Anda di halaman 1dari 14

Regulatory Framework

Study

TATA CARA PEROLEHAN WILAYAH USAHA


DAN PENETAPAN TARIF

Oleh: Clarissa Angeline

ADARO GROUP LEGAL SERVICES


2022
Adaro Group Legal Services 2022

I. Pendahuluan
Dalam rangka menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik,
dan harga yang wajar guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, maka dilakukan pekerjaan Pembangunan
Ketenagalistrikan yang dilaksanakan oleh perusahaan yang khusus didirikan untuk melakukan pekerjaan
ketenagalistrikan, dengan kewajiban untuk terlebih dahulu memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan Pembangunan Ketenagalistrikan wajib
dilakukan dengan memerhatikan aspek 5K Ketenagalistrikan, yakni kecukupan, keandalan,
keberlanjutan, keterjangkauan, dan keadilan, serta beberapa persyaratan teknis lainnya sebagaimana
termuat di dalam peraturan perundang-undangan. Pekerjaan Pembangunan Ketenagalistrikan baru
dapat dilaksanakan dengan terlebih dahulu memenuhi Perizinan Berusaha yang diberikan oleh pejabat
pemerintah yang berwenang yang dapat dibuktikan dengan adanya sertifikat atas izin yang diterbitkan
oleh instansi yang berwenang tersebut. Perizinan Berusaha merupakan legalitas yang diberikan kepada
pelaku usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau kegiatannya.
Listrik merupakan sumber daya energi yang mempunyai sifat sebagai barang publik, serta
mendekati kategori barang privat yang disediakan pemerintah (publicly provided private good).
Penyediaan dan pemenuhan kebutuhan listrik merupakan perihal yang menyangkut hidup seluruh
masyarakat sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Listrik merupakan komoditi strategis yang digunakan oleh hampir semua sektor dalam
produksi negara, sehingga kebijakan yang kurang pas akan menyebabkan meningkatnya harga output
yang kemudian akan menurunkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, campur tangan pemerintah
untuk mendorong proses produksi dan distribusi listrik yang lebih merata mutlak diperlukan, terutama
dalam menentukan harga listrik yang terjangkau dan dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas.
Penting juga untuk diketahui bahwa dari tahun ke tahun, perencanaan pekerjaan Pembangunan
Ketenagalistrikan di Indonesia selalu mengalami peningkatan yang fluktuatif baik dari segi volume
material yang dikeruk maupun dari segi biaya pengerukan. Selain itu, dalam rangka pembangunan dan
pengembangan wilayah yang pada awalnya tidak produktif menjadi wilayah yang produktif dilakukan
sebuah pekerjaan Reklamasi. Di mana, atas pembangunan tersebut juga harus diimbangi dengan
konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk menjaga dan
mengurangi kerusakan lingkungan di sekitar lokasi pekerjaan Reklamasi tersebut. Oleh karena itu, pada
Regulatory Framework Study (“RFS”) ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Pengerukan dan Reklamasi
dengan didasarkan pada ketentuan yang termuat di dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Adaro Group Legal Services 2022
II. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Wilayah Usaha dan Tarif Tenaga Listrik berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku?
2. Bagaimana pengaturan mengenai persyaratan untuk penetapan Wilayah Usaha penyediaan tenaga
listrik?
3. Bagaimana ketentuan mengenai sistem, mekanisme, dan prosedur permohonan dan penetapan
Wilayah Usaha penyediaan tenaga listrik?
4. Bagaimanakah kewajiban para Pemegang Wilayah Usaha penyediaan tenaga listrik?
5. Bagaimana pengaturan mengenai permohonan penetapan Tarif Tenaga Listrik dan biaya lain yang
terkait dengan penyaluran tenaga listrik?
6. Bagaimana ketentuan mengenai persyaratan permohonan penetapan Tarif Tenaga Listrik?
7. Bagaimana ketentuan mengenai perhitungan Tarif Tenaga Listrik?
8. Bagaimanakah implikasi pengaturan mengenai perolehan wilayah usaha dan penetapan Tarif Tenaga
Listrik terhadap kegiatan operasional Adaro Energy?

III. Daftar Isi


i. Executive Summary
A. Pengertian Wilayah Usaha dan Tarif Tenaga Listrik Berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan di Indonesia
B. Persyaratan untuk Penetapan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
C. Ketentuan Mengenai Sistem, Mekanisme, dan Prosedur Permohonan dan Penetapan Wilayah
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
D. Kewajiban Pemegan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
E. Pengaturan Mengenai Permohonan Penetapan Tarif Tenaga Listrik dan Biaya Lain Terkait
Penyaluran Tenaga Listrik
F. Ketentuan Mengenai Persyaratan Permohonan Penetapan Tarif Tenaga Listrik
G. Ketentuan Mengenai Perhitungan Tarif Tenaga Listrik dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga
Listrik
H. Implikasi Pengaturan Mengenai Perolehan Wilayah Usaha dan Penetapan Tarif Tenaga Listrik
Terhadap Kegiatan Operasional Adaro Energy

ii. Daftar Lampiran Peraturan Perundang-undangan


Adaro Group Legal Services 2022
1. Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Tahun
2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5052)
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2012 tentang Jual Beli Listrik Lintas Negara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2012 Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
6. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral
8. Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2012 jo. Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun
2016 tentang Tata Cara Permohonan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk
Kepentingan Umum
9. Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2013 jo. Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun
2016 tentang Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan
10. Peraturan Menteri ESDM Nomor 31 Tahun 2015 tentang Penyediaan Tenaga Listrik dalam
Kawasan Terbatas
11. Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik Bidang Ketenagalistrikan
12. Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2019 tentang Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Untuk Kepentingan Sendiri Yang Dilaksanakan Berdasarkan Izin Operasi
13. Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Usaha Ketenagalistrikan
14. Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Permohonan Persetujuan
Harga Jual Tenaga Listrik dan Sewa Jaringan Tenaga Listrik dan Tata Cara Permohonan
Penetapan Tarif Tenaga Listrik

IV. Abstrak
XXX
Adaro Group Legal Services 2022
Executive Summary
A. Pengertian Wilayah Usaha dan Tarif Tenaga Listrik Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan di
Indonesia
1. Pengertian Wilayah Usaha Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
Pasal 1 angka 7 Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2021 dan Pasal 1 angka 4 Permen ESDM
Nomor 10 Tahun 2022 memberikan definisi yang sama untuk Wilayah Usaha, yakni wilayah
yang ditetapkan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan
sumber daya mineral sebagai tempat badan usaha melakukan usaha distribusi dan/atau
penjualan tenaga listrik. Adapun Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 10 ayat (2) Permen ESDM Nomor 11
Tahun 2021 menjelaskan bahwa penetapan Wilayah Usaha merupakan salah satu Perizinan
Berusaha yang wajib didapatkan oleh Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan
umum, bersamaan dengan IUPTLU, pengesahan RUPTL, dan izin penjualan, izin pembelian,
dan/atau izin interkoneksi jaringan tenaga listrik lintas negara.
Data peta pemegang WILUS 2019 -> menggambarkan keadaan ga semua orang bisa apply
WILUS
Proyek-proyek adaro kalo butuh listrik harus pikirin, kalo butuh listrik yang bukan dari PLN,
mungkin harus apply wilus yang mungkin rule of thumbnya adalah 2 tahun which is lama,
berarti kalo ada kebutuhan harus jauh-jauh hari.
Harus pikirin juga tarif haus diapprove sama DPR
Proyek-proyek yang udah punya WILUS -> MSW punya WILUS daerah operasionalnya
Indonesia, MSW jualan ke AI. Untuk proyek Kaltara, yang punya WILUS adalah KELI.
Adaro Group Legal Services 2022

2. Pengertian Tarif Tenaga Listrik Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia


Pasal 1 angka 8 Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2022 mendefinisikan Tarif Tenaga Listrik
sebagai tarif tenaga listrik untuk Konsumen yang disediakan oleh pemegang IUPTLU yang
memiliki Wilayah Usaha. Secara lebih spesifik, Tarif Tenaga Listrik adalah semua biaya yang
berkaitan dengan pemakaian tenaga listrik konsumen, yang terdiri dari:
1) Biaya beban (Rp/kVA) dan biaya pemakaian (Rp/kWh);
2) Biaya pemakaian daya reaktif (Rp/kVArh);
3) Biaya kVA maksimum yang dibayar berdasarkan harga langganan (Rp/bulan) sesuai
dengan Batasan daya yang dipakai atau bentuk lainnya; dan
4) Biaya lainnya yang terkait dengan pemakaian tenaga listrik yang ditetapkan oleh
Menteri.

B. Pengaturan Penetapan Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik


Pasal 9 Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2021 mengatur bahwa Perizinan Berusaha bidang
ketenagalistrikan diberikan kepada Badan Usaha untuk kegiatan:
a. Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umum;
b. Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan sendiri; dan
c. usaha jasa penunjang tenaga listrik
Untuk kepentingan pembahasan wilayah usaha ini, Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk
kepentingan umum wajib mendapatkan Perizinan Berusaha sesuai dengan kegiatan usahanya, yang
meliputi:
a. IUPTLU;
b. penetapan Wilayah Usaha;
c. pengesahan RUPTL; dan
d. izin penjualan, izin pembelian, dan/atau izin interkoneksi jaringan tenaga listrik lintas
negara.
IUPTLU, atau Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum, adalah izin untuk
melakukan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umum dan wajib dimiliki oleh Badan
Usaha yang menjalankan setiap Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan umum. Untuk
mendapatkan IUPTLU, Badan Usaha harus mengajukan permohonan dilengkapi persyaratan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Perizinan Berusaha
sektor energi dan sumber daya mineral.
XXX
Adaro Group Legal Services 2022
1. Analisis Kebutuhan Penyediaan Tenaga Listrik sesuai dengan Kegiatan Usahanya (Distribusi,
Penjualan, atau Terintegrasi) yang disusun berdasarkan RUKN, dengan memuat:
1) Pendahuluan
2) Untuk Usaha Distribusi / Penjualan Tenaga Listrik:
a. Strategi pengembangan sistem Distribusi / Penjualan tenaga listrik;
b. Kondisi Usaha Distribusi / Penjualan Tenaga Listrik; dan
c. Rencana Usaha Distribusi / Penjualan Tenaga Listrik.
3) Untuk Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Terintegrasi:
a. Strategi pengembangan infrastruktur penyediaan tenaga listrik dan penjualan tenaga
listrik;
b. Ketersediaan sumber energi dan strategi pemanfaatannya;
c. Kondisi Usaha Penyediaan Tenaga Listrik; dan
4) Rencana Penyediaan Tenaga Listrik, yang memuat rencana:
a. Proyeksi Penjualan dan Proyeksi Pelanggan;
b. Pembangkitan (neraca daya, energy mix, bahan bakar, Emisi GRK);
c. Transmisi dan GI; dan
d. Sistem Distribusi.
5) Kebutuhan investasi, indikasi pendanaan, dan rencana Tarif Tenaga Listrik (TTL); dan
6) Analisis risiko.
2. Rekomendasi Gubernur atau Pejabat yang Diberikan Kewenangan di Lingkungan Pemerintahan
Daerah Provinsi, dokumen (berbahasa Indonesia) memuat:
a. batasan Wilayah Usaha dan peta lokasi yang dilengkapi dengan titik koordinat yang telah
disahkan;
b. pernyataan bahwa Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik akan diterbitkan setelah Wilayah
Usaha penyediaan tenaga listrik diterbitkan beserta pengesahan rencana usaha
penyediaan tenaga listrik; dan
c. pernyataan bahwa Wilayah Usaha yang direkomendasikan tersebut adalah sesuai kriteria
pemberian wilayah usaha;
3. Hasil Evaluasi Teknis dari Tim Teknis.

C. Ketentuan Mengenai Sistem, Mekanisme, dan Prosedur Permohonan dan Penetapan Wilayah
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Berdasarkan Pasal 15 ayat (1) Permen ESDM 11 Tahun 2021, Pelaku Usaha harus mengajukan
permohonan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Untuk mendapatkan penetapan Wilayah
Adaro Group Legal Services 2022
Usaha yang dilengkapi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai Perizinan Berusaha sektor energi dan sumber daya mineral. Selanjutnya,
Menteri melalui Direktur Jenderal akan melakukan Penilaian Kesesuaian kriteria penetapan Wilayah
Usaha dengan dokumen persyaratan permohonan.
Dalam proses Penilaian Kesesuaian kriteria penetapan Wilayah Usaha, untuk memastikan
pemenuhan kriteria Penilaian Kesesuaian, Menteri melalui Direktur Jenderal dapat melakukan
verifikasi lapangan dan menugaskan tim teknis. Lalu, berdasarkan hasil Penilaian Kesesuaian
penetapan Wilayah Usaha, Menteri melalui Direktur Jenderal dapat menyetujui atau menolak
permohonan penetapan Wilayah Usaha. Dalam hal permohonan disetujui, Menteri melalui Direktur
Jenderal akan menetapkan Wilayah Usaha.
Secara spesifik, menurut Pasal 14 Permen ESDM 11 Tahun 2021, Penetapan Wilayah Usaha
dilaksanakan dengan mempertimbangkan kriteria:
a. pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada tidak mampu menyediakan tenaga listrik;
b. pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada tidak mampu memenuhi tingkat mutu dan
keandalan;
c. pemegang Wilayah Usaha yang sudah ada mengembalikan sebagian atau seluruh wilayah
usahanya kepada Menteri;
d. Wilayah Usaha yang diusulkan oleh Pelaku Usaha belum terjangkau oleh pemegang
Wilayah Usaha yang sudah ada; dan/atau
e. Wilayah Usaha yang diusulkan oleh Pelaku Usaha merupakan kawasan terpadu yang
mengelola sumber daya energi secara terintegrasi sesuai pola kebutuhan listrik usahanya.
1. Persyaratan Administrasi:
1) NIB (Nomor Induk Berusaha);
2) Daftar Penerima Manfaat.
2.
Adaro Group Legal Services 2022

D. Perubahan Cakupan Wilayah Usaha


Menurut Pasal 18 ayat (1) Permen ESDM 11 Tahun 2021, perubahan cakupan Wilayah Usaha
dapat dilakukan dalam hal:
a. perluasan cakupan Wilayah Usaha karena terdapat pemegang Wilayah Usaha lain yang
tidak mampu menyediakan tenaga listrik di wilayah usahanya; atau
b. pengurangan cakupan Wilayah Usaha karena pemegang Wilayah Usaha tidak mampu
menyediakan tenaga listrik pada sebagian wilayah usahanya.
Dalam hal dilakukan perluasan cakupan Wilayah Usaha, Pelaku Usaha wajib untuk mengajukan
permohonan perubahan Wilayah Usaha kepada Menteri melalui Direktur Jenderal yang dilakukan
dengan melengkapi dokumen persyaratan berupa:
a. kemampuan pendanaan;
b. perubahan batasan Wilayah Usaha dan peta lokasi yang dilengkapi dengan titik koordinat;
dan
c. analisis kebutuhan penyediaan tenaga listrik dalam bahasa Indonesia di Wilayah Usaha
yang diusulkan perubahannya.
Sementara, dalam hal dilakukan pengurangan cakupan Wilayah Usaha, Menteri melalui Direktur
Jenderal akan melakukan pengurangan cakupan Wilayah Usaha. Menteri melalui Direktur Jenderal
mempertimbangkan hasil evaluasi tim teknis dalam menyetujui atau menolak perubahan cakupan
Wilayah Usaha. Akhirnya, apabila perubahan cakupan Wilayah Usaha disetujui, Menteri melalui
Direktur Jenderal akan menetapkan kembali Wilayah Usaha.

E. Kewajiban Pemegang Wilayah Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

F. Pengaturan Mengenai Penetapan Harga Jual Tenaga Listrik dan Tarif Tenaga Listrik
1. Pengaturan mengenai Penetapan Harga Jual Tenaga Listrik
Pasal 1 angka 6 Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2022 mendefinisikan Harga Jual Tenaga
Listrik sebagai semua biaya yang berkaitan dengan penjualan tenaga listrik dari pembangkit
tenaga listrik. Dalam melaksanakan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di
dalam wilayah usahanya, Pasal 2 ayat (2) menjelaskan bahwa pemegang IUPTLU yang memiliki
Wilayah Usaha dapat melakukan pembelian tenaga listrik dan/atau Sewa Jaringan Tenaga Listrik
Adaro Group Legal Services 2022
dari Badan Usaha Lain. Untuk itu, Pasal 3 mengatur bahwa Harga Jual Tenaga Listrik dan Sewa
Jaringan Tenaga Listrik wajib mendapatkan persetujuan dari Menteri atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya. Harga tersebut dinyatakan dalam mata uang rupiah atau mata uang
asing, lalu dicantumkan dalam PJBL atau perjanjian Sewa Jaringan Tenaga Listrik.
2. Persetujuan Harga Jual Tenaga Listrik dan Sewa Jaringan Tenaga Listrik
Pasal 4 ayat (1) Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2022 mengatur bahwa permohonan
persetujuan Harga Jual Tenaga Listrik atau Sewa Jaringan Tenaga Listrik diajukan oleh
pemegang IUPTLU yang memiliki Wilayah Usaha secara tertulis kepada Menteri atau gubernur
sesuai dengan kewenangannya dengan melampirkan persyaratan administratif dan persyaratan
teknis. Persyaratan administratif yang dimaksud meliputi:
a. profil dan nomor induk berusaha Badan Usaha penjual tenaga listrik atau Badan Usaha
yang menyewakan jaringan tenaga listrik;
b. surat penetapan pengembang atau letter of intent (LoI); dan
c. data dan informasi kepemilikan saham dan pengurus perusahaan sampai dengan
tingkatan penerima manfaat terakhir.
Selebihnya, persyaratan teknis yang dimaksud meliputi:
a. informasi terkait kelayakan teknis Harga Jual Tenaga Listrik atau Sewa Jaringan Tenaga
Listrik;
b. informasi terkait kelayakan finansial Harga Jual Tenaga Listrik atau Sewa Jaringan
Tenaga Listrik;
c. berita acara harga perkiraan sendiri; dan
d. berita acara kesepakatan harga.
Setelah pemegang IUPTLU mengajukan permohonan persetujuan Harga Jual Tenaga Listrik
atau Sewa Jaringan Tenaga Listrik, Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya akan melakukan evaluasi terhadap permohonan persetujuan Harga
Jual Tenaga Listrik atau Sewa Jaringan Tenaga Listrik dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar, di mana Menteri
melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan
verifikasi lapangan dan/atau meminta dokumen pendukung lainnya. Lalu, berdasarkan hasil
evaluasi tersebut, Menteri atau gubernur sesuai dengan kewenangannya akan memberikan
persetujuan atau penolakan usulan Harga Jual Tenaga Listrik atau Sewa Jaringan Tenaga Listrik
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak evaluasi permohonan selesai dilakukan.
Dalam hal permohonan ditolak, Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya menyampaikan alasan penolakan secara tertulis kepada pemegang
Adaro Group Legal Services 2022
IUPTLU yang memiliki Wilayah Usaha. Selanjutnya, pemegang IUPTLU yang memiliki Wilayah
Usaha dapat mengajukan kembali permohonan persetujuan Harga Jual Tenaga Listrik atau Sewa
Jaringan Tenaga Listrik.
3. Pengaturan mengenai Penetapan Tarif Tenaga Listrik dan Biaya Lain Terkait Penyaluran
Tenaga Listrik
a. Penetapan Tarif Tenaga Listrik
Pasal 15 ayat (1) Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2022 mengatur bahwa Tarif Tenaga
Listrik untuk Konsumen ditetapkan oleh Menteri setelah memperoleh persetujuan DPR,
dengan memperhatikan keseimbangan kepentingan nasional, daerah, Konsumen, dan
pemegang IUPTLU. Pemegang IUPTLU yang memiliki Wilayah Usaha untuk usaha distribusi
tenaga listrik, usaha penjualan tenaga listrik, atau usaha penyediaan tenaga listrik
terintegrasi menerapkan Tarif Tenaga Listrik untuk Konsumen dalam wilayah usahanya.
Selain itu, penetapan Tarif Tenaga Listrik harus memperhatikan kepentingan dan
kemampuan masyarakat, kaidah industri dan niaga yang sehat, BPP Tenaga Listrik, efisiensi
pengusahaan, skala pengusahaan dan interkoneksi sistem, dan tersedianya sumber dana
untuk investasi.
Tarif Tenaga Listrik diperhitungkan berdasarkan BPP Tenaga Listrik ditambah dengan
besaran keuntungan usaha yang wajar, di mana besaran keuntungan usaha yang wajar
dapat berbeda untuk setiap pemegang IUPTLU yang memiliki Wilayah Usaha.
b. Pengertian Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik
Pasal 1 angka 9 Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2022 mendefinisikan BPP atau Biaya
Pokok Penyediaan Tenaga Listrik adalah biaya penyediaan tenaga listrik oleh pemegang
IUPTLU yang memiliki Wilayah Usaha untuk melaksanakan kegiatan operasi sampai dengan
penyaluran tenaga listrik ke Konsumen.

G. Ketentuan Mengenai Permohonan Penetapan Tarif Tenaga Listrik


Pemegang IUPTLU yang memiliki Wilayah Usaha harus melakukan konsultasi publik dengan
pemangku kepentingan sebelum mengajukan permohonan penetapan Tarif Tenaga Listrik. Setelah
melakukan konsultasi publik, pemegang IUPTLU yang memiliki Wilayah Usaha mengajukan
permohonan penetapan Tarif Tenaga Listrik secara tertulis kepada Menteri.
1. Persyaratan Administrasi
a. Profil dan nomor induk berusaha Badan Usaha
b. Penetapan Wilayah Usaha
c. Salinan IUPTLU
Adaro Group Legal Services 2022
2. Persyaratan Teknis
a. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, yang disusun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2019 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik)
b. Perhitungan BPP tenaga listrik beserta data pendukung
c. Susunan struktur dan/atau golongan tarif tenaga listrik
d. Formula penyesuaian tarif tenaga listrik (tariff adjustment) beserta penjelasan faktor dalam
formula tersebut, apabila akan dilakukan penyesuaian tarif tenaga listrik secara berkala
e. Laporan keuangan badan usaha
f. Hasil konsultasi publik (public hearing)
Setelah menerima permohonan penetapan Tarif Tenaga Listrik, Menteri melalui Direktur
Jenderal akan melakukan evaluasi terhadap permohonan penetapan Tarif Tenaga Listrik dalam
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara
lengkap dan benar. Lalu, berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, Menteri memberikan
persetujuan atau penolakan permohonan penetapan Tarif Tenaga Listrik paling lambat 5 (lima) hari
kerja terhitung sejak evaluasi permohonan selesai dilakukan.
Dalam hal permohonan ditolak, pemegang IUPTLU yang memiliki Wilayah Usaha dapat
mengajukan kembali permohonan penetapan Tarif Tenaga Listrik kepada Menteri. Dalam hal
permohonan disetujui, Menteri akan mengusulkan persetujuan Tarif Tenaga Listrik kepada DPR
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak evaluasi permohonan selesai dilakukan.

H. Ketentuan Mengenai Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjustment)


Pasal 20 ayat (2) Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2022 mengatur bahwa penyesuaian Tarif
Tenaga Listrik (tariff adjustment) dapat dilakukan dalam hal terjadi perubahan dari salah satu atau
beberapa faktor yang dapat memengaruhi BPP Tenaga Listrik, di mana faktor yang dapat
memengaruhi BPP Tenaga Listrik terdiri atas:
a. nilai tukar mata uang dollar Amerika terhadap mata uang rupiah (kurs);
b. harga energi primer;
c. inflasi; dan/atau
d. faktor lain yang ditetapkan oleh Menteri.
Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (tariff adjustment) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Menteri

I. Ketentuan Mengenai Perhitungan Tarif Tenaga Listrik dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik
Adaro Group Legal Services 2022

J. Pasal Sektor Ketenagalistrikan Terkait Wilayah Usaha dan Tarif Tenaga Listrik yang Diubah oleh UU
Cipta Kerja
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Ketenagalistrikan tentang Cipta Kerja
Pasal 10 Pasal 10
(3) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk (3) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk
kepentingan umum sebagaimana kepentingan umum secara terintegrasi
dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh 1 sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(satu) badan usaha dalam 1 (satu) wilayah dilakukan oleh 1 (satu) badan usaha dalam
usaha. 1 (satu) wilayah usaha.
(4) Pembatasan wilayah usaha sebagaimana (4) Dalam hal usaha pembangkitan, transmisi,
dimaksud pada ayat (3) juga berlaku untuk distribusi, dan penjualan dilakukan secara
usaha penyediaan tenaga listrik untuk terintegrasi, usaha pembangkitan dan/atau
kepentingan umum yang hanya meliputi transmisi dapat dilakukan diluar wilayah
distribusi tenaga listrik dan/atau penjualan usahanya.
tenaga listrik.
(5) Wilayah usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan oleh (5) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk
Pemerintah. kepentingan umum dengan jenis usaha
distribusi tenaga listrik dan/atau penjualan
tenaga listrik dilakukan oleh 1 (satu) badan
usaha dalam 1 (satu) Wilayah Usaha.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Wilayah
Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dengan
Pasal 34 Peraturan Pemerintah.
(1) Pemerintah sesuai dengan Pasal 34
kewenangannya menetapkan tarif tenaga (1) Pemerintah Pusat menetapkan tarif tenaga
listrik untuk konsumen dengan listrik untuk konsumen dengan persetujuan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Republik Indonesia. Indonesia.
(2) Pemerintah daerah sesuai dengan (2) Tarif tenaga listrik untuk konsumen
kewenangannya menetapkan tarif tenaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Adaro Group Legal Services 2022
listrik untuk konsumen dengan ditetapkan dengan memperhatikan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat keseimbangan kepentingan nasional,
Daerah berdasarkan pedoman yang daerah, konsumen, dan pelaku usaha
ditetapkan oleh Pemerintah. penyediaan tenaga listrik.
(3) Dalam hal pemerintah daerah tidak dapat (3) Tarif tenaga listrik untuk konsumen
menetapkan tarif tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan secara berbeda di setiap daerah
Pemerintah menetapkan tarif tenaga dalam suatu wilayah usaha.
listrik untuk daerah tersebut dengan Pasal 4 dan Pasal 5 UU 30 Tahun 2009 dihapus.
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.

K. Implikasi Pengaturan Mengenai Perolehan Wilayah Usaha dan Penetapan Tarif Tenaga Listrik
Terhadap Kegiatan Operasional Adaro Energy

Anda mungkin juga menyukai