. Pengumpulan Secara Kitabuhu Kullihi
Selain menghafal al-Qur’an, beberapa orang sahabat yang pandai
menulis dan membaca tanpa perintah dari Nabiullah SAW juga
menuliskan ayat-ayat alQur’an. Namun, terdapat empat orang sahabat
yang secara khusus menuliskan alQur’an atas perintah Nabiullah SAW
langsung. Mereka adalah Ali, Muawiyah, Ubai bin Ka’ab dan Zaid bin
Zabit. Jadi, ketika turun wahyu maka Nabiullah SAW akan meminta
salah satu dari keempat orang tersebut untuk menuliskannya (Amalia
dkk., 2017: 1071-1072).
2. Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Sidiq
Sekitar tahun ke 12 Hijriah pecahlah perang antara kaum muslimin
deengan kaum murtad yang merupakan pengikut nabi palsu Musailamah
al-Kazab. Perang ini terjadi di Yamamah dan dikenal dengan perang
riddah (kemurtadan). Menurut riwayat yang masyhur, sekitar 70 orang
pengahafal al-Qur’an gugur dalam pertempuran tersebut. Oleh karena itu
Khalifah Abu Bakar menunjuk Zaid bin Zabit, sahabat Nabi SAW yang
terkenal cerdas, teliti, dan terpercaya, sebagai pelaksana kompilasi
tersebut. Berselang setahun, akhirnya Zaid bin Zabit berhasil
mengumpulkan seluruh ayat al-Qur’an dalam satu mushaf. Mushaf itu
kemudian Zaid serahkan ke Khalifah Abu Bakar yang kemudian
menyimpannya hingga beliau wafat pada tahun 13 Hijriah. Sepeninggal
Abu Bakar, mushaf tersebut disimpan oleh khalifah penggantinya yaitu
Umar bin Khattab. (Amalia Undip: 1074-1075)
3. Pengumpulan Masa Usman bin Affan
Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, perluasan wilayah kekuasaan
Islam menjadi begitu besar. Dampaknya, umat muslim bukan hanya
berasal dari bangsa Arab tetapi juga berasal daring suku dan bangsa lain.
Keadaan umat yang majemuk ini lantas menyebabkan permasalahan baru
yaitu tata cara membaca (qira’at) al-Qur’an yang menjadi berbeda-beda di
setiap wilayah pemerintahan Islam. Kondisi ini disebabkan oleh dua hal
utama yaitu adanya perbedaan dialek dan bahasa di antara suku bangsa
non-Arab serta perbedaan guru yang mengajarkan mereka qira’at.
Menanggapi masalah tersebut, Usman pun mengirim utusan kepada
Hafsah (untuk meminjam mushaf Abu Bakar) dan Hafsah pun
mengirimkan lembaran-lembaran itu padanya. Setelah itu, Usman bin
Affan membentuk panitia penyalin al-Qur’an yang diketuai Zaid bin Zabit
dengan tiga orang anggotanya masing-masing Abdullah bin az-Zubair,
Said bin al-Ash, dan Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam.Beliau
mengatakan kepada mereka bahwa jika ada perbedaan pendapat antara
Zaid dan ketiga orang tersebut, maka salin dan perbanyaklah mushaf Abu
Bakar tersebut dalam bahasa Quraisy karena al-Quran sejak awal turun
dengan bahasa tersebut. Setelah Zaid beserta yang lainnya selesai
menyalin al-Qur’an. Usman segera memerintahkan untuk memperbanyak
mushaf tersebut. Akhirnya, setelah diperbanyak maka mushaf tersebut
diserahkan kepada Usman dengan disaksikan oleh sejumlah sahabat.
Penyerahan ini sangat penting untuk menjaga kesahihan dan
kemutawattiran al-Qur’an. Setelah semua ahli al-Qur’an dari kalangan
sahabat itu setuju dan sepakat, maka ditulislah beberapa naskah acuan
untuk dikirim ke kota-kota Kufah, Basrah, Damaskus, Mekkah, Mesir,
Yaman, Bahrain, dan al Jazirah (Amalia dkk., 2017: 1076-1077).

Penggunaan Media Berbasis Digital Melalui Aplikasi Youtube dan Ebook


Tentang Penurunan Al-Qur’an
Pembelajaran berbasis digital
Pada era digital atau era informasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin
terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia
menembus batas jarak, tempat, ruang dan waktu. Kenyataannya dalam kehidupan
manusia di era digital ini akan selalu berhubungan dengan teknologi (Munir,
2017: 1).
Perkembangan teknologi tentunya harus diimbangi dengan peningkatan
kualitas pendidikan terutama untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.
Pengembangan pembelajaran yang dititikberatkan pada peserta didik merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan. Hal tersebut perlu dilaksanakan karena
untuk membangun sistem pembelajaran yang memungkinkan untuk mempunyai
kemampuan belajar yang lebih interaktif, tidak membosankan sebagai model
variasi pembelajaran. Pembelajaran digital (digital learning) suatu sistem yang
dapat memfasilitasi peserta didik belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi
(Muhammad Hasan dkk., 2021: 36).
Media pembelajaran melalui aplikasi YouTube
Kata “media” berasal dari bahasa Latin medium yang berarti perantara
atau pengantar. Secara istilah media merupakan sarana penyalur pesan atau
informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran
atau penerima pesan tersebut (Mahnun, 2012: 27). Heinin, Molenda, Russell, dan
Smaldino mendefinisikan media sebagai alat atau saluran komunikasi (means of
communication). Misalnya, media cetak, audio, visual, video, objek, dan orang
(Yaumi, 2017: 3).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan dari suatu sumber
secara terencana sehingga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dimana
proses belajar penerima dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Media
pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya berupa perangkat keras
(hardware) seperti komputer, televisi, proyektor, dan perangkat lunak (software)
yang digunakan pada perangkat keras itu. Jadi media pembelajaran tidak hanya
berupa benda mati, tetapi benda hidup seperti manusia. Sebagai benda hidup,
media dapat juga merupakan pesan yang dapat dipelajari (Indah, 2022: 2).
Youtube merupakan situs web untuk menyampaikan informasi. Dengan
media pembelajaran siswa dapat mengembangkan keterampilan pengguna dalam
pengembangan keterampilan dan meningkatkan penyempurnaan pembelajaran
dalam bentuk video-video sehingga hal ini mempermudah belajar dan
mengembangkan keterampilan dan mengembangkan profesional pendidik dalam
penggunaannya (Mutoharoh dkk., 2022: 98).
Dengan adanya media YouTube kita dapat melihat video-video yang
menarik yang terdapat di platfom YouTube itu sendiri. Dengan begitu peserta
didik akan mudah tertarik dengan melihat video tersebut dibandingkan dengan
membaca buku pelajaran. Dengan media YouTube ini maka peserta didik akan
lebih cepat memahami materi yang disampaikan karena sistem video yang bisa
diulang-ulang juga dan menjadikan siswa tidak cepat jenuh dalam belajar
(Kusumaningrum dkk., 2022: 93).
Upaya dalam peningkatan pemahaman siswa terdapat video animasi
tentang proses turunnya Al-Qur’an yang dimuat dalam aplikasi YouTube oleh
CulapCulip. Dijelaskan juga melalui video ceramah ustadz Adi Hidayat yang
diupload oleh Audio dakwah.
Media pembelajaran melalui aplikasi Ebook
Ebook merupakan suatu fitur buku yang dimuat dalam system digital. E-
Book dan media pembelajaran multimedia dapat membantu siswa dalam
mengatasi materi yang susah dipahami (Zahara dkk., 2017: 106).
Pada masa sekarang ini penerapan dan penggunaan e-book lebih tinggi
daripada penerapan dan penggunaan buku karena e-book dapat menawarkan fitur-
fitur yang dapat membantu pembaca untuk memahami materi (Kusumatuty &
Murwaningsih : 2).
Penjelasan mengani penulisan Al-Qur’an dimuat dalam buku ajar al-
Qur’an Hadist kelas 10 MA dalam bentuk Ebook. Hal ini mempermudah siswa
untuk mengakses materi dengan praktis.

C. Kesimpulan
Materi penurunan Al-Quran merupakan topik yang sangat penting dalam
studi agama Islam. Penurunan Al-Quran merujuk pada proses di mana wahyu
Allah diterima oleh Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril
selama periode wahyu selama lebih dari dua puluh tahun. Materi ini tergolong
lumayan rumit maka dari itu ditemukanlah banyak permasalahan dalam proses
pembelajaran materi Al Qur'an Hadits kelas X dengan tema Kebenaran Penurunan
Al Qur'an seperti yang sudah dibahas diatas. Tidak hanya itu, disini kami juga
mencari jalan keluar dari permasalahan dalam proses pembelajaran tersebut, maka
ditemukan lah jalan keluar dari permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan
beberapa media yang dapat digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran,
adapun media yang digunakan adalah youtube dan ebook. Dengan
mengaplikasikan ke dua media ini dalam proses pembelajaran diharapkan peserta
didik dalam menanggulangi masalah kesulitan pembelajaran selama ini.
Daftar Pustaka

Abdurrahman. (2020). Kajian Historis Al-Qur’an.


Amalia, F. K., Solihin, M., & M. Yunus, B. (2017). NILAI-NILAI ŪLŪ AL-
‘AZMI DALAM TAFSĪR IBN KATHĪR. Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir, 2(1), 71–77. https://doi.org/10.15575/al-
bayan.v2i1.1810
Anung Ahadi Pradana, Muhammad Chandra, Ismail Fahmi, & Casman. (2021).
Telaah Literatur sebagai Alternatif Tri Dharma Dosen: Bagaimana
tahapan penyusunnya?
Arif, K. M. (2022). Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Proses
Turunnya Al-Qur’an. 11(1).
Hur Rahman Zh, M., Ardiansyah, A., Sari Dewi, M., & Nikmatullah, F. (2022).
ANALISIS RESPON SISWA DAN GURU TERHADAP
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPBOOK ONLINE
PADA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIST DI MADRASAH ALIYAH
NEGERI (MAN) KOTA BATU. Jurnal Literasiologi, 8(2).
https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i2.365
Ichsan, M. (2012). SEJARAH PENULISAN DAN PEMELIHARAAN AL-QUR’AN
PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW DAN SAHABAT. 14(1).
Indah, B. P. (2022). PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN MEDIA
PEMBELAJARAN.
Kurniasih, M. D., Lestari, D. A., & Fauzi, A. (2020). HIKMAH PENURUNAN
AL-QUR’AN SECARA BERANGSUR. Mimbar Agama Budaya, 11–20.
https://doi.org/10.15408/mimbar.v37i2.18914
Kusumaningrum, H., Unik Hanifah Salsabila, Nanik Rahmanti, Istiani Nur
Kasanah, & Dian Sidik Kurniawan. (2022). Optimalisasi Media Youtube
Sebagai Media Pembelajaran Daring. SALIHA: Jurnal Pendidikan &
Agama Islam, 5(1), 92–114. https://doi.org/10.54396/saliha.v5i1.223
Kusumatuty, A. J., & Murwaningsih, T. (t.t.). PENERAPAN E-BOOK DALAM
PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA.
Mahmud, A. (2016). FASE TURUNNYA AL-QUR′AN DAN URGENSITASNYA.
Mahnun, O. N. (2012). (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan
Implementasinya dalam Pembelajaran). 37(1).
Maryani, S., Milandari, B. D., & Sari Dewi, M. (2019). ANALISIS
KEMAMPUAN MENELAAH DAN MEREVISI TEKS DESKRIPSI.
Paedagoria | FKIP UMMat, 10(1), 16.
https://doi.org/10.31764/paedagoria.v10i1.815
Muhammad Hasan, Rahmi Munfangati, & Mustika. (2021). Pembelajaran
Digital. Widina.
Munir. (2017). Pembelajaran Digital. Alfabeta CV.
Mutoharoh, T., Kurnia, M. D., & Hasanudin, C. (2022). Pemanfaatan Aplikasi
Youtube untuk Media Pembelajaran. 1.
Nusroh, S., & Luthfi, E. (2020). Analisis Kesulitan Belajar Pendidikan Agama
Islam (PAI) Serta Cara Mengatasinya. Belajea; Jurnal Pendidikan Islam,
5(1), 71. https://doi.org/10.29240/belajea.v5i1.1145
Yaumi, M. (2017). MEDIA PEMBELAJARAN.
Yusep Ridwan. (2022). Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa pada
Pendalaman Al-Qur’an melalui Asbabun-Nuzul. 1(8).
Zahara, N., Djufri, D., & Sarong, M. A. (2017). Optimalisasi Pembelajaran
Dengan E-Book Dan Media pembelajaran Berbasis Multimedia Untuk
Meningkatkan Hasil belajar Siswa Kelas X SMA Pada Materi Dunia
Tumbuhan. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan,
2(2), 105. https://doi.org/10.22373/biotik.v2i2.243

Anda mungkin juga menyukai