NIM: 1104623015
Mata Kuliah: Pembelajaran Transformatif
Dosen Pengampu: Dr. Henny Herawaty BR.D, M.Pd
Nararia Hutama Putra, M.Pd
Jawab:
Pembelajaran transformatif adalah suatu cara pembelajaran yang bertujuan untuk
merangsang perubahan sikap, pikiran dan perilaku siswa secara mendalam dan
bertahan lama. Pendekatan ini menekankan pada pemahaman yang mendalam,
refleksi kritis, dan perubahan individu atau kelompok.
Jawab:
1) Pendekatan Pemikiran Idealisme
Merupakan aliran filsafat yang menekankan bahwa gagasan atau persepsi
merupakan substansi dasar realitas. Dalam konteks pendidikan, pendekatan ini
menekankan pentingnya pengembangan karakter dan pemahaman konseptual
yang mendalam pada peserta didik.
2) Pendekatan Pemikiran Pragmatisme
Menekankan pentingnya pengalaman praktis dalam pembelajaran. Fokusnya
adalah pada hasil yang dapat diperoleh dari kegiatan atau pengalaman
tersebut.
3) Pendekatan Pemikiran Konstruktivisme
Menekankan pembentukan pengetahuan melalui proses konstruksi mental
aktif individu. Dalam konteks pendidikan, pendekatan ini memandang siswa
sebagai pembangun aktif pengetahuan mereka sendiri.
4) Pendekatan Pemikiran Feminisme
Feminisme membawa perspektif kritis terhadap struktur sosial yang
menghasilkan ketidaksetaraan gender, termasuk dalam konteks pendidikan.
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya inklusi, pemberdayaan, dan
kesetaraan gender dalam praktik pendidikan.
a. Emancipatory approach?
Jawab: Pendekatan ini menekankan pada pembebasan individu dari struktur
kekuasaan yang membatasi dan menindasnya. Fokus utamanya adalah pada
pemahaman diri, pembebasan dan perubahan sosial. Setiap individu mempunyai
hak untuk mengakui dan mengatasi segala bentuk ketidaksetaraan dan
ketidakadilan dalam masyarakat. Contohnya, seorang aktivis muda yang
mengambil pendekatan emansipatoris dalam advokasi gender berupaya mengubah
norma dan struktur sosial yang menindas perempuan. Dia mengatur informasi dan
kampanye promosi untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan pembebasan
perempuan dari diskriminasi.
c. Developmental approach?
Jawab: Pendekatan ini menekankan pertumbuhan, perkembangan dan evolusi
individu dari waktu ke waktu. Fokusnya adalah bagaimana memahami bagaimana
orang berkembang dalam berbagai bidang kehidupan mereka, fisik, emosional,
kognitif, dan sosial. Contohnya, seorang psikolog menggunakan pendekatan
perkembangan untuk memahami bagaimana anak-anak mengembangkan
keterampilan sosialnya. Dari masa kanak-kanak hingga remaja. Ia melakukan
studi longitudinal untuk melacak perkembangan anak dari waktu ke waktu.
Jawab: Prinsip dasar pembelajaran transformatif adalah bahwa belajar tidak hanya
berarti memperoleh pengetahuan atau keterampilan baru, tetapi juga mengubah
persepsi, sikap, dan perilaku seseorang secara mendasar.
1) Memahami Perubahan
Prinsip dasar ini menegaskan bahwa masyarakat harus merasakan kebutuhan
untuk mengubah pemahaman atau pandangannya terhadap suatu isu atau topik
tertentu. Tanpa kesadaran akan perlunya perubahan, pembelajaran transformatif
tidak akan terjadi.
2) Refleksi Mendalam
Pembelajaran transformatif menekankan pentingnya refleksi mendalam terhadap
pengalaman, keyakinan, dan nilai-nilai individu. Refleksi ini membantu
masyarakat memahami dasar opini dan tindakan mereka, sehingga memungkinkan
mereka mempertimbangkan alternatif dan menciptakan perubahan jangka panjang.
3) Pergeseran Paradigma
Pembelajaran transformatif menyadari bahwa terkadang yang dibutuhkan adalah
perubahan paradigma, yaitu. perubahan mendasar dalam cara orang memahami
dunia. Hal ini mungkin melibatkan perubahan keyakinan mendasar, nilai-nilai,
atau cara berpikir tentang subjek tersebut.
4) Keterlibatan aktif
Pembelajaran transformatif memerlukan partisipasi aktif masyarakat dalam proses
pembelajaran. Hal ini tidak hanya mencakup penerimaan informasi baru, namun
juga penggunaan informasi tersebut untuk mempertimbangkan dan
mempertimbangkan perubahan pemikiran atau tindakan apa pun yang mungkin
diperlukan.
6) Keterlibatan Emosional
Pembelajaran transformatif sering kali melibatkan emosi dan perasaan, karena
perubahan besar sering kali membangkitkan respons emosional. Hal ini dapat
menimbulkan ketidaknyamanan atau bahkan konflik internal saat Anda
menghadapi perbedaan antara sudut pandang lama dan baru..
6. Kasus:
Indonesia adalah negara kepuluan, akses untuk mencapai pulau bukanlah hal yang
mudah, dibutuhkan biaya yang besar, sehingga anak kepulauan untuk bisa sekolah
harus ke kota untuk dapat melanjutkan pendidikan, oleh sebab itu dibutuhkan solusi
untuk mengatasi masalah pendidikan masyarakat di kepuluan:
7. Kasus:
Kasus yang berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi masih merajalela di Indonesia.
Beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan dengan terkuaknya dugaan korupsi yang
diperkirakan membuat negara mengalami kerugian hingga 271 Triliun. Kasus ini
menyeret beberapa public figure yang selama ini menjadi panutan di kalangan
masyarakat. Namun, terlepas dari hal tersebut edukasi terhadap korupsi sedini
mungkin menjadi sesuatu yang sangat penting:
2) Proses Reintegrasi
Pelaku korupsi harus diberikan kesempatan untuk berintegrasi kembali ke
masyarakat jika mengakui kesalahannya dan bersedia mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Hal ini dapat dilakukan melalui program reintegrasi sosial yang
melibatkan masyarakat dan lembaga pengadilan untuk memberikan dukungan dan
bimbingan.
Pelaku korupsi harus ditindak secara adil namun tegas. Mereka harus dihukum
sesuai dengan hukum yang berlaku, namun mereka juga harus diberi kesempatan
untuk berkembang dan berintegrasi kembali ke dalam masyarakat dengan
dukungan dan bimbingan yang tepat. Pembelajaran transformatif ini penting untuk
mencegah tindakan korupsi di masa depan dan membangun masyarakat yang lebih
bersih dan adil.