Anda di halaman 1dari 45

δε

Digital
Membangun Organisasi Di Era
BUDAYA ORGANISASI
DI ERA DIGITAL
MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING DAN MERAIH
KESUKSESAN

Wahyudi

WAHYUDI
Penerbit : PT Dewangga Energi Internasional
Anggota IKAPI (403/JBA/2021)
δ Komp. Purigading Ruko I No. 39
Pondokmelati Kota Bekasi
δ

Tlp. 0851-6138-9537
www.dewanggapublishing.com
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL
Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

PENULIS

WAHYUDI

Penerbit : PT Dewangga Energi Internasional

i
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL:
Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

Copyright @ PT Dewangga Energi Internasional & Penulis, 2023

Penulis
Wahyudi

ISBN : 978-623-8462-00-1

Editor
Fitria Nur Anggraeni

Desain Cover & Tata Letak :


Dewangga Publishing

Proofreader :
Aly Rasyid

Penerbit
PT Dewangga Energi Internasional
Anggota IKAPI (403/JBA/2021)

Redaksi
Komp. Purigading Ruko I No. 39
Pondokmelati Kota Bekasi 17414
Telp/WA: 0851-6138-9537
E-mail: dewanggapublishing@gmail.com
Website: www.dewanggapublishing.com

Cetakan Pertama, Nopember 2023

Ukuran :
195 halaman, B5 18.2 x 25.7 cm

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku dalam bentuk
dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit maupun penulis

ii
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

K ATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang


Maha Kuasa atas segala sesuatu dan yang senantiasa
memberikan petunjuk serta karunia-Nya kepada hamba-hamba-
Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Dengan penuh kerendahan hati, kami mempersembahkan
buku yang berjudul "BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL:
Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan".
Dalam halaman-halaman yang mengisi buku ini, kami berupaya
menyajikan pandangan yang mendalam mengenai peran dan
pentingnya budaya organisasi dalam menghadapi perubahan era
digital yang semakin cepat.
Budaya organisasi bukan lagi sekadar konsep teoritis yang
diperdebatkan di ruang perkuliahan atau di kantor-kantor
organisasi. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan
gaya hidup masyarakat, budaya organisasi telah menjadi elemen
kunci dalam mencapai keunggulan bersaing di era digital.
Organisasi yang mampu mengadaptasi budaya dengan cepat dan
cerdas akan memiliki peluang besar untuk berkembang dan
mencapai kesuksesan jangka panjang.
Tujuan penulisan buku ini adalah untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang budaya organisasi di era
digital. Kami akan memberika gambaran tentang bagaimana
budaya organisasi dapat dibentuk, diubah, dan dioptimalkan untuk
mendukung perubahan, inovasi, serta pencapaian tujuan jangka
panjang organisasi. Buku ini juga dirancang untuk menjadi
panduan

iii
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

praktis bagi pemimpin dan individu yang ingin memahami peran


budaya organisasi dalam mencapai kesuksesan di era digital.
Manfaat dari membaca buku ini sangat beragam. Kita dapat
memahami bagaimana budaya organisasi memengaruhi
produktivitas, kreativitas, serta kepuasan kerja dalam suatu
organisasi. Kita juga akan diberikan contok praktis dan studi kasus
nyata yang dapat diterapkan dalam situasi nyata di perusahaan
tempat kita bekerja. Dengan pengetahuan yang diperoleh dari
buku ini, diharapkan kita akan lebih siap menghadapi tantangan di
era digital dan memanfaatkan peluang yang ada.
Terakhir, kami mengucapkan selamat membaca. Semoga
buku ini menjadi sumber inspirasi dan wawasan yang berharga
bagi kita. Semoga kita dapat mengaplikasikan konsep-konsep
yang disajikan dalam buku ini dan membantu organisasi tempat
bekerja mencapai kesuksesan jangka panjang dalam era digital
yang penuh potensi.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Penulis,

iv
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL:
Tantangan dan Peluang
Pendahuluan.................................................................................. 1
Pentingnya Transformasi Budaya Organisasi................................3
Peran Teknologi dalam Transformasi Budaya................................5
Komponen Budaya Organisasi yang Perlu Diubah........................8
Tantangan dalam Transformasi Budaya.......................................10
Strategi Transformasi Budaya Organisasi di Era Digital...............13
Studi Kasus..................................................................................22
MENGHADAPI ERA DIGITAL: Membangun Budaya Organisasi
Adaptif dan Inovatif
Pendahuluan.................................................................................25
Urgensi Budaya Organisasi Adaptif dan Inovatif..........................26
Karakteristik Budaya Organisasi Adaptif......................................29
Karakteristik Budaya Organisasi Inovatif......................................31
Strategi Membangun Budaya Organisasi Adaptif dan Inovatif.....33
Tantangan Membangun Budaya Organisasi Adaptif dan Inovatif
36 Studi Kasus.............................................................................38
BUDAYA DIGITAL: Kunci Keberhasilan Organisasi di Zaman
Teknologi
Pendahuluan.................................................................................41
Pengertian Budaya Digital............................................................43
Keuntungan Budaya Organisasi Digital........................................45
Perilaku Kerja Digital....................................................................46
Kerjasama Digital.........................................................................48
Komunikasi Kerja Digital...............................................................50
Interaksi Kerja Digital....................................................................52
Pelayanan Digital..........................................................................54
Isu Etika dalam Budaya Digital.....................................................56
KEPEMIMPINAN DIGITAL: Membentuk Budaya Organisasi
yang Terhubung
Pendahuluan.................................................................................58
Transformasi Kepemimpinan dalam Era Digital...........................60
Karakteristik Kepemimpinan Digital..............................................63

v
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

Strategi Kepemimpinan Digital dalam Meningkatkan Produktivitas


Organisasi.................................................................................... 65
Kemampuan Komunikasi Digital dalam Kepemimpinan...............67
Integrasi Teknologi dalam Praktik Kepemimpinan........................69
Etika dalam Kepemimpinan Digital...............................................72
Kepemimpinan Adaptif.................................................................74
KARYAWAN DIGITAL-READY:Fokus pada Kemampuan Digital
Pendahuluan.................................................................................77
Keterampilan yang Dibutuhkan Karyawan Digital-Ready.............79
Peran HR dalam Membentuk Karyawan Digital-Ready................83
Pengaruh Pengembangan Terhadap Kesiapan Digital Karyawan86
Kebijakan Organisasi untuk Mendukung Karyawan Digital-Ready
.....................................................................................................89
Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kesiapan Digital
Karyawan......................................................................................91
Keseimbangan Kehidupan Kerja & Kesiapan Digital Karyawan 94
Diversitas dan Inklusi dalam Tim Karyawan Digital-Ready..........97
KOLABORASI DIGITAL: Membangun Tim Kerja yang
Terhubung
Pendahuluan...............................................................................100
Membangun Kekompakan Tim yang Terhubung........................102
Membangun Jaringan Kolaborasi Digital.....................................105
Membangun Tim Unggul dengan Koneksi Kuat.........................107
Kolaborasi Digital yang Terhubung.............................................109
Strategi Kolaborasi Digital Efektif...............................................111
Meningkatkan Produktivitas Tim yang Terhubung......................113
Membangun Tim yang Sinergis melalui Kolaborasi Digital.........115
INOVASI BUDAYA ORGANISASI: Membangun Budaya
Organisasi yang Maju dan Terbuka
Pendahuluan...............................................................................117
Transformasi Melalui Inovasi Budaya Organisasi.......................120
Membangun Budaya Inovasi......................................................121
Menggali Potensi Inovasi dalam Budaya Organisasi..................123
Mendorong Perubahan yang Berkelanjutan................................125
Menciptakan Lingkungan Kreatif................................................128
Mengatasi Tantangan dalam Membangun Budaya Organisasi
yang Inovatif...............................................................................130
Menginspirasi Inovasi dan Mendukung Karyawan.....................132
Mendorong Inovasi Melalui Budaya Organisasi yang Terbuka . 134

vi
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

ETIKA KERJA DI ERA DIGITAL: Perilaku Kerja Berstandar dan


Berkualitas
Pendahuluan...............................................................................136
Etika Kerja dalam Interaksi Digital..............................................138
Etika Kerja dalam Komunikasi Digital.........................................140
Etika Kerja dalam Tanggung Jawab Digital................................142
Transparansi dan Integritas di Era Digita...................................144
Etika Privasi dan Perlindungan Data..........................................146
Etika dalam Penggunaan Teknologi di Tempat Kerja.................148
Kolaborasi Etika dalam Lingkungan Kerja yang Terhubung Secara
Digital..........................................................................................150
Etika dalam Kepemimpinan Digita..............................................152
Etika Kerja di Sosial Media.........................................................154
Tantangan Etika dalam Remote Work........................................156
KERJA FLEKSIBEL DI ERA DIGITAL: Meningkatkan
Keseimbangan Kerja-Hidup dalam Budaya Organisasi
Pendahuluan...............................................................................159
Pengertian Kerja Fleksibel..........................................................162
Era Digital dan Perubahan Tempat Kerja...................................163
Hubungan antara Kerja Fleksibel dan Era Digital.......................165
Peluang Kerja Fleksibel di Era Digital.........................................167
Keseimbangan Kerja-Hidup dalam Era Kerja Fleksibel..............169
Membangun Budaya Fleksibilitas di Era Digital..........................171
Peran Teknologi dalam Menghubungkan Pekerja Fleksibel.......173
Tantangan Kerja Fleksibel di Era Digital.....................................175
MENGELOLA KONFLIK KERJA DI ERA DIGITAL: Kunci
Keharmonisan Budaya Organisasi
Pendahuluan...............................................................................178
Konflik Kerja dalam Lingkungan Digital......................................181
Strategi Mengelola Konflik Kerja di Era Digital...........................182
Pentingnya Emotional Intelligence dalam Mengelola Konflik Kerja
Digital..........................................................................................184
Taktik Negosiasi Efektif untuk Mengatasi Konflik di Lingkungan
Kerja Digita.................................................................................186
Mengelola Konflik dengan Kepemimpinan Transformasional.....188
Studi Kasus................................................................................190
DAFTAR PUSTAKA..................................................................192

vii
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

TRANSFORMASI BUDAYA
ORGANISASI DI ERA DIGITAL

A. Pendahuluan
Era digital adalah periode revolusioner yang ditandai oleh
pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang
luar biasa. Seiring perkembangan teknologi, dunia telah
menjadi terhubung melalui jaringan global yang sangat
kompleks. Internet telah menjadi pilar utama dalam kehidupan
sehari-hari kita, memungkinkan akses cepat dan mudah ke
informasi, produk, dan layanan dari mana saja di dunia. Era ini
juga ditandai oleh perkembangan perangkat teknologi, seperti
smartphone, yang membawa komputasi ke dalam genggaman
kita, dan perangkat wearable yang mengintegrasikan teknologi
ke dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, revolusi industri yang ditandai oleh kecerdasan
buatan, analitik data, dan Internet of Things (IoT) telah
menciptakan transformasi dalam cara kita bekerja dan
berbisnis (Jamaludin, et al., 2022). Semua perusahaan dan
organisasi, tanpa terkecuali, harus beradaptasi dengan
perubahan drastis ini atau menghadapi risiko menjadi usang
dan tak relevan.
Transformasi budaya organisasi dalam era digital adalah
sebuah keniscayaan. Budaya organisasi mencakup norma-
norma, nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang mendefinisikan
identitas suatu organisasi (Sutrisno, 2019). Dalam konteks era
digital, budaya organisasi yang kaku, tahan terhadap
perubahan, dan tertutup akan menjadi hambatan besar bagi
pertumbuhan dan adaptasi (Sulaksono, 2015). Oleh karena
itu,

1
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

mengubah budaya organisasi menjadi suatu yang lebih


terbuka, inovatif, dan berorientasi pada pelanggan adalah
suatu keharusan.
Perubahan budaya organisasi bukan hanya sekadar tren
atau kebijakan sementara, melainkan menjadi faktor kunci
dalam memungkinkan perusahaan untuk menghadapi
tantangan yang semakin dinamis. Budaya yang mendukung
inovasi, kolaborasi, dan pemahaman yang lebih baik tentang
pasar adalah elemen-elemen kunci yang perlu ditanamkan
dalam organisasi untuk mencapai kesuksesan jangka panjang
(Pakpahan, 2022).
Teknologi memainkan peran sentral dalam memfasilitasi
transformasi budaya organisasi. Alat-alat digital, platform
kolaborasi, dan solusi berbasis cloud memungkinkan
perubahan budaya dengan cara yang lebih efisien. Dengan
teknologi, organisasi dapat menghubungkan anggota tim yang
berlokasi di berbagai belahan dunia, berbagi ide, data, dan
pemahaman, serta merancang solusi yang lebih inovatif dan
adaptif.
Selain itu, teknologi juga mendorong budaya inovasi
dengan memfasilitasi penciptaan dan implementasi ide-ide
baru (Rusmana, 2019). Perusahaan dapat menggunakan
teknologi terbaru, seperti kecerdasan buatan dan analitik data,
untuk mengidentifikasi peluang dan mengatasi masalah
dengan pendekatan yang lebih cerdas. Teknologi juga
memungkinkan organisasi untuk belajar dengan cepat dari
pengalaman dan mempercepat siklus perbaikan (Fakhry
Zamzam, et al., 2021).
Transformasi budaya organisasi di era digital tidak selalu
berjalan mulus. Ada berbagai tantangan yang dapat muncul
dalam proses ini, termasuk resistensi dari karyawan yang
tidak nyaman dengan perubahan, kompleksitas dalam
mengelola

2
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

perubahan, dan pengendalian biaya. Penting untuk memiliki


strategi yang solid, dukungan pemimpin yang kuat, dan
kesabaran untuk mengatasi hambatan ini.
B. Pentingnya Transformasi Budaya Organisasi
Transformasi budaya organisasi di era digital memiliki
peran penting yang dapat memengaruhi keberhasilan jangka
panjang dan ketahanan perusahaan. Budaya organisasi yang
beradaptasi dengan perubahan teknologi dan lingkungan
bisnis yang terus berubah memberikan beberapa manfaat
penting, termasuk (Driskill, 2018):
Meningkatkan Inovasi: Transformasi budaya yang
mendukung inovasi membantu organisasi untuk
mengidentifikasi dan menerapkan solusi baru untuk masalah
yang dihadapi. Budaya inovasi menginspirasi karyawan untuk
berpikir kreatif, menciptakan produk atau layanan baru, dan
mengoptimalkan proses operasional. Contoh: Google adalah
contoh perusahaan yang mempromosikan budaya inovasi.
Karyawan diberi kebebasan untuk menghabiskan sebagian
waktunya untuk mengejar proyek-proyek inovatif, yang
menghasilkan produk-produk seperti Google Maps, Gmail, dan
Android.
Peningkatan Daya Saing: Transformasi budaya yang
terbuka terhadap perubahan teknologi dan pasar membantu
perusahaan untuk tetap kompetitif. Organisasi yang dapat
merespons perubahan pasar dengan cepat memiliki
keunggulan dalam memenangkan persaingan. Contoh:
Amazon telah berhasil mengubah budaya perusahaannya
menjadi lebih orientasi pada pelanggan dan berinovasi secara
terus-menerus. Ini telah memungkinkan Amazon untuk
menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia
dan memimpin dalam layanan cloud melalui Amazon Web
Services (AWS).

3
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

Peningkatan Kolaborasi: Transformasi budaya yang


mendukung kolaborasi memungkinkan karyawan untuk
bekerja bersama-sama secara lebih efisien. Kolaborasi yang
lebih baik membantu meningkatkan produktivitas, kreativitas,
dan pemecahan masalah. Contoh: Apple adalah contoh
perusahaan yang mendorong kolaborasi antara berbagai tim
dalam mengembangkan produk-produk mereka. Kolaborasi ini
menghasilkan produk-produk seperti iPhone, yang
menggabungkan teknologi perangkat keras dan perangkat
lunak yang luar biasa.
Peningkatan Kepuasan Pelanggan: Budaya organisasi
yang berorientasi pada pelanggan memprioritaskan kepuasan
pelanggan sebagai tujuan utama. Ini membantu perusahaan
memahami kebutuhan pelanggan dan menyediakan produk
atau layanan yang lebih sesuai. Contoh: Zappos, perusahaan
sepatu daring, dikenal karena budaya organisasinya yang kuat
dalam memberikan pelayanan pelanggan yang luar biasa.
Mereka memberikan layanan pelanggan yang ramah, serta
kebijakan pengembalian yang mudah, yang memperoleh
kepuasan pelanggan yang tinggi.
Peningkatan Pembelajaran Terus-Menerus:
Transformasi budaya yang mendukung pembelajaran terus-
menerus mendorong karyawan untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan mereka secara berkelanjutan.
Ini penting dalam menghadapi perubahan teknologi yang
cepat. Contoh: IBM adalah contoh perusahaan yang telah
mengadopsi budaya pembelajaran terus-menerus. Mereka
memiliki program pelatihan dan pengembangan karyawan
yang luas untuk memastikan karyawan mereka tetap relevan
dalam era digital.
Peningkatan Keberlanjutan: Budaya organisasi yang
memprioritaskan keberlanjutan membantu perusahaan

4
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

berperan aktif dalam melindungi lingkungan dan berkontribusi


pada tanggung jawab sosial. Contoh: Unilever telah
berkomitmen untuk budaya berkelanjutan dengan mengadopsi
program "Sustainable Living Plan". Mereka berusaha untuk
mengurangi dampak lingkungan mereka dan memproduksi
produk-produk yang lebih berkelanjutan.
Meningkatkan Kepuasan dan Keterlibatan Karyawan:
Budaya organisasi yang mendukung karyawan dengan
pengakuan, keterlibatan, dan lingkungan kerja yang sehat,
secara langsung memengaruhi kepuasan dan produktivitas
karyawan. Contoh: Perusahaan seperti Google dan Facebook
dikenal dengan budaya yang mendukung karyawan, termasuk
berbagai fasilitas dan program yang dirancang untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pentingnya transformasi budaya organisasi dalam era
digital tidak hanya mencakup perubahan kebijakan atau
prosedur, tetapi juga menciptakan perubahan dalam pola pikir
dan perilaku karyawan. Budaya organisasi yang kuat dan
terus beradaptasi adalah aset berharga dalam menghadapi
tantangan dan peluang yang datang bersamaan dengan era
digital yang terus berkembang.
C. Peran Teknologi dalam Transformasi Budaya
Teknologi memiliki peran sentral dalam mendukung dan
memfasilitasi transformasi budaya organisasi di era digital.
Teknologi tidak hanya berfungsi sebagai alat atau
infrastruktur, tetapi juga sebagai pendorong perubahan
budaya yang mendalam (Pasaribu & Widjaja, 2021). Berikut
adalah beberapa aspek utama peran teknologi dalam
transformasi budaya organisasi:
Komunikasi dan Kolaborasi: Teknologi memungkinkan
komunikasi yang lebih cepat dan efisien antara anggota
organisasi, terlepas dari lokasi geografis mereka. Alat

5
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

kolaborasi seperti aplikasi pesan instan, konferensi video, dan


platform berbagi dokumen memfasilitasi kerja sama antar tim,
yang merupakan komponen penting dalam budaya organisasi
yang terbuka dan kolaboratif. Contoh: Microsoft Teams adalah
platform kolaborasi yang memungkinkan anggota tim untuk
berkomunikasi, berbagi dokumen, dan melakukan pertemuan
video secara real-time. Hal ini telah mempermudah kolaborasi
dalam banyak organisasi di seluruh dunia.
Pengumpulan dan Analisis Data: Teknologi
memungkinkan organisasi untuk mengumpulkan, menyimpan,
dan menganalisis data dengan lebih mudah. Data ini dapat
digunakan untuk memahami perilaku pelanggan, tren pasar,
dan kinerja organisasi. Kemampuan untuk mengambil
keputusan berdasarkan bukti data adalah bagian integral dari
budaya organisasi yang berbasis pada fakta. Contoh: Netflix
menggunakan analitik data untuk memahami preferensi
tontonan pengguna dan menyajikan rekomendasi konten yang
lebih baik. Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih
memuaskan bagi pelanggan dan meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Pembelajaran dan Pengembangan Karyawan:
Teknologi dapat digunakan untuk menyediakan pelatihan dan
pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan
karyawan. Pembelajaran daring, kursus video, dan platform e-
learning memungkinkan karyawan untuk meningkatkan
keterampilan mereka secara mandiri. Contoh: LinkedIn
Learning adalah platform pembelajaran daring yang
menyediakan ribuan kursus dan video pelatihan yang dapat
diakses oleh karyawan untuk meningkatkan keterampilan
mereka dalam berbagai bidang.
Automatisasi dan Efisiensi: Teknologi dapat membantu
organisasi dalam mengotomatisasi tugas-tugas rutin dan

6
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

mengurangi beban kerja yang monoton. Hal ini memungkinkan


karyawan untuk fokus pada tugas yang lebih kreatif dan
berarti. Contoh: Chatbot digunakan dalam layanan pelanggan
untuk menjawab pertanyaan umum dan membantu pengguna.
Ini mengurangi beban kerja agen pelanggan manusia dan
meningkatkan efisiensi dalam menangani permintaan
pelanggan.
Inovasi: Teknologi memberikan alat yang kuat untuk
menciptakan dan menguji ide-ide inovatif. Organisasi dapat
menggunakan teknologi untuk mengembangkan produk atau
layanan baru, menjalankan eksperimen, dan berinovasi dalam
berbagai aspek bisnis. Contoh: SpaceX, perusahaan
eksplorasi antariksa yang didirikan oleh Elon Musk,
menggunakan teknologi terbaru untuk mengembangkan roket
dan wahana antariksa yang inovatif. Teknologi ini membawa
revolusi dalam eksplorasi antariksa komersial.
Pemahaman yang Mendalam tentang Pelanggan:
Teknologi memungkinkan organisasi untuk melacak perilaku
pelanggan dan mendapatkan wawasan yang mendalam
tentang kebutuhan dan preferensi mereka. Data ini dapat
digunakan untuk merancang produk dan layanan yang lebih
sesuai dengan harapan pelanggan. Contoh: Amazon
memanfaatkan data pelanggan untuk mengidentifikasi produk
yang relevan dan menawarkan rekomendasi yang
disesuaikan. Hal ini memberikan pengalaman belanja yang
lebih personal bagi pelanggan.
Pengambilan Keputusan yang Lebih Cepat: Teknologi
memungkinkan organisasi untuk mengakses data dan
informasi dengan cepat. Ini membantu dalam pengambilan
keputusan yang lebih cepat, yang merupakan aspek penting
dari budaya organisasi yang responsif. Contoh: Dalam sektor
keuangan, algoritma perdagangan berbasis teknologi

7
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

memungkinkan institusi untuk mengambil keputusan investasi


dalam hitungan detik, merespons perubahan pasar yang
cepat. Penting untuk diingat bahwa meskipun teknologi
memiliki potensi besar untuk mendukung
transformasi budaya organisasi,
kesuksesan tergantung pada cara teknologi
digunakan dan diintegrasikan ke dalam budaya organisasi.
Organisasi perlu mengembangkan strategi yang cerdas,
memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan, dan
mendidik karyawan tentang peran teknologi dalam perubahan
budaya yang diinginkan. Teknologi hanyalah alat, dan
bagaimana alat tersebut digunakan tergantung pada budaya
dan nilai-nilai organisasi.
D. Komponen Budaya Organisasi yang Perlu Diubah
Perubahan budaya organisasi adalah proses yang
berkelanjutan dan memerlukan komitmen tinggi dari pemimpin
dan karyawan. Budaya yang berubah akan menciptakan
lingkungan yang lebih responsif, inovatif, dan berdaya saing
dalam menghadapi tantangan dan peluang era digital
(Pramana, et al., 2022). Selain itu, penting untuk
mendefinisikan nilai-nilai dan norma-norma yang diharapkan
dalam budaya yang ingin dicapai dan mengukur kemajuan
secara berkala.
Dalam transformasi budaya organisasi di era digital,
beberapa komponen kunci perlu diubah untuk menciptakan
budaya yang lebih adaptif, inovatif, dan berorientasi pada
pelanggan (Driskill, 2018). Berikut adalah komponen budaya
organisasi yang perlu diubah (Bahaudin, 2023):
Keterbukaan Terhadap Perubahan: Organisasi perlu
menjadi lebih terbuka terhadap perubahan. Karyawan harus
merasa nyaman dengan perubahan dan memiliki keyakinan
bahwa perubahan akan membawa manfaat. Terlalu sering,
organisasi mengalami resistensi terhadap perubahan karena

8
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

ketidakpastian yang muncul. Perubahan budaya harus


menciptakan lingkungan yang mendukung eksperimen dan
inovasi. Contoh: Netflix adalah contoh perusahaan yang
terbuka terhadap perubahan. Mereka bergerak dari bisnis
penyewaan DVD fisik ke streaming daring dengan cepat.
Perubahan ini hanya mungkin karena budaya organisasi yang
terbuka terhadap inovasi.
Orientasi pada Pelanggan: Budaya organisasi harus
berpusat pada pelanggan. Setiap keputusan dan tindakan
harus dilihat dari perspektif pelanggan. Ini memerlukan
pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan, preferensi,
dan masalah yang dihadapi oleh pelanggan. Contoh: Apple
adalah contoh perusahaan yang sangat berorientasi pada
pelanggan. Produk mereka dirancang dengan fokus pada
pengalaman pengguna yang luar biasa, dan perubahan dalam
produk mereka sering kali didasarkan pada umpan balik
pelanggan.
Inovasi dan Kreativitas: Budaya inovasi adalah kunci
dalam transformasi budaya organisasi. Karyawan perlu
merasa didorong untuk berpikir kreatif, menciptakan solusi
baru, dan mengambil risiko yang sehat. Inovasi tidak hanya
terkait dengan produk, tetapi juga dengan proses, layanan,
dan model bisnis. Contoh: Google adalah perusahaan yang
mempromosikan budaya inovasi. Mereka memberikan waktu
bagi karyawan untuk mengejar proyek-proyek pribadi yang
berpotensi inovatif dan menghasilkan produk-produk seperti
Gmail dan Google Earth.
Kesediaan untuk Belajar: Budaya pembelajaran terus-
menerus penting dalam era digital. Karyawan harus diberi
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru,
belajar dari kesalahan, dan terus meningkatkan diri.
Perusahaan perlu memberikan akses ke pelatihan dan
sumber daya yang

9
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

mendukung pembelajaran. Contoh: IBM memiliki program


pelatihan dan pengembangan yang kuat untuk karyawan
mereka. Mereka mendorong karyawan untuk terus belajar dan
mengembangkan keterampilan baru agar tetap relevan dalam
dunia teknologi yang terus berubah.
Kolaborasi dan Komunikasi: Transformasi budaya
organisasi memerlukan peningkatan kolaborasi antar tim dan
komunikasi yang lebih terbuka. Karyawan perlu merasa
nyaman berbagi ide dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama. Contoh: Toyota adalah perusahaan yang
mengedepankan budaya kolaborasi dalam operasionalnya.
Mereka mendorong tim untuk berkolaborasi dalam
meningkatkan proses produksi dan menciptakan sistem
produksi yang lebih efisien.
Keadilan dan Kesetaraan: Budaya organisasi yang
inklusif dan adil adalah penting dalam era digital yang
beragam. Organisasi perlu memastikan bahwa semua
karyawan merasa dihargai dan memiliki peluang yang setara
untuk berpartisipasi dan maju dalam organisasi. Contoh:
Salesforce, perusahaan teknologi, berkomitmen untuk
kesetaraan gender dan telah mengambil tindakan untuk
mengatasi ketidaksetaraan gender dalam pekerjaan dengan
menggaji secara adil dan menciptakan lingkungan yang
mendukung perempuan dalam peran kepemimpinan.
E. Tantangan dalam Transformasi Budaya
Transformasi budaya organisasi di era digital dapat
menghadapi sejumlah tantangan yang memerlukan
perencanaan yang matang dan komitmen yang kuat untuk
mengatasi. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang
sering muncul dalam proses transformasi budaya (Bahaudin,
2023):

10
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

1. Resistensi Karyawan. Salah satu tantangan utama adalah


resistensi karyawan terhadap perubahan. Karyawan yang
sudah nyaman dengan budaya dan cara kerja lama
mungkin merasa tidak nyaman dengan perubahan yang
diusulkan. Ini dapat menghambat perubahan budaya yang
diinginkan.
2. Ketidakpastian. Transformasi budaya seringkali diiringi
oleh ketidakpastian. Karyawan mungkin merasa tidak
yakin tentang bagaimana perubahan akan memengaruhi
pekerjaan mereka, karier, dan lingkungan kerja.
Ketidakpastian ini dapat menciptakan resistensi dan
kecemasan.
3. Kesulitan dalam Pengukuran. Mengukur perubahan
budaya merupakan tantangan tersendiri. Budaya adalah
konsep yang abstrak dan sulit diukur dengan metrik yang
kuantitatif. Organisasi perlu mengembangkan indikator
kualitatif dan kuantitatif yang dapat membantu mereka
melihat kemajuan dalam perubahan budaya.
4. Kurangnya Dukungan Pemimpin. Transformasi budaya
memerlukan dukungan aktif dari pemimpin organisasi. Jika
pemimpin tidak komitmen pada perubahan budaya, maka
upaya transformasi bisa gagal. Pemimpin harus menjadi
contoh dalam mengadopsi nilai-nilai dan perilaku yang
diinginkan dalam budaya baru.
5. Kekuatan Budaya yang Lama. Budaya organisasi yang
telah tertanam dalam waktu yang lama memiliki inersia
yang kuat. Mengubah budaya yang sudah ada mungkin
memerlukan waktu yang lama dan upaya yang
berkelanjutan. Budaya yang lama juga dapat berkonflik
dengan budaya yang diinginkan, menciptakan
ketegangan.
6. Tantangan Komunikasi. Komunikasi yang efektif tentang
tujuan dan nilai-nilai baru dalam budaya organisasi

11
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

merupakan kunci. Tantangan muncul ketika pesan-pesan


perubahan tidak tersampaikan dengan baik atau tidak
dipahami oleh karyawan. Perlu komunikasi yang
berkelanjutan dan jelas.
7. Ketidakefektifan Sumber Daya dan Proses. Jika organisasi
tidak memiliki sumber daya yang memadai atau proses
yang efektif untuk mendukung transformasi budaya,
perubahan bisa menjadi lebih sulit. Proses bisnis dan
kebijakan yang lama mungkin tidak lagi sesuai dengan
budaya yang diinginkan.
8. Tantangan dalam Merubah Norma-norma Budaya. Norma-
norma budaya yang sudah ada sering kali sulit untuk
diubah. Kebiasaan dan aturan yang telah tertanam dalam
budaya organisasi mungkin bertentangan dengan nilai-
nilai yang diinginkan dalam budaya yang baru.
9. Tantangan dalam Melestarikan Identitas dan Sejarah
Organisasi. Transformasi budaya tidak selalu berarti
menghapus sepenuhnya budaya yang lama. Organisasi
perlu menjaga elemen-elemen identitas dan sejarah
mereka yang berharga sambil berubah menuju budaya
yang lebih sesuai dengan tuntutan era digital.
10.Pemahaman dan Komitmen yang Konsisten. Transformasi
budaya memerlukan pemahaman dan komitmen yang
konsisten di seluruh organisasi. Tidak cukup jika hanya
sebagian kecil dari organisasi yang berkomitmen pada
perubahan. Konsistensi dalam menerapkan budaya yang
baru adalah kunci.
Mengatasi tantangan dalam transformasi budaya
memerlukan perencanaan yang matang, komunikasi yang
efektif, dukungan pemimpin yang kuat, dan kesabaran.
Organisasi perlu memahami bahwa perubahan budaya adalah
perjalanan yang memerlukan waktu dan usaha yang

12
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

berkelanjutan. Memahami dan mengidentifikasi hambatan-


hambatan yang mungkin muncul adalah langkah awal dalam
menghadapi tantangan ini dengan sukses.
F. Strategi Transformasi Budaya Organisasi di Era Digital
Transformasi budaya organisasi di era digital bukanlah
proses yang sederhana, tetapi merupakan langkah yang
sangat penting untuk menjaga relevansi dan daya saing
organisasi dalam lingkungan yang terus berubah (Bahaudin,
2023). Di bawah ini adalah beberapa
strategi kunci yang dapat membantu
organisasi dalam merancang dan melaksanakan
transformasi budaya di era digital (Bahaudin, 2023):
Kepemimpinan yang Mendorong Perubahan
Transformasi budaya organisasi di era digital sangat
tergantung pada kepemimpinan yang mendorong perubahan.
Pemimpin yang efektif memiliki peran kunci dalam
menggagas, memimpin, dan mengimplementasikan
transformasi budaya yang sukses. Berikut adalah beberapa
cara bagaimana kepemimpinan yang mendorong perubahan
dapat membantu dalam strategi transformasi budaya
organisasi di era digital:
1. Artikulasi Visi yang Kuat. Pemimpin yang mendorong
perubahan harus mampu merumuskan visi yang jelas dan
kuat tentang budaya yang diinginkan di era digital. Visi ini
harus mengilhami karyawan dan memberi mereka
pemahaman yang mendalam tentang mengapa
perubahan ini penting.
2. Mengambil Inisiatif. Pemimpin harus mengambil peran
utama dalam mengawasi transformasi budaya. Mereka
harus menjadi agen perubahan yang aktif dan
memperlihatkan komitmen terhadap nilai-nilai baru yang
ingin diadopsi organisasi.
3. Komunikasi yang Efektif. Komunikasi adalah kunci dalam
transformasi budaya. Pemimpin harus mampu
13
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

berkomunikasi dengan jelas, secara teratur, dan terbuka


tentang perubahan yang sedang berlangsung, tujuannya,
serta bagaimana setiap karyawan dapat berkontribusi.
4. Pengaruh dan Dampak. Pemimpin yang mendorong
perubahan harus memiliki kemampuan untuk
memengaruhi orang lain. Mereka harus dapat meyakinkan
karyawan tentang pentingnya transformasi budaya dan
memotivasi mereka untuk mendukungnya.
5. Menjadi Teladan. Pemimpin harus menjadi teladan dalam
perilaku yang mencerminkan budaya yang diinginkan.
Mereka harus menjalankan nilai-nilai tersebut dalam
tindakan sehari-hari dan menjadi panutan bagi karyawan
lainnya.
6. Pemberdayaan Karyawan. Pemimpin yang mendorong
perubahan harus memberdayakan karyawan untuk
berpartisipasi aktif dalam transformasi budaya. Mereka
harus menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa
mereka memiliki peran penting dalam proses perubahan.
7. Pengelolaan Ketidakpastian. Era digital seringkali penuh
dengan ketidakpastian. Pemimpin harus mampu
mengelola ketidakpastian dan membantu karyawan
merasa nyaman dalam menghadapinya. Mereka harus
membimbing tim melalui perubahan yang tidak selalu
dapat diprediksi.
8. Kemampuan Belajar dan Adaptasi. Pemimpin yang
mendorong perubahan harus memiliki kemampuan belajar
yang kuat dan cepat. Mereka harus terus mengikuti
perkembangan teknologi dan tren yang memengaruhi
bisnis mereka, dan mendorong karyawan untuk
melakukan hal yang sama.
9. Penciptaan Budaya Pembelajaran. Pemimpin harus
menciptakan budaya pembelajaran yang mendukung
kesalahan sebagai bagian dari proses pembelajaran.

14
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

Mereka harus membantu karyawan untuk berani mencoba


hal-hal baru tanpa takut akan konsekuensi dari kegagalan.
10.Fleksibilitas dalam Pengambilan Keputusan. Pemimpin
harus mendorong pengambilan keputusan yang lebih
cepat dan lebih fleksibel di seluruh tingkatan organisasi.
Mereka harus memberi wewenang kepada karyawan
untuk membuat keputusan yang relevan dengan peran
mereka.
11.Pemantauan dan Evaluasi Terus-menerus. Pemimpin
harus terus memantau perkembangan transformasi
budaya dan melakukan evaluasi secara rutin. Mereka
harus siap untuk melakukan koreksi jika diperlukan dan
membuat perubahan yang diperlukan dalam rencana
transformasi.
12.Pemberian Umpan Balik yang Konstruktif. Pemimpin harus
memberikan umpan balik yang konstruktif kepada
karyawan tentang peningkatan mereka dalam mendukung
perubahan budaya. Ini membantu dalam memperkuat
komitmen karyawan terhadap proses perubahan.
Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah salah satu komponen kunci
dalam strategi transformasi budaya organisasi di era digital.
Dalam dunia yang terus berubah ini, penting untuk memiliki
komunikasi yang kuat dan terfokus untuk memastikan bahwa
pesan-pesan yang terkait dengan transformasi budaya
disampaikan dengan jelas, dan bahwa karyawan merasa
terlibat dalam proses tersebut (Silviani, 2020). Berikut adalah
cara komunikasi efektif dapat mendukung transformasi budaya
organisasi di era digital (Trihastuti, 2019):
1. Artikulasikan Visi dan Tujuan. Komunikasi yang efektif
dimulai dengan mengartikulasikan visi dan tujuan
transformasi budaya. Pemimpin organisasi harus
menjelaskan dengan jelas mengapa transformasi ini

15
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

diperlukan, apa yang ingin dicapai, dan bagaimana


budaya baru akan mendukung strategi bisnis di era digital.
2. Keterbukaan dan Transparansi. Komunikasi yang terbuka
dan transparan adalah kunci untuk membangun
kepercayaan di antara karyawan. Organisasi harus
memberikan informasi yang lengkap tentang proses
transformasi, mengakui tantangan yang ada, dan
memberikan pemahaman yang mendalam tentang
perubahan yang diharapkan.
3. Berbicara dengan Karyawan. Penting untuk
mendengarkan pandangan dan ide-ide karyawan.
Komunikasi harus bersifat dua arah, dengan organisasi
mendengarkan umpan balik karyawan dan meresponsnya.
Ini dapat mencakup penggunaan survei, wawancara,
forum, atau alat komunikasi digital yang memungkinkan
karyawan berpartisipasi.
4. Budaya Inklusif. Komunikasi harus mencerminkan nilai
inklusivitas. Organisasi harus memastikan bahwa semua
karyawan merasa dihargai dan bahwa komunikasi
mencerminkan keragaman yang ada dalam organisasi.
5. Diversifikasi Saluran Komunikasi. Era digital menawarkan
beragam saluran komunikasi, termasuk email, pesan
instan, media sosial perusahaan, intranet, rapat daring,
dan lain sebagainya. Organisasi harus menggunakan
beragam saluran ini untuk memastikan bahwa pesan
transformasi budaya mencapai berbagai kelompok
karyawan.
6. Pelatihan Komunikasi. Karyawan mungkin memerlukan
pelatihan dalam komunikasi efektif. Organisasi dapat
menyediakan pelatihan yang mencakup keterampilan
berbicara di depan umum, komunikasi tertulis, atau
komunikasi dalam lingkungan digital.

16
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

7. Pesan yang Konsisten. Pesan-pesan tentang transformasi


budaya harus konsisten di seluruh organisasi. Ini
meminimalkan kebingungan dan memastikan bahwa
semua karyawan memiliki pemahaman yang seragam
tentang tujuan dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
8. Pemberian Contoh Oleh Pemimpin. Pemimpin organisasi
harus memberikan contoh dalam komunikasi mereka.
Mereka harus mengikuti pedoman komunikasi yang telah
ditetapkan dan menjalankan nilai-nilai budaya yang
diinginkan dalam setiap pesan dan tindakan mereka.
9. Pertahankan Ketepatan Waktu. Transformasi budaya
seringkali memerlukan serangkaian perubahan yang
terjadi dalam periode waktu tertentu. Komunikasi harus
disampaikan pada waktu yang tepat dan sesuai dengan
perkembangan perubahan.
10.Mengukur dan Mengevaluasi. Organisasi harus
menggunakan metrik untuk mengukur efektivitas
komunikasi. Apakah pesan-pesan tercapai dengan baik?
Apakah karyawan merasa terlibat? Umpan balik dari
karyawan dapat membantu dalam mengevaluasi proses
komunikasi dan membuat perbaikan jika diperlukan.
11.Penghargaan dan Pengakuan. Penghargaan dan
pengakuan kepada karyawan yang mendukung proses
transformasi adalah bagian penting dari komunikasi
efektif. Ini menciptakan dorongan positif dan memotivasi
karyawan untuk terus mendukung perubahan budaya.
Pengembangan SDM
Pengembangan SDM adalah investasi jangka panjang
yang sangat penting dalam mendukung transformasi budaya
organisasi di era digital. Dengan karyawan yang memiliki
keterampilan yang sesuai, pengetahuan, dan kemampuan
beradaptasi, organisasi dapat menghadapi perubahan dengan

17
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

lebih percaya diri dan berhasil mencapai budaya yang


responsif dan inovatif (Pasaribu & Widjaja, 2021). Berikut
adalah cara pengembangan SDM dapat mendukung
transformasi budaya organisasi:
1. Analisis Kebutuhan SDM. Langkah pertama adalah
melakukan analisis menyeluruh terkait kebutuhan SDM
dalam menghadapi era digital. Organisasi harus
mengidentifikasi keterampilan, pengetahuan, dan
kompetensi yang diperlukan untuk mendukung
transformasi budaya.
2. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Digital.
Organisasi perlu menyediakan pelatihan yang relevan
untuk meningkatkan keterampilan digital karyawan. Ini
termasuk pelatihan terkait dengan teknologi, perangkat
lunak, data analitik, keamanan siber, dan komunikasi
digital.
3. Pelatihan Pembelajaran Berkelanjutan. Era digital
mengharuskan karyawan untuk terus belajar dan
beradaptasi dengan perubahan. Organisasi harus
menyediakan peluang pembelajaran berkelanjutan,
termasuk kursus daring, sumber daya pembelajaran
digital, dan dukungan untuk pengembangan diri.
4. Mentoring dan Kepemimpinan. Mentor dan pemimpin
dalam organisasi dapat berperan sebagai model peran
dalam pengembangan SDM. Mereka dapat memberikan
bimbingan, berbagi pengetahuan, dan memberikan
dukungan bagi karyawan yang berusaha meningkatkan
keterampilan mereka.
5. Kolaborasi dan Tim Kerja. Organisasi dapat mendorong
kolaborasi dan kerja tim untuk memperkuat pembelajaran
kolektif. Menciptakan tim kerja yang beragam dan

18
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

multikompetensi memungkinkan karyawan untuk belajar


satu sama lain.
6. Pengembangan Kepemimpinan. Organisasi harus
memastikan bahwa pemimpin memiliki pemahaman
tentang transformasi budaya dan bagaimana memimpin
dalam lingkungan yang berubah. Pelatihan kepemimpinan
yang fokus pada keterampilan kepemimpinan digital dapat
membantu dalam hal ini.
7. Budaya Pembelajaran. Organisasi harus menciptakan
budaya yang mendukung pembelajaran. Ini mencakup
penerimaan kesalahan sebagai bagian dari proses
pembelajaran dan mendorong karyawan untuk berani
mencoba hal-hal baru.
8. Evaluasi Kinerja dan Umpan Balik. Organisasi harus
memiliki sistem evaluasi kinerja yang relevan dan
memberikan umpan balik yang konstruktif kepada
karyawan tentang keterampilan dan pencapaian mereka
terkait dengan transformasi budaya.
9. Sumber Daya Pembelajaran Digital. Era digital
menyediakan beragam sumber daya pembelajaran digital,
seperti platform pembelajaran daring, kursus daring,
webinar, dan literatur digital. Organisasi dapat mengakses
sumber daya ini untuk mendukung pengembangan SDM.
10.Penghargaan dan Pengakuan. Penghargaan dan
pengakuan bagi karyawan yang berpartisipasi aktif dalam
pengembangan SDM adalah cara untuk memotivasi
mereka dan menghargai upaya mereka dalam mendukung
transformasi budaya.
11.Perencanaan Karir. Organisasi dapat membantu karyawan
dalam merencanakan karir mereka dengan berfokus pada
pengembangan keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Ini menciptakan hubungan saling

19
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

menguntungkan di mana karyawan merasa mereka


memiliki peluang pertumbuhan.
Penggunaan Teknologi Tepat
Penggunaan teknologi yang tepat adalah penting dalam
memfasilitasi transformasi budaya organisasi di era digital.
Teknologi dapat mengaktifkan perubahan, meningkatkan
efisiensi operasional, dan membantu organisasi untuk
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan
bisnis (Jamaludin, et al., 2022). Namun, penting juga untuk
memastikan bahwa teknologi digunakan sebagai alat yang
mendukung tujuan transformasi budaya yang diinginkan dan
memberdayakan karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam
perubahan tersebut. Berikut adalah beberapa cara bagaimana
penggunaan teknologi yang tepat dapat mendukung
transformasi budaya organisasi:
1. Penggunaan Alat Kolaborasi Digital. Platform kolaborasi
digital, seperti Slack, Microsoft Teams, dan Google
Workspace, memungkinkan karyawan untuk
berkomunikasi, berbagi informasi, dan bekerja sama
secara efisien. Penggunaan alat ini memfasilitasi
kolaborasi dan membantu dalam mengubah budaya
organisasi menjadi lebih terbuka dan berbasis tim.
2. Sistem Manajemen Kinerja Digital. Sistem manajemen
kinerja digital memungkinkan organisasi untuk mengukur,
memantau, dan memberikan umpan balik tentang kinerja
karyawan. Ini dapat digunakan untuk mendukung budaya
pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan.
3. Analitik Data. Analitik data memungkinkan organisasi
untuk memahami perilaku karyawan, tren dalam
perusahaan, dan dampak perubahan budaya. Dengan
data yang akurat, organisasi dapat mengambil keputusan
berbasis bukti untuk mengarahkan transformasi budaya.

20
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

4. Teknologi Pembelajaran Digital. Penggunaan teknologi


pembelajaran digital, seperti kursus daring, webinar, dan
platform pembelajaran, memungkinkan organisasi untuk
memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan
secara efisien. Ini mendukung budaya pembelajaran
berkelanjutan.
5. Sistem Manajemen Proyek. Organisasi dapat
menggunakan perangkat lunak manajemen proyek untuk
mengelola perubahan budaya secara efektif. Ini
memfasilitasi perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan proyek transformasi.
6. Pemantauan Media Sosial. Pemantauan media sosial
dapat membantu organisasi memahami pandangan dan
reaksi publik terhadap perubahan budaya. Ini
memungkinkan organisasi untuk menanggapi perubahan
dalam real-time dan beradaptasi dengan lebih baik.
7. Peralatan Kerja Jarak Jauh. Dalam era di mana banyak
karyawan bekerja dari jarak jauh, organisasi perlu
menggunakan teknologi yang mendukung kerja jarak jauh.
Ini termasuk perangkat lunak kolaborasi, perangkat
keamanan, dan alat yang memungkinkan karyawan untuk
bekerja dengan efisien dari lokasi mana pun.
8. Perangkat Keamanan Digital. Keamanan digital adalah
elemen penting dalam transformasi budaya. Organisasi
perlu menggunakan teknologi keamanan untuk melindungi
data dan informasi sensitif, yang sesuai dengan budaya
keamanan yang diinginkan.
9. Platform Komunikasi Digital. Organisasi dapat
menggunakan platform komunikasi digital, seperti intranet
atau portal perusahaan, untuk menyampaikan informasi
penting tentang transformasi budaya, mengumumkan
prestasi, dan membangun komunitas karyawan.

21
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

10.Kecerdasan Buatan (AI). AI dapat digunakan untuk


mengotomatisasi tugas-tugas rutin, meningkatkan efisiensi
operasional, dan memberikan wawasan yang mendalam
melalui analitik data. Penggunaan AI dapat mendukung
perubahan budaya yang berorientasi pada inovasi.
11.Penggunaan Teknologi Pengalaman Pengguna (UX).
Pengembangan aplikasi dan platform yang mudah
digunakan dan berorientasi pada pengguna dapat
meningkatkan keterlibatan karyawan dalam transformasi
budaya. Pengalaman pengguna yang baik membuat
karyawan lebih mungkin untuk mengadopsi teknologi baru.
G. Studi Kasus
Studi kasus tentang perusahaan besar yang sukses
melakukan transformasi budaya di era digital adalah
Microsoft Corporation. Microsoft adalah salah satu
perusahaan teknologi terbesar di dunia yang telah mengalami
perubahan budaya yang signifikan selama beberapa tahun
terakhir untuk menghadapi tantangan era digital. Berikut ini
adalah gambaran mengenai transformasi budaya yang
berhasil dilakukan oleh Microsoft:
Latar Belakang
Pada awal tahun 2010-an, Microsoft dikenal sebagai
perusahaan perangkat lunak raksasa yang fokus pada produk-
produk seperti Windows dan Office. Namun, perusahaan ini
mulai menyadari bahwa era digital membawa perubahan
besar dalam cara orang bekerja dan berinteraksi dengan
teknologi. Microsoft merasa perlu untuk beradaptasi dengan
perubahan tersebut dan memimpin dalam era komputasi
awan, kecerdasan buatan, dan layanan berbasis langganan.
Strategi Transformasi Budaya
Microsoft memulai transformasi budaya yang mencakup
beberapa strategi kunci:

22
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

1. Perubahan Pemimpin Utama. Transformasi budaya


dimulai dengan perubahan kepemimpinan. Pada tahun
2014, Satya Nadella menggantikan Steve Ballmer sebagai
CEO Microsoft. Nadella membawa perubahan signifikan
dengan fokus pada budaya kerja yang terbuka, berfokus
pada inovasi, dan berorientasi pada pelanggan.
2. Perubahan Fokus Produk. Microsoft beralih dari model
bisnis berbasis perangkat keras ke layanan berbasis
langganan dan awan. Mereka merilis produk-produk
seperti Microsoft 365 (sebelumnya Office 365) dan Azure,
yang mengintegrasikan solusi awan dan berbasis
langganan.
3. Kolaborasi dan Keterbukaan. Microsoft meningkatkan
kolaborasi internal dan eksternal. Mereka mulai bekerja
sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi yang
sebelumnya dianggap sebagai pesaing, dan bahkan
memperkenalkan Microsoft Teams untuk bersaing dengan
Slack dalam industri kolaborasi.
4. Investasi dalam AI dan Cloud. Microsoft aktif berinvestasi
dalam kecerdasan buatan dan teknologi awan. Mereka
mengembangkan Azure sebagai platform awan utama dan
mengintegrasikannya dengan teknologi AI untuk
menawarkan layanan yang lebih cerdas.
5. Budaya Pembelajaran. Satya Nadella memperkenalkan
konsep "Growth Mindset" di seluruh organisasi. Ini
menggambarkan budaya pembelajaran di mana karyawan
diberdayakan untuk terus belajar, beradaptasi, dan
berinovasi.
Hasil yang Dicapai
Transformasi budaya Microsoft telah menghasilkan
berbagai hasil positif:
1. Pertumbuhan Pendapatan. Microsoft telah melihat
pertumbuhan pendapatan yang signifikan melalui layanan

23
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

berbasis langganan dan awan mereka. Ini telah


mengubah model bisnis mereka secara fundamental.
2. Inovasi yang Berkembang Pesat. Microsoft kembali
menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi, terutama
dalam bidang kecerdasan buatan dan komputasi awan.
3. Kecerdasan Buatan. Microsoft telah mengintegrasikan
kecerdasan buatan dalam banyak produk mereka, seperti
Office 365 dan Azure, untuk memberikan pengalaman
yang lebih cerdas kepada pengguna.
4. Kolaborasi yang Meningkat. Keterbukaan dan kolaborasi
yang lebih besar telah membantu Microsoft untuk bermitra
dengan perusahaan lain, menghadapi kompetisi, dan
menciptakan produk yang lebih baik.
5. Karyawan yang Terlibat. Budaya pembelajaran yang
ditanamkan oleh Satya Nadella telah menciptakan
lingkungan di mana karyawan merasa dihargai dan
didorong untuk berinovasi.
Studi kasus ini menggambarkan bagaimana perusahaan
besar seperti Microsoft dapat berhasil melakukan transformasi
budaya di era digital dengan perubahan kepemimpinan,
perubahan strategi bisnis, fokus pada teknologi yang sesuai,
dan budaya pembelajaran. Transformasi budaya ini telah
membantu Microsoft untuk tetap relevan dalam era digital
yang cepat berubah dan memposisikan diri sebagai pemimpin
dalam industri teknologi global.

24
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

MENGHADAPI ERA DIGITAL

A. Pendahuluan
Era digital telah membawa perubahan yang luar biasa
dalam cara kita berinteraksi, bekerja, dan hidup sehari-hari.
Internet, komputasi awan, kecerdasan buatan, dan teknologi
terkait lainnya telah mengubah lanskap bisnis dan sosial
secara fundamental. Perusahaan yang ingin tetap eksis di era
digital harus memahami dan merespons dengan cepat
perubahan teknologi, tren pasar, dan ekspektasi konsumen
yang terus berubah (Zebua, et al., 2023).
Era digital menuntut organisasi untuk tidak hanya
beradaptasi dengan cepat, tetapi juga untuk menjadi pusat
inovasi (Sinambela, et al., 2023). Budaya adaptif
memungkinkan organisasi untukmerespons perubahan
lingkungan eksternal dengan cepat, sementara budaya inovatif
mendorong mereka untuk mencari peluang baru dan
menciptakan solusi yang kreatif. Gabungan dari kedua budaya
ini memberikan keunggulan kompetitif yang sangat
dibutuhkan. Mengadopsi budaya adaptif dan inovatif dapat
memberikan banyak keuntungan. Pertama, organisasi yang
adaptif dan inovatif memiliki kemampuan yang lebih besar
untuk bertahan dalam menghadapi ketidakpastian dan disrupsi
(Erwin, et al., 2023). Mereka mampu merespons perubahan
pasar dengan cepat dan dengan solusi yang kreatif.
Kedua, budaya ini meningkatkan keterlibatan dan motivasi
karyawan. Ketika karyawan merasa bahwa organisasi
mendukung inovasi dan pembelajaran, mereka lebih
termotivasi dan berkontribusi lebih besar terhadap
kesuksesan organisasi (Arifiani & Furinto, 2022). Ketiga,
budaya ini dapat menciptakan hubungan yang

25
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

BUDAYA DIGITAL

A. Pendahuluan
Budaya digital dalam dunia kerja muncul karena
transformasi teknologi digital. Inovasi seperti internet,
komunikasi seluler, komputasi awan, dan perkembangan
perangkat lunak telah mengubah cara kita bekerja. Perangkat
teknologi digital memungkinkan kita untuk bekerja secara
fleksibel, berkolaborasi dari jarak jauh, dan mengakses
sumber daya global. Hal ini mengakibatkan perubahan
signifikan dalam pola kerja dan interaksi sosial di tempat kerja.
Salah satu elemen kunci budaya digital adalah
peningkatan kolaborasi dan komunikasi digital. Karyawan
sekarang dapat berinteraksi dengan rekan kerja di seluruh
dunia melalui berbagai platform seperti email, video
konferensi, dan pesan instan. Ini memungkinkan kolaborasi
yang lebih efisien dan fleksibel, bahkan jika tim Anda berada
di lokasi yang berbeda. Selain itu, media sosial dan alat
berbagi file memungkinkan pertukaran informasi yang cepat,
yang menjadi inti dari budaya digital.
Budaya digital juga mencakup fleksibilitas dan mobilitas
dalam dunia kerja. Bekerja dari jarak jauh telah menjadi pilihan
yang lebih umum, terutama sejak pandemi COVID-19.
Karyawan dapat bekerja dari rumah, kafe, atau lokasi lain
yang sesuai, asalkan mereka memiliki akses ke internet.
Fleksibilitas ini memberi pekerja lebih banyak kontrol atas
jadwal mereka dan membantu menciptakan keseimbangan
kerja-hidup yang lebih baik.
Dalam budaya digital, keterampilan digital menjadi sangat
penting. Karyawan harus mampu menggunakan perangkat

41
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

KEPEMIMPINAN DIGITAL

A. Pendahuluan
Kepemimpinan digital adalah sebuah paradigma
kepemimpinan yang berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi digital dan transformasi digital dalam
berbagai aspek kehidupan dan bisnis (Rudito & Sinaga, 2017).
Kepemimpinan ini menggabungkan elemen-elemen tradisional
kepemimpinan dengan inovasi digital, sehingga pemimpin
dapat menghadapi tantangan baru yang muncul dalam era
digital ini. Konsep ini mencakup berbagai aspek, termasuk
penggunaan teknologi, pemahaman tentang data, adaptasi
terhadap perubahan cepat, dan keterampilan interpersonal
yang tetap relevan dalam dunia digital.
Pertama, dalam kepemimpinan digital, pemimpin harus
memiliki pemahaman yang kuat tentang teknologi dan inovasi.
Hal ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan
menerapkan berbagai alat dan platform digital yang tersedia
(Cahyadi, et al., 2023). Pemimpin perlu dapat memanfaatkan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan
inovasi dalam organisasi mereka. Mereka juga perlu
memahami tren teknologi yang sedang berkembang, seperti
kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan
komputasi awan, untuk memastikan bahwa organisasi mereka
tetap kompetitif dan relevan di pasar yang terus berubah.
Kedua, kepemimpinan digital melibatkan pemahaman
yang mendalam tentang data. Data adalah aset berharga
dalam dunia digital, dan pemimpin perlu dapat
mengumpulkan, menganalisis, dan mengambil keputusan
berdasarkan data. Analisis data dapat membantu
pemimpin mengidentifikasi

58
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

KARYAWAN DIGITAL-READY

A. Pendahuluan
Konsep "Karyawan Digital-Ready" mencerminkan
kebutuhan dan kemampuan karyawan untuk menghadapi dan
beradaptasi dengan perubahan yang cepat dalam lingkungan
bisnis yang semakin terkait dengan teknologi dan digitalisasi
(Alder & Dinnen, 2022). Karyawan yang digital-ready adalah
individu yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap
yang memungkinkan mereka untuk efektif dan produktif dalam
menghadapi tantangan yang muncul dalam era digital. Mereka
tidak hanya memiliki pemahaman tentang teknologi, tetapi
juga fleksibilitas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan
berkolaborasi yang kuat. Karyawan digital-ready mampu
memanfaatkan teknologi untuk memperbaiki kinerja mereka
dan berkontribusi pada kesuksesan organisasi.
Keterampilan teknologi menjadi unsur utama dalam
konsep karyawan digital-ready, hal ini mencakup pemahaman
tentang perangkat lunak, aplikasi, dan alat digital yang
digunakan dalam pekerjaan sehari-hari (Rugg-Gunn, 2023).
Karyawan yang digital-ready memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan perangkat teknologi dengan baik, termasuk
komputer, ponsel pintar, dan perangkat lainnya (Wiblen,
2021). Mereka juga memahami cara menggunakan berbagai
platform, alat kolaborasi, dan perangkat lunak produktivitas
untuk meningkatkan efisiensi kerja.
Selain itu, pengetahuan tentang tren teknologi dan
perkembangan terkini adalah bagian integral dari konsep
karyawan digital-ready. Mereka harus mampu mengikuti
perkembangan teknologi yang relevan dengan pekerjaan

77
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

KOLABORASI DIGITAL

A. Pendahuluan
Kolaborasi digital adalah sebuah konsep yang muncul dan
berkembang pesat dalam era digital. Konsep ini mengacu
pada kerjasama antara individu, tim, atau organisasi yang
menggunakan teknologi digital dan platform berbasis internet
untuk bekerja bersama, berbagi informasi, berkomunikasi, dan
mencapai tujuan bersama (Tanjung, et al., 2022). Kolaborasi
digital mencerminkan perubahan fundamental dalam cara kita
bekerja, belajar, dan berinteraksi dengan rekan kerja, mitra
bisnis, dan pelanggan. Ini telah mengubah lanskap bisnis,
pendidikan, dan komunikasi, memungkinkan kerjasama global
yang lebih efisien dan terkoneksi di seluruh dunia (Wibowo,
2023).
Salah satu aspek utama dari kolaborasi digital adalah
penggunaan alat dan platform berbasis teknologi untuk
mendukung komunikasi dan kerjasama (Rusdiana & Zaqiyah,
2022). Ini termasuk aplikasi pesan instan, perangkat lunak
kolaborasi seperti Microsoft Teams atau Slack, alat
manajemen proyek seperti Trello atau Asana, dan berbagai
platform media sosial. Melalui alat-alat ini, individu dan tim
dapat berbagi informasi, berkoordinasi dalam proyek, dan
berkomunikasi secara efisien, bahkan jika mereka berada di
lokasi yang berbeda di seluruh dunia.
Salah satu aspek yang sangat penting dalam konsep
kolaborasi digital adalah kemampuan untuk berkolaborasi
secara waktu nyata atau asinkron, sesuai dengan kebutuhan.
Kolaborasi waktu nyata berarti individu dapat berinteraksi
secara langsung dan seketika, mirip dengan pertemuan fisik,

100
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

INOVASI BUDAYA ORGANISASI

A. Pendahuluan
Inovasi budaya organisasi adalah konsep yang mendasar
dalam era bisnis modern yang terus berubah. Ini mengacu
pada upaya organisasi untuk menciptakan lingkungan di mana
inovasi diterima, didorong, dan diintegrasikan ke dalam
seluruh aspek operasional dan budaya perusahaan
(Parlagutan Silitonga & Budiono, 2020). Inovasi budaya
organisasi bukan hanya sekadar menghasilkan produk atau
layanan baru, tetapi juga menciptakan mentalitas dan sikap
inovatif di antara karyawan, pemimpin, dan seluruh organisasi.
Hal ini melibatkan perubahan dalam cara berpikir, bekerja, dan
beradaptasi terhadap perubahan, serta mengakui bahwa
inovasi adalah kunci untuk pertumbuhan, daya saing, dan
kesuksesan jangka panjang (Hartatik, et al., 2023).
Inovasi budaya organisasi dimulai dengan pemahaman
yang mendalam tentang pentingnya inovasi dalam bisnis.
Organisasi yang berhasil memahami bahwa inovasi bukan
hanya tugas departemen penelitian dan pengembangan, tetapi
adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan seluruh
anggota tim (Harto, et al., 2023). Pemimpin perusahaan
memiliki peran kunci dalam menyebarkan kesadaran ini dan
menetapkan visi inovasi yang kuat.
Sebuah budaya inovasi melibatkan beberapa elemen
kunci (Parlagutan Silitonga & Budiono, 2020):
1. Dorongan untuk Berpikir Kreatif. Organisasi yang
menganut budaya inovasi mendorong karyawan untuk
berpikir kreatif dan berani mengemukakan ide-ide baru.

117
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

ETIKA KERJA DI ERA DIGITAL

A. Pendahuluan
Etika kerja di era digital adalah sebuah konsep yang
sangat relevan dan penting dalam lingkungan bisnis dan
pekerjaan saat ini. Ini mencerminkan nilai-nilai, prinsip, dan
norma yang mengatur perilaku individu dan organisasi dalam
penggunaan teknologi digital, komunikasi online, dan tata
kelola data (Trihastuti, 2019). Dalam era di mana teknologi
telah mengubah cara kita bekerja, berinteraksi, dan
berkomunikasi, etika kerja di era digital menjadi panduan yang
mendefinisikan perilaku yang diterima, integritas, dan
tanggung jawab dalam lingkungan digital.
Salah satu aspek utama dari etika kerja di era digital
adalah privasi dan keamanan data (Bahaudin, 2023).
Organisasi dan individu diharapkan untuk menghormati privasi
dan keamanan informasi pribadi yang mereka tangani. Ini
mencakup penggunaan data pelanggan dan karyawan dengan
bijaksana, pemantauan privasi online, dan perlindungan
terhadap pelanggaran data.
Selain itu, integritas dalam komunikasi digital adalah unsur
kunci etika kerja. Ini mencakup komunikasi yang jujur,
transparan, dan tidak menyesatkan dalam pesan yang
dibagikan melalui email, media sosial, atau platform digital
lainnya (Pramana, et al., 2022). Berita palsu dan penipuan
online menjadi masalah serius, dan etika kerja mengharuskan
individu dan organisasi untuk berkomunikasi dengan kejujuran
dan integritas.
Penggunaan teknologi untuk memantau karyawan juga
menjadi bagian penting dari etika kerja di era digital. Meskipun

136
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

KERJA FLEKSIBEL DI ERA DIGITAL

A. Pendahuluan
Kerja fleksibel di era digital adalah sebuah paradigma
kerja yang berkembang pesat seiring dengan kemajuan
teknologi digital. Konsep ini mencerminkan perubahan dalam
cara kita bekerja, beradaptasi dengan tuntutan dan dinamika
yang terus berkembang dalam dunia kerja modern.
Kerja fleksibel mengacu pada praktik yang
memungkinkan karyawan untuk memiliki lebih banyak
kontrol atas kapan, di mana, dan bagaimana mereka
bekerja, sejalan dengan menggunakan teknologi digital
untuk mendukung efisiensi dan produktivitas (Larsson &
Teigland, 2020). Ini mencakup berbagai bentuk kerja,
seperti kerja jarak jauh, jam kerja yang fleksibel, atau
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Salah satu aspek penting dari kerja fleksibel di era digital
adalah kerja jarak jauh, di mana karyawan dapat bekerja dari
lokasi yang berbeda dari kantor pusat perusahaan. Ini
didorong oleh perkembangan teknologi seperti internet
cepat, alat kolaborasi daring, dan perangkat mobile yang
memungkinkan koneksi tanpa hambatan (Ross & Pilsch,
2019). Dalam kerja jarak jauh, karyawan dapat bekerja dari
rumah, kafe, atau tempat lain yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Ini memberikan fleksibilitas yang besar
dalam mengatur jadwal kerja,yang dapat sangat
bermanfaat untuk menjaga
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Selain itu, kerja fleksibel juga mencakup penggunaan jam
kerja yang lebih fleksibel, di mana karyawan memiliki
kebebasan untuk menentukan kapan mereka bekerja (Alder &
159
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

MENGELOLA KONFLIK KERJA DI


ERA DIGITAL

A. Pendahuluan
Mengelola konflik kerja di era digital adalah tantangan
yang semakin relevan dengan perkembangan teknologi dan
perubahan dalam dinamika kerja. Konflik kerja adalah
ketidaksepakatan atau perbedaan pendapat antara individu
atau kelompok di tempat kerja yang dapat mengganggu
produktivitas, hubungan antar karyawan, dan iklim kerja
(Puspita, 2018). Di era digital, di mana komunikasi sering
terjadi melalui email, pesan teks, atau platform kolaborasi
online, konflik juga dapat muncul dalam bentuk baru dan
memerlukan pendekatan yang berbeda dalam
penanganannya.
Penting untuk diingat bahwa konflik kerja itu sendiri
bukanlah sesuatu yang harus dihindari sepenuhnya. Bahkan,
dalam beberapa situasi, konflik dapat memunculkan gagasan
kreatif, meningkatkan pemahaman, dan membantu organisasi
tumbuh. Namun, yang penting adalah bagaimana konflik itu
dikelola dan diselesaikan.
Langkah pertama dalam mengelola konflik kerja di era
digital adalah mengenali adanya konflik. Terkadang, konflik
dapat menjadi hal yang tidak terucapkan dan hanya
ditemukan melalui analisis komunikasi online atau perubahan
dalam perilaku karyawan. Menciptakan kesadaran di antara
karyawan tentang pentingnya mengidentifikasi konflik adalah
langkah awal yang penting (Fauzan, et al., 2023).
Setelah konflik diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
berkomunikasi. Di era digital, komunikasi menjadi lebih

178
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

DAFTAR PUSTAKA

Alder, M., & Dinnen, M. (2022). Digital Talent: Find, Recruit and
Retain the People Your Business Needs in a World of Digital
Transformation. Kogan Page Publishers.
Alvesson, M., & Sveningsson, S. (2015). Changing organizational
culture: Cultural change work in progress. Routledge.
Arifiani, L., & Furinto, A. (2022). TRANSFORMASI MODEL BISNIS
Konsep, Strategi, dan Antisipasi Menyongsong Era Metaverse.
SCOPINDO MEDIA PUSTAKA.
Arifin, A. L., Antaiwan Bowo, P., Dewi, N. K., Maulamin, T., & Ismail,
D. H. (2020). Kepemimpinan Cendekia. Gramedia Pustaka
Utama.
Bahaudin, T. (2023). TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI.
Penerbit Andi.
Biswas, B., Garrison, W., & Ramirez, R. (2022). The New World of
Work: People Leadership in the Digital Age. Taylor & Francis.
Cahyadi, N., Daryati, E., Ainun, A. N. A., Aminah Djunaid,
Sewang, & Saksono, H. (2023). Manajemen Kepemimpinan
dalam Dunia Bisnis Digital. Cendikia Mulia Mandiri.
Condliffe, P. (2012). Conflict Management: a practical guide.
LexisNexis Butterworths.
Dan, S., Ivana, D., Zaharie, M., Metz, D., & Drăgan, M. (2021).
Digital Talent Management. Springer International Publishing.
Deni, A. (2023). Kepemimpinan Digital. Cendikia Mulia Mandiri.
Driskill, G. (2018). Organizational culture in action: A cultural
analysis workbook. Routledge.
Erwin, E., Pasaribu, A. W., Novel, N. J. A., Thaha, A. R.,
Adhicandra, I., Suardi, C., & Syafaat, M. (2023).
TRANSFORMASI DIGITAL. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia.
Fachrurazi, H., Cahyadi, N., Asriani, S., Zaki, A., & Saksono, H.
(2023). Manajemen Konflik dalam Dunia Bisnis. Cendikia
Mulia Mandiri.
Fakhry Zamzam, C., Tien Yustini, & Aravik, H. (2021). Iklim
Organisasi Era Digital (Konseptual & Operasionalisasi).
Deepublish.
Fathurrochman, I. (2021). Perilaku dan Budaya Organisasi.
Penerbit Adab.

192
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

Fauzan, R., Ekasari, R., Sucandrawati, N. L. K. A. S., Jauhar, N.,


Sudirjo, F., Ramli, A., & Raniadita, M. A. (2023). Manajemen
Konflik. Global Eksekutif Teknologi.
Ghodang, H., & Fidela Ghodang, S. T. (2023). Kepemimpinan
Technopreneurship. Halaman Moeka Publishing.
Gowing, N. (2018). Thinking the Unthinkable: A new imperitive for
leadership in the digital age. John Catt Educational.
Hartatik, H., Rukmana, A. Y., Efitra, E., Mukhlis, I. R., Aksenta, A.,
Ratnaningrum, L. P. R. A., & Efdison, Z. (2023). TREN
TECHNOPRENEURSHIP: Strategi & Inovasi Pengembangan
Bisnis Kekinian dengan Teknologi Digital. PT. Sonpedia
Publishing Indonesia.
Harto, B., Rukmana, A. Y., Subekti, R., Tahir, R., Waty, E., Situru,
A. C., & Sepriano, S. (2023). TRANSFORMASI BISNIS DI ERA
DIGITAL: Teknologi Informasi dalam Mendukung
Transformasi Bisnis di Era Digital. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia.
Hess, F. M., & Saxberg, B. (2013). Breakthrough leadership in the
digital age: Using learning science to reboot schooling. Corwin
Press.
Hickman, C. R., & Silva, M. A. (2018). Creating excellence:
Managing corporate culture, strategy, and change in the new
age. Routledge.
Horton, J., Kerr, W. R., & Stanton, C. (2017). Digital labor markets
and global talent flows. In High-skilled migration to the United
States and its economic consequences (pp. 71-108).
University of Chicago Press.
Iswahyudi, M. S., Iskandar Zulkarnain, Hamidah Rosidanti
Susilatun, M. E. M., Robial, F. E., Hendry Rumengan, &
Sondakh, A. E. (2023). PENGANTAR MANAJEMEN
KONFLIK.
Cendikia Mulia Mandiri.
Jamaludin, M., Sulistianto, S. W., Marthalia, D., Wikansari, R., &
Cendikia, M. K. P. (2022). Transformasi Digital Dalam Dunia
Bisnis. Cendikia Mulia Mandiri.
Jarrett, K. (2022). Digital labor. John Wiley & Sons.
Jeong, H. W. (2009). Conflict management and resolution: An
introduction. Routledge.
Kergel, D., Heidkamp-Kergel, B., Nørreklit, H., & Paulsen, M.
(Eds.). (2022). Agile Learning and Management in a Digital
Age: Dialogic Leadership. Taylor & Francis.

193
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

Larsson, A., & Teigland, R. (2020). The digital transformation of


labor (p. 372). Taylor & Francis.
Noviza, N. (2021). Manajemen Konflik. Bening Media Publishing.
Pakpahan, B. A. S. (2022). Budaya Organisasi, Manajemen
Konflik,
Keadilan Prosedural dan Kepuasan pada Pekerjaan. Publica
Indonesia Utama.
Parlagutan Silitonga, & Budiono, A. (2020). Merumuskan Budaya
Organisasi & Peraturan Perusahaan. Penerbit Andi.
Pasaribu, M., & Widjaja, A. (2021). Strategi dan Transformasi
Digital. Kepustakaan Populer Gramedia.
Prabandari, S. P., & Handrito, R. P. (2022). Bisnis Digital: Teori,
Manajerial, dan Studi Kasus. Universitas Brawijaya Press.
Pramana, D., Nelly Armayanti, M., Irwansyah, & Tambunan, K. E.
(2022). Budaya Organisasi. Merdeka Kreasi Group.
Puspita, W. (2018). Manajemen Konflik: Suatu Pendekatan
Psikologi, Komunikasi, dan Pendidikan. Deepublish.
Ross, S., & Pilsch, A. (Eds.). (2019). Humans at work in the digital
age: forms of digital textual labor. Routledge.
Rudito, P., & Sinaga, M. F. (2017). Digital mastery, Membangun
kepemimpinan digital untuk memenangkan era disrupsi.
Gramedia Pustaka Utama.
Rugg-Gunn, M. (2023). Managing Talent: A Short Guide for the
Digital Age. Taylor & Francis.
Rusdiana, & Zaqiyah, Q. Y. (2022). Manajemen Perkantoran
Modern. Penerbit Insan Komunika Jurusan Ilmu Komunikasi
UIN SGD Bandung.
Rusmana, A. (2019). The Future of Organizational Communication
In The Industrial Era 4.0: Book Chapter Komunikasi
Organisasi. Media Akselerasi.
Silviani, I. (2020). Komunikasi Organisasi. Scopindo Media
Pustaka.
Sinambela, E. A., Lelo Sintani, Winanto Nawarcono, Kamaruddin,
M. J., & Fachrurazi, H. (2023). Manajemen Bisnis Digital.
Cendikia Mulia Mandiri.
Sulaksono, H. (2015). Budaya organisasi dan kinerja.
Deepublish. Sutrisno, H. E. (2019). Budaya organisasi. Prenada
Media.
Tanjung, R., Haloho, R. D., Hasibuan, A., Butarbutar, M., Lie, D.,
Ramdhani, R. F., & Silalahi, M. (2022). Pengantar Manajemen
Modern. Yayasan Kita Menulis.

194
BUDAYA ORGANISASI DI ERA DIGITAL: Membangun Keunggulan Bersaing dan Meraih Kesuksesan

Trihastuti, A. E. (2019). Komunikasi Internal Organisasi.


Deepublish.
Wakil, A., Cahyani, R. R., Harto, B., Latif, A. S., Hidayatullah, D.,
Simanjuntak, P., & Sihombing, F. A. (2022). Transformasi
Digital Dalam Dunia Bisnis. Global Eksekutif Teknologi.
Wiblen, S. (Ed.). (2021). Digitalised talent management:
Navigating the human-technology interface. Routledge.
Wibowo, H. S. (2023). Penguatan Literasi Digital: Menguasai
Dunia Literasi di Era Digitalisasi. Tiram Media.
Widioatmodjo, S. (2016). New business model in digital age. Elex
Media Komputindo.
Wikansari, R., Sri Mulyono, Kustina, K. T., Supraptiningsih, J. D.,
Wendy Liana, S. T., Sofyanty, D., & Liestyowati, M. E. (2022).
Manajemen Konflik. Cendikia Mulia Mandiri.
Young, J. (2021). Leadership Resilience in a Digital Age.
Routledge. Zartman, I. W. (2007). Negotiation and conflict
management:
Essays on theory and practice (Vol. 1). Routledge.
Zazin, H. N. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Konflik:
Strategi Mengelola Konflik dalam Inovasi Organisasi dan
Pendidikan di Madrasah/Sekolah yang Unggul. Absolute
Media.
Zebua, R. S. Y., Harto, B., Mu'in, F., Hamid, H., Purwaningrum, E.
K., Bara, A. B., & Rohmatullah, N. (2023). KEPEMIMPINAN
PUBLIK DI ERA 5.0. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Zebua, R. S. Y., Hendriyani, C., Sukmadewi, R., Thaha, A. R.,
Tahir, R., Purbasari, R., & Subagja, A. D. (2023). BISNIS
DIGITAL: Strategi Administrasi Bisnis Digital Untuk
Menghadapi Masa Depan. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia.

195

Anda mungkin juga menyukai