Anda di halaman 1dari 45

HAZ-01-01

Peraturan Pengelolaan
Limbah B3

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #1


Struktur Perundang-Undangan

UU 32/2009 jo Perppu 2/2022 UU 23/2014 jo 2/2015


UU

Perlindungan dan Pengelolaan Pemerintahan Daerah


Lingkungan Hidup

PP 22/2021 PP 5/2021
PP

Penyelenggaraan Perlindungan Penyelenggaraan Perizinan


dan Pengelolaan LH (BAB VII) Berusaha Berbasis Risiko

Tata Cara dan Persyaratan Simbol dan Label


PerMen dan

Pengelolaan Limbah B3 PerMen LH 14/2013


KepDIrjen

Permen LHK No. 6/2021 Pengangkutan


Pengelolaan Limbah di KepDirJen HubDar 725/2004
Pelabuhan Tanggap Darurat LB3
Permen LH 5/2009 Permen LHK 74/2019

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #2


Pengertian Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah sisa suatu


usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

PP 22/2021 dan Permen LHK 06/2021

Paradigma Limbah B3 tidak bersifat end of pipe, namun


bersifat up the pipe

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #3


Pengertian Bahan Berbahaya dan
Beracun
Bahan Berbahaya dan Beracun adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena
✔ sifat,
✔ konsentrasi,
✔ dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung,
✔ dapat mencemarkan ;
✔ dan/atau merusakkan lingkungan hidup,
✔ dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
✔ kesehatan,
✔ serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #4


Kewajiban Penghasil Limbah B3
“From Cradle to Grave”

• Pengurangan
• Penyimpanan
• Pengumpulan
• Pengangkutan
• Pemanfaatan
• Pengolahan
• Penimbunan/
• Dumping

Mencegah dan menanggulangi, serta


memulihkan lingkungan akibat pencemaran
Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #5
Prinsip Pengelolaan LB3

Sustainable From Cradle to


Development Grave

Near the Source Minimization

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #6


Interaksi Pengelola Limbah
B3
Pengangkut

Pengolah

Pengangkut

Pengangkut Pengangkut
Penghasil Pengumpul Penimbun

Pengangkut

Pemanfaat

Enam Pihak Pengelola Limbah B3


Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #7
Tata Cara & Persyaratan Pengelolaan
LB3

• Lingkup Permen 6/2021


• Penetapan status LB3

• Pengurangan LB3

• Penyimpanan LB3

• Pengumpulan LB3

• Pengangkutan LB3

• Pemanfaatan LB3
• Pengolahan LB3
• Penimbunan LB3

• Dumping (Pembuangan) Limbah


• Perpindahan Lintas Batas LB3
• Permohonan Penerbitan Pertek & SLO LB3

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #8


1. Penghasil

✔Wajib melakukan :
❖ Pengurangan LB3 (Reduksi LB3)
❖ Penyimpanan LB3
❖ Pemanfaatan, Pengolahan, dan Penimbunan LB3, jika tidak
mampu LB3 dapat diserahkan kepada Pemanfaat,
Pengolahan dan/atau Penimbun LB3

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #9


Pengurangan Limbah B3

Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui:

SUBSTITUSI BAHAN, MENGGUNAKAN TEKNOLOGI


RAMAH LINGKUNGAN

MODIFIKASI PROSES,

Laporan mengenai pelaksanaan


Pengurangan Limbah B3. WAJIB
disampaikan secara tertulis kepada
Menteri LHK setiap 6 bulan sekali

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #10


1. Penghasil

✔Penyimpanan Limbah B3 yang memiliki tingkat kontaminasi radioaktif


≥1 Bq/cm2 atau konsentrasi aktivitas sebesar:
a. 1 Bq/gr untuk tiap radionuklida anggota deret uranium dan
thorium;atau
b. 10 Bq/gr untuk kalium,
wajib dilakukan intervensi paparan technologically enhanced naturally
occurring radioactive material (TENORM) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
✔Dilarang melakukan pencampuran LB3 yang disimpan.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #11


1. Penghasil

✔Penyimpanan wajib memenuhi:


❖ Standar Penyimpanan LB3 yang diintegrasikan ke dalam NIB (bagi
Penghasil LB3 dari usaha/kegiatan wajib SPPL); dan/atau
❖ Rincian teknis Penyimpanan LB3 yang dimuat dalam Persetujuan
Lingkungan bagi
╺ Penghasil LB3 dari usaha/kegiatan wajib Amdal atau UKL-
UPL; dan
╺ Instansi Pemerintah yang menghasilkan LB3.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #12


1. Penghasil
✔Standar Penyimpanan LB3 meliputi:
a. LB3 yang disimpan terlindungi dari hujan dan tertutup;
b. Memiliki lantai kedap air;
c. Dilengkapi dengan simbol dan label LB3;
d. LB3 dikemas dengan menggunakan kemasan dari bahan logam
atau plastik;
e. Kemasan mampu mengungkung LB3 untuk tetap berada di dalam
kemasan;
f. Memiliki penutup yang kuat.
g. Kondisi kemasan tidak bocor, tidak berkarat, dan tidak rusak.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #13


1. Penghasil

✔ Rincian Teknis Penyimpanan LB3 meliputi:


a. Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah LB3 yang akan disimpan;
b. Dokumen yang menjelaskan tentang tempat Penyimpanan LB3;
c. Dokumen yang menjelaskan tentang pengemasan LB3;
d. Persyaratan Lingkungan Hidup; dan
e. Kewajiban pemenuhan rincian teknis Penyimpanan LB3.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #14


1. Penghasil

▪ Nomor induk berusaha atau Persetujuan Lingkungan wajib


dirubah dalam hal terjadi perubahan terhadap persyaratan (Pasal
293):

a. Nama Limbah B3 yang disimpan;

b. Lokasi tempat Penyimpanan Limbah B3; dan/atau

c. Desain dan kapasitas fasilitas Penyimpanan Limbah B3.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #15


1. Penghasil (lanjutan)

Ketentuan Penyimpanan Limbah B3 paling lama:


1. 90 hari sejak LB3 dihasilkan, untuk LB3 yang dihasilkan ≥ 50
kg/hari
2. 180 hari sejak LB3 dihasilkan, untuk LB3 yang dihasilkan < 50
kg/hari untuk kategori 1
3. 365 hari sejak LB3 dihasilkan, untuk LB3 yang dihasilkan < 50
kg/hari untuk LB3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan sumber
spesifik umum
4. 365 hari sejak LB3 dihasilkan untuk LB3 kategori 2 dari sumber
spesifik khusus

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #16


1. Penghasil

▪ Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan


Penyimpanan LB3 yang menjadi bagian dalam pelaporan
dokumen lingkungan, dan disampaikan kepada:
1. Bupati/wali kota, untuk Penghasil LB3 dari Usaha dan/atau
Kegiatan wajib SPPL; dan/atau
2. Pejabat Penerbit Persetujuan Lingkungan sesuai dengan
kewenangannya untuk Penghasil LB3 dari Usaha dan/atau
Kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL.
▪ Laporan kegiatan Penyimpanan LB3 disampaikan paling sedikit 6
bulan sekali sejak NIB dan/atau Persetujuan Lingkungan diterbitkan.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #17


2. Pengumpul

✔ Pengumpul wajib memiliki:


❖ Persetujuan Lingkungan; dan
❖ Perizinan Berusaha untuk kegiatan bidang usaha Pengelolaan LB3.
✔ Untuk mendapatkan Persetujuan Lingkungan, Pengumpul LB3 wajib
memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan LB3
✔ Pengumpul LB3 dilarang:
❖ melakukan pemanfaatan dan/atau pengolahan terhadap LB3 yang
dikumpulkan;
❖ menyerahkan limbah yang dikumpulkannya kepada Pengumpul LB3
lainnya; dan
❖ melakukan pencampuran LB3

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #18


2. Pengumpul

✔ Waktu penyimpanan LB3 untuk Pengumpulan LB3 paling lama 90


hari sejak LB3 diserahkan oleh Penghasil LB3.
✔ Apabila Pengumpul akan melakukan ekspor, dilakukan dalam
batasan waktu penyimpanan paling lama 90 hari.
✔ Melaporkan pelaksanaan Pengumpulan LB3 paling sedikit 6 bulan
sekali sejak Persetujuan Teknis diterbitkan.
✔ Laporan disampaikan melalui laman https://plb3.menlhk.go.id
dengan bukti pelaporan berupa tanda terima elektronik.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #19


3. Pengangkut

1) Pengangkutan LB3 wajib dilakukan oleh Pengangkut LB3 yang


memiliki perizinan berusaha di bidang pengangkutan LB3.
2) Kegiatan Pengangkutan LB3 wajib memenuhi ketentuan:
a. Alat angkut LB3; dan
b. Rekomendasi pengangkutan LB3; dan
c. Festronik Pengangkutan LB3.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #20


3. Pengangkut – Alat Angkut

✔ Pengangkutan LB3 wajib dilakukan dengan ketentuan:


a. Alat angkut tertutup untuk LB3 kategori 1: atau
b. Alat angkut terbuka atau tertutup untuk LB3 kategori 2.
✔ Alat angkut meliputi:
a. Angkutan jalan;
b. Perkeretaapian; dan/atau
c. Angkutan laut, sungai, danau, dan penyeberangan.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #21


3. Pengangkut – Rekomendasi
Pengangkutan LB3

▪ Pengangkut LB3 wajib memiliki:


a. Rekomendasi pengangkutan LB3; dan
b. Perizinan berusaha di bidang pengangkutan LB3.
▪ Untuk memperoleh rekomendasi pengangkutan LB3, Pengangkut
LB3 wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Menteri
dan dilengkapi dengan:
a. persyaratan umum; dan
b. persyaratan khusus.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #22


3. Pengangkut – Rekomendasi
Pengangkutan LB3

✔ Kewajiban memiliki rekomendasi pengangkutan LB3 dikecualikan


terhadap:
a. Kegiatan pengangkutan LB3 yang dilakukan di dalam wilayah
kerja sesuai dengan Persetujuan Lingkungan dan tidak
melewati jalan umum;
b. Kegiatan pengangkutan LB3 berupa angkutan kapal dari
fasilitas di lepas pantai (offshore) ke fasilitas di darat (onshore)
di wilayah kerja.
c. Kegiatan Pengangkutan LB3 untuk tujuan penelitian.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #23


3. Pengangkut

✔ Kewajiban Pengangkut LB3 meliputi:


a. Melakukan pengangkutan LB3 sesuai rekomendasi
pengangkutan dan perizinan berusaha;
b. Membuat Festronik dan melakukan rekapitulasi pengangkutan
LB3; dan
c. Melaporkan Festronik dan rekapitulasi pengangkutan LB3
kepada Menteri (tembusan kepada menteri perhubungan), paling
sedikit 1 kali dalam 6 bulan.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #24


4. Pemanfaat

✔Pemanfaatan LB3 meliputi pemanfaatan LB3 sebagai:


❖ Substitusi bahan baku
❖ Substitusi sumber energi
❖ Bahan baku
❖ Disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
✔Untuk dapat melakukan Pemanfaatan Limbah B3, setiap perhasil LB3
wajib memiliki:
a. Persetujuan Lingkungan; dan
✔Untuk mendapatkannya Penghasil LB3 wajib memiliki Persetujuan
Teknis Pengelolaan LB3 untuk kegiatan Pemanfaatan LB3.
b. Perizinan Berusaha.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #25


4. Pemanfaat

▪ Persetujuan Teknis untuk Pemanfaatan LB3 wajib diubah dalam hal


terjadi perubahan pada:
a. Nama, kategori, dan karakteristik LB3 yang dimanfaatkan;
b. Teknologi dan kapasitas Pemanfaatan LB3; dan/atau
c. Bahan baku dan/atau bahan penolong berupa LB3 untuk
campuran Pemanfaatan LB3.
▪ Perubahan Persetujuan Teknis menjadi dasar dalam perubahan
Persetujuan Lingkungan.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #26


4. Pemanfaat

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dari sumber


spesifik umum dan khusus (Lampiran IX Tabel 3 dan 4 PP
22/2021), yang akan melakukan Pemanfaatan Limbah B3 dari
sumber spesifik sebagai produk samping dikecualikan dari
kewajiban memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3.

Catatan: Limbah yang dapat diajukan adalah limbah yang


berasal dari satu siklus tertutup produksi yang terintegrasi.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #27


5. Pengolah

Pengolahan LB3 dilakukan dengan cara:


a. Termal;
b. Stabilisasi dan solidifikasi; dan/atau
c. Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, berupa:
1. bioremediasi;
2. elektrokoagulasi; dan/atau
3. Pencucian (tangki kapal (tank cleaning) dan pencucian kemasan
bekas B3/LB3.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #28


5. Pengolah

▪ Untuk dapat melakukan Pengolahan Limbah B3, setiap orang yang


melakukan Pengolahan LB3 wajib memiliki:
a. Persetujuan Lingkungan; dan
🡪 wajib memiliki Persetujuan Teknis Pengelolaan LB3 untuk
kegiatan Pengolahan LB3
b. Perizinan Berusaha.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #29


5. Pengolah

▪ Pengolahan dengan cara termal, wajib melakukan penyimpanan


residu/sisa pembakaran berupa abu dan cairan dari kegiatan
pengolahan.

▪ Pengolahan dengan cara stabilisasi dan solidifikasi, wajib


melakukan Penimbunan LB3 hasil stabilisasi dan solidifikasi di
fasilitas penimbunan akhir LB3.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #30


5. Pengolah

✔Kegiatan Pengolahan Limbah B3 dengan cara:


a. termal; dan
b. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak memiliki SNI,
wajib dilakukan uji coba Pengolahan Limbah B3.
✔Kegiatan uji coba Pengolahan LB3 dilakukan terhadap:
a. peralatan dan teknologi Pengolahan LB3;
b. metode Pengolahan LB3; dan
c. fasilitas Pengolahan LB3.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #31


5. Pengolah

Setiap Orang yang menghasilkan LB3 atau Pengolah LB3 yang


melakukan uji coba Pengolahan LB3 wajib menghentikan
pelaksanaan uji coba Pengolahan LB3 jika hasil uji coba
menyebabkan dilampauinya standar lingkungan hidup.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #32


6. Penimbun

❑ Penimbunan LB3 wajib dilakukan oleh Penghasil LB3, jika tidak


mampu, dapat diserahkan kepada Penimbun LB3.
❑ Penimbunan LB3 dapat dilakukan pada fasilitas Penimbunan
LB3 berupa:
a. Penimbusan akhir;
b. Sumur injeksi;
c. Penempatan kembali di area bekas tambang;
d. Bendungan penampung Limbah tambang; dan/atau
e. Fasilitas Penimbunan LB3 lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #33


6. Penimbun

▪ Memenuhi standar LB3 yang dapat ditimbun.


▪ LB3 wajib uji total konsentrasi zat pencemar sebelum ditimbun.
▪ Untuk dapat melakukan Penimbunan Limbah B3, wajib memiliki:
a. Persetujuan Lingkungan; dan
✔Dilengkapi dengan Persetujuan Teknis.
b. Perizinan Berusaha.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #34


6. Penimbun

▪ Apabila telah diperoleh penetapan penghentian kegiatan


Penimbunan LB3, penanggung jawab wajib melakukan pemantauan
paling singkat:
a. 30 tahun sejak penetapan penghentian kegiatan diterbitkan
(untuk penimbusan akhir dan sumur injeksi);
b. 10 tahun sejak penetapan penghentian kegiatan diterbitkan
(untuk bendungan penampung Limbah Tambang); dan
c. 5 tahun sejak penetapan penghentian kegiatan diterbitkan (untuk
penempatan kembali di area bekas tambang).

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #35


6. Penimbun

▪ Pemantauan paling sedikit meliputi kegiatan:


a. Pemantauan terhadap potensi kebocoran pelindian, dan/atau
kegagalan fasilitas Penimbunan Limbah B3;
b. Pemantauan kualitas lingkungan hidup di sekitar lokasi fasilitas
Penimbunan LB3; dan
c. Pelaporan hasil pemantauan secara berkala.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #36


7. Dumping LB3

▪ Dumping hanya bisa dilakukan oleh Penghasil LB3.


▪ Harus mendapatkan Persetujuan dari Pemerintah Pusat.
▪ Persetujuan ini berlaku untuk kegiatan Dumping LB3 berupa:
a. Tanah; dan
🡪 Ikuti aturan untuk penimbunan LB3
b. Laut.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #37


7. Dumping LB3

▪ Limbah B3 yang dapat dilakukan Dumping ke laut meliputi:


a. Tailing dari kegiatan pengolahan hasil pertambangan; dan
b. Serbuk bor dari hasil pengeboran dan/atau eksplorasi
dan/atau eksploitasi di laut menggunakan Lumpur Bor
berbahan dasar sintetis (synthetic based mud); dan
▪ Sebelum di Dumping wajib dilakukan netralisasi atau penurunan
kadar racun.

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #38


Kewenangan Persetujuan Teknis
Pengelolaan LB3
PLB3 bukan kegiatan PLB3 sebagai kegiatan
utama utama

Kabupaten/Kota Pengumpulan Kabupaten/Kota


(Bupati/Walikota) (Skala Kab/Kota) (Bupati/Walikota)

Provinsi Pengumpulan Provinsi


(Gubernur) (Skala Provinsi) (Gubernur)

KLHK Pengumpulan KLHK


(Menteri LHK) (Skala Nasional) (Menteri LHK)

Pemanfaatan

Pengolahan

Penimbunan

Dumping
Rekomendasi
Pengangkutan Pengangkutan dari KLHK
Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #39
Prinsip Perubahan PP 101/2014 ke PP
22/2021

Penyimpanan - TPS Limbah B3 TERINTEGRASI dengan Persetujuan


Lingkungan

Pemohon yang belum memiliki fasilitas dan/atau melakukan uji coba


pemanfaatan/pengolahan Limbah B3, setelah mendapat Persetujuan
Teknis dilakukan prosedur/mekanisme verifikasi.

Verifikasi memenuhi diterbitkan Surat Persetujuan


Persetujuan Teknis Operasional (SLO) kegiatan.

Verifikasi tidak memenuhi diterbitkan surat penghentian


Persetujuan Teknis sementara

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #40


PRINSIP PERUBAHAN PP 101/2014 ke
PP 22/2021
PENYIMPANAN LIMBAH B3

Tidak ada lagi izin TPS LB3 Selama ini Kewenangan izin TPS LB3 ada di
berdiri sendiri Kab/Kota

Cukup dengan memenuhi persyaratan &


ketentuan teknis TPS LB3 yg ditetapkan

Izin TPS LB3 di integrasikan ke dalam NIB atau Bila terjadi perubahan karena
dokumen Amdal, UKL-UPL pengembangan kegiatan, maka
(tergantung risiko Pelaku Usaha).

Perubahan Dokumen
Amdal, UKL-UPL, atau
disesuaikan dengan
peraturan

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #41


Prinsip Perubahan PP 101/2014 ke
PP 22/2021

IZIN PLB3
Diintegrasikan
Surat PEMENUHAN
PERSETUJUAN PERIZINAN Kelayakan KOMITMEN
LINGKUNGAN BERUSAHA Operasional PERSETUJUAN TEKNIS
Diganti menjadi:
Persetujuan Teknis, dan
Persetujuan dari Pemerintah Verifik
Pusat (untuk kegiatan Dumping) asi / PENGAWASAN
Pembi
naan

NON JASA/
PENGHASIL LB3
(KBLI mengikuti kegiatan induk)

PERSYARATAN Persetujuan Teknis untuk kegiatan penghasil LB3


PERMOHONAN mencakup: pengolahan; pemanfaatan;
PERSETUJUAN penimbunan; dan dumping LB3.
TEKNIS
Izin usaha di
JASA PLB3
(KBLI – Bidang usaha
Menteri LHK
pengolahan LB3)

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #42


Proses Permohonan Persetujuan Teknis Untuk
Penghasil Limbah B3

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #43


Proses Permohonan Persetujuan Teknis Untuk
Jasa Pengelolaan Limbah B3

Menteri, Gubernur,
Bupati/ Walikota
(sesuai kewenangannya)

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #44


Kedudukan Persetujuan Teknis (Pertek)
dalam Persetujuan Lingkungan

Benefita Indonesia HAZ – 01 – 01 #45

Anda mungkin juga menyukai