WELDING (GMAW)
1. Tomi Juniawan 2204029
2. Nuraisah 2204021
3. Muhammad Arsad 2204017
4. Rifqi Azhari 2204025
5. Agung Raihan 2204003
6. Galih Prasetyo 2204011
7. Adi Mulyana 2204002
8. Dimas Dwi T 2204008
PENGELASAN GMAW (GAS METAL ARC WELDING)
• Sejarah GMAW
GMAW (gas metal arc welding) atau sering di sebut dengan las MIG ( Metal Inert
Gas ) mulai dikenalkan di dunia industri pada tahun 1940-an. Di awal tahun 1950
yang diprakarsai oleh Lyubavshkii and Novoshilov, melakukan pengembangan GMAW dengan menggunakan
diameter elektroda yang lebih besar dan gas pelindung yang digunakan adalah karbon dioksida CO2.
Pengembangan ini menghasilkan percikan elektroda yang tinggi, dan panas pada benda kerja yang sedang. Di
akhir tahun1950 terjadi perkembangan dibidang teknologi power source, dan perkembangan diameter
elektroda yang digunakan semakin kecil 0.035" - 0.062" (0.9 - 1.6 mm). Proses las MIG sukses dikembangkan oleh
Battele Memorial Institute pada tahun 1948 dengan sponsor Air Reduction Company. Las MIG ( metal inert gas )
pertama kali dipatenkan pada tahun 1949 di Amerika Serikat untuk pengelasan alumunium. Keunggulannya
adalah penggunaan elektroda yang berdiameter lebih kecil dan sumber daya tegangan konstan (constant-
voltage power source) yang telah dipatenkan sebelumnya oleh H.E. Kennedy. Pada tahun 1953, Lyubavskii dan
Novoshilov mengumumkan penggunaan proses las MIG menggunakan gas CO2 sebagai gas pelindung. Mereka
juga menggunakan gas CO2 untuk mengelas besi karbon. Gas CO2 dicampur dengan Gas Argon yang dikenal
sebagai Metal Active Gas (MAG), yang kemudian berkembang menjadi proses las MAG.
Secara bagian perkembangan las GMAW (gas metal inert welding) dapat dilihat didalam gambar sebagai berikut
dibawah ini :
▪ Pengertian las MIG (metal inert gas)
Pengelasan Metal Inert Gas (MIG) menggunakan gas pelindung yang berasal dari gas Mulia.
Seperti Helium, Argon (Ar), Helium yang dicampur Argon, atau bisa juga memakai Karbondioksida.
Teknik MIG biasa digunakan untuk menyambung material yang terbuat dari baja tahan karat (stainless
steel) dan aluminium. Pengelasan pada material non Ferrous seperti Stainless, Copper alloys, Nickel
alloys dan aluminium biasa menggunakan Argon. Sedangkan untuk material Ferrous menggunakan
gabungan atau campuran beberapa gas. Contohnya Argon dengan CO2, Helium dengan Argon, Oxygen
dengan Argon dalam persentase tertentu.
Umumnya Pada pengelasan baja lunak dan baja menggunakan gas CO2 sedangkan untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat
menggunakan gas argon atau campuran argon dan helium
1. ARGON (GAS MULIA / INERT GAS). Pada umumnya semua pengelasan menggunakan shielding gas tersebut karena
mechanicalnya yang baik, bisa menstabilkan arc dan productivitynya lebih besar. Gas argon digunakan untuk material non ferrous
(aluminium, copper alloys, nickel alloys, stainless, dll), sedangkan untuk material ferrous menggunakan campuran beberapa gas
(argon+helium, argon+CO2 atau argon+oxygen) dengan prosentasi komposisi menyesuaikan.
2. GAS CO2. Gas CO2 adalah berupa gas aktif, Gas CO2 tidak bisa digunakan untuk pengelasan menggunakan Spray transfer jika tidak
di-mix. CO2 sendiri hanya bisa digunakan pada proses pengelasan Globular transfer dan Short Arc transfer tanpa di-mix.
3. Helium merupakan inert gas, dan sering digunakan sebagai shielding pada pengelasan yang membutuhkan untuk tembus lebih dalam,
kecepatan thermal conductivity dari gas helium lebih tinggi dibanding argon, maka membutuhkan voltage lebih besar pada proses
pengelasannya, dan biasanya disarankan untuk material aluminium dengan ketebalan lebih besar.
Fungsi dari gas pelindung pada pengelasan GMAW
Fungsi gas pelindung di gunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi dan melindungi hasil las selama masa pembekuan
( solidification ). Karena transfer logam yang kurang baik dari elektroda kawat ke benda kerja. Hal ini karena pada
polaritas searah, panas terletak pada elektroda
• PERALATAN UTAMA LAS MIG ( METAL INERT GAS )
Peralatan utama adalah peralatan yang berhubungan langsung dengan proses pengelasan, yakni
terdiri dari:
1. MESIN LAS
Mesin las GMAW merupakan mesin las DC, umumnya berkemampuan sampai
250 amper. Dilengkapi dengan sistem kontrol, penggulung kawat gas
pelindung, system pendingin dan rangkaian lain. Sumber tenaga untuk Las
MIG ( metal inert gas ) merupakan mesin las bertegangan konstan. Tenaga
yang dikeluarkan dapat berubah-ubah sendiri sesuai dengan panjang busur.
Panjang busur adalah jarak antara ujung elektroda ke benda kerja. Panjang
busur ini bisa distel. Bila busur berubah menjadi lebih pendek dari setelan
semula, maka arus bertambah dan kecepatan kawat berkurang. Sehingga
panjang busur kembali semula. Sebaliknya bila busur berubah menjadi lebih
panjang, arus berkurang, kecepatan kawat elektroda bertambah. Dengan sistem
otomatis seperti ini, yaitu mesin yang mengatur sendiri, maka panjang busur
akan konstan dan hasil pengelasan akan tetap baik
2. UNIT PENGONTROL KAWAT ELEKTRODA (WIRE FEEDER)
Alat pengontrol kawat elektroda (wire feeder unit) adalah alat/ perlengkapan
utama pada pengelasan dengan MIG ( metal inert gas ). Alat ini biasanya tidak
menyatu dengan mesin las, tapi merupakan bagian yang terpisah dan ditempatkan
berdekatan dengan pengelasan.
fungsi:
ada 3 jenis wirefeeder yaitu jenis dorong, jenis tarik, enis dorong tarik.perbedaannyaadalah dari cara menggerakkan elektroda dari spool ke
tourch.kecepatan wirefeeder dari 1 hingga 22 m/menit, performa tinggi bisa mencapai 30m/menit Untuk jenis rolnya wirefeeder dibagi dalam
dua jenis yaitu sistem 2 (dua) rol dan sistem 4 ( empat ) rol.
3. WELDING GUN
Welding gun. Berfungsi untuk melakukan proses pengelasan yang merupakan tempat
keluarnya kawat las dan gas pelindung. Ampere dan Volt kontrol. Berfungsi untuk
mengontrol besar kecilnya ampere dan voltase, biasanya pengontrol ini terdapat pada
mesin las atau di wire feeder.
Inti Welding Gun adalah alat yang digunakan sebagai keluaran kawat las dan
sebagai tempat keluarnya gas pelindung pada proses pengelasan GMAW.
4. KABEL LAS DAN KABEL CONTROL
Ada mesin las terdapat kabel primer (primary powercable) dan kabel sekunder atau kabel las
(welding cable). Kabel primer ialah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga dengan
mesin las. Jumlah kawat inti pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las
ditambah satu kawat sebagai hubungan pentanahan dari mesin las. Kabel sekunder ialah kabel-
kabel yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari kabel yang dihubungkan dengan tang
las dan benda kerja serta kabel control.
Fungsi utama dari regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas. Untuk
pemakaian gas pelindung dalam waktu yang relatif lama, terutama gas CO2
diperlukan pemanas (heater vaporizer) yang dipasang antara silinder gas dan
regulator.Hal ini diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang
berakibat terganggunya aliran gas.
Inti tabung dan regulator gas pelindung berfungsi sebagai tempat menampung dari gas
Pelindung ( CO2, Argon, helium) Regulator digunakan untuk mengatur tekanan gas sebelum di alirkan ke
selang untuk tujuan pengelasan GMAW.
6. Pipa Kontak
Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak terbuat dari
tembaga, dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda yang bergerak
Nozzle gas pelindung akan mengarahkan jaket gas pelindung kepada daerah las. Nozzle
yang besar digunakan untuk proses pengelasan dengan arus listrik yang tinggi. Nozzle yang
lebih kecil digunakan untuk pngelasan dengan arus listrik yang lebih kecil. Adapun gambar
dari Nozzel gas pelindung dapat dilihat dalam gambar samping.
• Proses Mesin Las MIG
Kemudian menjadi deposit logam las dan membentuk butiran las (weld
beads).Gas pelindung digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi
dan melindungi hasil las selama masa pembekuan (solidification).
Proses pengelasan MIG (metal inert gas),panas dari proses pengelasan ini dihasilkan oleh busur las yang terbentuk diantara elektroda
kawat(wire electroda) dengan benda kerja. Selama proses las MIG (metal inert gas),elektroda akan meleleh kemudian menjadi deposit
logam las dan membentuk butiran las (weld beads). Gas pelindung digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi dan melindungi hasil
las selama masa pembekuan (solidification). Proses pengelasan MIG (metal inert gas),beroperasi menggunakan arus searah
(dc),biasanya menggunakan elektroda kawat positif. Ini dikenal sebagai polaritas “terbalik” (reverse polarity). Polaritas searah sangat
jarang digunakan karena transfer logam yang kurang baik dari elektroda kawat ke benda kerja. Hal ini karena pada polaritas
searah,panas terletak pada elektroda.
Adapun proses las MIG dapat dilihat dalam gambar dibawah ini
PEMILIHAN KAWAT LAS MIG
Mesin las MIG umumnya berbeda dengan mesin las MMA. Jika pada mesin las MMA itu tingkat kematangan pada
kawat las bergantung pada settingan ampere ( salah satunya ). maka pada mesin las MIG, tingkat kematangan pada
kawat las bergantung pada settingan ampere, voltase dan juga speed wirenya. Pada mesin las MIG juga ada faktor
lain yang juga bergantung pada ketiga hal tadi. Yaitu ketebalan plat besi atau objek las yang akan di las.
Untuk settingan ampere, voltase dan juga speed wire pada mesin las MIG akan mempengaruhi :
1. Tingkat kematangan kawat lasnya
2. Penetrasi kerak las dengan besi
3. Kekuatan hasil las
untuk standard ukuran kawat las MIG ada 4 yaitu diantaranya adalah :
0.6 mm
1. 0.8 mm
2. 1.0 mm
3. 1.2 mm
standardnya keempat ukuran tersebut digunakan untuk ukuran besi atau plat yang standard pula. Berikut ini adalah
standard penggunaan ukuran kawat las yang disesuaikan dengan ketebalan plat :
1. 0.6 mm = ukuran plat 4 mm
2. 0.8 mm = ukuran plat 6 mm
3. 1.0 mm = ukuran plat 8 mm
4. 1.2 mm = ukuran plat 10 mm
balik lagi ke poin yang tadi. Karena hal-hal yang mempengaruhi hasil lasan MIG tadi itu bukan ukuran dari kawat
las. Maka disini yang terpenting yaitu sebenarnya dari sisi settingan ampere & speed wirenya.
KAWAT LAS GMAW
Proses GMAW terbagi atas dua jenis metode berdasarkan penggunaan gas pelindungnya, yaitu Metal Active Gas (MAG)
dan Metal Inert Gas (MIG). Kedua metode tersebut memiliki fungsi, karakteristik, dan aplikasi tertentu sehingga
diperlukan kesesuaian dalam pemilihan kawat pengisi atau kawat las.
Kawat las yang digunakan pada proses MAG dapat berbentuk kawat solid ataupun kawat inti fluks. Standard spesifikasi
dari kawat las solid yaitu AWS A5.18:2005 (Carbon Steel Electrodes and Rods for Gas Shielded Arc Welding). Sedangkan
kawat las berinti fluks dispesifikasikan pada AWS A5.20:2005 (Carbon Steel Electrodes for Flux Cored Arc Welding).
Kedua standard tersebut menspesifikasikan kawat las untuk pengelasan baja ringan dan baja kekuatan tinggi
490N/mm2.Untuk pengelasan baja paduan rendah, seperti baja kekuatan tinggi 550 – 830 N/mm2, baja temperatur rendah,
dan baja paduan rendah tahan panas, dispesifikasikan pada AWS A5.28:2005 (Low Alloy Steel Electrodes and Rods for
Gas Shielded Arc Welding) untuk kawat las solid, dan AWS A5.29:2010 (Low Alloy Steel Electrodes for Flux Cored Arc
Welding) untuk kawat las berinti fluks. Kawat las yang digunakan dalam pengelasan baja tahan karat yaitu kawat las inti
fluks yang dispesifikasikan dalam AWS A5.22:2012 (Stainless Steel Flux Cored and Metal Cored Welding Electrodes and
Rods).
KAWAT LAS MIG
Kawat las solid yang dispesifikasikan dalam AWS A5.28:2005 untuk baja paduan rendah, dapat digunakan juga pada
proses las MIG. Pengelasan baja tahan karat dengan proses las MIG menggunakan kawat las solid yang
dispesifikasikan dalam AWS A5.9:2012 (Bare Stainless Steel Welding Electrodes and Rods). Untuk pengelasan nikel
dan nikel paduan digunakan kawat las solid sesuai spesifikasi AWS A5.14:2011 (Nickel and Nickel Alloy Bare
Welding Electrodes and Rods), sedangkan kawat las tembaga dan tembaga paduan dispesifikasikan dalam AWS
A5.7:2007 (Copper and Copper Alloy Bare Welding Rods and Electrodes).
TERIMA
KASIH