Anda di halaman 1dari 3

CERPEN

PETANI YANG SUKSES

BY:Stefanus arki Rahman

Suatu ketika di satu Desa yang sangat terpencil terdapat seorang petani yang sangat rajin
.Setiap hari ia selalu kekebunya untuk berkerja. Di umurnya yang ke Di umurnya yang ke-45,ia
masih sangat sehat bahkan masih rajin untuk membersihkan kebunnya.Ia juga mempunyai istri
yang sangat rajin.Mereka mempunyai seorang anak yang bernama Tian.Ia sekarang kelas 3SMA.

Untuk menghidupkan istri dan anaknya, si petani menjual sayur hasil tanamanya.Suatu
hari sang istri bertanya kepada suaminya “pak…. apakah kamu setuju kalau tian melanjutkan
studinya ke perguruan tinggi?”suaminya tertunduk sambil merenungkan pertanyaanya istrinya.
Setelah itu sang suami langsung berdiri sambil berkata “lihat saja bu, kalau penghasilan kita ke
depan ini lebih baik, maka apa yang dikatakan ibu mungkin bisa.” Sang ibu bertanya lagi “tapi
pak apakah pak yakin kalau penghasilan kita ke depan dapat meningkat.” “bu, kalau kita bekerja
keras kitas pasti akan berubah.” Jam sudah menun jukan pukul 06.30 kita harus segera ke kebun
pak lanjut sang istri “ia bu sekarang kita siap-siap ke kebun. Lalu mereka pergi ke kebun untuk
merawat sayur-sayuran yang ada di kebunnya. Mereka bekerja dengan penuh semangat untuk
mewujudkan impian mereka yakni menyelsaikan studi dari anak mereka tian, dan merubah
kehidupan keluarga mereka.Jam sudah menunjukan angka 12.00,lalu mereka makan siang
setelah itu mereka melanjutkan pekerjaannya sampai sore hari. begitupun seterusnya setiap hari.

Suatu hari sang istri mengalami sakit danmembuatnya tidak bisa membantu suaminya
untuk bekerja. “pak… maafkan saya saya tidak bisa membantumu untuk bekerja lagi.” Jawab
suaminya “bu… mending ibu istirahat saja dulu di rumah untuk sementara, biar bapak saja yang
pergi bekerja di kebun, dan mungkin ini adalah sebuah tantangan dari Tuhan untuk keluarga
kita.”

Akhirnya sang suami bekerja sendiri di kebun. Sambil bekerja ia berdoa kepada Tuhan
agar diberi kesehatan kepada istrinya yang sedang sakit dan memberikan rezeki dan hasil yang
memuaskan setiap titik perjuangannya itu. Tanpa ia sadari matahari sudah mulai siang panasnya
pun sungguh membakar si petani yang sedang bekerja di ladangnya itu. Namun ia tidak mau
menyerah demi membuat keluarganya lebih baik.

Kini anaknya sudah tian sudah tamat dari SMAnya dan sebentar lagi melanjutkan studinya ke
perguruan tinggi. Karena semangat dan kerja kerasnya yang tak kenal lelah itu ia pun dapat
memetik hasil kerja kerasnya sendiri dengan sangat puas. Tahun itu ia mendapatkan penghasilan
yang lebih dari sebelumnya. Begitupun seterusnya setiap tahun. Akhir tahun pun sudah tiba tian
sudah tamat dari SMAnya ia sekarang hanya menunggu kabar dari kedua orangtuanya apakah ia
lanjut ke perguruan tinggi atau tidak, karena dia sangat tahu keadaan keluarganya. Akirnya ia
menyeerahkan semua keputusan itu kepada orang tuanya walaupun dari hatinya ia ingin lanjut
tetapi ia memikirkan orang tuanya. Tian memang anak yang baik dia taat kepada orang tua.
Akhirnya melihat sikap tian yang baik orang tuanya pun mengizinkan tian untuk melanjutkan
studinya ke perguruan tinggi. Mendengar itu tian sangat bangga. Ia tentu memanfaatkan
kesempatan itu dengan baik dan tidak menyia-nyiakan perjuangan orang tuanya.

Tian pun melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Karena keputusan orang tuanya itu
untuk melanjutkan studi dari anaknya tian akhirnya mereka bekerja lebih keras lagi. Namun,
walaupun demikian si petani juga tidak lupa ke gereja untuk berdoa.Karerna menurut si petani
dengan berdoa juga segala perkerjaan dan tugas kita dapat berjalan lancar dan mampu
memperoleh hasil yang memuaskan.

Setiap soreh si petani berjalan ke berbagai kampung dengan membawa sayur-sayuran-


nya.Ia mendapat RP 300.000 per harinya.Ia sangat senang karena penghasilanya sudah mulai
meningkat.Ia pun berharap dengan penghasilannya yang seperti itu, dpat membiayai sekolah dari
anaknya. Namun ia belum bisa membiayai pengobatan untuk istrinya karena penghasilannya
selama ini cukup untuk kebutuhan sekolah Tian.
Sebelum ia berangkat ke kebun ia harus menyiapkan sarapan pagi untuk istrinya.
Setelah itu ia lalu pergi ke kebun.Sampai di kebun ia langsung mengambil perlengkapan
Kerjannya lalu mulai kerja.
Tetapi sang istri masih terbaring sakit dirumah.Sang istri hanya bisa menjatuhkan air
matanya saat melihat perjuangan sang suaminya.Dalam tangisannya itu ia juga tak lupa berdoa
untuk suami dan anaknya.Setiap hari sang istri hanya tertidur dan hanya berhadapan dengan
kasur terus.Kerinduanya untuk bekerja kinipun tak bisa ia lakukan.

`keesokan harinya Tian pulang kerumah untuk melihat ibunya.Sampai dirumahnya,Tian


sangat sedih melihat penderitaan ibunya.sambil menangis ia memeluk ibunya.Tian”bu..mengapa
ibu sampai sakit seperti ini,apakah ibu memikirkan biaya sekolah saya?”ibu sambil memegang
tangan tian”Nak mungkin ini semua adalah cobaan untuk keluarga kita.Jadi kamu jangan
berpikir kalau semua ini terjadi karena memikirkan biaya sekolahmu,bukan.”

Satu minggu Tian tidak ikut sekolah dan merawat ibunya di rumah.Ia memang anak yang
baik,Dalam satu minggu itu juga ia tidak lupa membantu ayahnya.Ia bersama ayahnya
mengelilingi beberapa kampung untuk menjual sayur hasil kebun ayahnya.ayah”nak saya bangga
punya anak seperti kamu yang rajin membantu orang tua.”pak itu sudah menjadi kewajiban kami
sebagai anak harus membantu orang tua.Mendengar jawaban Tian,mereka ayahnya sangat
senang.ia memeluk Tian dengan sangat erat.Setelah mereka pulang,mereka langsung
memberikan hasil dagangan sayur mereka kepada ibunya.Sang ibu sangat senang melihat
penghasilan sang suaminya sudah sangat meningkat.

Keesokan harinya tian harus pulang ke sekolahnya.


Kini si petani harus berjuang sendiri lagi.Ia harus bisa membiayai sekolah Tian sampai selesai.
Keesokan harinya si petani harus kekebun lagidan sorenya ia berjalan mengelilingi kampung
untuk menjual sayur-sayuranya.Namun ditengah perjuanganya itu ia tidak lupa berdoa.Begitupun
sang istrinya yang ada di rumah,meskipun masih dalam derita sakit ia juga mempunyai
kesempatan untuk berdoa.

Empat tahun kemudian si petani telah berhasil membiayai sekolah dari anaknya Tian.
Kini Tian sudah mendapatkan pekerjaan. Dengan begitu penghasilan si petani sudah sangat
meningkat berkat Tian. Kini kehidupan mereka sudah mulai membaik. Bahkan mereka bisa
membiayai pengobatan istrinya.

Anda mungkin juga menyukai