Anda di halaman 1dari 4

SURI IKUN DAN DUA BURUNG

Di Pulau Timor, ada seorang petani yang memiliki empat belas anak, tujuh laki-laki dan
tujuh perempuan. Hasil kebun mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
karena sering dirusak babi hutan. Petani itu pun menugaskan anak laki-lakinya untuk
menjaga kebun. Namun, hanya ada satu anaknya yang pemberani, yaitu Suri Ikun.
Suatu malam, kakak tertua mengajak Suri Ikun mencari gerinda milik ayahnya di
tengah hutan. Namun saat mencari, Suri Ikun ditinggal sendiri di tengah hutan. Lalu,
Para hantu hutan menangkap Suri Ikun. Mereka mengurung Suri Ikun di dalam gua.
Pada gua itu ada celah kecil, membuat sinar matahari bisa masuk. Karena kurus, para
hantu memberi Suri Ikun makanan agar lekas gemuk. Setelah gemuk, barulah Suri
Ikun akan mereka mangsa. Suatu hari, Suri Ikun melihat dua ekor anak burung
kelaparan. Ia pun memberi mereka makanan. Singkat cerita, burung-burung itu
tumbuh besar dan kuat. Mereka ingin membalas jasa Suri Ikun. Kedua burung itu
menyerang para hantu. Lalu, mereka menerbangkan Suri Ikun ke daerah aman. Di
lokasi itu, burung-burung tersebut menciptakan istana. Di sanalah Suri Ikun hidup
dengan bahagia. Itulah balasan bagi Suri Ikun yang baik dan mau berbagi.
Lupa Jadwal Masuk Sekolah

Prolog:

Siang itu lima sekawan yakni Danu, Diba, Dita, Didit, dan Dadang sepakat untuk
mengerjakan tugas sepulang sekolah bersama.

Dialog:

Dita: Nanti kita kerjakan tugas di tempat biasa ya teman-teman.

Didit: Di balai desa atau di rumah Danu?

Dita: Di balai desa saja.

Diba: Baiklah teman-teman, kalau begitu saya pulang ganti baju dan makan dulu baru
saya ke balai desa.

Setelah mereka semua pulang ke rumah masing-masing dan jam menunjukkan pukul
empat sore, Diba, Dita, dan Didit segera berangkat menuju balai desa. Hanya Danu
yang tidak berangkat karena sepulang sekolah ia tertidur pulas dan lupa jika sudah
sepakat mengerjakan tugas.

Di Balai Desa

Didit: Danu mana ya? Sudah hampir jam lima dia tak kunjung datang.

Diba: Jangan-jangan dia lupa jika sekarang kita akan mengerjakan tugas?

Dita: Atau mungkin dia mengira kalau kita akan mengerjakan tugas di rumahnya.
Sebaiknya kita ke rumahnya mungkin dia sudah menunggu kita.

Dadang: Mungkin dia ada urusan tetapi lupa memberitahu kita. Kita tunggu saja disini
sembari menyelesaikan separuh tugas.

Mereka berempat mengerjakan tugas bersama terlebih dahulu sembari menunggu


kedatangan Danu. Setelah jam tangan Dadang menunjukkan angka pukul 5:30 sore,
terlihat dari jauh anak laki-laki terengah-engah berlari membawa tas.

Didit: Tuh kan, Danu baru kemari.

Diba: Eh.. iya. Tetapi kenapa dia berlari seperti dikejar hantu dan memakai seragam
sekolah?

Danu: Teman-teman? Sedang apa kalian sepagi ini di balai desa? Apa kalian tidak
takut terlambat ke sekolah?
Seketika Dita, Diba, Didit dan Dadang tertawa terbahak-bahak.

Dita : Ini masih sore, Danu. Pasti kamu baru bangun tidur kan?

Diba : Makanya Dan, kita dilarang tidur sampai hampir petang.

Epilog:

Wajah Danu memerah disertai rasa malu dan menyesal.

Anda mungkin juga menyukai