Anda di halaman 1dari 5

Sebuah Petualangan

Dwito Fajar Septianto ( VII-I/15 )

Dio adalah salah satu mahasiswa di salah satu


universitas di Surabaya. Dio merupakan mahasiswa yang
berasal dari kota lain. Dio merupakan anak kost yang
memiliki hobi berpetualang. Dio berniat untuk berpetualang
di jawa timur. Dio mengajak tiga temannya yaitu Adi, Fajar,
dan Budi. Adi, Fajar, dan Budi memiliki hobi yang sama
dengan Dio yaitu berpetualang sembari mencari senja di
puncak gunung. Saat liburan semester Dio dan ketiga
temannya bersiap-siap untuk melakukan petualangannya di
gunung Bromo dan juga gunung Semeru.
Pada malam hari, Dio dan ketiga temannya berangkat
pergi ke gunung Bromo. Tetapi mereka berubah pikiran untuk
tidak jadi pergi ke gunung Bromo mereka pergi ke kawah
Ijen. Setelah tiba di salah satu kota yang berdekatan dengan
kawah Ijen. Mereke ber-empat menginap di rumah ibunya
Fajar untuk istirahat tidur. Pagi hari tiba Dio dan ketiga
temannya menyantap sarapan pagi yang sudah dihidangkan
oleh ibunya Fajar. Setelah sarapan mereka ber-empat
menunggu giliran mandi. Setelah selesai mandi mereka ber-
empat bersiap-siap untuk pergi ke kawah ijen lalu pergi ke
gunung semeru

57
Sebelum ke kawah Ijen mereka ber-empat pergi ke
supermarket untuk membeli persiapan pangan ketika lapar.
Setelah selesai membeli mereka berangkat ke kawah ijen.
Setelah sampai di kawah Ijen, mereka ber-empat berniat untuk
menaiki gunung Ijen lalu pergi ke kawah ijennya. Tidak
berpikir lama mereka ber-empat menaiki gunung ijen sampai
puncak. Setelah sampai puncak guung Ijen, mereka ber-empat
beristirahat dan bersantai sambil melihat matahari terbenam.
Setelah beristirahat mereka menggelar tenda dan langsung
tidur dengan harapan bisa bangun lebih pagi dan dapat
melihat pesona api biru di kawah Ijen. Jam 3 pagi mereka ber
empat bangun dan bergegas ke kawah ijen sambil berfoto foto
dengan pesona alam yang indah. “Indahnya alam ini ya tuhan”
ujar Dio. Setelah berfoto foto sembari menunggu matahari
terbit mereka bergegas ke menggulung tenda dan turun ke
tempat awal.
Setelah sampai ke tempat awal mereka ber-empat
bergegas pergi ke kota yang dekat dengan gunung Semeru. Di
tengah perjalanan tiba tiba bis yang mereka naiki mengalami
masalah teknis. “Haduh kenapa harus ada kendala ini” ujar
Fajar. “Nasib jar, makan makan aja yuk di sebelah ada
warung tuh” ujar Budi. “Skuy makan kita sambil menunggu
kendala ini” ujar Adi. “Minta izin dulu sana sama supir bis
nanti takutnya kita ketinggalan bis pas makan” ujar Dio.
Setelah izin dengan supir untuk makan, mereka makan di
warung makan. Tanpa disangka warung itu memiliki view
yang bagus karena berada di dekat jurang yang indah. “Gila
bagus banget viewnya mayan buat distoryin nih di instagram”
ujar Adi. “Bagus sih bagus gak usah alay alay amat kali Di”

60
ujar Dio. “Biasa Adi emang gitu orangnya” ujar Fajar.
“hehehe maaf lah” jawab Adi. “Ngomong aja kalian
makanannya aku habisin loh” ujar Budi. “Santai Bud, bagi
bagi lah” ujar Adi, Fajar, dan Dio.
Setelah bermakan makan mereka kembali ke bis. “yah
masih diperbaiki udah mau ashar nih nanti sampe sana jam
berapa dah” ujar Fajar. “Santai aja kali jar main bareng aja
sambil nunggu” ujar Adi. “Main terus kalian berdua pantesan
tugas gak pernah dikerjain” ujar Dio. Akhirnya bis itu bisa
berjalan lagi. “Akhirnya jalan juga” ujar Fajar. Setelah sampai
terminal bis, mereka ber empat menunggu saudara dari Budi
untuk menjemput mereka ke rumah saudaranya Budi. Setelah
menunggu mereka sampai ke rumahnya saudaranya Budi.
Mereka beristirahat tidur karena kelelahan.
Pagi hari pun tiba Adi, Dio, Fajar, dan Budi bergegas
bangun dan sarapan. Setelah sarapan tentu mereka ber empat
mandi. Setelah mandi, mereka ber-empat bersiap-siap pergi ke
basecamp gunung semeru. Setelah sampai gunung Semeru
mereka daftar dan memberikan surat izin untuk mendaki
gunung Semeru. Tanpa basa-basi merekapun mendaki hingga
sampai ke pos 2. Kaki Budi terasa sakit ia mengeluh dan ingin
beristirahat bentar lalu berangkat kembali. Setelah selesai
berangkat tiba tiba disuatu tanjakan yang lumayan tajam kaki
Adi terkilir padahal sebentar lagi sampai ke salah satu pos
yang bisa di gelar tenda. Adi merasa tidak kuat untuk mendaki
lagi akhirnya Fajar, dan Budi bergotong membawa Adi
sampai ke pos yang dapat digelar tenda. Sedangkan Dio yang
membawa tasnya Adi sampai ke pos tersebut. Setelah itu, Dio
dan Fajar menggelar 2 tenda untuk beristirahat. Kaki Adi
mulai membaik. “Huft, kakiku mulai membaik dan bisa

59
dibuat untuk berdiri walaupun terasa sakit” ujar Adi.
“Syukurlah, ayo makan dulu sambil nunggu sunset” ujar Dio.

Malam haripun tiba, seketika rintikan hujan pun


turun. Tiba-tiba Adi terkena Hipotermia tubuh Adi kejang-
kejang. “Haduh, Adi kenapa harus terkena Hipotermia.Tadi
kakinya terkilir sekarang Tubuhnya kejang-kejang” ujar Fajar.
Dio pun menenangkan Adi sambil menyelimutinnya dengan
handuk agar terasa hangat. Adi pun mulai tenang. Budi
menyiapkan secangkir the hangat untuk Adi. “Terimakasih
Bud, maaf merepotkan kalian semua” ujar Adi. “ Gapapa kok
yang penting kamu aman hehe” ujar Budi. Setelah itu mereka
ber empat kembali tidur karena besoknya harus mencari
sunrise di puncak gunung lalu kembali pulang.
Pagi haripun tiba, mereka ber empat bergegas untuk
mendaki gunung untuk melihat matahari terbit. Setelah
sampai puncak mereka ber empat berfoto-foto dan melihat
sunrise dengan pesona alam yang indah. “Gila bagus banget
pesona alamnya berasa hidup” ujar Adi. “Tuhan telah
memberikan pesona alam yang indah untuk Indonesia” ujar
Dio. Setelah berdialog mereka pergi kebawah untuk bersiap
siap pulang. Sebelum bersiap-siap pulang mereka sarapan
dahulu. Setelah sarapan mereka menggulung tenda dan
kembali ke basecamp awal.
Setelah sampai basecamp mereka kembali ke rumah
saudaranya Budi. Setelah sampai ke rumah saudaranya Budi
mereka menginap sehari dahulu lalu kembali ke Surabaya
bersama-sama. Dio dan temannya-temannya merupakan
seseorang yang suka berpetualang dan suka melihat keindahan

60
pesona alam Indonesia yang sangat hidup, subur dan juga
indah.

59

Anda mungkin juga menyukai