Anda di halaman 1dari 13

I.

STANDAR AUDIT 700


(Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan)

A. Ruang Lingkup
a) Standar audit mengatur tanggung jawab auditor dalam merumuskan suatu opini atas
laporan keuangan dan mengatur bentuk dan isi laporan auditor yang diterbitkan
sebagai hasil suatu audit atas laporan keuangan.
b) SA 701 mengatur tentang tanggungjawab auditor untuk mengkomunikasikan hal
audit utama dalam laporan auditor. SA 705 dan SA 706 mengatur bagaimana bentuk
dan isi laporan auditor dipengaruhi ketika auditor menyatukan suatu opini
modifikasi atau mencantumkan suatu paragraph penekanan atau paragraph lain
dalam laporan auditor.
c) SA ini berlaku untuk audit atas satu set lengkap laporan keuangan bertujuan umum
dan ditulis dalam konteks tersebut.
d) SA ini mendorong konsistensi dalam laporan auditor.

B. Tanggal Efektif
a) SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

C. Tujuan
a) Merumuskan suatu opini atas LK berdasarkan evaluasi atas kesimpulan yang ditarik
dari bukti audit.
b) Untuk menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis.

D. Definisi
a) Laporan keuangan bertujuan umum
b) Suatu kerangka pelaporan keuangan dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi keuangan. Istilah kerangka pelaporan wajar digunakan untuk merujuk
pada kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap
ketentuan dengan mengakui:
i. Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa, untuk mencapai penyajian
wajar laporan keuangan, manajemen mungkin perlu menyediakan
pengungkapan yang melampaui pengungkapan yang secara spesifik
diharuskan oleh kerangka tersebut; atau
ii. Mengakui secara eksplisit bahwa manajemen mungkin perlu untuk
menyimpang dari suatu ketentuan kerangka tersebut untuk mencapai
penyajian wajar laporan keuangan. Penyimpangan tersebut hanya terjadi
dalam kondisi yang sangat jarang.
Istilah “kerangka kepatuhan” digunakan untuk mengacu pada suatu kerangka
pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan dalam
kerangka tersebut namun tidak memuat pengakuan dalam butir (i) atau (ii).
c) Opini tanpa modifikasian: Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
d) Pengacuan pada “Laporan Keuangan” berarti suatu laporan keuangan bertujuan umum
yang lengkap.
e) Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapakan Dewan Standar Akuntansi Keuangan -
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) dan pengacuan pada “Standar Akuntansi
Pemerintahan di Indonesia” yang ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan (KSAP).

E. Ketentuan
Perumusan Suatu Opini atas Laporan Keuangan
a) Merumuskan tentang apakah laporan keuangan disusun dalam hal semua material
sesuai kerangka keuangan.
b) Auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah memperoleh keyakinan memadai
tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
c) Auditor harus mengevalusi apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang
material sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan.
d) Auditor harus mengevaluasi:
i. Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang dipilih
dan diterapkan secara tepat.
ii. Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan konsisten dengan kerangka
pelaporan keuangan.
iii. Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar.
iv. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat
diandalkan, dapat diperbandingkan, dan dapat dipahami.
v. laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk pengguna
laporan keuangan yang dituju memahami pengaruh transaksi dan peristiwa
material terhadap informasi yang disampaikan.
vi. Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap
laporan keuangan sudah tepat.
e) Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar,
pengevaluasian yang diharuskan dalam paragraf 12-13 juga harus mencakup apakah
laporan keuangan mencapai penyajian wajar.
f) Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan mengacu secara memadai pada,
atau menjelaskan, kerangka laporan keuangan yang berlaku.
F. Bentuk Opini
a) Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasi
b) Jika auditor:
i. Menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material.
ii. Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan
bahwa laporan keuangan scara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
material.
c) Jika pelaporan laporan keuangan sesuai dengan kerangka penyajian tidak mencapai
penyajian wajar maka auditor harus mendiskusikan dengan manajemen.
d) Dalam suatu kerangka kepatuhan auditor tidak harus mengevaluasi apakah laporan
keuangan mencapai penyajian wajar.

G. Laporan Auditor
a) Harus dalam bentuk tertulis.
b) Harus memiliki judul yang menunjukan laporan auditor independen.
c) Harus ditujukan kepihak yang diharuskan sesuai perikatan.
Opini Audit
d) Paragraph pendahuluan harus memiliki paragraph dengan judul opini:
i. Mengidentifikasi entitas laporan keuangan diaudit.
ii. Menyatakan pengauditan
iii. Mengidentifikasikan judul menjadi bagian laporan keuangan.
iv. Merujuk pada catatan atas laporan keuangan termasuk ikhtisar kebijakan akuntan
signifikan
v. Menyebutkan tanggal atau peridoe yang dicakup .
e) Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan kerangka penyajian wajar, opini auditor harus (kecuali jika diharuskan
lain oleh peraturan perundang-undangan) menggunakan frasa di bawah ini:
Menurut opini kami, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, ….. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Basis Opini
f) Laporan auditor harus mencakup suatu paragraf yang dicantumkan segera setelah
paragraf Opini, dengan judul "Basis Opini"
Kelangsungan Usaha
g) Jika relevan, auditor harus melaporkan berdasarkan ketentuan dalam SA 570
Hal audit Utama
h) Untuk audit atas satu set lengkap laporan keuangan emiten bertujuan umum, auditor
harus mengomunikasikan hal audit utama dalam laporan auditor
i) Jika relevan, auditor harus melaporkannya berdasarkan ketentuan dalam SA 720
Tanggung Jawab terhadap Laporan Keuangan
j) Laporan auditor harus mencakup suatu paragraf dengan judul "Tanggung Jawab
Manajemen terhadap Laporan Keuangan".
k) Paragraf dalam laporan auditor ini harus menjelaskan tanggung jawab manajemen
l) Paragraf dalam laporan auditor ini juga harus mengidentifikasi pihak yang bertanggung
jawab atas pengawasan proses pelaporan keuangan
m) Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, uraian
tentang tanggung jawab terhadap laporan keuangan dalam laporan auditor harus
mengacu pada "penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut".
Tanggungjawab auditor terhadap audit atas laporan keuangan
n) Laporan auditor harus mencakup suatu bagian judul tanggung jawab auditor.
o) Paragraf dalam laporan auditor ini harus:
i. Menyatakan tujuan auditor
ii. Menyatakan bahwa keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan tinggi
iii. Menyatakan bahwa kesalahan penyajian dapat disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan.
p) Paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan pada laporan
auditor harus menyatakan bahwa sebagai bagian dari suatu audit berdasarkan standar
audit, menguraikan tanggungjawab auditor, menguraikan lebih lanjut tanggungjawab
auditor dalam perikatan audit.
Tanggungjawab pelaporan lain
q) Pelaporan lain harus dinyatakan atas ketentuan hukum dan regulasi.
r) Penjelasan harus diberi judul pelaporan atas laporan keuangan.
s) Laporan auditor harus ditandatangani
t) Laporan auditor harus menyebutkan lokasi tempat auditor berpraktik
u) Tidak lebih awal daripada tanggal ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat mendasari opini auditor atas laporan keuangan.

H. Materi Penerapan dan Penjelasan Lain


Aspek Kualitatif Praktik Akuntansi Entitas
a) Manajemen membuat sejumlah pertimbahangan tentang angka-angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.
b) SA 260 berisi suatu pembahasan tentang aspek kualitatif praktik akuntansi.
c) SA 540 mengatur kemungkinan adanya pertimbangan manajemen yang bias dalam
membuat estimasi akuntansi.

I. Pengungkapan Pengaruh Transaksi dan Peristiwa Material terhadap Informasi yang


Disampaikan dalam Laporan Keuangan
Penyajian posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dalam suatu laporan keuangan
yang disusun berdasarkan suatu kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum merupakan
hal yang umum.
J. Bentuk Opini
Manajemen perlu mencantumkan pengungkapan tambahan dalam laporan keuangan
melebihi pengungkapan yang diharuskan kerangka pelaporan keuangan.

K. Laporan Auditor
a) Suatu laporan tertulis mencakup laporan-laporan yag diterbitkan dalam format kertas
dan elektronik.
b) Laporan auditor untuk audit yang dilakukan berdasarkan standar audit.
- Judul yang mengidentifikasikan bahwa laporan tersebut independen.
- Pihak yang dituju.
- Opini Auditor
- Uraian tentang laporan keuangan dan hal-hal yang disajikan
- Uraian tentang kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana
kerangka pelaporan keuangan tersebut memengaruhi opini auditor
- Basis Opini
- Ketentuan etika yang relevan
- Pertimbangan spesifik atas audit grup
- Hal Audit Utama
- Pertimbangan spesifik atas entitas sektor public
- Tanggung Jawab terhadap Laporan Keuangan
- Pengawasan proses pelaporan keuangan
- Tanggung jawab auditor terhadap audit atas laporan keuangan
- Tujuan auditor
- Uraian materialitas
- Tanggung jawab auditor terkait dengan SA 701 (2021)
- Tanggung Jawab Pelaporan Lain
- Nama Rekan Perikatan
- Tanda Tangan Auditor
- Tanggal Laporan Auditor
II. STANDAR AUDIT 701
Pengomunikasian Hal-Hal Audit Utama Dalam Laporan Auditor Independen

A. Ruang Lingkup
a) Tujuan mengomunikasikan masalah audit utama adalah untuk meningkatkan nilai
komunikatif laporan auditor.
b) Mengkomunikasikan masalah audit utama juga dapat membantu pengguna yang
dituju dalam memahami entitas dan area pertimbangan manajemen yang signifikan
dalam laporan keuangan yang diaudit.
c) Ini akan memberikan pengguna yang dituju dasar untuk terlibat lebih jauh dengan
manajemen dan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola tentang hal-hal
tertentu yang berkaitan dengan entitas.
d) Mengkomunikasikan masalah audit utama bukan:
i. pengganti pengungkapan dalam laporan keuangan
ii. pengganti untuk itu auditor mengungkapkan pendapat yang dimodifikasi
iii. pengganti untuk pelaporan di sesuai dengan SA 570
iv. opini terpisah tentang hal individual
e) SA 705 (Revisi) melarang auditor untuk mengomunikasikan masalah audit utama
ketika auditor menyangkal suatu opini atas laporan keuangan, kecuali pelaporan
tersebut diwajibkan oleh undang-undang atau peraturan.

B. Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

C. Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk menentukan hal-hal kunci audit dan, setelah membentuk
opini atas laporan keuangan, mengkomunikasikan hal-hal tersebut dengan
menjelaskannya dalam laporan auditor.

D. Definisi
- Hal audit utama: Hal-hal yang, menurut pertimbangan profesional auditor, adalah
yang paling signifikan dalam audit atas laporan keuangan periode kini. Masalah audit
utama dipilih dari hal-hal yang dikomunikasikan dengan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola.
- Emiten: Entitas yang efeknya terdaftar atau diperdagangkan pada suatu bursa efek
yang diakui atau dipasarkan menruut regulasi pada suatu bursa efek yang diakui atau
institusi setara lainnya.

E. Ketentuan
Menentukan Masalah Audit Utama
Dalam membuat keputusan ini, auditor harus mempertimbangkan hal berikut:
- Area dengan risiko kesalahan penyajian material yang dinilai lebih tinggi, atau risiko
signifikan yang teridentifikasi (SA 315).
- Pertimbangan auditor yang signifikan terkait dengan area dalam laporan keuangan
yang melibatkan pertimbangan signifikan, termasuk estimasi yang diidentifikasi
memiliki ketidakpastian estimasi yang tinggi.
- Peristiwa atau transaksi penting yang terjadi selama periode tersebut.

F. Mengkomunikasikan Hal Audit Utama


Auditor harus menguraikan setiap hal audit utama, menggunakan subjudul yang tepat,
pada paragraf terpisah dari laporan auditor dengan menggunakan judul "Hal Audit
Utama”.

G. Kondisi di mana Hal Audit Utama Tidak Dikomunikasikan:


Auditor harus menjelaskan setiap hal audit utama dalam laporan auditor kecuali:
a) Hukum atau peraturan melarang pengungkapan publik tentang masalah tersebut; atau
b) Dalam keadaan yang sangat jarang, auditor menentukan bahwa masalah tersebut
tidak boleh dikomunikasikan karena konsekuensi buruk dari hal tersebut akan lebih
besar daripada manfaat kepentingan publik.

H. Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Keloa


a) Hal-hal yang telah ditentukan auditor sebagai hal audit utama; atau
b) Jika relevan, tergantung pada fakta dan kondisi entitas dan audit, penentuan oleh
auditor bahwa tidak terdapat hal audit utama untuk dikomunikasikan dalam laporan
auditor.

I. Dokumentasi
Auditor harus mencantumkan dalam dokumentasi audit
a) Hal-hal yang memerlukan perhatian signifikan auditor
b) Jika relevan, alasan yang mendasari penentuan oleh auditor bahwa tidak terdapat hal
audit utama yang perlu dikomunikasikan dalam laporan auditor
c) Jika relevan, alasan yang mendasari penentuan oleh auditor untuk tidak
mengomunikasikan dalam laporan auditor suatu hal yang ditentukan sebagai hal
audit utama.
III. STANDAR AUDIT 705
Modifikasi Terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen

A. Ruang Lingkup dan Tipe Opini


SA ini menetapkan tiga jenis opini yang dimodifikasi, yaitu opini wajar, opini tidak wajar,
dan opini Opini Tidak Memberikan Pendapat.

B. Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

C. Tujuan
Untuk menyatakan dengan jelas suatu opini yang dimodifikasiyang diperlukan ketika:
a) Auditor menyimpulkan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, bahwa laporan
keaungan secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji material; atau
b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.

D. Definisi
a) Pervasif: Suatu istilah yang digunakan dalam konteks kesalahan penyajian untuk
menggambarkan dampak kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan. Dampak
yang pervasive terhadap laporan keuangan adalah dampak yang menurut
pertimbangan auditor:
- Tidak terbatas pada unsur, akun, atau pos spesifik laporan keuangan
- Ketika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang substansial
dari laporan keuangan; atau
- Dalam hubungannya dengan pengungkapan, bersifat fundamental bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan
b) Opini modifikasian: Suatu opini wajar dengan pengecualian, suatu opini tidak wajar,
atau suatu opini tidak menyatakan pendapat.

E. Penentuan Tipe Modifikasi terhadap Opini Auditor


Opini Wajar dengan Pengecualian:
- Auditor, setelah memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa
kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregat, adalah material,
tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan; atau
- Auditor tidak dapat memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari
opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika relevan, dapat
bersifat material, tetapi tidak pervasif.

Opini Tidak Wajar


- Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memeroleh bukti
audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara
individual maupun secara agregat, adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan.

Opini Tidak Menyatakan Pendapat


- Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memeroleh bukti audit
yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan
dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika relevan,
dapat bersifat material dan pervasif.
- Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat jarang yang
melibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa, meskipun telah
memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut, auditor
tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial
dari ketidakpastian tersebut dan kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut
terhadap laporan keuangan.

Sifat Hal Yang Pertimbangan Auditor Tentang Dampak Pervasif atau


Menimbulkan Modifikasi Kemungkinan Dampak pada Laporan keuangan

Material tapi Tidak


Material dan Pervasif
Pervasif

Laporan keuangan adalah


Pendapat wajar Pendapat tidak wajar
salah saji secara material

Ketidakmampuan untuk
Tidak memberikan
memperoleh bukti audit Pendapat wajar
pendapat
yang cukup dan tepat
IV. STANDAR AUDIT 706 (Revisi 2021)
Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain Dalam Laporan Auditor
Independen

A. Ruang Lingkup
Standar Audit ini mengatur tentang komunikasi tambahan dalam laporan auditor ketika
auditor menganggap perlu untuk menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada
suatu hal atau beberapa hal yang disajikan atau selain disajikan atau diungkapkan dalam
laporan keuangan yang sedemikian penting.

SA 570 (Revisi 2021) dan SA 720 (Revisi 2021) masing-masing menetapkan ketentuan
dan memberikan panduan mengenai komunikasi dalam laporan auditor berkaitan dengan
kelangsungan usaha dan informasi lain.

B. Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

C. Tujuan
Tujuan auditor, setelah merumuskan suatu opini atas laporan keuangan, adalah untuk
menarik perhatian pengguna laporan keuangan, ketika menurut pertimbangan auditor hal
tersebut perlu dilaksanakan, melalui komunikasi tambahan yang jelas dalam laporan
auditor

D. Definisi
i. Paragraf Penekanan Suatu Hal:
Suatu Paragraf yang termasuk dalam laporan auditor yang merujuk pada hal-hal yang
disajikan atau diungkapkan dengan tepat dalam laporan keauangan, yang menurut
pertimbangan auditor memiliki tingkat kepentingan yang fundamental bagi
pemahaman pengguna tentang laporan keuangan.

ii. Paragraf Hal Lain:


Suatu Paragraf yang termasuk dalam laporan auditor yang mengacu pada hal-hal
selain yang telah disajikan dalam laporan keuangan yang menurut pertimbangan
auditor relevan dengan pemahaman pengguna atas Audit, Tanggung Jawab Auditor,
atau Laporan Auditor.

E. Ketentuan
Paragraf Penekanan Suatu Hal
Auditor harus memasukkan paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor dengan
ketentuan:
a) Auditor tidak diharuskan untuk memodifikasi opini sebagai akibat dari masalah tersebut;
dan
b) Ketika SA 701 (2021) diterapkan, hal tersebut telah ditentukan bukan merupakan hal
audit utama yang akan dikomunikasikan dalam laporan auditor.

Ketika auditor mencantumkan suatu paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporannya, auditor
harus:
a) Mencantumkan paragraf tersebut sebagai paragraf terpisah dari laporan auditor dengan
menggunakan judul “Penekanan Suatu Hal”;
b) Mencantumkan dalam paragraf tersebut suatu pengacuan yang jelas tentang hal yang
ditekankan dan acuan pada catatan atas laporan keuangan yang relevan.
c) Mengindikasikan bahwa opini auditor tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal yang
ditekankan tersebut

Paragraf Hal Lain


Auditor harus memasukkan paragraf hal lain dalam laporan auditor, dengan judul “Hal Lain”
diberikan:
a) Ini tidak dilarang oleh hukum atau peraturan; dan
b) Ketika SA 701 diterapkan, hal tersebut belum ditentukan sebagai hal audit utama untuk
dikomunikasikan dalam laporan auditor.

Ketika auditor mencantumkan suatu paragraf Hal Lain dalam laporannya, auditor harus
mencantumkan paragraf tersebut dalam paragraf tersendiri dengan menggunakan judul “Hal
Lain”

Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola

Auditor harus mengomunikasikan ekspektasi tersebut beserta susunan kata-kata terkait dalam
laporan auditor kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata Kelola.
STANDAR AUDIT 710
Informasi Komparatif – Angka Korespondensi dan Laporan Keuangan Komparatif

Pendahuluan
 SA ini berkaitan dengan tanggung jawab Auditor tentang Informasi Komparatif dalam
audit LK.
 Sifat Informasi Komparatif yang disajikan bergantung pada kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku.
 Dua pendekatan:
1. Angka Korespondensi: Informasi Komparatif dimana jumlah atau
pengungkapan lain untuk periode lalu dimasukkan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari LK periode berjalan. Pendapat Auditor mengacu pada periode
berjalan saja, termasuk informasi komparatif.
2. LK Komparatif: Informasi Komparatif dimana jumlah dan pengungkapan lain
untuk periode lalu dimasukkan untuk perbandingan dengan LK periode berjalan
tetapi jika diaudit, maka mengacu pada pendapat Auditor.
Prosedur Audit
 Auditor harus menentukan apakah LK menyertakan informasi komparatif seperti yang
disyaratkan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
 Auditor harus mengevaluasi apakah:
1. Informasi komparatif sesuai dengan jumlah atau pengungkapan pada periode
sebelumnya.
2. Kebijakan akuntansi diikuti secara konsisten.
 Jika auditor menyadari kemungkinan salah saji material dalam informasi komparatif,
auditor harus melakukan prosedur tambahan yang sesuai.
 Auditor harus meminta representasi tertulis untuk semua periode.
Pelaporan
Angka Korespondensi:
 Auditor tidak boleh mengacu pada angka yang sesuai.
 Jika laporan audit sebelumnya diubah & masalah tidak terselesaikan:
1. LK Tahun Berjalan Dimodifikasi untuk keduanya, jika memengaruhi angka tahun
berjalan.
2. Jika TIDAK mempengaruhi angka tahun berjalan, maka LK tahun berjalan juga
dimodifikasi dengan memperhatikan angka yang sesuai.
 Kesalahan penyajian material dalam LK periode lalu di mana opini yang tidak
dimodifikasi diberikan, auditor harus memverifikasi apakah salah saji tersebut telah
ditangani & jika TIDAK, LK tahun berjalan harus dimodifikasi dengan angka yang
sesuai.
LK Komparatif:
 Pendapat auditor harus mengacu pada setiap periode yang dilaporkan.
 Ketika melaporkan LK periode lalu, jika opini auditor atas LK periode lalu tersebut
berbeda dengan opini auditor sebelumnya, auditor harus mengungkapkan alasannya
dalam paragraf Hal Lain.
Umum:
LK periode sebelumnya diaudit oleh auditor pendahulu: Sebutkan dalam Paragraf Hal Lain
bahwa mereka diaudit oleh auditor lain, jenis opini yang dikemukakan dan tanggal laporan
tersebut.
LK periode sebelumnya TIDAK diaudit: Negara sama di Paragraf Hal Lain.

Anda mungkin juga menyukai