Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Dan Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Kurikulum 2013. Kel.1
Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Dan Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Kurikulum 2013. Kel.1
1. Latar Belakang
Seorang pendidik atau calon pendidik pada dasarnya tidak hanya diharuskan
mampu mengajar, tetapi juga harus mempunyai kemampuan untuk melakukan
kegiatan.evaluasi dengan baik. Sebelum melakukan evaluasi pembelajaran, seorang
pendidik atau calon pendidik harus memahami apa itu pengertian evaluasi
pembelajaran, tujuan, fungsi, ruang lingkup, prinsip penilaian pembelajaran dan model-
model dari evaluasi pembelajaran serta mampu menyusun prosedur, jenis-jenis, dan
bentuk penilaian pembelajaran. Maka dari itu, penulis dalam artikel ini akan
menjelaskan mengenai konsep dasar evaluasi pembelajaran, karena hal ini sangatlah
penting terutama bagi pendidik maupun yang diorientasikan menjadi seorang pendidik.
2. Isi
A. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dengan demikian, salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik
adalah kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses pembelajaran maupun
penilaian hasil belajar. Evaluasi pembelajaran merupakan satu kompetensi
professional seorang pendidik. Kompetensi tersebut sejalan dengan instrumen
penilaian kemampuan guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan
evaluasi pembelajaran.
1|P age
B. Pengertian Tes, Pengukuran dan Evaluasi
Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil pelaksanaan
tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap
peserta didik. Alat ukur tes dapat berupa tes tertulis (paper and pencil test) dan tes
lisan.
Evaluasi adalah suatu kegiatan atau proses yang yang sistematis, berkelanjutan,
dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas
(nilai dan arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu. Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabaikan oleh
seorang guru maupun dosen. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata,
tetapi evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari
keseluruhan kegiatan pembelajaran yang baik. Evaluasi pembelajaran bertujuan
untuk mengetahui sampai sejauh mana efisiensi proses pembelajaran yang
dilaksanakan dan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
C. Fungsi Evaluasi
Ahja Qohar mengemukakan bahwa, fungsi evaluasi hasil belajar dapat ditinjau
dari segi peserta didik secara individual, dan dari segi program pengajaran. Dari
segi peserta didik secara individu, evaluasi berfungsi untuk mengetahui tingkat
pencapaian peserta didik dalam suatu proses pembelajaran yang meliputi:
1. Menetapkan keefektifan pengajaran dan rencana kegiatan.
2. Memberi basis laporan kemajuan peserta didik
3. Menetapkan kelulusan
2|P age
2. Memberi dasar penyusunan dan penempatan kelompok peserta didik yang
homogen.
3. Diagnosis dan remedial pekerjaan peserta didik.
4. Memberi dasar pembimbingan dan penyuluhan.
5. Dasar pemberian angka dan rapor bagi kemajuan belajar peserta didik.
6. Memberi motivasi belajar bagi peserta didik.
7. Mengidentifikasi dan mengkaji kelainan peserta didik.
8. Menafsirkan kegiatan sekolah ke dalam masyarakat.
9. Untuk mengadministrasi sekolah.
10. Untuk mengembangkan kurikulum.
11. Untuk mengembangkan kurikulum.
Sedangkan menurut rumusan fungsi yang dipaparkan oleh pihak Departemen Agama
RI, Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk:
1. Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki cara
belajar mengajarnya, mengadakan perbaikan bagi peserta didik, serta
menempatkan pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai dengan
tingkat kemampuan yang dimilki oleh peserta didik. 2) Menentukan nilai hasil
belajar peserta didik antara lain diperlukan untuk pemberian laporan pada orang
tua sebagai penentuan kenaikan kelas dan penentuan kelulusan peserta didik.
2. Menjadi bahan untuk menyusun laporan dalam rangka penyempurnaan program
pembelajaran yang sedang berlangsung.
3|P age
dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang
dialami peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu dan untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah evektifitas
mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan
oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik
sedangkan tujuan khusus adalah untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam
menempuh program pendidikan. Tujuan evaluasi pembelajaran dapat diketahui
baik atau tidaknya tergantung dari kualitas proses pembelajaran dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu, dengan demikian ada beberapan tujuan dari evaluasi
pembelajaran antara lain:
1. Untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar
berlangsung, untuk memeberikan balikan bagi penyempurnaan program
pembelajaran.
2. Untuk menentukan nilai (angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta
didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka 36 Evaluasi Pembelajaran
Sekolah Dasar rapor. dan juga dapat dipakai untuk perbaikan proses
pembelajaran secara keseluruhan.
3. Untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk kelas akselerasi atau
ke lembaga pendidikan tertentu.
4. Untuk kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
5. Untuk mengklasifikasikan siswa berdasar tingkat ketuntasan pencapaian
standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
6. Untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki ketrampilanketrampilan
yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauh mana
peserta didik telah menguasai kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum
dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
7. Untuk menyampaikan balikan kepada peserta didik tentang tingkat capaian
hasil belajar pada setiap KD disertai dengan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dilakukan.
8. Untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik yang belum mencapai standar
ketuntasan, pendidik harus melakukan pembelajaran remidial, agar setiap siswa
dapat mencapai standar ketuntasan yang dipersyaratkan.
4|P age
9. Untuk megetahui kemampuan peserta didik yang telah mencapai standar
ketuntasan yang dipersyaratkan, dan dianggap memiliki keunggulan, pendidik
dapat memberikan layanan pengayaan.
10. Untuk mengevaluasi efektifitas kegiatan pembelajaran dan merencanakan
berbagai upaya tindak lanjut.
11. Untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi
dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
5|P age
2. Affektive Domain (Ranah Afektif/ Kemampuan Emosi dan Minat) Terdapat 5
tingkatan yaitu :
a. Penerimaan; Kemampuan menerima dan memahami apa yang disampaikan oleh
pendidik.
b. Responsive; Kemampuan menanggapi atau melibatkan diri terhadap materi yang
diberikan dan siswa mampu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
c. Penghargaan/penilaian; Kemampuan memberi nilai terhadap stimulus, informasi
respon / materi yang diberikan yang informasinya bermanfaat.
d. Pengorganisasian/ mengelola; Kemampuan mengorganisasikan stimulus, materi,
informasi ke dalam system yang dimiliki.
e. Karakterisasi; Kemampuan mengintregasikan nilai menjadi bagian yang terpadu.
3. Psychomotor Domain (ranah psikomotor) Keterampilan motorik halus dan
motorik kasar dalam melakukan tindakan, Terdapat 4 tingkatan yaitu :
a. Menirukan: Kemampuan menirukan apa yang diajarkan oleh guru.
b. Memanipulasi: Kmampuan menambah tindakan-tindakan yang diajarkan
pendidik.
c. Artikulasi/ ketepatan waktu: Kemampuan mengkoordinasikan tindakan-tindakan
secara tepat dan teratur.
d. Naturalisasi: Kemampuan melakukan tindakan secara alami dengan tidak
menggunakan tenaga lebih.
6|P age
Pendekatan saintifik dimaksukan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
menjelaskan, dan menyimpulkan. Pendekatan saintifik memiliki karakteristik
berpusat pada peserta didik, melibatkan keterampilan proses sains dalam
mengkonstruk konsep, hokum, atau prinsip, melibatkan proses kognitif yang
potensial merangsang perkembangan intelek (keterampilan berpikir), serta dapat
mengembangkan karakter peserta didik.
Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang supaya
peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui
kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengkomunikasikan (M. Hosnan, 2014 :34).
7|P age
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah
benar-benar dikuasai dan dicapai.
9|P age
Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang
dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek
berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produkproyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru
meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian,
pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan.
3. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio berangkat dari hasil kerja pesertadidik
secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukanrefleksi
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam
satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau
informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu. Penilaian portofolio dilakukan
dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang
akan dibuat. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau
dibawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat
yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika
memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
4. Penilaian Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sedapat mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka
memperoleh nilai yang sama.
10 | P a g e
3.Kesimpulan
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh
pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh
pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran adalah kegiatan pengendalian penjaminan dan penetapan mutu pembelajaran
terhadap berbagai komponen pembelajaran pada setiap jalur dan jenjang pembelajaran sebagai
bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Penilaian (assessment) adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi
tentang sejauh mana hasil belajar mahasiswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) mahasiswa. Pengukuran dalam bahasa inggris berarti measurement, yang dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada dasarnya
adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar. Tes adalah seperangkat tugas yang
harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang
dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementrian Agama RI
Arikunto Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT
Bumi Aksara.
Elis Ratnawulan. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:Penerbit pustaka
Ida Farida. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Muhammad Afandi.2013. Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar.
Semarang:UNISSULA Press
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu pendekatan Praktis. Jakarta: Rajawali Press
Jurnal. Prof. S. Hamid Hasan, M.A., Ph.D.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Ketua Tim Pengembang Kurikulum 2013
12 | P a g e