Anda di halaman 1dari 3

Chitaraviditya Faizarahmi 9E/8

Sinopsis Warisan

(Karya Kembangmanggis)

Indi Rustam adalah cucu dari seorang nenek yang mandiri yang hidup di dalam rumah
kuno yang serba tidak praktis, karena ia memelihara sembilan belas ekor anjingnya. Untuk
mengurus semua anjingnya bukan pekerjaan yang mudah, ia harus mengingat nama dan tampak
mereka, ingat makanan yang mereka sukai, dan keakraban dengan anjing-anjing lainnya di
rumah tua itu. Rumah itu pun mempunyai bau khas yang menyengat, serta beliau mempunyai
cetakan gigi di pergelangan kakinya.

Saat baru menduduki bangku kuliah tingkat akhir, Indi mendapatkan sebuah surat dari
neneknya. Inilah surat pertamanya dari beliau. Tetapi karena beliau masih menggunakan ejaan
lama (doeloe, tertjinta, bertemoe, dan lainnya), Indi membutuhkan waktu untuk mengarikannya.
Pada intinya, beliau meminta Indi untuk membantunya dengan memindahkan barangnya karena
ia akan pindah rumah. Ini merupakan hal yang berat bagi Indi karena ia akan kesulitan mengurus
ke-sembilan belas anjingnya. Sebagai cucu yang berpengertian ia pun berangkat ke rumah
neneknya.

Di rumah tua itu sudah datang para kuli-kuli barang. Tetapi Indi dan sang neneklah yang
akan mengurus anjing-anjingnya. Mereka mulai hari dengan yang berada di belakang. Terdapat
sebelas ekor yang berusia lanjut dan berpenampilan yang tidak memadai. Mereka pun
menangkapnya satu-satu. Pekerjaan bagi Indi menjadi lebih susah saat neneknya lebih
mementingkan keamanan dan kenyamanan anjingnya daipada cucunya.

Kemudian seekor anjing perlu dibawa keatas tangga, neneknya yang tegas tidak mau
dibantu. Ia membawa anjing itu sendiri yang membuatnya terengah-engah. Sikap keras kepala
neneknya membuat Indi kesal. Indi pun mengunci neneknya di suatu ruangan agar ia dapat
melakukannya dengan caranya sendiri. Saat Indi sedang menangkap para anjing, ia melihat foto-
foto tua neneknya dengan almarhum kakeknya. Indi lalu mengingat cerita-cerita mengenai orang
tua neneknya, yang menurutnya romantis. Indi pun mengerti mengapa rumah tua itu baru saja
ingin ditinggal, karena banyak sekali kenangan yang ada di dalam rumah itu.

Setelah beberapa saat, Indi hanya butuh memindahkan delapan anjing lainnya. Neneknya
pun langsung bertengkar dengan Indi mengenai perilakunya terhadapnya dan anjing-anjingnya.
Inilah salah satu dari banyak pertengkaran lainnya. Indi menyadari bahwa makhluk yang paling
ia benci adalah anjing. Indi pun membandingkan neneknya dengan nenek-nenek temannya yang
membuatnya iri.
Chitaraviditya Faizarahmi 9E/8

Usainya kejadian itu, Indi menghadapi proyek akhirnya. Badannya yang letih dan
kekurangan tidur membuat beberapa bagian tubuhnya mengalami tremor. Setelah
menyelesaikannya, Indi tidak tahu langkah berikutnya. Indi mencari-cari kerja, tetapi ia masih
kurang yakin. Untungnya ia disuruh keluarganya untuk menemani neneknya. Baru-baru saja kaki
neneknya trtiban balok, yang membuat beliau perlu dirawat. Karena hanya Indi yang tidak sibuk
di keluarganya, ialah yang terpilih untuk membantu neneknya selama satu bulan.

Indi pun menghampiri rumah baru neneknya, ia pun menyadari bahwa anjing-anjingnya
yang tersisa ada dua belas ekor. Indi sudah mengetahui bahwa ini adalah tugas yang berat bagi
dia. Jadi ia mempelajari tugas-tugas hariannya.

Indi harus memberi makan semua anjingnya secara teratur dan benar, karena menu setiap
anjing berbeda. Indi harus memandikan mereka yang telah dilanda wabah kutu. Indi juga harus
sekali-sekali bertengkar dengan neneknya mengenai perawatan para anjing atau fakta bahwa Indi
belum memiliki pasangan kekasih.

Salah satu keributan yang sering diingatkan kembali adalah pertengkaran mereka
mengenai baskom makanan para anjing. Dengan jelas, baskom plastik memiliki keunggulan
yaitu gampag dibersihkan, ringan, dan memiliki warna-warna yang dapat dibedakan. Tetapi
menurut neneknya para anjing sudah nyaman dengan baskom kaleng dan menjadi gelisah dan
bermasalah saat makan dari baskom kaleng. Lalu suatu hari sang nenek terpeleset dalam kamar
mandinya, dan lagi-lagi ia menyebut kejadian baskom anjing.

Hal ini membuat Indi sering meninggalkan rumahnya dan bermain dengan anak-anak
tetangganya (Toni dan Tono) dan menikmati suasana alam yang bebas dari bangunan dan
keributan. Ini semua Indi lakukan sebelum memulai pekerjaanya lagi.

Kemudian nenek dikunjungi oleh seorang pria muda yang diinginkannya untung menjadi
pasangan Indi. Sayangnya ini bukan kali pertamanya, pernah datang teman neneknya yang ingin
menjodohkan anaknya dengan Indi. Tetapi Indi menolak semuanya.

Tetapi kalau disimpulkan, tenggang waktu satu bulan menempati rumah nenekku
sebenarnya cukup menyenangkan, hanya saja ada banyak pertengkaran. Setelah yang pertama,
selalu ada yang kedua, ketiga dan seterusnya. Dan biasanya semua menyangkut tentang anjing.
Lalu setelah sebulan itu, Indi pun meninggalkan neneknya.

Walaupun sudah meninggalkan neneknya, Indi tetap mendapatkan laporan penuh lengkap
mengenai neneknya dan dua belas ekor anjingnya yang mengisi hidupnya, bukan Indi, bukan
anak-anaknya, tetapi para anjinglah yang menemaninya.

Setelah pulang, Indi kembali mencari pekerjaan. Indi berkeputusan untuk pindah ke
Ibukota, ia pun tinggal di suatu pondok dengan dua orang lainnya, Wawa dan Maya. Hidup di
bawah satu atap membuat seseorang mengenal pribadi teman serumahnya.
Chitaraviditya Faizarahmi 9E/8

Mereka tumbuh akrab, membantu sesama, tertawa-tawa, bernyanyi-nyanyi, semua


mereka lalui bersama. Dari cicak di kamar mandi sampai tumbuhan pakis yang tidak bisa
dirawat. Mereka pun libura ke Bogor bersama (walaupun Wawa ada pekerjaan disana).

Dalam saat yang bersamaan, Indi mendapatkan sebuah pekerjaan dalam kantor. Indi
bekerja dalam unit slide yang mengolah data klien perusahaan ke dalam bentuk pandang-dengar.
Dan inilah awal mula kisah cinta Indi.

Indi telah jatuh cinta dengan seseorang yang bernama Syam, yang bekerja di kantor yang
sama. Mereka senang berdiskusi bersama. Ini adalah salah satu topik berbicara Indi, Maya, dan
Wawa. Dan topik lainnya adalah Edo, kekasihnya Wawa yang cukup berada dalam hal ekonomi.

Suatu hari Wawa menawarkan Indi dan Maya anak anjing milik temannya Edo. Hal ini
tidak diterima dengan baik oleh Indi. Bagaimanapun caranya Indi menolak apapun percakapan
yang berkaitan dengan hewan itu. Wawa dan Maya pun heran mengapa temannya sangat tidak
suka dengan anjing, tetapi pembahasan itu dihindari sama sekali oleh mereka bertiga.

Kabar kurang menyenangkan lainnya datang dari pengetahuan Indi mengenai anak dan
kekasih Syam. Itulah akhir dari cintanya kepada teman kerjanya.

Hari-hari berubah menjadi minggu, lalu pada akhirnya menjadi tahun. Umur Indi sudah
berkepala tiga, Wawa sudah menikah dengan Edo, Maya dan Wawa sudah pindah tempat
tinggaL. Hanya Indi-lah yang tertinggal.

Indi belum mempunyai kekasih, belum mempunyai rumah sendiri. Tetapi ini tidak
memberhentikan Indi dari pekerjaannya. Indi bangga hidupnya tidak dikendalikan oleh
orangtuanya.

Suatu hari ia bertemu dengan seekor anjing yang terluka, disakiti oleh para manusia. Indi
lalu merawatnya sampai kondisinya baik. Tetapi tanpa terduga ia mewarisi sifat neneknya yang
mencintai anjing. Ia dapat merasakan perasaan anjing itu, ia pun ditemani oleh anjing itu.

Pada akhirnya ia terus mempunyai anjing dengan jumlah yang menyaingi jumlah
neneknya. Sekarang dua belas anjingnya telah menjadi keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai