Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ETIKA PROFESI

PERMEN ESDM NO. 12 TAHUN 2021

BAB IX : KETENTUAN LAIN-LAIN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Stevan Timoty Mendrofa F1E221003


Meina Innaya F1E221009
Fani Katarina Sinaga F1E221035

DOSEN PENGAMPU :

Ir. Laial Gusri S. T., M. Sc.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS JAMBI

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Peraturan Menteri ESDM
No. 12 Tahun 2021 mengenai BAB IX : Ketentuan Lain-Lain" tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah etika
profesi yang sedang kami tempuh.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga proposal penelitian ini dapat selesai
sebagaimana mestinya. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan terutama pada Bapak Ir. Laial
Gusri S. T., M. Sc. Selaku dosen pengampu mata kuliah etika profesi kami.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik mungkin, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan
segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Jambi, 21 Maret 2024

Kelompok 1

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merupakan sektor vital bagi pembangunan
dan kemajuan Indonesia. Sektor ini menopang berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari
industri, transportasi, hingga rumah tangga. Indonesia memiliki potensi ESDM yang besar, baik
energi terbarukan maupun non-terbarukan. Potensi energi terbarukan seperti matahari, angin, air,
dan panas bumi cukup berlimpah. Sedangkan energi non-terbarukan seperti batubara, minyak
bumi, dan gas alam masih menjadi sumber energi utama di Indonesia.

Pengelolaan sumber daya alam tidaklah mudah di Indonesia mengingat aspek-aspek


ekonomi, sosial, dan lingkungan yang telibat didalamnya. Pengelolaan sumber daya ini tidak
selalu berjalan lancar. Konflik kepentingan antara Perusahaan, Pemerintah, dan Masyarakat lokal
seringkali muncul. Selain itu, dampak lingkungan dari eksploitasi sumber daya alam juga
menjadi perhatian serius.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri ESDM yang bertujuan untuk
mengatur hak dan kewajiban dalam pengolahan sumber daya energi dan mineral. Peraturan ini
memberikan kerangka kerja yang jelas bagi semua pihak terlibat, mulai dari Perusahaan,
pemerintah, hingga Masyarakat. Penerbitan peraturan ini didasari oleh kebutuhan untuk
meningkatkan tata kelola sumber daya alam yang lebih baik, melindungi lingkungan hidup, serta
memastikan bahwa manfaat dari eksploitasi sumber daya alam dinikmati secara adil oleh semua
pihak yang terlibat.

Demi menjaga pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri ESDM
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Hak dan Kewajiban. Terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor
12 Tahun 2021 adalah sebagai respon terhadap dinamika dan tantangan yang dihadapi dalam
sektor ketenagalistrikan. Seiring dengan pertumbuhan industri dan perkembangan teknologi,

3
penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa penyediaan tenaga listrik memenuhi standar
yang mutu, keselamatan, dan keandalan yang ditetapkan semakin meningkat.

B. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari Ketentuan lain-lain yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No.12
Tahun 2021 terkait sumber daya energi mencakup beberapa aspek utama yaitu:

1. Meningkatkan kualitas layanan.


2. Melindungi konsumen.
3. Meningkatkan daya saing.
4. Menjamin keamanan dan keselamatan.
5. Pengelolaan lingkungan hidup

4
BAB II

TEORI ACUAN
Teori acuan yang mendasari Ketentuan lain-lain menurut Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 Tahun 2021 terkait sektor kelistrikan dan dan sumber
daya energi dapat berasal dari berbagai konsep dan prinsip hukum serta teori yang relevan
dengan pengelolaan sumber daya alam dan hak asasi manusia. Dengan memperhatikan teori –
teori acuan, Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2021 dapat merumuskan hak dan
kewajiban yang sesuai untuk menciptakan kerangka kerja yang seimbang, adil dan berkelanjutan
dalam pengelolaan sektor kelistrikan dan sumber daya energi. Beberapa teori acuan yang
mungkin menjadi dasar dalam merumuskan ketentuan lain-lain dalam peraturan ini antara lain :

1. Teori Ekonomi Neo-Klasik:

Teori ini menekankan pada efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya.
Dalam konteks Permen ESDM No. 12 Tahun 2021, teori ini diterapkan untuk:

 Mendorong badan usaha jasa penunjang tenaga listrik untuk mengoptimalkan


penggunaan sumber daya dan meminimalkan biaya.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi usaha jasa penunjang tenaga
listrik.
 Mendorong terciptanya persaingan yang sehat antar badan usaha jasa penunjang
tenaga listrik.

Contoh Penerapan:

 Penetapan standar minimal untuk peralatan dan tenaga kerja.


 Pemberian insentif bagi badan usaha yang mencapai efisiensi dan efektivitas
tertentu.
 Penerapan sistem tender untuk proyek-proyek besar.

5
2. Teori Keagenan:

Teori ini menjelaskan hubungan antara prinsipal (konsumen) dan agen (badan usaha)
dalam situasi di mana terdapat asimetri informasi dan potensi konflik kepentingan. Dalam
konteks Permen ESDM No. 12 Tahun 2021, teori ini diterapkan untuk:

 Memastikan keamanan dan keselamatan kerja dalam usaha jasa penunjang tenaga
listrik.
 Melindungi konsumen dari layanan yang tidak berkualitas.
 Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi badan usaha jasa penunjang tenaga
listrik.

Contoh Penerapan:

 Penetapan standar keamanan dan keselamatan kerja.


 Kewajiban badan usaha untuk memiliki asuransi.
 Pembentukan mekanisme penyelesaian sengketa antara konsumen dan badan
usaha.

3. Teori Kelembagaan:

Teori ini menjelaskan peran dan fungsi lembaga dalam mengatur dan mengelola suatu
sistem. Dalam konteks Permen ESDM No. 12 Tahun 2021, teori ini diterapkan untuk:

 Menetapkan peran dan fungsi Kementerian ESDM, lembaga sertifikasi, dan


lembaga inspeksi dalam pengelolaan usaha jasa penunjang tenaga listrik.
 Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga terkait.
 Memastikan terciptanya tata kelola yang baik dalam usaha jasa penunjang tenaga
listrik.

Contoh Penerapan:

 Pembagian tugas dan tanggung jawab antar lembaga terkait.


 Penetapan standar dan prosedur sertifikasi dan inspeksi.

6
 Penerapan sistem pengawasan dan pembinaan terhadap badan usaha jasa
penunjang tenaga listrik.

7
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 Tahun 2021 mengatur
berbagai hak dan kewajiban yang relevan bagi pelaku usaha dan Lembaga terkait dalam sektor
ketenagalistrikan dan sumber daya energi. Berikut adalah analisis mengenai ketentuan lain-lain
yang diatur dalam peraturan tersebut:

1. Ketentuan Lain-Lain :

 Pasal 93
(1) Setiap lembaga sertifikasi ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (1) dilarang memberikan jasa yang menimbulkan konflik kepentingan.
(2) Setiap pemegang ertifikat Akreditasi wajib mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai persaingan usaha yang sehat.

B. PEMBAHASAN

Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2021 (Permen ESDM 12/2021) mengatur berbagai hak
dan kewajiban bagi pelaku usaha dan lembaga terkait dalam sektor ketenagalistrikan dan sumber
daya energi. Salah satu bagian penting dalam peraturan ini adalah "Ketentuan Lain-lain" yang
terdapat dalam beberapa pasal, termasuk:

1. Pasal 93:

 Pasal 93 ayat (1) melarang lembaga sertifikasi ketenagalistrikan memberikan jasa yang
menimbulkan konflik kepentingan. Hal ini bertujuan untuk menjaga integritas dan
objektivitas lembaga sertifikasi dalam menjalankan tugasnya. Konflik kepentingan dapat
terjadi ketika lembaga sertifikasi memiliki hubungan bisnis atau finansial dengan badan
usaha yang disertifikasinya.
 Pasal 93 ayat (2) mewajibkan pemegang sertifikat akreditasi untuk mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai persaingan usaha yang sehat. Tujuannya adalah
untuk mencegah praktik monopoli dan persaingan tidak sehat dalam usaha jasa
penunjang tenaga listrik.

Analisis:

8
Ketentuan dalam Pasal 93 ini penting untuk memastikan bahwa lembaga sertifikasi dan badan
usaha yang tersertifikasi berperilaku secara profesional dan etis. Hal ini akan meningkatkan
kepercayaan publik terhadap sektor ketenagalistrikan dan sumber daya energi.

2. Ketentuan Lain-lain:

Permen ESDM 12/2021 juga mengatur berbagai ketentuan lain-lain terkait dengan:

 Tata cara penyelesaian sengketa: Mekanisme penyelesaian sengketa antara badan usaha
dan konsumen, serta antara badan usaha dan lembaga sertifikasi/inspeksi.
 Kewajiban penyimpanan dokumen: Badan usaha dan lembaga sertifikasi/inspeksi
diwajibkan untuk menyimpan dokumen terkait dengan kegiatannya selama jangka waktu
tertentu.
 Sanksi: Sanksi administratif yang dapat dikenakan kepada badan usaha dan lembaga
sertifikasi/inspeksi yang melanggar ketentuan dalam Permen ESDM 12/2021.

Kesimpulan:

Ketentuan lain-lain dalam Permen ESDM 12/2021 merupakan bagian penting untuk memastikan
kelancaran dan akuntabilitas penyelenggaraan usaha jasa penunjang tenaga listrik. Dengan
memahami dan mematuhi ketentuan ini, semua pihak yang terlibat dapat berkontribusi terhadap
terciptanya sektor ketenagalistrikan dan sumber daya energi yang handal dan berdaya saing.

Anda mungkin juga menyukai