Anda di halaman 1dari 3

OBAT – OBAT SISTEM PERNAFASAN

Saluran nafas berfungsi untuk mengambil oksigen yang penting bagi kehidupan dan mengeluarkan
karbon dioksida. Obat – obat pada sistem pernafasan dikategorikan menjadi beberapa bagian
berdasarkan kondisi dan gejala tertentu.

1. Obat Batuk
 Tujuan terapi :
Menghilangkan gejala batuk
Menghilangkan penyakit/kondisi penyebab batuk
 Strategi terapi :
Menggunakan obat-obat antitusif atau ekspektoran
Menggunakan obat-obat sesuai dengan penyebabnya
Menghentikan penggunaan obat-obat penyebab batuk
a. Antitusif
Untuk menekan batuk kering.
b. Ekspektoran
Dimaksud unguk memudahkab ekspektorasi (batuk).
c. Mukolitik
Mempercepat ekspektorasi dan mengurangi viskositas sputum.
2. Obat – obat Asma
Gangguan inflammatori kronik dari saluran pernafasan dimana terdapat banyak sel dan
elemen selular yang memainkan peranan terutama: sel mast, eosinofil, makrofag, neutropil,
dan sel epitelial.

Terapi Farmakologik
6 kelas agen terapetik yang saat ini diindikasikan untuk penanganan asma:
a. Agonis reseptor B adrenergik
b. Glukokortikoid
c. Inhibitor leukotrien
d. Hormon
e. Metilsantin
f. Inhibitor IgE

1) Agonis reseptor B adrenergik


 Indikasi : asma akut parah, profilaksis asma, mengurangi gejala.
 Efek samping : tremor, takikardia, palpitasi, sakit kepala, gugup.

2) Glukokortikoid
 Indikasi : inflamasi, mengurangi gejala asma
 Efek samping : penurunan sistem imun, moonface, osteoporosis

3) Metilsantin
 Inhibisi fosfodiesterase sehingga menghambat pengubahan cAMP menjadi AMP
yang selanjutnya meningkatkan bronkodilasi.
 Efek samping : Vasokonstriksi serebral

4) Inhibitor IgE
 MK : mengikat IgE pada Fc sehingga tak dapat berikatan dengan reseptor IgE pada sel
mast dan basofil sehingga mencegah reaksi alergi.
 Indikasi : untuk dewasa dan remaja lebih dari 12 tahun dengan alergi dan asma
persisten sedang hingga parah.
 Efek samping : anafilaktik.

3. Obat Histamin dan Antihistamin


a. Histamin dan serotonin (5-hydroxytryptamine) : amin biologik yang terdapat dalam
berbagai macam jaringan yang penting dalam fungsi fisiologik.
b. Antihistamin Obat yang mempunyai efek melawan efek histamin dengan cara memblok
reseptor H1.

4. Serotin dan Antiserotin


 Serotonin adalah neurotransmiter, zat kimia yang digunakan untuk membawa pesan
antar neuron. Meskipun hanya sekitar 1% dari serotonin tubuh berada di otak, serotonin
memiliki efek mendalam pada fungsi otak. 99% sisanya membantu membawa pesan di
tempat lain di tubuh, seperti sumsum tulang belakang dan otot.
a. Mekanisme Kerja Serotin
Serotonin bekerja langsung menstimulasi otot polos dan juga menstimulasi serabut saraf
dan efek ini sulit untuk dipisahkan. Pada kulit terlihat kemerahan menyala yang
menunjukan vasodilatasi beberapa pembuluh darah kecil khusunya venula.
Secara fisiologis serotonin mempunyaio peranan dalan regulasi motilitas saluran cerna
dan juga sebagai neurotransmiter nonkholinergik pada beberapa daerah di SSP.
b. Fungsi Serotin
 Pada darah : Ketika menggumpal, trombosit akan mengeluarkan simpanan
serotonin yang berfungsi sebagai vasokonstriktor dan membantu mengatur
hemostasis dan pembekuan darah. Serotonin juga berkontribusi
dalam pertumbuhan beberapa jenis sel yang turut berperan dalam
penyembuhan luka.
 Pada tekanan darah : biasanya efek trifasik dimulai dengan penurunan tekanan
darah terutama karena stimulasi aferen ventrikular, diikuti oleh suatu
peningkatan tekanan darah karena efek vasokon striktor dan stimulasi
kemoreseptor
 Pada pembuluh darah : menyebabkan vasokronstriksi, oleh karena itu serotonin
disebut juga sebagai vasotonin. Efek ini terutama terlihat jelas pada pembuluh
darah ginjal, selaput otak dan paru-paru.
 Pada sistem respirasi : serotonin menstimulasi langsung otot polos bronkus
(bronkhokontiksi) pada berbagai binatang dan paba penderita asma.
 Pada saraf ; Stimulasi ujung saraf sensoris menimbulkan rasa nyeri hebat.
 Pada saluran cerna : motilitas saluran cerna ditingkatkan oleh serotonin. Hal ini
secara lokal disebabkan oleh efek langsung pada otot polos tetapi dalam ukuran
besar disebabkan oleh stimulasi sel ganglion dalam fleksus mienterikus dan
sentisisasi ujung saraf aferen yang memulai aksi peristaltik lokal
 Pada otot polos lain : menstilulasi otot polos uterus
c. Efek Serotin
Efek serotonin sangat kompleks dan tidak dipahami sepenuhnya. Terlalu sedikit serotonin
dapat menyebabkan depresi, dan obat-obatan yang meningkatkan kadar serotonin otak
(selective serotonin reuptake inhibitor, atau SSRI) dapat mengurangi depresi. Namun,
obat-obatan tersebut juga dapat menyebabkan efek samping seperti insomnia,
kecemasan dan hilangnya libido.

 Antiserotonin adalah obat-obat yang dapat melawan efek serotonin. Serotonin


mempunyai banyak macam efek sehingga obat antiserotonin umumnya hanya dapat
menghambat sebagian efek serotonin yang banyak tersebut. Jadi, antiserotoin bekerja
pada reseptor serotonin pada organ tertentu saja.
a. Mekanjsme Kerja Antiserotin
Obat antiserotonin bekerja menghambat secara bersaing (antagonis kompetitif)
dengan serotonin untuk menempati reseptor serotonin yang sama. Oleh karena efek
serotonin banyak macamnya, terdapat bermacam2 mekanisme kerja antiserotonin
b. Penggolongan Antiserotin
1) Golongan antihistamin, termasuk siproheptadin, etilendiamin, dan fenotiazin.
2) Golongan alkaloid ergot, termasuk metisergid, asam lisergat dietilamid (LSD), dan
Bromo LSD.
3) Golongan senyawa indol, termasuk derivat gramin, harmin, triptamin.
4) Golongan penghambat adrenergik, termasuk fenoksibenzamin dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai