Anda di halaman 1dari 44

A TO Z

ALL ABOUT
RABIES
Brian Eka Rachman, dr., Sp.PD, FINASIM
POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Rabies/penyakit anjing gila adalah suatu penyakit infeksi akut pada


susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies.

Penyakit ini bersifat zoonotik yaitu penyakit dapat ditularkan dari


hewan ke manusia melalui gigitan hewan penular rabies.

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk


menyembuhkan rabies namun penyakit ini dapat dicegah melalui
penanganan kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) sedini
mungkin.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI

Fooks, A., Cliquet, F., Finke, S. et al. Rabies. Nat Rev Dis Primers 3, 17091 (2017). https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.91
RABIES DI INDONESIA 2017 – 2023
120000 120
111 111 104229
100826 105
100000 102 100

80617 82634
80000 74754 80

60000 57257 62 60
48944 53

40000 40 40
74888
67625
57887 56797
51581
20000 42773 20

0 0
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
GHPR VAR Kematian

Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2022


GHPR = Gigitan Hewan Penular Rabies, VAR = Kasus digigit yang diberi Vaksin Anti Rabies, LYSSA = Positif rabies dan mati
Kalimantan Barat 13

JUMLAH KEMATIAN Nusa Tenggara Barat 10


AKIBAT RABIES (LYSSA) DI
INDONESIA TAHUN 2021 Sulawesi Utara 9

Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2022 Sulawesi Selatan 7

Gorontalo 6

Maluku 6

Nusa Tenggara Timur 4

Sumatera Utara 3

Sumatera Selatan 2

Sulawesi Tengah 1

Sulawesi Barat 1

0 2 4 6 8 10 12 14
ETIOLOGI
ETIOLOGI & STRUKTUR VIRUS RABIES
• Agen penyebab rabies adalah virus dari
genus lyssa virus dan termasuk ke dalam
family Rhabdoviridae.
• Virus ini bersifat neurotropic, berbentuk
menyerupai peluru dengan panjang 130 –
300 nm dan diameter 70 nm
• Virus rabies dapat bertahan pada
pemanasan dalam beberapa waktu lama.
• Pemanasan suhu 560C: bertahan selama 30
menit
• Pemanasan kering mencapai suhu 1000C:
bertahan selama 2-3 menit.
• Suhu udara panas (air liur) : bertahan
selama 24 jam.

Fooks, A., Cliquet, F., Finke, S. et al. Rabies. Nat Rev Dis Primers 3, 17091 (2017). https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.91
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
POHON FILOGENETIK
PHYLOGROUPS LYSSAVIRUS
DAN SPESIESNYA MASING-
MASING

Fooks AR, Banyard AC, Horton DL, Johnson N, McElhinney LM, Jackson AC. Current status of rabies and
prospects for elimination. Lancet. 2014;384(9951):1389-1399. doi:10.1016/S0140-6736(13)62707-5
CARA
PENULARAN
DAN MASA
INKUBASI
CARA PENULARAN DAN MASA INKUBASI

Cara penularan rabies:

• Gigitan
• Non gigitan
• goresan cakaran atau jilatan pada kulit terbuka/mukosa

Masa inkubasi penyakit rabies Menurut WHO rata-rata 30 – 90 hari

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
PATOGENESIS
PATOGENESIS

Fooks AR, Banyard AC, Horton DL, Johnson N, McElhinney LM, Jackson AC. Current status of rabies and
prospects for elimination. Lancet. 2014;384(9951):1389-1399. doi:10.1016/S0140-6736(13)62707-5
PENYEBARAN VIRUS
RABIES DALAM
SISTEM SARAF

Fooks, A., Cliquet, F., Finke, S. et al. Rabies. Nat Rev Dis Primers 3, 17091 (2017). https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.91
MEKANISME
PENGHINDARAN
SISTIM IMUN

Fooks, A., Cliquet, F., Finke, S. et al. Rabies. Nat Rev Dis Primers 3, 17091 (2017). https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.91
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS: PADA MANUSIA
• Demam, lemas, lesu, tidak nafsu makan/anoreksia, insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan
Tahap
Prodromal

• Kesemutan atau rasa panas (parestesi) di lokasi gigitan, cemas, reaksi berlebihan terhadap rangsang
Tahap sensorik
Sensoris

• Gangguan neurologis: bingung, gelisah, halusinasi


• Perubahan perilaku: agresif
Eksitasi • Fobia: hidrofobia, aerofobia, fotofobia
(80%; 5 • Gejala lain: spasme otot, hiperlakrimasi, hipersalivasi, hyperhidrosis, dilatasi pupil
hari)

• Paralisis otot
Paralisis
(30%; 13
• Penurunan kesadaran
hari)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
SPEKTRUM KLINIS

Fooks, A., Cliquet, F., Finke, S. et al. Rabies. Nat Rev Dis Primers 3, 17091 (2017). https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.91
TATALAKSANA
PENDERITA
RABIES
PENDEKATAN DIAGNOSIS RABIES

Fooks, A., Cliquet, F., Finke, S. et al. Rabies. Nat Rev Dis Primers 3, 17091 (2017). https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.91
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan

• Fluorescent Antibodies Test (FAT) (antigen virus)


• Isolasi virus
• PCR (Polymerase Chain Reaction)
• Mikroskopis: Negri Bodies

Virus rabies dapat diisolasi dari air liur, konjungtiva, cairan


serebrospinal dan urin penderita

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
CARA MENDIAGNOSIS RABIES PADA MANUSIA
DAN HEWAN

WHO Expert Consultation on Rabies, 2018


DETEKSI IMUNOHISTOKIMIA
NUKLEOPROTEIN DAN
KEMOKIN VIRUS RABIES PADA
JARINGAN YANG TERINFEKSI

Fooks AR, Banyard AC, Horton DL, Johnson N, McElhinney LM, Jackson AC. Current status of rabies and
prospects for elimination. Lancet. 2014;384(9951):1389-1399. doi:10.1016/S0140-6736(13)62707-5
MANAJEMEN KLINIS RABIES

Fooks, A., Cliquet, F., Finke, S. et al. Rabies. Nat Rev Dis Primers 3, 17091 (2017). https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.91
PENANGANAN PENDERITA RABIES
Segera dirujuk ke rumah sakit

Infus cairan Ringer Laktat atau NaCl 0,9%

Antikonvulsan (bila diperlukan) dan sebaiknya penderita difiksasi selama di perjalanan

Dirawat di ruang isolasi

Pengobatan simptomatis dan suportif termasuk antibiotika bila diperlukan

Petugas medis/paramedis:
• Vaksin antirabies
• Menggunakan alat pelindung diri
• Tatalaksana pencegahan rabies

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
KATEGORI PAJANAN DAN REKOMENDASI
TATALAKSANA MENURUT WHO
Jenis kontak (dengan hewan peliharaan tersangka
Kategori atau konfirmasi, hewan liar yang tidak dapat Rekomendasi tatalaksana
diobservasi)
▪ Menyentuh atau memberi makan hewan ▪ Cuci bekas jilatan
I
▪ Jilatan pada kulit ▪ Tidak diberikan VAR atau SAR
Luka gores kecil atau lecet tanpa perdarahan ▪ Cuci luka dan rawat luka
▪ Segera berikan VAR, hentikan VAR bila hasil
II observasi 10 hari hewan sehat atau hasil
pemeriksaan laboratorium hewan negative
rabies
▪ Gigitan atau cakaran yang menimbulkan luka ▪ Cuci luka dan rawat luka
transdermal baik satu atau banyak, jilatan pada ▪ Segera berikan SAR + VAR, hentikan VAR bila
III kulit yang rusak hasil observasi 10 hari hewan sehat atau hasil
▪ Kontaminasi mukosa dengan air liur karena pemeriksaan laboratorium hewan negative
jilatan hewan rabies

Sumber: www.who-rabies-bulletin.org/About_Rabies/ Prevention_Humans.aspx


PENCEGAHAN
PENCEGAHAN RABIES: PADA MANUSIA

Sebelum Pajanan

• Vaksin Anti Rabies (VAR)

Setelah Pajanan

• Cuci luka
• Vaksin Anti Rabies (VAR)
• Serum Anti Rabies (SAR)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
PENCEGAHAN RABIES: Paska Pajanan

Pencucian luka

• Sabun + air mengalir 15 menit

Pemberian Antiseptik

• Povidon iodine atau alkohol 70%, atau zat antiseptik lainnya

Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
VAKSIN ANTI RABIES (VAR)

Pre-Exposure Post Exposure


Prophylaxis Prophylaxis
(PrEP) (PEP)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
PRE EXPOSURE PROPHYLAXIS (PREP)
Purified Vero Rabies Vaccine/PVRV Purified Chick Embriyo Cell-culture
(Verorab®) Vaccine/PCECV (Rabipur®)

Cara Cara
Dosis Waktu Pemberian Dosis Waktu Pemberian
Pemberian Pemberian
0,5 ml IM pada ▪ Hari ke – 0 (1 dosis) 1 ml IM ▪ Hari ke 0 (1 dosis)
lengan atas ▪ Hari ke – 7 (1 dosis) ▪ Hari ke 7 (1 dosis)
(musculus ▪ Hari ke – 21 (1 ▪ Hari ke 21 (1 dosis)
deltoid) dosis) atau 28 atau 28

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
POST EXPOSURE PROPHYLAXIS (PEP)
Purified Vero Rabies Vaccine/PVRV Purified Chick Embriyo Cell-culture
(Verorab®) Vaccine/PCECV (Rabipur®)
Dosis Cara Cara
Waktu Pemberian Dosis Waktu Pemberian
Anak Dewasa Pemberian Pemberian

0,5 ml 0,5 ml IM ▪ Hari ke 0 (2 1 ml IM ▪ Hari ke 0 (2 dosis;


dosis; lengan lengan atas kanan
atas kanan dan dan kiri atau paha
kiri atau paha kanan dan kiri
kanan dan kiri untuk anak < 1
untuk anak < 1 tahun)
tahun) ▪ Hari ke 7 (1 dosis)
▪ Hari ke – 7 ( 1 ▪ Hari ke 21 (1 dosis)
dosis)
▪ Hari ke - 21 (1
dosis)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
TATALAKSANA KASUS GIGITAN YANG MEMILIKI
RIWAYAT PEMBERIAN VAR LENGKAP

Waktu Digigit Tatalaksana

< 3 bulan Tidak perlu vasksinasi

3 bulan – 12 bulan Vasksinasi 1 dosis

>12 bulan Vaksinasi lengkap

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
SERUM ANTI RABIES (SAR)

Pemberian SAR untuk luka risiko tinggi atau luka kategori III dan belum
pernah mendapatkan PrEP

Tujuan: untuk memberikan kekebalan pasif dalam 7 hari pertama

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
JENIS SERUM ANTI RABIES (SAR)

Serum Homolog (Human Rabies Serum Heterolog (Equine


Immunoglobulin/ HRIG) Rabies Immunoglobulin/ ERIG)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
Serum Homolog (Human Rabies Equine Rabies Immunoglobulin (ERIG)
Immunoglobulin/ HRIG)

Dosis Cara Dosis Cara Waktu


Waktu Pemberian
Anak Dewasa Pemberian Anak Dewasa Pemberian Pemberian

20 IU/ 20 IU/kg Infiltrasi di Bersamaan 40 IU/ 40 IU/kg Infiltrasi di Bersamaan


kg BB BB sekitar luka dengan kg BB BB sekitar luka dengan
sebanyak pemberian sebanyak pemberian VAR
mungkin, VAR hari ke-0 mungkin, hari ke-0
sisanya sisanya
disuntikkan disuntikkan
secara secara
intramuscul intramuscular
ar. di regio gluteal

HRIG (telah mendapat izin edar dari BPOM)


Kemasan : Vial 2 ml (1 ml = 150 IU)
Dosis : 20 IU/kgBB
Tidak perlu skin test
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
ALUR
KOORDINASI
& PELAPORAN
TATALAKSANA
KASUS GIGITAN
HEWAN
PENULAR
RABIES

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
Masyarakat
ALUR KOORDINASI
& PELAPORAN Rabies
(Kemenkes RI 2020) Puskeswan Rumah Sakit
Center

Disnak Dinkes
Lap Bulanan Kab/Kota Kab/Kota

Lap Bulanan Disnak Prov Dinkes Prov

Ditjen
Lap Bulanan Peternakan Ditjen P2P
& Kesehatan
KESIMPULAN
Rabies/penyakit anjing gila adalah suatu penyakit infeksi akut pada
susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies

Bila sudah menunjukkan tanda dan gejala, angka kematian mencapai


99%

Terapi bersifat simtomatik dan suportif

Pencegahan dapat dilakukan dengan pencucian luka, pemberian vaksin


anti rabies (VAR), dan serum antirabies
42
REFERENSI
• Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2022
• Fooks, A., Cliquet, F., Finke, S. et al. Rabies. Nat Rev Dis Primers 3, 17091
(2017). https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.91
• Fooks AR, Banyard AC, Horton DL, Johnson N, McElhinney LM, Jackson AC.
Current status of rabies and prospects for elimination. Lancet.
2014;384(9951):1389-1399. doi:10.1016/S0140-6736(13)62707-5
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Buku Saku Petunjuk
Teknis Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Indonesia.
• www.who-rabies-bulletin.org/About_Rabies/ Prevention_Humans.aspx
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai