Anda di halaman 1dari 5

SETAPAK ASA SANG GARUDA

Oleh : Ainun Najib

Sebuah desa terpencil di negeri ini terdapat anak kecil yang mempunyai impian besar.
Ia bercita-cita ingin menjadi Presiden, walaupun dengan terbatasnya fasilitas pendidikan di
sana, itu tidak akan menjadi halangan. Bila ada rintangan menghadang, ia mampu
mengatasinya, karena niatnya sudah bulat, tak ada kata putus asa. Makanya pada saat
menginjak kelas 2 SMP, dan tidak mempunyai biaya sekolah, ia langsung pergi ke rumah
orang kaya di desanya, untuk bekerja mencari uang, di sana ia menjualkan barang dagangan
berupa kebutuhan pokok. Karena kegigihannya ia selalu meraih kesuksesan di setiap ada
kesempatan termasuk saat mendapatkan beasiswa ilmu politik di universitas Cambridge
Inggris, menjadi anggota DPR RI, dan memenangkan Pemilihan Presiden 2060.

Anak yang punya mimpi besar itu bernama Jaya, ia lahir di desa Tapak Asa, umurnya
12 tahun, dan duduk di kelas 6 SD. Ayahnya bernama Teguh, dan ibunya bernama Gigih.
Keluarga ini sangat harmonis, meskipun hidup dalam kekurangan. Lingkungan desa Tapak
Asa memang bagus, selalu mengutamakan pendidikan. Tapi, dari segi geografis memang
desa ini kurang bagus, letaknya di ujung negeri ini, sangat jauh dari pusat ibu kota, tepatnya
di lereng pegunungan, Mayoritas orang desa bekerja sebagai petani, peternak, dan pedagang.

Dinginnya embun pagi membasahi dedaunan, tanda mulainya aktivitas pagi keluarga
teladan. Setelah selesai sholat shubuh, pak Teguh langsung pergi ke ladang untuk menanam
jagung. Beliau membawa cangkul di taruh di atas pundaknya, dan pergi dengan mengayun
sepeda. Saat tiba di ladang, beliau langsung mencangkul ladang, dan membersihkan rumput
yang mengganggu tanaman. Hal ini bertujuan agar menjaga kesuburan tanah, dan melindungi
tanaman dari hama. Sudah hampir 3 jam, beliau mencangkul tanah, keringat sudah
membasahi bajunya, beliau tetap saja meneruskan pekerjaannya.

Selang waktu beberapa menit, datanglah bu Gigih dengan membawa makanan kesukaan
Pak Teguh.

Bu Gigih : "Pak, waktunya istirahat. Ayo, makan dulu !"


Pak Teguh : "Iya, Bu."
Bu Gigih : "Ini lho Pak, aku bawa makanan kesukaanmu."
Pak Teguh : "Iya Bu, terima kasih ya. "
Bu Gigih : "Iya, Pak. Ini memang sudah kewajibanku."
Pak Teguh : "Aku selalu meyusahkanmu, dan tidak bisa membahagiakanmu, Bu."
Bu Gigih : "Hmm, sudahlah, Pak. Aku sudah hidup bahagia bersamamu. Hayo, cepat
dihabiskan makanannya, nanti keburu di makan semut." (Sambil senyum)
Pak Gigih : "Iya, Bu. "
Bu Gigih : "Pak, aku pulang dulu ya, mau jemput Jaya di sekolah. Katanya pulang jam
10 pagi, karena ini hari terakhir ujian sekolah. "
Pak Gigih : "Iya, Bu. Hati- hati ya !"

Setelah selesai makan, pak Teguh meneruskan pekerjaannya. Beliau bekerja mulai jam 6
pagi sampai jam 11 siang, setelah itu istirahat, dan diteruskan lagi pada jam 2 sore sampai
jam setengah 5 sore. Memang beliau sangat rajin dalam bekerja, makanya beberapa tahun ini
beliau menuai hasil panen yang melimpah. Selain rajin, beliau juga baik kepada semua orang,
ketika panen tiba, beliau selalu memberikan sebagian hartanya kepada orang yang tak
mampu. Selain itu, beliau juga membantu petani lain ketika terjadi masalah pada
tanamannya. Tidak heran walaupun hidup sederhana, beliau sangat dihormati oleh penduduk
desa, itu karena perilaku baiknya terhadap semua orang.

Panas terik matahari sudah melambai- lambai, tandanya waktu istirahat sudah tiba. Pak
Teguh bersiap pulang ke rumah untuk beristirahat. Sebelum itu beliau membersihkan
cangkul, kotak makanan, serta badannya di sungai dekat ladang. Setelah bersih semua, beliau
mengambil sepeda dan berangkat pulang ke rumah. Setelah sampai rumah, beliau disambut
oleh istri dan anaknya. "Pak, ini pakaian gantinya, silakan ganti baju di kamar mandi. "ujar
bu Gigih. "Iya, Bu." jawab pak Teguh. Setelah pak Teguh selesai mandi dan ganti baju, pak
Teguh langsung mendirikan sholat dhuhur dulu, lalu makan siang bersama. Kemudian selesai
makan siang bersama, pak Teguh pergi ke kamar tidur untuk beristirahat, bu Gigih mencuci
piring di dapur, dan Jaya pergi ke ruang belajar untuk membaca buku.

Suara tetesan air di atas batu


Secepat peluru menembus baja

Jika kamu tak membaca buku


Akan hidup merana di usia senja

Usai sudah 2 jam berlalu Jaya membaca buku, tiba- tiba datanglah temannya untuk
mengajak bermain sepak bola di lapangan. Lalu Jaya menemui ibunya untuk meminta izin,
dan bergegas menemui temannya. Setelah sampai di lapangan, Jaya bersama temannya
bermain sepak bola, Jaya ditunjuk sebagai striker atau bagian penyerang, kebetulan juga Jaya
suka menjadi striker. Mereka sangat menikmati permainan itu, tertawa dan bercanda bersama.
Meskipun hanya permainan, Jaya menunjukkan sikap antusias dan semangat dalam bermain,
dibuktikan ia mampu mencetak gol ke gawang lawan, dan membawa timnya menang. Setelah
permainan berakhir, mereka istirahat sejenak, dan berencana pulang ke rumah masing-
masing.

Pada saat tiba di rumah, Jaya langsung mandi, habis selesai mandi, ia mendirikan
sholat Ashar. Setelah itu ia pergi mengaji di masjid sampai waktu Magrib, sambil menunggu
waktu Isya', ia habiskan waktu itu dengan membaca al- Qur'an bersama ustadznya. Setelah
sholat Isya', ia segera pulang ke rumah untuk makan malam, dan belajar. Selesai belajar, ia
langsung pergi ke kamar tidur untuk beristirahat. Memang kegiatan Jaya di setiap harinya
hanya terisi dengan rutinitas yang baik, dan terjadwal.

Setelah menunggu selama 2 bulan, Jaya mendapatkan kabar baik dari sekolahnya
bahwa ia telah lulus dengan nilai sempurna, dan menjadi lulusan terbaik di sekolahnya. Jaya
langsung pulang dan menemui orang tuanya, sampai dekat rumah, Jaya berteriak, "Hore, aku
sudah lulus." ujar Jaya. Suara Jaya sampai terdengar orang tuanya, lalu orang tuanya
menghampirinya dengan mengucapkan selamat, "Selamat ya, Nak. Semoga ilmunya
bermanfaat." ujar orang tuanya. Kemudian orang tuanya berencana mengajak Jaya pergi
rekreasi ke taman wisata besok pagi untuk merayakan kelulusannya.

Pagi hari yang ditunggu sudah datang, keluarga pak Teguh sudah siap untuk
berangkat. Di perjalanan Jaya sangat senang sekali, terutama karena bisa membahagiakan
kedua orang tuanya. Tidak lama sudah sampai ke taman wisata, di sana mereka beli tiket
masuk. Lalu Jaya bersama keluarga ingin menaiki perahu untuk mengitari sebuah danau. Saat
itu Jaya duduk diantara ayah dan ibunya, lalu ayahnya ingin bertanya kepada Jaya.

Ayah : "Jaya, kamu sudah meraih tangga impianmu lho ..."


Jaya : "Maksud ayah ?"
Ayah : "Itu lho, Nak. Kamu sudah meraih tangga impianmu, tangga itu akan menjadi batu
loncatan untuk meraih impianmu yang sebenarnya. Memang impianmu ingin jadi apa,
Nak ?"
Jaya : "Aku ingin jadi Presiden, ayah."
Ayah : "Kenapa kamu ingin menjadi presiden ?"
Jaya : "Karena aku ingin menyejahterakan rakyat negeri ini, aku ingin menjadi Sang
Garuda yang mampu terbang ke seluruh plosok negeri, tidak ada satu pun plosok desa
yang tidak aku jangkau, dan aku ingin mewujudkan keadilan yang merata bagi rakyat
negeri ini."

Lalu ayahnya langsung kagum dengan impian besarnya dan memberikan saran yang
membangun kepada anaknya.

Ayah : "Jika itu impianmu maka gapailah! Kamu harus berusaha untuk mewujudkannya,
pantang menyerah jika ada rintangan, dan semangat untuk belajar. Serta sebelum
kamu membantu menyelesaikan permasalahan orang banyak. Kamu harus mampu
menyelesaikan permasalahan diri sendiri, maupun permasalahan orang terdekatmu
dengan memberikan solusi."
Jaya : "Iya ayah, aku siap dan aku akan berusaha."
Ayah : "Bagus, itu baru anakku." (Sambil tersenyum, dan mengelus kepala anaknya)

Setelah selesai naik perahu, mereka makan bersama dan setelah itu berencana pulang
ke rumah. Sampai di rumah mereka langsung berencana mencari informasi tentang
pendaftaran siswa baru sekolah SMP. Mereka pergi ke berbagai sekolah SMP untuk mencari
informasi, dan kebetulan ada informasi sekolah yang membuka pendaftaran di awal bulan ini
yaitu sekolah ternama daerah ini.

Seminggu sudah berlalu, saat ini waktunya ujian seleksi. Jaya sangat serius
mengerjakannya, waktu ujian cuma 60 menit. Setelah selesai ujian, pengumuman langsung
diberitahukan, tidak disangka keberuntungan berpihak kepadanya lagi, ia lulus dan masuk
kelas unggulan. Setelah itu ia pergi ke kamar tidur untuk beristirahat, agar besok bisa
mengawali kegiatannya dengan baik.

Bulan terbang secepat burung Garuda, satu tahun sungguh tak terasa. Jaya sudah melewati
rintangan yang ada, tapi selalu hampir putus asa. Saat ini Jaya mendapatkan permasalahan
yang berat yaitu masalah biaya pendidikannya, sebenarnya ia sudah mendapatkan keringanan
biaya dari sekolah, tapi tetap saja masih terasa besar buat Jaya. Bila ia tidak memenuhi biaya
daftar ulang selama 2 bulan, maka sesuai peraturan sekolah, ia tidak boleh mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kelas. Kemudian Jaya pulang ke rumah, ia langsung pergi ke
kamar tidur dan mengunci pintunya. Ia sangat sedih dan menangis, sebenarnya ia ingin
menangis sekencang-kencangnya, tapi takut terdengar orang tuanya.
Tangga harapan sudah diraih
Angin malam semakin kencang

Jika setapak impian telah datang


Maka rintangan semakin menantang

Setelah melampiaskan kesedihannya, ia langsung tersadar, ia mengerti dia dari


keluarga sederhana, dan kebetulan tahun ini ayahnya gagal panen. Jadi, ia ingin bekerja.
Kemudian ia langsung menemui orang kaya di desanya, dan meminta pekerjaan kepadanya.
Beliau merasa senang karena anak kecil seperti dia mau bekerja demi ingin meneruskan
sekolahnya. Tidak hanya itu beliau juga mau membantu menyelesaikan masalahnya. Lalu
Jaya sangat senang, dan bersyukur bisa meneruskan sekolahnya. Tidak henti-hentinya Jaya
menangis dan mengucapkan terima kasih kepada beliau yang mau membantunya,

Singkat cerita, Jaya yang terkenal anak pantang menyerah, cerdas, pintar, berakhlak
baik, dan penuh dengan keberuntungan ini dikabarkan selalu mendapatkan juara kelas pada
saat duduk di kelas SD sampai SMA, ia juga mendapatkan beasiswa ilmu politik di
universitas Cambridge Inggris, selain itu ia juga menjadi anggota DPR RI, dan paling
mengesankan ia mampu memenangkan Pemilihan Presiden 2060. Ia mampu mewujudkan
impiannya masa kecilnya dulu yaitu ingin menjadi Presiden.

BIODATA

Nama : Ainun Najib


Alamat : Desa Jongbiru RW 01 RW 01 Kec. Gampeng Rejo Kab. Kediri
No. WA/ HP : 089 509 973 357
E- mail : ainunnajib100@gmail.com
Instagram : ainun_najib100

Anda mungkin juga menyukai