Dari : Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Barito Timur Sifat : Penting Nomor : 671/135 /IV/IV/Distamben/2016 Tanggal : 08 April 2016 Lampiran : 1 (set) Perihal : Kewajiban Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik
I. Dasar : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan; 2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi 4. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik; 5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perijinan Usaha Ketenagalistrikan; 6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan; 7. Rencana Umum Pengadaan (RUP) Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Barito Timur Tahun Anggaran 2016; 8. Surat Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Nomor 474/04/DLT.5/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Hasil Pertemuan dengan Asosiasi Ketenagalistrikan.
II. Fakta/Penjelasan : 1. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun
2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik menyatakan bahwa Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik meliputi : a) Konsultansi dalam bidang instalasi Penyediaan Tenaga Listrik; b) Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik; c) Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Tenaga Listrik; d) Pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik; e) Pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik; f) Penelitian dan Pengembangan; g) Pendidikan dan Pelatihan; h) Laboratorium Pengujian Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik; i) Sertifikasi Peralatan dan Pemanfaat Tenaga Listrik; j) Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan; atau k) Usaha Jasa Lain yang secara langsung berkaitan dengan Penyediaan Tenaga Listrik. 2. Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik menyatakan bahwa : Ayat (1) Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik dilaksanakan oleh Badan Usaha, yang meliputi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta, dan Koperasi yang berbadan hukum Indonesia dan berusaha di bidang usaha jasa penunjang tenaga listrik sesuai dengan klasifikasi, kualifikasi, dan/atau sertifikat usaha jasa penunjang tenaga listrik. Ayat (2) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta, dan Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan kegiatan usaha jasa penunjang tenaga listrik setelah mendapat Ijin Usaha Penunjang Tenaga Listrik (IUJPTL).
3. Berdasarkan Pasal 8D Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun
2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi menyatakan bahwa dalam hal sertifikasi untuk bidang usaha instalasi mekanikal dan elektrikal harus berkoordinasi dengan instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagalistrikan;
4. Terkait dengan Rencana Umum Pengadaan (RUP) Dinas
Pertambangan dan Energi Tahun Anggaran 2016 bahwa terdapat beberapa pekerjaan Pembangunan dan Pemasangan di Bidang Distribusi Tenaga Listrik serta Pembangunan dan Pemasangan di Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik;
5. Berdasarkan Pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 62
Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik menyatakan bahwa Usaha Jasa Pembangunan dan Pemasangan di Bidang Distribusi Tenaga Listrik diklasifikasikan ke dalam Sub Bidang : a) Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Menengah; dan b) Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Tegangan Rendah.
6. Berdasarkan Pasal 5 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 62
Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik menyatakan bahwa Usaha Jasa Pembangunan dan Pemasangan di Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik diklasifikasikan ke dalam Sub Bidang : a) Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Tinggi; b) Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Menengah; dan c) Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Rendah.
7. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan bahwa IUJPTL diterbitkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas nama Menteri ESDM untuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Swasta yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Penanam Modal Asing dan Usaha Jasa Pemeriksaan dan Pengujian di Bidang Instalas Pemanfaatan Tegangan Rendah dengan Tata Cara Perijinan sebagaimana ditetapkan pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2013;
8. Sedangkan terkait dengan implementasi Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana disebutkan pada Lampiran huruf CC mengenai Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral angka 5, kewenangan kewenangan penerbitan IUJPTL untuk Badan Usaha yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Penanam Modal dalam negeri dialihkan kepada Pemerintah Provinsi;
9. Berdasarkan Rencana Umum Pengadaan (RUP) Kabupaten
Barito Timur Tahun Anggaran 2016 dan disesuaikan dengan Poin (4) dan (5) di atas, maka dapat dibuat dalam bentuk tabel berikut. No. Jenis Pekerjaan Bidang Usaha Sub Bidang Usaha 1. Pengadaan Jaringan Usaha Jasa Jaringan Distribusi Distribusi Tenaga Pembangunan Tenaga Listrik Listrik dan Tegangan Menengah Pemasangan di Jaringan Distribusi Bidang Tenaga Listrik Distribusi Tegangan Menengah Tenaga Listrik 2. Pengadaan Usaha Jasa Instalasi Pemanfaatan Penerangan Jalan Pembangunan Tenaga Listrik Umum (PJU) dan Tegangan Rendah Pemasangan di Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
10.Terdapat beberapa lokasi pembangunan dan pemasangan
jaringan distribusi listrik yang akan dilakukan Sertifikat Laik Operasi (SLO);
11.Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan bahwa pengurusan Sertifikat Laik Operasi (SLO) yang akan diregistrasi oleh Dirjen Ketenagalistrikan harus diajukan dengan salah satu persyaratan bahwa Badan Usaha yang melakukan pembangunan dan pemasangan harus berbadan hukum, memiliki IUJPTL, dan terdaftar dalam kodefikasi kontraktor listrik di Dirjen Ketenagalistrikan;
12.Berdasarkan Surat Direktur Teknik dan Lingkungan
Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM Nomor 474/04/DLT.5/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Hasil Pertemuan dengan Asosiasi Ketenagalistrikan menyetakan beberapa hal penting, antara lain: a) Dalam melaksanakan Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik harus menggunakan Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik yang Berbadan Hukum terdaftar di Kemenkumham dan memiliki Ijin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (IUJPTL); b) Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik yang belum berbadan hukum boleh melaksanakan pembangunan dan pemasangan bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah dengan syarat : Badan usaha berbadan hukum yang ada di dalam kabupaten/kota tidak mencukupi; Pekerjaan yang dilakukan untuk pembangunan dan pemasangan instalasi pemanfaatan tenaga listrik sederhana untuk rumah tinggal dengan daya terpasang 900 VA dengan gambar instalasi standar; dan Badan usaha hanya dapat melaksanakan pekerjaan pembangunan dan pemasangan instalasi pemanfaatan tenaga listrik dalam kabupaten/kota domisili usaha.
III. Permasalahan : 1. Berdasarkan data pengadaan hingga Tahun Anggaran 2015,
beberapa Badan Usaha yang pernah melakukan pengadaan Jaringan Distribusi Listrik dan Penerangan Jalan Umum, pada Tahun Anggaran 2016 ini masuk dalam kriteria : a. Badan Usaha belum berbadan hukum, dengan kata lain masih dalam bentuk CV; b. Belum memiliki IUJPTL (masih IUJK); c. Belum masuk kodefikasi di Dirjen Ketenagalistrikan.
2. Mulai tahun 2016, apabila tidak dipenuhi persyaratan
kualifikasi penyedia jasa, sesuai dengan ketentuan yang telah diberlakukan,maka untuk pekerjaan yang ada hubungannya dengan penyambungan tenaga listrik dengan mekanisme Serah Terima Operasi (STO) ke PT.PLN (Persero) tidak akan diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) oleh Dirjen Ketenagalistrikan.
IV. Analisis/ Berdasarkan Fakta/Penjelasan diatas :
Kesimpulan 1. Perlu dilakukan konsultasi dengan pihak yang menangani urusan terkait dengan pemberlakuan beberapa persyaratan terkait dengan Perijinan dan Sertifikasi Badan Usaha Penunjang Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam dalam fakta/penjelasan, dalam hal ini adalah Pihak Dirjen Ketenagalistrikan dan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah;
2. Apabila sesuai dengan fakta /penjelasan dengan dasar – dasar
hukum yang kuat tersebut dan hasil konsultasi dengan pihak terkait, maka dalam dokumen pengadaan dalam hal persyaratan kualifikasi penyedia perlu dikaji terlebih dahulu menyesuaikan dasar hukum yang berlaku;
3. Adapun persyaratan kualifikasi penyedia yang sesuai dengan
aturan terbaru adalah : a) Penyedia merupakan Badan Usaha yang berbadan hukum yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM RI. b) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang masih berlaku sesuai Sub Bidang Usaha yang disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilakukan; c) Memiliki Ijin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (IUJPTL) yang diterbitkan Instansi terkait sesuai kewenangannya. Diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Pusat. d) Terdaftar dalam kodefikasi Badan Usaha di Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM RI. 4. Terkait dengan Pengadaan Penerangan Jalan Umum (PJU), yang mana dalam pelaksanaannya adalah termasuk kegiatan Pembangunan / Pemasangan Pemanfaatan Tegangan Rendah dan pada lokasi yang akan dibangun telah terdapat Alat Pengukur dan Pembatas (APP), maka biasanya tidak diperlukan persyaratan Sertifikat Laik Operasi (SLO) terkecuali belum ada APP/KWH Meternya, yang diusulkan bersamaan dengan proses SLO.
V. Saran / Tindak Apabila Bapak sepakat, berkenan dan mengijinkan :
1. Pemerintah Kabupaten Barito Timur melalui Dinas Pertambangan dan Energi melakukan koordinasi dan konsultasi mengenai permasalahan tersebut di atas kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Pertambangan dan Energi dan/atau Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan;
2. Terkait Pengadaan PJU, sebelumnya dilakukan koordinasi dan
konsultasi ke PT.PLN (Persero) sesuai Rayon masing – masing sesuai lokasi pengadaan;
3. Koordinasi dan konsultasi dilaksanakan dengan melalui surat
dan atau melakukan pertemuan langsung dengan pejabat terkait;
4. Mohon kiranya agar dapat diberikan Petunjuk lebih lanjut.